Kapasitas Produksi Bubur Kedelai Bahan Baku Tahu dengan Variasi Debit Air Proses Penggilingan

dokumen-dokumen yang mirip
I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PENGARUH LAMA PERENDAMAN KEDELAI DAN JENIS ZAT PENGGUMPAL TERHADAP MUTU TAHU ISMED SUHAIDI

PENGARUH PERLAKUAN PADA PROSES BLANCHING DAN KONSENTRASI NATRIUM BIKARBONAT TERHADAP MUTU SUSU KEDELAI

BAB I PENDAHULUAN. mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

BAB III METODE PENELITIAN. biji cempedak ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, dimana. kriteria tertentu yang diharapkan dalam penelitian.

OLEH: YULFINA HAYATI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PEMBUATAN SUSU DARI KULIT PISANG DAN KACANG HIJAU

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PENGARUH LAMA PENGOVENAN, PERENDAMAN, dan KONSENTRASI ASAM ASETAT TERHADAP MUTU PRODUK dan LIMBAH CAIR PRODUKSI TAHU

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN

PEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI

TUGAS AKHIR MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS TAHU KEDELAI DISUSUN OLEH GUNTUR OCTOSA YUDHA WIJAYA

PROSES PENGOLAHAN TAHU DI CV. KEDIRI BONDOWOSO

PEMANFAATAN AMPAS TAHU UNTUK OLAHAN PANGAN DARI LIMBAH PENGOLAHAN INDUSTRI TAHU DI KELURAHAN TUNGGULWULUNG KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Nilai konsumsi tahu tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan konsumsi

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PENGGUNAAN IE KULOH SIRA SEBAGAI BAHAN PENGGUMPAL DAN PENGENDAP SUSU KEDELAI. Salmyah *) ABSTRAK

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

RANCANGAN PROSES PENGOLAHAN TAHU DENGAN ClTA RASA SEBAGAI DASAR DALAM PERENCANAAN RANCANGAN PABRIK TAHU ClTA RASA

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

KELAYAKAN PEMANFAATAN LIMBAH CAIR TAHU PADA INDUSTRI KECIL DI DUSUN CURAH REJO DESA CANGKRING KECAMATAN JENGGAWAH KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEPUNG DARI BUAH SUKUN. (Artocarpus altilis)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung

Pengolahan Sagu (Metroxylon) sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

PERAN TAWAS TERHADAP PERURAIAN PROTEIN IKAN TONGKOL. Nurrahman* dan Joko Teguh Isworo* ABSTRAK

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan yang semakin meningkat, membuat produksi tahu. tempe sebagai bahan makanan pun akan meningkat pula.

BAB II LANDASAN TEORI

MEMPELAJARI KARAKTERISTIK FISII" BERBAGAI JENlS TAHU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. daerah Palangka Raya, yaitu laboratorium Balai POM (Balai Pengawas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tanaman singkong. Daun singkong sebanyak 4 kg segar diperoleh dari

SOSIALISASI DAN PEMBUATAN NUGGET DARI AMPAS TAHU UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT GAMPONG LENGKONG, KECAMATAN LANGSA BARO, KOTA LANGSA

PENGOLAHAN UMBI GANYONG

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DESA DONOHUDAN MELALUI PRODUKSI ANEKA PANGANAN HASIL INDUSTRI TAHU SUMBER REJEKI

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEPUNG LABU KUNING (Cucurbita moschata)

PENGARUH WAKTU PERENDAMAN, PENAMBAHAN SODA KUE, SUHU PEREBUSAN, DAN WAKTU PEREBUSAN PADA PEMBUATAN SUSU BIJI KECIPIR

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 Februari 2017 di

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

PEMANFAATAN TEMPE DALAM PEMBUATAN DAGING TIRUAN (MEAT ANALAOG) SEBAGAI PENGGANTI DAGING UNTUK VEGETARIAN PENULISAN DAN SEMINAR ILMIAH

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN. NASKAH SOAL (Terbuka)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

TEKNOLOGI PEMBUATAN TAHU SKALA RUMAH TANGGA Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. Widyaiswara BPP Jambi

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai?

BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

PENGARUH VARlET AS KEOELAI DAN KONSENTRASI c. so~ TERHAOAP SJFAT FISIS KHEMIS TAKOA SKRIPSI. Olelt :

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai merupakan salah satu produk pertanian yang banyak manfaatnya,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN 2009

PERENCANAAN PENDIRIAN PERUSAHAAN TAHU DENGAN KAPASITAS 200 KG KEDELAI/HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN

PENDAHULUAN. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas (2014), sebanyak 40,6%

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

BAB III OBJEK STUDI. harga pokok produksi (HPP) pada Pabrik Tahu Bu Gito yang berlokasi di Komplek

ANALISIS PROSES PEMBUATAN PATI JAGUNG (MAIZENA) BERBASIS NERACA MASSA

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti

IbM PENGUSAHA ABON PINDANG TONGKOL DESA KADEMANGAN KABUPATEN BONDOWOSO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen di Bidang Teknologi Pangan

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBUATAN SARINGAN KERAMIK BERBASIS TANAH LIAT PADA PENGOLAHAN AIR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

T E M P E 1. PENDAHULUAN

DAYA PADA MESIN PENGADUK SERBUK TIRAM PUTIH OLEH : MUHAMMAD FATHONI ENDRIAWAN

PEMBUATAN TAHU DARI KACANG KEDELAI DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN PENGGUMPAL IE KULOH SIRA ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di

PRAKTIKUM PRAKARYA KIMIA PEMBUATAN TEMPE

Peluang Bisnis Pembuatan Kembang Tahu

Kajian Kinerja Mesin Pengaduk Pada Proses Pembuatan Pati Aren (Arenga pinnata Merr.)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kandungan protein nabati dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan merupakan hasil olahan dari kacang kedelai yang kaya akan

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tempe merupakan makanan yang terbuat dari biji kedelai atau beberapa

BIDANG KEGIATAN : PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PROSES PENGOLAHAN TAHU DI UD. LUMINTU JALAN BOGOWONTO TIMUR BLITAR

: Laila Wahyu R NIM :

Oleh: HEGAR RIA NORAMA SURUGALLANG D

Transkripsi:

Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek), Denpasar Bali 2015 Kapasitas Produksi Bubur Kedelai Bahan Baku Tahu dengan Variasi Debit Air Proses Penggilingan I Made Widiyarta, I Made Parwata, Widnyana Putra dan A.A. Gede Wirayoga Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Badung Telp/Fax : 0361 703321, m_widiyarta@yahoo.com Abstrak Mesin penggiling kedelai telah dimanfaatkan banyak industri kecil produksi tahu untuk meningkatkan produktifitasnya. Penambahan kontainer air dengan keran air pada mesin penggiling kedelai diperuntukkan untuk membantu proses penggilingan kedelai menjadi lebih cepat dan konstan. Bagaimana perubahan debit air dapat mempengaruhi kecepatan produksi perlu diketahui agar dapat membuat prediksi produksi tahu. Pada artikel ini, tambahan air dalam proses penggilingan kedelai diatur bervariasi (dengan bukaan keran air 30, 45, 60, 75 dan 90 (bukaan penuh)) untuk mengetahui kecepatan produksi bubur kedelai bahan baku tahu. Dari hasil percobaan diketahui bahwa semakin besar debit air semakin cepat proses produksi bubur kedelai. Kata kunci: industri kecil, penggiling kedelai, bubur kedelai, tahu 1. PENDAHULUAN Tahu yang sering kita jumpai selama ini berasal dari kacang kedelai banyak dihasilkan dari industri rumah tangga atau industri kecil. Tahu sangat banyak dikonsumsi masyarakat indonesia karena harganya relatif murah dan protein yang terkandung pada tahu dapat mencapai 10.9 gram per 100 gram tahutahu (Mahmud, dkk., 1990) Proses pembuatan tahu meliputi dua bagia, yaitu pembuatan susu kedelai dan penggumpalan proteinnya. Susu kedelai dibuat dengan merendam kedelai dalam air bersih agar struktur selular kedelai menjadi lunak sehingga mudah dihancurkan, dan untuk memberikan dispersi dan suspensi bahan padat kedelai lebih baik pada waktu ekstraksi. Kedelai yang telah direndam kemudian dicuci, digiling/dihancurkan jadi bubur kedelai bersama-sama air panas (80 C) dengan perbandingan 1 : 10. Bubur kedelai yang dihasilkan selanjutnya disaring dan filtratnya didihkan selama 30 menit. Susu kedelai yang dihasilkan kemudian digumpalkan dengan asam cuka, asam laktat, batu tahu (CaSO4) dan CaCl2 (Koswara, 1992). Asam cuka juga dapat berfungsi untuk menambah cita rasa, mengurangi rasa manis dan dapat pula memperbaiki tekstur (Winarno, 1984). Di wilayah Desa Tamblang Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng terdapat beberapa industri rumah tangga yang memproduksi tahu. Dari beberapa industri kecil tersebut masih banyak yang melakukan proses produksi dengan sangat sederhana dan manual dimana belum memanfaatkan teknologi, seperti belum memanfaatkan mesin penggiling kedelai dengan penggerak motor. Jika diperhatikan dari keseluruhan proses pembuatan tahu, tahapan yang paling banyak menyita waktu dan tenaga yaitu pada tahap penumbukan kedelai menjadi bubur kedelai. Hal ini disebabkan karena proses penumbukkan masih mengandalkan kekuatan tangan menggunakan alu. Kondisi ini mengakibatkan waktu yang dibutuhkan cukup banyak dan juga menguras tenaga yang cukup besar dan melelahkan sehingga jumlah produksi tahu yang dihasilkan masih relatif sedikit, sekitar 30 kg kedelai per hari. Jumlah produksi ini hanya dapat didistribusikan di desa Tamblang dan jauh dari jumlah kebutuhan pasar di desa tersebut. Pada rancangan ini, mekanisme penambahan air pada proses penghancuran/penggilingan kedelai dan wadah penampungan kedelai siap giling akan dijadikan satu dengan frame mesin secara keseluruhan. Dengan demikian pada proses penghancuran kedelai cukup dikerjakan oleh satu orang, sedangkan tenaga kerja yang lain bisa dialihkan ke bagian penyaringan atau ke bagian

2 pencetakan. Seberapa besar kecepatan produksi bubur kedelai bahan baku tahu dengan variasi debit air atau besar bukaan keran air diinvestigasi. 2. METODE Bak air dilengkapi dengan keran air (bagian 3 dan 4 pada Gambar 1) agar tambahan air dalam proses penggilingan kedelai dapat terjaga konstan. Bahan yang digunakan adalah kedelai sebanyak 15 kg dan dibagi menjadi 15 bagian (masingmasing 1 kg). Kedelai yang telah dibagi kemudian dicuci dengan air bersih dan selanjutnya direndam selama kurang lebih 5 jam. Setelah 5 jam perendaman, tiriskan kedelai hingga air rendaman habis dan kedelai siap untuk digiling. Sebelum melakukan uji kapasitas produksi mesin penggiling, debit air utnuk proses penggilingan ditentukan terlebih dahulu dengan mengatur bukaan keran air 30, 45, 60, 75 dan 90. Adapun cara menentukan debit air, yaitu: isi kontainer air secukupnya, kemudian buka keran air 30 dan tampung air keluar dengan gelas ukur dan selanjutnya tutup keran air setelah 1 menit, selanjutnya hitung volume air keluar dalam 1 menit (lt/mt) tersebut. Selanjutnya lakukan hal yang sama untuk bukaan keran air 45, 60, 75 dan 90. Uji kapasitas produksi mesin penggiling dengan variasi debit air proses penggilingan dilakukan sebagai berikut: 1. Hidupkan mesin 2. Letakkan 1 kg bahan kedelai siap giling pada kontainer kedelai (bagian no 2, lihat Gambar 1) dengan tetap menutup penahan kedelai kebagian ruang penggiling. 3. Letakkan air panas (sekitar 80 C) pada kontainer air (bag. No 3) 4. Buka keran 30 bersamaan dengan membuka penahan kedelai, sehingga kedelai masuk ruang penggiling. 5. Matikan mesin penggiling bila bahan kedelai telah habis tergiling dan tutup keran air. 6. Catat waktu yang diperlukan untuk menggiling habis 1 kg bahan kedelai 7. Lakukan kembali pengujian dari proses no 1 s/d 6 dengan bukaan keran air yang berbeda (45, 60, 75 dan 90 ) masing-masing dengan pengulangan 3 kali. 4 3 2 5 6 1 Keterangan Gambar: 1. Mesin Penggiling 2. Kontainer Kedelai 3. Kontainer Air 4. Keran 5. Motor 1hp 6. Belt Gambar 1. Diagram mesin penggiling kedelai

3 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penambahan air pada proses penggilingan kedelai menjadi bubur kedelai sebagai bahan baku tahu dapat mempercepat proses penghancuran kedelai dan juga mempercepat aliran bubur kedelai pada alur-alur yang terdapat pada disk penggiling, sehingga hasil gilingan kedelai lebih mudah keluar dari ruang penggilingan. Hal tersebut menjadikan produksi bubur kedelai bahan baku tahu menjadi lebih cepat dengan memberikan tambahan air dalam proses penggilingan. Gambar 2 menunjukkan grafik hasil produktifitas mesin penggiling dengan perubahan debit air proses penggilingan (atau bukaan keran air dari 30 90 ). Dari grafik terlihat, semakin besar bukaan keran air atau debit air dari 4.3ml/s (bukaan keran air 30 ) sampai dengan 71.4 ml/s (bukaan keran air 90 ) dapat meningkatkan kecepatan produksi bubur kedelai bahan baku tahu dari 0.42 kg/menit (setara dengan 25.20 kg/jam) naik menjadi 1.62 kg/menit (setara dengan 97.32 kg/jam). Dengan kapasitas produksi yang dapat meningkat lebih dari 3 kali kapasitas produksi sebelumnya, dan jika mesin penggiling dan metode penggilingan tersebut digunakan sesuai dengan ketentuan diatas, maka keuntungan pengerajin dapat ditingkatkan minimal tiga kali lipatnya. 4. KESIMPULAN Gambar 2. Kapasitas produksi mesin penggiling dengan variasi debit air proses penggilingan Mengatur bukaan keran (debit air proses penggilingan) dapat memberikan perubahan kecepatan produksi bahan baku tahu (bubur kedelai). Semakin besar debit air semakin cepat produksi bubur kedelai, yaitu dari 0.42kg/menit untuk debit air 4.3 ml/s naik menjadi 1.62 kg/menit untuk debit air 71.4ml/s. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih penulis ucapkan kepada LPPM Universitas Udayana dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikjen Dikti) atas bantuan pendanaan melalui Hibah IbM (Ipteks bagi Masyarakat) tahun 2015. DAFTAR PUSTAKA Koswara, S., (1992), Teknologi Pengolahan Kedelai, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta Mahmud, M. K., D. S. Slamet, R. R. Apriantono dan Hermana. (1990), Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia, Dep. Kes. RI. Direktorat Bina Gizi Masyarakat dan Pusat Penelitian dan Pengembangan gizi, Jakarta Winarno, F.G., (1984), Kimia Pangan dan Gizi, PT Gramedia, Jakarta.

IPTEK BAGI MASYARAKAT (IbM) Dr. I Made Parwata, ST., MT. I Made Widiyarta, ST., MSc., Ph.D.

PENDAHULUAN Di wilayah Desa Tamblang Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng terdapat beberapa industri rumah tangga yang memproduksi tahu dengan teknologi yang sederhana. Contoh satu pengerajin, Bapak Sabudiasa sehari hanya mampu menghabiskan bahan baku 30 kg kedelai dari jam 3 pagi sampai sekitar jam 2 siang. Permasalahan utama yang dihadapi oleh pengrajin: Keterbatasan alat dan teknologi Kurangnya pengetahuan pengusaha terhadap proses

Target dan Luaran Kegiatan Luaran akhir dari kegiatan ini adalah : Mesin penggiling kedelai yang dapat dioperasikan dengan hasil sampai 320 kg/hari. Peningkatan pemahaman dan ketrampilan tenaga kerja dalam mengoperasikan peralatan mesin semi otomatis untuk mengembangkan kuantitas, kualitas produk sehingga meningkatkan pendapatan. Peningkatan pengetahuan tentang manajemen dan pengendalian kualitas produk dalam kaitannya dengan penerapan mesin ini. Menghasilkan artikel ilmiah yang dipublikasikan

UJI KAPASITAS MESIN 4 3 Persiapan Bahan 5 6 2 1 Keterangan Gambar: Mesin Penggiling Kontainer Kedelai Kontainer Air Keran Motor 1hp Belt Debit air (bukaan keran 30, 45, 60, 75 dan 90 ) Kapasitas Produksi Bubur Kedelai

HASIL Tabel 1. Kapasitas produksi bubur kedelai dengan variasi debit air No Bukaan keran air ( ) Debit (ml/s) Kapasitas produksi (kg/menit) 1 2 3 rata-rata 1 30 4.3 0.420 0.420 0.421 0.420 2 45 19.5 0.634 0.564 0.612 0.603 3 60 30.3 0.824 0.850 0.824 0.833 4 75 46.4 1.135 1.225 1.254 1.205 5 90 71.4 1.622 1.622 1.622 1.622 Kecepatan produksi bubur kedelai bahan baku tahu pada bukaan keran air penuh (90) dapat mencapai 1.622 kg/menit (setara dengan 97.32 kg/jam). Jika dibandingkan dengan produksi tahu industri kecil di desa Tamblang yang hanya mampu berproduksi 30 kg/hr, dengan memanfaatkan mesin ini dan dengan metode ini pengusaha dapat meningkatkan produksinya hingga 300% (dengan memproduksi bubur kedelai bahan baku tahu sekitar 90 kg/jam).

DOKUMENTASI Gambar 1. Pertemuan dengan pengerajin mikro tahu di lokasi pembuatan tahu desa Tamblang, kecamatan Kubutambahan, Buleleng Gambar 2. Proses pembuatan tahu di lokasi pembuatan tahu desa Tamblang, kecamatan Kubutambahan, Buleleng

Gambar 3. Uji debit air untuk bukaan keran 30, 45, 60, 75 dan 90 mesin penggiling kedelai bahan tahu Gambar 4. Uji kelayakan mesin penggiling kedelai bahan tahu

Gambar 5. Merakit mesin penggiling kedelai bahan baku tahu di lokasi Gambar 6. Serah terima mesin penggiling kedelai bahan baku tahu