KAJIAN KEBIJAKAN PERBERASAN

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN PENURUNAN KUALITAS GABAH-BERAS DILUAR KUALITAS PENDAHULUAN

KAJIAN HARGA PEMBELIAN PEMERINTAH (HPP) GABAH-BERAS : Kasus Propinsi Jawa Barat

HARGA PEMBELIAN PEMERINTAH (HPP) GABAH-BERAS TAHUN 2010 : Efektivitas dan Implikasinya Terhadap Kualitas dan Pengadaan oleh Dolog

KAJIAN KEBIJAKAN HPP GABAH DAN HET PUPUK MENDUKUNG PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DAN PENDAPATAN PETANI

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)

TINJAUAN HARGA PRODUSEN GABAH KALIMANTAN TENGAH 2013

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap Tahun 2012 dan Angka Ramalan I Tahun 2013)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2013)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014)

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA

BAB I. PENDAHULUAN. Tahun. Pusat Statistik 2011.htpp:// [Diakses Tanggal 9 Juli 2011]

KAJIAN KEBIJAKAN HPP GABAH

BERITA RESMI STATISTIK

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun 2012)

Tabel1 Nilai Tukar Petani PerSubsektor dan Perubahannya November 2014 Desember 2014 (2012=100)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU


A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

KEBIJAKAN MENYANGGA ANJLOKNYA HARGA GABAH PADA PANEN RAYA BULAN FEBRUARI S/D APRIL 2007

KAJIAN PENURUAN KUALITAS GABAH-BERAS DILUAR KUALITAS DI PROVINSI JAWA TENGAH

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun 2014)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ARAM II 2015)

I. PENDAHULUAN. sebagai penyedia pangan yang cukup bagi penduduknya dan pendukung

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2015)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

BERITA RESMI STATISTIK

Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan

KETAHANAN PANGAN: B E R A S

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI *) DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI DAN UBI KAYU 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

ANGKA RAMALAN 2 TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2014)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN UPAH BURUH

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2012 SEBESAR 117,59

KEBIJAKAN PERBERASAN DAN STABILISASI HARGA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI *) DAN PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU, DAN UBI JALAR (ANGKA RAMALAN II 2015)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PRODUKSI PADI JAGUNG DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU, DAN UBI JALAR (ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN III TAHUN 2011)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN APRIL 2008 SEBESAR 135,16

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2014 dan Angka Ramalan I 2015)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU, DAN UBI JALAR (ANGKA RAMALAN II 2013)

PRODUKSI TANAMAN PANGAN PROVINSI BENGKULU (ANGKA RAMALAN I 2015)

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PROSPEK IMPLEMENTASI KEBIJAKAN HARGA PEMBELIAN PEMERINTAH (HPP) MULTIKUALITAS GABAH DAN BERAS DI INDONESIA

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

ANGKA RAMALAN 1 TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian antara lain: menyediakan pangan bagi seluruh penduduk,

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH

Transkripsi:

Pendahuluan KAJIAN KEBIJAKAN PERBERASAN 1. Dalam upaya mewujudkan stabilitas harga beras, salah satu instrumen kebijakan harga yang diterapkan pemerintah adalah kebijakan harga dasar dan harga maksimum, yang selanjutnya konsep harga dasar disesuaikan menjadi harga pembelian pemerintah (HPP). Pemerintah telah mengimplementasikan kebijakan tunggal HPP gabah-beras per 1 Januari 2003 melalui Inpres No.9/2002. Secara berkala pemerintah menaikkan HPP gabah-beras untuk mengimbangi kenaikan harga input dan inflasi. Saat ini melalui Inpres No.1/2010 HPP gabah-beras adalah sebagai berikut : GKP (Rp.2.640./kg), GKG (Rp.3.300/kg), dan beras (Rp.5.060/kg). Kebijakan HPP tersebut didukung oleh perangkat kebijakan, institusi dan pembiayaan. 2. Esensi dari penerapan HPP tersebut adalah untuk memberikan insentif bagi para petani padi dengan cara memberikan jaminan harga di atas harga keseimbangan (price market clearing), terutama pada saat panen raya. Melalui kebijakan HPP ini pemerintah mengharapkan : (a) produksi padi dapat ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pasokan dalam negeri; (b) stabilitas harga padi; dan (c) pendapatan petani dan usahatani padi meningkat. Kebijakan penetapan HPP gabah yang dilakukan selama ini berdasarkan kadar air dan kadar hampa, sedangkan HPP beras adalah kadar air dan butir patah beras. Penerapan HPP gabah berdasarkan kadar air dan kadar hampa dipertahankan hingga saat ini dengan pertimbangan bahwa sebagian besar petani memproduksi gabah pada kualitas tersebut, sehingga diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan mayoritas petani padi. 3. Produksi gabah yang dihasilkan petani bervariasi sesuai kadar air dan kadar hampa yang tertuang dalam tabel rafaksi. Inpres No.7 Tahun 2009 tentang Kebijakan Perberasan. Dan Peraturan Menteri Pertanian No.1/Permentan/PP.130/1/2010 tentang Pedoman Harga gabah diluar kualitas hanya mengatur tentang harga gabah, namun belum mengatur tentang harga beras diluar kualitas. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas 4. Produksi padi nasional secara konsisten mengalami peningkatan selama tahun 2007 hingga 2010. Untuk tahun 2008 tercatat 60,33 juta ton GKG (setara 38 juta ton beras), atau meningkat 5,54 persen dibandingkan 2007. Produksi GKG tahun 2009 mencapai 64,39 juta ton (setara 40 juta ton beras). Selanjutnya, produksi tahun 2010 (ARAM II) mencapai 65,15 juta ton (setara 40,47 juta ton beras) atau meningkat 1,17 persen. Kenaikan produksi pada tahun 2010 disebabkan peningkatan produktivitas sebesar 0,07 kuintal/hektar (1,26 persen), sementara luas panen mengalami penurunan 0,10 persen. 5. Musim panen padi terdiri dari tiga kategori yaitu musim panen raya (rendeng), musim panen gadu dan musim paceklik. Musim panen raya berlangsung sejak Februari-Mei dengan luas total mencapai 6 juta ha (51% dari total luas panen). Pada musim panen gadu, luas panen mencapai 3,9 juta ha (33%), dan pada musim paceklik seluas 1,9 juta ha (16%),(Gambar 1). Perkembangan Harga dan Kebijakan HPP GKP dan GKG 6. HPP GKP dan HPP GKG mengalami peningkatan 7 10 persen setiap periodenya. Ratarata, tahun 2009 harga GKP mencapai Rp 2.708/kg, lebih tinggi dari HPP GKP yang ditetapkan pemerintah Rp 2.400/kg. Harga GKG di tingkat penggilingan sebesar Rp 3.067/kg, di atas HPP yang ditetapkan pemerintah Rp 3.000/kg. 7. Tahun 2010 (Januari-Agustus), harga aktual GKP dan GKG meningkat tajam, masingmasing tercatat Rp. 2.997/kg (HPP GKP Rp.2.640/kg) dan Rp.3.549/kg (HPP GKG Rp.3.300/kg). Walaupun harga aktual GKP dan GKG berada diatas HPP yang ditetapkan,

namun persentase kenaikan harga aktual GKP dan GKG tidak dapat mengimbangi persentase kenaikan harga beras medium. Kondisi ini menyebabkan semakin besar senjang antara harga beras dengan harga GKP dan GKG(Gambar 2). 8. HPP untuk GKG relatif terlalu tinggi dibanding HPP untuk GKP. Rasio harga GKG/GKP berdasarkan harga pasar (di tingkat penggilingan) berkisar 1,13-1,18 sedangkan berdasarkan HPP yang ditetapkan pemerintah 1,25-1,27 (Tabel 2). Alur Pemasaran Gabah-Beras 9. Pedagang besar yang membeli gabah petani dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu pedagang bebas dan pedagang rekanan Dolog/Bulog. Pedagang besar rekanan Dolog, menjual dalam bentuk gabah sesuai kualitas GKG yang tertera dalam Inpres Perberasan yaitu kadar air maksimum 14 persen dan kadar hampa/kadar kotoran maksimum 3 persen. Harga yang diterima pedagang dari penyetoran GKG ke Dolog hanya satu harga, sesuai dengan Inpres Perberasan sebesar Rp. 3.345/kg. Dengan pembelian gabah dari petani sebesar Rp. 2.700/kg (Sidrap) Rp.2.750/kg (Karawang), rendemen gabah-beras sebesar 60-62 persen dan HPP beras berdasarkan Inpres No. 7/2009 sebesar Rp. 5.060/kg, maka marjin keuntungan penjualan per kg beras berkisar Rp. 79 (Karawang) Rp.292 (Sidrap) (Tabel 3). Kriteria Mutu Gabah di Tingkat Petani 10. Dari segi kualitas gabah yang dibeli dari petani, para pedagang memiliki kriteria sendiri dalam menilai kualitas gabah petani. Penentuan kualitas oleh pedagang tidak menggunakan alat pengukur kadar air atau alat lainnya, tetapi hanya menggunakan pengamatan secara visual, berdasarkan penglihatan dan pengalaman berdagang (Tabel 5). Dengan perbedaan kualitas berdasarkan persepsi petani dan pedagang, terkesan adanya komunikasi yang tidak simetris dalam bertransaksi dan cenderung merugikan petani dalam bertransaksi. Satu-satunya kriteria kualitas yang dipahami oleh petani, dan pedagang dalam bertransaksi adalah pembedaan kualitas gabah/beras berdasarkan jenis butiran panjang dan butiran pendek-bulat. Butiran panjang dipahami sebagai kualitas gabah/beras yang lebih baik dan lebih mahal di pasaran dibandingkan butiran pendek-bulat. Transaksi Kualitas GKP Dominan 11. Saat bertransaksi, sangat jarang dan mungkin hampir tidak ada petani dan pedagang yang menggunakan alat ukur kadar air dan kadar hampa gabah. Inpres No.1/2010 tentang Perberasan menetapkan kualitas GKP di petani melalui kadar air dan kadar hampa masingmasing maksimum 25 persen dan 10 persen. Namun, kenyataan dilapangan tidaklah demikian. 12. Petani padi di empat kabupaten kasus, selama musim panen raya Februari-Mei 2009 kualitas rata-rata GKP yang dijual petani adalah berkadar air 16-20 persen, dan kadar hampa 5-7 persen, dengan kisaran harga yang berlaku adalah Rp. 2.800 Rp. 2.970,- per kg (Tabel 7). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kualitas GKP yang ditransaksikan petani telah berada diatas HPP GKP. Kadar air dan kadar hampa gabah paling minim masing-masing 9,63 persen dan 1,2 persen. Harga GKP tertinggi ini mencapai Rp. 3.160/kg. Sebaliknya, kadar air dan kadar hampa maksimum adalah 24,90 persen dan 9,75 persen, dengan harga GKP terendah tercatat Rp. 2.700/kg.

Luas Serangan OPT, Kebanjiran dan Kekeringan 13. Di Kabupaten Karawang dan Subang, pada periode 2009 - Agustus 2010, luas sawah yang terkena banjir mengalami penurunan. Pada tahun 2010, bencana banjir terjadi pada lahan sawah seluas 5.373 ha, atau turun 66,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dari luasan ini hanya 22,1 persen yang berakibat puso, sisanya hanya mengalami dampak ringan dan sedang. Bencana banjir berpotensi menurunkan produksi gabah di Kabupaten Karawang pada musim tanah MH sebanyak 8 74 ribu ton GKG atau berkisar 1-12 persen (Tabel 8). 14. Musim hujan yang panjang berpotensi memberikan keuntungan bagi petani, namun di sisi lain berpotensi munculnya serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) utama tanaman padi. Serangan OPT utama yaitu penggerek batang, wereng batang coklat (WBC), tikus dan bakteri hawar daun (BLB). Hingga Agustus 2010, serangan WBC meningkat pesat hingga mencapai 7.640 ha, dengan dampak puso seluas 73 ha (Tabel 9). 15. Di kabupaten Karawang dan Subang pada periode Januari-Juni 2010, terlihat bahwa tikus mendominasi serangan hama padi. Namun pada bulan Juli-Agustus serangan WBC merebak. Serangan WBC mengalami puncaknya pada bulan Juli-Agustus. Namun, dengan rata-rata luasan terserang OPT kurang dari 4 persen, sehingga tidak mengganggu produksi gabah Kabupaten Karawang maupun di kabupaten Subang. Volume Penyetoran Gabah dan Beras Yang Ditolak Dolog 16. Di Kabupaten Karawang, pada periode 2009-2010, persentase penolakan gabah-beras di gudang Dolog cenderung meningkat. Pada tahun 2009, persentase penolakan gabah dan beras di gudang Dolog Sub Divre Karawang masing-masing mencapai 2,60 dan 3,53 persen dari seluruh jumlah penyetoran gabah dan beras. Sementara pada tahun 2010, persentase penolakan gabah-beras meningkat masing-masing menjadi 3,52 dan 4,75 persen (Tabel 10 dan 11). Kecenderungan yang sama di kabupaten Subang, persentase penolakan beras pada tahun 2009 tercatat 2,85 persen, meningkat menjadi 9,76 persen pada tahun 2010. Cadangan Gabah Beras Petani 17. Dari total produksi GKG, petani menyimpan GKG untuk cadangan pangan sampai musim panen berikutnya, masing-masing sebanyak 9 12 persen (Jawa Barat), 10,6 11 persen (Demak), dan 14 21,5 persen (Sidrap). Sementara untuk penggunaan lain-lain seperti untuk benih padi yang ditanam musim berikutnya, untuk zakat, sumbangan dan lain lain petani menyisihkan 13 15 persen (Jawa Barat), 6 9 persen (Demak), dan 5 14 persen (Sidrap). Hasil gabah dijual petani sebanyak 74 76 persen (Jawa Barat), 80 83 persen (Demak), dan 65 80.8 persen (Sidrap), sebagian besar dijual dalam bentuk Gabah Kering Panen (GKP). Hasil penjualannya digunakan untuk biaya hidup sehari-hari dan modal usahatani pada musim berikutnya (Tabel 15). Kesimpulan dan Implikasi Kebijakan 18. Tabel Rafaksi sangat baik digunakan sebagai pedoman dalam menghubungkan kualitas dan harga gabah, namun dalam prakteknya tidak digunakan oleh petani dan pedagang dalam transaksi GKP. Petani dan pedagang memiliki persepsi masing-masing tentang kualitas GKP. Sementara HPP GKG dan HPP Beras hanya digunakan dalam transaksi antara pedagang rekanan dengan Dolog/Bulog. Upaya meningkatkan efektivitas pemanfaatan tabel rafaksi dalam transaksi gabah perlu diintensifkan sosialisasi kepada petani secara reguler. 19. selama musim panen raya Februari - Mei 2009, kualitas rata-rata GKP yang dijual petani tergolong cukup memadai, yaitu berkadar air 16-20 persen, dan kadar hampa 5-7 persen,

dengan kisaran harga yang berlaku adalah Rp. 2.800 Rp. 2.970/kg, atau harga GKP yang ditransaksikan petani berada diatas HPP GKP. Kondisi ini mengindikasikan bahwa adanya isu penurunan kualitas gabah dibeberapa daerah hanya bersifat lokalita dan temporer. Namun demikian, pemerintah perlu terus mengantisipasi dampak perubahan iklim yang berpotensi menurunkan produksi dan produktivitas padi serta munculnya serangan OPT. 20. Dari total produksi GKG, petani menyimpan GKG untuk cadangan pangan hingga musim panen berikutnya sebanyak 9 13 persen. Sementara untuk penggunaan lain-lain seperti untuk benih padi, zakat, sumbangan dan lain lain petani sekitar 13 15 persen dari produksinya. Sedangkan hasil gabah yang dijual petani berkisar 74 76 persen, sebagian besar dijual dalam bentuk Gabah Kering Panen (GKP). Mengingat sebagian besar petani menjual hasil gabah dalam bentuk gabah kering panen (GKP), maka kebijakan insentif harga seyogyanya diprioritaskan pada jenis gabah yang dominan ditransaksikan oleh petani Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi, 2007 2010. Uraian Satuan 2007 2008 2009 2010 (ha) 12.147.637 12.327.425 12.883.576 12.870.949 Luas Panen (1,48) (4,51) (-0,10) (ton) 57.157.435 60.325.925 64.398.890 65.150.764 Produksi (5,54) (6,75) (1,17) (ton/ha) 4,71 4,89 4,99 5,06 Produktivitas (4,02) (2,15) (1,26) Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010 (diolah). Keterangan : angka dalam kurung menunjukkan pertumbuhan (%) Gambar 1. Luas Panen Padi di Indonesia, 2006 2010 (sampai April 2010) (ha).

Tabel 2. Perkembangan Harga GKP, GKG dan Beras, Nasional 2007 2010. Uraian Satuan April 07- April 08 Periode Berlakunya Inpres Perberasan Mei-Des 08 Jan-Des 09 Jan-Agust 10 HPP GKP (Rp/kg) 2.035 2.200 2.400 2.640 Persentase Kenaikan (%) 8,11 9,09 10.00 Harga Aktual GKP Petani (Rp/kg) 2.350 2.557 2.708 2.997 Persentase Kenaikan (%) 8,81 5,91 10,67 Harga Aktual GKP Petani - HPP GKP Persentase Terhadap HPP GKP (Rp/kg) 315 357 308 357 (%) 15,48 16,21 12,83 13,53 HPP GKG (Rp/kg) 2.575 2.800 3.000 3.300 Persentase Kenaikan (%) 8,74 7,14 10,00 Harga Aktual GKG Penggilingan (Rp/kg) 2.691 2.918 3.067 3.549 Persentase Kenaikan (%) 8,44 5,11 15,71 Harga Aktual GKG Penggilingan - HPP GKG Persentase Terhadap HPP GKG (Rp/kg) 116 118 67 249 (%) 4,50 4,21 2,24 7,55 Rasio HPP GKG : HPP GKP Rasio Harga Aktual GKG : Harga Aktual GKP 1,27 1,27 1,25 1,25 1,15 1,14 1,13 1,18 Harga Beras Medium (Rp/kg) 4.668 4.869 5.158 6.165 Persentase Kenaikan (%) 4,32 5,93 19,52 Harga Beras di Pasar Induk Cipinang Jkt : - Jenis IR I (Rp/kg) 5.090 5.432 5.619 6.456 - Jenis IR II (Rp/kg) 4.752 5.090 5.291 5.988 - Jenis IR III (Rp/kg) 4.354 4.744 4.915 5.374 Sumber : Badan Pusat Statistik dan BULOG, 2010, diolah.

Gambar 2. Perkembangan HPP dan Harga Aktual Gabah Bulanan, 2007-2010 (sampai Agustus) (Rp/kg). 800 6,600 6,100 5,600 700 600 500 400 5,100 300 200 4,600 100 4,100 Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags 2007 2008 2009 2010 Harga Beras Medium Harga Beras PIC Jenis IR I Harga Beras PIC Jenis IR II Harga Beras PIC Jenis IR III Harga Beras Thai 25% (US$/MT) Gambar 3. Perkembangan Harga Beras Medium, Harga Beras di Pasar Induk Cipinang dan Harga Beras Thai 25% Bulanan, 2007-2010 (sampai Agustus 2010) (Rp/kg).

Tabel 3. Kisaran Marjin Keuntungan Pedagang Beras di 4 Kabupaten Contoh, 2010 (Rp/kg). No. Uraian Nilai Jumlah Jenis Produk 1 Pembelian GKP dari Petani 2.700-2.750 GKP 2 Biaya "calo" 40-50 2.740-2.800 GKP 3 Biaya Buruh Bongkar Muat 20-25 2.760-2.825 GKP 4 Ongkos Angkut 35 2.795-2.860 GKP 5 Biaya "agen" 25 2.820-2.885 GKP 6 Biaya Penjemuran 20-25 2.840-2.910 GKG 7 Ongkos Giling 80-90 2.920-3.000 GKG 8 Biaya Buruh Muat Ke Truk 20-25 2.940-3.025 Beras 9 Ongkos Angkut Ke Gudang Dolog 40-50 2.980-3.075 Beras 10 Rendemen Gabah Ke Beras (%) 0,60-0.62 4.768-4.981 Beras 11 HPP Beras 5.060 Beras 12 Marjin Keuntungan 292-79 Beras Sumber : Primer, 2010. Tabel 4. Kriteria Penentuan Mutu Gabah Secara Visual Berdasarkan Persepsi Petani No. Kriteria Derajat Kualitas 1. Warna Berwarna kuning bercahaya berarti baik 2. Umur Panen 110 115 hari 3. Kotoran Jerami Makin sedikit makin baik 4. Gabah di remas atau ditimbangtimbang dengan tangan. Makin berat makin baik 5. Kadar air Makin kering makin baik Sumber : Primer, 2010 Tabel 5. Kriteria Penentuan Mutu Gabah Berdasarkan Persepsi Pedagang Kualitas Kadar Air Kadar Hampa Rendemen Gabah Harga (%) (%) (%) (Rp/kg) Kualitas 1 (KW1) 19-24 1 65-70 2.500-2.550 Kualitas 2 (KW2) 24-25 8 64-65 2.350-2500 Kualitas 3 (KW3) >25 17-30 64 2300-2.350 Sumber : Primer, 2010

Tabel 7. Luas Sawah Terkena Banjir dan Kekeringan di Kabupaten Karawang, 2009-2010 (ha). No. Bulan Luas Terkena Luas Terkena Banjir Kekeringan Terkena Puso Terkena Puso 1 2009 10,938 4,936 146 - Januari 10,720 4,936 - - Februari 109 - - - Maret 109 - - - April - - - - Mei - - - - Juni - - - - Juli - - - - Agustus - - 76 - September - - 70 - Oktober - - - - Nopember - - - - Desember - - - - 2 2010 4,188 1,185 - - Januari 2,424 879 - - Februari 1,546 306 - - Maret 5 - - - April - - - - Mei 213 - - - Juni - - - - Juli - - - - Agustus - - - - 3 Luas Panen Kab. Karawang (ha) 2009 97,663 *) 96,031 **) 2010 97,395 *) - Persentase Terkena Terhadap Luas 4 Panen 2009 11.20 5.05 0.15-2010 4.30 1.22 - - 5 Produktivitas Kab. Karawang (ton/ha) 2009 6.71 *) 7.47 **) 2010 7.32 *) - Potensi Menurunkan Produksi (ton 6 GKG) 2009 1,091 -

No. Bulan Luas Terkena Luas Terkena Banjir Kekeringan Terkena Puso Terkena Puso 73,365 33,107 2010 30,675 8,680 - - Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Karawang 2010, diolah. Keterangan : *) Luas Panen dan Produktivitas Pada Musim Hujan (MH). **) Luas Panen dan Produktivitas Pada Musim Kemarau (MK). Tabel 6. Rataan Perkembangan Harga dan Kualitas GKP Petani, di 4 Kabupaten Contoh, Februari Mei 2010. No. Bulan Harga 1 Februar i 2 Maret 3 April 4 Mei Harga GKP di Petani (Rp/kg) Kadar Air (%) Kadar Hampa (%) HPP GKP (Rp/kg) Diatas HPP GKP (Rp/kg) Rataan 2 967 16,33 5,76 2.640 327 Tertinggi 3 095 9,63 1,20 455 Terendah 2 838 24,03 9,75 198 Rataan 2 823 19,91 5,42 2.640 183 Tertinggi 2 947 12,11 3,11 307 Terendah 2 698 24,90 7,63 58 Rataan 2 890 17,65 5,37 2.640 250 Tertinggi 3 007 12,00 2,86 367 Terendah 2 772 24,47 9,53 132 Rataan 2 976 18,66 6,35 2.640 336 Tertinggi 3 159 13,50 3,18 519 Terendah 2 792 24,20 9,60 152 Sumber : Badan Urusan Logistik, diolah, 2010. Tabel 8. Luas Sawah Terserang Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) di Kabupaten Karawang, 2010 (ha).

No. Bulan Penggerek Batang Wereng Batang Coklat/WBC Terke Puso Tikus Bakteri Hawar Daun/BLB Terkena Pus Terke Pu o na na so Terkena 1 2010 2,195-7,640 73 2,770-1,429 - Januari 162-146 - 458-64 - Februari 421-212 - 537-197 - Maret 385-188 1 412-261 - April 344-1,023-141 - 327 - Mei 251-48 - 165-112 - Juni 169-15 - 451-173 - Juli 356-3,321 72 421-203 - Agustus 107-2,687-185 - 92-2 Jumlah Terserang Jan- Jun 2010 (ha) 1,732-1,632 1 2,164-1,134 - Luas Panen Kab. 3 Karawang Jan-Jun 97,395 2010 (ha) 4 Persentase Terhadap Luas Panen 1.78-1.68 0.00 2.22-1.16-5 Produktivitas Kab. Karawang (ton/ha) 7.32 6 Potensi Menurunkan 11,94 15,84 12,678-7 Produksi (ton GKG) 6 0-8,301 - Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Karawang 2010, diolah. Puso Tabel 9. Jumlah Penyetoran dan Penolakan Gabah-Beras Dolog Sub Divisi Regional Karawang, 2009-2010 (ton).

Tahun Bulan Jumlah Penyetoran Jumlah Penolakan Gabah Beras Gabah Beras 2009 Januari - - Februari 10 - Maret 8,897 7,108 256 207 April 20,884 14,711 533 738 Mei 17,734 15,335 485 406 Juni 6,343 6,969 137 246 Juli 1,229 4,051 25 133 Agustus 300 662 15 24 September 2,695 255 108 - Oktober 4,106 852 116 71 Nopember 405 219 9 Desember - - 2010 Januari Februari Maret 830 2,092 April 8,870 11,838 571 1,452 Mei 7,568 15,449 Juni 3,304 6,022 181 308 Juli 51 761 42 Agustus Total 2009 62,602 50,162 1,674 1,834 Jan-Agst 2009 55,396 48,836 1,450 1,754 2010 20,623 36,162 752 1,803 Persentase 2009 100.00 100.00 2.60 3.53 Jan-Agst 2009 100.00 100.00 2.55 3.47 2010 100.00 100.00 3.52 4.75 Sumber : Dolog, Sub Divre Karawang, 2010, diolah.

Tabel 10. Jumlah Penyetoran dan Penolakan Gabah-Beras Dolog Sub Divisi Regional Subang, 2009-2010 (ton). Bulan/Tahu Jumlah Penyetoran Penolakan Penolakan (%) n Gabah Beras Gabah Beras Gabah Beras Jan-09 0 2,378 0 96 0 3.88 Feb-09 0 497 0 12 0 2.36 Mar-09 128 10,914 0 64 0 0.58 Apr-09 17 8,291 0 65 0 0.78 May-09 0 5,752 0 73 0 1.25 Jun-09 55 6,878 0 167 0 2.37 Jul-09 0 2,883 0 87 0 2.93 Aug-09 0 2,406 0 611 0 20.25 Sep-09 0 127 0 0 0 0.00 Oct-09 0 0 0 0 0 0 Nov-09 0 0 0 0 0 0 Dec-09 0 0 0 0 0 0 Jan-10 0 0 0 0 0 0 Feb-10 0 0 0 0 0 0 Mar-10 100 2,040 0 91 0 4.27 Apr-10 77 10,535 0 650 0 5.81 May-10 0 11,566 0 582 0 4.79 Jun-10 0 2,979 0 134 0 4.30 Jul-10 0 604 0 43 0 6.65 Aug-10 0 0 0 0 0 0 Jan-Des-09 200 40,127 0 1,175 0 2.84 Jan-Aug-09 200 40,000 0 1,175 0 2.85 Jan-Aug-10 177 27,750 0 3,001 0 9.76 Sumber : Dolog, Sub Divre Subang, 2010, diolah. Tabel 11. Rataan Perkembangan Harga GKP di Petani dan Beras di Penggilingan Kabupaten Karawang dan Subang, Jawa Barat, 2008-2010. No. Tahun Bulan Harga GKP Petani (Rp/kg) Harga Beras Penggilingan (Rp/kg) Terendah Teringgi Rataan Terendah Teringgi Rataan 1 2008 2,436 2,558 2,497 4,750 4,840 4,795 2 2009 2,500 2,600 2,550 4,700 4,800 4,750 3 2010 2,923 3,235 3,079 5,564 6,038 5,801 4 Januari 3,000 3,500 3,250 5,050 5,500 5,275 5 Februari 2,838 3,095 2,967 5,500 6,000 5,750 6 Maret 2,698 2,947 2,823 5,500 6,000 5,750 7 April 2,772 3,007 2,890 5,502 6,000 5,751 8 Mei 2,792 3,159 2,976 5,509 6,000 5,755 9 Juni 2,806 3,006 2,906 5,450 5,800 5,625 10 Juli 3,081 3,362 3,222 5,800 6,200 6,000 11 Agustus 3,400 3,800 3,600 6,200 6,800 6,500 Pertumbuhan (%) 2010 16.94 24.40 20.74 18.38 25.78 22.12 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Karawang dan Subang, Jawa Barat, 2010, diolah.

Tabel 12. Perkembangan Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Per Musim Tanam di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, 2006 2010. Musim Musim Hujan Periode Waktu Luas Tanam (ha) Okt 2006 - Mar 2007 93,465 Luas Panen (ha) Produksi (ton GKG) Produktivi tas (ton/ha) 2007 93,395 575,132 6.16 Musim Kemarau Apr - Sep 2007 91,898 Musim Hujan 2007 91,898 571,095 6.21 Okt 2007 - Mar 2008 94,138 2008 94,138 577,224 6.13 Musim Kemarau Apr - Sep 2008 94,044 Musim Hujan 2008 93,976 647,933 6.89 Okt 2008 - Mar 2009 97,663 2009 97,663 655,056 6.71 Musim Kemarau Apr - Sep 2009 96,031 Musim Hujan 2009 96,031 717,757 7.47 Okt 2009 - Mar 2010 97,395 2010 97,395 713,371 7.32 Musim Kemarau Apr - Agst 2010 97,144 2010 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Subang, 2010, diolah.

Tabel 13. Pertumbuhan Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Per Musim Tanam di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, 2006 2010. Luas Tanam (%) Luas Panen (%) Produksi (%) Produktivitas (%) MH : MH : MH : MH : Okt 2006 - Mar 2007 2007 2007 2007 Okt 2007 - Mar 2008 0.72 2008 0.80 2008 0.36 2008 (0.43) Okt 2008 - Mar 2009 3.74 Okt 2009 - Mar 2010 (0.27) 2009 3.74 2010 (0.27) 2009 13.48 2010 8.90 2009 9.39 2010 9.20 MK : MK : MK : MK : Apr - Sep 2007 2007 2007 2007 Apr - Sep 2008 2.34 2008 2.26 2008 13.45 2008 10.95 Apr - Sep 2009 2.11 2009 2.19 2009 10.78 2009 8.41 Apr - Agst 2010 1.16 2010 --- 2010 --- 2010 --- Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, 2010, diolah. Keterangan : Angka dalam kurung menunjukkan negatif. Tabel 14. Rataan Perolehan Gabah Kering Giling dan Alokasi Penggunaannya Per Rumahtangga Tani di 4 Kabupaten Contoh, 2009/2010. No Uraian Jawa Barat Demak Sidrap MH MK MH MK MH MK Jumlah GKG (kg) 1 Produksi 4,243 3,804 2,929 2,799 2,907 3,911 2 Konsumsi Rumahtangga 411 472 312 311 626 541 3 Penggunaan Lain-Lain 615 505 178 264 396 210 4 Dijual 3,216 2,828 2,439 2,225 1,885 3,159 Persentase Terhadap Produksi 1 Produksi 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 2 Konsumsi Rumahtangga 9.7 12.4 10.6 11.1 21.5 13.8 3 Penggunaan Lain-Lain 14.5 13.3 6.1 9.4 13.6 5.4 4 Dijual 75.8 74.3 83.3 79.5 64.8 80.8 Sumber : PATANAS 2010