ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENGELOLAAN PROSES DI SD NEGERI 10 MANDONGA JURNAL PENELITIAN OLEH: DEWI HERNIA NENGSIH G2G

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENGELOLAAN PROSES DI SD NEGERI 10 MANDONGA JURNAL PENELITIAN OLEH: DEWI HERNIA NENGSIH G2G"

Transkripsi

1 ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENGELOLAAN PROSES JURNAL PENELITIAN OLEH: DEWI HERNIA NENGSIH G2G PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI

2 ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENGELOLAAN PROSES PEMBELAJARAN OLEH: DEWI HERNIA NENGSIH 1 Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru SD Negeri 10 Mandonga; 2) Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dihadapi guru dalam pengelolaan proses pembelajaran; 3) Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi hambatan tersebut. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif. Instrumen yang digunakan berupa lembar pengamatan, pedoman wawancara, alat perekam audio/video serta dokumen administrasi guru. Untuk pengujian data dilakukan dengan teknik triangulasi data. Selanjutnya data dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) pengumpulan data; 2) reduksi data; 3) display data, dan 4)verifikasi dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Kompetensi pedagogik guru di dalam melaksanakan pengelolaan proses pembelajaran di SD Negeri 10 Mandonga sudah tergolong baik. Mulai dari memahami peserta didik secara mendalam; merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran; melaksanakan pembelajaran; merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran; dan mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya. Namun masih terdapat kekurangan-kekurangan yang perlu mendapat perhatian, seperti menggunakan RPP yang dirancang sebagai acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran dikelas termasuk merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran. Bukan hanya sebagai bahan pelengkap administrasi guru semata; 2) Hambatan yang dihadapi guru dalam pengelolaan proses pembelajaran adalah: (1) masih kurangnya pemahaman guru-guru terhadap penerapan kurikulum 2013; (2) sistem penilaian; (3) guru hanya mengandalkan buku paket atau buku pegangan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran tanpa berusaha mencari sumber belajar lain yang relevan; (4) kurangnya pemanfaatan media pembelajaran; dan (5) kemampuan TIK guru yang kurang memadai. 3) Belum ada upaya nyata yang dilakukan oleh sebahagian besar guru dalam mengatasi hambatan yang dihadapi dalam pengelolaan proses pembelajaran. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah kompetensi pedagogik guru dalam pengeloaan proses pembelajaran di SD Negeri 10 Mandonga sudah baik. Terdapat beberapa faktor yang menjadi hambatan guru dalam pengelolaan proses pembelajaran, namun belum ada upaya nyata dari guru untuk mengatasi hambatan yang dihadapi dalam pengelolaan proses pembelajaran Kata Kunci: Kompetensi Pedagogik, Pengelolaan Proses Pembelajaran, Keterampilan Dasar Mengajar Guru 1 Mahasiswa Konsentrasi Pendidikan Dasar Program Studi Pendidikan IPS PPS UHO 2

3 A. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal yang sangat mendasar ( central basic) yang dapat membawa perubahan terhadap manusia. Perubahan tersebut sifatnya bertahap dan memerlukan waktu yang cukup lama. Secara fungsional, pendidikan pada dasarnya ditujukan untuk menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar hidup lebih sejahtera, baik sebagai individu maupun secara kolektif sebagai warga masyarakat, bangsa maupun antar bangsa. Hal ini berarti pendidikan nasional mempunyai tugas untuk menyiapkan sumber daya manusia yang baik, yang dapat berguna dalam pembangunan dimasa depan. Mengingat begitu pentingnya pendidikan, maka sudah sepatutnya apabila berbagai lembaga pendidikan dari waktu ke waktu senantiasa meningkatkan peranannya, termasuk dalam peningkatan mutu pembelajarannya. Semangat perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan dan pembelajaran adalah tanggung jawab bersama bangsa Indonesia, tetapi guru sebagai ujung tombak dalam proses pembelajaran dituntut untuk memiliki kehandalan yang tinggi sebagai sumber daya utama untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, seperti yang digariskan oleh pemerintah dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggug jawab. Melalui tujuan yang digariskan tersebut, guru memiliki andil yang besar demi tercapainya tujuan pendidikan nasional dengan segala upaya dan perannya sebagai pendidik. Menurut Mulyasa (2006: 35), untuk mewujudkan manusia yang diharapkan dalam Tujuan Pendidikan Nasional tersebut tidak terlepas dari peran guru dalam membantu perkembangan peserta didik dalam mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Pada sisi lain Hamalik (2014: 1) menyatakan, untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tidak terlepas dari manusia yang berkualitas. Untuk itu, dalam proses pembelajaran peran dan kualitas guru sangat penting dalam menumbuhkembangkan potensi yang dimiliki peserta didik. Hal yang senada juga dikemukakan oleh Amri (2013: 251) yang menyatakan bahwa guru sebagai tenaga kependidikan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan tujuan pendidikan, karena guru yang langsung bersinggungan dengan peserta didik, untuk memberikan bimbingan yang akan menghasilkan tamatan yang diharapkan. Guru merupakan sumber daya manusia yang menjadi perencana, pelaku dan penentu tercapainya tujuan pendidikan. Berdasarkan uraian di atas, maka kinerja guru harus selalu ditingkatkan mengingat tantangan dunia pendidikan untuk menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing di era global semakin ketat. Sejalan dengan hal tersebut guru harus memahami peran fungsinya sebagai agen pembelajaran. Seorang guru yang profesional harus mampu mengimplementasikan empat kompetensi utama sebagai 3

4 agen pembelajaran, yakni: 1) kompetensi pedagogik; 2) kompetensi profesional; 3) kompetensi kepribadian; 4) kompetensi sosial (PP No. 19 Tahun 2005, Pasal 28, ayat 3). Kompetensi Pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang mutlak perlu dikuasai guru. Kompetensi Pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi Pedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peserta didiknya. Kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (Suyanto & Jihad, 2013: 49). Paparan di atas menjelaskan bahwa kompetensi pedagogik sangat berperan dalam keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Untuk itu, guru seharusnya memiliki kompetensi pedagogik, agar dapat menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas. Berdasarkan latar belakang inilah, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di SD Negeri 10 Mandonga. Adapun penelitian ini dilakukan untuk menggali informasi lebih mendalam tentang kompetensi pedagogik yang dimiliki guru-guru di SD Negeri 10 Mandonga, dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai agen pembelajaran. Judul penelitian adalah Analisis Kompetensi Pedagogik Guru dalam Pengelolaan Proses Pembelajaran di SD Negeri 10 Mandonga B. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 10 Mandonga yang beralamat di Jl. Malik V No.10 Kelurahan Korumba kecamatan Mandonga pada semester genap tahun ajaran 2016/2017. Subjek dalam penelitian ini adalah guru-guru di SD Negeri 10 Mandonga sebanyak 29 orang guru yang terdiri dari 18 orang guru kelas dan 11 orang guru bidang studi. Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif, dengan menggunakkan metode diskriptif. Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar pengamatan, pedoman wawancara, alat perekam audio/video serta dokumen dan bahan administrasi guru. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan langkahlangkah sebagai berikut: 1) pengumpulan data; 2) reduksi data; 3) display data, dan 4)verifikasi dan kesimpulan. Untuk pengujian keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi sumber, pengecekan anggota, perpanjangan kehadiran peneliti dilapangan, diskusi teman sejawat, dan pengecekan kecakupan refrensi. 4

5 C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru dalam Pengelolaan Proses Pembelajaran di SD Negeri 10 Mandonga Hasil penelian pada kemampuan pedagogik meliputi sub kompetensi: 1) Memahami peserta didik secara mendalam; 2) Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran; 3) Melaksanakan pembelajaran; 4) Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran; dan 5) Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya, menunjukkan: 1. Memahami Peserta Didik Secara Mendalam Penilaian untuk Kompetensi : Mengenal Karakter peserta didik Aspek Pengamatan 1. Guru dapat mengidentifikasi karateristik belajar setiap peserta didik di kelasnya. 2. Guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapat kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. 3. Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda. 4. Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya. 5. Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan peserta didik. 6. Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar dapat mengikuti aktifitas pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut tidak termarginalkan (tersisih, Keterangan 26 orang guru (89,65%) dapat mengidentifikasi karateristik belajar setiap peserta didik di kelasnya. 25 orang guru (86,21%) memberikan kesempatan yang sama kepada semua siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. 25 orang guru (86,21%) dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda. 22 orang guru (75,86%) mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya. 26 orang guru (89,65%) membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan peserta didik. 27 orang guru (93,10%) memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar dapat mengikuti aktifitas pembelajaran. 5

6 diolok-olok, minder, dsb). Kriteria: Amat Baik (A) = Cukup (C) = Baik (B) = Kurang (K) = 55 Berdasarkan tabel 1 di atas, diketahui dari 6 aspek pengamatan 5 aspek dalam kategori Amat Baik (A) dan satu aspek dalam kategori Baik (B). 2. Merancang Pembelajaran, Termasuk Memahami Landasan Pendidikan untuk Kepentingan Pembelajaran Penilaian Sub Kompetensi : merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran Aspek Pengamatan Keterangan 1. Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum 2. Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk membahas materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan. 3. Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan tujuan pembelajaran. 4. Guru memilih materi pembelajaran yang; a) sesuai dengan tujuan pembelajaran, b) tepat dan mutakhir, c)sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik, dan d) dapat dilaksanakan dikelas, e) sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik 5. Guru melakukan pemetaan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk mata pelajaran yang 29 orang guru (100%) memiliki silabus yang disusun sesuai dengan kurikulum 29 orang guru (100%) memiliki RPP sesuai dengan silabus 29 orang guru (100%) telah merancang RPP dengan mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan tujuan pembelajaran 29 orang guru (100%) memilih materi pembelajaran yang; a) sesuai dengan tujuan pembelajaran, b) tepat dan mutakhir, c)sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik, dan d) dapat dilaksanakan dikelas, e) sesuai dengan konteks kehidupan seharihari peserta didik 29 orang guru (100%) guru melakukan pemetaan standar kompetensi dan kompetensi dasar, 6

7 diampunya, untuk mengidentifikasi materi pembelajaran yang dianggap sulit, melakukan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan memperkirakan alokasi waktu yang diperlukan 6. Guru menyusun materi, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang berisi informasi yang tepat, mutakhir, yang membantu peserta didik untuk memahami konsep materi pembelajaran. 7. Guru menyusun rencana pembelajaran menggunakan pengaturan proses pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi. 8. Guru menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karateristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar. 9. Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotivasi kemauan belajar peserta didik, dalam rancangan pembelajaran yang disusun. 10. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar peserta didik dalam rancangan pembelajaran yang disusun. 11. Guru memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang memahami materi pembelajaran yang diajarkan dan menggunakannya untuk memperbaiki rancangan pembelajaran berikutnya. untuk mengidentifikasi materi pembelajaran yang dianggap sulit, melakukan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan memperkirakan alokasi waktu yang diperlukan 25 orang guru (86,21%) belum menyertakan materi, dalam RPP yang disusun 29 orang guru (100%) menyusun rencana pembelajaran menggunakan pengaturan proses pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi. 29 orang guru (100%) menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karateristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar dalam rancangan RPP 29 orang guru (100%) sudah menggunakan berbagai teknik untuk memotivasi kemauan belajar peserta didik, dalam rancangan pembelajaran yang disusun. 29 orang guru (100%) sudah merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar peserta didik. Hanya 3 (10,34%) guru yang memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang memahami materi pembelajaran yang diajarkan dan menggunakannya untuk memperbaiki rancangan pembelajaran berikutnya. Kriteria: Amat Baik (A) = Cukup (C) = Baik (B) = Kurang (K) = 55 7

8 Berdasarkan tabel 2 di atas dan dokumen yang dimiliki guru, diketahui dari 11 aspek pengamatan 10 aspek dalam kategori Amat Baik (A) dan satu aspek dalam kategori Kurang (K). 3. Melaksanakan Pembelajaran Penilaian Sub Kompetensi : Melaksanakan pembelajaran yang mendidik Aspek Penilaian Keterangan 1. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah disusun secara lengkap dan pelaksanaan aktivitas tersebut mengindikasikan bahwa guru mengerti tentang tujuannya. 2. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, bukan untuk menguji sehingga membuat peserta didik merasa tertekan. 3. Guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik. 4. Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai tahapan proses pembelajaran, bukan semata-mata kesalahan yang harus dikoreksi. Misalnya: dengan mengetahui terlebih dahulu peserta didik lain yang setuju atau tidak setuju dengan jawaban tersebut, sebelum memberikan penjelasan tentang jawaban yang benar. 5. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan mengkaitkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik. Hanya 3 orang guru (10,34%) yang menggunakan RPP yang dirancang sebagai acuan dalam mengajar. 26 orang guru (89,65%) sudah melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, bukan untuk menguji sehingga membuat peserta didik merasa tertekan. 10 orang guru (34,48%) yang mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik. 27 orang guru (93,10%) yang menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai tahapan proses pembelajaran, bukan semata-mata kesalahan yang harus dikoreksi. 26 orang guru (89,65%) sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan mengkaitkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik. 6. Guru melakukan aktivitas 20 orang guru (68,96%) yang 8

9 pembelajaran secara bervariasi dengan waktu yang cukup untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar dan mempertahankan perhatian peserta didik. 7. Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau sibuk dengan kegiatannya sendiri agar semua waktu peserta dapat termanfaatkan secara produktif. 8. Guru mampu menyesuaikan aktivitas pembelajaran yang dirancang dengan kondisi kelas. 9. Guru memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta didik lain. 10 Guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara sistematis untuk membantu proses belajar peserta didik. sebagai contoh: guru menambah informasi baru setelah mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap materi sebelumnya. 11 Guru menggunakan alat bantu mengajar, dan/atau audio-visual (termasuk TIK) untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi 23 orang guru (79,31%) dapat mengelola kelas dengan efektif. 25 orang guru (86,21%) sudah mampu menyesuaikan aktivitas pembelajaran yang dirancang dengan kondisi kelas. 25 orang guru (86,21%) guru yang mampu menciptakan interaksi belajar. 25 orang guru (86,21%) mampu mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara sistematis untuk membantu proses belajar peserta didik. Hanya 3 orang guru (10,34%) yang menggunakan media berbasis TIK Kriteria: Amat Baik (A) = Cukup (C) = Baik (B) = Kurang (K) = 55 Berdasarkan tabel 3 di atas, diketahui dari 11 aspek pengamatan 5 aspek dalam kategori Amat Baik (A) dan satu aspek dalam kategori Cukup (C), dan satu aspek dalam kategori Kurang (K). 9

10 4. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran Penilaian Sub Kompetensi: Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran Aspek Penialaian 1. Guru menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam RPP 2. Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian, selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah, dan mengumumkan hasil serta implikasinya kepada peserta didik, tentang tingkat pemahaman terhadap materi pembelajaran yang telah dan akan dipelajari 3. Guru menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi topik/kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan masing-masing peserta didik untuk keperluan remedial dan pengayaan 4. Guru memanfaatkan masukan dari peserta didik dan merefleksikannya untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya, dan dapat membuktikannya melalui catatan, jurnal pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi tambahan, dan sebagainya 5. Guru memanfaatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya Keterangan 29 orang guru (100%) sudah menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam RPP 22 orang guru (75,86%) melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian, selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah. 25 orang guru (86,21%) sudah menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi topik/kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan masingmasing peserta didik untuk keperluan remedial dan pengayaan 12 orang guru (41,38) yang memanfaatkan masukan dari peserta didik dan merefleksikannya untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya, dan dapat membuktikannya melalui catatan, jurnal pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi tambahan, dan sebagainya 7 orang guru (24,14%) memanfaatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya Kriteria: Amat Baik (A) = Cukup (C) =

11 Baik (B) = Kurang (K) = 55 Berdasarkan tabel 4 di atas, diketahui dari 5 aspek pengamatan 2 aspek dalam kategori Amat Baik (A) dan 1 aspek dal am kategori Cukup (C), dan 2 aspek dalam kategori Kurang (K). 5. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya Penilaian Sub Kompetensi : mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya Aspek Penilaian Keterangan 1. Guru menganalisa hasil belajar 16 orang guru (55,17%) berdasarkan segala bentuk penilaian terhadap setiap peserta didik untuk menganalisa hasil belajar dalam segala bentuk penilaian. mengetahui tingkat kemampuan masing-masing. 2. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola belajar masing-masing. 3. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk memunculkan daya kreativitas dan kemampuan berfikir kritis peserta didik. 4. Guru secara aktif membantu peserta didik dalam proses pembelajaran dengan memberikan perhatian kepada setiap individu. 5. Guru dapat mengidentifakasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi, dan kesulitan belajar masing-masing peserta didik 6. Guru memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik sesuai dengan cara belajarnya masing-masing. 7. Guru memusatkan perhatian pada interaksi dengan peserta didik dan mendorongnya untuk memahami dan menggunakan informasi yang 25 orang guru (86,21%) merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola belajar masing-masing. 22 orang guru (75,86%) merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk memunculkan daya kreativitas dan kemampuan berfikir kritis peserta didik. 26 orang guru (89,65%) sudah secara aktif membantu peserta didik dalam proses pembelajaran 24 orang guru (82,76%) sudah dapat mengidentifikasi bakat, minat, potensi dan kesulitan belajar peserta didik 22 orang guru (75,86%) memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik sesuai dengan cara belajarnya masing-masing 27 orang guru (93,10%) sudah berusaha memusatkan perhatian pada interaksi dengan peserta didik dan mendorongnya untuk 11

12 disampaikan. memahami dan menggunakan informasi yang disampaikan Kriteria: Amat Baik (A) = Cukup (C) = Baik (B) = Kurang (K) = 55 Berdasarkan tabel 5 di atas, diketahui dari 7 aspek pengamatan 3 aspek dalam kategori Amat Baik (A), 3 aspek dalam kategori Baik (B), dan 1 aspek dalam kategori Kurang (K). Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan, wawancara, dan dokumen diketahui bahwa dari 39 aspek kompetensi guru yang diamati dari 5 sub kompetensi pedagogik guru, 27 (69,23%) aspek kompetensi guru dalam kategori Amat Baik (A), 7 (17,95%) aspek kompetensi guru pada kategori Baik (B), 1 (25,64%) aspek kompetensi guru pada kategori Cukup (C), dan 4 (10,25%) aspek kompetensi guru pada kategori Kurang (K). 2. Hambatan Guru dalam Pengelolaan Proses Pembelajaran Hambatan atau kendala guru-guru dalam pengelolaan proses pembelajaran adalah: 1) masih kurangnya pemahaman guru-guru terhadap penerapan kurikulum 2013 hal ini disebabkan masih kurangnya pelatihan bagi guru tentang implementasi kurikulum 2013; 2) sistem penilaian yang dianggap menyulitkan guru dalam pelaksanaannya karena bentuk penilaian yang dikembangkan; 3) ketidakmauan guru untuk menggunakan sumber belajar lain yang relevan selain buku paket siswa dan buku pegangan guru; 4) kurangnya pemanfaatan media pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran, padahal media pembelajaran sangat penting untuk memusatkan perhatian siswa, memudahkan pemahaman terhadap materi yang diajarkan juga membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa; 5) serta kemampuan TIK guru yang kurang memadai. 3. Upaya Guru dalam Mengatasi Hambatan dalam Pengelolaan Proses Pembelajaran Sebahagian besar guru (65,52% atau 19 dari 29 orang guru) belum berupaya untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pengelolaan proses pembelajaran. seperti mencari sumber belajar lain yang relevan selain buku paket siswa dan buku pegangan guru, memanfaatkan dan mengembangkan media pembelajaran, serta meningkatkan kemampuan TIK guru agar memudahkan dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis TIK sehingga proses pembelajaran dapat berjalan efisien dan maksimal. D. PENUTUP 1. Kesimpulan a. Kompetensi pedagogik guru di dalam melaksanakan pengelolaan proses pembelajaran di SD Negeri 10 Mandonga sudah tergolong baik. Dari 39 aspek kompetensi guru yang diamati dari 5 sub kompetensi pedagogik guru, sebanyak 12

13 27 (69,23%) aspek kompetensi guru dalam kategori Amat Baik (A), 7 (17,95%) aspek kompetensi guru pada kategori Baik (B), 1 (25,64%) aspek kompetensi guru pada kategori Cukup (C), dan 4 (10,25%) aspek kompetensi guru pada kategori Kurang (K). b. Hambatan yang dihadapi guru dalam pengelolaan proses pembelajaran adalah: 1) masih kurangnya pemahaman guru-guru terhadap penerapan kurikulum 2013; 2) sistem penilaian; 3) guru hanya mengandalkan buku paket atau buku pegangan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran tanpa berusaha mencari sumber belajar lain yang relevan; 4) kurangnya pemanfaatan media pembelajaran; dan 5) kemampuan TIK guru yang kurang memadai. c. Belum ada upaya nyata yang dilakukan oleh sebahagian besar guru (65,52% atau 19 dari 29 orang guru) dalam mengatasi hambatan yang dihadapi dalam pengelolaan proses pembelajaran. 2. Saran a. Kompetensi pedagogik sangat penting dalam pengelolaan proses pembelajaran, untuk itu guru perlu untuk terus meningkatkan kemampuan pedagogiknya, antara lain dengan lebih sering mengikuti pelatihan-pelatihan, seminar-seminar, workshop pendidikan serta pengembangan kompetensi guru lainnya. b. Kurangnya pemahaman terhadap implementasi kurikulum 2013 dapat diatasi dengan terus belajar dan berdiskusi dengan para ahli, pengawas, teman sejawat yang paham pada implementasi kurikulum c. Mengadakan dan mengikuti KKG dapat menjadi salah satu upaya mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi guru-guru dalam pengelolaan proses pembelajaran. d. Sumber belajar tidak hanya menggunakan buku paket siswa tetapi dapat menggunakan sumber belajar lain yang relevan misalnya internet, majalah, koran, atau buku lain yang relevan. e. Keberadaan media pembelajaran sangat penting untuk membangkitkan motivasi dan semangat belajar juga hasil belajar siswa. Oleh karena itu, sebelum melaksanakan pembelajaran, guru sebaiknya memanfaatkan dan menyiapkan media pembelajaran. f. Di era globalisasi sekarang ini tidak terlepas dari peran tekhnologi informasi dan komunikasi (TIK) yang semakin pesat. Dalam dunia pendidikan pemanfaatan TIK mutlak diperlukan guru untuk memajukan dunia pendidikan. Untuk itu, guru perlu berupaya meningkatkan kemampuannya dibidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan memanfaatkan TIK dalam pengelolaan proses pembelajaran. g. Mengatasi kesulitan guru, Dinas Pendidikan diharapkan berinisiatif untuk mengadakan pelatihan atau workshop untuk meningkatkan kompetensi khususnya kompetensi pedagogik guru, agar dapat menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas. 13

14 DAFTAR PUSTAKA Amri, Sofan Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah dasar & Menengah dalam Teori, Konsep dan Analisis. Jakarta: Prestasi Pustakaraya Anonim Peraturan Pemerintah No 19 Tahun Tentang Standar Nasional Pendididkan. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan Bungin, Burhan Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada Departemen Pendidikan Nasional Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional Departemen Pendidikan Nasional Undang-Undang Nomor 14 Tahun Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas Departemen Pendidikan Nasional Panduan Manajemen Sekolah. Jakarta Direktorat Dikmenum. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Menengah Hamalik, Oemar Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Lexy J. Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Mulyasa, E Standar Kompetensi dan Sertifiksi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya Sanjaya, Wina Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Satoti, Djam an & Komariah, Aan Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Sugiyono Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta Suyanto & Djihad, Asep Calon Guru dan Guru Profesional. Yogyakarta: Multi Pressindo Thobroni, Muhammad & Mustofa, Arif Belajar & Pembelajaran Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media 14

MATERI UKG Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual

MATERI UKG Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual MATERI UKG 2015 KOMPETENSI GURU 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual Aspek dan Indikator Kompetensi Pedagogik Guru Kompetensi Pedagogik

Lebih terperinci

Format 1: Evaluasi Diri Guru untuk Rencana Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (diisi oleh Guru)

Format 1: Evaluasi Diri Guru untuk Rencana Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (diisi oleh Guru) Format 1: Evaluasi Diri Guru untuk Rencana Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (diisi oleh Guru) Nama Sekolah: MAN 10 JAKARTA Nomor Statistik Sekolah : 131131730002 Alamat : Jl. Joglo Baru No. 77 Kecamatan

Lebih terperinci

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik 2 dari 14

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik 2 dari 14 Penilaian Kinerja Guru Kelas/ Mata Pelajaran 1. Menguasai karakteristik peserta didik 1 dari 14 1. Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik di kelasnya. 2. Guru memastikan

Lebih terperinci

KOMPETENSI DAN INDIKATOR DALAM PENILAIAN KINERJA GURU BAGI GURU MATA PELAJARAN/GURU KELAS

KOMPETENSI DAN INDIKATOR DALAM PENILAIAN KINERJA GURU BAGI GURU MATA PELAJARAN/GURU KELAS KOMPETENSI DAN INDIKATOR DALAM PENILAIAN KINERJA GURU BAGI GURU MATA PELAJARAN/GURU KELAS A. KOMPETENSI PEDAGOGIK 1. Menguasai karakteristik peserta didik. a) Guru dapat mengidentifikasi karakteristik

Lebih terperinci

EDISI : 5. KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU. Modul : Kompetensi Pedagogik Guru Soal-soal tentang Kompetensi Guru

EDISI : 5. KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU. Modul : Kompetensi Pedagogik Guru Soal-soal tentang Kompetensi Guru EDISI : 5. KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU Modul : Kompetensi Pedagogik Guru Soal-soal tentang Kompetensi Guru Aspek dan Indikator Kompetensi Pedagogik Guru Kompetensi Pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi

Lebih terperinci

INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KERJA PENGAWAS PENDIDIKAN ISLAM DI SEKOLAH KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KERJA PENGAWAS PENDIDIKAN ISLAM DI SEKOLAH KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015 INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KERJA PENGAWAS PENDIDIKAN ISLAM DI SEKOLAH KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015 Nama Guru NUPTK :.. NIP( bagi PNS) Asal Sekolah NPSN :.. Pangkat dan

Lebih terperinci

LAPORAN DAN EVALUASI PENILAIAN KINERJA GURU KELAS / GURU MATA PELAJARAN. NIP/Nomor Seri Karpeg. Pangkat /Golongan Ruang Terhitung Mulai Tanggal

LAPORAN DAN EVALUASI PENILAIAN KINERJA GURU KELAS / GURU MATA PELAJARAN. NIP/Nomor Seri Karpeg. Pangkat /Golongan Ruang Terhitung Mulai Tanggal LAPORAN DAN EVALUASI PENILAIAN KINERJA GURU KELAS / GURU MATA PELAJARAN Lampiran 1B Nama Guru NIP/Nomor Seri Karpeg Pangkat /Golongan Ruang Terhitung Mulai Tanggal NUPTK/NRG Nama sekolah dan alamat Tanggal

Lebih terperinci

Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya,

Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya, Kata 'Pedagogik' tidak akan asing di telinga guru, tetapi apakah semua guru memahami apa yang dimaksud dengan Kompetensi Pedagogik walau sebenarnya sudah pernah di lakukannya. Kompetensi Pedagogik pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Guru Berprestasi 1. Pengertian Guru Berprestasi Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Pemilihan Guru Berprestasi Pendidikan Dasar Tingkat Nasional Tahun 2013 yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

KISI UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN PARIWISATA

KISI UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN PARIWISATA KISI UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN PARIWISATA Kompetensi Keahlian: Usaha Perjalanan Wisata Akomodasi Perhotelan Kompetensi Pedagogik Menguasai karakteristik peserta Memahami karakteristik

Lebih terperinci

Sebelum Pengamatan. Selama Pengamatan. Setelah Pengamatan

Sebelum Pengamatan. Selama Pengamatan. Setelah Pengamatan Nama Guru Nama Penilai 1 Tanggal Mengenal karakteristik peserta didik Tanggal Kegiatan/aktivitas guru dan peserta didik selama pengamatan Tanggal Setelah Pengamatan Setelah Pengamatan hal 1 dari 17 hal

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar Indikator Esensial

Kompetensi Dasar Indikator Esensial KISI-KISI UKG MATA PELAJARAN JENJANG PENDIDIKAN : Teknik Konstruksi Baja : SMK guru 1. Mengenal karakteristik peserta didik 1 Guru mencatat dan menggunakan informasi tentang karakteristik peserta didik

Lebih terperinci

Aspek dan Indikator Kompetensi Pedagogik Guru

Aspek dan Indikator Kompetensi Pedagogik Guru AKHMAD SUDRAJAT: TENTANG PENDIDIKAN Aspek dan Indikator Kompetensi Pedagogik Guru Posted on 29 Januari 2012 Kompetensi Pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang mutlak perlu dikuasai guru. Kompetensi

Lebih terperinci

1. Menguasai karakteristik peserta didik. Pengamatan & Pemantauan. 2. Menguasasi teori belajar dan prinsip- prinsip pembelajaran yang Pengamatan

1. Menguasai karakteristik peserta didik. Pengamatan & Pemantauan. 2. Menguasasi teori belajar dan prinsip- prinsip pembelajaran yang Pengamatan FORMAT 1 Format 1A (I) : Lembar pernyataan kompetensi, indikator, dan cara menilai PK Guru Pembelajaran (Guru Kelas/Mata Pelajaran) Sumber : Peraturan Menteri Pendidikan nasional16/2007 tentang Standar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Orientasi utama dari evaluasi konteks adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Orientasi utama dari evaluasi konteks adalah: BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Model Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian evaluasi dengan model CIPP. Komponen evaluasi yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Konteks (context)

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PK GURU KELAS/MATA PELAJARAN

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PK GURU KELAS/MATA PELAJARAN LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PK GURU KELAS/MATA PELAJARAN 41 LAPORAN DAN EVALUASI PENILAIAN KINERJA GURU KELAS/MATA PELAJARAN Lampiran 1B Nama Guru NIP/Nomor Seri Karpeg Pangkat /Golongan Ruang Terhitung Mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya persaingan dunia yang semakin ketat mengharuskan perbaikan kualitas sistem pendidikan Indonesia dari tahun ke tahun. Perbaikan sistem pendidikan tak lepas

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU MATA PELAJARAN / KELAS PERMENNEGPAN dan RB No:16/2009 Dipersembahkan oleh: St. Rudi Muryanta, S.

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU MATA PELAJARAN / KELAS PERMENNEGPAN dan RB No:16/2009 Dipersembahkan oleh: St. Rudi Muryanta, S. INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU MATA PELAJARAN / KELAS PERMENNEGPAN dan RB No:16/2009 Dipersembahkan oleh: St. Rudi Muryanta, S.Ag Kompetensi 1 : Mengenal karakteristik peserta didik FORMAT: 1A Jenis

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS V.A SD NEGERI 07 BARUGA KOTA KENDARI JURNAL PENELITIAN OLEH: NURSIAH WAHAB NIM. G2G1 15 056 PROGRAM

Lebih terperinci

LAMPIRAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU

LAMPIRAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU LAMPIRAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016 28 LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU KELAS/GURU MATA PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. model CIPP. Komponen evaluasi yang digunakan adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. model CIPP. Komponen evaluasi yang digunakan adalah sebagai berikut: 64 BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian evaluasi dengan model CIPP. Komponen evaluasi yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Konteks (Context)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di dalamnya untuk bekerja sama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu (Sugiyono, 202, hal. 3). Masalah yang penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadian sesuai dengan nilainilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bersifat atau yang memiliki karakteristik, bahwa datanya dinyatakan

Lebih terperinci

PROFIL KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK ANAK USIA DINI. Indra Zultiar Dosen Pendidikan Guru PAUD FKIP UMMI

PROFIL KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK ANAK USIA DINI. Indra Zultiar Dosen Pendidikan Guru PAUD FKIP UMMI PROFIL KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK ANAK USIA DINI Indra Zultiar Dosen Pendidikan Guru PAUD FKIP UMMI indrazultiar@gmail.com Leonita Siwiyanti Dosen Pendidikan Guru PAUD FKIP UMMI leony23amr@gmail.com

Lebih terperinci

PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS 1 BARUGA KOTA KENDARI

PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS 1 BARUGA KOTA KENDARI PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR JURNAL HASIL PENELITIAN SITI MURNI NUR G2G1 015 116 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017 1 PERAN KELOMPOK

Lebih terperinci

Kompetensi 1 : Mengenal karakteristik peserta didik Jenis dan cara penilaian : Kompetensi Pedagogik (Pengamatan dan Pemantauan)

Kompetensi 1 : Mengenal karakteristik peserta didik Jenis dan cara penilaian : Kompetensi Pedagogik (Pengamatan dan Pemantauan) Kompetensi 1 : Mengenal karakteristik peserta didik Jenis dan cara penilaian : Kompetensi Pedagogik (Pengamatan dan Pemantauan) Pernyataan : Guru mencatat dan menggunakan informasi tentang karakteristik

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL. Rahmatiah SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL. Rahmatiah SMP Negeri 33 Makassar Abstrak MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL Rahmatiah SMP Negeri 33 Makassar Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris melalui

Lebih terperinci

Kompetensi 1 : Mengenal karakteristik peserta didik. : Horale Tua Simanullang, S.Pd

Kompetensi 1 : Mengenal karakteristik peserta didik. : Horale Tua Simanullang, S.Pd Kompetensi 1 : Mengenal karakteristik peserta didik Nama Guru Nama Penilai : Horale Tua Simanullang, S.Pd : Drs. H. Edi Sumarto Sebelum Pengamatan Tanggal 15 Mei 013 Daftar nilai, Absensi Siswa, Catatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan maju apabila pendidikannya berkualitas. Bangsa yang memiliki pendidikan yang berkualitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur terpenting dan berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari terbentuknya karakter bangsa. Salah

Lebih terperinci

V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. simpulan, implikasi dan saran dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Pemahaman wawasan dan landasan kependidikan

V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. simpulan, implikasi dan saran dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Pemahaman wawasan dan landasan kependidikan 196 V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan paparan data dan pembahasan sebelumnya, maka dapat dikemukakan simpulan, implikasi dan saran dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan formal mempunyai proses bimbingan yang terencana dan sistematis mengacu pada kurikulum. Kurikulum merupakan unsur yang siknifikan dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan posisi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat telah menuntut kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga kita harus mempersiapkan sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya serta mengembangkan kualitas sumber daya manusia beriman dan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya serta mengembangkan kualitas sumber daya manusia beriman dan 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting dan mendasar dalam menjalani kehidupan, karena pendidikan adalah suatu aktivitas untuk mengembangkan aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan. Hal ini karena pendidikan kini telah menjadi salah satu kebutuhan mendasar bagi manusia.

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI AWAL SERGUR 2012

KISI-KISI UJI KOMPETENSI AWAL SERGUR 2012 MATA PELAJARAN SATUAN PENDIDIKAN : PARIWISATA : SMK/MAK KISI-KISI UJI KOMPETENSI AWAL SERGUR 2012 A. PEDAGOGIK Kompetensi Inti Guru (Standar Kompetensi) Memiliki Kompetensi Pedagogik Kompetensi Guru Mata

Lebih terperinci

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 2 PERANGKAT PKG

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 2 PERANGKAT PKG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 2 PERANGKAT PKG KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2010 1 2 PERANGKAT PKG Perangkat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah sebuah sistem yang kompleks dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah sebuah sistem yang kompleks dimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah sebuah sistem yang kompleks dimana kesuksesannya bisa terlihat dalam 2 aspek, yaitu aspek proses dan aspek produk. Sebagai sebuah sistem,

Lebih terperinci

ATASAN PEJABAT PENILAI

ATASAN PEJABAT PENILAI DATA BASE Nama : SUHANTO N I P /NRK : 196508171991031000 Nomor Seri Karpeg : Tempat Tanggal Lahir : 17.08.1965 Pangkat/Golongan : I I I / C TMT sebagai guru : 1 Maret 1991 Tanggal mulai bekerja di Sekolah

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI GURU ( UKG ) tentang karakteristik peserta peserta didik dalam setiap. Distribusi Tenaga Listrik

KISI-KISI UJI KOMPETENSI GURU ( UKG ) tentang karakteristik peserta peserta didik dalam setiap. Distribusi Tenaga Listrik BIDANG STUDI KEAHLIAN PROGRAM STUDI KEAHLIAN MATA PELAJARAN JENJANG PENDIDIKAN KISI-KISI UJI KOMPETENSI GURU ( UKG ) : TEKNOLOGI DAN REKAYASA : TEKNIK KETENAGALISTRIKAN : DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK : SMK.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan adalah interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung pada lingkungan tertentu. 1 Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan.

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik, dalam kegiatan interaksi ini tidaklah dilakukan dengan sembarangan dan di luar kesadaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum dalam sistem pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Kurikulum adalah rencana tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini di dalam dunia pendidikan, keberadaan guru merupakan salah satu faktor yang signifikan baik dalam peran maupun fungsinya. Guru merupakan bagian komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Pendidikan merupakan sarana terciptanya sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Pendidikan merupakan sarana terciptanya sumber daya manusia yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pendidikan merupakan sarana terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas dan tempat untuk mengembangkan potensi dari dalam diri manusia, baik untuk mengembangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Karena dengan pendidikan kita dapat mempersiapkan kondisi sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh setiap orang dan merupakan suatu kebutuhan untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TESIS

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TESIS PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (Studi Situs di SMA PGRI 1 Karangmalang Sragen) TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional negara kita adalah pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan nasional sebagai salah satu sistem dari supra sistem

Lebih terperinci

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SOSIOLOGI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SOSIOLOGI SMA NEGERI KOTA BANDUNG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SOSIOLOGI SMA NEGERI KOTA BANDUNG 1 Syaifullah Syam, 2 Yadi Ruyadi, 3 Lisda Apriyani 1 Dosen Prodi Pendidikan Sosiologi FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia 2 Dosen Prodi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu bangsa yang sedang membangun seyogyanya menjadikan sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, karena pendidikan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal pokok yang dapat menunjang kecerdasan serta keterampilan anak dalam mengembangkan kemampuannya. Pendidikan merupakan sarana yang paling tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendasar untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. mendasar untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Untuk mencapai tujuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu faktor yang mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri.

Lebih terperinci

PERSIAPAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI

PERSIAPAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI PERSIAPAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI Ira Kusuma Wardani Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Program Studi

Lebih terperinci

PENERAPAN KEGIATAN MANAJEMEN KELAS OLEH GURU DI KELAS IV SD NEGERI LAMREUNG KECAMATAN KRUENG BARONA JAYA ACEH BESAR

PENERAPAN KEGIATAN MANAJEMEN KELAS OLEH GURU DI KELAS IV SD NEGERI LAMREUNG KECAMATAN KRUENG BARONA JAYA ACEH BESAR PENERAPAN KEGIATAN MANAJEMEN KELAS OLEH GURU DI KELAS IV SD NEGERI LAMREUNG KECAMATAN KRUENG BARONA JAYA ACEH BESAR Nuzul Wahyu Wulan Dari, M.Husin Affan, Nurmasyitah. NuzulWahyu99@gmail.com ABSTRAK Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karna itu dari waktu ke waktu selalu dilakukan usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Respon terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi benar-benar bergantung pada kualitas sumber daya manusia, baik dalam kapasitas individu, keluarga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut UU no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen bab I ketentuan. umum pasal 1,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut UU no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen bab I ketentuan. umum pasal 1, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah umum pasal 1, Menurut UU no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen bab I ketentuan Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

Lebih terperinci

Hj. Yusida Gloriani & Teti Tresnawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

Hj. Yusida Gloriani & Teti Tresnawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 CILIMUS TAHUN AJARAN 013/014 Hj.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia memerlukan suatu pendidikan. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Dengan pendidikan, manusia menjadi individu yang lebih baik dari sebelumnya. UU nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi. Azzra (Ambarita, 2010:37) mengatakan seorang guru yang

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi. Azzra (Ambarita, 2010:37) mengatakan seorang guru yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah salah satu unsur terpenting pada komponen pendidikan. Sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa. Keberhasilan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. dari sistem nilai pancasila yang bersumber dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal

BAB I. Pendahuluan. dari sistem nilai pancasila yang bersumber dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi pada era global berkembang pesat. Teknologi informasi dan komunikasi memudahkan masyarakat menerima berbagai informasi dan komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan kepribadian manusia. Sebagai suatu proses, pendidikan tidak hanya berlangsung pada suatu saat saja, akan tetapi proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Penelitian Telah kita ketahui bersama bahwasannya pendidikan merupakan hal yang paling penting dalam semua aspek kehidupan, karena dengan pendidikan semua orang bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2014, Hlm Silfia Hanani, Sosiologi Pendidikan Keindonesiaan, AR-Ruzz Media, Jogjakarta, 2013, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2014, Hlm Silfia Hanani, Sosiologi Pendidikan Keindonesiaan, AR-Ruzz Media, Jogjakarta, 2013, hlm. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan yang diselenggarakan disetiap satuan pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi, bahkan yang dilakukan dilembagalembaga non formal dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini pembelajaran di sekolah harus bervariasi agar bisa menarik perhatian siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dimana siswa dapat tertarik pada

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 SOPAI KABUPATEN TORAJA UTARA

ANALISIS KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 SOPAI KABUPATEN TORAJA UTARA ANALISIS KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 SOPAI KABUPATEN TORAJA UTARA Thin Ratulangi 1, Nurdin Arsyad 2.Djadir 3 1 Program Studi Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faris Fauzi, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faris Fauzi, 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan bertujuan mengembangkan kemampuan seorang individu agar menjadi warga yang mempunyai tanggung jawab. Dengan pendidikan, seseorang dapat mencari pekerjaan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010 PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010 Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah dunia menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah dunia menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah dunia menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) memegang peranan penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa disegala bidang, ekonomi, politik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membangun dan meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang ditandai dengan dinamika kehidupan

Lebih terperinci

(Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman E-ISSN

(Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman E-ISSN Prosiding SENASGABUD http://research-report.umm.ac.id/index.php/senasgabud (Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman 95-106 E-ISSN 2599-8406 MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntun manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di berbagai bidang khususnya bidang pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dirinya sendiri menuju kedewasaan dan bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dirinya sendiri menuju kedewasaan dan bertanggung jawab 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik yang dapat memberikan pengaruhnya terhadap pertumbuhan, baik jasmani maupun rohani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah merumuskan peningkatan daya saing atau competitiveness

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah merumuskan peningkatan daya saing atau competitiveness 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurunnya peringkat pendidikan di Indonesia dari peringkat 65 pada tahun 2010 menjadi 69 pada tahun 2011 cukup menyesakkan dada. Pasalnya, peringkat pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara individu dengan lingkungannya 1.

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara individu dengan lingkungannya 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor negara maju atau tidak dapat dilihat dari segi pendidikan. Pendidikan merupakan tombak utama dalam sebuah negara. Negara dapat berkembang menjadi maju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Guru merupakan faktor penentu pertama yang menentukan keberhasilan pembelajaran di dalam kurikulum 2013 yaitu kesesuaian kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan

Lebih terperinci

PERAN METODE DISKUSI DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER MAHASISWA PGSD FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PERAN METODE DISKUSI DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER MAHASISWA PGSD FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ISBN: 978-602-70471-1-2 365 PERAN METODE DISKUSI DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER MAHASISWA PGSD FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Yulia Maftuhah Hidayati dan Susilo Adi Prasetyo PGSD FKIP Universitas

Lebih terperinci

Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Vol. 2 Nomor 5 Juni Tahun 2016

Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Vol. 2 Nomor 5 Juni Tahun 2016 MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE JIGSAW BAGI SISWA KELAS XII AP SEMESTER GASAL SMK NEGERI 1 JOGONALAN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 Oleh : Dewi Yuningrih Email : SMK Negeri

Lebih terperinci

MEMAHAMI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TINGKAT PUSAT DAN DAERAH BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 03 BANGSRI KECAMATAN KARANGPANDAN TAHUN

MEMAHAMI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TINGKAT PUSAT DAN DAERAH BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 03 BANGSRI KECAMATAN KARANGPANDAN TAHUN UPAYA PENINGKATAN AKTIFITAS SISWA MENGGUNAKAN METODE JIGSAW DALAM PELAJARAN PKn MATERI MEMAHAMI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TINGKAT PUSAT DAN DAERAH BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 03 BANGSRI KECAMATAN KARANGPANDAN

Lebih terperinci

PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd.

PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd. PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS Oleh Drs. Andi Suntoda S., M.Pd. LANDASAN HUKUM UU RI Pasal 5 nomor 20 tahun 2003 : Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT Anifa Alfia Nur Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract Tugas akhir ini bertujuan untuk mendapat gambaran tentang tingkat kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Proses pendidikan diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan

Lebih terperinci

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajad S-1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta prinsip-prinsip, sehingga membantu memiliki makna bagi subjek didik.

BAB I PENDAHULUAN. serta prinsip-prinsip, sehingga membantu memiliki makna bagi subjek didik. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serankaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengar, meniru dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan selalu

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha untuk membudayakan manusia atau memanusiakan manusia, pendidikan amat stategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama semakin berkembang dan merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama semakin berkembang dan merupakan kebutuhan mutlak yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karna itu dari waktu ke waktu selalu dilakukan usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KINERJA GURU PAUD PAUD DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KARAKTER PESERTA DIDIK. Oleh: Dwi Prasetiyawati Diyah Hariyanti

PENINGKATAN KINERJA GURU PAUD PAUD DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KARAKTER PESERTA DIDIK. Oleh: Dwi Prasetiyawati Diyah Hariyanti PENINGKATAN KINERJA GURU PAUD PAUD DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KARAKTER PESERTA DIDIK Oleh: Dwi Prasetiyawati Diyah Hariyanti Email: duik_pdh@yahoo.com Abstrak Kinerja guru PAUD merupakan suatu upaya untuk

Lebih terperinci