KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2010 DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN, IR. SUTARTO ALIMOESO, MM NIP

dokumen-dokumen yang mirip
T KNIS B A N T U A N A L A T M E S I N P E R T A N I A N T A

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KERANGKA ACUAN TEKNIS

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan dan Sasaran Pengertian dan Definisi...

Masa berlaku: Alamat : Situgadung, Tromol Pos 2 Serpong, Tangerang Februari 2010 Telp. (021) /87 Faks.

HANDTRACTOR QUICK BOXER G1000

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN BRIGADE ALSINTAN

DAFTAR ISI. iii. iv PENUTUP iii

15 Traktor. Bajak Piring Dua Sisi - Disc Harrow. 15 Traktor Galaxy 304 : 30 HP, 4WD. Bajak Singkal - Share Plough. 16 Traktor Galaxy 404 : 40 HP, 4WD

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2001 TENTANG ALAT DAN MESIN BUDIDAYA TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

III. METODOLOGI PENELITIAN

KEBIJAKAN PENGELOLAAN ALSINTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2001 TENTANG ALAT DAN MESIN BUDIDAYA TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

III. METODE PENELITIAN

Mesin pemecah biji dan pemisah kulit kakao - Syarat mutu dan metode uji

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGANTAR. Ir. Suprapti

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan.

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

Laporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI

Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani

KATA PENGANTAR. Jakarta, Nopember 2013 Direktur Alat dan Mesin Pertanian. Ir. Bambang Santosa, MSc.

ALAT DAN MESIN PANEN HASIL PERTANIAN drh. Saiful Helmy, MP

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

MESIN PENGGILING JAGUNG TIPE HAMMER MILL

MITRA BALAI INDUSTRI PUSAT TEKNOLOGI SARANA PERTANIAN mitrabalaiindustri.wordpress.com / mitrabalaiindustri.webs.com

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

III. METODE PENELITIAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2001 TENTANG ALAT DAN MESIN BUDIDAYA TANAMAN

Gambar 15. Gambar teknik perontok padi hasil rancangan (O-Belt Thresher) 34

Pedal Thresher dan Pedal Thresher Lipat

Lampiran 1. Peta wilayah Kelurahan Situgede, Kec. Bogor Barat, Kota Bogor LOKASI PENGAMATAN

V.HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGANTAR. Ir. Bambang Santosa, M.Sc

Mesin Pemanen Jagung Tipe mower

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: PENGARUH PUTARAN PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN HASIL PERAJANGAN PADA ALAT PERAJANG SINGKONG

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

Lampiran 1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian. mulai

LAMPIRAN. Mulai. Dipasang pulley dan V-belt yang sesuai. Ditimbang kertas bekas sebanyak 3 kg3 Kg. Dihidupkan mesin untuk mengoprasikan alat

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i

1. Penjabaran Nawacita di dalam program dan kegiatan

III. METODE PENELITIAN

Mesin Penyiang Padi Sawah Bermotor Power Weeder JP-02 / 20

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Tanaman Tebu Ratoon

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

PERANCANGAN MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE VDI Oleh TRIYA NANDA SATYAWAN

PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

PENGEMBANGAN ALSINTAN PENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL KENTANG

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret

BENGKEL JAYA MANDIRI UTAMA SURABAYA - INDONESIA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENGUJIAN MODEL METERING DEVICE PUPUK

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan yang antara lain terdiri atas padi, jagung, kedelai, kacang tanah,

DAFTAR ISI. iii. iv PENUTUP iii

Kode Produk Target : 1.3 Kode Kegiatan :

TINJAUAN PUSTAKA. pada permulaan abad ke-19 traktor dengan motor uap mulai diperkenalkan,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 80/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG

ANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Peleburan Alumunium. Skala Laboratorium.

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2013

TRAKTOR RODA-4. Klasifikasi. trakor roda-4. Konstruksi. Penggunaan traktor di pertanian

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 25/Permentan/PL.130/5/2008 TENTANG PEDOMAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN USAHA PELAYANAN JASA ALAT DAN MESIN PERTANIAN

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA


I. BEBERAPA KIAT PENGOPERASIAN MESIN PERONTOK PADI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2013.

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

UJI PERFORMANSI DAN KENYAMANAN MODIFIKASI ALAT PENGEBOR TANAH MEKANIS UNTUK MEMBUAT LUBANG TANAM ARIEF SALEH

IV. ANALISA PERANCANGAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

50kg Pita ukur/meteran Terpal 5 x 5 m 2

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR ) KEGIATAN KEGIATAN PEMBANGUNAN SUMUR BOR DI DAERAH RAWAN KERING

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, Buku Pedoman Pelaksanaan Pilot Project Pengembangan Alsintan BUMA dan BAKAL Tahun 2010 ini telah selesai disusun. Buku ini terdiri dari 2 bagian, yang pertama adalah Kegiatan BAKAL Pilot Project Pengembangan Alsintan, dan yang kedua Kegiatan BUMA dan BAKAL Diluar Pilot Project Pengembangan Alsintan. Melalui buku pedoman ini diharapkan agar dapat digunakan sebagai dasar kebijakan dan dapat dilaksanakan oleh pihak-pihak yang terkait dengan program bantuan alsintan ini. Disamping itu, diharapkan hasil dari kegiatan Pilot Project Pengembangan Alsintan BUMA dan BAKAL kedepan juga dapat dijadikan acuan bagi perencana kebijakan Pemerintah Pusat, maupun Dinas Pertanian Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota). Terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada pihak terkait yang telah banyak memberikan arahan dan masukan dalam proses penyusunan buku pedoman pelaksanaan ini. Jakarta, Januari 2010 DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN, IR. SUTARTO ALIMOESO, MM NIP. 19490625.197603.1.001 i

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR. i DAFTAR ISI... DAFTAR LAMPIRAN... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v PEDOMAN PELAKSANAAN PILOT PROJECT PENGEMBANGAN ALSINTAN TAHUN 2010... 1 I. PENDAHULUAN... 2 II. A. Latar Belakang... 2 B. Tujuan dan Sasaran... 4 BANTUAN ALSINTAN UNTUK PILOT PROJECT PENGEMBANGAN ALSINTAN PADA UPJA... 5 A. UPJA Penerima Bantuan... 5 B. Mekanisme Pemberian Bantuan Pilot Project... 8 1. Jenis Bantuan dan Sumber Pembiayaan... 8 2. Penentuan Alokasi... 10 3. Mekanisme Pelaksanaan Pemberian Bantuan... 11 4. Proses Pembelian Alsintan... 15 III. KETENTUAN PEMANFAATAN ALSINTAN... 17 IV. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN... 18 V. INDIKATOR KEBERHASILAN... 21 VI. PENUTUP... 23 LAMPIRAN ii ii

PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN BUMA DAN BAKAL DILUAR PILOT PROJECT PENGEMBANGAN ALSINTAN TAHUN 2010... 77 I. PENDAHULUAN... 78 II. A. Latar Belakang... 78 B. Tujuan dan Sasaran... 79 BUMA DAN BAKAL DILUAR PILOT PROJECT PENGEMBANGAN ALSINTAN TAHUN 2010... 81 A. UPJA PENERIMA BANTUAN... 81 B. MEKANISME PEMBERIAN BANTUAN... 82 1. Jenis Bantuan dan Sumber Pembiayaan... 82 2. Penentuan Alokasi... 85 3. Mekanisme Pelaksanaan Pemberian Bantuan... 86 4. Proses Pembelian Alsintan... 90 III. KETENTUAN PEMANFAATAN ALSINTAN... 95 IV. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN... 96 V. INDIKATOR KEBERHASILAN... 99 VI. PENUTUP... 100 LAMPIRAN iii

DAFTAR LAMPIRAN Halaman PEDOMAN PELAKSANAAN PILOT PROJECT PENGEMBANGAN ALSINTAN TAHUN 2010 Lampiran 1. Tabel Spesifikasi Alsintan... 24 Lampiran 2. Alokasi Bantuan Alsintan untuk Pilot Project Pengembangan Alsintan... 48 Lampiran 3. Contoh Perjanjian Antara Dinas Pertanian Kabupaten Dengan UPJA Penerima Bantuan Alsintan Untuk Pilot Project Pengembangan Alsintan... 51 Lampiran 4. Contoh Form Catatan Penggunaan Alsintan... 52 Lampiran 5. Contoh Analisa Ekonomi Penggunaan Alsintan... 53 Lampiran 6. Contoh Form Pelaporan... 54 PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN BUMA DAN BAKAL DILUAR PILOT PROJECT PENGEMBANGAN ALSINTAN TAHUN 2010 Lampiran 1. Tabel Spesifikasi Alsintan... 101 Lampiran 2. Alokasi Kegiatan BUMA dan BAKAL diluar Pilot Project Pengembangan Alsintan Tahun 2010... 111 Lampiran 3. Contoh Perjanjian Antara Dinas Pertanian Kabupaten Dengan UPJA Penerima Kegiatan BUMA dan BAKAL diluar Pilot Project Pengembangan Alsintan... 118 Lampiran 4. Realisasi Kegiatan BUMA dan BAKAL diluar Pilot Project Pengembangan Alsintan... 119 Lampiran 5. Contoh Analisa Ekonomi Penggunaan Alsintan... 120 Lampiran 6. Contoh Form Pelaporan... 121 iv

DAFTAR TABEL PEDOMAN PELAKSANAAN PILOT PROJECT PENGEMBANGAN ALSINTAN TAHUN 2010 Tabel 1. Bantuan Alsintan untuk Pilot Project Pengembangan Alsintan Paket A... 9 Tabel 2.Bantuan Alsintan untuk Pilot Project Pengembangan Alsintan Paket B... 10 PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN BUMA DAN BAKAL DILUAR PILOT PROJECT PENGEMBANGAN ALSINTAN TAHUN 2010 Tabel 1. BUMA dan BAKAL diluar Pilot Project Pengembangan Alsintan Paket A... 84 Tabel 2.BUMA dan BAKAL diluar Pilot Project Pengembangan Alsintan Paket B... 84 v

DAFTAR GAMBAR PEDOMAN PELAKSANAAN PILOT PROJECT PENGEMBANGAN ALSINTAN TAHUN 2010 Gambar 1. Diagram UPJA Penerima Bantuan Alsintan untuk Pilot Project Pengembangan Alsintan... 7 Gambar 2. Contoh Lahan Percontohan... 7 Gambar 3. Mekanisme Bantuan Alsintan untuk Pilot Project Pengembangan Alsintan... 15 Gambar 4. Diagram Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan Pilot Project Pengembangan Alsintan Tahun 2010... 20 PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN BUMA DAN BAKAL DILUAR PILOT PROJECT PENGEMBANGAN ALSINTAN TAHUN 2010 Gambar 1. Diagram UPJA Penerima BUMA dan BAKAL Diluar Pilot Project Pengembangan Alsintan... 82 Gambar 2. Mekanisme Kegiatan BUMA dan BAKAL Diluar Pilot Project Pengembangan Alsintan... 90 Gambar 3. Mekanisme Pembelian Traktor Roda 2 Menggunakan Bantuan Uang Muka (BUMA) T.A. 2010... 94 Gambar 4. Diagram Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan BUMA dan BAKAL Diluar Pilot Project Pengembangan Alsintan Tahun 2010... 98 vi

PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN BAKAL PILOT PROJECT PENGEMBANGAN ALSINTAN TAHUN 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2010

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya pengamanan produksi tanaman pangan guna memantapkan kecukupan bahan pangan serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, beberapa hal seperti alih fungsi dan degradasi lahan dan air menjadi masalah sekaligus tantangan yang harus dihadapi. Hal ini menyebabkan ketersediaan sumber daya lahan dan air mengalami penurunan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Kecenderungan peningkatan alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian terus berlanjut. Kondisi ini diperburuk bahwa pengalihan fungsi lahan tersebut justru terjadi pada lahan-lahan yang subur, sementara dalam upaya perluasan areal baru, kesuburan tanahnya relatif rendah dan memerlukan investasi yang cukup besar untuk mendapatkan tingkat kesuburan yang signifikan. Kondisi ketersediaan lahan yang semakin terbatas tersebut diikuti merosotnya kualitas kesuburan lahan dan air sebagai akibat degradasi kualitas lingkungan. Hal lain adalah adanya gangguan bencana alam (kekeringan, banjir) akibat gangguan iklim, merosotnya kondisi tata guna tanah dan perairan, serta gangguan hama dan penyakit. Untuk mengatasi kendala tersebut, salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui penerapan/inovasi teknologi alat dan mesin pertanian (alsintan) dengan tetap memperhatikan persyaratan: (1) secara teknis dapat dilaksanakan oleh petani; (2) ekonomis/ menguntungkan (3) sesuai dengan kondisi sosial masyarakat tani serta (4) ramah lingkungan. Dalam penerapan teknologi alsintan pada suatu usaha tani ditemukan kondisi areal pertanian yang berbeda-beda baik topografi maupun sifat fisik tanahnya, iklim yang beragam, kondisi infrastruktur yang tidak mendukung, kelembagaan yang masih terbatas serta latar belakang pendidikan dan kondisi sosial ekonomi petani pengguna alsintan tersebut yang umumnya masih terbatas (sebagian besar petani masih menggunakan cara konvensional dalam pengolahan tanah), menjadi salah satu hal yang harus menjadi pertimbangan dalam penerapan teknologi alsintan tersebut. 2

Dukungan alsintan dalam proses produksi tanaman pangan yang dimulai dari kegiatan pengolahan tanah, perbenihan, pembibitan, pengairan, penyiangan, sampai pemanenan saat ini diperlukan dikarenakan makin terbatasnya tenaga kerja pertanian di pedesaan dan untuk meningkatkan kemampuan penanganan pra dan pasca panen baik secara kuantitas maupun kualitas. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pemerintah berupaya menggulirkan program Proyek Percontohan (Pilot Project) Pengembangan Alsintan yang diberikan kepada lembaga Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) yang memenuhi kriteria sebagai UPJA penerima pada 30 Kabupaten di 30 Provinsi di Indonesia. Strategi pengembangan alsintan melalui program ini selain diharapkan dapat meningkatkan pendapatan UPJA juga dalam rangka proses inovasi teknologi mekanisasi pertanian khususnya alat dan mesin pertanian (alsintan) penanam bibit padi (transplanter) dan penyiang (power weeder). Dengan demikian dalam pelaksanaannya, bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan bagi UPJA, harus mampu memberikan peningkatan pendapatan yang lebih baik bagi UPJA penerima bantuan dibandingkan dengan kondisi sebelum menerima bantuan. Disamping itu, UPJA penerima bantuan diharapkan juga mampu mengadopsi teknologi transplanter dan power weeder dalam rangka proses alih teknologi di tingkat UPJA. Oleh karena itu, segala ketentuan berkaitan dengan penyiapan lahan untuk keperluan inovasi tersebut juga harus dapat dipenuhi oleh UPJA bersangkutan. Pedoman Pelaksanaan Pilot Project Pengembangan Alsintan, merupakan acuan bagi petugas di lapangan dalam menjalankan kebijakan yang telah dibuat oleh Pusat (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan) terkait dengan perencanaan dan pelaksanaan Pilot Project Pengembangan Alsintan, pelaksanaan pemanfaatan alsintan tersebut serta pelaporannya. Pedoman ini perlu ditindak lanjuti oleh daerah melalui pembuatan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang mengatur secara lebih rinci pelaksanaan pilot project oleh UPJA penerima bantuan dan hal-hal lain yang dianggap perlu. 3

B. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan a) Memberikan petunjuk dan arahan bagi petugas di Kabupaten/Kota berkaitan dengan Pelaksanaan Pilot Project Pengembangan Alsintan bagi UPJA. b) Meciptakan suatu model percontohan pengelolaan alsintan melalui UPJA. c) Meningkatkan pendapatan UPJA melalui penambahan jumlah dan jenis kepemilikan alsintan. d) Meningkatkan kemampuan pengelolaan dan kompetensi SDM pengelola UPJA untuk peningkatan kinerjanya. e) Membuat suatu model percontohan inovasi teknologi alsintan yang dapat menunjang upaya peningkatan produktivitas dan efisiensi produksi. 2. Sasaran a) Terwujudnya buku pedoman yang berisi petunjuk dan arahan bagi petugas di Kabupaten/Kota berkaitan dengan Pelaksanaan Pilot Project Pengembangan Alsintan bagi UPJA. b) Terwujudnya suatu model percontohan pengelolaan alsintan pada UPJA. c) Meningkatnya pendapatan UPJA melalui penambahan jumlah dan jenis kepemilikan alsintan. d) Meningkatnya kemampuan pengelolaan dan kompentasi SDM pengelola UPJA untuk peningkatan kinerjanya. e) Terwujudnya suatu lahan untuk model percontohan inovasi teknologi alsintan yang dapat menunjang upaya peningkatan produktivitas dan efisiensi produksi. 4

II. BANTUAN ALSINTAN UNTUK PILOT PROJECT PENGEMBANGAN ALSINTAN PADA UPJA A. UPJA Penerima Bantuan Bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan yang dilaksanakan pada tahun 2010 merupakan upaya Pemerintah dalam membantu UPJA agar UPJA tersebut dapat memperoleh peningkatan pendapatan yang signifikan sehingga dapat digunakan untuk menunjang kebutuhan UPJA maupun untuk membeli alsintan baru lainnya. Penentuan UPJA penerima bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan mengacu pada hal-hal sebagai berikut : 1. UPJA penerima diusulkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten dan diketahui oleh Dinas Pertanian Provinsi. 2. UPJA penerima merupakan UPJA profesional, berpengalaman sekurangnya 2 tahun dan dikelola oleh SDM yang kompeten. Kriteria UPJA profesional diatur dalam Permentan no. 25/Permentan/PL.130/5/2008. 3. UPJA mempunyai struktur organisasi jelas, dilengkapi AD/ART, dan berbadan usaha serta mempunyai kegiatan yang produktif. 4. UPJA penerima bantuan adalah UPJA yang merupakan bagian/unit kegiatan usaha dari Kelompok Tani (Poktan)/ Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), maupun UPJA lainnya, yaitu UPJA yang bukan merupakan bagian dari unit usaha Poktan/Gapoktan yang independent yang bermitra dengan kelompok tani/gabungan kelompok tani (lihat Gambar 1). 5. Wilayah kerja UPJA penerima bantuan sekurang-kurangnya seluas 50 Ha, yaitu merupakan gabungan wilayah kerja dari Poktan/Gapoktan yang dilayani UPJA tersebut. 6. UPJA penerima bersedia menyediakan lahan untuk model percontohan inovasi teknologi alsintan yang akan dikembangkan di lahan tersebut dan mempunyai SDM yang mampu menerima teknologi yang akan dikembangkan di lahan percontohan tersebut. Lahan percontohan yang dimaksud minimum berukuran 0,3 Ha per petak dan sekurang-kurangnya ada 2 petak, 5

dilengkapi dengan saluran irigasi, saluran drainase dan jalan untuk alsintan (farm road) sebagaimana dijelaskan pada Gambar 2. 7. Jika lahan percontohan tersebut belum tersedia, dapat mulai dibentuk sesuai dengan kriteria rancangan lahan sebagaimana disajikan pada Gambar 2. Persiapan pembentukan lahan harus sudah selesai dilakukan selambat-lambatnya pada bulan April tahun 2010. 8. UPJA penerima bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan dapat menggunakan bantuan alsintan yang diterimanya selain untuk mengerjakan model lahan percontohan, juga untuk kegiatan usaha pelayanan jasa alsintan. 9. UPJA penerima memiliki tabungan kelompok yang merupakan tabungan hasil usaha selama minimum 1 tahun terakhir. 10. UPJA wajib membuat laporan perkembangan pemanfaatan alsintan yang diterimanya, termasuk manfaatnya bagi perkembangan UPJA sendiri. 6

Gambar 1. Diagram UPJA Penerima Bantuan Alsintan untuk Pilot Project Pengembangan Alsintan KELOMPOK TANI KELOMPOK TANI KELOMPOK TANI GAPOKTAN UPJA UK UNIT KEGIATAN UNIT KEGIATAN UK UPJA WIL KERJA WIL KERJA WIL KERJA WIL KERJA WIL KERJA WIL KERJA UPJA PENERIMA UPJA (INDEPENDENT) WIL KERJA WIL KERJA WIL KERJA Gambar 2. Contoh Lahan Percontohan 7

B. Mekanisme Pemberian Bantuan Pilot Project 1. Jenis Bantuan dan Sumber Pembiayaan Pemberian bantuan alsintan untuk pelaksanaan Pilot Project Pengembangan Alsintan ini berupa Paket A (Tabel 1) atau Paket B (Tabel 2). Masing-masing paket tersebut dengan nilai sebesar Rp. 330.700.000,00 (tiga ratus tiga puluh juta tujuh ratus ribu rupiah) untuk paket A dan Rp 273.700.000,00 (dua ratus tujuh puluh tiga juta tujuh ratus ribu rupiah) untuk paket B. Bantuan yang diberikan merupakan bantuan sosial (BANSOS) yang dilaksanakan melalui pola Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang diberikan kepada UPJA dengan sumber pembiayaan berasal dari DIPA APBN 2010, Satuan Kerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Departemen Pertanian yang dialokasikan pada DIPA Tugas Pembantuan (TP) Tahun 2010 di Kabupaten penerima bantuan (dana bantuan masuk ke dalam rekening UPJA). Karena pembelian alsintan dilakukan langsung oleh UPJA penerima bantuan dengan pengawalan oleh petugas dari Dinas Pertanian Kabupaten dan Dinas Pertanian Provinsi, agar alsintan yang dibeli sesuai dengan standar nasional (SNI) atau memiliki Laporan Hasil Uji (Test Report) yang berlaku, yang dikeluarkan oleh lembaga uji mutu alsintan yang terakreditasi/ditunjuk oleh Pemerintah, maka pada Lampiran 1 disajikan spesifikasi dari alsintan bantuan tersebut yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pembelian. 8

Tabel 1. Bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan Paket A No Jenis Alsintan Jumlah Alsintan (Unit/paket) Nilai Satuan (Rp.) Nilai Bantuan 1 Traktor Roda 4 1 136.000.000 136.000.000 2 Pompa Air 1 20.000.000 20.000.000 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Alsin tanam bibit padi (Transplanter) Alsin Pemanen Padi Tipe Sandang (Paddy Mower) Alsin Perontok Padi Tipe Throw In Bermotor (Power Thresher) Alsin Perontok Padi Hold On Bermotor/Pedal Thresher Bermotor Alsin Pembuat Pupuk Organik (APPO) Alsin Penyiang Bermotor (Power Weeder) Gudang Penyimpanan Alsintan Peralatan Bengkel Alsintan Mesin Perawatan Kebersihan Alsintan 1 75.000.000 75.000.000 1 4.750.000 4.750.000 1 20.000.000 20.000.000 1 6.000.000 6.000.000 1 25.000.000 25.000.000 1 12.000.000 12.000.000 1 16.575.000 16.575.000 1 11.875.000 11.875.000 1 3.500.000 3.500.000 Total : 330.700.000 9

Tabel 2. Bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan Paket B No Jenis Alsintan Jumlah Alsintan (Unit) Nilai Satuan (Rp.) Nilai Bantuan 1 Traktor Roda 2 3 27.500.000 82.500.000 2 Pompa Air 1 20.000.000 20.000.000 3 4 5 6 7 8 9 Alsin tanam bibit padi (Transplanter) Alsin Pemanen Padi Tipe Sandang (Paddy Mower) Alsin Perontok Padi Tipe Throw In Bermotor (Power Thresher) Alsin Perontok Padi Hold On Bermotor/Pedal Thresher Bermotor Alsin Pembuat Pupuk Organik (APPO) Alsin Penyiang Bermotor (Power Weeder) Gudang Penyimpanan Alsintan 1 75.000.000 75.000.000 1 4.750.000 4.750.000 1 20.000.000 20.000.000 1 6.000.000 6.000.000 1 25.000.000 25.000.000 1 12.000.000 12.000.000 1 16.575.000 16.575.000 10 Peralatan Bengkel Alsintan 1 11.875.000 11.875.000 Total : 273.700.000 2. Penentuan Alokasi Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi kabupaten penerima bantuan adalah sebagai berikut : a) Memberi prioritas pada daerah sentra produksi tanaman pangan, khususnya padi di lahan sawah irigasi atau daerah pelaksanaan Sekolah Lapangan Pertanian Tanaman Terpadu (SLPTT). b) Mempertimbangkan proposal yang dibuat oleh Daerah, terkait dengan upaya pengembangan alsintan. 10

c) Mempertimbangkan faktor agroekologi lokasi penerima bantuan disesuaikan dengan jenis alsintan yang akan dikembangkan dalam Pilot Project. d) Memperhatikan kesiapan infrastruktur lokasi penerima bantuan dengan memperhatikan kesesuaiannya bagi kegiatan pengembangan dan pemanfaatan alsintan. Sedangkan lokasi bantuan alsintan untuk pelaksanaan bantuan alsintan pada pilot project pengembangan alsintan adalah pada 30 kabupaten di 30 provinsi di Indonesia yang disajikan pada Lampiran 2. 3. Mekanisme Pelaksanaan Pemberian Bantuan Mekanisme pelaksanaan pemberian bantuan alsintan untuk pelaksanaan Pilot Project Pengembangan Alsintan adalah sebagai berikut : a) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memberikan informasi program bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan dan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk menentukan calon UPJA penerima Bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan. b) Dinas Pertanian Kabupaten melakukan identifikasi dan verifikasi beberapa calon UPJA penerima bantuan alsintan untuk Pelaksanaan Pilot Project Pengembangan Alsintan. Identifikasi ini dapat juga dilakukan melalui analisa proposal yang diajukan oleh UPJA bersangkutan serta diverifikasi secara obyektif melalui survey langsung ke lokasi UPJA. c) Identifikasi dan verifikasi UPJA penerima bantuan dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagaimana dijelaskan pada Bab II A. d) Melalui hasil identifikasi dan verifikasi tersebut, Dinas Pertanian Kabupaten melakukan penilaian secara obyektif pada beberapa UPJA calon penerima bantuan sesuai dengan yang dipersyaratkan. Dinas Pertanian Kabupaten kemudian menentukan 1 (satu) UPJA untuk ditetapkan oleh Kepala 11

Dinas Pertanian Kabupaten sebagai calon penerima bantuan yang akan diusulkan ke Direktorat Jenderal Tanaman Pangan cq Direktorat Sarana Produksi melalui Dinas Pertanian Provinsi (diketahui Kepala Dinas provinsi). e) Penetapan calon penerima bantuan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten tersebut dibuat dalam bentuk Surat Keputusan Kepala Dinas Kabupaten, dilakukan selambatlambatnya minggu pertama bulan Maret 2010. f) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, dalam hal ini Direktorat Sarana Produksi menerima usulan UPJA penerima bantuan dari Dinas Pertanian Provinsi dan melakukan rekapitulasi terhadap usulan tersebut secara nasional. Selanjutnya, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, menyampaikan hasil rekapitulasi UPJA penerima bantuan tersebut kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten. g) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten dalam menyampaikan ketentuan-ketentuan dalam pedoman pelaksanaan tersebut, kepada UPJA yang bersangkutan. h) Proses Pencairan anggaran harus mendapat persetujuan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten, atau pejabat yang mewakili apabila Kepala Dinas Kabupaten berhalangan dalam waktu lama. i) Sebelum pencairan anggaran, UPJA penerima membuat Surat Pernyataan terkait dengan pelaksanaan pemanfaatan alsintan yang berasal dari program bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan. Dalam Surat Pertanyaan tersebut menyebutkan ketersediaan UPJA penerima untuk mengikuti semua ketentuan yang ditetapkan dalam program bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan sebagaimana dijelaskan pada Pedoman ini. j) Apabila dikemudian hari diketahui adanya ketidak sesuaian dalam pelaksanaan perjanjian tersebut, Dinas Pertanian Kabupaten dengan diketahui oleh Dinas Pertanian Provinsi 12

dan disetujui oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, dalam hal ini Direktorat Sarana Produksi, berhak mengalihkan bantuan tersebut ke UPJA lainnya (UPJA pengganti) yang mau dan mampu melaksanakan ketentuan sesuai dengan yang dimaksud dalam Pedoman. Segala biaya terkait proses pemindahan alsintan maupun pembuatan tempat penyimpanan alsintan ditanggung oleh UPJA pengganti. k) Contoh Surat Pernyataan (butir i) adalah sebagaimana pada Lampiran 3. Selanjutnya salinan/copy naskah Surat Pernyataan tersebut disampaikan kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan cq. Direktur Sarana Produksi, dan kepada Dinas Pertanian Provinsi dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah naskah Surat Perjanjian tersebut ditandatangani. l) Dalam Pelaksanaan Pilot Project Pengembangan Alsintan, Dinas Pertanian Provinsi bersama-sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten agar mengawal proses pencairan anggaran maupun proses pembelian alsintan, serta melakukan pembinaan secara teknis operasional, manajerial maupun kerjasama dengan produsen dalam hal penyediaan suku cadang dengan tetap berkoordinasi dengan Pusat (Direktorat Sarana Produksi). m) Kepala Dinas Pertanian Kabupaten bertanggungjawab terhadap pemanfaatan dana dan alsintan yang diadakan dari program bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan Tahun 2010. n) Apabila terjadi penyalahgunaan bantuan pada program bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan, maka Pemerintah Daerah (Kabupaten) berhak memberikan sanksi kepada UPJA bersangkutan. o) Sanksi pelanggaran tersebut diatur oleh Dinas Pertanian Kabupaten dan sudah disosialisasikan pada UPJA penerima sebelum membuat perjanjian sebagaimana pada butir i). 13

p) Sosialisasi terkait Pelaksanaan Pilot Project Pengembangan Alsintan ini secara nasional direncanakan akan dilakukan pada Bulan Maret di Kabupaten Bogor dan diikuti oleh peserta wakil dari 30 Provinsi penerima bantuan. Apabila dikehendaki dan atas inisiatif dan biaya sendiri, UPJA penerima bantuan juga dapat mengikuti kegiatan tersebut, dengan menginformasikan hal tersebut kepada panitia penyelenggara. Melalui pengawalan, pembinaan dan monitoring yang dilakukan oleh Direktorat Sarana Produksi maupun oleh Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten, diharapkan terjadi penumbuhan dan pengembangan alsintan dari sisi (1) Alsintan, terjadinya peningkatan kesadaran akan pentingnya kebutuhan alsintan, peningkatan operasional pemanfaatan alsintan dan peningkatan optimasi penggunaan alsintan, (2) Kelembagaan UPJA, yaitu terjadinya peningkatan kualitas SDM dan kelembagaan, peningkatan manajerial teknis dan keuangan serta peningkatan kemampuan finansial, serta (3) Sistem Usaha Tani, terjadinya penambahan luas tanam dan panen, peningkatan Indeks Pertanaman, solusi mengatasi kelangkaan SDM pertanian serta mengejar waktu tanam, panen dan pasca panen. Gambar 3 berikut menjelaskan mekanisme pemberian bantuan alsintan untuk pelaksanaan Pilot Project Pengembangan Alsintan. 14

Gambar 3. Mekanisme Bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan PEMERINTAH / DEPTAN DINAS PERTANIANPROPINSI DINAS KABUPATEN/KOTA Keterangan : = alur usulan = alur penetapan IDENTIFIKASI, VERIFIKASI DAN PENETAPAN UPJA PENERIMA 4. Proses Pembelian Alsintan Hal-hal yang perlu dilakukan oleh UPJA penerima bantuan setelah anggaran APBN masuk kedalam rekening UPJA adalah sebagai berikut : a. Segera dilakukan pembelian alsintan yang dilakukan sendiri oleh UPJA penerima bantuan dengan pengawalan oleh petugas dari Dinas Pertanian Kabupaten dan Dinas Pertanian Provinsi yang ditunjuk, yang membidangi dan memahami alsintan. b. Alsintan yang dibeli harus sesuai jenis, jumlah dan spesifikasinya sebagaimana telah ditentukan dalam pedoman ini. Selain itu, alsintan yang dibeli juga sudah memiliki Laporan Hasil Uji (Test Report) dari lembaga uji mutu alsintan yang terakreditasi/ditunjuk oleh Pemerintah. c. Pembelian alsintan mengacu pada spesifikasi teknis yang dijelaskan pada Pedoman ini (Lampiran 1). Pembelian alsintan dengan jenis, jumlah dan spesifikasi yang 15

menyimpang dari yang telah ditentukan dianggap sebagai tindakan pelanggaran yang dapat dikenai sanksi. d. Alsintan yang dibeli oleh UPJA penerima bantuan adalah termasuk implement dan peralatan kelengkapannya. e. Alsintan yang dibeli harus dalam kondisi baru, baik, terakit sempurna, sudah di running test (diuji coba dengan dihidupkan mesinnya) dan dilengkapi dengan petunjuk operasional/manual penggunaan dan perawatan bersangkutan. alsintan f. Dalam kuitansi pembelian harus mencantumkan tanggal dan tempat pembelian, nama alsintan, model/tipe dan harganya, merk motor penggerak dan dayanya, serta ditandatangani oleh penjual dan dicap oleh toko tempat pembelian alsintan tersebut. g. Foto Copy kuitansi tersebut beserta rincian spesifikasi teknis alsintan yang dibeli selanjutnya dikirimkan kepada : Direktorat Sarana Produksi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan UP. Subdit Alsintan Jl. Ragunan no. 15, Pasar Minggu Jakarta Selatan 12520 Telp./Fax. 7804658 Pengiriman kuitansi dan spesifikasi tersebut dilakukan selambat-lambatnya 1 minggu setelah tanggal pembelian. h. Apabila terdapat sisa anggaran dalam pembelian alsintan dalam program pilot project ini, dapat digunakan untuk pembelian implement atau peralatan lain yang dibutuhkan sebagai pendukung. Spesifikasi dari implement atau peralatan lain tersebut disesuaikan dengan kebutuhannya. i. Sisa anggaran dalam pembelian alsintan yang tidak dimanfaatkan untuk keperluan sebagaimana butir h di atas, dikembalikan kepada Negara. 16

III. KETENTUAN PEMANFAATAN ALSINTAN Dalam Pelaksanaan Pilot Project Pengembangan Alsintan, pemanfaatan alsintan mengikuti beberapa ketentuan sebagai berikut : 1. Pemanfaatan alsintan memperhatikan kondisi agroekologi, topografi dan sifat fisik lahan serta kondisi sosial ekonomi wilayah. 2. Pemanfaatan alsintan dalam program bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan ini dapat dibedakan menjadi 2 hal pokok : a. Pemanfaatan alsintan untuk model percontohan pada lahan dengan luasan minimum 0,3 Ha yang dilengkapi dengan saluran irigasi, saluran drainase dan farm road (Gambar 2). b. Pemanfaatan alsintan untuk kegiatan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan. Pemanfaatan dua hal pokok di atas dapat dilakukan secara bersamaan (simultan) dalam satu musim. 3. Alsintan yang berasal dari program bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan diproritaskan untuk kegiatan usaha tani pada lahan model percontohan. Pemanfaatan untuk kegiatan UPJA (disewakan) diupayakan agar tidak mengganggu pelaksanaan kegiatan pada lahan model percontohan di lahan yang telah ditentukan, setidaknya dalam kurun waktu 1 kali musim pertanaman hingga panen. 4. Setiap penggunaan alsintan program bantuan ini harus dicatat mengikuti format sebagaimana pada Lampiran 4. 5. Dinas Pertanian Kabupaten dibantu Dinas Pertanian Provinsi, bertanggungjawab mengawal dan membina penggunaan/ pemanfaatan alsintan yang diadakan dari program bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan Tahun 2010, sesuai dengan arahan dan petunjuk dalam pedoman ini, dengan berkoordinasi dengan Pusat (Direktorat Sarana Produksi, Ditjen. Tanaman Pangan). 17

IV. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN Monitoring dan evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui permasalahan yang terkait kegiatan Pilot Project Pengembangan Alsintan serta mendapatkan masukan langsung dari UPJA penerima terhadap kondisi yang terjadi di lapangan baik manfaat maupun permasalahan yang timbul terkait dengan pemanfaatan alsintan dari program Pilot Project tersebut. Masukan yang diperoleh digunakan untuk acuan dalam penentuan kebijakan selanjutnya. Monitoring, evaluasi dan pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang dari Dinas Pertanian Provinsi yang merupakan rekapitulasi dari Dinas Pertanian Kabupaten. Diagram monitoring, evaluasi dan pelaporan pilot project pengembangan alsintan tahun 2010 disajikan pada gambar 4. Beberapa hal yang perlu dimonitor dan dievaluasi adalah : a. Kondisi fisik alsintan yang berasal dari program bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan. b. Kegiatan operasional seluruh alsintan yang digunakan oleh UPJA penerima. c. Perkembangan kondisi kelembagaan UPJA sebelum dan sesudah menerima bantuan. d. Perkembangan kebutuhan alsintan bagi UPJA untuk masa mendatang. Pelaporan dari kegiatan monitoring dan evaluasi berupa : a. Perkembangan alsintan dan pemanfaatannya oleh UPJA penerima. b. Optimalisasi pemanfaatan alsintan yang ditunjukkan dengan jumlah jam kerja alsintan (jam operasional alsintan). c. Keuntungan ekonomis penggunaan alsintan yang ditunjukkan dengan analisa ekonomi penggunaan alsintan (Lampiran 5). d. Perkembangan kondisi kas UPJA dari pemanfaatan jasa sewa alsintan. 18

e. Permasalahan-permasalahan baik teknis, managerial maupun yang berkaitan dengan kondisi sosial budaya setempat. f. Masukan dari UPJA yang dapat digunakan sebagai acuan dalam menyusun kebijakan di masa mendatang. Pelaporan wajib dilakukan oleh masing-masing UPJA penerima bantuan yaitu setelah pemanfaatan alsintan diakhir musim panen setiap musim, dengan mengikuti format pelaporan sebagaimana pada Lampiran 6. Pelaporan ini merupakan masukan penting bagi perencanaan pengembangan alat dan mesin pertanian pada masa mendatang, sehingga keterlambatan maupun kelalaian dalam pembuatan laporan tersebut akan menjadi pertimbangan utama bagi kebijakan pemberian bantuan selanjutnya. UPJA penerima bantuan alsintan menyampaikan laporan kepada Dinas Pertanian Kabupaten. Laporan dari UPJA tersebut selanjutnya disampaikan kepada Pusat secara berjenjang melalui Dinas Pertanian Kabupaten dan Dinas Pertanian Provinsi. 19

Gambar 4. Diagram Monitoring, Evaluasi Dan Pelaporan Kegiatan Pilot Project Pengembangan Alsintan Tahun 2010 DITJEN TP/ DIT. SAPRODI Monitoring dan Evaluasi : a. kondisi fisik peralatan bantuan alsintan b. kegiatan operasional bantuan alsintan c. kondisi kelembagaan UPJA penerima d. sistem/pola kerja/bisnis yang dilakukan oleh UPJA penerima bantuan. e. permasalahan dan kemajuan yang terjadi DINAS PROVINSI DINAS KABUPATEN/KOTA UPJA Keterangan : = alur monitoring = alur Pelaporan 20

V. INDIKATOR KEBERHASILAN Indikator keberhasilan meliputi 2 kegiatan yang dilakukan dalam program bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan, yaitu : 1. Kegiatan pada model Lahan Proyek Percontohan, dicirikan antara lain : 1) Meningkatnya kesadaran terhadap pemanfaatan penggunaan alsintan dalam kegiatan usaha tani dari kegiatan prapanen, panen dan pasca panen. 2) Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan operasional penggunaan alsintan, mulai dari alsintan pengolahan tanah sampai dengan alsin perontokan padi. 3) Meningkatnya optimasi pengelolaan alsintan untuk proses produksi, panen dan pasca panen. 4) Meningkatnya pemahaman terhadap pentingnya penataan lahan yang sesuai dengan kebutuhan untuk operasional alsintan. 5) Meningkatnya produktivitas lahan yang mengarah pada kenaikan hasil produksi. 6) Meningkatnya efisiensi biaya operasional untuk produksi per satuan luas lahan. 7) Meningkatkan kualitas/mutu hasil produksi. 2. Kegiatan pemanfaatan alsintan untuk Usaha Jasa Pelayanan Alsintan (UPJA), dicirikan antara lain : 1) Meningkatnya kemampuan SDM dalam pengelolaan (manajerial) organisasi UPJA. 2) Meningkatnya hasil usaha yang didapat dari pemanfaatan penggunaan alsintan dalam kegiatan usaha tani dari kegiatan prapanen, panen dan pasca panen. 21

3) Berkembangnya jumlah tabungan UPJA pada setiap tahunnya. 4) Bertambahnya luasnya wilayah kerja UPJA yang menggunakan alsintan. 5) Meningkatnya kebutuhan UPJA terhadap jenis maupun jumlah alsintan untuk kegiatan usaha tani di wilayahnya. 22

VI. PENUTUP Penyediaan alsintan pada program bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan merupakan salah satu wujud kepedulian Pemerintah Pusat untuk mengembangkan alat dan mesin pertanian di seluruh wilayah Indonesia dan untuk menumbuhkembangkan UPJA-UPJA yang diharapkan pada masa mendatang dapat lebih mandiri di daerah. Pada Tahun 2010, bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan dialokasikan pada 30 Provinsi di 30 Kabupaten dengan paket alsintan pra, panen dan pasca panen ditujukan untuk digunakan pada lahan percontohan dan untuk dijadikan sebagai peningkatan dukungan dalam usaha jasa pelayanan alsintan (persewaan alsintan) bagi UPJA penerima bantuan. Oleh karena itu, agar sasaran yang dikehendaki dapat dicapai, diperlukan peran aktif Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten) dalam merealisasikan program ini. Pemanfaatan alat dan mesin pertanian secara benar dan terencana oleh SDM yang profesional diharapkan akan memberikan dampak terhadap peningkatan produksi khususnya tanaman pangan dan memperbaiki kesejahteraan masyarakat tani menuju ke arah yang lebih baik. Bantuan alsintan untuk pilot project pengembangan alsintan merupakan upaya pendayagunaan pemanfaatan alsintan oleh masyarakat yaitu melalui peningkatan kualitas pemanfaatannya maupun pengenalan teknologi alsintan yang prospektif bagi masyarakat dimasa mendatang. Melalui perbaikan mutu dan efisiensi dalam kegiatan pemanfaatan alsintan, diharapkan produksi tanaman pangan di Indonesia pada umumnya dapat ditingkatkan serta dapat mendukung tercapainya pertanian industrial yang tangguh agar memberikan manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia dikemudian hari. 23

Lampiran 1. Tabel Spesifikasi Alsintan Traktor Roda 2 NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN 1 MOTOR PENGGERAK a. Tipe : 4 langkah (4 tak) b. Bahan bakar : Solar c. Daya maksimum : 8 HP - 9 HP d. Bobot mesin : 98 kg maksimum e. Sistem pendinginan : Radiator 2 UNIT TRAKTOR : 2.1 DIMENSI a.tinggi traktor - dengan roda karet : 840-1.450 mm - dengan roda besi : 840-1.450 mm b. Bobot operasi traktor - dengan roda besi (maks) : 350 kg c. Tinggi penggandeng - dengan roda karet : 170-450 mm - dengan roda besi : 300-600 mm 2.2 UNJUK KERJA a. Kapasitas lapang efektif minimum : 0,059 Ha/Jam b. Efisiensi lapang minimum : 70% c. Kecepatan kerja optimum : 2,5-3 km/jam 24

Lampiran 1. Tabel Spesifikasi Alsintan (lanjutan) Traktor Roda 2 NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN 2.2 UNJUK KERJA a. Kedalaman pembajakan : 130-170 mm b. Slip roda maksimum : 25% c. Pemakaian Bahan Bakar maksimum : 2,0 liter/jam d. Pemakaian Bahan Bakar Spesifik : 150-325 g/kw.jam e. Efisiensi penerusan daya (minimum) : 80% 2.3 PELAYANAN a. Kenyamanan kerja - kebisingan maksimum : 90 db b. Gaya pengoperasian kopling kemudi maksimum : 180 N 2.4. TRANSMISI a. Sistem transmisi : Kombinasi gigi dan rantai (chain-gear) b. Sistem kopling utama : V-belt dan tension pulley atau disk clutch c. Sistem pembelokan : Kopling kemudi (Dog clutch) d. Rumah (Box) transmisi : besi tuang (cor)/ casting atau press plate 25

Lampiran 1. Tabel Spesifikasi Alsintan (lanjutan) Traktor Roda 2 NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN 3 PERLENGKAPAN TRAKTOR a. Roda besi dan roda : Masing-masing 1 karet standar pasang b. Bajak singkal/luku : 1 unit c. Garu : 1 unit d. Gelebeg : 1 unit e. Gerobak traktor/trailer : 1 unit f. Tool Kit : 1 set g. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Perawatan : 1 set 4 KELENGKAPAN DOKUMEN Brosur atau leaflet traktor roda dua singkal 1 set 26

Lampiran 1. Tabel Spesifikasi Alsintan (lanjutan) Traktor Roda 4 NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN 1 MOTOR PENGGERAK a. Tipe : 4 langkah (4 tak) direct injection b. Bahan bakar : Solar c. Daya maksimum : 14-15 HP d. Rata-rata rpm : 2.250 3.000 rpm e. Maksimum torsi : 5-100 Nm f. Sistem pendinginan : Radiator/pendingin air g. Jumlah silinder : 1 buah h. Sistem pembersih udara 2 UNIT TRAKTOR : 2.1 DIMENSI a. Tinggi traktor - dengan roda karet b. Bobot operasi traktor : Kering/basah, dengan/tanpa precleaner pendingin air : Maksimum 1.350 mm c. Tinggi penggandeng - dengan roda karet - dengan roda besi : 250-300 mm : 250-300 mm d. Panjang traktor : 1.550 2.550 mm e. Tinggi bagian terendah f. Jarak poros roda depan - belakang : 180 280 mm : 850 1.745 mm 2.2 KOPLING (CLUTCH) a. Tipe kopling : Plat tipe kering b. Jumlah piringan (disc) : Single 27

Lampiran 1. Tabel Spesifikasi Alsintan (lanjutan) Traktor Roda 4 NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN 2.3 TRANSMISI Tipe : Synchromesh 2.4 SISTEM REM a. Rem parkir : Menggunakan tangan b. Differential lock : Mekanikal 2.5 SUMBER DAYA PUTAR - PTO 2.6 SISTEM HIDROLIS 2.7 SISTEM PENGGANDENG 2.8 SISTEM KEMUDI (STEER) 2.9 POROS DEPAN TRAKTOR (4 WD) 2.10 TANGKI BAHAN BAKAR a. Sistem operasi : Mekanikal b. Kecepatan putar : Maksimum 660 rpm a. Tekanan oli hidrolis : 80 150 bar b. Kecepatan maksimum aliran oli : 7-10 liter/menit a. Kategori 3 titik : Kategori 1 gandeng b. Kapasitas angkat : 350 500 kg c. Stabilizer : Rantai a. Tipe : Mekanik a. Tipe : bevel gear/cross joint b. Maksimum sudut : 40 50 º putar c. Differential lock : elektrohidolis a. Kapasitas : 10 30 liter 2.11 RODA DEPAN a. Ukuran : 4.00-15 2.12 RODA BELAKANG a. Ukuran : 9.00-16 28

Lampiran 1. Tabel Spesifikasi Alsintan (lanjutan) Traktor Roda 4 NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN 2.13 UNJUK KERJA a. Kapasitas lapang efektif minimum : - singkal/piringan : 0,11 Ha/Jam - rotari : 0,350 Ha/Jam b. Efisiensi lapang minimum : 50% ( lahan sawah), 60 % (lahan kering) c. Kecepatan kerja : optimum - singkal/piringan : 2,5 4,5 km/jam - rotari : 2,5 4,0 km/jam d. Kedalaman : pembajakan - singkal/piringan : 110 150 mm - rotari : 110 150 mm e. Slip roda maksimum : 50% (lahan sawah), 25 % (lahan kering) f. Pemakaian Bahan : 3 liter/jam Bakar maksimum g. Pemakaian Bahan Bakar Spesifik maksimum : 400 g/kw.jam 2.14 PELAYANAN a. Kenyamanan kerja - kebisingan maksimum : 90 db b. Getaran : sedang 29

Lampiran 1. Tabel Spesifikasi Alsintan (lanjutan) Traktor Roda 4 NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN 3 PERLENGKAPAN TRAKTOR a. Roda besi dan roda karet standar : Masing-masing 1 pasang depan dan belakang b. Bajak rotari (Rotary : 1 unit tiller) c. Tool Kit : 1 set d. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Perawatan : 1 set 4 KELENGKAPAN DOKUMEN Brosur atau leaflet traktor roda 4 30

Lampiran 1. Tabel Spesifikasi Alsintan (lanjutan) Pompa Air Irigasi 4 NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN 1 MOTOR a. Tipe : 4 langkah (4 tak) PENGGERAK b. Bahan bakar : Solar c. Daya maksimum : 8 HP - 9 HP d. Bobot mesin : 98 kg maksimum e. Sistem pendinginan : Hopper 2 3 KONSTRUKSI DAN UNJUK KERJA MATERIAL POMPA a. Model b. Diameter Lubang hisap c. Kapasitas/ Debit Maksimum Pompa d. Efisiensi Pompa e. Tinggi Total Pemompaan f. Tinggi Hisap g. Bobot Pompa Tanpa Motor Self priming Sentrifugal 4 inch (± 100 mm) 0,9 m 3 /menit 55 % 8 meter 4 meter 60 kg Besi Tuang (Cor) a. Rumah Pompa Baja Karbon b. Poros Pompa c. Kipas/Impeller Besi Tuang (Cor) 31

Pompa Air Irigasi 4 NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN 4 PERLENGKAPAN 6 mtr POMPA a. Selang hisap plastik spiral b. Selang buang plastik vinyl c. Saringan hisap bahan metal/plastik d. Discharge elbow e. Suction house neeple (sock hisap) f. Klem selang hisap dan buang g. Landasan/dudukan penghubung motor penggerak dan pompa bahan dari besi kanal h. Tool kit i. Buku petunjuk pengoperasian dan perawatan j. Brosur 10 mtr 1 unit 1 unit 1 unit 1 set 1 unit 1 set 1 set 1 set 32

Lampiran 1. Tabel Spesifikasi Alsintan (lanjutan) Alsintan Penanam Padi (Transplanter) PARAMETER TEKNIS SATUAN PERSYARATAN Jumlah alur tanam Baris/row 4 Tinggi mesin: Dengan roda besi mm 900 1200 Bobot operasi mesin kg 125-150 Motor penggerak a. Jenis motor - b. Daya kontinyu/ putaran motor c. Volume silinder d. Sistem pendingin e. Kapasitas tangki bahan bakar g. Berat kosong h. Sistim penyalaan Transmisi a. Sistim pengaturan roda b. Gigi maju dan mundur kw/rpm ml - l kg - motor bensin, 4 langkah 1,5 3,5 / 1500 4000 170 400 udara (air cooled) 2,5 4,0 100 180 Rekoil - Sistim deviasi hidrolis otomatis 2 maju; 1 mundur Kopling utama - puli dan sabuk tensi Kopling belok - Kopling otomatis/manual, dengan/tanpa kopling kemudi, dengan/tanpa gigi cakar Diameter roda besi dengan pelapis karet mm 600 750 33

Lampiran 1. Tabel Spesifikasi Alsintan (lanjutan) Alsintan Penyiang Bermotor (Power Weeder) NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN 1 MOTOR a. Tipe : 2 langkah (2 tak) PENGGERAK b. Bahan bakar : Bensin c. Daya maksimum : 2 HP 2 UNIT POWER WEEDER : 2.1 DIMENSI, BAHAN KONSTRUKSI DAN TRANSMISI a. Dimensi : - panjang : 1.000 1.100 mm - lebar : 500 700 mm - tinggi : 900 1.000 mm - berat maksimal : 30 kg b. Bahan konstruksi : - kerangka utama : besi pipa minimum diameter ¾ inchi - transmisi : Gear 2.2 UNJUK KERJA a. Kapasitas kerja minimum : 9-10 jam/ha Lebar kerja : 2 baris/row 2.3 PELAYANAN a. Kenyamanan kerja - kebisingan : 90 db maksimum 3 PERLENGKAPAN a. Tool Kit : 1 set b. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Perawatan : 1 set 4 KELENGKAPAN DOKUMEN Brosur atau leaflet power weeder 1 set 34

Lampiran 1. Tabel Spesifikasi Alsintan (lanjutan) Alsintan Pembuat Pupuk Organik (APPO) NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN 1 MOTOR PENGGERAK a. Tipe : 4 langkah (4 tak) direct injection b. Bahan bakar : solar c. Daya maksimum : 8 9 HP d. Bobot mesin : 98 kg maksimum e. Sistem pendinginan : Radiator 2 UNIT MESIN PENGHANCUR : 2.1 DIMENSI, BAHAN KONSTRUKSI DAN TRANSMISI a. Dimensi : - panjang total : 1.200 1.500 mm - lebar total : 750 850 mm - tinggi total : 1.250 1.500 mm - bobot tanpa motor : Maximum 152 kg penggerak - bobot operasional : Maximum 250 kg - tinggi bagian : Maksimum 1.500 mm pengumpan - jumlah pisau minimum : 18 buah - tebal pisau minimum : 6 mm - kekerasan pisau : 45 HRC atau 500 HV minimum - lebar pisau : 45 mm minimum - diameter silinder : Minimum 75 mm dudukan pisau - diameter silinder dudukan pisau dan pisau : Minimum 400 mm b. Bahan konstruksi : - kerangka utama : besi siku minimum 50x50x5 mm atau besi kanal minimal 100x50x5 mm 35

Alsintan Pembuat Pupuk Organik (APPO) NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN - dinding kerangka utama - penutup silinder pisau (cover) : Plat baja minimum t = 1,2 mm : Plat baja minimum t = 2 mm - penutup transmisi : Plat baja minimum t = 1,2 mm - bagian pelemparan hasil ke out let (kipas) - bagian pemasukan bahan : Plat baja minimum t = 3 mm : Plat baja minimum t = 2 mm - bagian pengeluaran hasil (out let) : Plat baja minimum t = 2 mm c. Transmisi : Pulley dan Vbelt 2.2 UNJUK KERJA a. Kapasitas keluaran minimum b. Konsumsi bahan bakar maksimum c. Panjang cacahan maksimum d. Tingkat keseragaman panjang cacahan minimum : 600 kg/jam : 0,75 liter/jam : 50 mm : 80 % 2.3 PELAYANAN a. Kenyamanan kerja - kebisingan maksimum : 90 db 36

Alsintan Pembuat Pupuk Organik (APPO) NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN 3 PERLENGKAPAN MESIN PENGHANCUR 4 KELENGKAPAN DOKUMEN b. keamanan kerja - plat penutup bagian transmisi a. Roda karet standar : ada b. Tool Kit : 1 set c. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Perawatan Brosur atau leaflet APPO : 1 set (4 buah ukuran 8 inchi) : 1 set 1 set 37

Lampiran 1. Spesifikasi Teknis Alsintan (lanjutan) Alsin Pemanen Padi Tipe Sandang (Paddy Mower) NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN 1 MOTOR PENGGERAK a. Tipe : langkah (2 tak) direct injection b. Bahan bakar : bensin c. Daya maksimum : 2 HP 2 UNIT MESIN PEMANEN : 2.1 DIMENSI, BAHAN KONSTRUKSI DAN TRANSMISI a. Dimensi : - panjang total : Maksimum 1.900 mm - lebar total : Maksimum 520 mm - tinggi total : Maksimum 520 mm - diameter pisau : 255 mm (10 ) pemanen - bobot operasional : Maximum 10 kg - jumlah pisau : 1 buah - tebal pisau minimum : 1,2 mm b. Bahan konstruksi : - kerangka utama : Pipa aluminium diameter minimum 19 mm - dinding plat pengarah : Plat aluminium batang padi minimum t = 1 mm - kerangka pengarah Besi baja diameter - penutup pisau (cover) c. Transmisi : gear minimum = 6 mm : Besi plat aluminium diameter minimum = 0,8 mm 2.2 UNJUK KERJA a. Kapasitas pemotongan minimum : 23 jam/ha (0,04 ha/jam) b. Kehilangan hasil : Maksimal 1 % 38

Lampiran 1. Spesifikasi Teknis Alsintan (lanjutan) Alsin Pemanen Padi Tipe Sandang (Paddy Mower) NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN 2.3 PELAYANAN a. Kenyamanan kerja - kebisingan : 90 db maksimum b. Keamanan kerja - pelindung operasional kerja : ada 3 PERLENGKAPAN MESIN PEMANEN 4 KELENGKAPAN DOKUMEN a. Tool Kit b. Suku Cadang (Spare Part) : - Pisau Potong Piringan - Busi - Kabel Transmisi c. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Perawatan Brosur atau leaflet mesin pemanen tipe sandang (paddy mower) 1 set 10 set 10 buah 1 set 1 set 1 set 39

Lampiran 1. Tabel Spesifikasi Alsintan (lanjutan) Alsintan Perontok Multiguna (Power Thresher) Tipe Throw In untuk Padi, Jagung dan Kedelai NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN 1 MOTOR PENGGERAK a. Tipe : 4 langkah (4 tak) direct injection b. Bahan bakar : Solar c. Daya maksimum : 5-7 HP d. Bobot mesin : 90 kg maksimum e. Sistem pendinginan : Radiator/Hopper 2 UNIT THRESHER : 2.1 DIMENSI, BAHAN KONSTRUKSI DAN TRANSMISI a. Dimensi : - panjang silinder perontok : 550-985 mm - diameter silinder : 275-310 mm perontok - bobot tanpa motor : Maximum 125 kg penggerak - bobot operasional : Maximum 250 kg - tinggi meja : 840 1.140 mm pengumpan b. Bahan konstruksi : - kerangka utama : besi siku minimum 35x35x2 mm - dinding kerangka utama : Plat baja minimum t = 1,2 mm - penutup silinder perontok (cover) : Plat baja minimum t = 1,5 mm - dinding silinder perontok : Plat baja Minimum t = 5 mm - meja pengumpan : Plat baja minimum t = 1,5 mm - as silinder perontok : Besi as baja minimum Ǿ = 25,4 mm - gigi perontok : Besi baja minimum Ǿ = 6 mm berbentuk V terbalik atau I 40

Lampiran 1. Tabel Spesifikasi Alsintan (lanjutan) Alsintan Perontok Multiguna (Power Thresher) Tipe Throw In untuk Padi, Jagung dan Kedelai NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN - dudukan gigi perontok : Plat baja Minimum t = 5 mm - penutup transmisi : Plat baja Minimum t = 1,2 mm - saringan gabah : Besi baja minimum Ǿ = 6 mm dan Plat baja Minimum t = 5 mm 2.2 UNJUK KERJA a. Kapasitas input minimum - Potong panjang - Potong pendek b. Kapasitas perontokan/pemipilan minimum - Padi potong panjang - Padi potong pendek - Jagung - Kedelai c. Tingkat kebersihan minimum d. Efisiensi perontokan minimum e. Persentase kehilangan hasil maksimum f. Efisiensi daya perontokan minimum : 750 kg/jam 1.300 kg/jam : 650 kg/jam 540 kg/jam 1.512 kg/jam 1.500 kg/jam 1.000 kg/jam : 90 % : 95 % (padi & jagung), 80 % (kedelai) : 5 % (padi) 2 % (jagung) 20 % (kedelai) : 90 % 2.3 PELAYANAN a. Kenyamanan kerja - kebisingan maksimum b. keamanan kerja - plat penutup bagian transmisi : 90 db : ada 41

Lampiran 1. Tabel Spesifikasi Alsintan (lanjutan) Alsintan Perontok Padi (Power Thresher) Tipe Throw In NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN 3 PERLENGKAPAN THRESHER a. Roda karet standar : 1 pasang (kanan dan kiri) b. Batang pipa pendorong : 1 pasang (kanan dan kiri) c. Tool Kit : 1 set d. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Perawatan : 1 set 4 KELENGKAPAN DOKUMEN Brosur atau leaflet perontok padi (power thresher) 1 set 42

Lampiran 1. Tabel Spesifikasi Alsintan (lanjutan) Alsintan Perontok Padi Tipe Pedal Bermotor (Tipe Hold On) NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN 1 MOTOR a. Tipe : 2 langkah (2 tak) PENGGERAK b. Bahan bakar : Bensin c. Daya maksimum : 3,5 HP d. Sistem pendinginan : Radiator 2 UNIT THRESHER : 2.1 DIMENSI, BAHAN KONSTRUKSI DAN TRANSMISI a. Dimensi : - panjang silinder perontok : 500 600 mm - diameter silinder : 300-350 mm perontok - bobot operasional : Maximum 100 kg b. Bahan konstruksi : - kerangka utama : besi siku minimum 40x40x3 mm - meja pengumpan : Kayu tebal 20 mm atau Plat baja minimum t = 1,5 mm atau dari kayu t = 20 mm - as silinder perontok : Besi as baja minimum Ǿ = 18 mm - gigi perontok : Besi baja minimum Ǿ = 2,5 mm berbentuk V terbalik 43

Lampiran 1. Tabel Spesifikasi Alsintan (lanjutan) Alsintan Perontok Padi Tipe Pedal Bermotor (Tipe Hold On) NO. SPESIFIKASI PARAMETER TEKNIS PERSYARATAN - pedal : Dari papan dengan tebal 20 mm - transmisi pedal : Gear/sproket/rantai 2.2 UNJUK KERJA a. Kapasitas perontokan : minimum - dengan pedal : Minimum 200 kg/jam - dengan motor : Minimum 350 kg/jam b. Tingkat kebersihan : minimum - dengan pedal : 90 % - dengan motor : 90 % 2.3 PELAYANAN a. Kenyamanan kerja - kebisingan maksimum b. keamanan kerja - plat penutup bagian 3 PERLENGKAPAN THRESHER : 90 db : ada transmisi a. Tool Kit : 1 set b. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Perawatan : 1 set 4 KELENGKAPAN DOKUMEN Brosur atau leaflet perontok padi (pedal thresher bermotor) tipe hold on 1 set 44

Lampiran 1. Tabel Spesifikasi Alsintan (lanjutan) Gudang Penyimpanan Alsintan SKETSA GAMBAR TEMPAT/GUDANG PENYIMPANAN ALSINTAN RANGKA ATAP : KAYU ATAP : SENG/ASBES TANPA DINDING 8 3 4 12 4 4 4 RANGKA TIANG DARI BESI TIPE H LANTAI DISEMEN BATU PONDASI 4 SKETSA DENAH TEMPAT/GUDANG PENYIMPANAN DAN PENCUCIAN ALSINTAN 3 t = 5 CM 8 4 3 12 TEMPAT PENCUCIAN ALSINTAN (LANTAI SEMEN) TEMPAT PENYIMPANAN ALSINTAN Spesifikasi Gudang Penyimpanan Alsintan Uraian Bahan Spesifikasi Ukuran bangunan (tanpa dinding) minimum (panjang 12 m x lebar 8 m) Lantai semen tebal minimum 5 cm Tiang penyangga (minimum 10 buah) besi tipe H, lebar minimum 10 cm minimum 10 buah Tinggi tiang penyangga bangunan minimum 3 m Pondasi tiang penyangga bangunan Batu Pondasi / Batu kali dan semen Atap asbes/seng Rangka atap kayu (6 cm x 4 cm) Dilengkapi dengan penerangan/listrik minimum 1300 Watt, 220 Volt/50 Hz Tempat untuk mencuci alsin (dengan pipa air) lantai semen, tebal minimum 5 cm minimum (panjang 3 m x lebar 4 m) 45

Lampiran 1. Tabel Spesifikasi Alsintan (lanjutan) Mesin untuk Perawatan Kebersihan Alsintan URAIAN SPESIFIKASI WATER STEAMER : - Panjang bagian semprotan : 70-120 cm - Daya : motor bensin 5,5 HP/motor listrik 900W - Perlengkapan : 1 set + slang COMPRESSOR : - Daya : 1 HP - Tekanan : 8 bar - Perlengkapan : 1 set + slang PENDUKUNG - Shampo : 1 botol - Semir ban : 5 lt - Caneboo : 1 bh 46