Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice

dokumen-dokumen yang mirip
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA POKOK BAHASAN RANGKAIAN ARUS SEARAH DI KELAS XII MAN 1 JEMBER. Risalatun Nur Rohmah

Keyword: four-tier multiple choice, level of understanding, chemical bonding.

Kata kunci: tes diagnostik, three-tier multiple choice, kesulitan pemahaman, sifat koligatif larutan

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

Ketika konsepsi siswa ada yang berbeda dari yang biasa diterima, dalam Tan (2005) hal itu disebut alternative frameworks, misconceptions, student

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK)-Vol 2. No.1 ( 35-44)

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER

Alumni Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Mataram 2

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp , May 2013

PENGEMBANGAN SOFTWARE PENDETEKSI MISKONSEPSI KIMIA SOFTWARE DEVELOPMENT FOR DETECTING CHEMICAL MISCONCEPTIONS. Abstract

2015 ID ENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PAD A MATERI TEKANAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST

2014 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER MULTIPLE CHOICE UNTUK MENDETEKSI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

Kemampuan Siswa Menghubungkan Tiga Level Representasi Melalui Model MORE (Model-Observe-Reflect-Explain)

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM MENGGUNAKAN TEKNIK CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) TERMODIFIKASI

Yusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang Abstrak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO TIER MULTIPLE CHOICE PADA MATERI ASAM-BASA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA YP Unila Bandar Lampung dengan kelas XI

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development/ R & D). Penelitian dan

Penerapan Instrumen Three-Tier Test untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA pada Materi Keseimbangan Benda Tegar

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM MEMAHAMI KESETIMBANGAN KIMIA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

MENGGALI PEMAHAMAN AWAL MAHASISWA TINGKAT I PADA MATERI LAJU REAKSI MENGGUNAKAN INSTRUMEN TWO TIER

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIC MULTIPLE CHOICE BERBANTUAN CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX)

PENGGUNAAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC TEST DISERTAI CRI UNTUK MENGANALISIS MISKONSEPSI SISWA

MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL-VERBAL SEIMBANG MENGGUNAKAN CONCEPTUAL CHANGE PADA KONSEP IKATAN KIMIA

IDENTIFIKASI PEMAMAHAN KONSEP FISIKA TERHADAP POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA PADA SISWA SMA. Mohammad Khairul Yaqin

DAFTAR ISI PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Pengetahuan Alam, Pembimbing I: Dr. Astin lukum, M.Si; Pembimbing II: La Ode Aman, M.Si

Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 2014

KELAYAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK PADA MATERI ASAM- BASA DAN KESETIMBANGAN KELARUTAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nur Esa Fauziah, 2013

G 1 G 2 O 1 O 2 O 3 O 4

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nur Komala Eka Sari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP/MTs PADA MATERI GERAK MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST. Fita Fatimah 1)

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA SMA SEKECAMATAN KAPUAS TENTANG GERAK MELINGKAR BERATURAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBARAN PENGESAHAN... PERNYATAAN.. ABSTRAK... KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI... DAFTAR LAMPIRAN

ANALISIS PENGARUH GENDER TERHADAP MISKONSEPSI SISWA SMAN DI KOTA DEPOK DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan serangkaian aktivitas yang terdiri dari

*Korespondensi, tel : ,

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI ATOM, MOLEKUL, DAN ION DI SMP NEGERI 21 PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur, susunan, sifat,

ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA SISWA SMA DALAM MEMAHAMI MATERI LARUTAN PENYANGGA DENGAN MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC INSTRUMENT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Namun biasanya penilaian ini lebih ditujukan hanya untuk mengetahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS BAHAN AJAR KIMIA SMA PADA MATERI KESETIMBANGAN KELARUTAN BERDASARKAN SINTAKS MODEL POE (PREDICT, OBSERVE, EXPLAIN)

*keperluan korespondensi, telp/fax: ,

C. Prosedur Penelitian Secara garis besar, alur penelitian yang dilakukan dapat dilihat sebagaimana ditunjukkan pada gambar 3.

Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 1,2. Universitas Negeri Papua Abstract

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Intan Fitriyani, 2014 Profil model mental siswa pada materi termokimia dengan menggunakan TIM_POE

BAB I PENDAHULUAN. Indah Rizki Anugrah, Mengungkap Miskonsepsi Topik Stoikiometri Pada Siswa Kelas X Melalui Tes Diagnostik Two-Tier

LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN GRAFIK KINEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS. Oleh Surya Gumilar

Keywords: Concepts, Misconceptions, Certainty Response Indeks (CRI).

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. BAB III METODE PENELITIAN

Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRAK

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LARUTAN PENYANGGA MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

THE EFFECT OF THE READING REFUTATION TEXT TO STUDENT S MISCONCEPTIONS REMEDIATION OF ACID BASE CONCEPT IN XI SCIENCES CLASS SMA NEGERI 4 PONTIANAK

PENGEMBANGAN INSTRUMEN COMPUTERIZED TWO TIER MULTIPLE CHOICE (CTTMC) UNTUK MENDETEKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA

Analisa kesulitan Pemahaman Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Pada Siswa SMA Inshafuddin Tahun Ajaran 2015/2016

MENGANALISIS PENGETAHUAN INKUIRI SAINS CALON GURU FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES ESENSI INKUIRI SAINS OPTIKA GEOMETRI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2015 PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA SUB-MATERI ASAM BASA DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK MODEL MENTAL PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (TDM-POE)

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa penelitian terhadap pembelajaran kimia menunjukkan bahwa

INSTRUMEN PENILAIAN TWO-TIER TEST ASPEK PENGETAHUAN UNTUK MENGUKUR KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) PADA PEMBELAJARAN KIMIA UNTUK SISWA SMA/MA KELAS X

DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN KELAS IX IPA SMA

OLEH Ni Nyoman Widiantari Telah diperiksa dan disetujui oleh NIP NIP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

PEMAHAMAN KONSEP MATERI LARUTAN PENYANGGA MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC INSTRUMENT DI SMA

TINJAUAN PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN ASAM DAN BASA PADA TINGKAT MAKROSKOPIK DAN TINGKAT MIKROSKOPIK SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 BATU

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

KAJIAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEORI ASAM BASA PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 LIMBOTO

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP SPEKTRUM CAHAYA PADA SISWA SMA KELAS XII. Yeri Suhartin

2014 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI IKATAN KIMIA

PERBANDINGAN MISKONSEPSI MAHASISWA PGSD UHAMKA MATERI OPTIK GEOMETRI

Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Kalor Siswa SMA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LAJU REAKSI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 02, pp.88-98, May 2014

BAB III METODE PENELITIAN. sekarang (Arikunto, 2010:245). Hal yang digambarkan pada penelitian ini

PENGEMBANGAN THREE TIER TEST SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK MENGUNGKAP MISKONSEPSI MAHASISWA PADA KONSEP OPTIK. Hebron Pardede

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DAN PENYEBABNYA PADA SISWA KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Identifikasi miskonsepsi adalah suatu upaya penyelidikan yang dilakukan

MISKONSEPSI PADA PENYELESAIAN SOAL ALJABAR SISWA KELAS VIII BERDASARKAN PROSES BERPIKIR MASON

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN INSTRUMEN IDENTIFIKASI MISKONSEPSI FISIKA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS MELALUI CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) BERBASIS WEB

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

JURNAL EDUKASI KIMIA e-issn: 2548-7825 p-issn: 2548-4303 Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice Zulfadli 1 * dan Iffah Munawwarah 1 1 Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, 23111, Aceh-Indonesia. *Email Korespondensi: zoelfadli_my@yahoo.com Abstrak: Telah dilakukan penelitian identifikasi pemahaman siswa terhadap konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan menggunakan tes diagnostik three-tier multiple choice. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan tanggapan siswa pada tes diagnostik threetier multiple choice pada konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Subjek penelitian yaitu siswa kelas XI IPA 5 SMAN 8 Banda Aceh yang dipilih secara simple random sampling dengan jumlah siswa 24 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes diagnostik threetier multiple choice dan angket tanggapan siswa. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pemahaman siswa terhadap konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan dikategorikan gagal dengan nilai rata-rata 14,58% siswa paham konsep, 42,23% tidak paham konsep, 42,2% miskonsepsi, dan 0,83% error, serta tanggapan siswa terhadap penggunaan tes diagnostik three-tier multiple choice diperoleh rerata skor 77,34% dengan kriteria baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat pemahaman siswa dianggap gagal berdasarkan kriteria pendeskripsian tingkat pemahaman konsep siswa karena skor persentase nilai siswa yang paham konsep berada di bawah 45%-30% dari total keseluruhan siswa dan soal tes diagnostik three-tier multiple choice baik digunakan untuk mengidentifikasi tingkat pemahaman konsep siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Kata Kunci: Tes Diagnostik, Three-Tier Multiple Choice, Pemahaman Konsep, Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan PENDAHULUAN Ilmu kimia terdiri dari konsep yang bersifat abstrak dan kompleks sehingga untuk menguasainya diperlukan pemahaman konsep yang bertahap dan mendalam. Hasil belajar yang rendah menunjukkan rendahnya pemahaman siswa terhadap suatu konsep kimia. Johnstone (dalam Chittleborough, 2004), berpendapat bahwa untuk dapat memahami konsep kimia dengan benar, siswa harus bisa mendeskripsikan dan mengkaitkan aspek makroskopik (eksperimen), mikroskopik (atom, molekul, ion), dan simbolik (simbol, rumus, perhitungan) sehingga hal ini menyebabkan mata pelajaran kimia menjadi sangat kompleks. Kenyataan di sekolah siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu mengaitkan konsep tersebut dengan konsep lainnya yang saling berhubungan, serta kurang mampu mengaitkan konsep tersebut dengan kehidupan sehari-hari. Kurangnya pemahaman konsep siswa disebabkan oleh dua faktor, yaitu (1) siswa salah menginterpretasikan gejala atau peristiwa yang dijumpai dalam kehidupannya; dan (2) pembelajaran yang dilakukan guru kurang terarah sehingga siswa salah dalam 32 ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/jek

menginterpretasikan suatu konsep (Mentari, dkk., 2014). Hal ini dapat menimbulkan kesalahan konsep dan kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal dikarenakan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi tersebut. Berbagai macam cara telah dilakukan untuk menggali pemahaman konsep pada siswa, diantaranya wawancara semi-terstruktur, tes pilihan ganda, tes essay, tes two-tier multiple choice dan tes three-tier multiple choice. Menurut Dindar dan Geban, (2011), penggunaan instrumen three-tier multiple choice dapat mengidentifikasi pemahaman konsep peserta didik dengan mudah dan tidak membutuhkan banyak waktu. Selain itu dapat pula membedakan antara peserta didik yang menjawab salah karena mengalami miskonsepsi atau kurang memahami materi. Tes pilihan ganda tiga tingkat (three-tier multiple choice) merupakan perluasan atau pengembangan dari tes pilhan ganda dua tingkat (two-tier multiple choice). Menurut Bunawan dan Agus (2013), tes pilihan ganda dua tingkat digunakan untuk mendeteksi kemampuan pemahaman atas suatu konsep dan alasan yang mendasari kenapa memilih suatu jawaban tersebut. Tes pilihan ganda tiga tingkat dilengkapi dengan skala tingkat keyakinan untuk mengukur tingkat keyakinan terhadap jawaban dan alasan yang dipilih untuk satu butir soal. Mengingat pentingnya pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran maka sebaiknya perlu adanya perbaikan bentuk instrumen tes dalam mengindentifikasi pemahaman konsep siswa. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan penyusunan instrumen tes berupa tes diagnostik three-tier multiple choice dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman konsep siswa terhadap materi tertentu. Materi yang ditanyakan dalam tes diagnostik pada umumnya ditekankan pada materi yang sulit menurut pengalaman siswa sehingga tes diagnostik ini digunakan pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Berdasarkan data nilai ulangan harian pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan siswa SMA Negeri 8 Banda Aceh kelas XI IPA 3 tahun pelajaran 2013/2014 diketahui hanya 62% siswa yang mendapat nilai di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM sekolah tersebut untuk mata pelajaran kimia adalah 75. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan menggunakan tes diagnostik three-tier multiple choice; dan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan tes diagnostik three-tier multiple choice untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan. ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/jek 33

METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dan jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas XI IPA 5 SMA Negeri 8 Banda Aceh tahun pelajaran 2014/2015. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes dan angket. Tes yang digunakan berupa soal pilihan ganda beralasan (three-tier multiple choice). Tes ini digunakan untuk mengindentifikasi pemahaman konsep siswa dan tingkat pemahaman konsep. Angket yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 8 pertanyaan dimana pertanyaan-pertanyaannya berisi jawaban Ya atau Tidak yang disertai alasan yang diajukan oleh peneliti kepada siswa untuk mengetahui tanggapannya terhadap bentuk tes yang digunakan. Selanjutnya data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan rumus persentase. Data berupa lembar jawaban siswa setelah mengikuti evaluasi pembelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan, selanjutnya dilakukan penskoran. Jika jawaban siswa pada soal tingkat pertama benar, jawaban pada soal tingkat kedua juga benar, dan siswa yakin terhadap jawaban pada kedua tingkat soal tersebut atau skala Confidence Rating Index yang dipilih siswa lebih dari 2,5 (CRI > 2,5 dari skala 0-5), maka siswa diberi skor 1 dan siswa dianggap sudah memahami konsep. Data berupa skor yang diperoleh oleh setiap siswa selanjutnya digunakan untuk menganalisis setiap butir soal tersebut secara kuantitatif yang mencakup validitas dan reliabilitas. Untuk menganalisis kombinasi jawaban pemahaman konsep siswa dalam penelitian ini peneliti mengadaptasi teknik menganalisis kombinasi jawaban yang digunakan oleh Kaltakci dan Nilufer (2007). Kombinasi jawaban untuk menganalisis pemahaman konsep siswa terangkum dalam Tabel 1. Analisis Tingkat Soal Three-tier Kategori Paham konsep Tidak paham konsep Error Miskonsepsi Tipe Jawaban Jawaban benar + alasan benar + yakin Jawaban benar + alasan benar + tidak yakin Jawaban salah + alasan benar + tidak yakin Jawaban benar + alasan salah + tidak yakin Jawaban salah + alasan salah + tidak yakin Jawaban salah + alasan benar + yakin Jawaban benar + alasan salah + tidak yakin Jawaban salah + alasan salah + yakin Tabel 1. Analisis Kombinasi Jawaban pada One-Tier, Two-Tier, dan Three-Tier (Kaltakci dan Nilufer, 2007). ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/jek 34

Berdasarkan Tabel 1 opsi tingkat keyakinan yang digunakan dalam three-tier multiple choice hanya dua yaitu yakin dan tidak yakin. Akan tetapi dalam penelitian ini menggunakan Confidence Rating Index (CRI) dengan 6 pilihan jawaban atau skala 0-5 seperti yang digunakan oleh (Tresnasih, dkk., 2013) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Konsepsi Mahasiswa Terhadap Materi Elektrolisis Menggunakan Instrumen Tes Three Tier Multiple Choice CRI Kriteria 0 Totally guessed answer (menebak) 1 Almost guessed (hampir menebak) 2 Not sure (tidak yakin) 3 Sure (yakin) 4 Almost certain (hampir pasti) 5 Certain (pasti) Tabel 2. Skala Tingkat Keyakinan (Confidence Rating Index) dan Kriterianya (Tresnasih, dkk., 2013). Teknik analisis kombinasi jawaban untuk mengidentifikasi pemahaman konsep siswa dalam penelitian ini merupakan gabungan dari teknik analisis pada Tabel 1 dan Tabel 2 yang dirangkum dalam Tabel 3. Kategori Tipe Jawaban Tingkat satu Tingkat dua Tingkat tiga Paham konsep Benar Benar CRI >2,5 Benar Benar CRI 2,5 Benar Salah CRI 2,5 Salah Benar CRI 2,5 Salah Salah CRI 2,5 Error Salah Benar CRI > 2,5 Tidak paham konsep Benar Salah CRI > 2,5 Salah Salah CRI > 2,5 miskonsepsi Tabel 3. Analisis Kombinasi Jawaban Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice (Sumber: Kaltakci dan Nilufer, 2007; Tresnasih, dkk., 2013). Setiap kemungkinan jawaban siswa tersebut selanjutnya dihitung dalam bentuk persentase untuk mengetahui persentase siswa pada masing-masing kategori paham, tidak paham, error, dan miskonsepsi dalam setiap konsep dengan menggunakan rumus: P = f N x 100% Keterangan: P = persentase (% kelompok) f = frekuensi (jumlah) pada setiap kelompok N = jumlah seluruh siswa (Sudijono, 2009). ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/jek 35

Selanjutnya pendeskripsian data tingkat pemahaman konsep siswa menurut (Sudijono, 2009), yaitu: Persentase Kriteria 80% - 100% Tingkat pemahaman baik sekali 66% - 79% Tingkat pemahaman baik 56% - 65% Tingkat pemahaman cukup 46% - 55% Tingkat pemahaman kurang 45%- 30% Tingkat pemahaman gagal Tabel 4. Pendeskripsian Data Tingkat Pemahaman Konsep (Sudijono, 2009). Untuk menganalisis data angket siswa digunakan rumus persentase seperti pada persamaan diatas. Selanjutnya pendeskripsian data angket siswa menurut (Sudijono, 2009), yaitu seperti yang tertera pada tabel 5: Persentase Kriteria 80% - 100% Baik sekali 66% - 79% Baik 56% - 65% Cukup 46% - 55% Kurang 45%- 30% Sangat kurang Tabel 5. Pendeskripsian Data Angket Siswa (Sudijono, 2009). HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Pemahaman Konsep dengan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice Berdasarkan data yang diperoeh dari hasil analisis jawaban siswa dapat diketahui bahwa tingkat pemahaman yang dimiliki siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan pada masing-masing indikator soal yang diberikan menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Siswa dikatakan paham konsep terhadap materi kelarutan dan hasil kali kelarutan apabila jawaban siswa pada soal tingkat pertama benar, jawaban pada soal tingkat kedua juga benar, dan siswa yakin terhadap jawaban pada kedua tingkat soal tersebut atau skala Confidence Rating Index (CRI) yang dipilih siswa lebih dari 2,5 (CRI > 2,5), maka siswa diberi skor 1. Akan tetapi untuk mengetahui apakah siswa benar-benar sudah memahami konsep pada materi tersebut dapat dilihat pada konsisten atau tidaknya terhadap pilihan jawaban benar yang diberikan pada soal yang memiliki konseptual yang sama atau soal yang memiliki indikator yang sama. Apabila jawaban siswa tidak konsisten terhadap soal yang memiliki konseptual yang sama maka siswa tidak dapat dikatakan sudah paham konsep melainkan siswa tersebut tidak paham terhadap konsep atau siswa tersebut mengalami miskonsepsi bahkan error terhadap pilihan jawabannya. Hal ini dapat dianalisis dengan melihat kombinasi jawaban yang diberikan oleh siswa. ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/jek 36

Data yang diperoleh dari hasil penelitian tentang tingkat pemahaman konsep siswa pada konsep materi kelarutan dan hasil kali kelarutan secara rata-rata dapat dirincikan sebagai berikut: 15,26% siswa paham konsep, 42,23% siswa tidak paham konsep, 41,64% siswa mengalami miskonsepsi, dan 0,88% siswa error dalam menjawab soal tes diagnostik three-tier multiple choice. Berdasarkan pendeskripsian data pada Tabel 4 tentang tingkat pemahaman siswa, maka tingkat pemahaman siswa dianggap gagal karena skor persentase yang diperoleh berada di bawah 45%-30% dari total keseluruhan siswa. Tingkat pemahaman siswa yang gagal pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan ini merupakan akibat dari beberapa faktor, baik itu kesulitan siswa dalam memaham soal, ketidaktercapaian siswa karena soal terlalu banyak, siswa salah atau kurang tepat dalam memahami konsep pada suatu materi sehingga terjadi miskonsepsi, maupun materi yang sulit dipahami karena memerlukan daya imajinasi (seperti submikroskopik dalam kimia). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini mengenai tingkat pemahaman konsep siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. No Konsep Nomor Soal 1 Menentukan kelarutan, hasil kali kelarutan dan hubungan keduanya 2 Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut 3 Menjelaskan hubungan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau pengendapan 4 Menghitung hubungan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau pengendapan 5 Menjelaskan pengaruh ion senama dalam larutan 6 Menentukn ph dari harga Ksp-nya Jumlah Siswa Paham Konsep Persenta se Jumlah Siswa Tidak Paham Konsep Persenta se 1 5 20,83% 13 54,16% 2 3 4 4 16,6% 7 29,16% 5 6 3 12,5% 15 62,5% 7 8 9 3 12,5% 12 50% 10 11 1 4,16% 10 41,6% 12 13 14 6 25% 4 16,66% 15 Rata-rata (%) 15,26% 42,34% Tabel 6. Tingkat Pemahaman siswa Berdasarkan Persentase Jumlah Siswa yang Paham Konsep, Tidak Paham Konsep dengan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice. ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/jek 37

No Konsep Nomor Soal 1 Menentukan kelarutan, hasil kali kelarutan dan hubungan keduanya 2 Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut Jumlah Siswa Miskonsepsi Persenta se Jumlah Siswa Error Persenta se 1 6 25,01% 0 0% 2 3 4 13 54,16% 0 0% 5 3 Menjelaskan hubungan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau pengendapan 4 Menghitung hubungan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau pengendapan 5 Menjelaskan pengaruh ion senama dalam larutan 6 Menentukn ph dari harga Ksp-nya 6 6 25% 0 0% 7 8 9 14 37,5% 0 0% 10 11 12 50% 1 4,16% 12 13 14 13 58,18% 1 4,16% 15 Rata-rata (%) 41,64% 0,88% Tabel 7. Tingkat Pemahaman siswa Berdasarkan Persentase Jumlah Siswa yang Miskonsepsi dan Error dengan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice. Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice Angket tanggapan siswa terdiri atas delapan pertanyaan. Angket tanggapan siswa diisi setelah siswa selesai mengerjakan soal-soal tes diagnostik three-tier multiple choice. Tanggapan siswa terhadap penggunaan tes diagnostik three-tier multiple choice adalah positif yang dilihat dari jawaban pada angket siswa. Berdasarkan data yang diperoleh 77,34% siswa memberi tanggapan positif terhadap tes yang digunakan sehingga bentuk tes ini dikategorikan cukup untuk memenuhi bentuk tes yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi tingkat pemahaman konsep siswa. Hal ini sesuai dengan pendeskripsian data untuk penilaian angket tanggapan siswa yaitu jika nilai tanggapan siswa terhadap tes berada antara 66% - 79% maka bentuk tes tersebut dikategorikan baik. ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/jek 38

No Ya Persentase Tidak Persentase 1 Apakah Anda pernah menjawab soal bentuk tes diagnostik three-tier multiple choice sebelumnya? 7 29,16% 17 70,84% 2 Apakah Anda menyukai bentuk tes 16 66,66% 8 33,34% diagnostik three-tier multiple choice? 3 Apakah alasan tes diagnostik three-tier 15 62,5% 9 37,5% multiple choice yang disajikan memudahkan Anda untuk menjawab soal? 4 Apakah Anda mengalami kesulitan dalam 20 83,33% 4 16,67% menjawab soal dengan menggunakan tes diagnostik three-tier multiple choice? 5 Apakah bentuk tes diagnostik three-tier 16 66,66% 8 33,34% multiple choice yang disajikan menarik dan memudahkan Anda dalam menjawab soal? 6 Apakah Anda lebih mudah memahami 18 75% 6 25% konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan tes diagnostik three-tier multiple choice? 7 Setelah menjawab soal tes diagnostik three-tier multiple choice apakah Anda 14 58,3% 10 41,67% lebih menyukai bentuk tes diagnostik three-tier multiple choice daripada bentuk tes multiple choice biasa? 8 Apakah bahasa yang digunakan dalam tes 24 100% 0 0% diagnostik three-tier multiple choice yang disajikan mudah dipahami? Rata-Rata (%) 77,34% 22,66% Tabel 8. Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice. SIMPULAN Persentase tingkat pemahaman konsep siswa pada materi kelarutan dan hasil kelarutan rata-rata 14,58% yang dikategorikan gagal karena kesulitan siswa dalam memahami konsep dan ketidaktercapaian siswa karena soal terlalu banyak. Tanggapan siswa positif terhadap penggunaan tes diagnostik three-tier multiple choice sebesar 77,34%. Berdasarkan persentase yang diperoleh tes diagnostik three-tier multiple choice dikategorikan baik untuk digunakan dalam mengindentifikasi tingkat pemahaman konsep siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/jek 39

DAFTAR PUSTAKA Bunawan, W dan Agus, S. 2013. Menganalisis Pengetahuan Inkuiri Sains Calon Guru Fisika dengan Menggunakan Instrumen Tes Esensi Inkuiri Sains Optika Geometri. Jurnal Online Pendidikan Fisika, 2 (1): 58-66. Chittleborough, G. D. 2004. The Role of Teaching Models and Chemical Representations in Developing students Metal Models of Chemical Phenomena. Curtin University of Technology. Dindar, A. C dan Geban, O. 2011. Development Of a Three-Tier Test to Asses High School Students Understanding Of Acids and Bases, Procedia Social and Behavioral Science 15: 600-604 Kaltakci, D dan Nilufer, D. 2007. Identifikasi of Pre-Service Physics Teacher s Misconceptions on Gravity Concept: A Study with a 3-Tier Misconception Test. Sixth International Conference of The Balkan Physical Union: American Institute of Physics. Mentari, L., Nyoman, S., Wayan, S. 2014. Analisis Miskonsepsi Siswa SMA pada Pembelajaran Kimia untuk Materi Larutan Penyangga. E-Journal Kimia Visvitalis Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Kimia, 2 (1): 2014. Sudijono, A. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Tresnasih, N., Ida, F., dan Ratih, P. 2013. Analisis Konsepsi Mahasiswa Terhadap Materi Elektrolisis Menggunakan Instrumen Tes Three Tier Multiple Choice. Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains: 168-171. ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/jek 40