36 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Wilayah enam desa secara administratif berada dalam wilayah pemerintahan Kabupaten Halmahera Utara (Pemkab Halut). Di bagian utara, berbatasan dengan ibukota Kabupaten Halmahera Utara, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Timur dan laut halmahera, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Barat dan sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Jailolo Selatan. Lokasi enam desa yang di sengketakan oleh pemerintah daerah Kabupaten Halmahera Utara (Pemkab Halut) dan pemerintah daerah Kabupaten Halmahera Barat (Pemkab Halbar) dapat diakses melalui sarana angkutan laut dan darat. Dari Kota Ternate, enam desa dapat dicapai melalui sarana angkutan laut melalui Kota Sofifi (ibukota provinsi) dengan menggunakan transportasi jenis speedboat dan atau kapal (kayu) motor, yang ditempuh kurang lebih dalam 30 menit. Dari Kota Sofifi, perjalanan dilanjutkan dengan menumpang mobil roda empat selama kurang lebih 1 hingga 2 jam. Perjalanan darat dari arah Kota Sofifi menuju enam desa menyusuri jalan raya yang letaknya cenderung ke pesisir pantai bagian barat sehingga perjalanan akan melintasi desa-desa Kecamatan Jailolo Selatan Kabupaten Halmahera Barat dan Kecamatan Oba Utara Kota Tidore Kepulauan. Topografi kawasan pesisir/perairan yang membentuk teluk (kao) pada kenyataannya merupakan sebuah teluk/perairan yang mengikat sekaligus memisahkan Kabupaten Halmahera Utara dan Kabupaten Halmahera Timur. Namun masyarakat Maluku Utara telah terbiasa menyebut kawasan itu sebagai teluk kao. Label ini, dengan demikian, tidak hanya disematkan pada sebuah topografi alam yakni teluk, tetapi juga sekaligus menunjuk wilayah administratif yang dahulunya dikenal sebagai Kecamatan Kao. Kecamatan Malifut yang ada saat ini pun sebelumnya termasuk dalam kawasan Kecamatan Kao, yang berarti kawasan teluk kao juga mencakup hingga
37 desa-desa yang kini termasuk dalam Kecamatan Malifut. Hal itu berarti bahwa wilayah enam desa secara topografi berada dalam kawasan teluk kao. 4.1.1. Keadaan Geografis Kabupaten Halmahera Barat Sumber : BAPPEDA Halmahera Barat, 2007 Gambar.4.1. Peta Kabupaten Halmahera Barat Wilayah Kabupaten Halmahera Barat berada pada posisi kordinat: 10-30 LU dan 1250 sampai 1280 BT. Secara Geografis & Administratif, batas wilayah Kabupaten Halmahera Barat adalah : a. Sebelah Utara berbatasan dengan samudra pasifik dan Kabupaten Halmahera Utara. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Tidore Kepulauan.
38 c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Utara. d. Sebelah Barat berbatasan dengan laut Maluku. Luas wilayah Kabupaten Halmahera Barat berdasarkan Amandemen UUD 1945 hasil revisi pertama s/d keempat cetakan I, tahun 2007 adalah 2.897,58 km2, sedangkan (sumber data: Bappeda Kabupaten Halbar, 2007) 2.357,88 km. 4.1.2. Keadaan Geografis Kec. Jailolo Timur Kabupaten Halmahera Barat Sumber : BAPPEDA Kab. Halmahera Barat, 2007 Gambar.4.1.2. Peta Kecamatan Jailolo Timur Kabupaten Halmahera Barat Letak geografis wilayah Kecamatan Jailolo Timur Kabupaten Halmahera Barat berada antara 0 0 46 39-1 0 17 11 LU dan membujur dari 127 0 22 27 BT - 127 0 43 39 BT. Batas wilayah Kecamatan Jailolo Timur adalah : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Tobelo b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Jailolo Selatan. c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Timur. d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Jailolo Kabupaten Halmahera Barat.
39 Luas wilayah Kecamatan Jailolo Timur 43.981 Ha (sumber data: KODIM 1501/Ternate, 2007), dengan luas wilayah masing-masing Desa yaitu : Dum-dum 11.130.0 Ha, Akesahu / Gamsungi 6.942 Ha, Akelamo Kao 10.069 Ha, Tetewang 3.741 Ha, Bobane Igo 11.130 Ha, dan Pasir Putih 969 Ha. 4.1.3. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Halmahera Utara Sumber : BAPPEDA Kab. Halmahera Utara, 2007 Gambar.4.1.3. Peta Kabupaten Halmahera Utara Wilayah Kabupaten Halmahera Utara berada pada posisi kordinat: 1 0 57-2 0 0 LU dan 128 0 17 -- 128 0 18 BT. Itu berarti Wilayah Kabupaten Halmahera Utara berada di belahan bumi bagian Utara dan belahan bumi bagian Timur. Secara Geografis & Administratif, batas wilayah Kabupaten Halmahera Utara, adalah: a. Sebelah Utara berbatasan dengan samudera pasifik; b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Wasilei Kabupaten Halmahera Timur;
40 c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Jailolo Selatan Kabupaten Halmahera Barat; dan d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Loloda, Kecamatan Ibu, Kecamatan Sahu, dan Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat. Luas wilayah Kabupaten Halmahera Utara berdasarkan Amandemen UUD 1945 hasil revisi pertama s/d keempat cetakan I, tahun 2007 adalah 10.497,72 km2, sedangkan (sumber data: Bappeda Kabupaten Halut, 2007) + 24.983,32 km 2 yang meliputi wilayah laut: 19.536,02 km 2 (78 %), wilayah daratan: 5.447,30 km 2 (22 %) dan berjarak 138 mil laut dari Ternate/Ibukota Provinsi Maluku Utara. 4.1.4. Keadaan Geografis Kec. Kao Teluk Kabupaten Halmahera Utara. Sumber : BAPPEDA Halmahera Utara, 2007 Gambar.4.1.4. Peta Kec. Kao Teluk Kabupaten Halmahera Utara Batas wilayah kecamatan Kao Teluk adalah : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Malifut Kabupaten Halmahera Utara.
41 b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Jailolo Selatan Kabupaten Halmahera Barat. c. Sebelah Timur Berbatasan dengan Kecamatan Wasilei Kabupaten Halmahera Timur. d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Jailolo, Kecamatan Jailolo Selatan Kabupaten Halmahera Barat. Kedua kabupaten ini memiliki tipologi lingkungan yang khas, dimana tidak hanya memiliki alam pegunungan tetapi juga memiliki areal pesisir pantai (coastal area) dengan berbagai sumberdaya alam yang prospektif untuk dikembangkan. Keunikan willayah ini, memerlukan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian yang terarah dan dapat digunakan sebagai dasar pembangunan wilayah ini. 4.2. Keadaan Demografi 4.2.1. Keadaan Demografi Kabupaten Halmahera Barat Berdasarkan amandemen UUD 1945 hasil revisi pertama s/d keempat cetakan I tahun 2007, sebanyak 94.705 jiwa, namun sudah mengalami peningkatan sesuai dengan hasil pendataan penduduk Kabupaten Halmahera Barat (sumber data : Catatan Sipil Kab. Halmahera Barat, 2008), 105.206 jiwa. Jumlah penduduk yang tetap mempertahankan Kecamatan Jailolo Timur sebagai kecamatannya adalah 3.458 jiwa. Sedangkan hak pilih pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur tahun 2007 sebanyak 1.936 jiwa yang memilih ke KPUD Kabupaten Halmahera Barat. 4.2.2. Keadaan Demografi Kabupaten Halmahera Utara Berdasarkan amandemen UUD 1945 hasil revisi pertama s/d keempat cetakan I tahun 2007, sebanyak 181.968 jiwa, namun sudah mengalami peningkatan penduduk sesuai dengan hasil pendataan penduduk Kabupaten Halmahera Utara tahun 2007 (sumber data: Catatan Sipil dan KB, 2007) adalah 221.558 jiwa dan jumlah penduduk 11 Desa di Kecamatan Kao Teluk secara
42 keseluruhan adalah 6.911 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 3.505 jiwa dan perempuan 3.406 jiwa sedangkan hak pilih pada enam desa pada pemilihan Gubernur tahun 2007 sebanyak 699 yang memilih ke Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Utara. 4.2.3. Mata Pencaharian Penduduk Wilayah enam desa memiliki potensi sumberdaya alam yang cukup melimpah, salah satunya adalah potensi perikanan. Dengan potensi yang ada sebagian besar penduduk enam desa memilih profesi untuk menjadi nelayan sebagai mata pencahariannya. Sebelum masuknya perusahaan tambang di Provinsi Maluku Utara dengan lokasi eksplorasi di wilayah enam desa, penduduk setempat sangat sejahtera dengan pendapatan dari hasil perikanan. Misalnya produksi ikan teri yang sangat tinggi. Namun kondisi ini kemudian berubah ketika perairan dikawasan teluk kao yang merupakan bagian dari wilayah enam desa mengalami pencemaran tailing, sehingga produktivitas mengalami penurunan drastis, bahkan sampai saat ini hasil tangkapan di teluk kao tidak dikonsumsi oleh penduduk, karena disinyalir telah tercermar. Dengan kondisi perairan yang telah tercermar, maka mempengaruhi hasil tangkapan dan pada akhirnya mengharuskan masyarakat untuk mengalihkan mata pencahariannya, sebagaimana penduduk desa Pasir Putih, Tetewang dan Bobane Igo, kembali fokus dengan mata pencaharian sebagai petani cengkih, sementara masyarakat Akelamo Kao, sebagiannya masih tetap bergelut dengan profesi sebagai nelayan, namun sebagiannya menjadi petani cengkih, begitu juga dengan penduduk Ake Sahu dan Dum-Dum yang sebagiannya menjadi petani sementara sebagian lainnya menjadi buruh tambang. 4.2.4. Keadaan Sarana dan Prasarana Semenjak daerah Dati II Kabupaten Maluku Utara berubah status menjadi Daerah Tingkat I Provinsi Maluku Utara, maka Kabupaten Maluku Utara di alihkan menjadi Kabupaten Halmahera Barat dan guna mendukung pemekaran sebuah kabupaten menjadi provinsi, maka lahirlah Undang-undang No. 1 tahun 2003, tentang pembentukan Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera
43 Selatan, Kabupaten Kepulauan Sula, Kabupaten Halmahera Timur dan Kota Tidore Kepulauan. Setelah pemekaran Kabupaten Halmahera Utara kemajuan dari aspek sarana dan prasarana masih sangat minim, bila dibandingkan dengan Kabupaten Halmahera Barat, karena sebagai kabupaten induk tentunya Kabupaten Halmahera Barat memiliki sarana dan prasarana yang sudah memadai. Berbeda dengan Kabupaten Halmahera Utara dengan kapasitas sarana yang belum memadai (masih minim) seperti; sarana pendidikan, ekonomi, kesehatan, pemerintahan, pembangunan dan lainnya. 4.3. Gambaran Singkat Pembentukan Kec. Jailolo Timur Dan Kao Teluk. 4.3.1. Kecamatan Jailolo Timur Kecamatan Jailolo Timur merupakan representatif dari pemerintah daerah Kabupaten Halmahera Barat, sebagai perpanjangan tangan untuk mengurangi rentang kendali antara pemerintah kabupaten dan desa dalam proses pelayanan sehari-sehari. Pada dasarnya, awal perjuangan pemekaran Kecamatan Jailolo Timur adalah desakan secara kolektif masyarakat enam desa yang tersinggung ketika, masyarakat menghadiri acara pengresmian Kecamatan Jailolo Selatan di Sidangoli pada tahun 2003, dengan desa-desa yang tidak melibatkan enam desa di dalamnya. Sehingga ada kejelasan dari pemerintah Kabupaten Halmahera Barat bahwa enam desa, semenjak di keluarkan PP No. 42 tahun 1999, sah untuk bergabung dengan Kecamatan Malifut, namun pengakuan masyarakat bahwa asal usul wilayah enam desa dari tanjung tabobo, sehingga desa Dum-Dum, Akesahu/Gamsungi, Akelamo Kao, Tetewang, Bobane Igo dan Pasir Putih adalah sah wilayah jailolo yang di politisir oleh elit-elit tertentu. disinilah awal perjuangan hingga diakomodir oleh pemerintah dan dimekarkan enam desa menjadi Kecamatan Jailolo Timur pada tahun 2005, sampai saat ini. Adapun desa-desa yang berada di Kecamatan Jailolo Maupun Kecamatan Kao sebelum di keluarkan PP No. 42 tahun 1999 adalah dengan Ibukota Kecamatan Jailolo adalah desa Jailolo dengan jumlah 45 desa. Dengan desa yang kemudian masuk menjadi wilayah Kecamatan Jailolo Timur sebagai berikut: 1. Desa Pasir Putih; 2. Desa Bobane Igo; 3. Desa Tetewang; 4. Desa Akelamo Kao; 5. Desa Gamsungi; 6. Desa Dum-Dum;
44 4.3.2. Kecamatan Kao Teluk Ibukota Kecamatan Kao Teluk adalah desa Dum-Dum dengan jumlah 11 desa. Nama-nama desa yang masuk wilayah Kecamatan Kao Teluk adalah : 1. Desa Pasir Putih; 2. Desa Bobane Igo; 3. Desa Tetewang; 4. Desa Akelamo Kao; 5. Desa Akesahu/Gamsungi; 6. Desa Dum-Dum; 7. DesaTabanoma; 8. Desa Makaeling; 9. Desa Tiwor 10. Desa Baru Madehe; 11. Desa Kuntum Mekar; Untuk memberikan penjelasan lebih detail, maka di bawah ini akan dibuatkan gambaran tentang terbentuknya Kecamatan Jailolo Timur yang wilayahnya meliputi enam desa sengketa oleh pemerintah Kabupaten Halmahera Barat dan Kecamatan Kao Teluk oleh pemerintah Kabupaten Halmahera Utara beserta desa-desa yang menjadi bagian dari wilayah kedua Kecamatan tersebut. Adapun tabel tersebut sebagai berikut : Tabel. 4.1. Pembentukan Kec. Jailolo Timur dan Kao Teluk Tahun Kec. Jailolo Timur Kab. Halbar Kec. Kao Teluk Kab. Halut 2005-2006 Melalui Perda No. 6 Tahun 2005, Pemda Kabupaten Halmahera Barat membentuk Kec. Jailolo Timur dengan wilayahnya meliputi 6 (enam) desa yang menolak bergabung ke Kec. Malifut sebagai berikut: Pasir Putih, Bobane Igo, Tetewang, Akelamo Raya, Gamsungi/Ake Sahu dan Dum- Dum Melalui Perda No.2 Tahun 2006, Pemda Kab. Halmahera Utara membentuk Kec. Kao Teluk dengan wilayahnya meliputi 11 desa, sebagai berikut: Desa Pasir Putih,Bobane Igo, Tetewang, Akelamo Kao, Gamsungi/Ake Sahu, Dum-Dum,Tabanoma, Maka eling, Tiwor, Baru Madehe dan Kuntum Mekar. Sebelumnya lima desa yg menolak bergabung ke Kec. Malifut adalaah Desa Tabobo, Balisosang, Sosol/Malifut, Wangeotak dan desa Gayok Sumber : Data Primer, 2009