Mengurai Kartel Pangan Indonesia. Oleh Mohammad Reza Hafiz A. Peneliti INDEF

dokumen-dokumen yang mirip
PROSPEK TANAMAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan. Sektor tanaman pangan adalah sebagai penghasil bahan makanan

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

Kebijakan Proteksi Impor yang Salah Sasaran Luqmannul Hakim

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

RANGKUMAN HASIL RAKOR PANGAN NASIONAL, FEED INDONESIA FEED THE WORLD II JAKARTA, 26 JULI 2011

Kualitas Gizi Faktor Penting Pembangunan

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH

IX. KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Perusahaan umum Bulog mempunyai misi yakni memenuhi kebutuhan pangan

Politik Pangan Indonesia - Ketahanan Pangan Berbasis Kedaulatan dan Kemandirian Jumat, 28 Desember 2012

inside front cover FA_PENAS book.indd 2 5/1/17 11:09 PM

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

I. PENDAHULUAN. bermatapencaharian petani. Meskipun Indonesia negara agraris namun Indonesia

V. KERAGAAN INDUSTRI GULA INDONESIA

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pemenuhan protein hewani yang diwujudkan dalam program kedaulatan pangan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Nainggolan K. (2005), pertanian merupakan salah satu sektor

Penyusutan Luas Lahan Tanaman Pangan Perlu Diwaspadai Rabu, 07 Juli 2010

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

I. PENDAHULUAN. perekonomian di Provinsi Lampung. Sektor pertanian terdiri dari. penting diantara subsektor lainnya karena mampu menghasilkan bahan

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG PERTANIAN UNTUK MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN PANGAN DAN ENERGI BERBASIS PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah

Terwujudnya Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dari pemerintah dalam kebijakan pangan nasional. olahan seperti: tahu, tempe, tauco, oncom, dan kecap, susu kedelai, dan

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pangan nasional. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein. dan pakan ternak serta untuk diambil minyaknya.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kemampuan sektor pertanian dalam

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Konsumsi Gula Tahun Periode

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan Ekonomi. Perekonomian Indonesia

MEMPOSISIKAN KEMBALI BULOG SEBAGAI GARDA DEPAN KETAHANAN PANGAN PADA SUBSISTEM DISTRIBUSI

PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN BERDASARKAN KEMANDIRIAN DAN KEDAULATAN PANGAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang wajib

KEMENTERIAN PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

CUPLIKAN RUMUSAN HASIL KONFERENSI DEWAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2010

Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN PEMBINAAN PERAN INDUSTRI BERBASIS TEBU DALAM MENUNJANG SWASEMBADA GULA NASIONAL.

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI. Strategi Ketahanan Pangan Nasional

Ketahanan Pangan dan Pertanian. disampaikan pada : Workshop Hari Gizi Nasional (HGN) ke-55

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS JAGUNG. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program

PENDAHULUAN. salah satu negara berkembang yang mayoritas. penduduknya memiliki sumber mata pencaharian dari sektor pertanian.

PENCAPAIAN SURPLUS 10 JUTA TON BERAS PADA TAHUN 2014 DENGAN PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM (SYSTEM DYNAMICS)

BAB III KEBIJAKAN STABILISASI HARGA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. paling terasa perubahannya akibat anomali (penyimpangan) adalah curah

BAB I PENDAHULUAN. beras/padi. Komoditas yang memiliki nama lain Zea mays merupakan sumber

KINERJA PRODUKSI DAN HARGA KEDELAI SERTA IMPLIKASINYA UNTUK PERUMUSAN KEBIJAKAN PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET SUKSES KEMENTERIAN PERTANIAN

PENDAHULUAN. setelah beras. Jagung juga berperan sebagai bahan baku industri pangan dan

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Produksi, Produktivitas, dan Luas Areal Ubi Kayu di Indonesia Serta

I. PENDAHULUAN. kecukupan pangan bagi suatu bangsa merupakan hal yang sangat strategis untuk

I. PENDAHULUAN. penting dalam perekonomian nasional. Ditinjau dari kontribusinya terhadap

PENCAPAIAN TARGET SWASEMBADA JAGUNG BERKELANJUTAN PADA 2014 DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIS

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pembangunan pertanian periode dilaksanakan melalui tiga

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia sangat tinggi. Menurut Amang

I. PENDAHULUAN. setiap rakyat Indonesia. Salah satu komoditas pangan yang penting di Indonesia

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Peranan Sektor Pertanian dalam Pembangunan

Pembangunan Ketahanan Pangan untuk Peningkatan Kedaulatan Pagan

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pelaksanaan Revitalisasi Pertanian

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pengekspor jagung (net exporter), namun situasi ini secara drastis berubah setelah

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

ANALISIS KEBIJAKAN PENENTUAN HARGA PEMBELIAN GABAH 1)

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. pertumbuhan produksi pertanian tidak sebesar laju permintaan pangan. Tabel 1.1

REVITALISASI PERTANIAN

BPS PROVINSI JAWA BARAT

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

V GAMBARAN UMUM PERKEMBANGAN DAN IMPOR KEDELAI INDONESIA

KEYNOTE SPEECH MENTERI PERTANIAN RI

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

KOMPARASI EKONOMI JAGUNG INDONESIA DENGAN NEGARA PRODUSEN UTAMA PENDAHULUAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan

Bab I. Pendahuluan. Kebutuhan kedelai meningkat seiring dengan meningkatkan permintaan untuk

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. negara agraris di dunia, peranan tanaman pangan juga telah terbukti secara

Transkripsi:

Mengurai Kartel Pangan Indonesia Oleh Mohammad Reza Hafiz A. Peneliti INDEF

Pasar Produk Pangan Meningkat Sumber: Harmadi, 2013 Populasi Penduduk Dunia dan Indonesia: http://www.worldometers.info/world-population/ Populasi penduduk dunia semakin meningkat dan Bonus Demografi di negara-negara Berkembang termasuk Indonesia merupakan pasar paling potensial bagi bisnis pangan.

Indeks Keamanan Pangan Rendah Rank Negara Skor Dari 2013 Rank Negara Skor Dari 2013 1 USA 89.3 +1.7 60 Sri Langka 51.7 +1.3 5 Singapura 84.3 +2.7 65 Filipina 49.4 +0.3 25 Korea Selatan 73.2 +1.5 67 Vietnam 49.1-0.2 33 Brazil 68.1-0.5 69 India 48.3 +2.4 34 Malaysia 68.0 +2.0 72 Indonesia 65.5 0 42 China 62.2 +1.2 96 Kamboja 33.1 0 49 Thailand 59.9 +0.5 109 Kongo 24.8 +2.6 Kriteri a Skor Rank 2012 2013 2014 2012 201 3 http://foodsecurityindex.eiu.com/country/details#indonesia Ketahanan pangan Indonesia masih sangat rentan. Kondisi itu dibuktikan dengan rendahnya indeks keterjangkauan pangan (affordability), ketersediaan pangan (availability), serta kualitas pangan 201 4 Overall 46.5 46.5 46.5 70 69 72 Afford 42.2 42.2 43.3 69 69 73 Avail 51.7 52.2 51.1 60 57 63 Q-S 42.9 42.1 42.0 80 82 83

Potret Produksi Komoditas Pangan Utama Padi: Produksi 71,27 juta ton gabah (40,6 juta ton beras, konversi 0,57). Jika konsumsi 124,8 kg/kapita, total konsumsi 250 juta penduduk: 28,25 juta ton. Surplus. Masih Impor? Jagung: Produksi 18,5 juta ton jagung pipilan kering (turun 4,51%), sebagian besar untuk pakan ternak. Impor? Kedelai: Produksi 779 ribu ton kedelai kering(turun-7,49%). Produksi terus menurun, jauh dari target swasembada(2,5 juta ton). Impor dari AS. Gula: Produksi 2,5 juta ton, di bawah target produksi 2,8 juta ton. Konsumsi >4,5 juta ton, terdiri 2,5 juta ton gula konsumsi dan 2 juta ton gula rafinasi, berasal dari impor gula mentah. Impor?

Rumah Tangga Petani (RTP) berkurang Dalam kurun waktu 2003-2013, jumlah RTP berkurang signifikan. Dilihat dari luas lahan, RTP dengan kepemilikan lahan <0,1 Ha turun drastis 53 persen Dilihat dari subsektor, hortikultura turun drastis 37,4 persen

Impor > Ekspor = Defisit Neraca Perdagangan Pertanian

Who controls the food supply controls the people; who controls the energy can control whole continents; who controls money can control the world. -Henry Kissinger (Nixon era former Secretary of State)

Kreator Kartel Pangan? Resep LoI IMF tidak dapat dipungkiri menjadi salah satu gerbang pembuka praktik persaingan usaha yang tidak sehat dalam tata niaga pangan strategis yang dilempar ke mekanisme pasar. Akibatnya, para pebisnis dengan modal besar menguasai pasar yang mengganggu tata niaga pangan. Tak ayal produktivitas pertanian menurun dan defisit neraca perdagangan pertanian semakin melebar. Kartel pangan muncul akibat kegagalan pemerintah mengembangkan sektor pertanian menjadi industri yang menarik dan berdaya saing serta pengikisan peran Bulog.

Asimetris Struktur Pasar Pangan Sistem rantai pasok komoditas pangan tidak efisien Kondisi infrastruktur dan sistem logistik belum memadai Petani menghadapi titik ekstrim: (1) oligopsoni produk pertanian; (2) oligopoli faktor produksi Elastisitas transmisi harga komoditas cenderung rendah Argumentasi bahwa pemangku kebijakan bermain dengan para rent-seeker Maraknya dugaan kartel, khususnya pangan impor yang nilai dan volumenya besar seperti: kedelai, gandum/terigu, gula, beras, jagung, dan daging)

Potensi Kartel Industri Hulu Pertanian Subsektor Penguasaan (%) Perusahaan Insektisida, fungisida, dan herbisida 100 Multinasional Padi Inbrida 100 BUMN Padi Hibrida 90 Multinasional Jagung Hibrida 90 Multinasional Hortikultura 70 Multinasional Pupuk 70 Nasional Pupuk 30 Multinasional Sumber: Bisnis Indonesia, 7 Februari 2014 Saat ini, industri perbenihan sulit berkembang karena memerlukan investasi yang cukup besar. Mayoritas investasi swasta dalam industri benih (dan pestisida) dipegang oleh perusahaan-perusahan multinasional karena ketersediaan modalnya yang besar serta teknologi modern yang dapat menunjang keberlangusungan industri benih

Koreksi Kebijakan Tata Niaga Pangan Peningkatan produksi dan produktivitas serta efisiensi usaha tani dan tata niaga komoditas pangan di sektor hulu. Swasembada pangan lokal wajib ditopang konsistensi kebijakan dalam perbaikan infrastruktur, perluasan lahan, perbaikan sistem informasi harga, pasar, dan teknologi Revitalisasi peran dan kapasitas Bulog dalam mengelola pangan strategis dengan instrumen stabilisasi (stok komoditas, harga, mekanisme impor, dan anggaran) Pengembangan agroindustri pedesaan untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian dan kesejahteraan petani. Akses pembiayaan pertanian dan perlindungan pemberdayaan petani (Bank Pertanian dan Asuransi Pertanian) Perlunya penegakan hukum dalam menguatkan fungsi dan daya gedor KPPU melalui amandemen UU Nomor 5 tahun 1999