PENGEMBANGAN INKUBATOR BISNIS: SUATU PEMIKIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
Karya Tulis INKUBATOR BISNIS. Murbanto Sinaga DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2001

TAHAP IMPLEMENTASI 10/10/2012 L. SETYOBUDI. Kadiv. Pendidikan Entrepreneurship UB Wakomtap. KADIN Indonesia Bid. Peng. Mutu & Ind. Pend.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Tim Konsultan

INKUBATOR BISNIS Dr. Susilo, SE., MS

Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang, sebagian besar perekonomiannya ditopang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN INKUBATOR WIRAUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA. KEMENKOP-UKM. Inkubator Wirausaha. Kriteria Penyelenggaraan. Prosedur. Standar. Norma. Pencabutan.

2 Mengingat Menetapka : 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No

Pakar IPB dalam Siaran Pedesaan RRI FMPakar IPB dalam Siaran Pedesaan RRI FM

DRAFT RENCANA STRATEGIS

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: 11 /Per/M.KUKM/ XII /2013

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROGRAM KERJA FAKULTAS

MODEL PERLUASAN KESEMPATAN KERJA MELALUI PROSES INKUBASI BISNIS

PENDANAAN PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2017 TENTANG KAWASAN SAINS DAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN INKUBATOR WIRAUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA BINA DESA (MAUBISA)

Lampiran 1. Rekapitulasi karakteristik Balai Inkubator Teknologi

PERSOALAN SKALA NASIONAL

PROGRAM KERJA UNRAM YANG MAJU, RELEVAN DAN BERDAYA SAING

Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi ke dalam kehidupan.

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

E. INKUBATOR WIRAUSAHA BARU (INWUB)

PROGRAM KERJA BAKAL CALON REKTOR ITS Menuju. Kemandirian, Keunggulan dan Kesejahteraan by : Triwikantoro

L. Setyobudi Divisi Pendidikan Entrepreneurship Universitas Brawijaya


PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

TABEL: ORIENTASI, STRATEGI, KEBIJAKAN DAN INDIKATOR KINERJA PER TAHAPAN RIP UII PENDIDIKAN. Lampiran halaman 1. Orientasi (Strategic Intent)

KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETERNAK

I. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

KATA PENGANTAR. 2) Kegiatan pengabdian pada masyarakat merupakan implementasi hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh civitas akademika.

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI. Tahun

Bab V PROGRAM PENGEMBANGAN BUDAYA KEWIRAUSAHAAN

PENGANTAR. Ir. Suprapti

RENCANA OPERASIONAL AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN INKUBATOR AGRIBISNIS PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) PELATIHAN PERTANIAN

PANDUAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA TAHUN Tim Penyusun: Divisi PMW IWJC Tim PMW Unesa

RIP Institusi STRATEGI KEBIJAKAN DAN INDIKATOR KINERJA RIP IAIN SULTAN AMAI GORONTALO Matriks BIDANG : PENDIDIKAN

Rencana Strategis Pengabdian Kepada Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) STIE Kusuma Negara 2016

RENCANA STRATEGIS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PkM) TAHUN

2015, No Nomor 87 Tahun 2011, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5238); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2013 tentang Susu

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

KIAT MENDAPATKAN. (PROPOSAL IbM dan IbIKK)

PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2010

L A P O R A N K I N E R J A

GUBERNURJAWATENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH 76 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAANKAWASANSAINS DAN TEKNOLOGI DI JAWA TENGAH

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

PANDUAN PROGRAM HI-LINK DIT. LITABMAS, DIKTI DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

SEDS PROJECT ON BENCHMARKING: SHARING, LEARNING AND NETWORKING

PKM-KEWIRAUSAHAAN (PKM-K)

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

PENGUATAN PROGRAM KURSUS DAN PELATIHAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN

PRES I DEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2OL7 TENTANG KAWASAN SAINS DAN TEKNOLOGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

PANDUAN OPERASIONAL BAKU (POB) BIDANG KERJASAMA DALAM NEGERI

PERAN SERTA BANK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) *) Oleh : Andang Setyobudi, SE **)

Surakarta, Maret 2017 No : Kepada Yth. Perihal : Program Hilirisasi Hasil Riset Universitas...

BAB 3 Metodologi Penelitian

Dept. Patologi Klinik & Kedokteran Laboratorium

VISI DAN MISI POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KEPUTUSAN KETUA STMIK PRABUMULIH... BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMBINA UMKM

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KOPERASI. Usaha Mikro. Kecil. Menengah. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93)

VISI, MISI DAN PROGRAM KERJA

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEWIRAUSAHAAN NASIONAL

Entrepreneurship and Inovation Management

Soft Launching Dago 109, 15 Agustus 2009

MENDORONG INOVASI DOMESTIK MELALUI KEBIJAKAN LINTAS LEMBAGA

1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan.

BAB I PENDAHULUAN I-1

KEBIJAKAN MUTU PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DI PERGURUAN TINGGI

RENCANA STRATEGIS DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN

RENCANA STRATEGIS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT STIE MIKROSKIL

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

WALIKOTA MAKASSAR, PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

METODE HIBAH PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DP2M DIKTI

Program Kerja Ketua Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran

PANDUAN PROGRAM HI-LINK DP2M, DIKTI

KEBIJAKAN AKADEMIK FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b

BUKU PANDUAN CALON PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI 2016

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR 44/PER/LPDB/2008 T ENTANG

RENCANA STRATEGI PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR: P. 1 /V-SET/2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil.

DEWAN PENDIDIKAN TINGGI DPT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

PENGEMBANGAN INKUBATOR BISNIS: SUATU PEMIKIRAN Konsep Pengembangan Inkubator Bisnis disusun berdasarkan pengalaman dari berbagai inkubator yang disurvei dan studi literatur atas pelaksanaan praktek terbaik inkubator di beberapa negara. Berikut ini dijelaskan konsep usulan pengembangan Inkubator Bisnis. A. Pengertian dan karakteristik INBIS 1. Pengertian Inkubator Bisnis dipengaruhi oleh pemilik program inkubator. Inkubator Bisnis di Indonesia umumnya dimiliki oleh Perguruan Tinggi, namun beberapa juga dimiliki oleh non Perguruan Tinggi. Pada dasarnya pengertian INBIS adalah suatu lembaga yang berdiri sendiri atau berafiliasi dengan lembaga lain, atau yang merupakan bagian dari lembaga/organisasi induk (embedded), yang berfungsi menginkubasi potensi usaha agar menjadi tangguh dan berdaya saing. Pengembangan INBIS khusus untuk perguruan tinggi, dimaksudkan sebagai upaya mempersiapkan perguruan tinggi menuju entrepreneurial university melalui pengembangan budaya kewirausahaan dengan cara : a. Menumbuhkembangkan budaya kewirausahaan di lingkungan perguruan tinggi. b. Mewujudkan sinergi potensi perguruan tinggi dengan potensi dunia usaha sehingga dapat menumbuhkembangkan IPTEK sesuai kebutuhan. c. Mendorong pemanfaatan potensi bisnis akademik dan nonakademik yang bernilai komersial. d. Meningkatkan peluang keberhasilan wirausaha baru melalui kegiatan pelayanan konsultasi terpadu. ~ 80

e. Menumbuhkembangkan kegiatan-kegiatan yang mendorong terwujudnya unit-unit usaha sebagai sumber pendapatan (income generating unit) di perguruan tinggi dalam mengantisipasi otonomi perguruan tinggi. 2. Karakteristik INBIS adalah : a. Lembaga yang berbadan hukum baik swasta maupun milik pemerintah yang secara khusus mengembangkan dan menjalankan fungsi inkubator bisnis. b. Berorientasi menginkubasi potensi bisnis dan dunia usaha, dan mengembangkan bisnis yang berbasiskan pada inovasi teknologi, penerapan dan pengembangan teknologi serta peluang bisnis yang menjanjikan. c. Melakukan kegiatan inkubasi melalui pembinaan, bimbingan serta fasilitasi manajemen, teknologi, permodalan dan pemasaran terhadap potensi bisnis dunia usaha sehingga menjadi usaha yang mandiri dan tangguh. B. Kriteria INBIS Inkubator Bisnis minimal memiliki kriteria sebagai berikut : 1. Komitmen pengembangan; berupa visi, misi dan tujuan inkubator. 2. Binaan (tenant); dapat berupa outwall ataupun inwall. 3. Kelembagaan yang jelas. 4. Ketersediaan SDM baik pengelola maupun konsultan. 5. Prasarana seperti gedung, perkantoran, laboratorium dan lainnya. 6. Pendanaan; yang digunakan untuk operasional INBIS serta lainnya. 7. Jaringan kerjasama usaha dan kemitraan yang luas. 8. Komitmen terhadap pengembangan dan aplikasi teknologi serta peluang bisnis. ~ 81

C. Kelompok Sasaran Kelompok sasaran INBIS adalah : 1. Usaha baru yang berpotensi. 2. Usaha berjalan yang perlu dikembangkan. 3. Lembaga Keuangan Mikro (LKM). 4. Pengelola unit kerja kegiatan akademik antara lain laboratorium, pusat kajian, studio, bengkel, dan lain-lain, civitas akademika, karyawan dan alumni, pengelola sumberdaya nonakademik (khusus INBIS perguruan tinggi). D. Ukuran Keberhasilan Tolok ukur keberhasilan pengembangan INBIS adalah : 1. Meningkatnya hasil-hasil riset yang digunakan oleh pelaku bisnis. 2. Komersialisasi hasil-hasil riset. 3. Meningkatnya jumlah tenant yang berhasil diinkubasi. 4. Meningkatnya jumlah survival rate tenant. 5. Meningkatnya jumlah dan nilai jejaring kerja sama dengan pihak sumber modal, pasar, industri besar, birokrasi pemerintahan. 7. Meningkatnya jumlah dan nilai asset INBIS. 8. Meningkatnya pendapatan tenant. E. Prinsip Pengembangan INBIS Prinsip-prinsip pengembangan INBIS meliputi : 1. Penciptaan atmosfir kewirausahaan dalam lingkungan masyarakat. 2. Penyempurnaan dan pemasaran hasil riset (IPTEK) agar marketable. 3. Pengembangan jiwa kewirausahaan yang inovatif dan mandiri. 4. Pelaksanaan secara bertahap dan berkelanjutan. 5. Pelaksanaan mekanisme reward sharing yang transparan. ~ 82

6. Khusus untuk perguruan tinggi, orientasi kegiatan INBIS terutama diarahkan pada unit-unit bisnis berbasis IPTEK. F. Sumberdaya yang Diperlukan Sumberdaya yang diperlukan dalam Pengelolaan INBIS meliputi : 1. Sumberdaya manusia a. tenaga ahli yang dimiliki oleh INBIS, b. pakar lain yang bisa dimanfaatkan baik dari kalangan praktisi maupun peneliti. 2. Sumberdaya fisik a. sarana dan prasarana untuk proses inkubasi : laboratorium, bengkel, studio. b. sarana dan prasarana pendukung : perkantoran. 3. Sumberdaya keuangan Sumberdaya keuangan INBIS pada tahap awal perlu dukungan dana dari pemerintah dan lembaga yang bersangkutan. Namun dalam jangka panjang sumber dana dapat diperoleh melalui pembiayaan dari pihak luar maupun keuntungan pengelolaan INBIS yang berasal dari : a. balas jasa dari fasilitas, b. management fee, c. bagi hasil dari investasi, d. balas jasa sebagai penjamin hutang, dan e. pelatihan dan pendampingan. 4. Modul pelatihan Modul pelatihan yang diperlukan untuk proses inkubasi meliputi : a. cara mengevaluasi kelayakan ide bisnis dari calon unit bisnis, b. cara mengevaluasi kelayakan business plan, c. teknik memfasilitasi investasi bagi calon unit bisnis, ~ 83

d. pengorganisasian bisnis, e. manajemen pemasaran, f. manajemen keuangan, g. teknik memenangkan persaingan dalam bisnis, h. rakitan paket teknologi, dan i. teknik pengendalian, pengawasan dan evaluasi. G. Fasilitas yang Dibutuhkan Fasilitas yang dibutuhkan dalam tahap awal perkembangan INBIS adalah : 1. Gedung dan fasilitas, 2. Dana awal, 3. Pembinaan dan pelatihan, 4. Jejaring INBIS. Pada tahap ini peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk mendukung perkembangan INBIS. H. Prinsip Kerja Prinsip kerja INBIS meliputi : 1. In Wall dan Out Wall; INBIS membina tenant baik di lokasi Inbis (In Wall) maupun di luar lokasi Inbis (Out Wall). 2. Langsung; Calon tenant memperoleh layanan langsung berupa pembinaan dan bimbingan melalui dukungan manajemen, permodalan, pemasaran, dan teknologi, serta akses jaringan agar calon tenant dapat mengembangkan bisnisnya secara mandiri. 3. Fleksibel; Calon tenant dapat memilih jenis bisnis yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan kemampuan INBIS. 4. Berkelanjutan; Pelayanan diberikan sampai tenant mampu mandiri. ~ 84

5. Profesional; Pelayanan diberikan oleh tenaga yang kompeten dan berpengalaman. 6. Imbal jasa; Memungut biaya atas jasa yang diberikan. I. Layanan yang diberikan INBIS 1. Evaluasi kelayakan ide bisnis. 2. Penyusunan kelayakan business plan. 3. Memfasilitasi kebutuhan investasi. 4. Pelatihan dan pembinaan sehingga dapat mengembangkan bisnisnya secara mandiri. 5. Meningkatkan jejaring bisnis. 6. Melakukan monitoring dan evaluasi. 7. Penyediaan sarana dan prasarana pendukung bisnis. 8. Mengembangkan budaya kewirausahaan mahasiswa, alumni, dosen, dan karyawan (khusus Perguruan Tinggi). J. Tahapan Inkubasi Inkubasi bisnis yang akan dilakukan oleh INBIS melalui tahapan 3 tahapan yaitu Pra-Inkubasi, Inkubasi dan Pasca Inkubasi. Setiap tahapan akan dilakukan evaluasi kelayakan, dimana hasil evaluasi akan menentukan tindak lanjut proses inkubasi. Jika dalam suatu tahapan hasil evaluasi menunjukkan hasil yang tidak layak untuk proses inkubasi selanjutnya, maka akan dijadikan feedback untuk kegiatan di masa datang. Secara rinci tahapan inkubasi secara utuh disajikan dalam gambar berikut : ~ 85

Gambar 1. Pra-Inkubasi 19. Tahapan inkubasi Pada tahapan pra-inkubasi dilakukan beberapa kegiatan berikut : a. Seleksi calon tenant; Calon tenant yang dilayani oleh INBIS berasal dari berbagai sumber sebagaimana digambarkan dalam tabel berikut. ~ 86

Tabel 17. Calon tenant INBIS Calon tenant Pemerintah-BUMN Swasta Koperasi Lingkungan Perguruan Tinggi Keterangan a. Badan Usaha Milik Negara b. Badan Usaha Milik Daerah c. Unit Pelaksana Teknis Daerah d. Instansi teknis e. Kelembagaan Pemberdayaan Masyarakat milik Pemerintah f. Birokrasi pemerintahan a. Bisnis baru b. Bisnis yang sudah berjalan untuk Pengembangan bisnis c. Bisnis yang sudah berjalan untuk penyehatan dan efisiensi a. Produksi b. Konsumsi c. Jasa a. Pengelola sumberdaya akademik b. Dosen/pakar c. Mahasiswa/ alumni d. Pengelola sumberdaya non akademik Kepada calon tenant dilakukan evaluasi dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1) calon tenant mengisi formulir permohonan dan melengkapi persyaratan. 2) INBIS peguruan tinggi mengecek kebenaran dan kelengkapannya. 3) Evaluasi yang dilakukan adalah mengenai : a) motivasi pelaku, b) persyaratan administrasi, c) ide bisnis yang akan dikembangkan, dan d) bisnis plan yang disusun oleh calon tenant. Urutan proses evaluasi disajikan pada gambar berikut. Calon Tenant Teliti Kelengkapan ~ 87

Form Aplikasi Referensi Gambar 20. Urutan Evaluasi Calon Tenant b. Penilaian ide bisnis; Proses penilaian ide bisnis dilaksanakan dengan menganalisis indikator yang menunjang suatu ide bisnis akan dilaksanakan. Selanjutnya indikator tersebut dinilai dengan bobot tertentu. Adapun indikator yang dinilai berikut pembobotannya antara lain sebagaimana tabel berikut : Tabel 18. Indikator Penilaian Ide Bisnis INBIS No Indikator Skor 1 2 3 4 5 Memiliki produk (barang atau jasa) 30 yang marketable (harga jual dan peluang pasar) Memiliki motivasi dan kemampuan 20 untuk melaksanakan ide bisnis (manajerial) Dukungan dan kesesuaian dengan 20 Program Inbis Mengandung unsur inovasi daan 15 pengembangan teknologi Memiliki sumberdaya yang minimal 15 untuk mengimplemntasikan ide bisnis Total 100 ~ 88

Semua indikator harus terpenuhi dan total skore misalnya > 75 layak disusun business plan. c. Penilaian kelayakan rencana bisnis (business plan); Proses penilaian kelayakan rencana bisnis (business plan) dilakukan dengan menganalisis dan memberikan pembobotan pada indikator sebagaimana digambarkan pada tabel berikut : Tabel 19. Indikator Penilaian Kelayakan Perencanaan Bisnis INBIS No Indikator umum 1 Produk 2 Pasar dan pemasaran 3 Perencanaan keuangan 4 Organisasi Indikator spesifik Skore Keunikan 10 Daya saing 15 Segmen pasar 10 Target pasar 15 Harga 10 Analisis BEP 10 Cash Flow 10 Balance sheet 5 Bisnis ratio 5 Struktur 5 organisasi Diskripsi tugas 5 Total 100 Semua indikator harus terpenuhi dan total skore misalnya > 75,00 layak diinkubasi. 2. Inkubasi. Proses inkubasi adalah proses dimana tenant yang telah lolos seleksi menerima atau memperoleh perlakuan khusus dalam rangka capacity building seperti pelatihan, tutorial, pendampingan, monitoring dan evaluasi, akses permodalan dan pemasaran yang dilakukan selama jangka waktu tertentu hingga mencapai kemandirian bisnis. Ruang lingkup inkubasi antara lain meliputi beberapa aspek : a. Pengembangan rencana bisnis b. Manajerial c. Desain dan teknologi ~ 89

d. Manajemen keuangan e. Pemasaran. Selama proses inkubasi perlu diperhatikan perkembangan dan kemajuan setiap tahapan inkubasi, dengan instrumen evaluasi yang memadai. Adapun tahapan inkubasi yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : a. Tahap persiapan bisnis b. Tahap implementasi bisnis c. Tahap penumbuhan (inkubasi ketat) d. Tahap pengembangan (inkubasi longgar) e. Tahap kemandirian (pelepasan inkubasi). Lamanya proses inkubasi bervariasi, tergantung pada jenis dan fokus inkubasi. Inkubasi yang berbasiskan inovasi teknologi biasanya memerlukan waktu yang lebih lama. Namun demikian lama tahapan tersebut dapat disesuaikan dengan kesepakatan. Tahapan dan waktu minimal yang diperlukan disajikan pada tabel berikut : a. Proses Inkubasi INBIS berbasiskan Peluang Usaha Tahap Persiapan (3 bulan) Tahap implementasi bisnis Start Up 6 bln Tahap Penumbuhan (Inkubasi Ketat, 6 bulan) Tahap Pengembangan (Inkubasi Longgar, 3 bulan) Pilot Project 9 bln Tahap Kemandirian (Pelepasan inkubasi ~ 90

Roll Out 3 bln Gambar 21. Proses Inkubasi Berbasiskan Peluang b. Proses Bisnis Inkubasi INBIS berbasiskan Inovasi Teknologi Tidak berbeda dengan INBIS yang berbasiskan peluang usaha, untuk INBIS yang berbasiskan teknologi memiliki masa/periode inkubasi yang lebih lama untuk setiap tahapan inkubasi yang berbeda. Tahap Persiapan (6 bulan) Tahap implementasi bisnis Start Up 12 bln Tahap Penumbuhan (Inkubasi Ketat, 9 Tahap Pengembangan (Inkubasi Longgar, 9 Tahap Kemandirian (Pelepasan inkubasi 6 bulan) Pilot Project 18 bln Roll Out 6 bln Gambar 22. Proses Inkubasi Berbasiskan Inovasi Teknologi Secara lebih rinci kegiatan dari masing-masing tahapan proses inkubasi dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 20. Tahapan Proses Inkubasi INBIS No Tahapan Kegiatan 1 Tahap persiapan 1. Penyiapan tim ~ 91

No Tahapan Kegiatan 2 Tahap implementasi bisnis 3 Tahap penumbuhan (inkubasi ketat) 4 Tahap pengembangan (inkubasi longgar) 5 Tahap kemandirian (pelepasan inkubasi) 2. Penyiapan bahan untuk pembinaan 3. Kesepakatan dengan pihak tenant 1. Perancangan operasional : produk, keuangan, pemasaran, pengorganisasian 2. Penjadwalan kegiatan inkubasi 1. Implementasi strategi produk 2. Implementasi strategi keuangan 3. Implementasi strategi pemasaran 4. Implementasi pengorganisasian 1. Perluasan pasar 2. Perluasan kerjasama 3. Peningkatan skala usaha 4. Peningkatan aset Monitoring dan evaluasi 3. Pasca Inkubasi Pasca inkubasi adalah tahapan dimana tenant telah selesai diinkubasi akan tetapi masih memerlukan jasa Inkubator. Adapun kegiatan yang masih dilakukan pada masa pasca inkubasi adalah sebagai berikut : a. Monitoring dan Evaluasi b. Konsultasi bisnis c. Layanan promosi dan informasi d. Akses Pasar. K. Ukuran keberhasilan tenant Salah satu indikator penting dalam proses inkubasi ini adalah ukuran keberhasilan tenant, yaitu : ~ 92

1. Secara manajerial tenant telah mampu menjalankan usahanya tanpa dampingan dari INBIS, 2. Sehat secara finansial (tanpa dukungan subsidi), 3. Mampu menghasilkan produk dengan kualitas dan kuantitas yang sesuai dengan permintaan pasar secara kontinu, 4. Skala usaha semakin meningkat, 5. Unit bisnis semakin berkembang, 6. Mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru, 7. Tenant mampu memberikan konstribusi pendanaan bagi perguruan tinggi (Khusus Inkubator Bisnis Perguruan Tinggi). ~ 93