Mahesa Bayu Suryosubroto hlm 1 Sekutu Lencana Vietnam Penerbit
hlm 2 Wartawan dengan Tinta bab 1 Bajuku sedang lusuh, aku di kantor redaksi menanti hari yang hampir berakhir, jam kerja hampir selesai, namun kepala redaksi sedang akan mengundang kami? Aku dan Heru, untuk menghadap! kira, kira ada apa iya? Mengapa aku di undang untuk menghadap, tidak biasanya ia, kepala redaksi, mengundang untuk bertemu dengan diriku ataupun Heru. Baju lesuku sungguh sedang tidak sedap, sabun pencuci pakaian pun, karena akhir bulan sudah hampir tidak mungkin untuk di beli. Sungguh karena rasa lesu pakaian ini badanku merasa jadi tidak enak waduh kenapa rasanya sesak iya?
Sungguh aku sedang membayangkan bisa berlibur ke tempat, yang sejuk, seperti puncak atau mungkin pergi ke Bandung, sekalian berkunjung ke tempat saudara. Aku membayangkan untuk meminta izin kepada kakakku untuk menginap sekaligus sekarang aku merencanakan untuk mengambil cuti dalam waktu dekat ini untuk menikmati aktivitas favoritku. Aku sangat senang dengan daerah yang sejuk karena, ketika saat dingin udara kuanggap cocok untuk menggambar di tempat. Tempat seperti kebun binatang di Bandung, sudah menjadi favoritku untuk menggambar dengan tinta. Aku memiliki tinta pena yang bisa kugunakan untuk menggambar. Aku suka menggambar karena menghilangkan stres, atau menghilangkan beban pikiran. Tapi apakah itu hanya sekedar dugaanku? Ketika menghilangkan stres baru saja terlintas terpikir rencana untuk berlibur, dan di kantor saat ini tulisan surat kabar telah kulampirkan di kertas untuk di ketik pun pekerjaan telah selesai. hlm 3
Anehnya tiba, tiba aku haus, padahal sebentar lagi di panggil, tapi itu mungkin dugaku? Sesaat melihat Heru pun belum tiba di kantor lagi. Aku pergi ke Kantin dulu ah! hlm 4 Karena haus aku tidak peduli bila kepala Redaksi mencariku, karena lagi pula Heru juga sedang tugas di luar dengan wartawan lain mengambil berita, mengetahui pada kesimpulannya menunggu dugaku membayangkan, bila terlambat setidaknya aku bisa beralasan, baru tiba karena, ada berita di luar, tapi aku ke kantin. Ibu, minta kopi satu, buat saya Aku datang ke kantin meminta untuk di bikinkan kopi. Selintas baju lesuhku membuatku berkompromi ragu, namun untuk kopi dan sebatang rokok, ialah hal mematikan harga kompromi. Aku tahu sekarang aku sedang menikmati waktu, meminum kopiku serupa artinya aku merasa menghentikan waktu..., selalu dalam benak pikiranku, dalam pustaka akalku
melihat meminum segelas kopi mengingatkan diriku pada waktu masa, laluku. segelas artinya ialah kebebasan dan kemegahan dalam hidup. Bagaimana kopi dengan masa laluku, karena aku teringat saat, saat penting, seketika waktu pertama jatuh hati, suka pada kopi, dan itu ialah ketika masa, masa ketika dulu. Mengingat saat ayahku menawarkannya padaku kopinya, ketika aku sedang suka belajar. Aku sedang mengopi dan tidak boleh lama, lama di sini, di kantin aku tidak boleh terlalu, lama. Aku tidak boleh di dahului oleh Heru, untuk bertemu kepala redaksi, aku juga tidak boleh terlambat, sementara itu artinya segelas ini akan kutinggalkan walaupun belum habis, itu dugaku? Saat aku menduga, agar bertemu Heru sebelum kepala Redaksi. Karena tidak punya uang,ibu, aku mau mengutang dulu, nanti di bayar setelah uang bulanan kudapatkan, besok. hlm 5
Dugaku benar, dan kembali diriku senang menduga, aku akan bertemu Heru yang sedang akan masuk lift, bersama Putri. Dari mana? tanyaku pada Heru dan Putri, sambil mensela masuk ke dalam lift yang masih terbuka. hlm 6 Dari, Dinas Kesehatan menanyakan Agenda kinerja mereka? tanyaku di perpedulikan oleh Putri. Kemudian tanpa di tanya kembali olehku Putri, Ia menjelaskan agenda pengadaan susu untuk rumah sakit yang terlambat di stok, dari pengadaan di pemerintah dan itulah berita. 0o0 Di Balik Lampiran Proposal bab 3 aku baru saja keluar dari rapat, dan setelah ini kembali ke ruanganku untuk bertemu dengan
Toni dan Heru, tapi sebelumnya aku akan sela waktu untuk memesan makanan dan kopi, serta membeli rokok di kantin untuk agar Toni dan Heru merasa nyaman. Kiranya apakah mereka akan berkompromi menerima tawaranku untuk pergi tugas di luar Indonesia, aku masih ragu, ketika menduganya? Hari sudah sore, dan aku menahan Heru dan Toni untuk bertemu denganku, mereka aku undang untuk menemuiku setelah rapat, dan seketika rapat kami atau mereka pemilik media masa gabungan, dan pihak terkait pemerintah yang mengundang dari pihak KBRI di wakilkan TNI. Rapat telah mempersiapkan topik?! Diantara mereka yang telah kami maksudkan dalam rapat dan setuju untuk mengirim wartawan dalam masa akhir perang Vietnam. Kerja sama antara negara, Vietnam dan Indonesia untuk ketika mereka akan berniat tugas, Toni dan Heru. hlm 7
Vietnam, akan di hadapkan kerja sama masa keberuntungan yang baru untuk berevolusi status sosialnya!? Masyarakat mereka akan membentuk, membangun, infrastruktur di Vietnam dugaku? hlm 8 Aku memberikan tugas tersendiri yang berbeda dari yang telah di harapkan setelah masa perang Vietnam berakhir, kepada Heru dan Toni, selain mendokumentasikan perkembangan KBRI untuk Vietnam, sekaligus ikut meliput masa, masa akhir dari perang, dalam wadah mengamati negara yang akan berkembang atau berevolusi status sosialnya. Sampai di lain tempat, bunyi pintu lift akan terbuka, aku di lantai tempat kerja redaksi surat kabar, dan diantara karyawan rekan wartawan, Toni kulihat ada di bangkunya, dan mungkin aku akan minta tolong kepada putri untuk memanggilkan Heru. Sesaat mereka melihat kehadapanku masuk ruangan, setelah keluar dari lift, aku bergegas berjalan ke ruang kerjaku dan menyahut tanya
panggil kepada Toni, Toni mana Heru? ucapku, bertanya padanya di jawab. Toni yang merasa terpanggil mendengar dan menyahut Dalam ruang kamar gelap, sedang kerja. Toni menjelaskan. hlm 9 Dan dengan singkat waktu aku menyahut kembali Putri, tolong saya! Panggilkan Heru di ruang kamar gelap untuk menghadap saya, di kantor. mintaku pada rekan wartawan putri Sampai depan pintu kantor aku membukakan pintu untuk Toni yang telah pergi datang kesampingku, di hadapan pintu ruang kantor, aku mempersilakannya masuk dan duduk. Sementara waktu Toni telah duduk mengikuti saran komentar ramahku, aku juga telah ikut duduk, sambil menyiapkan berkas dokumen itu di meja kerja. Dengan berkas dokumen yang keluar dari Tas koper. Sambil menunggu Heru tiba aku juga masih menanti jamuan yang telah di beli,
untuk mereka dari kantin yang akan di bawa oleh Ibu Wati pemilik Kantin. Heru belum tiba namun diriku sudah khawatir bila mereka akan menolak tawaran, bahkan apa kemudian jadinya rencana Rapat? Bila mereka menjawab tawaran tidak sesuai dengan keputusan yang telah di ajukan, sesaat sebentar lagi. hlm 10 Kesalahanku tidak mengingatkan mereka jauh, jauh hari tentang tawaran keputusan, sebelum,pengajuan nama. Tapi pada kesepakatan nama subjek yaitu, mereka telah masuk proposal pengajuan, untuk telah harus sepakat mengajukan tawaran kepada Toni dan Heru mungkin ini kesalahanku, ketika membuat proposal, tapi di lain waktu, bila isu serupa sebagai tugasku harus membuat tugas pekerjaan yang sama lagi, diriku harus menyikapi rasa simpatik dan bila ada hal serupa diriku telah berpengalaman, kiranya.