BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII SEJARAH PEMEKARAN DAN PENGGABUNGAN WILAYAH Kronologi Pemekaran Wilayah Tiga Kecamatan Sejarah Terbentuknya Tiga Kecamatan

8.1. Penolakan Masyarakat Enam Desa dari Perspektif Sosio-Budaya dan Historis Wilayah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERENCANAAN ANGKUTAN UMUM DI KOTA DAN KABUPATEN BERCIRIKAN KEPULAUAN STUDI KASUS DI PROVINSI MALUKU UTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YA NG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KONFLIK DAN RESISTENSI PENOLAKAN MASYARAKAT ENAM DESA Sejarah Konflik Dan Resistensi Penolakan Masyarakat Enam Desa

OLEH : GUBERNUR MALUKU UTARA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat

Bab 3 METODE PENELITIAN

4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Pentingnya sektor pariwisata karena sektor pariwisata ini

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain yang berada di Provinsi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. IV.1. Deskripsi Kabupaten Halmahera Selatan. Administratif dan Kondisi Fisik

TIPOLOGI WILAYAH PROVINSI MALUKU UTARA HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

V. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB IV ANALISIS DATA 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penilitian Sejarah Desa Bale Luas, Batas dan Topografi Wilayah

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN KABUPATEN KUPANG KABUPATEN KUPANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI MALUKU UTARA, KABUPATEN BURU, DAN KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu,indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai

4 GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

Gambar 1. Lokasi kesampaian daerah penyelidikan di Daerah Obi.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI MALUKU UTARA, KABUPATEN BURU, DAN KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN

Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Sejarah Desa Pulau Pahawang berawal dari datangnya Ki Nokoda tahun an

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PULAU MOROTAI DI PROVINSI MALUKU UTARA

PROFIL KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian 3.2 Waktu Penelitian

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu dari 11 (sebelas)

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 46 Tahun 1999 tentang Pembentukan Provinsi Maluku Utara,


PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2011 T E N T A N G PEMBENTUKAN DESA ELFANUN KECAMATAN PULAU GEBE KABUPATEN HALMAHERA TENGAH

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PULAU MOROTAI DI PROVINSI MALUKU UTARA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Provinsi Maluku Utara secara geografis terletak antara 3 0 Lintang Utara

Analisis Konflik Perebutan Wilayah di Provinsi Maluku Utara :

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian

4 KEADAAN UMUM. 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Halmahera Utara Data Agregat Per Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Kabupaten Sukabumi

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/DPD RI/II/ TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Pesawaran merupakan sebuah kabupaten Daerah Otonomi Baru

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II HALMAHERA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI MALUKU UTARA, KABUPATEN BURU, DAN KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang

BAB II GAMBARAN UMUM PEKERJA ANAK DI KOTA TANJUNGBALAI

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB I PENDAHULUAN. (UU No. 32 tahun 2004) dengan persyaratan wilayah tersebut memiliki. penduduk, luas daerah dan pertimbangan lain yang memungkinkan

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.1 Tabel 1.1

GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI. KL 4099 Tugas Akhir. Bab 2

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

GAMBARAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. kebudayaan, kota ini merupakan pusat kegiatan perekonomian daerah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Selatan

BAB IV GAMBARAN UMUM. Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

BAB I PENDAHULUAN. Maluku Utara merupakan sebuah Provinsi yang tergolong baru. Ini adalah

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/DPD RI/I/ TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Sejarah Pulau Pahawang berawal dari datangnya Ki Nokoda tahun an yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang


UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II HALMAHERA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENDAHULUAN. sektor perikanan dan kelautan (Nontji, 2005, diacu oleh Fauzia, 2011:1).

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Transkripsi:

36 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Wilayah enam desa secara administratif berada dalam wilayah pemerintahan Kabupaten Halmahera Utara (Pemkab Halut). Di bagian utara, berbatasan dengan ibukota Kabupaten Halmahera Utara, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Timur dan laut halmahera, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Barat dan sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Jailolo Selatan. Lokasi enam desa yang di sengketakan oleh pemerintah daerah Kabupaten Halmahera Utara (Pemkab Halut) dan pemerintah daerah Kabupaten Halmahera Barat (Pemkab Halbar) dapat diakses melalui sarana angkutan laut dan darat. Dari Kota Ternate, enam desa dapat dicapai melalui sarana angkutan laut melalui Kota Sofifi (ibukota provinsi) dengan menggunakan transportasi jenis speedboat dan atau kapal (kayu) motor, yang ditempuh kurang lebih dalam 30 menit. Dari Kota Sofifi, perjalanan dilanjutkan dengan menumpang mobil roda empat selama kurang lebih 1 hingga 2 jam. Perjalanan darat dari arah Kota Sofifi menuju enam desa menyusuri jalan raya yang letaknya cenderung ke pesisir pantai bagian barat sehingga perjalanan akan melintasi desa-desa Kecamatan Jailolo Selatan Kabupaten Halmahera Barat dan Kecamatan Oba Utara Kota Tidore Kepulauan. Topografi kawasan pesisir/perairan yang membentuk teluk (kao) pada kenyataannya merupakan sebuah teluk/perairan yang mengikat sekaligus memisahkan Kabupaten Halmahera Utara dan Kabupaten Halmahera Timur. Namun masyarakat Maluku Utara telah terbiasa menyebut kawasan itu sebagai teluk kao. Label ini, dengan demikian, tidak hanya disematkan pada sebuah topografi alam yakni teluk, tetapi juga sekaligus menunjuk wilayah administratif yang dahulunya dikenal sebagai Kecamatan Kao. Kecamatan Malifut yang ada saat ini pun sebelumnya termasuk dalam kawasan Kecamatan Kao, yang berarti kawasan teluk kao juga mencakup hingga

37 desa-desa yang kini termasuk dalam Kecamatan Malifut. Hal itu berarti bahwa wilayah enam desa secara topografi berada dalam kawasan teluk kao. 4.1.1. Keadaan Geografis Kabupaten Halmahera Barat Sumber : BAPPEDA Halmahera Barat, 2007 Gambar.4.1. Peta Kabupaten Halmahera Barat Wilayah Kabupaten Halmahera Barat berada pada posisi kordinat: 10-30 LU dan 1250 sampai 1280 BT. Secara Geografis & Administratif, batas wilayah Kabupaten Halmahera Barat adalah : a. Sebelah Utara berbatasan dengan samudra pasifik dan Kabupaten Halmahera Utara. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Tidore Kepulauan.

38 c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Utara. d. Sebelah Barat berbatasan dengan laut Maluku. Luas wilayah Kabupaten Halmahera Barat berdasarkan Amandemen UUD 1945 hasil revisi pertama s/d keempat cetakan I, tahun 2007 adalah 2.897,58 km2, sedangkan (sumber data: Bappeda Kabupaten Halbar, 2007) 2.357,88 km. 4.1.2. Keadaan Geografis Kec. Jailolo Timur Kabupaten Halmahera Barat Sumber : BAPPEDA Kab. Halmahera Barat, 2007 Gambar.4.1.2. Peta Kecamatan Jailolo Timur Kabupaten Halmahera Barat Letak geografis wilayah Kecamatan Jailolo Timur Kabupaten Halmahera Barat berada antara 0 0 46 39-1 0 17 11 LU dan membujur dari 127 0 22 27 BT - 127 0 43 39 BT. Batas wilayah Kecamatan Jailolo Timur adalah : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Tobelo b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Jailolo Selatan. c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Timur. d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Jailolo Kabupaten Halmahera Barat.

39 Luas wilayah Kecamatan Jailolo Timur 43.981 Ha (sumber data: KODIM 1501/Ternate, 2007), dengan luas wilayah masing-masing Desa yaitu : Dum-dum 11.130.0 Ha, Akesahu / Gamsungi 6.942 Ha, Akelamo Kao 10.069 Ha, Tetewang 3.741 Ha, Bobane Igo 11.130 Ha, dan Pasir Putih 969 Ha. 4.1.3. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Halmahera Utara Sumber : BAPPEDA Kab. Halmahera Utara, 2007 Gambar.4.1.3. Peta Kabupaten Halmahera Utara Wilayah Kabupaten Halmahera Utara berada pada posisi kordinat: 1 0 57-2 0 0 LU dan 128 0 17 -- 128 0 18 BT. Itu berarti Wilayah Kabupaten Halmahera Utara berada di belahan bumi bagian Utara dan belahan bumi bagian Timur. Secara Geografis & Administratif, batas wilayah Kabupaten Halmahera Utara, adalah: a. Sebelah Utara berbatasan dengan samudera pasifik; b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Wasilei Kabupaten Halmahera Timur;

40 c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Jailolo Selatan Kabupaten Halmahera Barat; dan d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Loloda, Kecamatan Ibu, Kecamatan Sahu, dan Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat. Luas wilayah Kabupaten Halmahera Utara berdasarkan Amandemen UUD 1945 hasil revisi pertama s/d keempat cetakan I, tahun 2007 adalah 10.497,72 km2, sedangkan (sumber data: Bappeda Kabupaten Halut, 2007) + 24.983,32 km 2 yang meliputi wilayah laut: 19.536,02 km 2 (78 %), wilayah daratan: 5.447,30 km 2 (22 %) dan berjarak 138 mil laut dari Ternate/Ibukota Provinsi Maluku Utara. 4.1.4. Keadaan Geografis Kec. Kao Teluk Kabupaten Halmahera Utara. Sumber : BAPPEDA Halmahera Utara, 2007 Gambar.4.1.4. Peta Kec. Kao Teluk Kabupaten Halmahera Utara Batas wilayah kecamatan Kao Teluk adalah : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Malifut Kabupaten Halmahera Utara.

41 b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Jailolo Selatan Kabupaten Halmahera Barat. c. Sebelah Timur Berbatasan dengan Kecamatan Wasilei Kabupaten Halmahera Timur. d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Jailolo, Kecamatan Jailolo Selatan Kabupaten Halmahera Barat. Kedua kabupaten ini memiliki tipologi lingkungan yang khas, dimana tidak hanya memiliki alam pegunungan tetapi juga memiliki areal pesisir pantai (coastal area) dengan berbagai sumberdaya alam yang prospektif untuk dikembangkan. Keunikan willayah ini, memerlukan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian yang terarah dan dapat digunakan sebagai dasar pembangunan wilayah ini. 4.2. Keadaan Demografi 4.2.1. Keadaan Demografi Kabupaten Halmahera Barat Berdasarkan amandemen UUD 1945 hasil revisi pertama s/d keempat cetakan I tahun 2007, sebanyak 94.705 jiwa, namun sudah mengalami peningkatan sesuai dengan hasil pendataan penduduk Kabupaten Halmahera Barat (sumber data : Catatan Sipil Kab. Halmahera Barat, 2008), 105.206 jiwa. Jumlah penduduk yang tetap mempertahankan Kecamatan Jailolo Timur sebagai kecamatannya adalah 3.458 jiwa. Sedangkan hak pilih pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur tahun 2007 sebanyak 1.936 jiwa yang memilih ke KPUD Kabupaten Halmahera Barat. 4.2.2. Keadaan Demografi Kabupaten Halmahera Utara Berdasarkan amandemen UUD 1945 hasil revisi pertama s/d keempat cetakan I tahun 2007, sebanyak 181.968 jiwa, namun sudah mengalami peningkatan penduduk sesuai dengan hasil pendataan penduduk Kabupaten Halmahera Utara tahun 2007 (sumber data: Catatan Sipil dan KB, 2007) adalah 221.558 jiwa dan jumlah penduduk 11 Desa di Kecamatan Kao Teluk secara

42 keseluruhan adalah 6.911 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 3.505 jiwa dan perempuan 3.406 jiwa sedangkan hak pilih pada enam desa pada pemilihan Gubernur tahun 2007 sebanyak 699 yang memilih ke Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Utara. 4.2.3. Mata Pencaharian Penduduk Wilayah enam desa memiliki potensi sumberdaya alam yang cukup melimpah, salah satunya adalah potensi perikanan. Dengan potensi yang ada sebagian besar penduduk enam desa memilih profesi untuk menjadi nelayan sebagai mata pencahariannya. Sebelum masuknya perusahaan tambang di Provinsi Maluku Utara dengan lokasi eksplorasi di wilayah enam desa, penduduk setempat sangat sejahtera dengan pendapatan dari hasil perikanan. Misalnya produksi ikan teri yang sangat tinggi. Namun kondisi ini kemudian berubah ketika perairan dikawasan teluk kao yang merupakan bagian dari wilayah enam desa mengalami pencemaran tailing, sehingga produktivitas mengalami penurunan drastis, bahkan sampai saat ini hasil tangkapan di teluk kao tidak dikonsumsi oleh penduduk, karena disinyalir telah tercermar. Dengan kondisi perairan yang telah tercermar, maka mempengaruhi hasil tangkapan dan pada akhirnya mengharuskan masyarakat untuk mengalihkan mata pencahariannya, sebagaimana penduduk desa Pasir Putih, Tetewang dan Bobane Igo, kembali fokus dengan mata pencaharian sebagai petani cengkih, sementara masyarakat Akelamo Kao, sebagiannya masih tetap bergelut dengan profesi sebagai nelayan, namun sebagiannya menjadi petani cengkih, begitu juga dengan penduduk Ake Sahu dan Dum-Dum yang sebagiannya menjadi petani sementara sebagian lainnya menjadi buruh tambang. 4.2.4. Keadaan Sarana dan Prasarana Semenjak daerah Dati II Kabupaten Maluku Utara berubah status menjadi Daerah Tingkat I Provinsi Maluku Utara, maka Kabupaten Maluku Utara di alihkan menjadi Kabupaten Halmahera Barat dan guna mendukung pemekaran sebuah kabupaten menjadi provinsi, maka lahirlah Undang-undang No. 1 tahun 2003, tentang pembentukan Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera

43 Selatan, Kabupaten Kepulauan Sula, Kabupaten Halmahera Timur dan Kota Tidore Kepulauan. Setelah pemekaran Kabupaten Halmahera Utara kemajuan dari aspek sarana dan prasarana masih sangat minim, bila dibandingkan dengan Kabupaten Halmahera Barat, karena sebagai kabupaten induk tentunya Kabupaten Halmahera Barat memiliki sarana dan prasarana yang sudah memadai. Berbeda dengan Kabupaten Halmahera Utara dengan kapasitas sarana yang belum memadai (masih minim) seperti; sarana pendidikan, ekonomi, kesehatan, pemerintahan, pembangunan dan lainnya. 4.3. Gambaran Singkat Pembentukan Kec. Jailolo Timur Dan Kao Teluk. 4.3.1. Kecamatan Jailolo Timur Kecamatan Jailolo Timur merupakan representatif dari pemerintah daerah Kabupaten Halmahera Barat, sebagai perpanjangan tangan untuk mengurangi rentang kendali antara pemerintah kabupaten dan desa dalam proses pelayanan sehari-sehari. Pada dasarnya, awal perjuangan pemekaran Kecamatan Jailolo Timur adalah desakan secara kolektif masyarakat enam desa yang tersinggung ketika, masyarakat menghadiri acara pengresmian Kecamatan Jailolo Selatan di Sidangoli pada tahun 2003, dengan desa-desa yang tidak melibatkan enam desa di dalamnya. Sehingga ada kejelasan dari pemerintah Kabupaten Halmahera Barat bahwa enam desa, semenjak di keluarkan PP No. 42 tahun 1999, sah untuk bergabung dengan Kecamatan Malifut, namun pengakuan masyarakat bahwa asal usul wilayah enam desa dari tanjung tabobo, sehingga desa Dum-Dum, Akesahu/Gamsungi, Akelamo Kao, Tetewang, Bobane Igo dan Pasir Putih adalah sah wilayah jailolo yang di politisir oleh elit-elit tertentu. disinilah awal perjuangan hingga diakomodir oleh pemerintah dan dimekarkan enam desa menjadi Kecamatan Jailolo Timur pada tahun 2005, sampai saat ini. Adapun desa-desa yang berada di Kecamatan Jailolo Maupun Kecamatan Kao sebelum di keluarkan PP No. 42 tahun 1999 adalah dengan Ibukota Kecamatan Jailolo adalah desa Jailolo dengan jumlah 45 desa. Dengan desa yang kemudian masuk menjadi wilayah Kecamatan Jailolo Timur sebagai berikut: 1. Desa Pasir Putih; 2. Desa Bobane Igo; 3. Desa Tetewang; 4. Desa Akelamo Kao; 5. Desa Gamsungi; 6. Desa Dum-Dum;

44 4.3.2. Kecamatan Kao Teluk Ibukota Kecamatan Kao Teluk adalah desa Dum-Dum dengan jumlah 11 desa. Nama-nama desa yang masuk wilayah Kecamatan Kao Teluk adalah : 1. Desa Pasir Putih; 2. Desa Bobane Igo; 3. Desa Tetewang; 4. Desa Akelamo Kao; 5. Desa Akesahu/Gamsungi; 6. Desa Dum-Dum; 7. DesaTabanoma; 8. Desa Makaeling; 9. Desa Tiwor 10. Desa Baru Madehe; 11. Desa Kuntum Mekar; Untuk memberikan penjelasan lebih detail, maka di bawah ini akan dibuatkan gambaran tentang terbentuknya Kecamatan Jailolo Timur yang wilayahnya meliputi enam desa sengketa oleh pemerintah Kabupaten Halmahera Barat dan Kecamatan Kao Teluk oleh pemerintah Kabupaten Halmahera Utara beserta desa-desa yang menjadi bagian dari wilayah kedua Kecamatan tersebut. Adapun tabel tersebut sebagai berikut : Tabel. 4.1. Pembentukan Kec. Jailolo Timur dan Kao Teluk Tahun Kec. Jailolo Timur Kab. Halbar Kec. Kao Teluk Kab. Halut 2005-2006 Melalui Perda No. 6 Tahun 2005, Pemda Kabupaten Halmahera Barat membentuk Kec. Jailolo Timur dengan wilayahnya meliputi 6 (enam) desa yang menolak bergabung ke Kec. Malifut sebagai berikut: Pasir Putih, Bobane Igo, Tetewang, Akelamo Raya, Gamsungi/Ake Sahu dan Dum- Dum Melalui Perda No.2 Tahun 2006, Pemda Kab. Halmahera Utara membentuk Kec. Kao Teluk dengan wilayahnya meliputi 11 desa, sebagai berikut: Desa Pasir Putih,Bobane Igo, Tetewang, Akelamo Kao, Gamsungi/Ake Sahu, Dum-Dum,Tabanoma, Maka eling, Tiwor, Baru Madehe dan Kuntum Mekar. Sebelumnya lima desa yg menolak bergabung ke Kec. Malifut adalaah Desa Tabobo, Balisosang, Sosol/Malifut, Wangeotak dan desa Gayok Sumber : Data Primer, 2009