BAB II KAJIAN TEORI. keunggulan dalam pekerjaan atau situasi tertentu. 9 Sedangkan menurut

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI UKG Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual

EDISI : 5. KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU. Modul : Kompetensi Pedagogik Guru Soal-soal tentang Kompetensi Guru

Aspek dan Indikator Kompetensi Pedagogik Guru

KOMPETENSI DAN INDIKATOR DALAM PENILAIAN KINERJA GURU BAGI GURU MATA PELAJARAN/GURU KELAS

Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya,

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik 2 dari 14

KISI UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN PARIWISATA

Format 1: Evaluasi Diri Guru untuk Rencana Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (diisi oleh Guru)

INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KERJA PENGAWAS PENDIDIKAN ISLAM DI SEKOLAH KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN DAN EVALUASI PENILAIAN KINERJA GURU KELAS / GURU MATA PELAJARAN. NIP/Nomor Seri Karpeg. Pangkat /Golongan Ruang Terhitung Mulai Tanggal

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Orientasi utama dari evaluasi konteks adalah:

Kompetensi Dasar Indikator Esensial

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENGELOLAAN PROSES DI SD NEGERI 10 MANDONGA JURNAL PENELITIAN OLEH: DEWI HERNIA NENGSIH G2G

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PK GURU KELAS/MATA PELAJARAN

Sebelum Pengamatan. Selama Pengamatan. Setelah Pengamatan

1. Menguasai karakteristik peserta didik. Pengamatan & Pemantauan. 2. Menguasasi teori belajar dan prinsip- prinsip pembelajaran yang Pengamatan

BAB I PENDAHULUAN. diri sendiri dan realita atau kenyataan dari diri sendiri. pengajaran yang menarik dan interaktif, disiplin, jujur dan konsisten.

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

KISI-KISI UJI KOMPETENSI AWAL SERGUR 2012

BAB III METODE PENELITIAN. model CIPP. Komponen evaluasi yang digunakan adalah sebagai berikut:

LAMPIRAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU MATA PELAJARAN / KELAS PERMENNEGPAN dan RB No:16/2009 Dipersembahkan oleh: St. Rudi Muryanta, S.

KISI-KISI UJI KOMPETENSI GURU ( UKG ) tentang karakteristik peserta peserta didik dalam setiap. Distribusi Tenaga Listrik

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan

ATASAN PEJABAT PENILAI

PROFIL KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK ANAK USIA DINI. Indra Zultiar Dosen Pendidikan Guru PAUD FKIP UMMI

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB II KAJIAN TEORI. dalam cara tertentu terhadap situasi tertentu. 11 W.S Winkel. kesiapan adalah prasyarat untuk belajar berikutnya.

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap

INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI GURU MI*) (SEBELUM UJI VARLIDITAS DAN RELIABILITAS)

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 2 PERANGKAT PKG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN No. 85 Kota Tengah yang akan dijelaskan sebagai berikut.

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kompetensi 1 : Mengenal karakteristik peserta didik. : Horale Tua Simanullang, S.Pd

Kompetensi 1 : Mengenal karakteristik peserta didik Jenis dan cara penilaian : Kompetensi Pedagogik (Pengamatan dan Pemantauan)

Paket 1. Pengamatan terhadap guru SD Islam Al-Azhar Cianjur. Kompetensi yang dinilai: Kompetensi 1 dan 5

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

KOMPETENSI PEDAGOGIK MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FTK UIN AR-RANIRY

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. martabat manusia, karena dari proses pendidikan itu

JURNAL. Profil Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Calon Guru Matematika UN PGRI Kediri

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

KEMAMPUAN GURU MI MENGINTEGRASIKAN SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS KURIKULUM 2013 PADA MIN MITRA FTK UIN AR-RANIRY

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Instrumen Penilaian Kinerja Guru

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepita Ferazona, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik.

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan membekali manusia akan ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah kurikulum, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan teknis dalam bidang pendidikan. Salah satu unsur tenaga

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

Implementasi Pengelolaan dan Sistem Perkuliahan di IAIN SU untuk Menciptakan Mahasiswa yang Bertaqwa, Intelektual, dan Profesional

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memerlukan berbagai macam pengetahuan dan nilai. Terkait

ANALISIS KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 SOPAI KABUPATEN TORAJA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan selalu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. pengertian. Tesis ini berjudul Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam. Peserta Didik Kelas VII Di SMP Negeri 2 Adiluwih yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. manusia) dengan tingkat perkembangan bangsa-bangsa tersebut yang ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, Alfabeta, 2012, hal iii

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Kompetensi a. Pengertian Kompetensi Kompetensi adalah sebagai karakteristik dasar seseorang yang memiliki hubungan kausal dengan kriteria referensi efektifitas dan/atau keunggulan dalam pekerjaan atau situasi tertentu. 9 Sedangkan menurut R.M. Guion dalam Spencer and Spencer yang dikutip Bahrul Hayat dan Suhendra Yusuf mendefinisikan bahwa kemampuan atau kompetensi sebagai karakteristik yang menonjol bagi seseorang dan mengindikasikan cara-cara berprilaku atau berfikir, dalam segala situasi dan berlangsung terus dalam periode waktu yang lama. 10 Lebih lanjut menurut Hall dan Jones kompetensi merupakan pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur. 11 Dari pendapat ahli di atas menggambarkan tentang kompetensi merupakan kemampuan yang menonjol yang ditunjukkan dengan pengetahuan seseorang yang siap untuk direfleksikan dalam kemampuan berpikir dan bertindak. Namun secara umum menurut Masnur perumusan 9 Martinis Yamin, Standarisasi Kinerja Guru, Jakarta: Gaung Persada Press, 2010, h. 1 10 Bahrul Hayat dan Suhendra Yusuf, Mutu Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, h. 78 11 Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Bebasis Kompetensi dan Konteksual, Jakarta: bumi aksara, 2007, h. 15 8

9 kompetensi pada dasarnya mencakup daya cakap, daya rasa, dan daya tindak seseorang yang siap diaktulisasikan ketika menghadapi tantangan kehidupannya, baik pada masa kini maupun masa akan datang. 12 a. Karakteristik Kompetensi Kompetensi merupakan tolak ukur dalam menentukan pengetahuan terhadap suatu kemampuan pemahaman yang dimiliki oleh seseorang. Untuk menentukan kompetensi yang dimiliki seseorang diperlukan ciri-ciri yang menunjukkan tingkat pengetahuan yang milikinya. Hal ini dapat dilihat seperti adanya rasa kengintahuan dan perhatian terhadap sesuatu. selain itu dapat juga dilihat seseorang yang memiliki kompetensi dapat dilihat dari keahlian yang dimilikinya. Lebih lanjut Spencer and Spencer membagi lima karakteristik kompetensi sebagai berikut: 1) Motif, adalah sesuatu yang orang pikirkan dan inginkan, yang menyebabkan sesuatu. Contoh, orang yang termotivasi dengan prestasi akan mengatasi segala hambatan untuk mencapai tujuan, dan bertanggungjawab melaksanakannya. 2) Sifat, adalah karakteristik fisik tanggapan konsisten terhadap situasi atau informasi. Contoh, penglihatan yang baik adalah kompetensi sifat fisik bagi seorang pilot.kompetensi sifat ini pun sangat dibutuhkan dalam memecahkan masalah dan melaksanakan panggilan tugas. 3) Konsep Diri, adalah sikap, nilai, dan image diri seseorang. Contoh, kepercayaan diri 4) Pengetahuan, adalah informasi yang seseorang miliki dalam bidang tertentu. Contoh, pengetahuan ahli bedah terhadap urat saraf dalam tubuh manusia. 5) Keterampilan, adalah kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan fisik dan mental. Contoh kemampuan fisik adalah keterampilan programer komputer untuk menyusun data secara beraturan. Sedangkan kemampuan analitis dan 12 Ibid, h. 15

10 2. Kompetensi Pedagogik konseptual adalah berkata dengan kemampuan mental atau kognitif seseorang. 13 Kompetensi Pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang mutlak perlu dikuasai guru. Kompetensi Pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi Pedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peserta didiknya 14 Menurut Slamet dalam Syaiful Sagala, kompetensi pedagogik terdiri dari sub kompetensi sebagai berikut: a. berkontribusi dalam pengembangan KTSP yang terkait dengan mata pelajaran yang diajarkan, b. mengembangkan silabus mata pelajaran berdasarkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD), c. merencanakan rencana pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus yang telah dikembangkan, d. merancang manajemen pembelajaran dan manajemen kelas, e. melaksanakan pembelajaran yang pro perubahan (aktif, kreatif, inovatif, eksperimentatif, efektif, dan meyenangkan, (6) menilai hasil belajar peserta didik secara otentik, f. membimbing peserta didik dalam berbagai aspek misalnya: pelajaran, kepribadian, bakat, minat, dan karir, g. mengembangkan profesionalisme diri sebagai guru. 15 Berdasarkan padangan tersebut, Syaiful Sagala menegaskan kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi hal-hal, sebagai berikut: 13 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, h. 78-79 14 Akhmad Sudrajat, Kompetensi Pedagogik, 2012, [online] Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2012/01/29/kompetensi-pedagogilk-guru/ diambil tanggal Februari 2013 15 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung: Alfabeta, 2009, h.31

11 a. Pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan. b. Guru memahami potensi dan keberagaman peserta didik, sehingga dapat didesain strategi pelayanan belajar sesuai keunikan masingmasing peserta didik. c. Guru mampu mengembangkan kurikulum/silabus baik dalam bentuk dokumen maupun impelementasi dalam bentuk pengalaman belajar. d. Guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. e. Mampu melaksanakan pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. f. Mampu mengevaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur dan standar yang dipersyaratkan. g. Mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler untk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 16 Berkaitan dengan kegiatan Penilaian Kinerja Guru terdapat 7 (tujuh) aspek dan 45 (empat puluh lima) indikator yang berkenaan penguasaan kompetensi pedagogik. Berikut ini disajikan ketujuh aspek kompetensi pedagogik beserta indikatornya: a. Menguasai karakteristik peserta didik. Guru mampu mencatat dan menggunakan informasi tentang karakteristik peserta didik untuk membantu proses pembelajaran 1) Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik di kelasnya, 2) Guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran, 3) Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda, 4) Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya, 5) Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan peserta didik, 6) Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar dapat mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga 16 Ibid., h. 32

peserta didik tersebut tidak termarjinalkan (tersisihkan, diolok olok, minder, dsb). b. Menguasasi teori belajar dan prinsip prinsip pembelajaran yang mendidik. 1) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai materi pembelajaran sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui pengaturan proses pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi, 2) Guru selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran tertentu dan menyesuaikan aktivitas pembelajaran berikutnya berdasarkan tingkat pemahaman tersebut, 3) Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/aktivitas yang dilakukannya, baik yang sesuai maupun yang berbeda dengan rencana, terkait keberhasilan pembelajaran, 4) Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotiviasi kemauan belajar peserta didik, 5) Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar peserta didik, 6) Guru memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang memahami materi pembelajaran yang diajarkan dan menggunakannya untuk memperbaiki rancangan pembelajaran berikutnya. c. Pengembangan kurikulum. 1) Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum, 2) Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk membahas materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan, 3) Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, 4) Guru memilih materi pembelajaran yang: (1) sesuai dengan tujuan pembelajaran, (2) tepat dan mutakhir, (3) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik, (4) dapat dilaksanakan di kelas dan (5) sesuai dengan konteks kehidupan sehari hari peserta didik. d. Kegiatan pembelajaran yang mendidik. 1) Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah disusun secara lengkap dan pelaksanaan aktivitas tersebut mengindikasikan bahwa guru mengerti tentang tujuannya, 2) Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, bukan untuk menguji sehingga membuat peserta didik merasa tertekan, 12

13 3) Guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik, 4) Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai tahapan proses pembelajaran, bukan semata mata kesalahan yang harus dikoreksi. Misalnya: dengan mengetahui terlebih dahulu peserta didik lain yang setuju/tidak setuju dengan jawaban tersebut, sebelum memberikan penjelasan tentang jawaban yamg benar, 5) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan mengkaitkannya dengan konteks kehidupan sehari hari peserta didik, 6) Guru melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan waktu yang cukup untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar dan mempertahankan perhatian peserta didik, 7) Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau sibuk dengan kegiatannya sendiri agar semua waktu peserta dapat termanfaatkan secara produktif, 8) Guru mampu audio visual (termasuk tik) untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menyesuaikan aktivitas pembelajaran yang dirancang dengan kondisi kelas, 9) Guru memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta didik lain, 10)Guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara sistematis untuk membantu proses belajar peserta didik. Sebagai contoh: guru menambah informasi baru setelah mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap materi sebelumnya, dan 11)Guru menggunakan alat bantu mengajar, dan/atau audio visual (termasuk tik) untuk meningkatkan motivasi belajar pesertadidik dalam mencapai tujuan pembelajaran. e. Pengembangan potensi peserta didik. 1) Guru menganalisis hasil belajar berdasarkan segala bentuk penilaian terhadap setiap peserta didik untuk mengetahui tingkat kemajuan masing masing. 2) Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola belajar masing masing. 3) Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk memunculkan daya kreativitas dan kemampuan berfikir kritis peserta didik.

4) Guru secara aktif membantu peserta didik dalam proses pembelajaran dengan memberikan perhatian kepada setiap individu. 5) Guru dapat mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi, dan kesulitan belajar masing-masing peserta didik. 6) Guru memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik sesuai dengan cara belajarnya masing-masing. 7) Guru memusatkan perhatian pada interaksi dengan peserta didik dan mendorongnya untuk memahami dan menggunakan informasi yang disampaikan. f. Komunikasi dengan peserta didik. 1) Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan menjaga partisipasi peserta didik, termasuk memberikan pertanyaan terbuka yang menuntut peserta didik untuk menjawab dengan ide dan pengetahuan mereka. 2) Guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua pertanyaan dan tanggapan peserta didik, tanpamenginterupsi, kecuali jika diperlukan untuk membantu atau mengklarifikasi pertanyaan/tanggapan tersebut. 3) Guru menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat, benar, dan mutakhir, sesuai tujuan pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa mempermalukannya. 4) Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja sama yang baik antarpeserta didik. 5) Guru mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap semua jawaban peserta didik baik yang benar maupun yang dianggap salah untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik. 6) Guru memberikan perhatian terhadap pertanyaan peserta didik dan meresponnya secara lengkap dan relevan untuk menghilangkan kebingungan pada peserta didik. g. Penilaian dan Evaluasi. 1) Guru menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam RPP. 2) Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian, selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah, dan mengumumkan hasil serta implikasinya kepada peserta didik, tentang tingkat pemahaman terhadap materi pembelajaran yang telah dan akan dipelajari. 3) Guru menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi topik/kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan masing masing peserta didik untuk keperluan remedial dan pengayaan. 4) Guru memanfaatkan masukan dari peserta didik dan merefleksikannya untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya, dan dapat membuktikannya melalui catatan, jurnal 14

15 pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi tambahan, dan sebagainya. 5) Guru memanfatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya. 17 3. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, dan mengamalkan Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan. PAI yang pada hakekatnya merupakan sebuah prosesitu, dalam perkembangannya juga maksud sebagai rumpun mata pelajaran yang diajarkan di sekolah maupun perguruan tinggi. 18 Kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama Islam peserta didik. Dalam arti kualitas atau keshalehan pribadi itu diharapkan mampu memancar keluar dalam hubungan keseharian dengan manusia lainnya (bermasyarakat) baik yang seagama maupun yang tidak serta dalam berbangsa dan bernegara sehingga dapat terwujud persatuan dan kesatuan nasional (ukhuwah wathoniyah) dan bahkan ukhuwah insaniyah. 19 Jadi, Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai yang telah ditetapkan. 17 Kementerian Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 2010, Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (PK Guru). Jakarta. bermutuprofesi.org 18 Nazarudin, Manajemen Pembelajaran, Yogyakarta: Teras, 2007, h. 12 19 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Bandung: Rosdakarya, 2002, h. 75-76

16 Dalam Pedoman Pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) disebutkan Pendidikan Agama Islam di sekolah mempunyai peran yang strategis dalam pengembangan sistem pendidikan nasional di Indonesia dan peningkatan mutu sumber daya manusia. 20 Oleh karenanya untuk mengetahui mutu Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan di sekolah secara nasional, maka perlu dilakukan evaluasi yang menyeluruh terhadap hasil pembelajaran peserta didik. Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar menengah dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama dan/atau menjadi ahli agama. 21 Hal ini mengisyaratkan bahwa pendidikan keagamaan pada pendidikan dasar yang dapat memberikan kemampuan kepada peserta didik mengenai ajaran agama, sehingga dengan pendidikan agama seorang peserta didik dapat menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa serta berakhlak mulia. Tujuan Pendidikan Agama Islam identik dengan tujuan agama Islam, karena tujuan agama adalah agar manusia memiliki keyakinan yang kuat dan dapat dijadikan sebagai pedoman hidup. Keyakinan ini akan menumbuhkan pola kepribadian yang bulat dan melalui berbagai proses usaha yang dilakukan. Dengan demikian tujuan Pendidikan Agama Islam merupakan suatu harapan yang diinginkan oleh pendidik Islam itu sendiri. 20 Badan Standar Nasional Pendidikan, Pedoman Pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) Tahun Pelajaran 2011/2012, Jakarta: Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Direktorat Pendidikan Agama Islam. 21 Undang-Undang, Sistem Pendidikan Nasional, SISDIKNAS UU RI No. 20 Th. 2003, Bandung: Nuansa Aulia, 2012, h.12

17 Pendidikan Agama Islam adalah sebagai usaha untuk mengarahkan dan membimbing manusia agar mampu menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan mengenai agama Islam, sehingga menjadi manusia Muslim, berakhlak mulia dalam kehidupan baik secara pribadi, bermasyarakat dan berbangsa dan menjadi insan yang beriman hingga mati dalam kedaan Islam. Hal ini tertuang dalam Al-Qur an surat Ali Imran ayat 22, sebagai berikut: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam. 22 Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya. 23 Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam identik dengan aspek-aspek pengajaran agama Islam karena materi yang terkandung di dalamnya merupakan perpaduan yang melengkapi yang satu dengan yang lainnya. 22 Al-Qur an, Surah Ali Imran ayat 22 23 Marno, Modul Pengembangan Bahan Ajar PAI Pada Sekolah, Kementrian Agama Republik Indonesia: Direktorat Pendidikan Agama, Direktorat Jendral Pendidikan Islam, 2011, h.115

18 Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, pada bab 1 tentang kedudukan umum pasal 1 ayat (1) disebutkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa, dan negara. Hal ini sesuai dengan rumusan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional dalam penjelasan UUSPN mengenai pendidikan agama dijelaskan bahwa pendidikan agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Penanaman bidang studi ini dengan Pendidikan Agama Islam bukan pelajaran agama Islam, adalah disebabkan berbedanya tuntutan terhadap pelajaran ini dibandingkan dengan pelajaran lainnya. Bahkan, yang diajarkan tidak cukup hanya diketahui dan diresapi saja, tetapi dituntut pula untuk diamalkan. Bahkan, ada sebagian bahan tersebut yang wajib untuk dilaksanakannya, seperti shalat, puasa, dan zakat. Dengan demikian, jelas bahwa kedudukan Pendidikan Agama Islam sebagai mata pelajaran yang diajarkan di sekolah umum yang merupakan segala upaya penyampaian ilmu pengetahuan agama Islam tidak hanya untuk dipahami dan dihayati, tetapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-

19 hari. Misalnya kemampuan siswa dalam melaksanakan wudhu, shalat, puasa, dan ibadah-ibadah lain yang sifatnya hubungan dengan Allah, dan juga kemampuan siswa dalam beribadah yang sifatnya hubungan dengan sesama manusia, misalnya bisa melakukan zakat, sadaqah dan lain-lain. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi Pembinaan kompetensi guru merupakan proses perubahan kemampuan professional guru secara bertahap kea rah yang lebih baik untuk tercapainya suatu kesempurnaan. Pengembangan kompetensi guru merupakan bagian dari kegiatan peningkatan tenaga kependidikan. Kualitas guru dalam mengajar pada hakikatya merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, yaitu faktor yang datangnya dari dalam dirinya dan dari luar dirinya. Faktor yang datang dari dalam dirinya (faktor internal) antaralain adalah faktor kesehatan, potensi, sikap dan kpribadian. Sedangkan faktor yang berasal dari luar dirinya (faktor eksternal) antara lain adalah kepala sekolah, anak didik, dan saran prasana sekolah. Menurut kartini kartono, terdapat faktor yang dapat mempengaruhi kompetensi antara lain adalah faktor dari dalam diri sendiri yang meliputi kecerdasan, keterampilan dan kecakapan, bakat, kemampuan dan minat, motif, kperibadian dan cita-cita. Dan faktor dari luar diri sendiri yang meliputi lingkungan dan sarana dan prasarana. 24 24 Karitni Kartono, Menyiapkan dan Memandu Karier, Jakarta: Raja Wali, 1985, h.23

20 Kedua faktor tersebut menunjukkan bahwa guru sebagai ahli pendidikan dan pengajaran harus mampu memiliki kesadaran, keinginan dan kemauan untuk selalu meningkatkan kompetensinya, sehingga diharapkan guru menjadi lebih kompetensi guru dalam upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam pengajaran (pendidikan dan pelatihan, seminar, dan penataran-penataran. B. Penelitian Relevan Sesuai dengan di atas, maka beberapa penelitian yang berkaitan dengan judul penulis, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Emi Karyati (2007): judul penelitiannya adalah: Pengaruh Kemampuan Guru Mengadakan Interaksi dalam Pembelajaran terhadap Motivasi Belajar Siswa MTS YASPIKA di Tanajung Balai karimun. Kesimpulan dari penelitian Emi Karyati adalah adanya pengaruh kemampuan guru mengadakan interaksi dikategorikan kurang mampu dalam pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari jumlah 19 orang guru, yang dikategorikan mampu ada 7 orang dengan persentase 36,8%, kurang mampu ada 9 orang guru dengan persentase 47,4% dan tidak mampu ada 3 dengan persentase 13,8%. Sedangkan motivasi belajar siswa dikategorikan tinggi ada 2 orang guru dengan persentase 10,5%, yang dikategorikan sedang ada 8 orang guru dengan persentase 42,1% dan yang dikategorikan rendah ada 9 orang guru dengan persentase 47,4%. Hasil menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kemampuan guru mengadakan interaksi dalam pembelajaran terhadap

21 motivasi belajar siswa, ini diperoleh dari perhitungan r hitung lebih besar dari harga r tabel atau 0,456 < 0,599 >0,575. 2. Yuliana (2007), Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidkan Agama Islam UIN Suska Risu dengan judul penelitiannya adalah Keterampilan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengajar di MTs Al- Muttaqin Pekanbaru. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa keterampilan guru dalam mengajar dikategorikan baik dengan persentase 84,66%. C. Konsep Operasional Untuk memudahkan data di lapangan, maka perlu diberikan konsep operasional. Hal ini dilakukan untuk menjawab kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Kampar Air Tiris Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Kampar Air Tiris Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar dapat dilihat pada indikator-indikator sebagai berikut: 1. Guru mampu mendeskripsikan tujuan pembelajaran. 2. Guru mampu menyesuaikan metode yang digunakan berdasarkan materi pelajaran. 3. Guru mampu mengalokasikan waktu secara efektif dan efisien. 4. Guru mampu menentukan media pembelajaran/peralatan paraktikum dan bahan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

22 5. Guru mampu merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar. 6. Guru mampu menentukan teknik penilaian yang sesuai. 7. Guru mampu membuka pelajaran dengan metode yang sesuai 8. Guru mampu menyajikan materi pelajaran secara sistematis. 9. Guru mampu menggunakan media pembelajaran sesuai bahan yang telah ditentukan. 10. Guru mampu memotivasi siswa dengan berbagai cara yang positif. 11. Guru mampu melakukan interaksi dengan siswa menggunakan bahasa yang komunikatif. 12. Guru mampu menciptakan situasi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. 13. Guru mampu menyimpulkan setiap pokok materi pelajaran pada akhir proses pembelajaran. 14. Guru mampu menyusun perangkat penilaian sesuai indikator yang telah ditentukan. 15. Guru mampu melaksanakan penilaian. 16. Guru mampu mengolah hasil penilaian. 17. Guru mampu menganalisis hasil penilaian. 18. Guru mampu menyimpulakan hasil penilaian secara jelas dan logis. 19. Guru mampu menyusun laporan penilaian. 20. Guru mampu melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar anak didik.

23 Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Kampar Air Tiris Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar dapat dilihat pada indikator-indikator sebagai berikut: 1. Faktor eksternal yang meliputi: lingkungan, dan sarana dan prasarana 2. Faktor internal yang meliputi: faktor kecerdasan, keterampilan dan kecakapan, bakat, kemampuan dan minat, motif, kperibadian dan cita-cita.