BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini survei deskriptif dengan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu pengumpul data.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan rasio antara laki-laki dan perempuan berkisar 2:1 hingga 4:1.

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan para tenaga kerjanya (Siswanto, 2001). penting. Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2003

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. langsung maupun tidak langsung. Interaksi antara sinar X dengan sel akan terjadi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID. termasuk untuk penyakit kanker kepala dan leher seperti karsinoma tiroid.

BAB 1 PENDAHULUAN 3,4

GAMBARAN HITUNG JENIS LEKOSIT PADA RADIOGRAFER DI PERUSAHAAN X SURABAYA TAHUN 2012 Laily Hidayati Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keparahannya berbanding lurus dengan dosis dan memiliki ambang batas. Jika

Bab 2. Nilai Batas Dosis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PROTEKSI RADIASI PADA PEKERJA BIDANG RADIOLOGI DAN PENERAPANNYA DI RSUD TARUTUNG TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan untuk memberikan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Congrat Roentgen tahun 1895 dan unsur Radium oleh Fierre dan Marie Curie, 3

LEMBAR PENGESAHAN. No. Dok : Tanggal : Revisi : Halaman 1 dari 24

BAB III Efek Radiasi Terhadap Manusia

BAB I PENDAHULUAN. gigi, mulut, kesehatan umum, fungsi pengunyahan, dan estetik wajah.1 Tujuan

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tindakan tertentu, maupun terapetik. Di antara prosedur-prosedur tersebut, ada

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia karena terpapari sinar-x dan gamma segera teramati. beberapa saat setelah penemuan kedua jenis radiasi tersebut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemeriksaan Computed Tomography (CT scan) merupakan salah salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sangat di pengaruhi oleh upaya pembangunan dan kondisi lingkungan

RONTGEN Rontgen sinar X

BAB I PENDAHULUAN. tepat menghasilkan kualitas gambar intraoral yang dapat dijadikan untuk. sebelumnya (Farman & Kolsom, 2014).

BAB IV. EFEK BIOLOGI

BAB 2 RADIOGRAFI PANORAMIK. secara umum di kedokteran gigi untuk mendapatkan gambaran utuh dari keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. berlebihan khususnya yang lama dan berkelanjutan dengan dosis relatif kecil

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 2 TUMOR. semua jaringan tubuh manusia pada berbagai keadaan sel untuk berkembang biak.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Data Responden. I. Mohon diisi dengan huruf cetak Umur: Lama bekerja:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 2006). Kanker leher kepala telah tercatat sebanyak 10% dari kanker ganas di

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknik radiografi yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi ada dua yaitu teknik intraoral dan ekstraoral.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

RADIASI PENGION DAN PENGARUHNYA TERHADAP RONGGA MULUT

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker kepala dan leher merupakan salah satu tumor ganas yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker adalah penyakit keganasan yang ditandai dengan pembelahan sel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pada kesehatan umum dan kualitas hidup (WHO, 2012). Kesehatan gigi dan mulut

Kanker Darah Pada Anak Wednesday, 06 November :54

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

OSTEOSARCOMA PADA RAHANG

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering

BAB. I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Penelitian. bersinggungan dengan sinar gamma. Sinar-X (Roentgen) mempunyai kemampuan

Penyakit Leukimia TUGAS 1. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Browsing Informasi Ilmiah. Editor : LUPIYANAH G1C D4 ANALIS KESEHATAN

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Panduan Pasien: Terapi Radiasi Selektif Internal (SIRT) untuk tumor hati menggunakan mikrosfer SIR-Spheres

LAMPIRAN. : Penghilangan dengan jalan pembedahan jaringan atau organ. : Suatu kelenjar yang sejenis dengan amandel yang

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR FORMULIR PERMOHONAN SURAT IZIN BEKERJA PETUGAS TERTENTU

Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional P2STPFRZR BAPETEN

Supriyadi Dental Radiology Departement

BAB I. dalam kehidupan sehari-hari. Kesehatan pada dasarnya ditunjukan untuk. untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Penyakit gigi dan mulut

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

BAB 6 PEMBAHASAN. tahun, usia termuda 18 tahun dan tertua 68 tahun. Hasil ini sesuai dengan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kanker yang sering terjadi pada anak adalah leukemia, mencapai

DAFTAR KELENGKAPAN DOKUMEN YANG HARUS DILAMPIRKAN

PENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Novita Rosyida

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Pengenalan perangkat lunak untuk survei data dosis pasien dalam rangka penyusunan Indonesia Diagnostic Reference Level (I-DRL) P2STPFRZR BAPETEN 2015

I. PENGANTAR. A. Latar Belakang Permasalahan. sinar X dalam bidang medis, yang dalam pelaksanaannya berkaitan dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Standard Operating Procedure PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI (RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Maturitas adalah proses pematangan yang dihasilkan oleh pertumbuhan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama usia reproduktif.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGUKURAN DOSIS RADIASI PADA PASIEN PEMERIKSAAN PANORAMIK. Abdul Rahayuddin H INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Dasar Proteksi Radiasi

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Radiografi Radiografi adalah alat yang digunakan dalam diagnosis danpengobatan penyakit baik penyakit umum maupun penyakit mulut tertentu. Meskipundosis radiasi dalamradiografi rendah, bila memungkinkan paparan radiasi harus diminimalkan. Dokter Gigiharus mempertimbangkan manfaat dari radiografi dental terhadap meningkatnya konsekuensi paparan radiasi terhadap pasien, efek dariyang terakumulasi dari beberapasumber dari waktu ke waktu.harus mengikuti prinsip-prinsip untuk meminimalkan paparan radiasi. 2 Pada era maju sekarang ini, umumnya layanan radiologi telah dikelompokkan menjadi dua prosedur, yaitu radiologi diagnostic dan intervensional. Radiologi diagnostik adalah cabang ilmu radiologi yang berhubungan dengan penggunaan pesawat sinar-x untuk prosedur diagnosis, sedangkan radiologi intervensional adalah cabang ilmu radiologi yang berhubungan dengan penggunaan pesawat sinar-x untuk memandu prosedur perkutaneus seperti pelaksanaan biobsi, pengeluaran cairan, pemasukan kateter, atau pelebaran terhadap saluran atau pembuluh darah yang menyempit. 3 2.2 Radiografi Dental 2.2.1 Definisi Radiografi Dental Radiografi dental adalah alat yang membantu dalam diagnosa dan rencana pengobatan penyakitmulut seperti karies, periodontal penyakit dan patologi oral.radiologi ini merupakan langkah awal pendeteksi keparahan penyakit.dalam tindakan perawatan gigi sangat baik jika dilakukan radiologi dental sebagai penunjang dari pemeriksaan klinis sehingga tahapan atau langkah dalam pengobatan bisa sebaik mungkin. 4,7 Dibidang kedokteran gigi, pemeriksaan radiografi mempunyai peranan yang sangat penting.hampir semua perawatan gigi dan mulut membutuhkan data dukungan pemeriksaan radiografi agar perawatan yang dilakukan mencapai hasil yang optimal. 5 2.2.2 Klasifikasi Radiografi Dental

Radiografi di kedokteran gigi ada 2 macam yaitu : 1. Radiografi intra oral (film dalam mulut) Adalah radiografi yang memperlihatkan gigi dan struktur di sekitarnya.pemeriksaan intra oral adalah pokok dari dental radiografi. 6,4,7,10 Tipe radiografi intar oral : a. Periapikal radiografi Pemeriksaan radiografi periapikal merupakan teknik pemeriksaan radiografi yang paling rutin dikerjakan di kedokteran gigi.pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa gigi (crown dan root) serta jaringan sekitarnya. Teknik yang digunakan adalah paralleling dan bisecting. 2,4,7 Teknik bisecting dianggap lebih mudah dan praktis dalam pelaksanaannya dibandingkan dengan teknik paralleling(kesejajaran). Pada teknik ini penempatan film adalah sedekat mungkin dengan gigi, sumbu panjang gigi membentuk sudut terhadap film.arah sinar adalah tegak lurus pada bidang bagian yang dibentuk oleh sumbu panjang gigi dan sumbu film. 4,7 Keuntungan teknik bisecting : Teknik ini dapat digunakan tanpa film holder Kerugian teknik bisecting : 1. Distorsi mudah terjadi 2. Masalah angulasi (banyak angulasi yang harus diperhatikan) Keuntungan teknik paralleling : 1. Tanpa distorsi 2. Gambar yang dihasilkan sangat representative dengan gigi sesungguhnya 3. Mudah dipelajari dan digunakan 4. Mempunyai validitas yang tinggi Kerugian teknik paralleling : 1. Sulit meletakkan film holder, terutama anak-anak dan pasien yang mempunyai mulut yang kecil 2. Pemakaian film holder mengenai jaringan sekitar sehingga mengurangi kenyamanan. b. Interproksimal radiografi Bertujuan untuk memeriksa crown, crest tulang alveolar di maksila dan mandibula dalam satu film.film yang dipakai adalah film khusus. 4 c. Oklusal radiografi

Bertujuan untuk melihat area yang lebih luas lagi yaitu maksila atau mandibula dalam satu film.film yang digunakan adalah film khusus. 4 2. Radiografi ekstra oral ( film di luar mulut) Merupakan pemeriksaan radiografi yang lebih luas dari kepala dan rahang.film berada diluar mulut. 4,9 Tipe radiografi ekstra oral : a. Panoramik b. Lateral jaw c. Lateral cephalometric d. Postero-anterior e. Submentovertec, waters f. dll 2.2.3 Kegunaan Radiologi Dental Radiografi sangat penting bagi dokter gigi untuk: 1. Diagnosa 2. Perencanaan pengobatan 3. Evaluasi terhadap perawatan yang dilakukan Integral dari radiografi adalah pasien terpaparan sinar-x berpotensi menyebabkan kerusakan jaringan. Tidak ada paparan sinar-x dapat dianggapsepenuhnya bebas dari risiko,sehingga penggunaan radiasi oleh dokter gigi dengantanggung jawab untuk memastikanperlindungan yang tepat terhadap pasien. 8 Sellulose acetate (film base) yang dilapisi dengan emulsi dari silver halide (biasanya silver bromide).emulsi ini sensitive terhadap x-ray, cahaya dan listrik statis.sensitivitas adalah gambaran tentang berapa banyak radiasi pada periode waktu (dibutuhkan) untuk menghasilkan gambar pada film. Dengan demikian makin sensitive film akan membutuhkan sedikit mas. Zaman sekarang tidak ada lagi film yang dibuat dalam bentuk slow speed. 7,16 2.2.4 Bahaya Radiasi Seorang dokter gigi harus mempersiapkan atau mempertimbangkan keuntungan radiasi dan kemungkinan bahaya yang mempengaruhi pasien. 8 Walaupun energi yang ditumpuk sinar radioaktif pada mahluk hidup relatif kecil tetapi dapat menimbulkan pengaruh yang serius. Pengaruh radiasi pada manusia atau mahluk hidup juga bergantung pada waktu paparan.

Suatu dosis yang diterima pada sekali paparan akan lebih berbahaya daripada bila dosis yang sama diterima pada waktu yang lebih lama.orang yang tinggal disekitar instalasi nuklir juga mendapat radiasi lebih banyak, tetapi masih dalam batas aman. batas dosis radiasi 7 : Table 1. Batasan dosis yang berdasarkan ionizing radiations regulation (IRR) 1999 Batas dosis lama Batas dosis baru (IRR 99) Kelompok kerja 50 msv 20 msv Bukan pekerja 15 msv 6 msv Masyarakat umum 5 msv 1 msv Tabel 2. Dosis efektif pada pemeriksaan rutin gigi Jenis foto Dosis efektif (msv) Skull/kepala/posteroanterior 0,03 Lateral 0,01 Bitewing/periapikal 0,001-0,008 Oklusal 0,008 Panoramic 0,004-0,03 Lateral sefalometri 0,002-0,003 CT mandibula 0,36-1,2 CT maksila 0,1-3,3 Tabel 3. Dosis radiasi pada tubuh yang menimbulkan efek akut Dosis (Sv) Efek pada tubuh 0,25-0,25-1,0 Menurunkan kadar sel darah putih 1-2 Muntah dalam 3 jam, kelelahan, kehilangan nafsu makan, perubahan darah (pemulihan dalam beberapa minggu) 2-6 Muntah dalam 2 jam, perubahan darah yang parah, kerontokan rambut dalam 2 minggu, pemulihan dalam 1 bulan sampai satu tahun untuk 70% 6-10 Muntah dalam 1 jam, kerusakan lambung, perubahan darah yang parah. Kematian

dalam 2 minggu untuk 80-100% >10 Kerusakan otak, koma, kematian Adapun berbagai efek dari radiografi adalah sebagai berikut : 1 Efek non stokastik (Deterministik) Efek non stokastik adalah dimana tingkat keparahan akibat radiasi tergantung pada dosis yang diterima oleh sebab itu diperlukan suatu nilai ambang.contohnya adalah Erythema, kerontokan rambut, pembentukan katarak dan berkurangnya kesuburan. 7,9 - Efek terhadap struktur intraseluler Efek radiasi pada struktur intraseluler menyebabkan adanya perubahan dalam sel makromolekul. Meskipun perubahan molekul awal diproduksi dalam sepersekian detik setelahterkena, perubahan sel yang dihasilkan dari paparan memerlukan waktu minimaluntukmenjadi berubah. Perubahan ini awalnya sebagai manifestasi perubahan struktural danfungsional dalam organel sel. Perubahan ini dapat menyebabkan kematian sel. 7,9,11 - Efek terhadap nucleus Berbagai macam data radiobiologic menunjukkan bahwa inti lebih radiosensitive (dalam halmematikan). Molekul yang sensitif dalaminti adalah DNA yang ada dalam kromosom. 10,6,11 - Penyimpangan kromosom Tingkat kerusakan tergantung dengan kelangsungan keadaan sel. Penyimpangan kromosom dapat dilihat dalam sel iradiasi pada saat mitosis ketika DNA mengembun membentuk kromosom.jenis kerusakan yang dapat dilihat tergantung pada stadium sel dalam siklus sel pada saatiradiasi.kelainan kromosom telah terdeteksi dalam limfosit darah perifer. Kelaian ini dapat terlihat dalam pada pemeriksaan medis. 10,6,11 - Efek pada jaringan dan organ Radiosensitivity pada jaringan atau organ tubuh diukur dengan adanya respon terhadap radiasi.kehilangan moderat sel tidak mempengaruhi fungsi organ tubuh. Namun, dengan hilangnyasejumlah besar sel semua organisme terpengaruh sehingga dapat dilihat. Tingkat keparahanperubahan ini tergantung pada dosis radiasi yang diberikan. 6,11 a. Efek jangka pendek

Efek jangka pendek dari radiasi pada jaringan (efek terlihat pada hari-hari pertama atau minggu setelah paparan) terutama oleh sensitivitas sel parenkimnya. Pengaruh iradiasi pada jaringan tersebut menjadi lebih cepat terlihat. Jaringan terdiri dari sel-sel yang jarang atau tidak pernah membagi menunjukkan sedikit atau tidak ada radiasi hipoplasia dalam jangka pendek. 11,6 b. Efek jangka panjang Efek jangka panjang dari radiasi pada jaringan dan organ (terlihat setelah paparan) adalah hilangnya sel parenkim dan penggantian dengan jaringan ikat fibrosa. Perubahan ini disebabkan oleh kematian reproduksi sel dan replikasi oleh kerusakan pada pembuluh darah halus. Kerusakan kapiler menyebabkan penyempitan dan obliterasi akhirnya lumen pembuluh darah. Ini merusak pengangkutan produksi oksigen, nutrisi, dan limbah dan mengakibatkan kematian dari semua jenis sel tergantung pada pasokan pembuluh darah. 11,6 2. Efek stokastik Efek stokastik terjadinya suatu efek karena fungsi dan dosis radiasi yang diterima oleh seseorang tanpa suatu nilai ambang yang termasuk dalam kelompok ini kanker. 8,12 Efek stokastik akibat dari perubahan sel-sel individual subletal dalam DNA. Konsekuensi yang paling penting dari kerusakan tersebut adalah karsinogenesis. Efek yang ditimbulkan meskipun sangat kecil kemungkinannya juga dapat terjadi. - Karsinogenesis Radiasi menyebabkan kanker dengan mengubah DNA. Mekanisme yang paling mungkin adalah radiasi mutasi gen. tindakan radiasi sebagai promotor, merangsang sel untuk berkembang biak sehingga mengubah sel premaligna menjadi lebih ganas. Mutasi gen mungkin juga melibatkan hilangnya fungsi dalam kasus gen supresor tumor. Data tentang radiasi kanker terutama berasal dari populasi orang yang telah terkena radiasi tingkat tinggi, namun, pada prinsipnya, bahkan dosis rendah radiasi dapat memulai pembentukan kanker dalam satu sel. 11,6 - Leukemia Insiden leukemia (selain leukemia lumphocytic kronis) meningkat setelah terpapar radiasi pada sumsum tulang. Bagi individu yang terpapar di bawah usia 30 tahun, risiko untuk pengembangan leukemia setelah sekitar 30 tahun. Bagi individu terpapar sebagai orang dewasa, risiko tetap ada sepanjang hidup. Leukemia muncul lebih cepat dari kankerkarena semakin tingginya tingkat pembelahan sel dan diferensiasi sel-sel induk hematopoietik

dibandingkan dengan jaringan lain. Orang yang lebih muda dari 20 tahun lebih berisiko daripada orang dewasa. 11,6 - Kanker tiroid Insiden karsinoma tiroid (muncul dari epitel folikular) meningkat pada manusia setelah terpapar. Hanya sekitar 10% atau kurang dari individu yeng terkena kanker dapat menyebabkan kematian. 11,6 - Kanker esophangeal Data yang berkaitan dengan kanker esophangeal relatif jarang. Kanker ini banyak ditemukan di Jepang pada mereka yang selamat dari bom atom dan penderita diobati dengan radiasi x untuk ankylosing spondylitis. 11,6 - Kanker kelenjar ludah Insiden tumor kelenjar saliva meningkat pada pasien yang melakukan terapi radiasi untuk penyakit kepala dan leher. resiko yang tertinggi pada penderita yang melakukan terapi radiasi sebelum usia 20 tahun. 11,6 Radiasi dapat menghentikan pertumbuhan sel dalam jumlah besaratau kerusakan subletal pada sel-sel individu yang menghasilkan pembentukan sel kanker. 7 Efek deterministic dengan efek stokastik dapat dibedakan dengan melihat tabel berikut : Tabel 1. Perbedaan Efek Stokastik dengan non stokastik Efek deterministic Efek stokastik Contoh Mucositis akibatterapiradiasi di Radiasi dapat menyebabkan rongga mulut kanker radiasidapat membentukkatarak Menyebabkan Kematian sel Merusak DNA Batas dosis ambang Ya, Membunuh sel yang cukup Tidak, bahkan satufoton di perlukan sehingga dapatmenyebabkan menyebabkan respon klinis perubahanpada DNAyang memicu kanker Efek klinis dan dosis efek klinissebanding efek klinistidak tergantungdosis. dengandosis. tidak ada respon;individu semakin besar dosis maka memilikiefek baik atautidak besarefeknya Kemungkinan memiliki efek semua individumenunjukkan frekuensiefeksebanding dan dosis efekketikadosisdi atas ambang dengandosis.semakin besar

dosissemakin besarefek yang ditimbulkan. 2.2.5 Proteksi Terhadap Radiasi Untuk menurunkan dosis serap terhadap pasien dan paparan terhadap personil, prinsip proteksi radiasi meliputi waktu, jarak dan perisai radiasi harus diterapkan dengan benar. Paparan radiasi secara langsung dihubungkan dengan waktu paparan sehingga dengan mengurangi waktu paparan separuhnya maka mengurangi dosis separuhnya.oleh karena berkas sinar-x berbeda setelah melalui bahan, maka intensitas radiasi berkurang. Memantau semua personil dan menggunakan semua peralatan protektif diharuskan untuk menurunkan paparan terhadap kepala dan leher dalam prosedur radiologi intervensional. Adapun peralatan protektif sebagai perisai radiasi yang diperlukan untuk radiologi intervensional meliputi : apron, kaca mata,perisai gonad, perisai tiroid, dan sarung tangan. 12,3,17 Metode yang paling populer pemantauan radiasi adalah film badge sebab alat tersebut sangat praktis dan ekonomis. Biasanya, setiap orang menggunakan satu film badge dibawah apron dan yang lain pada bagian leher baju yang berada di luar apron tersebut. Apabila hanya satu film badge yang tersedia maka dapat digunakan pada lokasi yang lain asalkan semua pihak melakukan hal yang sama dan menjadi suatu kesepakatan. Petugas proteksi radiasi (PPR) harus diberitahu kesepakatan penggunaan film badge tersebut sehingga laporan paparan radiasi dapat diinterpretasikan secara benar. Pilihan lokasi tersebut bergantung pada apakah paparan tersebut maksimum atau paparan seluruh tubuh lebih penting. 12,3,17