BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbandingan dan memudahkan dalam melakukan penelitian. Berikut ini adalah. tabel penelitian terdahulu yang penulis gunakan:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

tersisih ", mengandung pengertian bahwa kaum gay pada akhirnya tetap

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan lingkungannya atau dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak pertama kali kita dilahirkan, kita langsung digolongkan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. seksual kepada sesama jenisnya, disebut gay bila laki-laki dan lesbian bila

BAB I PENDAHULUAN. Lesbi merupakan suatu fenomena sosial yang tidak lagi mampu disangkal

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah perubahan yang terjadi pada perkembangan pribadi seseorang. Masuknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. Menurut Clarke-Sweart & Friedman (dalam Hendriati 2006) masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan-perubahan yang dramatis. Perubahan-perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. keren ketimbang belanja di pasar tradisional. memenuhi kebutuhan hidupnya (Halim, 2008, h.129). Masyarakat

berbeda saat ia berada di SMA, ia sadar bahwa ia merasakan ketertarikan dengan teman-teman perempuannya, informan merasa wanita itu perlu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasar kodratnya, manusia ditakdirkan berpasang-pasangan membangun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai individu yang kompleks memiliki orientasi

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya diperoleh gambaran bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial, dimana

BAB I PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Keragaman dimasyarakat memerlukan sosialisasi dan memerlukan interaksi

Bab 1. Pendahuluan. remaja dan yang terakhir adalah masa dewasa. Di dalam masa dewasa, setiap

COPING KAUM GAY DALAM PENYESUAIAN SOSIAL MASYARAKAT DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

BAB II LANDASAN TEORI. Bradburn (1969 dalam Ryff, 1989) membedakan psychological

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Homoseksualitas adalah salah satu fenomena sosial yang kontroversial

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan gaya hidup (lifestyle). Dan Jika diamati dari tahun ke tahun ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan makhluk hidup lainya. Manusia memiliki kecenderungan seksual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menikmati masa remajanya dengan baik dan membahagiakan, sebab tidak jarang

BAB 1 PENDAHULUAN. seorang pengarang akan mencoba menggambarkan realitas yang ada ke dalam

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Gangguan identitas gender adalah suatu gangguan yang membuat

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan maka. kesimpulan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. seksual umumnya dibahas seolah-olah hanya merupakan karakteristik individu,

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian Corrected item-total correlation semua angka diatas 0,300, karena

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan ini, kita dituntut untuk menjalani aktifitas hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. penerima pesan atau yang biasa disebut dengan komunikan.manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. homoseksual atau dikenal sebagai gay dan lesbian masih kontroversial.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan isu gay di Indonesia meskipun tidak dikatakan pesat, kini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Buku Kesehatan dan Hak Seksual serta Reproduksi GWLmuda. Jadi singkatnya Seks bisa disebut juga sebagai Jenis kelamin biologis.

BAB I PENDAHULUAN. dan McMullin (1992) (dikutip dalam Siahaan, 2009: 47) mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih

BAB I PENDAHULUIAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkat. Remaja menjadi salah satu bagian yang sangat penting terhadap

BAB 1 : PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia. Menurut World Health Organization (WHO) sehat itu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB I PENDAHULUAN. seperti rasa kasih sayang, rasa aman, dihargai, diakui, dan sebagainya.memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tuhan menciptakan jenis manusia menjadi dua yaitu pria dan wanita.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berjenis kelamin wanita disebut lesbian, dan homoseksual yang berjenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang tabu bagi beberapa orang. seksualitas mereka. Kemunculan mereka bukannya datang tiba-tiba.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai adanya proses perubahan pada aspek fisik maupun psikologis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sebuah kumpulan individu yang memiliki sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara anak-anak yang dimulai saat

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Untuk selanjutnya kaum homoseksual yang berjenis kelamin pria dan

UKDW BAB I : PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Pertama yaitu, Communication Privacy Management Gay dalam Menjaga Hubungan Antarpribadi dengan teman.

2015 REKONSTRUKSI SOSIAL KEHIDUPAN KAUM WARIA DI KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ini menyangkut hal-hal pribadi dan dipengaruhi oleh banyak aspek kehidupan

Pendidikan seksualitas remaja. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan komunitas homoseksual ini sebenarnya telah diakui oleh

CHAPTER II REVIEW OF RELATED LITERATURE. pada penulisan skripsi ini. Teori yang ada pada bab ini adalah teori teori yang

BAB V KESIMPULAN DISKUSI DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. kalangan remaja maupun dewasa tersebut. atau sesama pria.selain itu, seks antar sesama jenis tersebut sekarang bukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Ini bisa dilihat dengan begitu maraknya shopping mall atau pusat

BAB I PENDAHULUAN. Homoseksual pertama kali ditemukan pada abad ke 19 oleh seorang psikolog

BAB I PENDAHULUAN. yang besar bagi perkembangan dunia perfilman. Film di era modern ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak diciptakannya manusia pertama yang dikenal dengan Adam dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. Pada bagian ini peneliti akan mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. WHO mendefinisikan, masa remaja (adolence) mulai usia 10 tahun sampai 19

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam proses kehidupan manusia mengalami tahap-tahap perkembangan

ditawarkan, dimana saja, kapan saja, dan siapa saja tanpa memandang batasan bisa mengakses internet. Kemunculan internet juga membawa kita mengenal me

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi kodratnya manusia diciptakan berpasang-pasangan antara lakilaki

BAB I PENDAHULUAN. yang berusia diatas enam belas tahun berpendapat sama mengenai hubungan sesama jenis

BAB I PENDAHULUAN. Waria adalah laki-laki yang menunjukan sikap dan perilaku di dalam diri yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia yang mengglobal ini, media massa telah menjadi alat

BAB I PENDAHULUAN. menyalahi norma yang berlaku. Seolah menjadi suatu aib bagi mereka yang

2016 ISU FEMINITAS DAN MASKULINITAS DALAM ORIENTASI PERAN GENDER SISWA MINORITAS

Bab 4. Simpulan dan Saran. disimpulkan bahwa tokoh Ruka Kishimoto dalam serial drama Jepang Last Friends

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. UKM Olahraga merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa sebagai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena gay dan lesbi nampaknya sudah tidak asing lagi di masyarakat luas. Hal yang pada awalnya tabu untuk dibicarakan, kini menjadi seolah-olah bagian dari gaya hidup. Mereka mudah ditemukan dimanapun, bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya dengan hal tersebut, karena setiap orang memiliki hak untuk mempresentasikan dirinya sesuai dengan apa yang diinginkannya. Seseorang yang memiliki orientasi seksual normal akan menyukai lawan jenisnya, tapi tidak dengan orang yang memiliki penyimpangan orientasi seksual seperti gay, lesbian atau biseksual. Kaum gay dapat dikatakan lebih terbuka dibandingkan lesbi atau biseksual. Tetapi kaum lesbi pun masih lebih terbuka dibandingkan kaum biseksual. Masih ada ciri khusus yang dapat terlihat pada penampilan fisiknya, terutama pada seorang buci (laki-laki pada kaum lesbi). Jika kaum gay dan lesbi berpenampilan khusus sebagai simbol dirinya, lain halnya pada kaum biseksual. Pada umumnya tidak ada ciri khusus secara fisik (penampilan) yang ditunjukan seorang biseksual. Mereka berpenampilan normal sesuai gendernya. Kaum biseksual berpenampilan baik sesuai gendernya, tetapi untuk menarik perhatian dari kedua gender sekaligus. Baik lawan jenis maupun sesama jenis. Contohnya seorang lelaki yang mencintai pasangan wanitanya, 1

2 dalam waktu yang sama memiliki ketertarikan fisik pada seorang lelaki yang berkeringat di lapangan basket. Adapula seorang lelaki yang telah menikah dan mempunyai anak, memiliki pekerjaan di sebuah perusahaan multinasional, ia mencintai keluarganya, anak dan istrinya, tetapi pada kesempatan lain ia dapat berduduk-duduk santai di sebuah kelab malam sembari menikmati pertunjukan striptease lelaki muda. Hal ini tentu saja bertolak belakang dengan peran yang normalnya dijalani pada keseharian mereka. Mereka yang terlihat normal di depan, tetapi seolah-olah memiliki kepribadian yang lain di belakangnya 1. Orang biasanya mengetahui kecenderungan biseksual mereka pada masa dewasa. Kebanyakan individu yang menyadari ketertarikan mereka pada jenis kelamin yang sama mencoba mengingkari minat mereka dan mencoba menyesuaikan diri untuk sementara dengan gaya hidup heteroseksual yang lebih diterima di masyarakat. Biasanya pada masa remaja ada konflik batin yang semakin meningkat tentang kesukaan seksual mereka yang barangkali tidak dapat direalisasikan karna ketakutannya pada tanggapan masyarakat. Pemahaman masyarakat akan apa yang normal, layak, benar, dan alami memiliki pengaruh besar atas bagaimana perasaan orang biseksual tentang orientasi seksual mereka, oleh karena pandangan negatif terhadap biseksualitas, tidak heran bila pria dan wanita dengan kecenderungan biseksual merasa terasing dan ditekan baik oleh komunitas heteroseksual 1 Wawancara Pra-Penelitian dengan Kaum Biseksual (07/02/12) pukul 17.12 WIB

3 maupun homoseksual. Bagi mereka, hal ini dapat menimbulkan pertanyaan yang serius tentang identitas seksual mereka. Jika dilihat dari segi normatif, perilaku homoseksual dan biseksual dapat dikategorikan sebagai perilaku sosial menyimpang, karena masyarakat Indonesia melihat kedua preferensi seksual ini bukanlah hal yang lazim, dianggap menyimpang dari norma-norma yang berlaku di Indonesia. Biseksual tidak menjadi orientasi seksual dominan dari individu yang bersangkutan. Kondisi biseksual di sini merupakan keadaan temporer dan terjadi umumnya karena pengaruh dari lingkungan, misalnya seorang heteroseksual yang akhirnya memiliki ketertarikan terhadap individu dari jenis kelamin sama karena adanya kebutuhan seksual yang harus dipenuhi tetapi kondisi lingkungan tidak memungkinkan baginya untuk berhubungan dengan lawan jenis sehingga ia memutuskan untuk berhubungan dengan sesama jenis untuk mengurangi dorongan seksualnya, contohnya di penjara atau di boarding school yang diperuntukan bagi satu jenis kelamin saja. Bagi individu-individu homoseksual, individu-individu biseksual pada kategori ini mereka lihat sebagai seorang homoseksual yang kurang berusaha untuk mengidentifikasikan diri mereka sebagai homoseksual. Diperkirakan bahwa orang mendapatkan dan mengalami kejadian biseksual ini dalam beberapa cara yang berbeda. Bagi sebagian orang hal ini berawal sebagai satu bentuk percobaan untuk menambahkan percikan ke dalam kehidupan seksual mereka, namun itu tidak menjadi arena utama aktivitas seksual. Bagi yang lain itu adalah pilihan yang mereka sengaja untuk

4 berpartisipasi dalam apapun yang terasa paling nyaman saat itu. Percobaan seksual dalam hubungan antara sahabat baik cukup umum di antara wanita dan bisa pula terjadi antara dua pria berteman baik, atau seorang pria homoseks dapat mengembangkan hubungan seksual dari hubungan yang biasa, namun bersahabat, dengan seorang wanita. Seks berkelompok adalah tempat lain untuk percobaan biseksual. Akhirnya, beberapa orang mengambil filosofi biseksual sebagai hasil pertumbuhan sistim kepercayaan pribadi. Misalnya, seorang wanita yang selama ini aktif dalam gerakan wanita menemukan bahwa cmereka menjadi dekat dengan wanita lain lewat pengalaman dan menerjemahkan kedekatan ini ke dalam ekspresi seksual. Pria biseksual mungkin mengalami ketertarikan homoseksual dan terlibat dalam pengalaman homoseksual sebelum mereka menjadi sadar akan seksualitas ganda mereka. Kecenderungan untuk mengalami heteroseksualitas terlebih dulu, biasanya dialami oleh wanita. Walau orang-orang dengan kecenderungan biseksual tidak begitu saja bisa cocok dengan bentuk manapun, ada beberapa pola yang mungkin berlaku untuk banyak biseksual. Beberapa pria dan wanita tampaknya mengalihkan pilihan pasangan seks mereka secara acak, tergantung persediaan dan keadaan. Beberapa telah melakukan hubungan dalam bentuk ini, mencari pasangan dari jenis kelamin alternatif saat hubungan yang sekarang berakhir. Orang biasanya mengetahui kecenderungan biseksual mereka pada masa dewasa. Kebanyakan individu yang menyadari ketertarikan mereka

5 pada jenis kelamin yang sama mencoba mengingkari minat mereka dan mencoba menyesuaikan diri untuk sementara dengan gaya hidup heteroseksual yang lebih diterima di masyarakat. Biasanya waktu masa remaja ada konflik batin yang semakin meningkat tentang kesukaan seksual mereka yang barangkali tidak dapat diselesaikan penuh sampai masa dewasa. Umum bagi orang-orang untuk sudah cukup jauh memasuki usia 20-an atau 30-an sebelum menerima kecenderungan biseksual mereka. Definisi masyarakat akan apa yang normal, layak, benar, dan alami memiliki pengaruh besar atas bagaimana perasaan orang biseksual tentang orientasi seksual mereka. Oleh karena pandangan negatif terhadap biseksualitas, tidak heran bila pria dan wanita dengan kecenderungan biseksual merasa terasing dari dan ditekan oleh baik komunitas heteroseksual dan homoseksual. Bagi mereka, hal ini dapat menimbulkan pertanyaan yang serius tentang identitas seksual mereka. Orang-orang biseksual memiliki masalah sama dengan orang homoseksual dalam 'keluar' ke masyarakat dan memberi tahu kecenderungan mereka kepada keluarga dan teman-teman. Seseorang yang biseksual mungkin seringkali menemukan bahwa lebih sulit untuk memulai dan mempertahankan hubungan daripada orang heteroseksual atau homoseksual, karena orang biseksual berbeda dan orang sering salah sangka, mereka yang tidak memiliki kecenderungan itu mungkin menolak atau merasa bahwa persahabatan dengan orang yang cenderung biseksual tidak bisa bertahan atau memuaskan

6 Gambar 1.1 Lambang Biseksual Sumber: http://www.google.co.id/images 26/02/12 14.45 Meski banyak orang mengaku biseks, para ilmuwan selama ini hanya menganggapnya sebagai kebingungan dalam menentukan orientasi seks. Namun penelitian terbaru membuktikan biseks memang ada dan berbeda dari homoseks maupun heteroseks. Dalam suatu penelitian tersebut, para ilmuwan di Northwestern University menemukan bukti bahwa beberapa laki-laki yang mengidentifikasi diri mereka sebagai biseksual benar-benar terangsang oleh perempuan dan laki-laki. Bagi yang mengaku biseksual, temuan ini tentu tidak mengejutkan. Namun bagi para ilmuwan, fenomena biseksual ini sudah lama membuat penasaran. Sebuah penelitian tahun 2005 melaporkan bahwa

7 seseorang menunjukkan kecenderungan biseksual karena bingung menentukan orientasi seksualnya, apakah homoseksual atau heteroseksual 2. Studi terbaru yang diterbitkan secara online dalam jurnal Biological Psychology, menyatakan anggapan itu terbukti salah. Kaum biseksual khususnya laki-laki benar-benar tertarik pada dua jenis kelamin, yakni pada sesama laki-laki sendiri maupun perempuan sekaligus. Dengan demikian dapat ditemukan perbedaan pola komunikasi dan pengelolaan kesan yang dilakukan oleh seorang biseksual. Bagaimana cara ia berkomunikasi dengan pasangan lawan jenisnya tentu berbeda pada saat ia berhadapan dengan pasangan sesama jenisnya. Perilaku kita dalam komunikasi interpersonal amat bergantung pada persepsi interpersonal. Karena persepsi yang keliru, seringkali terjadi kegagalan dalam komunikasi. Kegagalan komunikasi dapat diperbaiki bila orang menyadari bahwa persepsinya mungkin salah. Komunikasi interpersonal kita akan menjadi lebih baik bila kita mengetahui bahwa persepsi kita bersifat subjektif dan cenderung keliru. Kita jarang meneliti kembali persepsi kita. Akibat lain dari persepsi kita yang tidak cermat ialah mendistorsi pesan yang tidak sesuai dengan persepsi kita. Persepsi kita tentang orang lain cenderung stabil, sedangkan persepsi stimuli adalah manusia yang selalu berubah. Adanya kesenjangan antara persepsi dengan 2 Putro Agus Harnowo. 2011. Biseksual memang ada dan berbeda dngan Homoseksual. Melalui http://www.detikhealth.com (07/02/12) 12.48 WIB

8 realitas sebenarnya mengakibatkan bukan saja perhatian selektif, tetapi juga penafsiran pesan yang keliru. Kaum Biseksual yang berperan layaknya seorang pemain drama/teater, memiliki panggung depan sebagai seorang individu yang normal, dan panggung belakang sebagai individu lainnya yang melakukan aktivitas dan ketertarikan kepada sesama jenisnya. Seperti layaknya orang kebanyakan panggung depan ini menjadi tempat pengelolaan kesan bagi seorang biseksual, sehingga kesan yang diterima masyarakat, ia adalah individu normal yang ideal dan menjalankan perannya sebagaimana mestinya. Sedangkan panggung belakang, tidak pernah ditunjukkan seorang biseksual di lingkungan masyarakatnya, karena ini semacam rahasia pribadi yang tidak dikonsumsi oleh lingkungannya. Peran orang lain ketika melihat diri kita, menjadi tolak ukur bagaimana kita mengamati diri kita, dan memberikan penilaian mana yang layak dipertahankan dan mana yang tidak. Namun, terkadang, tanpa disadari, diri kita terbentuk oleh lingkungan dan orang lain. Hal ini bisa terlihat dari masa kanak-kanak, ketika orang lain yang paling dekat dengan kita adalah orang tua, maka kita sedikit banyak pasti akan dididik dan dibesarkan dengan cara orang tua kita. Pribadi yang terbentuk sejak kecil, dapat berubah seiring waktu, tingkat kedewasaam kejiwaan, dan juga faktor lingkungan. Rasa percaya diri sangat diperlukan dalam pembentukan pribadi yang tangguh.

9 Rasa percaya diri ini dapat menjadi benteng menahan terpaan arus lingkungan yang dapat mengubah diri kita yang telah ada. Pada komunikasi antarpribadi, pengelolaan kesan memegang peranan penting. Panggung depan yang kita mainkan dalam komunikasi antarpribadi membuat kita berusaha menampilkan kesan diri kita yang baik. Setalah hal tersebut tercermin dalam kepribadian dan kondisi kejiwaan yang baik, maka baik panggung depan maupun panggung belakang akan berpenampilan baik dan menciptakan kesan yang baik pula. Wacana di atas sudah dapat menjelaskan, dan menarik sebuah permasalahan tentang Pengelolaan Kesan (Impression Management) yang digunakan oleh kaum Biseksual, yaitu tentang panggung, penampilan dan cara bertingkah laku yang ada pada kaum Biseksual ini. Mengangkat pembahasan tentang kaum Biseksual ini menarik untuk diteliti karena karena merupakan sebuah komunitas sosial yang kini mulai banyak dan tersebar di seluruh kota besar di Indonesia dan selalu dipandang sebelah mata oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia.

10 1.2 RUMUSAN MASALAH 1.2.1 Pertanyaan Makro Bagaimana Pengelolaan Kesan Kaum Biseksual di Kota Bandung? 1.2.2 Pertanyaan Mikro 1. Bagaimana Panggung Depan Kaum Biseksual di Kota Bandung? 2. Bagaimana Panggung Tengah Kaum Biseksual di Kota Bandung? 3. Bagaimana Panggung Belakang Kaum Biseksual di Kota Bandung? 1.3 MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk menganalisa bagaimana Pengelolaan Kesan Kaum Biseksual di Kota Bandung. 1.3.2 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui Panggung Depan Kaum Biseksual di Kota Bandung. 2. Untuk mengetahui Panggung Tengah Kaum Biseksual di Kota Bandung. 3. Untuk mengetahui Panggung Belakang Kaum Biseksual di Kota Bandung. 4. Untuk mengetahui Pengelolaan Kesan Kaum Bisesksual di Kota Bandung

11 1.4 KEGUNAAN PENELITIAN 1.4.1 Kegunaan Teoritis Dari aspek teoritis diharapkan dapat berguna dalam pengembangan ilmu komunikasi secara khususnya tentang Pengelolaan Kesan Kaum Biseksual di Kota Bandung. 1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Bagi Peneliti Kegunaan penelitian ini untuk peneliti adalah memberikan pengetahuan lebih mendalam tentang keberadaan kaum Biseksual yang dikenal sebagai kaum minoritas. Penelitian ini juga memberikan wawasan baru bagi peneliti akan pengelolaan kesan seorang biseksual terhadap pasangan lawan jenisnya maupun pasangan sesama jenisnya. 2. Bagi Akademik Penelitian ini berguna bagi mahasiswa Universitas Komputer Indonesia secara umum, program Ilmu Komunikasi secara khusus sebagai literatur atau untuk sumber tambahan dalam memperoleh informasi bagi peneliti yang akan melaksanakan penelitian pada kajian yang sama.

12 3. Bagi Mayarakat Kegunaan penelitian ini bagi masyarakat umum adalah untuk membuka wawasan akan hadirnya kaum biseksual di tengah-tengah masyarakat. Kemudian juga mengetahui tentang Pemahaman secara mendalam mengenai Pengelolaan Kesan pada kaum Biseksual di Kota Bandung.