BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Akuntansi forensik berperan dalam beberapa proses dalam perkara kepailitan. Hal ini

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR...

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang TUJUAN KEPAILITAN TUJUAN KEPAILITAN. 22-Nov-17

I. PENDAHULUAN. perusahaan harus dijalankan dan dikelola dengan baik. Pengelolaan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan bisnisnya, suatu perusahaan pasti ingin mendapatkan

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Istilah Kepailitan 9/4/2014

PENAGIHAN SEKETIKA SEKALIGUS

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Proses Penyelesaian Kepailitan Melalui Upaya Perdamaian Berdasarkan UU No. 37 Tahun 2004

PENGURUSAN HARTA PAILIT PEMBERESAN HARTA PAILIT TUGAS KURATOR. Heri Hartanto, Hukum Acara Peradilan Niaga (FH-UNS)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar hukum bagi suatu kepailitan (Munir Fuady, 2004: a. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU;

BAB I PENDAHULUAN. pelunasan dari debitor sebagai pihak yang meminjam uang. Definisi utang

BAB IV PEMBAHASAN. A. Kedudukan Hukum Karyawan Pada Perusahaan Pailit. perusahaan. Hal ini dikarenakan peran dan fungsi karyawan dalam menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Nomor 37 Tahun 2004 Pasal 1 ayat (1) Tentang

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian pinjam meminjam uang. Akibat dari perjanjian pinjam meminjam uang

Asas dan Dasar Hukum Kepailitan. Dr. Freddy Harris Fakultas Hukum Universitas Indonesia

BAB VIII KEPAILITAN. Latar Belakang Masalah


BAB I PENDAHULUAN. suatu barang maupun jasa agar menghasilkan keuntungan.

IMPLEMENTASI PENGATURAN JAKSA PENGACARA NEGARA DALAM PENANGANAN PERKARA KEPAILITAN DI KEJAKSAAN NEGERI BANJARMASIN. Abstrak

BAB IV ANALISIS Putusan Majelis Hakim Pengadilan Niaga dalam kasus PT. Indo Plus dengan PT. Argo Pantes Tbk.

PENGGUNAAN AKUNTANSI FORENSIK DALAM PENYELESAIAN KASUS KEPAILITAN (Bankrupt)

Penundaan kewajiban pembayaran utang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang berarti bahwa manusia

BAB IV PENUTUP. 1. Eksistensi Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dibagi menjadi 2 (dua) periode. Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Terhadap kasus yang dihadapi oleh PT Metro Batavia dan International Lease

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tah

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. kepentingannya dalam masyarakat dapat hidup dan berkembang secara. elemen tidak dapat hidup sendiri-sendiri, tetapi

Apakah Pailit = Insolvensi? Heri Hartanto, Hukum Acara Peradilan Niaga (FH-UNS)

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam rangka. merata di segala bidang, salah satunya adalah bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan perikatan yang lahir dari undang-undang yang. mewajibkan seseorang yang telah memenuhi syarat yang ditentukan dalam

PENUNJUK Undang-undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG TENTANG KEPAILITAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Buku Panduan Pengisian Survei Kemudahan Berusaha 2018 Penyelesaian Kepailitan (Resolving Insolvency) Februari 2017

1905:217 juncto Staatsblad 1906:348) sebagian besar materinya tidak

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian pada bab-bab terdahulu, berikut disajikan

KEDUDUKAN KREDITUR SEPARATIS DALAM HUKUM KEPAILITAN

I. PENDAHULUAN. melahirkan perkembangan usaha yang dapat menunjang perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. penundaan kewajiban pembayaran utang yang semula diatur dalam Undang-

BAB V PENUTUP. hasil penelitian yang dialami Kurator hanya bertujuan untuk menghambat

I. PENDAHULUAN. kebutuhannya begitu juga dengan perusahaan, untuk menjalankan suatu perusahaan

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013Online di

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, perlu menetapkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tentang Pedoman Imbalan Jasa bagi

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Perbankan) Pasal 1 angka 11, menyebutkan : uang agar pengembalian kredit kepada debitur dapat dilunasi salah satunya

WEWENANG KURATOR DALAM PELAKSANAAN PUTUSAN PAILIT OLEH PENGADILAN

Karyawan Sebagai Pemohon Dalam Mempailitkan Perusahaan (Studi Kasus: Kasus PT. Kymco Lippo Motor Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. Kepailitan merupakan suatu sitaan umum atas harta kekayaan debitor yang

BAB I PENDAHULUAN. tumbangnya perusahaan-perusahaan skala kecil, menengah, besar dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. luar biasa sehingga mengakibatkan banyak sekali debitor tidak mampu membayar utangutangnya.

BAB I PENDAHULUAN. meminjam maupun utang piutang. Salah satu kewajiban dari debitur adalah

Kepailitan. Miko Kamal. Principal, Miko Kamal & Associates

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DALAM HAL TERJADI KEPAILITAN SUATU PERUSAHAAN ASURANSI

TANGGUNG JAWAB KURATOR PADA KEPAILITAN PT. ARTA GLORY BUANA TERHADAP PARA KREDITOR

KESALAHAN PENERAPAN HUKUM OLEH HAKIM TERHADAP KEDUDUKAN KANTOR PELAYANAN PAJAK PENANAMAN MODAL ASING VI

BAB V PENUTUP. 1. Beberapa Kendala yang dihadapi Bank BRI yaitu: a. Kendala Terkait dengan Peraturan Perundang-Undangan. Undang-Undang Hak Tanggungan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TUGAS DAN WEWENANG HAKIM PENGAWAS DALAM PERKARA KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG OLEH: LILIK MULYADI 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kepailitan secara etimologis berasal dari kata pailit. 6 Istilah pailit berasal dari

B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB I PENDAHULUAN. Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 37 tahun 2004,

Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Cukup jelas.

BAB I PENDAHULUAN. Van Koophandel (WvK), buku Ketiga yang berjudul Van de Voordieningen in Geval

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT UNTUK KEPENTINGAN UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Indonesia pada umumnya. tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan pelaku-pelaku

PELAKSANAAN TUGAS KURATOR DALAM MENGURUS HARTA PAILIT BERDASARKAN PASAL 72 UNDANG UNDANG NO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.726, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Pendaftaran. Kurator. Pengurus. Syarat. Tata Cara.

BAB V PENUTUP. 1. Didalam pasal 222 ayat (2) Undang-Undang Nomor 37 tahun 2004 tentang. kepailitan dan PKPU, dikatakan Debitur yang tidak dapat atau

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban debitor untuk membayar kembali utang sesuai jangka waktu yang telah

UU 37/2004, KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG *15705 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDINESIA (UU) NOMOR 37 TAHUN 2004 (37/2004)

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang timbul hanya dari adanya perjanjian utang-piutang sedangkan

BAB III HAK MENDAHULU DALAM PERPAJAKAN DAN ATURAN DALAM KEPAILITAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Dalam rangka pembangunan nasional untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang berkembang, baik dari sumber alam,

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya disebut PKPU) pada umumnya dikaitkan dengan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. pekerja/buruh dan keluarganya dengan tetap memperhatikan perkembangan

Heri Hartanto - FH UNS

BAB I PENDAHULUAN. diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

IMPLEMENTASI PENGATURAN JAKSA PENGACARA NEGARA DALAM PENANGANAN PERKARA KEPAILITAN

BAB I PENDAHULUAN. Gejolak ekonomi di Negara Republik Indonesia yang ditandai dengan

JURNAL RISET AKUNTANSI & KEUANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDINESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Penelitian

ANALISA MENGENAI PUTUSAN PENGADILAN NIAGA NO.22/PAILIT/2003/PN

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komponen pelaku untuk mencapai tujuan pembangunan itu. Dengan

KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.09-HT TAHUN 1998 TENTANG PEDOMAN BESARNYA IMBALAN JASA BAGI KURATOR DAN PENGURUS

BAB III UPAYA HUKUM DEBITOR PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG YANG DIAJUKAN OLEH KREDITOR

BAB I PENDAHULUAN. dirinya mampu untuk ikut serta berkompetisi dalam pasar global,

BAB III UPAYA PENYELESAIAN SENGKETA WANPRESTASI ATAS OBJEK FIDUSIA BERUPA BENDA PERSEDIAAN YANG DIALIHKAN DENGAN JUAL BELI

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Kedudukan Tertanggung Setelah Perusahaaan Asuransi Dinyatakan Pailit

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat melakukan tindakan-tindakan keperdataan, dalam arti lain, debitor

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK TANGGUNGAN DAN KEPAILITAN. Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah beserta

BAB I PENDAHULUAN. Sengketa merupakan suatu hal yang sangat wajar terjadi dalam kehidupan ini.

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baik dalam bentuk perorangan ( natural person ) ataupun dalam bentuk badan

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan terhadap Akuntansi Forensik Dalam Praktik Kepailitan pada Pangadilan Niaga maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Akuntansi forensik berperan dalam beberapa proses dalam perkara kepailitan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa tahapan atau proses penyelesaian perkara kepailitan yang dilakukan di pengadilan niaga, diperlukan penelusuran yang berkaitan dengan akuntansi. Seperti dalam beberapa tahapan berikut ini: 1) Pada tahap Pengadilan Tingkat Pertama sudah terlihat bahwa akuntansi forensik digunakan dalam praktik kepailitan. Dapat dilihat dengan adanya penelusuran mengenai kebenaran adanya utang piutang antara kreditor dan debitur apabila bukti yang dibawa oleh debitur dan kreditor tidak menemui kecocokan. Di sini dicari faktur-faktur yang membuktikan perjanjian mengenai utang piutang yang melibatkan minimal dua kreditor dan salah satu utangnya sudah jatuh tempo. Akuntansi forensik dibutuhkan dalam menelusuri apakah perusahaan tersebut benar-benar tidak dapat membayar utang kepada para kreditornya atau biasa disebut dengan insolvent. 2) Pada tahap Kasasi dan Peninjauan Kembali akuntansi forensik juga berperan, karena dalam tahap ini dilakukan verifikasi ulang mengenai perkara kepailitan oleh Mahkamah Agung. Begitu pula dalam tahap Peninjauan Kembali, akuntansi forensik juga berperan dalam menangani perkara kepailitan karena dalam tahap ini apabila ditemukan bukti baru, maka harus dilakukan validasi bukti baru tersebut 101

102 agar dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan oleh hakim Mahkamah Agung. 3) Pada tahap Penghitungan Aset dan Harta Pailit akuntansi forensik juga berperan, karena pertama-tama kita harus mengetauhi dahulu dimana saja aset dan harta pailit itu berada. Disini harus ditelusuri juga jumlah, harga dan juga nilai aset tersebut apakah sudah sesuai dengan yang disampaikan oleh debitur maupun dengan yang ada di dokumen atau laporan keuangan perusahaan. Dalam menghitung asetnya digunakan harga pasar dengan alasan hasil akhir dari penjualan aset nantinya akan dibagikan kepada para kreditor, karena jika dihitung dengan harga buku nantinya nol, bisa saja masih mempunyai nilai jika dihitung dengan harga pasar. 4) Pada tahap Mencatat dan Mencocokkan Utang Piutang akuntansi forensik pada saat rapat kreditor berperan, yaitu ketika mencari kebenaran adanya utang piutang antara debitur dan kreditor. Sehingga harus dipastikan secara benar utang-utang debitur tersebut kepada para kreditor, berapa utang kepada kreditor satu dan kreditor lainnya, apakah benar adanya utang piutang tersebut dalam dokumen atau tidak. 5) Pada tahap Pembagian Harta Pailit akuntansi forensik berperan, yaitu pada saat penentuan pembagian harta kepada para kreditor, mana kreditor yang menjadi kreditor separatis, preferen, dan konkuren. Dengan adanya pembuktian dokumen yang menunjukkan adanya perjanjian utang piutang antara debitur dan kreditor dengan jaminan yang tertera di perjanjian, dapat ditentukan proses pembagian tersebut. 2. Akuntansi forensik juga dapat mendeteksi adanya indikasi fraud dalam hal pailit di Pengadilan Niaga, perusahaan yang benar-benar mengalami bankrupt cenderung

103 untuk melakukan fraud dalam menyembunyikan asetnya ataupun deposito yang masih dimiliki oleh perusahaan. Hal ini bertujuan untuk mengamankan aset maupun deposito sehingga tidak disita oleh Pengadilan Niaga. Terdapat beberapa tipe fraud yang kemungkinan terjadi pada kasus kepailitan adalah sebagai berikut: 1) Membawa lari aset Untuk menyelamatkan harta yang kemungkinan disita oleh pihak pengadilan, maka debitur akan berusaha untuk mengamankan terlebih dahulu hartanya dengan cara membawa lari aset yang dimiliki dan memindahkan ke luar negeri. Hal ini dilakukan agar dalam penghitungan aset, kurator tidak mengetahuinya sehingga aset tersebut tidak disita. 2) Menggelapkan aset Hal lain yang dilakukan untuk menyelamatkan aset perusahaannya, pihak debitur kadang menggelapkan aset. Tujuannya agar pihak kurator tidak dapat mengetahui aset sebenarnya yang dimilikinya. Tentu saja ini merugikan bagi pihak para kreditor, karena dengan begitu hak para kreditor dalam mendapatkan kembali piutangnya akan berkurang. Sedangkan di pihak debitur hal tersebut menguntungkan, karena melepas tanggung jawab utangnya. 3) Menggelapkan penjualan Pajak merupakan hal pertama yang harus diselesaikan oleh pihak debitur ketika mengalami pailit. Oleh karena itu untuk mengurangi pembayaran pajak, hal yang dilakukan adalah dengan cara menggelapkan penjualan. Karena dengan menggelapkan penjualan, maka pendapatan yang dicatatkan perusahaan akan ikut menurun.

104 4) Transfer ke rekening lain Cara lain dalam melakukan fraud adalah dengan mentransfer uang perusahaan ke rekening lain untuk menghindari penghitungan oleh pihak kurator. Dengan harapan agar tidak semua harta yang dimiliki perusahaan disita. Mereka menyelamatkan untuk digunakan kepentingan pribadi di kemudian hari. 3. Terdapat kendala dalam menerapkan akuntansi forensik dalam perkara kepailitan, yang pertama yaitu waktu yang dibutuhkan dalam menerapkan akuntansi forensik relatif lama karena dalam menerapkan akuntansi forensik tidak menggunakan sampel melainkan populasi, namun dalam menentukan populasi juga harus bisa menentukan mana yang prioritas dan penting untuk kita periksa. Kemudian biaya yang harus dikeluarkan juga mahal, hal ini disebabkan oleh waktu yang lama dan ruang lingkup yang luas dalam menerapkan akuntansi forensik. Selain itu sumber daya yang masih kurang menjadi kendala yang lainnya, kurangnya pelatihan dan pengenalan mengenai akuntansi forensik kepada kurator atau perangkat pengadilan niaga menyebabkan masih awamnya pemahaman dan penerapan akuntansi forensik dalam praktik kepailitan di pengadilan niaga. Di samping itu masih kurangnya kurator yang berasal dari lulusan akuntansi. Walaupun syarat menjadi kurator dapat berasal dari lulusan hukum dan lulusan akuntansi, namun pada kenyataannya yang berasal dari lulusan akuntansi masih sangat sedikit. 5.2 Saran Adapun saran yang peneliti ajukan kepada beberapa pihak seperti pihak Pengadilan Niaga, kurator, dan peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Bagi pihak Pengadilan Niaga, diharapkan administrasi lebih diperhatikan dan ditata lebih baik lagi. Adanya modernisasi administrasi akan memudahkan baik bagi pihak

105 pengadilan niaga dalam menyimpan catatan mengenai perkara kepailitan maupun perkara lain yang masuk. 2. Bagi pihak Pengadilan Niaga dan kurator, untuk lebih mendalami mengenai akuntansi forensik karena dapat membantu dalam menyelesaikan perkara kepailitan yang sehubungan dengan akuntansi. Dengan bantuan akuntansi forensik diharapkan dapat membantu pengadilan lebih akurat dalam mengambil keputusan, karena pada kenyataannya masih banyak perusahaan yang mengalami pailit dan insolvent yang terindikasi melakukan tindakan fraud. Hal ini dimaksudkan agar tidak adanya pihak yang merasa dirugikan, dalam hal ini kreditor. Dengan adanya kecurangan yang dilakukan oleh debitur dalam mengamankan atau membawa lari harta pailitnya, maka hak yang seharusnya diterima oleh kreditor menjadi tidak terpenuhi. 3. Bagi akuntan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan baru mengenai akuntansi forensik bagi yang belum mengetahui, sehingga dapat meningkatkan pemahaman yang lebih lanjut mengenai ilmu hukum. Karena dengan memahami ilmu hukum, maka ilmu akuntansi forensik yang dimiliki oleh seorang akuntan menjadi lebih baik lagi, dan merupakan profesi yang relatif baru bagi para akuntan di Indonesia, karena sumber daya manusia yang masih kurang dalam akuntansi forensik. Salah satu profesi yang dapat ditekuni oleh seorang akuntan contohnya adalah kurator, yang saat ini mayoritas lulusan hukum di Indonesia. 4. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti berharap lebih komprehensif terhadap satu kasus perusahaan dengan melakukan partisipasi aktif. Sehingga dengan mengikuti prosesnya dari awal pengajuan sampai akhir agar peneliti lebih memahami dan mendapatkan hasil yang lebih memuaskan.