BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RISET DAERAH PROVINSI GORONTALO

dokumen-dokumen yang mirip
Bab II Perencanaan Kinerja

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH (RENJA-SKPA) BAPEDAL ACEH TAHUN 2015

Laporan PELAKSANAAN SOSIALISASI ADIWIYATA PROV. GORONTALO TAHUN 2014 PROGRAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

PERENCANAAN KINERJA TAHUN 2015 BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan...

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS

Ikhtisar Eksekutif TUJUAN PEMBANGUNAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Renstra Kantor Lingkungan Hidup Kota Metro merupakan suatu. proses yang ingin dicapai pada hasil yang ingin dicapai Kantor

BAB II RENCANA KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

RENCANA KERJA (RENJA)

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH

BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PRABUMULIH RENCANA KERJA

RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2013

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUKAMARA

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Strategi yang dilaksanakan oleh masing-masing pengelola dalam

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

PERUBAHAN RENCANA KERJA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

ARAH KEBIJAKAN RENCANA INDUK KELITBANGAN OLEH KEPALA BALITBANG PROV. SUMBAR BUKITTINGGI, TANGGAL 25 APRIL 2018

BAB I PENDAHULUAN. Page 1

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

KABUPATEN BADUNG RENCANA KERJA

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

WALIKOTA PAREPAREIKOTA PAREPARE

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG

Rencana Kerja (RENJA ) 2015

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BADUNG TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

RENCANA KERJA (RENJA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Paragraf 2 Kepala Sub Bagian Keuangan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN TAHUN ANGGARAN 2016

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

RENCANA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA. ii DAFTAR ISI.. vi

REVIEW-INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PRABUMULIH TAHUN

10 sungai dan 2 danau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA

RENCANA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

RENCANA KERJA KLH 2014

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

RENCANA KERJA TAHUN 2015

BAB.III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB IV ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUPOKSI

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan (2010) Rp (juta) target. target

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

KEBIJAKAN PROGRAM ADIWIYATA Provinsi Gorontalo Tahun 2014

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RISET DAERAH PROVINSI GORONTALO TAHUN ANGGARAN 2015 GORONTALO APRIL 2014

LAPORAN RENCANA KERJA BLHRD PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015 Diterbitkan oleh: Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo JL. Jamaluddin Malik No. 41 Kota Gorontalo Telp/Fax: 0435-828626 Website: http://www.balihristigtlo.prov.co.id Email: ethosidiki@gmail.com Panggungjawab: Ir. Nontje Lakadjo Kepala BLHRD Provinsi Gorontalo Pengarah/Ketua Pelaksana: Aswan Paramani, S.Pd Sekretaris BLHRD Provinsi Gorontalo Tim Penyusun: Ir. Rugaya Biki, M.Si Hj. Meidy N. Silangen, S.Pi, M.Si Nasruddin, SKM, M.Si Ivonela Reane Larekeng, S.Hut, M.Kes Fiskawaty Sidiki, SE Sekretariat: Riska, Yuwan, Nurain Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2014 i

KATA PENGANTAR Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas izin dan perkenan-nya Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo dapat menyelesaikan dan menyajikan Dokumen Rencana Kerja (Renja) Tahun 2015 Tujuan penyusunan Renja ini adalah Sinkronisasi Tujuan, Sasaran, program dan kegiatan BLHRD dengan Rencana Strategis, RKPD dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Provinsi Gorontalo, meningkatkan pelaksanaan tugas dan fungsi BLHRD beserta seluruh unit kerjanya dalam pengkajian dan penataan lingkungan, pengembangan sistem informasi lingkungan, perlindungan dan konservasi SDA dan pengembangan riset daerah dengan menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, menyediakan suatu dokumen yang strategik dan komprehensif yang menjamin adanya konsistensi perumusan kondisi atau masalah daerah, perencanaan arah kebijaksanaan, pembuatan strategi hingga pemilihan program strategis yang sesuai dengan kebutuhan daerah. Dokumen Renja ini bersifat jangka pendek (tahunan) namun tetap diletakkan pada jangkauan jangka panjang, dan mengacu kepada RKPD Provinsi Gorontalo Tahun 2015, Visi misi Gubernur Gorontalo sehingga rumusan visi, misi dan arah kebijakan pembangunan bidang pengkajian dan penataan lingkungan, pengembangan sistem informasi lingkungan, perlindungan dan konservasi SDA dan pengembangan riset daerah Provinsi Gorontalo untuk lima tahun mendatang dapat bersinergi dengan arah pembangunan Gubernur sebagai Kepala Daerah terpilih untuk periode 2012-2017 dan bersesuaian dengan RKPD tahun 2015. Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi pemikiran dalam rangka penyusunan Rencana Kerja (Renja) tahun 2015 ini diucapkan terima kasih. Gorontalo, 11 April 2014 Kepala Badan, Ir. Nontje Lakadjo NIP. 195905281985032005 Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2014 ii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI i ii BAB I PENDAHULUAN 1.1..Latar Belakang Penyusunan Renja OPD 1 1.2..Landasan Hukum 2 1.3..Maksud dan Tujuan 5 1.4..Sistematika Penulisan 7 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA OPD TAHUN LALU 2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja OPD Tahun lalu dan 9 Capaian Renstra OPD 2.2 Analisis Kinerja Pelayanan OPD 30 2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi OPD 35 2.4 Review terhadap RKPD 47 2.5 Telaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat 53 BAB III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional 52 3.2 Tujuan dan Sasaran Renja OPD 55 3.3 Program dan Kegiatan 57 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan 67 4.2 Tindak Lanjut 68 Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2014 iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Renja OPD Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENJA-OPD) Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Tahun 2015 merupakan pedoman pelaksanaan kegiatan pembangunan secara rinci dibidang pengkajian dan penaatan lingkungan, pengembangan sistem informasi lingkungan, perlindungan dan konservasi SDA dan pengembangan riset daerah agar terarah, efektif, efisien, terpadu dan terukur dalam rangka mewujudkan visi, misi, tujuan, sasaran, program dan kegiatan pembangunan yang telah ditetapkan serta tuntutan masyarakat. Penyusunan Rencana Kerja tersebut mengacu kepada Rencana Strategis Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo tahun 2012-2017 dengan mengakomodasi aspirasi yang berkembang di masyarakat, serta disinergikan dengan program Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2017, Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 1

2014 dan usulan program dan kegiatan Kabupaten/Kota pada saat Musrenbangda. Rencana Kerja Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2015 ini selaras dengan 10 (sepuluh) arah Pembangunan Provinsi Gorontalo 2012 2017 khususnya dalam mengembangkan ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal dimasingmasing wilayah, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, peningkatan integrasi manajemen pengelolaan lingkungan, khususnya tata kelola potensi sumber daya Kelautan, Hutan, Tanah, Air, dan Danau Limboto secara lebih baik dan peningkatan kualitas manajemen tata pemerintahan yang baik terhadap kualitas pelayanan publik Selanjutnya Rencana Kerja Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo tahun 2015 ini dijadikan acuan dalam membuat Rencana Kerja Anggaran tahun 2015 untuk bahan penyusunan APBD Provinsi Gorontalo Tahun Anggaran 2015 dan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi yang penting agar pembangunan dapat berjalan secara lebih sistematis, komprehensif dan tetap fokus pada pemecahan masalah-masalah mendasar yang dihadapi Provinsi Gorontalo khususnya di bidang pengkajian dan penaatan lingkungan, pengembangan sistem informasi lingkungan, perlindungan dan konservasi SDA dan pengembangan riset daerah serta sebagai pedoman dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). 1.2 Landasan Hukum 1. Undang - Undang No.38 tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Gorontalo (Lembaran Negara RI Tahun 2000 No.258, Tambahan Lembaran Negara RI No.4060); 2. Undang - Undang No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara RI tahun 2003 No.47, tambahan lembaran Negara RI No.4287); Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 2

3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4421); 4. Undang - Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI tahun 2004 No.125, tambahan lembaran Negara RI No.4437) sebagaimana diubah dengan UU No.8 tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No.5 tahun 2005 tentang Perubahan atas UU No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi UU No.8 tahun 2005 (Lembaran Negara RI tahun Undang - Undang No.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara RI tahun 2007 No. 68, Tambahan Lembaran Negara RI No.4725); 5. Undang - Undang No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara RI tahun 2004 No.126, Tambahan Lembaran Negara RI No.4438); 6. Undang-undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara RI Tahun 2008 No. 61, Tambahan Lemabaran Negara RI No.4868), 7. Undang-Undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara RI tahun 2009 No.140, Tambahan Lembaran Negara RI No. 5059); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara RI tahun 2004 No. 34 Tambahan Lembaran Negara RI No. 3729); 9. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara RI tahun 2007 No.82, Tambahan Lembaran Negara RI No.4737); Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 3

10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 12. Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Tata Kerja Lembaga-Lembaga Teknis Daerah Provinsi Gorontalo (Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah); 13. Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Gorontalo; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebgaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 15. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2008 tentang Standart Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Gorontalo dan Daerah Kabupaten/Kota ; 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, tatat Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 17. Keputusan Gubernur Gorontalo Tanggal 16 Agustus 2012 Nomor:352/18/VIII/2012 tentang Pengesahan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2017; Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 4

18. Surat Edaran Mendagri Nomor:050/2020/SJ Tanggal 11 Agustus 2005, tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah. 1.3 Maksud dan Tujuan A. Maksud Penyusunan dan Penerapan Rencana Kerja (RENJA) Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo tahun 2015 dimaksudkan untuk: 1. Sebagai acuan dalam merencanakan dan merumuskan rencana program dan kegiatan pembangunan di bidang pengkajian dan penaatan lingkungan, pengembangan sistem informasi lingkungan, perlindungan dan konservasi SDA dan pengembangan riset daerah 2. Program dan kegiatan tahun 2015 sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo tahun 2012-2017, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Gorontalo tahun 2014 dan Rencana Strategik BLHRD Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2017. 3. Mendorong tercapainya sasaran pembangunan yang ditetapkan dalam 1 (satu) tahun kedepan 4. Sebagai penjabaran atau implementasi dari pernyataan Misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun. 5. Mengetahui apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, potensi yang ada dan harus dilaksanakan oleh organisasi dalam memenuhi Visi dan Misinya untuk kurun waktu satu tahun kedepan B. Tujuan Rencana Kerja (RENJA) Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo tahun 2015 disusun untuk menentukan Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 5

arah dan tujuan dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki, dan untuk tujuan strategisnya, sehingga setiap tujuan strategis yang ditetapkan akan memiliki indikator kinerja (performance indicator) yang terukur. Rumusan tujuan tersebut dapat diuraikan Sebagai berikut: 1. Sinkronisasi Tujuan, Sasaran, program dan kegiatan BLHRD dengan Rencana Strategis, RKPD dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Provinsi Gorontalo 2. Meningkatkan pelaksanaan tugas dan fungsi BLHRD beserta seluruh unit kerjanya dalam pengkajian dan penataan lingkungan, pengembangan sistem informasi lingkungan, perlindungan dan konservasi SDA dan pengembangan riset daerah dengan menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi. 3. Tersedianya suatu dokumen yang strategik dan komprehensif yang menjamin adanya konsistensi perumusan kondisi atau masalah daerah, perencanaan arah kebijaksanaan, pembuatan strategi hingga pemilihan program strategis yang sesuai dengan kebutuhan daerah dibidang pengkajian dan penataan lingkungan, pengembangan sistem informasi lingkungan, perlindungan dan konservasi SDA dan pengembangan riset daerah tahun 2015. 4. Mewujudkan efisiensi dan efektifitas dalam perencanaan alokasi sumber daya serta produktifitas dalam rangka peningkatan kinerja pengkajian dan penataan lingkungan, pengembangan sistem informasi lingkungan, perlindungan dan konservasi SDA dan pengembangan riset daerah Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 6

1.4 Sistematika Penulisan Rencana Kerja (RENJA) Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo tahun 2015 disusun dengan sistematika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Pada Bab ini diuraikan latar belakang penyusunan renja Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo tahun 2015, Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan dan sistematika penulisan Bab II Evaluasi Pelaksanaan Renja OPD Pada Bab II diuraikan tentang Evaluasi pelaksanaan Renja OPD tahun lalu dan capaian renstra OPD, Analisis Kinerja Pelayanan OPD, Isu-isu penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi OPD, Review terhadap RKPD, dan Telaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat. Bab III Tujuan, Sasaran, Program dan Kegiatan Pada Bab ini diuraikan tentang Telaahan terhadap Kebijakan Nasional, Tujuan dan Sasaran Renja OPD dan Usulan Program dan Kegiatan BLHRD Tahun 2015 Bab VII Penutup Pada Bab Penutup diuraikan Catatan penting yang mendapatkan perhatian, baik dalam rangka pelaksanaan maupun rencana tindak lanjutnya. Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 7

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA OPD Badan Lingkungan Hidup, Riset dan Teknologi Informasi (Balihristi) Provinsi Gorontalo telah dilakukan perubahan nama organisasi menjadi Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo yang disingkat BLHRD sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 13 tahun 2013 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Gorontalo. Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah (BLHRD) Provinsi Gorontalo adalah salah satu OPD yang membantu tugas Gubernur dalam bidang pengkajian dan penaatan lingkungan, pengembangan sistem informasi lingkungan, perlindungan dan konservasi SDA dan pengembangan riset daerah. Dalam rangka mewujudkan visi misi yang diembannya, telah banyak program dan kegiatan dibidang pengkajian dan penaatan lingkungan, pengembangan sistem informasi lingkungan, perlindungan dan konservasi SDA dan pengembangan riset daerah yang telah dilaksanakan, namun diakui hasilnya belum optimal, hal ini terjadi sebagai akibat dari kondisi Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 8

BLHRD Provinsi Gorontalo dewasa ini, yang secara umum dapat dikemukakan dalam uraian beberapa point sebagai berikut: 2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja OPD Tahun lalu dan Capaian Renstra OPD Sebagaimana amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, setiap dokumen perencanaan harus dievaluasi dalam pelaksanaannya, maka Rencana Kerja Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2015 harus dilakukan evaluasi. Evaluasi terhadap Renja tersebut meliputi 3 (tiga) hal, yaitu kebijakan perencanaan program dan kegiatan, pelaksanaan rencana program dan kegiatan serta hasil rencana program dan kegiatan. Dalam penyusunan Rencana Kerja Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2015 harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1. Masalah yang dihadapi dan sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya 2. Tujuan yang dikehendaki 3. Sasaran sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya 4. Kebijakan kebijakan dalam pelaksanaannya Evaluasi pelaksanaan Rencana Kerja Badan Lingkungan Hidup, Riset dan Teknologi Informasi Provinsi Gorontalo yang telah mengalami perubahan menjadi Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah tahun 2013 sebagaimana tercantum dalam Tabel 2.1. Rekapitulasi evaluasi hasil pelaksanaan renja OPD dan pencapaian renstra OPD sampai dengan Tahun 2013 sebagai berikut: Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 9

Tabel. 2.1. Rekapitulasi evaluasi hasil pelaksanaan renja OPD dan pencapaian renstra OPD sampai dengan Tahun 2013 Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 10

Lanjutan Tabel. 2.1. Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 11

Lanjutan Tabel. 2.1. Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 12

Lanjutan Tabel. 2.1. Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 13

Dari tabel 2.1 tersebut, terlihat bahwa beberapa sasaran program kegiatan yang ditargetkan oleh Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo belum dapat tercapai seutuhnya. Sasaran tersebut merupakan sasaran untuk mengukur peningkatan program instansi pemerintah, baik di Provinsi Kabupaten dan Kota yang menerapkan kegiatan dengan baik. Sasaran tersebut di atas menjadi salah satu prioritas yang ditetapkan dalam Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahunan Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo. Realisasi fisik pelaksanaan kegiatan sudah mencapai 100% dan realisasi keuangan sudah mencapai 97,31%, namun demikian pencapaian program sebagai bentuk realisasi outcome belum tercapai 100% yang pencapaiannya akan diprogramkan pada tahun-tahun berikutnya. Analisis capaian kinerja yang telah dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup, Riset dan Teknologi Informasi yang mengalami perubahan organisasi menjadi Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah pada tahun 2013, adalah sebagai berikut: Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup 1. Pemantauan Kualitas Lingkungan Tujuan kegiatan ini adalah untuk mendapatkan database dan trend data kualitas air sungai dan udara ambient di Provinsi Gorontalo. Hasil yang telah dicapai adalah tersedianya Laporan Status Lingkungan Hidup Gorontalo (SLHD) tahun 2013, Laporan Environment Quality Index (EQI) dan tersusunnya laporan SPM bidang LH tahun 2013, kondisi kualitas udara ambiet di Kab/Kota masih baik, gambaran Status Mutu air Sungai yaitu Sungai Bone: Cemar Ringan sedang, sungai, Biyonga: cemar ringan-sedang, sungai Paguyaman: cemar ringan-sedang, sungai Buladu: cemar sedang-berat, sungai Taluduyunu: cemar ringan-sedang, sungai Andagile Atinggola: cemar ringan-sedang, sungai Randangan pohuwato: cemar ringan-sedang. Dana yang dialokasikan untuk Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 14

kegiatan ini sebesar Rp. 338.000.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100 % sedangkan realisasi keuangan sebesar 97,09%. Permasalahan: - Keterlambatan penyampaian SLHD dan SPM dari Kab/Kota - Peralatan untuk sampling kualitas air sungai masih terbatas - Bahan untuk pengawetan sample pada saat sampling kualitas air - BLH Kab/Kota belum mengalokasikan anggaran untuk pemantauan sungai dan udara. Solusi - SLHD disusun dengan melakukan pendataan langsung kabupaten/ kota tanpa menunggu laporan dari Kab/Kota - Menganggarkan Belanja modal peralatan untuk sampling - Melakukan pemantauan bersama dengan Kab/ Kota 2. Peningkatan Kinerja Kab/Kota dan masyarakat dalam Pengelolaan SDA dan LH Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas Lingkungan dan mendorong keterlibatan semua pihak (Pemerintah, legislatif, masyarakat, dunia usaha, Media massa dan LSM) dalam pelestarian lingkungan hidup di Provinsi Gorontalo. Hasil yang telah dicapai adalah terwujudnya kota Adipura 2012-2013 yaitu Kota Limboto, Kota Suwawa dan Kota Marisa dan terlaksananya kegiatan pemantauan tahap I dan ekspose untuk penilaian Adipura tahun 2014. Dana yang dialokasikan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 250.000.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100 % sedangkan realisasi keuangan sebesar 93,50%. Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 15

Permasalahan: Dalam pelaksanan kegiatan dilapangan diperhadapkan beberapa permasalahan, seperti beberapa Kabupaten sudah mentargetkan untuk memperoleh ADIPURA tetapi belum didukung ketersediaan sarana dan prasarana pendukung seperti sarana pengolahan sampah, penambahan ruang terbuka hijau dan fasilitas lainnya. Solusi Penguatan kelembagaan LH dan instansi terkait di Kabupaten dan Kota dan penyediaan sarana dan prasarana lingkungan. 2. Program Peningkatan Pengelolaan Lingkungan bagi Usaha atau Kegiatan 2.1. Pengawasan Kegiatan/usaha yang berdampak terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan komitmen para Pemrakarsa kegiatan atau stakeholders dalam upaya pengelolaan lingkungan (AMDAL dan UKL/UPL). Hasil kegiatan ini adalah meningkatnya komitmen para Pemrakarsa atau stakeholders dalam upaya pengelolaan lingkungan (AMDAL dan UKL/UPL, tersedianya data dan informasi kualitas limbah yang dihasilkan usaha atau kegiatan 5 Rumah Sakit daerah Se Provinsi Gorontalo (RSUD Aloe saboe, RSUD Tani nelayan, RSUD Pohuwato, RSUD Dunda, Rumah Sakit Totok ) dan terlaksananya sosialisasi hasil pengawasan. Dana yang dialokasikan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 69.900.000,- Realisasi fisik kegiatan sebesar 100 % sedangkan realisasi keuangan sebesar 97,87% Permasalahan: Belum semua parameter untuk penilaian kualitas limbah dapat dipantau Semua Lokasi pemantauan belum taat dalam pengelolaan limbah medis Solusi Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 16

Pemrakarsa dimintakan untuk melakukan pengelolaan limbah medis sesuai dengan peraturan perundangan. 3. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya aparatur dalam pengelolaan lingkungan hidup 3.1. Pemberdayaan masyarakat diwilayah pesisir Danau Limboto Tujuan kegiatan ini adalah untuk Peningkatan ketrampilan masyarakat dipesisir danau dan aparat BLH Kab Gorontalo dan Kota Gorontalo dalam membuat sedimen danau limboto menjadi batu bata. Hasil yang telah dicapai adalah Meningkatnya ketrampilan masyarakat pada pesisir danau limboto sebanyak 100 orang peserta dalam pemanfaatan sedimen danau limboto menjadi batu bata Dana yang dialokasikan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 130.122.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100 % sedangkan realisasi keuangan sebesar 98,00%. Permasalahan: Belum tersedianya alokasi anggaran untuk modal usaha dan peralatan untuk pembuatan batu bata Solusi: Direkomendasikan kepada Pemda Kabupaten/ Kota dan dinas terkait provinsi dalam pengembangan usaha dan ketrampilan masyarakat 3.2. Pembinaan Model Sekolah Adiwiyata Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya Linkungan Hidup di Provinsi Gorontalo. Hasil pelaksanaan kegiatan ini adalah Meningkatnya jumlah sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi menjadi 21 dan sekolah Adiwiyata tingkat Nasional menjadi 6 sekolah (SDN 7 Tabongo, SMP 1 Telaga, SDN 2 Botubilotahu Pohuwato, SMP 1 Pohuwato, SDN 7 Kabila Bone, SDN Kabila) Dana yang dialokasikan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 148.100.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100 % sedangkan realisasi keuangan sebesar 97,92%. Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 17

Permasalahan - Belum optimalnya pelaksanaan Adiwiyata di BLH/KLH dan Diknas Kabupaten/ Kota - Belum tersediannya anggaran yang memadai untuk peningkatan fisik dan data non fisik Sekolah Adiwiyata. Solusi Koordinasi dengan BLH/KLH dan Diknas serta peningkatan alokasi anggaran tahun 2014. 4. Program Pengembangan Teknologi Tepat Guna 4.1. Pengembangan Desa dan Sekolah Mandiri Energi Kegiatan ini bertujuan untuk merumuskan kebutuhan energi listrik dan bahan bakar untuk pihak sekolah di lokasi sasaran, membuat rumusan kesiapan pembangunan laboratorium dan SME (Sekolah Mandiri Energi) energi utamanya yang berbasis limbah bio, dengan juga memperhatikan kemungkinan pengembangan pemanfaatan energi matahari dan air dan merumuskan kesiapan jejaring pendukung SME. Hasil pelaksanaan kegiatan ini adalah tersedianya data potensi jejaring pendukung untuk lokasi sekolah Mandiri Energi, tersusunnya strategi pengembangan jejaring pendukung SME, tersedianya 1 model biogas Digester di Sekolah SMA Wira Bakti Kabupaten Bone Bolango. Dana yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 150.840.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 99,35% Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 18

5. Program Pengembangan Kerjasama Penelitian 5.1. Pengembangan Kreativitas Ilmiah dan Kerjasama Penelitian Kegiatan ini bertujuan untuk peningkatan kerjasama penelitian antara lembaga peneliti dengan lembaga penelitian lainnya. Hasilnya adalah Terwujudnya Pengembangan IPTEK dan Penguatan Kerjasama Penelitian dengan lembaga terkait baik kabupaten/kota maupun Pusat dan Daerah dan tersosialisasinya hasil penelitian melalui media Jurnal Inovasi gorontalo yang terbitnya 3 (tiga) kali dalam setahun serta terselenggarannya Seminar Proposal Penelitian. Dana yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 139.950,000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 99,74%. 5.2. Rakor Forum Komunikasi Penelitian dan Pengembangan Daerah Regional Timur Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi Untuk membangun jejaring penelitian dengan lembaga penelitian (Kementerian Perguruan Tinggi, Lembaga Non Departemen serta BPP se Indonesia). Hasil pelaksanaan kegiatan ini adalah terbangunnya jejaring Penelitian dengan lembaga penelitian yang meliputi Kementerian, Lembaga Non Departemen Badan penelitian dan Pengembangan Daerah se-wilayah Timur Indonesia, Perguruan Tinggi, Dewan Riset Daerah (DRD), serta stacholder lainnya yang berkepentingan Dana yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 19

Rp. 155.700.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 99,95%. 5.3. Workshop Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pemerintah daerah, daya saing daerah dan pelaksanaan masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2015 secara terarah dan berkesinambungan. Hasil pelaksanaan kegiatan ini Meningkatnya kapasitas Pemerintah Daerah, daya saing daerah dan pelaksanaan MP3EI 2012-2015 secara terarah dan berkesinambungan. Dana yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 214.100.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 99,90%. 5.4. Kajian percepatan pelaksanaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) di Provinsi Gorontalo Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi kebijakan dan strategi kepada pemerintah daerah dalam percepatan pelaksanaan SPM di Provinsi Gorontalo. Hasil pelaksanaan kegiatan ini adalah: Sebagian besar SKPD yang menjadi objek kajian ini belum melakukan penyusunan rencana pencapaian SPM dan target tahunan pencapaian SPM Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 20

Masih perlunya langkah-langkah untuk meningkatkan pemahaman secara mendalam tentang SPM. Realitas menunjukkan sebagian besar para staf masih mengalami kendala dalam melakukan penjabaran pada indikator kinerja sebagaimana yang dipersyaratkan dalam peraturan Menteri terkait. Dengan keterbatasan ini pula menyebabkan laporan rencana dan target tahunan pencapaian SPM pada sebagian besar SKPD yang menjadi objek kajian ini belum disusun dengan baik. Perlu menambah atau memaksimalkan peran konsultan pendamping, terutama dalam melakukan pendampingan pada penyusunan laporan rencana dan target tahunan pencapaian SPM dan sedapat mungkin agar setiap SKPD didampingi oleh satu tenaga konsultan, karena yang terjadi selama ini satu tenaga konsultan menangani beberapa SKPD, sehingga perannya dinilai belum optimal. Perlu dilakukan bimbingan teknis (Bimtek) yang lebih teknis dan berbasis SKPD. Hal ini dipandang perlu, karena sebagian staf SKPD menganggap standar teknis yang ditetapkan dalam peraturan Kementerian/Lembaga teknis sangat tinggi, sehingga umumnya mereka mengalami kesulitan dalam mensinkronisasaikan dengan kondisi riil di instansi masingmasing. Dana yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 185.350.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 98,55%. 6. Program Pengembangan SDM dalam melakukan Penelitian Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 21

6.1. Studi persepsi masyarakat tentang kinerja Pemerintah Provinsi Gorontalo Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat persepsi masyarakat tentang kinerja pemerintah Provinsi Gorontalo. Hasil kegiatan tersebut menghasilkan beberapa rekomendasi, yaitu : Instansi pemerintah yang paling sering dikunjungi warga dalam setahun terakhir yaitu Kantor Kecamatan, Puskesmas, Kantor Desa/Kelurahan, Rumah Sakit Umum dan Sekolah Negeri. Sangat mendasar, oleh karena jika layanan yang diharapkan semakin kompleks maka kemungkinan munculnya ketidakpuasan dikalangan warga akan semakin besar. Secara umum hasil kerja pemerintah Provinsi Gorontalo hingga saat ini belum dinilai baik, gap antara rata-rata indeks kinerja dengan rata-rata indeks harapan negatif. Artinya secara umum kinerja pemerintah melalui 15 bidang kerja yang diukur secara rata-rata belum memenuhi harapan warga. Dana yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 200.000.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 99,99%. 6.2 Model rehabilitasi lahan dalam rangka manajemen lahan pertanian Kegiatan ini bertujuan untuk membangun suatu model rehabilitasi lahan dalam rangka manejemen lahan pertanian untuk menunjang pemanfaatan lahan pada pembangunan pertanian secara berkelanjutan di DAS Bone. Hasilnya penelitian tersebut menunjukkan bahwa: Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 22

Klasifikasi kemampuan lahan di DAS Bone diperoleh dari hasil analisa perangkat software LCLP (Land Cladification and Land Use Planning) diperoleh kemampuan lahan kelas II-VIII. Faktor kendala penggunaan lahan meliputi bentuk lahan dominan perbukitan dan pegunungan, lereng dominan >30%, penggunaan lahan dominan kawasan hutan lindung. Faktor penyebab lahan kritis meliputi factor fisik lahan (bentuk lahan, topografi dan penggunaan lahan). Faktor social ekonomi dan budaya menjadi factor terjadinya lahan kritis, ditemukan luas kepemilikan lahan rata-rata 0,73 ha dengan beban keluarga 4-8 orang/rt, tingkat pendidikan rata-rata rendah serta kebiasaan dalam pengelolaan lahan belum menerapkan teknis konservasi tanah, sehingga tekanan penduduk terhadap lahan cukup tinggi dan daya dukung lahan pertanian rata-rata rendah. Zonasi lahan kritis tersebar di kawasan lindung di dalam kawasan hutan, kawasan lindung luar kawasan hutan dan kawasan budidaya. Dana yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 200.000.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 99,44%. 7. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa 7.1. Peningkatan Infrastruktur Jaringan E-Government Kegiatan ini bertujuan untuk memfungsikan jaringan sistem informasi dan komunikasi yang terpusat di Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo secara online dengan belanja Koneksi Internet dan kemudian disalurkan ke SKPD-SKPD dilingkungan Pemerintah Provinsi Gorontalo. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah Penambahan bandwith sebesar 40 mbps, terintegrasinya jaringan antar SKPD di lingkungan Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 23

Pemerintah Provinsi Gorontalo, terlayaninya akses internet 34 SKPD ke Jaringan internet global. Manfaat pelaksanaan kegiatan ini adalah tersedianya sarana informasi terpadu dan terintegrasi dalam penyebarluasan kegiatan maupun kebijakan inovatif Pemerintah Provinsi Gorontalo. Dana yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 1.218.722.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 99,33%. 7.2. Peningkatan layanan media informasi publik di Provinsi Gorontalo Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan informasi kegiatan pembangunan di Provinsi Gorontalo ke publik. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah terpublikasinya beberapa kegiatan pembangunan di provinsi gorontalo pada publik. Dana yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 183.468.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 99,11%. Permasalahan: Updating data Portal Provinsi Gorontalo belum optimal karena kurangnya operator yang handal Solusi: Meningkatkan kapasitas aparatur yang bertugas untuk updating data dan lebih proaktif, dan merekrut tenaga operator dari kalangan profesional. 7.3. Pengembangan Aplikasi dan Website seluruh SKPD Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dalam kegiatan pembangunan melalui pengembangan website pemda dan aplikasi e-gov lainnya. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah terlaksananya pengembangan portal yang dapat dimanfaatkan oleh Pemprov dan Pemkab/Kota dan terintegrasinya seluruh website pemda ke portal pemprov dan serta terlaksannya mobile school di kalangan pelajar didaerah terpencil di Provinsi Gorontalo. Dana yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 257.560.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 99,98%. 8. Program Peningkatan Kapasitas SDM dalam Pengembangan Teknologi Informasi Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 24

8.1. Peningkatan Kapasitas Tenaga Sandi Kegiatan ini bertujuan untuk peningkatan Kualitas dan Kuantitas SDM dibidang Sandi dan Telekomunikasi, mengamankan infrastruktur Komunikasi dan telekomunikasi berupa jaringan internet, intranet dan telekomunikasi mobile. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah terjadinya peningkatan kualitas SDM Sandi sebanyak 5 orang dan Bantuan Peralatan Sandi berupa Kryptofax dan Kryptophone dari Lembaga Sandi Negara untuk Seluruh Daerah di Provinsi Gorontalo. Manfaat pelaksanaan kegiatan ini adalah amannya informasi strategi pemerintah. Dana yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 135.250.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 94,84%. Permasalahan Kurangnya SDM Sandi baik di Provinsi maupun di Kabupaten/Kota Solusi Mengikut sertakan PNS pada Diklat yang diselenggarakan oleh Lembaga Sandi Negara 9. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 9.1. Pelayanan Administrasi Perkantoran Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas Pelayanan Adminstrasi Perkantoran di Balihristi Provinsi Gorontalo. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah terlaksananya pelayanan administrasi perkantoran dengan baik dalam mendukung seluruh pelaksanaan program dan kegiatan di Balihristi Provinsi Gorontalo pada tahun 2013. Dana yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 375.490.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 97,05%. 10. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 10.1.Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkantoran Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas Pelayanan Perkantoran di Balihristi Provinsi Gorontalo. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah terlaksananya pelayanan perkantoran dengan baik dalam mendukung seluruh pelaksanaan program dan kegiatan di Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 25

Balihristi Provinsi Gorontalo pada tahun 2013. Dana yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 387.000.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 99,50%. 11. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 11.1.Penyusunan Anggaran dan laporan Keuangan SKPD Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas Pelayanan keuangan di Balihristi Provinsi Gorontalo. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah terlaksananya pelayanan keuangan dengan baik dalam mendukung seluruh pelaksanaan program dan kegiatan di Balihristi Provinsi Gorontalo pada tahun 2013. Dana yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 122.000.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 99,09%. 12. Program Peningkatan perencanaan, monitoring dan evaluasi 12.1.Perencanaan, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas Pelayanan keuangan di Balihristi Provinsi Gorontalo. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah sinkronisasi program dan kegiatan antara provinsi dan Kabupaten/Kota serta terlaksananya kegiatan evaluasi pelaksanaan kegiatan tahun 2013. Dana yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 187.760.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 96,29%. Dan pada tahun 2012 dengan dana Rp. 207.842.500,- realisasi fisik 100% dan realisasi keuangan 98,36% Walaupun capaian pelaksanaan kegiatan secara fisik pada tahun 2013 sudah mencapai 100%, namun demikian masih ada beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian target outcome, yaitu sebagai berikut: Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 26

1. Aspek Perencanaan Belum lengkapnya data base yang dapat menangani seluruh kegiatan perencanaan dalam pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan, pengembangan teknologi informasi dan komunikasi 2. Aspek Pengorganisasian Terbatasnya personil yang telah mengikuti kursus menguasai proses pengadaan barang/jasa, terutama yang bersertifikat. Di BLHRD baru tersedia 1 (satu) orang yang sudah bersertifikat untuk pengadaan barang dan jasa. Terbatasnya SDM baik dari aspek kuantitas maupun dari segi kualitas. Hal ini akan mempengaruhi kinerja secara keseluruhan BLHRD Provinsi Gorontalo khususnya dalam melakukan pembinaan dan pengawasan lapangan Tenaga PPLHD dan PPNS Lingkungan masih kurang. Hal ini akan mempengaruhi tupoksi bidang lingkungan hidup dalam melakukan pengawasan tingkat ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pelaksanaan RKL dan RPL. Jumlah PPLHD yang ada sebanyak 7 (tujuh) orang sedangkan PPNS belum tersedia. Belum tersedianya tenaga fungsional peneliti yang bekerja di BLHRD Provinsi Gorontalo sehingga kajian atau penelitian semuanya masih dikerjasamakan dengan pihak perguruan tinggi. 3. Aspek Pelaksanaan Sarana dan parasarana penelitian serta tenaga laboratorium belum tersedia dalam melakukan analisis kualitas udara, air dan tanah. Hal ini sangat mempengaruhi kinerja BLHRD provinsi Gorontalo dalam melakukan pengawasan kegiatan dilapangan khususnya apabila terjadi permasalahan yang terkait dengan kualitas air, kualitas udara maupun pengembangan teknologi tepat guna yang memerlukan beberapa kegiatan eksperimen. Hal Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 27

ini juga akan mempengaruhi efesiensi penggunaan anggaran yang apabila laboratirum tersebut tersedia maka dapat melakukan penghematan anggaran untuk kegiatan pemantauan dan pengawasan sebesar 50%. Dalam pelaksanan kegiatan dilapangan diperhadapkan beberapa permasalahan, seperti beberapa Kabupaten sudah mentargetkan untuk memperoleh ADIPURA tetapi belum didukung ketersediaan sarana dan prasarana pendukung seperti TPA, fasilitas lainnya. Lemahnya budaya IPTEK Masih lemahnya sosialisasi regulasi yang telah ada Belum tersedianya peneliti dibidang riset Lemahnya sinergitas kebijakan IPTEK Lemahnya koordinasi dan sinergi diantara pemangku kepentingan pembangunan IPTEK Tata hubungan koordinasi dengan Instansi terkait belum optimal. 4. Aspek Monev Masih kurang tertib dalam penyelesaian laporan kegiatan Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dilapangan belum optimal Sehubungan dengan hal diatas, maka dilakukan upaya-upaya untuk mengantisipasi beberapa permasalahan yang akan diterjemahkan dalam bentuk program dan kegiatan pada tahun 2015, seperti peningkatan kapasitas aparatur dalam pengelolaan lingkungan hidup dan pelaksanaan penelitian, melakukan kerjasama dengan pihak laboratorium yaitu sebagai berikut: 1. Aspek Perencanaan Kelengkapan data telah diupayakan untuk lebih baik, antara lain dengan penyusunan data base melalui SLHD pada Tahun Anggaran 2013 dan akan ditindaklanjuti pada tahun 2015 yang dapat bermanfaat sebagai salah satu bahan dalam penyusunan rencana Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 28

pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan, membangun koordinasi perencanaan kelitbangan antara OPD, forum komunikasi penelitian dan pengembangan daerah wilayah timur serta litbang kementerian dalam menyediakan solusi-solusi bidang riset dan teknologi. 2. Aspek Pengorganisasian Mengikutsertakan SDM dalam Diklat Pengadaan Barang Jasa Mengikutsertakan SDM dalam kursus PPLHD dan PPNS Lingkungan Melalui media peningkatan kegiatan Pengembangan Kapasitas SDM, personil sharing informasi, baik teknis maupun non teknis, sehingga diharapkan semua personil memperoleh masukan yang sama terkait perkembangan tugas-tugas Institusi. Akan mengikutsertakan personil dalam mengikuti kursus jabatan fungsional Optimalisasi sarana dan prasarana penelitian, mempercepat kemampuan SDM melalui Diklat Peneliti untuk mengisi formasi peneliti di Provinsi Gorontalo 3. Aspek Pelaksanaan Melakukan kerjasama melalui MOU dengan Laboratorium lingkungan di Manado dan Makassar, perguruan tinggi antar Gorontalo daerah, badan litbang maupun kementerian terkait Melakukan pembinaan bagi sekolah-sekolah yang belum memahami arti pentingnya program Adiwiyata Melakukan sosialisasi secara kontinyu agar pemerintah Kabupaten/Kota melakukan penyediaan sarana dan prasarana dalam mendukung ADIPURA seperti TPA Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 29

Melakukan sosialisasi hasil-hasil penelitian kepada instansi terkait dan masyarakat melalui media massa maupun melalui Jurnal Inovasi Gorontalo Melalui kegiatan perjalanan dinas koordinasi ke wilayah kerja, diharapkan tata hubungan koordinasi dengan Instansi terkait akan menjadi optimal. Mempertahankan hubungan kerjasama dan silatuhrahmi antara semua bidang dan pegawai di BLHRD Provinsi Gorontalo 4. Aspek Monev Menyusun mekanisme penyelesaian/penyusunan laporan kegiatan dan laporan indeks kepuasan masyarakat yang diharapkan dengan mekanisme tersebut, penyelesaian laporan kegiatan menjadi lebih tertib. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dilapangan dilakukan setiap triwulan Pelibatan tim peneliti dalam melakukan monev agar dapat mengevaluasi manfaat dari penelitian yang dilaksanakan 2.2 Analisis Kinerja Pelayanan OPD Indikator yang digunakan untuk menganalisis kinerja pelayanan OPD adalah Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM), Indikator Kinerja Kunci (IKK) dan Indikator lainnya berdasarkan kebutuhan. Analisis kinerja pelayanan BLHRD Provinsi Gorontalo berdasarkan Tabel 2.2 tentang Pencapaian Kinerja Pelayanan OPD BLHRD Provinsi Gorontalo sebagai berikut: Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 30

Tabel 2.2 Pencapaian Kinerja Pelayanan OPD BLHRD Provinsi Gorontalo Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 31

Berdasarkan tabel 2.2 tersebut diatas, beberapa indikator Kinerja Utama yang akan digunakan untuk meningkatkan tingkat kinerja pelayanan Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo yang nantinya akan menjadi bahan atau acuan untuk penyusunan program dan kegiatan tahun 2015, yaitu sebagai berikut: 1) Peningkatan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) merupakan alat untuk mengukur kinerja setiap daerah dalam melakukan pengelolaan lingkungan. Kriteria penilaian didasarkan pada 3 (tiga) bagian yaitu pemantauan kualitas air, udara, dan tutupan lahan. Perhitungan indeks untuk indikator kualitas air sungai dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Pengukuran dilakukan dengan mengambil sampel air sungai pada masing-masing provinsi. Penghitungan indeks untuk kualitas udara dihitung berdasarkan Keputusan Kepala Bapedal No. 107 Tahun 1997 tentang Pedoman Perhitungan dan Pelaporan serta Informasi Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU). Pengukuran dilakukan di ibukota masing-masing provinsi dengan memperhitungkan tingkat sulfur dioksida (SO2), dan nitrogen dioksida (NO2) di udara. Pengukuran dilakukan setiap tahun dengan mengambil sampel pada 3 lokasi yang mewakili lokasi padat transportasi, wilayah pemukiman, dan wilayah industri. Indeks tutupan hutan (lahan) dihitung berdasarkan jumlah hutan primer dan sekunder dibagi luas kawasan hutan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan di provinsi tersebut. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Provinsi Gorontalo sampai tahun 2011 sebesar 76 dan target capaian sampai tahun 2017 sebesar 90. Target capaian tersebut akan terus ditingkatkan dengan tingkat capaian sampai akhir renstra OPD (2017) sebesar 90. Hal ini dapat tercapai dengan meningkatkan tingkat kinerja BLHRD dan koordinasi antara Provinsi dan Kabupaten/Kota. Beberapa kendala yang dihadapi Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 32

dalam peningkatan indeks kualitas lingkungan hidup tersebut adalah ketersediaan sumberdaya manusia baik dari segi kuantitas maupun kualitas, sarana dan prasarana pendukung seperti laboratirum lingkungan yang belum tersedia serta anggaran yang sifatnya masih terbatas. 2) Persentase Tingkat Ketaatan Pemrakarsa terhadap Pelaksanaan Dokumen Lingkungan Tingkat ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan data lingkungan masih rendah. Berdasarkan hasil pemantauan pada tahun 2012 menunjukkan bahwa tingkat ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan lingkungan baru mencapai 35%. Kondisi tersebut sangat berpengaruh terhadap perubahan kualitas lingkungan seperti perubahan kualitas air permukaan, perubahan kualitas udara, dan pencemaran tanah. Peningkatan tingkat ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan lingkungan akan terus ditingkatkan melalui sosialisasi, pelatihan maupun kegiatan monitoring dan evaluasi. Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam peningkatan tingkat ketaatan pemrakarsa kegiatan terhadap dokumen lingkungan antara lain, sebagai berikut: Kurangnya tingkat ketaatan pemrakarsa kegiatan/usaha baik di sektor swasta maupun pemerintah untuk menyusun dokumen AMDAL dan UKL-UPL. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap pelaksanaan AMDAL dan UKL-UPL Belum terbentuknya Komisi AMDAL yang berlisensi di kabupaten/kota dan Provinsi Gorontalo. Rendahnya kuantitas dan kompetensi Komisi Penilai AMDAL Kabupaten/Kota dalam melakukan penilaian dokumen AMDAL yang menjadi kewenangannya. Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 33

Rendahnya kuantitas dan kompetensi kelembagaan yang mempunyai kewenangan menangani AMDAL di Kabupaten/Kota dan Provinsi. Berdasarkan tersebut, maka akan dilakukan beberapa upaya dan akan direkomendasikan sampai ditingkat pemerintahan yang ada di Kabupaten/Kota, yaitu sebagai berikut: Dalam pemberian izin kegiatan dan/usaha, Gubernur dan Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya wajib memasukkan persyaratan izin lingkungan hidup. Pemberian izin lingkungan diterbitkan berdasarkan keputusan kelayakan lingkungan hidup dan rekomendasi UKL-UPL. Bagi kegiatan dan/atau usaha yang sudah lebih dulu dilaksanakan tanpa dilengkapi dokumen lingkungan, maka terhadap kegiatan tersebut akan dikenakan Audit Lingkungan. Pelaksanaan pembangunan di daerah wajib dilengkapi dengan kajian kelayakan lingkungan sebagai bentuk kriteria pemerintahan yang baik dan berwawasan lingkungan (Good Environmental Governance). 3) Kebijakan Pemerintah daerah berbasis Penelitian Dalam rangka mendukung program unggulan di Provinsi Gorontalo maka beberapa point penting untuk difokuskan dalam penelitian adalah sebagai berikut : Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan litbang dan lembaga pendukung (Dewan Riset Daerah, Perguruan Tinggi) untuk mendukung proses transfer dari ide menjadi prototip industri daerah untuk penguatan system inovasi daerah Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya penelitian untuk menghasilkan produktivitas litbang yang berdaya guna serta meningkatkan budaya riset dalam setiap kebijakan pemerintah daerah Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 34

Mengembangkan dan memperkuat jejaring kelembagaan baik peneliti dilingkup daerah, nasional maupun internasional untuk mendukung peningkatan produktivitas litbang Meningkatkan kreativitas dan produktivitas litbang untuk ketersediaan teknologi maupun kebijakan program unggulan daerah dibidang : - Bidang penelitian dan pengembangan ekonomi, social, budaya dan kesehatan - Bidang penelitian pengembangan infrastruktur dan tata ruang dan sumberdaya alam - Bidang penelitian pemerintahan dan sumberdaya manusia - Bidang penelitian pertanian, perkebunan, perikanan kelautan dan kehutanan 2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi OPD A. Tingkat kinerja pelayanan OPD dan hal kritis yang terkait dengan pelayanan OPD Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Negara Lingkungan Hidup seiring dengan dengan tujuan yang dicapai Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo yaitu fokus pada upaya pengendalian pencemaran lingkungan, pengendalian kerusakan lingkungan dan peningkatan kapasitas dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Dan juga penyusunan renja tersebut telah mengakomodir usulan program dan kegiatan yang tidak terakomodir dalam renja Kabupaten/Kota berdasarkan kewenangan. Beberapa permasalahan yang akan dihadapi dalam menunjang pencapaian Indikator Kinerja Utama Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Kementerian Riset dan Teknologi dan kabupaten/kota adalah: Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 35

Masih kurangnya tenaga PPNS dan PPLHD sebagai instrumen pengawasan terhadap pelaku pencemaran. Belum tersedianya laboratorium lingkungan sebagai alat pemantauan kualitas lingkungan. Belum tersedianya tenaga fungsional dalam mendukung kegiatan penelitian Belum tersedianya sarana dan prasarana penelitian Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh BLHRD Masih kurang memadai untuk menunjang pelaksanaan tugas; Manajemen anggaran yang tidak tepat guna dalam rangka peningkatan SDM; Beberapa Pendorong yang akan akan menunjang pencapaian Indikator Kinerja Utama Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Kementerian Riset dan Teknologi dan Kabupaten/Kota adalah: Visi dan Misi serta Sturuktur Organisasi yang jelas Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo akan mendapatkan anggaran yang semakin meningkat melalui pendanaan Dana dekonsentrasi, Tugas pembantuan dan Dana Alokasi Khusus dari kementerian Lingkungan Hidup Adanya peraturan perundangan dibidang lingkungan hidup baik ditingkat Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten Kota Dukungan kebijakan dan regulasi dibidang Lingkungan Hidup, penelitian baik dari Pemerintah Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Adanya motivasi, keyakinan dan komitmen yang terus tumbuh berkembang dari aparatur pengelola lingkungan hidup untuk meningkatkan kinerjanya dalam mendukung pelaksanaan pembangunan berkelanjutan yang lebih mengedepankan aspek dan penyelamatan fungsi lingkungan hidup Adanya sektor perbankan yang dapat mendukung program pengendalian pencemaran lingkungan seperti adanya bunga Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 36

lunak dan pembebasan biaya bea cukai untuk import peralatan pengendalian pencemaran serta pengendalian pengeluaran kredit terhadap industri yang tidak ramah lingkungan Tersedianya akademisi dari berbagai perguruan tinggi yang dapat memberikan solusi ilmiah untuk mengatasi pencemaran lingkungan Adanya tuntutan global terhadap pelaku usaha untuk menerapkan teknologi ramah lingkungan Adanya Dewan Riset Daerah (DRD) yang akan memberikan pertimbangan kegiatan penelitian di Provinsi Gorontalo Adanya dukungan dari pemerintah pusat khususnya dari Kementerian Riset dan Teknologi dalam pengembangan penelitian di Provinsi Gorontalo Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian kinerja utama penelitian adalah: Belum optimalnya pelaksanaan peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan dilingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah Belum optimalnya pelaksanaan peraturan bersama Menristek RI dan Mendagri RI Nomor 03 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Sistem Penguatan Inovasi Daerah Belum optimalnya sinergitas program kelitbangan antara pusat dan daerah termasuk sinergitas peningkatan kapasitas pemerintah daerah, daya saing daerah dalam pelaksanaan MP3Ei pada pilar SDM dan IPTEK Belum terlaksananya keputusan Undang-Undang yang dibuat Mendagri dan Otonomi Daerah Nomor 40 Tahun 2000 yang menyatakan alokasi anggaran lembaga litbang didaerah minimal 1% dari APBD Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 37

B. Permasalahan dan Hambatan yang dihadapi dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi OPD Beberapa permasalahan dan hambatan yang terkait dengan tugas dan fungsi Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo adalah, sebagai berikut: 1. Belum optimalnya pelaksanaan koordinasi antara pemerintah provinsi dengan pemerintah pusat maupun pemerintah Kabupaten/Kota dalam pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dan pelaksanaan penelitian 2. Pelaksanaan pengawasan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan belum maksimal karena masih kurangnya tenaga PPNS, Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah (PPLHD) dan belum laboratorium lingkungan 3. Sumber daya manusia dalam penanganan masalah lingkungan dan pengembangan penelitian masih sangat kurang 4. Belum optimalnya penyelenggaraan Sistem Informasi Lingkungan (SIL), pengelolaan dan analisis data informasi lingkungan; 5. Belum optimalnya diseminasi hasil-hasil penelitian di Provinsi Gorontalo 6. Belum optimalnya pelaksanaan kegiatan peningkatan kapasitas aparatur, dan masyarakat dalam pelestarian lingkungan hidup dan pelaksanaan penelitian 7. Belum tersedianya sumberdaya kelitbangan di Pemerintahan Daerah seperti peneliti, perekayasa dan tenaga lainnya. 8. Belum terbentuknya Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah setara Eselon II (sesuai Permendagri Nomor 20 Tahun 2011 Pasal 60) menyebabkan koordinasi penelitian tidak optimal karena itu sebaiknya dapat dibentuk Badan Penelitian Pengembangan Daerah (BPP) atau Penelitian dapat dilekatkan di Bappeda untuk mempermudah koordinasi lintas OPD. Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 38

9. Belum optimal kemampuan SDM Litbang sebagai pedia solusi riset di daerah. 10. Belum terciptanya budaya riset dalam pengambilan keputusan kebijakan di daerah. C. Isu-isu Strategis untuk ditindaklanjuti dalam Perumusan Program dan Kegiatan A. Lingkungan Hidup 1. Kerusakan Danau Limboto Masalah utama yang dihadapi adalah penyusutan luas dan pendangkalan danau. Pada tahun 1932, rata-rata kedalaman Danau Limboto 30 meter dengan luas areal 7.000 Ha, pada tahun 1961 rata-rata kedalaman Danau Limboto berkurang menjadi 10 meter dan luas areal menjadi 4.250 Ha. Pada tahun 1990-2011 kedalaman Danau Limboto tinggal rata-rata 2 meter dan luasnya sisa 2.537,5 Ha. Diproyeksikan bahwa Danau Limboto 5 tahun kedepan tingkat kedalamannya tinggal 1 meter dan luasnya sisa 1.500 Ha. 2. Penurunan Kualitas Air Danau Limboto Berbagai aktivitas masyarakat di sekitar dan di dalam kawasan danau juga mengancam dan memperburuk kelestarian fungsi danau. Saat ini kualitas air Danau Limboto mengalami penurunan akibat limbah domestik, aktivitas budidaya yang dilakukan di dalam danau, dan sedimentasi danau akibat erosi di daerah hulu sungai. Monitoring kualitas air danau menunjukkan beban pencemaran organik yang tinggi dari sumber aliran yang melalui kawasan perkotaan tersebut, seperti terlihat pada kandungan oksigen terlarut Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 39

di Sungai Alo 0,77 mg/l, Sungai Biyonga 0,94 mg/l, dan kandungan total nitrogennya adalah 2,69 mg/l, sementara total fosfornya 1,44 mg/l. Akibat eutrofikasi berbagai tanaman pengganggu tumbuh subur yang banyak menyerap air dan dapat mempercepat pendangkalan danau. Eceng gondok di Danau Limboto tumbuh meluas. Luas sebaran eceng gondok mencapai sekitar 30 % dari luasan danau. 3. Pencemaran Air Sungai Kualitas air di beberapa sungai di Provinsi Gorontalo cemar ringan sampai dengan cemar sedang. Hasil pemantauan kualitas air sungai yang dilakukan oleh BLHRD bekerjasama dengan Kementerian Negara Lingkungan Hidup serta Balai Teknologi Kesehatan Lingkungan (BTKL) Manado pada tahun 2011 menunjukkan beberapa parameter sudah melebih nilai ambang batas yang dipersyaratkan, seperti: Sungai Andagile secara umum tergolong BURUK atau CEMAR BERAT (Kelas D) dengan uraian bahwa di bagian hulu kisaran nilai skor 29 (CEMAR SEDANG), bagian tengah kisaran nilai skor 55 (CEMAR BERAT) dan di bagian hilir kisaran nilai skor 71 (CEMAR BERAT). Di bagian hulu terdapat tiga parameter yang menjadi polutan atau melebihi baku mutu, yaitu BOD, Coliform dan E.Coli, di bagian tengah terdapat tiga parameter yang menjadi polutan atau melebihi baku mutu yaitu BOD, Nitrit, dan Coliform, sedangkan di bagian hilir terdapat empat parameter yang menjadi polutan atau melebihi baku mutu, yaitu BOD, Nitrit, Coliform dan E.Coli. Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 40

Sungai Paguyaman cemar RINGAN sampai cemar SEDANG, Sungai Bone masih tergolong cemar RINGAN, Sungai Taluduyunu cemar SEDANG, Sungai Buladu cemar RINGAN sampai cemar SEDANG, dan Sungai Bionga masih tergolong cemar RINGAN Diproyeksikan untuk 5 tahun ke depan jumlah sungai yang akan menurun kualitasnya akan meningkat 75%. 4. Penurunan Kualitas Udara Berdasarkan hasil pemantauan kualitas udara di Provinsi Gorontalo pada tahun 2007-2011 menunjukkan bahwa kualitas udara di Provinsi Gorontalo pada umumnya masih dalam kategori baik, namun mengalami penurunan kualitas dari tahun ketahun, kecuali beberapa lokasi yang sudah melebihi baku mutu seperti di depan hasrat Kota Gorontalo dan hasrat di Kabupaten Pohuwato. Hal tersebut disebabkan karena laju pertumbuhan kendaraan beroda empat maupun beroda dua dan pertumbuhan industri sangat cepat. Apabila hal tersebut tidak diantisipasi maka 5 (lima) tahun kedepan kualitas udara ambient akan mengalami penurunan sampai dibawah baku mutu yang dipersyaratkan. Dalam mencapai kualitas udara yang diinginkan, maka perlu dilakukan upaya-upaya pengendalian pencemaran udara. Salah satu kegiatan pengendalian pencemaran udara adalah pengukuran dan pemantauan terhadap kualitas udara tersebut. 5. Kerusakan Mangrove dan Terumbu Karang Salah satu potensi pesisir di Provinsi Gorontalo adalah terumbu karang dan hutan mangrove. Sumberdaya pesisir ini diperkirakan telah berada dalam ambang kerusakan. Tingkat kerusakan diperkirakan rata-rata mencapai 40-65%. Apabila tidak dilakukan Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 41

tindakan konservasi secepatnya, maka 5 (lima) tahun ke depan kerusakan akan semakin meluas hingga mencapai 60-75 %. 6. Pertambangan Emas Tanpa Ijin (PETI) Kegiatan pertambangan sangat potensial menimbulkan degradasi lingkungan hidup jika tidak dilakukan secara hati-hati. Kegiatan pertambangan emas di Provinsi Gorontalo tersebar di beberapa wilayah yaitu Wilayah Marisa Kabupaten Pohuwato, wilayah Pasolo Desa Buladu, Kecamatan Sumalata dan wilayah tambang Mopuya Desa Kaidundu, Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango, wilayah Suwawa Kabupaten Bone Bolango, dan wilayah Boliohuto Kabupaten Boalemo. Permasalahan yang terjadi akibat kegiatan pertambangan emas adalah pencemaran logam berat Hg pada badan air sungai. Kandungan merkuri pada air sungai tersebut kemudiaan akan mengalir menuju ke muara dan akhirnya akan masuk ke perairan laut. Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan BLHRD tahun 2010 menunjukkan bahwa penambangan emas di Desa Buladu dan Desa Kaidundu telah menyebabkan kandungan logam berat Hg (merkuri) pada badan air sungai Dubalango dan Sungai Mopuya telah melewati ambang batas baku mutu (0,001 mg/l). Kadar Hg pada badan air dan sedimen sungai dubalango (sungai sekitar penambangan pasolo) adalah masing-masing berkisar antara 0,0002 0,016038 mg/l dan 104,2172 927,2519 mg/l, sedang konsentrasi Hg pada badan air dan sedimen Sungai Mopuya (sungai sekitar penambangan Mopuya) adalah masing-masing berkisar antara 0,0002-0,2457 mg/l dan 22,7798 53,1579 mg/l. Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 42

7. Tingkat Ketaatan Pemrakarsa Kegiatan dalam Pengelolaan Lingkungan Tingkat ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan data lingkungan masih rendah. Berdasarkan hasil pemantauan pada tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan lingkungan baru mencapai 35%. Kondisi tersebut sangat berpengaruh terhadap perubahan kualitas lingkungan seperti perubahan kualitas air permukaan, perubahan kualitas udara, dan pencemaran tanah. Kebersihan dan Kehijauan Kota (Clean and Green City) Perkembangan penduduk yang pesat terutama karena urbanisasi telah menimbulkan masalah meningkatnya jumlah sampah yang dihasilkan dan menyempitnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) akibat pesatnya pembangunan perumahan dan sarana umum lainnya. Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang pesat, meningkatkan resiko polusi udara. Pemerintah Pusat melaksanakan Program Adipura dalam upaya peningkatan kebersihan dan kehijauan kota. Masalah-masalah yang dihadapi dalam mewujudkan Clean and Green City adalah: Kesenjangan antara jumlah sampah yang dihasilkan dan yang terangkut. Di Kota Gorontalo jumlah sampah sebanyak 683 m 3 /hari, sedangkan yang terangkut hanya sebanyak 383 m 3 /hari atau 56 %. Hal ini disebabkan kurangnya prasarana dan sarana pengangkut. Selain itu, Tempat Pembuangan Akhir Sampah yang tersedia belum representatif. Kurangnya komitmen pemerintah kabupaten dalam pengelolaan lingkungan umumnya dan dalam mewujudkan kebersihan dan Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 43

kehijauan kota yang tercermin dari kesiapan institusi lingkungan hidup dan dana yang dialokasikan untuk pengelolaan lingkungan hidup. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. 8. Kurangnya Pemahaman dan Aksesibiltas masyarakat terhadap Informasi Lingkungan Hasil penelitian terdapat partisipasi masyarakat terhadap kelestarian lingkungan hidup menunjukkan hal-hal sebagai berikut: Pemahaman dan wawasan masyarakat pedesaan, pesisir laut, dan perkotaan terhadap pengelolaan lingkungan perumahan dan sekitarnya cukup baik. Namun demikian, penggunaan zat sintetis yang berpotensi untuk pencemaran lingkungan sebagian besar masyarakat beranggapan tidak berbahaya. Sekitar 39% masyarakat menggunakan sungai sebagai tempat buang air besar, 31% masyarakat pesisir buang air besar di pantai dan 19 % masyarakat pesisir buang air di sungai. Hampir 40% laki-laki dan 48% perempuan di pedesaan menyadari akan bahaya penggunaan pestisida terhadap lingkungan. Sebagian besar masyarakat pedesaan (40%) belum menyadari bahaya erosi dan banjir jika berkebun di lahan miring tanpa teras. Lebih dari 25% responden menyatakan setuju untuk membuka lahan baru bagi usaha pertanian. Sekitar 30% masyarakat laki-laki dan perempuan menyatakan setuju pemanfaatan kayu hutan untuk pembangunan rumah dan diperdagangkan. Sebagian besar responden laki-laki (57.4%) dan perempuan (78.1%) menyatakan setuju memanfaatkan kayu mangrove untuk kepentingan ekonomi (tambak dan kayu bakar). Keterlibatan masyarakat pesisir laut dalam memanfaatkan terumbu karang untuk hiasan, pondasi rumah dan kepentingan Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 44

lainnya cukup tinggi. Sebanyak 78.6% laki-laki dan 53.3% perempuan terlibat dalam pengambilan terumbu karang. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup baru berkisar 25-30%, dan apabila tidak dilakukan upaya peningkatan partisipasi masyarakat maka diproyeksikan untuk 5 tahun ke depan partisipasi masyarakat tidak akan meningkat secara signifikan. 9. Nilai tambah produk Perikanan Potensi perikanan di Provinsi Gorontalo relatif besar yaitu potensi perikanan darat, payau dan perikanan laut. Potensi perikanan Gorontalo berada di Perairan Teluk Tomini dan Laut Sulawesi. Potensi perikanan di Teluk Tomini sebesar 595.620 ton dan yang dimanfaatkan 33.2 %, sedangkan di Laut Sulawesi sebesar 630.470 ton tetapi yang dimanfaatkan sebesar 37.6 %. B. Penelitian Isu strategis dalam pengembangan penelitian di Provinsi Gorontalo adalah bagaimana mewujudkan kebijakan Kelitbangan dilingkungan Pemerintah Daerah diarahkan untuk : 1. Mewujudkan visi dan misi Pemerintah Daerah maupun Kepala Daerah. 2. Memberikan penguatan kebijakan penelitian dalam penyelenggaraan pemerintah 3. Memberikan penguatan kelembagaan, ketatalaksanaan, pembiayaan, sarana dan prasarana dan SDM Kelitbangan 4. Memberikan penguatan Sistem Inovasi Daerah Dalam mewujudkan visi dan misi Pemerintahan Daerah isu-isu strategis kelitbangan terkait dengan kebutuhan masyarakat dan sesuai dengan prioritas daerah adalah diarahkan pada 4 (empat) program strategis yaitu : - Pendidikan Gratis Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 45

- Kesehatan Gratis - Pembangunan Infrastruktur serta - Ekonomi Kerakyatan Peran Litbang sangat strategis dalam merumuskan agenda kebijakan daerah bersama dengan OPD lainnya dalam menganalisa regulasi dan atau kebijakan serta mengevaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah untuk pengambilan keputusan pimpinan Melalui Litbang perlu dilakukan kegiatan untuk 4 (empat) program strategis tersebut diatas untuk policy paper bersamaopd lainnya berdasarkan hasil kelitbangan dan dilaporkan kepada Kepala Daerah. Untuk mengoptimalkan hasil-hasil penelitan tersebut perlu dilakukan diseminasi melalui kegiatan/diskusi/seminar dan hasil-hasil kelitbangan. Isu strategis lainnya yaitu membaiknya penguatan kebijakan penelitian dalam penyelenggaraan pemerintahan melalui budaya riset dalam setiap pengambilan keputusan terkait kebijakan berkala dari kesuksesan riset di negara-negara maju dalam mengembangkan dan menerapkan sistem inovasi telah berhasil meningkatkan kemampuan IPTEK dalam meningkatan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu dalam rangka upaya meningkatan pemanfaatan hasil litbang, kegiatan pengembangan Pusat Unggulan IPTEK menekankan pada kriteria kemampuan lembaga dalam mendiseminasikan atau mengkomersilkan hasil riset selama aspek kemampuan dalam menyerap informasi, kemampuan riset dan kemampuan memberdayakan potensi sumberdaya lokal. Dengan kriteria tersebut diharapkan kontribusi lembaga litbang yang telah ditetapkan sebagai pusat unggulan dapat menggerakan sektor industri/umk/ekonomi dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2011 perlu penguatan kelembagaan bagi Litbang dalam membentuk Badan Penelitian dan Pengkajian di Provinsi/Kab/Kota. Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 46

Peran Penelitian dan Pengkajian sangat diperlukan untuk dapat mengkoordinir isu-isu strategis disetiap OPD dan masyarakat untuk diangkat dan akhirnya menjadi kebijakan pemerintah daerah. Pengembangan Pusat Unggulan Daerah melalui Sistem Inovasi Daerah diprioritaskan pada 7 (tujuh) bidang fokus yaitu Ketahanan Pangan, Energi, Teknologi Informasi, Hankam, Kesehatan dan obat, transportasi dengan isu-isu strategis setiap bidang fokus dan sesuai dengan Agenda Riset Daerah. Sistem Inovasi Daerah (SIDA) adalah interaksi secara koheren dalam suatu sistem menumbuhkembangkan inovasi yang dilakukan antara institusi pemerintah, pemerintahan daerah, lembaga kelitbangan, lembaga penunjang inovasi, dunia usaha dan masyarakat lainnya di daerah. Sistem Inovasi Daerah di Provinsi Gorontalo diarahkan untuk menunjang 7 (tujuh) bidang fokus tersebut diatas yang dikembangkan oleh Kementerian Riset dan Teknologi serta mununjang Program Strategis Pemerintah Daerah. Melalui SIDA diharapkan akan berkembang jaringan kerjasama dengan Kementerian terkait untuk pengembangan daerah dalam menunjang ekonomi kerakyatan. 2.4 Review terhadap RKPD Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Gorontalo Tahun 2015 merupakan formulasi kebijakan dari penjabaran RPJMD Tahun 2012-2017, dan mengacu pada RKP Nasional. RKPD ini memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh permerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Sehingga, RKPD 2015 menjadi sangat penting karena menjadi dasar dan acuan pelaksanaan program/kegiatan untuk tahun 2015 dalam pencapaian agenda dan sasaran dalam RPJMD. Berdasarkan hasil review terhadap RKPD terdapat beberapa kegiatan Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 47

yang tidak diakomodir karena akan diakomodir dalam anggaran dekonsentrasi bidang lingkungan hidup tahun 2015 dan adanya kesepakatan penanganan permasalahan lingkungan, serta terdapat beberapa kegiatan yang tidak terdapat di RKPD namun diusulkan pada tahun 2015 karena kegiatan tersebut merupakan usulan dari masyarakat pada saat monitoring lapangan, tawaran dari pihak perbankkan untuk melakukan kerjasama, dan kegiatan untuk mendukung program Nasional dari kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Ristek Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 48

Tabel 2.7. Hasil review terhadap Rancangan awal RKPD tahun 2014 Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 49

Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 50

Telaahan Usulan Program dan Kegiatan Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 51

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional Rencana Kerja Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo merupakan bagian dari sistem Perencanaan Pembangunan Provinsi dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional seperti RPJP Nasional, RPJM Nasional 2010-2015, RKP Nasional; maupun maupun Renstra Kementerian Lembaga. Prioritas Nasional RPJMN tahun 2010-2014 terkait pembangunan bidang lingkungan hidup dititikberatkan pada Prioritas Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana. Tema prioritas lingkungan hidup dan pengelolaan bencana diarahkan kepada konservasi dan pemanfaatan lingkungan hidup untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang berkelanjutan, disertai penguasaan dan pengelolaan resiko bencana untuk mengantisipasi perubahan iklim. RPJMN Tahun 2010-2014 telah pula menetapkan pembangunan berkelanjutan menjadi salah satu tema pengarusutamaan. Sasaran pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan RPJMN tahun 2010-2014 adalah teradopsinya secara integral pertimbangan ekonomi, sosial, lingkungan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan diberbagai sektor dan daerah, terpeliharanya kualitas lingkungan hidup yang ditunjukkan dengan membaiknya indeks kualitas lingkungan hidup dalam 5 tahun kedepan, dan disepakati, disusun dan digunakannya Indeks Kualitas Lingkungan hidup sebagai salah satu alat untuk mengukur pembangunan yang berkelanjutan. Beberapa strategi untuk pencapaian arah kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2010-2014, sebagai berikut: Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 52

Peningkatan pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan pada air, lahan, udara dan keanekaragaman hayati Peningkatan penataan lingkungan berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan Peningkatan upaya penegakan hukum lingkungan secara konsisten Peningkatan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia dan penguatan institusi pengelolaan lingkungan hidup Peningkatan kualitas data dan akses informasi lingkungan Pengembangan sumber-sumber pendanaan lingkungan alternatif. Pelaksanaan arah kebijakan tersebut didasarkan pada kondisi ekoregion dan masing-masing daerah sehingga memperhatikan karakteristik sumber daya alam, ekosistem, kondisi geografis, budaya masyarakat setempat dan kearifan lokal. Kegiatan pengembangan Pusat Unggulan IPTEK adalah merupakan salah satu kegiatan Kementerian Riset dan Teknologi untuk mendukung program utama KRT seperti tertuang dalam RPJMN 2010-2014 yaitu Penguatan Sistem Inovasi Nasional (SINas). SINas diharapkan dapat menjawab permasalahan dan tantangan pembangunan nasional. SINas pada haikatnya mendorong interaksi, aliran teknologi melalui hasil riset, selain itu SINas juga akan mendukung kebijakan MP3EI (PEPRES 32 Tahun 2011) melalui 3 strategis utama yaitu : 1. Pengembangan potensi ekonomi di 6 (enam) koridor 2. Penguatan Konektivitas Nasional dan 3. Penguatan kemampuan SDM dan IPTEK Nasional SINas sendiri merupakan kebijakan yang dibuat untuk mendukung pembangunan kapasitas pendidikan dan pelatihan kapasitas investasi dan kapasitan kelembagaan inovasi di daerah akan didukung melalui sistem Inovasi Daerah SIDa. Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 53

Program penguatan SIDa ditetapkan melalui peraturan bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi RI dan Menteri Dalam Negeri Nomor 03 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah. Melalui SIDa diharapkan terjalin sinkronisasi dan harmonisasi kebijakan dalam hal : Penataan kelembagan SIDa Penataan jaringan SIDa melalui sinergi kemampuan Penataan Sumberdaya SIDa Pengembangan SIDa Menteri Dalam Negeri melalui Surat Nomor 070/1082/SJ/ Tanggal 28 Maret menegaskan perlunya penguatan kelembagaan penelitian, sekaligus menegaskan kembali Permendagri Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di lingkungan Kementrian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah. Program Penguatan Kelembagaan tersebut antara lain: 1. Memperkuat Kelembagaan Badan Penelitian dan Pengkajian (BPP) Daerah dengan menyusun dan atau memperbaharui produk hukum 2. Mengoptimalkan peran dan pungsi BPP sebagai dapur kebijakan (think tank) 3. Mengembangkan kerjasama kelitbangan dengan lembaga pemerintah dan non pemerintah 4. Mementapkan hubungan kelembagaan BPP secara berjenjang Program penguatan ketatalaksanaan Membuat grand design dan road map kelitbangan daerah Membuat kode etik PNS di lingkungan BPP Provinsi dan BPP Kabupaten/ Kota Membentuk tim majelis pertimbangan dan tim pengendali mutu kelitbangan Menyusun dan menerapkan SOP Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 54

Program Penguatan Sarana dan Prasarana Mengembangkan dan atau memaksimalkan sarana penunjang Melakukan perbaikan dan pengembangan sarana dan prasarana serta pasilitas lainnya Program Penguatan SDM Kelitbangan Meningkatkan kapasitas tenaga kelitbangan Pendayagunaan pejabat fungsional peneliti dan perekayasa Mengusulkan formasi CPNSD untuk jadi peneliti dan perekayasa Berdasarkan arah kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Komunikasi dan Informasi tersebut diatas, menunjukkan bahwa Rencana Kerja Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo tahun 2013 seiring atau bersesuaian dengan arah kebijakan nasional 2010-2014, sehingga diharapkan Rencana Kerja BLHRD Provinsi Gorontalo akan mendapat dukungan program/kegiatan dan anggaran dari Kementerian Lembaga. 3.2 Tujuan dan Sasaran Renja OPD A..Tujuan Untuk meningkatkan kualitas Lingkungan dan mendorong keterlibatan semua pihak (Pemerintah, legislatif, masyarakat, dunia usaha, Media massa dan LSM) dalam pelestarian lingkungan hidup di Provinsi Gorontalo Untuk meningkatkan indeks kualitas lingkungan di Provinsi Gorontalo Untuk meningkatkan upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup di Provinsi Gorontalo Percepatan Pembangunan Daerah dengan memanfaatkan hasilhasil penelitian. Percepatan Pembangunan Daerah dengan melaksanakan kegiatan penelitian Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 55

Untuk meningkatkan kualitas SDM manusia dalam pengelolaan lingkungan dan pelaksanaan kegiatan penelitian Untuk memberikan penguatan kebijakan penyelenggaraan pemerintah daerah melalui penguatan kelembagaan, ketatalaksanaan, pembiayaan, sarana dan prasarana dan SDM di bidang penelitian Untuk meningkatkan koordinasi, sinkronisasi program dan kegiatan antara provinsi dengan Kementerian Lembaga dan Kabupaten/Kota serta terlaksananya kegiatan evaluasi pelaksanaan kegiatan tahun 2014 B..Sasaran Meningkatnya kinerja dan peran serta masyarakat di Kecamatan Suwawa, Kecamatan Limboto, Kecamatan Marisa, Kecamatan Tilamuta dan Kota Gorontalo dalam pelestarian dan pengelolaan Lingkungan hidup Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pelestarian Mangrove di Kecamatan Anggrek dan Kecamatan Dulupi Meningkatnya sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan pada 18 sekolah yang diusulkan Kab/Kota Meningkatnya indeks kualitas lingkungan Meningkatnya tingkat pemahaman dan aksesibilitas masyarakat terhadap informasi lingkungan Terwujudnya pengembangan iptek dan penguatan kerjasama penelitian dengan lembaga terkait Peningkatan peran DRD dalam melakukan evaluasi dan rekomendasi kegiatan pembangunan kepada pemerintah Terwujudnya Implementasi Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Terlaksananya koordinasi secara berjenjang untuk membahas kegiatan kelitbangan. Peningkatan kapasitas pemerintah daerah, daya saing daerah dan pelaksanaan masterplan percepatan dan perluasan pembangunan Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 56

ekonomi indonesia 2011-2015 (MP3EI) dan PEPRES 32 Tahun 2011 secara terarah dan berkesinambungan. Terlaksananya desiminasi melalui kegiatan diskusi/seminar/ lokakarya dan hasil-hasil litbang Terlaksananya analisis regulasi dan atau kebijakan pemerintah daerah Tersedianya sarana dan prasarana penunjang penelitian melalui pembangunan 1 (satu) Sekolah Mandiri Energi (SME) Terwujudnya sinkronisasi program dan kegiatan antara provinsi dan Kabupaten/Kota, tertibnya administrasi perkantoran dan pengelolaan keuangan, dan tersedianya sarana dan prasarana perkantoran untuk mendukung program dan kegiatan BLHRD pada tahun 2014. 3.3 Program dan Kegiatan A. Bahan Pertimbangan perumusan Program dan Kegiatan Usulan program dan kegiatan Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2014 dengan berbagai pertimbangan-pertimbangan, antara lain: Untuk mendukung pencapaian visi misi gubernur khususnya yang terkait dengan pengembangan manajemen pengelolaan potensi sumber daya alam, pemberdayaan masyarakat diwilayah pesisir Danau Limboto dalam pelestarian Danau Limboto, peningkatan upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup di Provinsi Gorontalo, peningkatan koordinasi dalam upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup antara pemerintah pusat, pemerintah Provinsi, pemerintah Kabupaten/Kota dan masyarakat, serta peningkatan kualitas manajemen tata pemerintahan yang baik terhadap kualitas pelayanan publik melalui kegiatan penelitian Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 57

Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dibidang lingkungan hidup yaitu pemantauan kualitas air sungai, pemantauan kualitas udara dan pelayanan pengaduan masyarakat. Pencapaian Indikator Kinerja Kunci (IKK) dan indikator lainnya masing-masing Kementerian Lembaga menjadi kewenangan pemerintah provinsi. Untuk mendukung percepatan pencapaian target MDGs khususnya dalam mencegah terjadinya perubahan iklim. Jumlah usulan program dan kegiatan didasarkan pada sumberdaya seperti ketersediaan sarana dan prasarana, SDM dan proyeksi anggaran dari tahun ketahun 1. Sumber Daya Manusia Dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan BLHRD Provinsi Gorontalo termasuk pengembangan teknologi dan model kelembangaan sangat dibutuhkan ketersediaan sumber daya manusia aparatur yang cukup dan handal dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi yang memiliki kemampuan profesional dalam menunjang tugas yang diembannya. Jumlah dan kualitas personil pada BLHRD belum memadai untuk melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan dan pengembangan penelitian. Secara keseluruhan personil yang ada saat ini berjumlah 69 orang dengan status Pegawai Negeri Sipil (PNS) 54 orang, CPNS 5 orang dan tenaga kontrak 10 orang. Tabel 3.1. Jumlah aparatur BLHRD menurut komposisi struktur Administrasi No Komposisi Struktur Jumlah Administrasi 1 Kepala Badan 1 orang Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 58

2 Sekretariat 15 orang 3 Bagian Keuangan 10 orang 4 Bidang Lingkungan Hidup 16 orang 5 Bidang Riset 12 orang 6 Bidang Teknologi Informasi 15 orang Jumlah 69 orang Sumber : Bagian Kepegawaian BLHRD, 2013 Tabel 3.2. pendidikan Jumlah Aparatur di BLHRD menurut tingkat No Tingkat Pendidikan Jumlah 1 Strata 2 17 orang 2 Strata 1 30 orang 3 Diploma/D3 4 orang 4 SMU/Sederajat 9 orang Jumlah 69 orang Sumber : Bagian Kepegawaian BLHRD, 2013 Tabel 3.3. Jumlah Aparatur menurut Pendidikan Struktural No Pendidikan Struktural Jumlah 1 PIM I - 2 PIM II 1 orang 3 PIM III 6 orang 4 PIM IV 14 orang Sumber : Bagian Kepegawaian BLHRD, 2013 Dari jumlah PNS tersebut diatas melihat tugas dan fungsi BLHRD dimensinya begitu luas maka kualifikasi sumber daya manusia secara kualitatif maupun kuantitatif belum memenuhi harapan. 2. Sarana dan Prasarana Gambaran sarana dan prasarana yang dimiliki BLHRD dalam menunjang kegiatan pengelolaan lingkungan hidup dan pengembangan penelitian adalah: Tabel 3.4. Kondisi sarana dan prasarana BLHRD Provinsi Gorontalo tahun 2002-2012 Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 59

NO NAMA ASET JENIS, TYPE, MERK JLH TAHUN PEROLEHAN KONDISI BARANG I KENDARAAN 12 1 Motor Suzuki Shogun Fd 110 Xsd 1 2003 BAIK 2 Motor Suzuki Satria Ru120rl 1 2003 RUSAK 3 Motor Yamaha 5 TP 1 2004 BAIK 4 Motor Yamaha 5 LM 1 2002 BAIK 5 Motor Yamaha V 110 1 2003 RUSAK 6 Motor Yamaha 5 LM 1 2002 BAIK 7 Motor Bosowa Dinasti 1 2003 RUSAK 8 Motor Suzuki Shogun FD 125 1 2004 BAIK 9 Motor Suzuki Shogun FD 125 1 2004 BAIK 10 Mobil Nissan X-Trail ST 2,01 MT 2000 cc 1 2008 BAIK 11 Mobil Isuzu 1 2007 BAIK 12 Mobil Isuzu MCAP 1 2010 BAIK II MEJA 35 1 Meja 1 1/2 Biro 1 2003 RUSAK 2 Meja 1 Biro 5 2003 BAIK 3 Meja 1/2 Biro 15 2003 BAIK 4 Meja 1/4 Biro 5 2003 RUSAK 5 Meja 1/4 Biro 5 2003 BAIK 6 Meja 1/2 biro 4 2005 BAIK III KURSI 55 1 Kursi Pimpinan Hidrolik Ergotec 1 2003 RUSAK 2 Kursi Chitose 35 2003 BAIK 3 Kursi NBK 10 2004 RUSAK 4 Kursi Chitose 8 2004 BAIK 5 Sofa Kanopi 321 1 2004 RUSAK IV AC 13 1 AC 1.5 Pk National Cu 12 Bkn 2 2003 RUSAK 2 AC 2 Pk National Cu 18 Bkn 1 2003 RUSAK 3 AC L G 1 PK 2 2005 BAIK 4 AC L G 1,5 PK 2 2005 BAIK 5 AC Split Panasonic 1 2008 BAIK 6 AC Panasonic 1 PK 1 2009 BAIK 7 AC 1 PK, Panasonic 1 2010 BAIK 8 AC LG 1 PK 2 2010 BAIK 9 AC Panasonic 1 PK 1 2010 BAIK V LAPTOP 10 1 Notebook Dialogue Type V33 1 2007 RUSAK 2 Notebook Toshiba Razio R315 1 2007 RUSAK 3 Notebook Core 2 Duo Prosseor 1,5 Ghz, DVD/CDRM 2 2008 BAIK 4 Notebook Care 2 Duo 12 Inch, Memori 2 GB 1 2008 BAIK 5 Notebook Acer Type Aspire 4730Z/4330 Series 2 2009 BAIK Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 60

Toshiba NB200, Intel Atom 1,66 2009 6 Notebook GHz 2 BAIK Asus Eee-pc Prosessor Intel Atom, 2009 Notebook 7 RAM 512 MB 1 RUSAK VI KOMPUTER 7 1 Komputer/PC Intel Core 2 Duo (GC-965) Plus 1 2007 RUSAK 2 Komputer/PC 1 2007 RUSAK 3 Komputer/PC Intel Core 2 Duo, 2,4 Ghz 1 2008 RUSAK 4 Komputer/PC Intel Core 2 Duo, 2,4 Ghz 1 2008 RUSAK 5 Komputer/PC Intel Core 2,4 LGA 775 FSB 800 2 2008 RUSAK 6 Komputer/PC Core 2 Duo 2,4 GHz LG LCD 17 Inch 1 2008 RUSAK VII PRINTER 3 1 Printer Canon IP 1880 Infus 1 2008 RUSAK 2 Printer Canon IP 1880 1 2008 RUSAK 3 Printer Epson LX - 1170 1 2008 RUSAK VIII INFOCUS 3 1 INFOCUS Acer Type Aspire 3 2007 RUSAK IX MESIN KETIK 2 1 MESIN KETIK Manual 2 2007 RUSAK Sumber: Bagian Kepegawaian dan Perlengkapan BLHRD, 2012 Berdasarkan data sarana dan prasarana tersebut atas menunjukkan bahwa jumlah sarana dan prasarana belum memadai untuk digunakan oleh 5 (lima) bidang/bagian serta beberapa sarana penunjang dalam kondisi rusak sehingga perlu diusulkan pada tahun 2014 untuk mendukung pelaksanaan kegiatan BLHRD tahun 2014. Beberapa sarana yang akan disulkan pada tahun 2014, adalah pembelian printer, infokus, mesin ketik, laptop dan komputer/pc. 3. Sumber Daya Finansial Faktor yang dominan dalam pelaksanaan kegiatan organisasi adalah adanya dukungan sumber daya finansial untuk melakukan kegiatan operasional baik kegiatan rutin maupun pembangunan. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, BLHRD Provinsi Gorontalo menggunakan dana bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan Anggaran Dekonsentrasi (APBN). Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 61

Pada tahun 2014 alokasi anggaran APBD /BLHRD sebesar Rp. 3.575.000.000,- dan anggaran Dekonsentrasi sebesar Rp. 2.786.650.000,- sehingga diprediksi bahwa pada tahun 2015 BLHRD akan mendapatkan alokasi anggaran APBD sebesar Rp. 5.000.000.000 dengan kenaikan 10-15% dan anggaran APBN sekitar Rp. 3.300.000.000.a B. Rekapitulasi Program dan Kegiatan Jumlah program/kegiatan dan pagu indikatif Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo tahun 2014 adalah 8 (delapan) program dan 12 kegiatan dengan jumlah anggaran sebesar Rp. 3.575.000.000 yang tersebar dalam 4 (empat) bidang. Uraian jumlah program dan kegiatan pada setiap bidang/bagian adalah sebagai berikut: 1. Bidang Pengkajian dan Penaatan Lingkungan Jumlah program : 3 program Jumlah Kegiatan : 2 kegiatan Jumlah anggaran : Rp. 500.000.000 Lokasi Kegiatan : 6 Kab/kota 2. Bidang Pengembangan Sistem Informasi Lingkungan Jumlah program : 3 program Jumlah Kegiatan : 2 kegiatan Jumlah anggaran : Rp. 500.000.000 Lokasi Kegiatan : Provinsi Gorontalo 3. Bidang Pengendalian dan Konservasi SDA Jumlah program : 3 program Jumlah Kegiatan : 2 kegiatan Jumlah anggaran : Rp. 600.000.000 Lokasi Kegiatan : 6 Kab/Kota 4. Bidang Pengembangan Riset Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 62

Jumlah program : 2 program Jumlah Kegiatan : 5 kegiatan Jumlah anggaran : Rp. 800.000.000 Lokasi Kegiatan : 6 Kab/Kota 5. Bagian Sekretariat Jumlah program : 2 program Jumlah Kegiatan : 2 kegiatan Jumlah anggaran : Rp. 1.100.000.000 Lokasi Kegiatan : Provinsi Gorontalo C. Keterkaitan dengan usulan awal RKPD Berdasarkan hasil review terhadap usulan awal RKPD terdapat beberapa kegiatan yang tidak diakomodir dalam usulan definitif karena akan diakomodir dalam anggaran dekonsentrasi bidang lingkungan hidup tahun 2014 dan terdapat beberapa kegiatan yang tidak terdapat di usulan awal RKPD namun diusulkan pada tahun 2014 karena kegiatan tersebut merupakan usulan dari masyarakat pada saat monitoring lapangan, tawaran dari pihak perbankkan untuk melakukan kerjasama, dan kegiatan untuk mendukung program Nasional dari kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Ristek serta berdasarkan hasil koordinasi di Kementerian Dalam Negeri bahwa pada tahun 2014 Provinsi Gorontalo menjadi tuan rumah pelaksanaan rapat Forum Komunikasi Penelitian dan Pengembangan Daerah Regional Timur (FKPPD) tingkat Regional diwilayah Indonesia Timur. D. Rencana Program dan Kegiatan Tahun 2015 1. Program pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan Kegiatan: 1) Peningkatan peran Serta masyarakat dalam Resorasi mangrove Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 63

2) Pemantauan kualitas lingkungan Air Sungai strategis/lintas kabupaten 3) Pemantauan Kualitas Udara Ambient 4) Pemantauan kualitas Air laut 5) Kajian beban Pencemaran dan Daya tampung Lingkungan Sungai 2. Program Peningkatan Pengelolaan Lingkungan bagi usaha dan atau Kegiatan Kegiatan: 1) Peningkatan Kualitas pengelolaan Limbah B3 dan limbah Cair 2) Pengawasan terhadap pelaksanaan Izin Lingkungan pada kegiatan/usaha yang berdampak terhadap Pencemaran/Kerusakan Lingkungan 3) Pengadaan Kendaraan Operasional tipe 4WD 3. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya aparatur dan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup Kegiatan: 1) Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan 3R dan bank sampah 2) Bimtek penyusunan Dokumen UPL/UKL 3) Pendidikan Dan Latihan penilai Amdal 4) Bimtek Penyusunan Peraturan Perundangan Bidang LH 5) Penyusunan Naskah Akademisdan Draf Perda RPPLH 4. Peningkatan Data dan Informasi Sumber Daya Alam Dan LH Kegiatan: 1) Pengembangan SIL Berbasis GIS 2) Pengembangan Sistem pengaduan Pencemaran Dan kerusakan LH secara Elektronik 3) Penetapan Standar Segmentasi Kelas Air Sungai Bone 4) Penetapan Status Mutu Air laut Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 64

5) Penyusunan Dan Pelaporan SLHD 6) Penyusunan dan Pelaporan IKLHD 7) Penyusunan dan Pelaporan pencapaian SPM Bidang LH Daerah 5. Program Riset Pengembangan Daerah Kegiatan: 1) Workshop Penguatan Teknologi Tepat Guna 2) Jerami padi yang difermentasi sebagai pakan Ternak 3) Tongkol jagung Untuk Fermentasi Sapi Potong 4) Lomba kreatifitas Ilmiah TTG tk SMA/SMK 5) Diseminasi hasil - hasil Penelitian 6) Uji Pengembangan pakan Ternak Ikan Murah 6. Program Peningkatan perencanaan, Monitoring, evaluasi dan pelaporan Kegiatan: Perencanaan, Monitoring, evaluasi dan pelaporan 7. Peningkatan Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur Kegiatan: Pelayanan Adminstrasi dan sarana/prasarana Perkantoran Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 65

Tabel 3.5. Rumusan Rencana Program dan Kegiatan OPD Tahun 2014 dan Prakiraan Maju Tahun 2015 Provinsi Gorontalo Lanjutan Tabel 3.5. Rumusan Rencana Program dan Kegiatan OPD Tahun 2014 dan Prakiraan Maju Tahun 2015 Provin Lanjutan Tabel 3.5. Rumusan Rencana Program dan Kegiatan OPD Tahun 2014 dan Prakiraan Maju Tahun 2015 Provinsi Goront Lanjutan Tabel 3.5. Rumusan Rencana Program dan Kegiatan OPD Tahun 2014 dan Prakiraan Maju Tahun 2015 Provinsi Goron Lanjutan Tabel 3.5. Rumusan Rencana Program dan Kegiatan OPD Tahun 2014 dan Prakiraan Maju Tahun 20 Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 66

BAB IV P E N U T U P 4.1 Kesimpulan Rencana Kerja (RENJA) Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2015 memuat hasil yang ingin dicapai selama 1 (satu) tahun yang tercermin dalam sasaran dan indikatornya berdasarkan Rencana Strategis dan RKPD Provinsi Gorontalo tahun 2015. Dalam penyusunan Rencana Kinerja (Renja) tersebut dipilih sasaran yang akan dicapai dengan memperhatikan permasalahan maupun isu strategis yang ada dan Renja ini merupakan pedoman untuk penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan APBD Tahun 2015. Rencana Kerja yang telah disusun ini diharapkan bermanfaat dalam rangka penguatan peran serta stakeholder dalam pelaksanaan program dan kegiatan, serta sebagai tolok ukur keberhasilan dalam pelaksanaan tugas, fungsi dan kewenangan. Perencanaan Kegiatan Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2015 akan berjalan dan berhasil dengan baik apabila didukung dengan Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 67