BAB I. Pemaknaan Chinese Work Value Karyawan Pribumi Di Perusahaan Kepemilikan Etnis Tionghoa Di Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. Dimulai dari kehidupan sosial, budaya hingga perekonomiannya. Kesuksesan

KONTEKS BUDAYA ETNIS TIONGHOA DALAM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini mengacu pada bagaimana motivasi berprestasi menurut


BAB I PENDAHULUAN. Tiongkok memiliki sejarah panjang tentang kemasyuran masa lalunya dari

BAB IV ANALISIS KORELASI AJARAN WU CHANG TERHADAP PERILAKU EKONOM. A. Ajaran Wu Chang (lima kebajikan) dalam Agama Khonghucu

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri individu, yang pada akhirnya menyebabkan konflik-pekerjaankeluarga

bekerja yang dimiliki seseorang atau golongan atau suatu bangsa (Tasmara 1995). Sinamo (2002) menata tiga elemen tesis Schumacher menjadi etos kerja,

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antarbudaya dengan baik. kemampuan komunikasi antarbudaya (Samovar dan Porter, 2010: 360).

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah kota besar terdiri dari beberapa multi etnis baik yang pribumi maupun

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuan. Tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1930 ( 15 Juni 2011).

BAB I PENDAHULUAN. untuk dipelajari. Dari segi sejarah, agama, kepercayaan, budaya, bahkan

Etika Usaha dan Etika Kerja 1

BAB I PENDAHULUAN. karyawan ataupun pekerjaan yang dapat mempengaruhi kehidupan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. disepakatinya AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan saat ini, sangat diharapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budi Setiawan Marlianto, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Definisi wanita menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) ialah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V PERJALANAN USAHA PERANTAU, SEBUAH CATATAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat baik yang bergerak di bidang produksi barang maupun jasa.

BAB II LANDASAN TEORI. Bisnis keluarga adalah bisnis yang mempertimbangkan usaha-usaha

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan medis (McGuire, Hasskarl, Bode, Klingmann, & Zahn, 2007).

Resensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian ini mengacu pada bagaimana motivasi berprestasi menurut Spence dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai salah satu komponen dari pendidikan yang eksistensinya

BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi, adalah perilaku extra-role atau perilaku baik warga

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan.

STUDY DESKRIPTIF BUDAYA ORGANISASI AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN INDRAMAYU TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

BAB 1 PENDAHULUAN. menggantikan sebagian besar tenaga kerja manusia, namun masih banyak. sepenuhnya otomatis tersebut yaitu sumber daya manusia.

2) Sebagai pejuang bangsa dalam bidang ekonomi, meningkatkan ketahanan nasional, mengurangi ketergantungan pada bangsa asing.

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien akan bermanfaat untuk menunjang gerak lajunya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. bahaya, sekaligus kesempatan bagi organisasi. Menurut pakar perubahan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku karyawan yang dimaksud adalah keinginan untuk keluar (intention to quit) yang

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN VISIONER DENGAN KOMITMEN ORGANISASI S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan sumber daya manusia. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB 1 PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan, teknologi dan perekonomian berkembang sangat pesat di jaman era

BAB I PENDAHULUAN. kerja selalu dipenuhi oleh para pelamar setiap harinya. Pekerjaan adalah suatu aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang harus dilakukan. Salah satunya adalah bekerja. Bekerja adalah aktifitas yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pada umumnya faktor kompensasi dan komitmen organisasi pada PT Asia

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang dimiliki oleh pejabat-pejabat publik dalam tugasnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN KONSEPSI DASAR KEWIRAUSAHAAN. 02Fakultas FASILKOM. Program Studi SISTEM INFORMASI

FIL PENGANTAR ILMU KOMPUTER. Etika Mahasiswa dan Cara Belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terpenting di dalamnya. Tanpa adanya manusia, organisasi tidak mungkin dapat

BAB V PENUTUP. juga akan mencoba mengajukan beberapa rekomendasi atau saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi tantangan lingkungan dengan cepat dan tepat. Salah satu kuci

PENTINGNYA ASPEK SOFT SKILLS

ETOS KERJA DAN FILSAFAT CINA

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman, kebutuhan manusia tentu semakin

PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

KELOMPOK 3. Mia Resmiati Novi Febriyanti

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

Kewirausahaan. Etika Bisnis. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Fakultas Teknik. Program Studi Arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. banyak hal, selain kualitas SDM, sistem dalam organisasi, prosedur

BAB I PENDAHULUAN. Suku Tionghoa merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia. Saat ini

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya Sin

PRINSIP DAN KARAKTER PEDAGANG KELONTONG ETNIS CINA DI PASAR BANGSALSARI KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. seseorang (Sugiyanto dalam Cahyani,2013). Sugiyanto juga menjelaskan bahwa prestasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi telah hadir ditengah-tengah masyarakat dengan mengemban

BAB IV SIMPULAN. "Dasar Cina lu." "Eh Cina lu! Cina lu!" "Woi Cina ngapain disini?"

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Agar mencapai tujuan perusahaan yang efektif dan efisien, sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinannya. Pembahasan tentang kepuasan kerja karyawan tidak bisa

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khas sekaligus aset bagi bangsa Indonesia. Generasi muda sudah banyak

BAB I PENDAHULUAN. Saat globalisasi dan pasar bebas mulai merambah Indonesia, terjadilah

BAB II LANDASAN TEORI

MAKALAH NILAI, SIKAP DAN KEPUASAN KERJA

Nilai, Sikap, dan Kepuasan Kerja

PENDAHULUAN. (Susetyo, 2010, h. 29), jumlah populasi orang Jawa kira-kira 47. mendominasi di Indonesia berdasarkan jumlah populasinya.

UMIYATI A

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari dan berorganisasi pengambilan keputusan

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN MENERAPKAN SIKAP MENTAL BISNIS ORANG CINA. 05Fakultas FASILKOM. Program Studi SISTEM INFORMASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

2015 PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUHAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Entrepreneurship and Inovation Management

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, PROFESIONALISME, KOMITMEN ORGANISASI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan:

KODE ETIK DOSEN AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE 2012 KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI KEPERAWATAN TENTANG KODE ETIK DOSEN AKPER HKBP BALIGE MUKADIMAH

BAB I PENDAHULUAN. hasilnya demi kepentingan organisasi, individu dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. berjalansecara berkesinambungan, maka sangat dibutuhkan karyawan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Organisasi adalah sarana atau alat dalam pencapaian tujuan, sebagai wadah

PERTEMUAN 6 KEWIRAUSAHAAN MUHAMMAD WADUD

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang baik dalam lembaga secara umum terutama lembaga

BAB I PENDAHULUAN WIB.

BAB I PENDAHULUAN. Etos kerja di Indonesia, masih belum merata. Bekerja masih dianggap

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Etnis Tionghoa di Indonesia diidentifikasikan sebagai kelompok wirausaha, khususnya di bidang perdagangan baik kecil, sedang, maupun besar (Musianto, 2003). Berdasarkan sumber dari Backman (Setyawan, 2005) tahun 2000 jumlah penduduk Tionghoa yang tinggal di Indonesia sebesar 201 juta jiwa dengan pemegang modal sebesar 70%. Maka dari itu, etnis Tionghoa mendominasi banyak perusahaan di Indonesia. Hingga tahun 2013 jumlah TKA (Tenaga Kerja Asing) dari China jumlahnya mencapai 10.291 orang (Depnakertrans.go.id, 2013). Usaha kecil sampai perusahaan besar etnis Tionghoa di Indonesia banyak yang dikelola sebagai usaha keluarga etnis Tionghoa, contohnya Salim Group, Khong Guan, PT. Cap Orang Tua, perusahaan jamu Jago, perusahaan jamu Air Mancur, dan lain-lain (Edison, 2011). Dalam pembauran di Indonesia perusahaan-perusahaan etnis Tionghoa mempekerjakan orang-orang pribumi sebagai karyawan didalamnya (Tan, 2008). Dikutip media online edisi 17 Agustus 2012 yang menyatakan bahwa tidak ada diskriminasi dalam perusahaan etnis Tionghoa yang mempekerjakan karyawan pribumi. Berdasarkan pengalaman Dhika salah seorang karyawan BCA menyatakan tidak pernah merasakan diskriminasi, berikut pernyataannya: Di sini kalau kerja mereka bagus dan mampu menjalani tugas dengan baik, ya akan diberi imbalan yang sepantasnya, tanpa melihat etnis mereka, (www.beritasatu.com, 2012).

2 Bjerke (2000: 117-120) menjelaskan karakteristik budaya Tionghoa di ruang lingkup perusahaan atau bisnis dalam 5 pembahasan, yaitu kekuasaan dan otokrasi (power and autocracy), kekeluargaan (familism), jaringan relasi (guanxi), harga diri dan wibawa (face and prestige), fleksibel dan bertahan hidup (flexibility and endurance). Selain itu orang-orang Tionghoa mempunyai prinsip-prinsip tertentu dalam berbisnis diantaranya yaitu agresif mengenai kualitas barang, untung, dan rugi, bekerja dengan cepat, berani mengambil resiko, tahan banting, tidak menyerah pada nasib, dan mempunyai semangat berjuang (Seng, 2006). Penelitian yang dilakukan oleh Profesor Geert Hofstede menjelaskan bahwa budaya yang dianut dapat mempengaruhi kebijakan sumber daya manusia dalam suatu perusahaan (Dessler, 2000). Salah satu ciri khas kepemimpinan Cina yaitu adanya pengaruh religiusitas dan budaya leluhur (Whitehead & Brown, 2011). Budaya leluhur tersebut terlihat pada warga Tionghoa yang masih memegang nilai-nilai dan pemikiran konfusianisme yang percaya bahwa kunci dari keberhasilan adalah bekerja keras dan berani berusaha melalui sikap dan keyakinan (Seng, 2006). Paham konfunsianisme ini menekankan etika dalam kehidupan keluarga, masyarakat, dan kehidupan berbangsa serta bernegara. Konfusianisme berpusat di sekitar 5 topik utama, yakni ren (humanity/kemanusiaan), xiao (filial piety/bakti), zhi (wisdom/ kebijakasanaan), yi (righteousness/kebenaran),dan li (propriety/ sopan santun). Ajaran-ajaran yang lain seperti loyality (kesetiaan) merupakan turunan dari kelima ajaran pokok ini (Rozie, 2012). Budaya leluhur tersebut berpengaruh pada nilai-nilai yang dianut oleh warga Tionghoa, salah satunya berpengaruh pada nilai-nilai kerja atau work value. Work value menurut Hofstede (1980) adalah penilaian dan orientasi individu terhadap pekerjaan, hubungan pribadi, dan anggota

3 perusahaan yang berdampak pada loyalitas individu pada perusahaan atau organisasi. Dengan kata lain work value yaitu sikap atau orientasi seseorang terhadap suatu pekerjaan. Namun penelitian yang dilakukan oleh Bond et all bersama dengan Hofstede (dalam Matsumoto & Juang, 2002) menemukan kesuksesan bisnis dan industri di Asia: Jepang, Hong Kong, Korea, Taiwan, dan China memiliki nilai-nilai yang khas yaitu dinamisme konfusianisme. Nilai-nilainya meliputi kegigihan dan ketekunan, hubungan berdasarkan status, pelestarian aturan, penghematan, dan rasa malu. Ajaran konfusianisme melekat dalam work value masyarakat Tionghoa yang disebut Chinese work value. Huang, Eveleth & Huo (1998) menjelaskan Chinese work value dipengaruhi oleh ajaran konfunsianisme terdiri dari collectivism (memprioritaskan tujuan kelompok atas kepentingan pribadi), endurance (kesabaran dan ketekunan), hard work (penghematan dan kemantapan), dan guanxi (berorientasi pada relasi, menghormati tatanan sosial dan tidak mempermalukan orang lain) akan membantu untuk menciptakan individu yang berdedikasi, memiliki motivasi, bertanggung jawab, dengan rasa komitmen dan loyalitas yang tinggi kepada institusi atau organisasi kerja sehingga meningkatkan kesejahteraan pegawai dan kepuasan kerja. Secara khusus, sesuai dengan tradisi Konfunsian, komitmen organisasi dan hubungan sosial yang harmonis (guanxi) memiliki fitur utama dari nilai kolektivis Cina. Dalam penelitian Lu (2006) dikatakan bahwa karyawan dengan Chinese work value memiliki hubungan relasi yang lebih baik dalam nilai collectivism sehingga dapat mereduksi stres kerja. Hasil penelitian Lu, Kao, Siu, & Chang (2011) menjelaskan bahwa Chinese work value menekan stres kerja karyawan dan meningkatkan kesejahteraan karyawan.

4 Pada intinya Chinese work value menekankan pada kesetiaan pada perusahaan dan yang diidentifikasi dengan nilai-nilai dan tujuan organisasi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Chang & Lu, 2007) di Cina daratan perusahaan-perusahaan menggunakan slogan Cintai Pabrik Anda Sebagai Keluarga Anda untuk menumbuhkan Chinese work value, sedangkan di Taiwan kesetiaan pada perusahaan ditunjukkan dengan bekerja lembur secara sukarela tanpa kompensasi. Wawancara pendahuluan yang dilakukan peneliti kepada seorang karyawan pribumi PT. D Bandung yang merupakan perusahaan kepemilikan etnis Tionghoa. Subjek telah bekerja selama 25 tahun di perusahaan tersebut. Subjek mengaplikasikan nilai kerja keras yang ditunjukkan dengan bekerja selama 10 sampai 12 jam bahkan subjek membawa pekerjaan ke rumah jika pekerjaan tidak terselesaikan di kantor. Namun gaji yang diterima oleh subjek tetap untuk waktu kerja 8 jam. Walaupun jabatannya sebagai staff dengan masa kerja selama 25 tahun namun gaji yang dibayarkan tidak lebih dari Rp. 2.000.000,- (Hari Minggu 26 Januari 2014 pukul 19.32 WIB). Dari fenomena di atas peneliti memilih untuk mengkaji lebih dalam mengenai karyawan pribumi yang bekerja di perusahaan etnis Tionghoa dengan pekerja dalam Chinese work value. Maka dari itu peneliti mendalami pemaknaan Chinese work value pada karyawan pribumi di Perusahaan kepemilikan Etnis Tionghoa di Bandung. Peneliti memilih Bandung karena warga Tionghoa melakukan kegiatan ekonomi sejak tahun 1930, pada saat itu para penduduk Tionghoa di Bandung melakukan strategi-strategi bisnis dalam kebijakan pemerintahan Bandung yang tidak berpihak pada golongan Tionghoa. Hal ini menciptakan etos kerja yang tidak pernah berhenti dan masih banyak perusahaan yang berjalan hingga saat ini (Skober, 2006).

5 B. Fokus Penelitian Bedasarkan latar belakang diatas fokus dalam penelitian ini yaitu pemaknaan Chinese work value karyawan pribumi di perusahaan kepemilikan etnis Tionghoa di Bandung. Menurut Ucanok (2009) work value adalah prinsip yang dianut seseorang untuk mengarahkan perilaku mencapai tujuan kerja dan dan kriteria untuk memilih dalam mencapai tujuan kerja, nilai kerja mempengaruhi penting atau tidaknya pekerjaan dalam kehidupan individu. Huang, Eveleth & Huo (1998) menjelaskan Chinese work value diantaranya collectivism (memprioritaskan tujuan kelompok atas kepentingan pribadi), endurance (kesabaran dan ketekunan), hard work (penghematan dan kemantapan), dan guanxi (berorientasi pada relasi, menghormati tatanan sosial dan tidak mempermalukan orang lain). Karyawan yang menjadi subjek dalam penelitian ini yaitu karyawan tersebut harus menjadi bawahan kerja seorang pemimpin etnis Tionghoa secara struktur organisasi atau bekerja pada perusahaan dengan kepemilikan etnis Tionghoa. C. Pertanyaan Penelitian Dari latar belakang di atas pertanyaan yang dapat dirumuskan yaitu bagaimana pemaknaan Chinese work value karyawan pribumi di perusahaan kepemilikan etnis Tionghoa di Bandung. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pemaknaan Chinese work value karyawan pribumi di perusahaan kepemilikan etnis Tionghoa di Bandung.

6 E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Bagi bidang Psikologi Industri dan Organisasi, diharapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam mengembangkan teori tentang Chinese work value karyawan pribumi di perusahaan kepemilikan etnis Tionghoa di Bandung. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi karyawan untuk dapat mengatasi konflik yang mungkin terjadi akibat perbedaan budaya work value, dan juga mengatasi kesenjangan selama ini terjadi antara pribumi dan etnis Tionghoa. Disamping itu penelitian dapat menumbuhkan rasa kepemilikan karyawan atas perusahaan mereka bekerja demi kemajuan perusahaan. Penelitian ini memberikan masukan dan sumber acuan bagi pembaca atau penelitian lain untuk menjadi pembanding terhadap masalah-masalah terkait topik serupa.