PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP TANDA KECUKUPAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PIJAT OKSITOSIN PADA IBU NIFAS TERHADAP PRODUKSI ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NOGOSARI KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN DENGAN KECUKUPAN ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGDOWO

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 4-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPARTUM DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE IVA TERHADAP MOTIVASI IBU DI KELURAHAN MOJOSONGO RW XIV SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN DAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP IBU DALAM MENGATASI KETIDAKNYAMANAN KEHAMILAN TM III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAWANGSARI SUKOHARJO

PENGARUH BODY MASSAGE TERHADAP TINGKAT DEPRESI IBU NIFAS DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI SIYAMTININGSIH KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI PENTAVALEN LANJUTAN PADA BATITA DI KELURAHAN KEPRABON SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

PENGARUH KONSUMSI HATI AYAM TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DI PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH TEKNIK MARMET TERHADAP PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA SEMARANG

HUBUNGAN LAMANYA PENGGUNAAN IUD DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN LAMANYA PENGGUNAAN IUD DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

SUCI ARSITA SARI. R

ABSTRAK. Kata kunci : Obesitas, Perkembangan Motorik Kasar, Anak. commit to user. vii

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU NIFAS KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK PADA METODE DEMONSTRASI DAN AUDIOVISUAL-FLOWCHART DALAM PEMASANGAN IUD KARYA TULIS ILMIAH

/ Telp

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD) KARYA TULIS ILMIAH

Sekar Laras Amerli Andriani *) Rahardjo Apriyatmoko, SKM., M. Kes **), Puji Lestari, S.Kep., Ns., M. Kes (Epid)***)

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI IMPLAN DENGAN KEJADIAN SPOTTING DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA

EFEKTIFITAS PELATIHAN PERAWATAN PAYUDARA METODE MASSAGE ROLLING (PUNGGUNG) TERHADAP KETRAMPILAN KADER KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATURETNO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF MAHASISWA PADA POKOK BAHASAN KONSEP GENDER MATA KULIAH KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB

EFEKTIFITAS PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI ASI PADA IBU NIFAS DI RSUD dr.soegiri KABUPATEN LAMONGAN

Jurnal Kebidanan 08 (02) Jurnal Kebidanan http : / EFEKTIFITAS BREAST CARE POST PARTUM TERHADAP PRODUKSI ASI

PERAN SERTA SUAMI DALAM PROSES MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JOGONALAN KLATEN. Sugita Dosen Poltekkes Surakarta Jurusan Kebidanan ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT KERING BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PRAKTIK SADARI PADA SISWI SMA ISLAM DIPONEGORO SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU HAMIL DAN BBLR DI RSUD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KETERAMPILAN MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS. Ansik Khoiriyah* Ravita Prihatini**

PIJAT OKSITOSIN UNTUK MEMPERCEPAT PENGELUARAN ASI PADA IBU PASCA SALIN NORMAL DI DUSUN SONO DESA KETANEN KECAMATAN PANCENG GRESIK.

PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN MOTORIK HALUS TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI USIA 3-6 BULAN KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM SETELAH PEMBERIAN PIJAT OKSITOSIN. Heni Setyowati, Ari Andayani, Widayati. AKBID Ngudi Waluyo Ungaran

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN PADA IBU NIFAS TERHADAP PENGLUARAN ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJA BASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

PERBEDAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERBUKA DAN KASA KERING DENGAN LAMA PELEPASAN TALI PUSAT PADA BAYI BARU LAHIR KARYA TULIS ILMIAH

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI MENYUSUI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI USIA 0-6 BULAN DI KELURAHAN JOYOSURAN SURAKARTA

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN DENGAN KELANCARAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM FISIOLOGIS HARI KE

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG METODE MEMPERLANCAR PENGELUARAN AIR SUSU IBU (ASI)

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

HUBUNGAN TEKNIK MENYUSUI DENGAN KEJADIAN PUTTING SUSU LECET PADA IBU NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS SEKARAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN 5 TAHUN

PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK MARMET TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI BPM WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKORAME KOTA KEDIRI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MANAJEMEN LAKTASI POST NATAL TERHADAP PERILAKU PEMBERIAN ASI DI DESA KETOYAN KECAMATAN WONOSEGORO BOYOLALI

HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POSTPARTUM DENGAN KELANCARAN PENGELUARAN ASI DI DESA KARANG DUREN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

PERBEDAAN PENGARUH TEKNIK MARMET DAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK IBI SURABAYA TESIS

PENGARUH PIJAT STIMULASI OKSITOSIN TERHADAP LET DOWN REFLEK PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH BERSALIN MARDI RAHAYU KALIBANTENG SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan yang pesat selama golden period. Pemberian nutrisi yang baik perlu

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

GAMBARAN PELAKSANAAN PIJAT OKSITOSIN OLEH BIDAN PRAKTIK MANDIRI DI KOTA PEKALONGAN

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN INVOLUSI UTERUS PADA IBU POST PARTUM NORMAL DI BPM SRI LUMINTU SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS JETIS KOTA YOGYAKARTA

PERBEDAAN PENYULUHAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI TERHADAP KETERAMPILAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA SISWI KELAS XI SMA N 1 SEWON

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI DENGAN KELANCARAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BLANG BINTANG ACEH BESAR JURNAL

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

PENGARUH PEMBERIAN PAKET EDUKASI TENTANG MANAJEMEN LAKTASI TERHADAP KETERAMPILAN IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA. Karya Tulis Ilmiah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPARTUM DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN BENDUNGAN ASI (BREAST CARE) DI RB NUR HIKMAH KWARON GUBUG

MENGATASI MASALAH PENGELUARAN ASI IBU POST PARTUM DENGAN PEMIJATAN OKSITOSIN. Novia Tri Tresnani Putri, Sumiyati

PENGARUH PSIKOKURATIF TERHADAP KECEMASAN, LAMA PERSALINAN, DAN KEBERHASILAN INISIASI MENYUSU DINI. Karya Tulis Ilmiah. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU TENTANG MITOS IMUNISASI DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI KLINIK UTAMA PKU MUHAMMADIYAH SAMPANGAN SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. menyusui eksklusif. Pada ibu menyusui eksklusif memiliki kecenderungan yang

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM HARI KE-3 DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

HUBUNGAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN YANG MENDUKUNG PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI TEMPAT KERJA DENGAN PELAKSANAAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN SANGKRAH SURAKARTA

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu post sectio caesarea pada kasus Ny.S

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP IBU TENTANG TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH TEKNIK MARMET TERHADAP TANDA KECUKUPAN ASI PADA IBU POST SEKSIO SESAREA DI RS DR MOEWARDI SURAKARTA. Yofhin Nazhifah Ilyas *)

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN DENGAN KELANCARAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM SEKSIO SESAREA HARI KE 2-3

PERBEDAAN EFEKTIVITAS MASSAGE EFFLUERAGE DI PUNGGUNG DENGAN ABDOMEN TERHADAP LAMA PENGELUARAN ASI IBU NIFAS DI RUANG TERATAI RSUD BANJARNEGARA

PERBEDAAN PRODUKSI ASI SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN KOMBINASI METODE MASSASE DEPAN (BREAST CARE)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya bayi

PENGARUH MASSAGE PAYUDARA TERHADAP KELANCARAN EKSKRESI ASI PADA IBU POSTPARTUM DI PUSKESMAS JATINOM

HUBUNGAN KENAIKAN BERAT BADAN IBU HAMIL DENGAN BERAT BAYI BARU LAHIR DI BPM R JATISRONO KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

PENGARUH PELATIHAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS PRIMIPARA TERHADAP KETRAMPILAN DALAM MENYUSUI

KARAKTERISTIK IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU KACA PIRING, KOTA PALANGKA RAYA

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

KORELASI LAMA INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) TERHADAP PENGELUARAN ASI DI PUSKESMAS KALIBAGOR KABUPATEN BANYUMAS

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PROSES INVOLUSI UTERUS THE EFFECT OF OXYTOCIN MASSAGE TO INVOLUTION UTERINE PROCESS

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah kira-kira 6 minggu yang berlangsung antara berakhirnya organ-organ

PENGARUH TERAPI MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu target Millenium Development Goals 4 (MDGs4) adalah Bangsa

Transkripsi:

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP TANDA KECUKUPAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN Effect of oxytocin Massage on Breast Milk Adequacy Sign of Postpartum Mothers in the Working Region of Community Health Center of Ngoresan. Lailatif Nadiah Safitri 1), Angesti Nugraheni 2) Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran UNS ABSTRACT Effect of oxytocin Massage on Breast Milk Adequacy Sign of Postpartum Mothers in the Working Region of Community Health Center of Ngoresan. The Study Program of Diploma IV in Midwife Educator, the Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta 2015. Background: The breastfeeding mothers in the working region of Community Health Center of Ngoresan encountered breastfeeding problem as much as 53%. The problem can be dealt with oxytocin massage. The massage functions to stimulate the oxytocin secretion, which later stimulates breast milk secretion. Objective: To investigate effect of oxytocin massage on breast milk adequacy sign on postpartum mothers in the working region of Community Health Center of Ngoresan Method: This research used the quasi experimental research method with the non randomized control group pretest posttest. Its samples consisted of 30 respondents and were taken by using the total sampling technique. The data of research were collected through questionnaire of breast milk adequacy sign. They were analyzed by using the univariate and bivariate aided with the computer program of SPSS 16.0. Result: The result of data analysis on the breast milk adequacy sign following the oxytocin massage on the experimental group and the control group with the Chisquare test shows that the value of p is 0.008, and that of odds ratio (OR) with the confidence interval of 95% is 9.750. Conclusion: The oxytocin massage has an effect on the breast milk adequacy sign on postpartum mother. The experimental group has a probability of 9.750 times greater to show the breast milk adequacy sign than the control group. Keywords: Oxytocin massage, breast milk adequacy sign, postpartum mothers

PENDAHULUAN ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan alami pertama untuk bayi, oksitosin yang merangsang kontraksi uterus dan sekresi ASI (Suherni dkk, 2010). Bila let down reflex tidak mengandung semua energi dan nutrisi bekerja maka bayi tidak akan yang dibutuhkan bayi dalam bulan mendapatkan ASI yang memadai, pertama kehidupan (Nugroho dkk, 2014). UNICEF dan WHA (World walaupun produksi ASI cukup (Roesli, 2013). Health Assembly) merekomendasikan Berdasarkan hasil studi pemberian ASI eksklusif selama 6 pendahuluan di wilayah kerja bulan. Pemberian ASI eksklusif ini Puskesmas Ngoresan (RW20 dan memberikan banyak manfaat bagi bayi, yaitu sebagai nutrisi, meningkatkan RW21) pada bulan Desember 2014 dengan metode wawancara, didapatkan daya tahan tubuh, kecerdasan, dan hasil bahwa dari 17 orang ibu jalinan kasih sayang dengan ibunya (Roesli, 2013). menyusui bayi 0-6 bulan terdapat 9 orang ibu yang mengalami masalah SDKI (Survei Demografi dan menyusui. Secara teori bahwa pijat Kesehatan Indonesia) tahun 2012 oksitosin mampu menstimulasi sekresi menyatakan bahwa di Indonesia hanya sejumlah 27% bayi umur 4-5 bulan ASI. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui pengaruh pijat oksitosin yang mendapatkan ASI Eksklusif. terhadap tanda kecukupan ASI pada Jumlah ini mengalami penurunan 14% ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas jika dibandingkan dengan laporan Ngoresan. SDKI 2007 bahwa terdapat 41% bayi usia dibawah 4 bulan yang mendapat SUBJEK DAN METODE ASI Eksklusif. Kendala yang Penelitian ini menggunakan mengakibatkan ibu berhenti menyusui yaitu ASI tidak mau keluar atau penelitian eksperimen semu dengan pendekatan non randomized control produksinya kurang lancar (Dewi dan group pretest posttest design. Tri, 2011). ASI keluar pada saat dengan jumlah yang tepat dipengaruhi oleh 2 Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Ngoresan meliputi RW1 hingga RW36 di Kelurahan Jebres, refleks, yaitu refleks Kecamatan Jebres pada November pembentukan/produksi ASI atau refleks 2014 hingga Juni 2015. Populasi target prolaktin dan refleks penelitian ini adalah seluruh ibu nifas pengaliran/pelepasan ASI (let down fisiologís di wilayah kerja Puskesmas reflex) (Roesli, 2013). Oksitosin Ngoresan. Populasi aktual penelitian merupakan hormon yang dilepaskan yaitu ibu nifas fisiologis hari ke-4 oleh hipofise posterior. Dibawah hingga hari ke-11 di wilayah kerja pengaruh oksitosin, sel-sel alveoli Puskesmas Ngoresan bulan Februari berkontraksi, mengeluarkan air susu tahun 2015 sejumlah 37 orang.. melalui sistem duktus ke dalam mulut Pengambilan sampel penelitian bayi, yang disebut refleks let-down (refleks ejeksi susu) (Bobak et al., menggunakan teknik total sampling. Besar sampel penelitian ini sejumlah 2005). Pijat oksitosin merupakan 30 orang yaitu 15 responden kelompok pemijatan di daerah tulang belakang perlakuan dan 15 responden lainnya berfungsi menstimulasi sekresi kelompok kontrol. Penilaian tanda

30 20 10 0 kecukupan ASI dalam penelitian ini menggunakan lembar kuesioner tanda kecukupan ASI. Analisis data penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik responden berupa umur, pendidikan, dan paritas responden. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh pijat oksitosin terhadap tanda kecukupan ASI pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Ngoresan pada kelompok kontrol dan perlakuan menggunakan uji chi-square dengan taraf kesalahan 5%. Uji tersebut dipilih karena variabel bebas dan terikat penelitian berskala nominal dan jenis data tidak berpasangan. HASIL PENELITIAN A. Analisis Univariat 1. Umur Grafik 1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Ngoresan Karakteristik Umur Responden < 20 tahun 20-35 tahun >35 tahun Frekuensi Berdasarkan grafik.1. didapatkan bahwa responden paling banyak berumur 20-35 tahun sejumlah 27 responden (90%). Grafik 2. Distribusi Tanda Kecukupan ASI Berdasarkan Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Ngoresan Tanda Kecukupan ASI Berdasarkan Umur 10 18 < 20 tahun 20-35 tahun >35 tahun Berdasarkan grafik.2. didapatkan bahwa tanda kecukupan ASI paling banyak pada responden usia 20-35 tahun sejumlah 18 responden (66,67%). 2. Pendidikan Grafik 3. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Ngoresan 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Frekuensi Berdasarkan grafik 3. didapatkan bahwa pendidikan terakhir responden paling banyak adalah SMA/SMK yaitu 14 responden (46,7%).

Grafik 4. Distribusi Tanda Kecukupan ASI Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Ngoresan Grafik 6. Distribusi Tanda Kecukupan ASI Berdasarkan Paritas di Wilayah Kerja Puskesmas Ngoresan Tanda Kecukupan ASI Berdasarkan Pendidikan Tanda Kecukupan ASI Berdasarkan Paritas 4 10 0 5 Tidak sekolah SD-SMP SMA/SMK 7 1 11 Primipara Multipara Grandemultipara 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Berdasarkan grafik 4. didapatkan hasil bahwa tanda kecukupan ASI paling banyak pada pendidikan terakhir SMA/SMK sejumlah 10 responden (71,43%). 3. Paritas Grafik 5. Distribusi Responden Berdasarkan Paritas di Wilayah Kerja Puskesmas Ngoresan Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas Frekuensi Berdasarkan grafik 6. didapatkan bahwa tanda kecukupan ASI paling banyak pada ibu primipara yaitu 11 responden (73,33%). B. Analisis Bivariat Grafik 7. Distribusi Tanda Kecukupan ASI setelah dilakukan Pijat Oksitosin pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol 6 Tanda Kecukupan ASI 13 Perlakuan Kontrol Berdasarkan grafik 7., analisa data tanda kecukupan ASI setelah pijat oksitosin pada Berdasarkan grafik 5. kelompok perlakuan dan kontrol didapatkan bahwa paritas dengan uji Chi-Square responden paling banyak adalah didapatkan nilai p=0.008. Nilai p primipara yaitu 15 responden (50%) (0.008) < 0.05 berarti bahwa terdapat perbedaan bermakna

antara tanda kecukupan ASI pada kelompok perlakuan dan kontrol. Nilai odds ratio (OR) dengan confidence interval 95% didapatkan sebesar 9.750, berarti bahwa kelompok perlakuan memiliki peluang 9.750 kali lebih besar menunjukkan tanda kecukupan ASI dibandingkan kelompok kontrol. PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Umur Berdasarkan daripada yang usianya lebih muda (Depkes, 1999). Hal ini disebabkan keletihan dan kebutuhan untuk lebih banyak istirahat telah menjadi masalah utama pada orang tua yang sudah berusia lebih dari 35 tahun (Queenan dan Winslow, 1987 dalam Bobak et al., 2005). Jika ibu kurang istirahat, maka ibu akan mengalami kelemahan dalam menjalankan fungsinya sehingga pembentukan dan pengeluaran ASI berkurang (Wulandari dan Handayani, 2011). Oleh karena itu, kurang istirahat menjadi faktor penyebab produksi ASI menurun (Dewi dan Tri, 2011). distribusi responden menurut umur pada tabel 4.1, didapatkan bahwa responden paling banyak berumur 20-35 tahun sejumlah 27 responden, tidak ada responden yang berusia dibawah 20 tahun, 2. Pendidikan dan hanya terdapat 3 responden Berdasarkan distribusi yang berusia diatas 35 tahun. responden menurut pendidikan Berdasarkan distirbusi tanda pada tabel 4.3, didapatkan bahwa kecukupan ASI menurut umur pendidikan terakhir responden pada tabel 4.2 didapatkan bahwa paling banyak adalah SMA/SMK responden usia 20-35 tahun yang sebanyak 14 responden, dan menunjukkan tanda kecukupan hanya terdapat 1 orang responden ASI terdapat 18 orang responden yang tidak sekolah. Responden dan 9 orang lainnya yang berpendidikan terakhir menunjukkan tanda tidak cukup perguruan tinggi berjumlah 6 ASI. Hanya terdapat 1 orang orang responden dan responden berusia diatas 35 tahun berpendidikan terakhir SD-SMP yang menunjukkan tanda ada 9 orang responden. kecukupan ASI dan 2 orang Berdasarkan distribusi tanda lainnya menunjukkan tanda tidak kecukupan ASI menurut cukup ASI. pendidikan pada tabel 4.4, Hal tersebut sesuai dengan didapatkan bahwa responden teori Biancuzzo (2003) bahwa yang berpendidikan terakhir ibu-ibu yang lebih muda atau SMA/SMK terdapat 10 orang umurnya kurang dari 35 tahun yang menunjukkan tanda lebih banyak memproduksi ASI kecukupan ASI dan 4 orang daripada ibu-ibu yang lebih tua. sisanya menunjukkan tanda tidak Sedangkan ibu yang usianya cukup ASI. Sedangkan pada ibu lebih tua memiliki kemampuan yang tidak bersekolah, memproduksi ASI lebih rendah menunjukkan tanda tidak cukup

ASI. Pada responden dengan pendidikan terakhir SD-SMP terdapat 5 orang responden yang menunjukkan tanda kecukupan ASI dan 4 orang lainnya menunjukkan tanda tidak cukup ASI. Pada responden berpendidikan terakhir perguruan tinggi terdapat 4 orang responden dengan tanda cukup ASI dan 2 orang lainnya menunjukkan tanda tidak cukup ASI. Hal tersebut juga sesuai dengan teori Kuncoroningrat (1997) bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pengetahuan yang dimiliki (Fauziah, 2009). Pendidikan akan membuat seseorang terdorong untuk ingin tahu dan mencari pengalaman sehingga informasi yang diterima akan menjadi pengetahuan (Azwar, 2005). Serta menurut Susanti (2000) bahwa ibu yang mempunyai tingkat pendidikan lebih tinggi mempunyai tingkat pemahaman yang tinggi pula tentang ASI. Sebab ibu dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi umumnya akan mempunyai pengetahuan tentang gizi yang lebih baik dan mempunyai perhatian lebih besar terhadap kebutuhan gizi anak (Atabik, 2013). responden yang paling sedikit adalah grandemultipara yaitu 1 responden. Berdasarkan tanda kecukupan ASI menurut paritas pada tabel 4.5, didapatkan bahwa responden primipara terdapat 11 orang yang mengalami tanda kecukupan ASI sedangkan 4 orang lainnya menunjukkan tanda tidak cukup ASI. Pada responden multipara terdapat 7 orang responden yang menunjukkan tanda cukup ASI dan 7 orang lainnya menunjukkan tanda tidak cukup ASI. Hal tersebut sesuai dengan teori Roesli (2013) bahwa semakin banyak anak yang dilahirkan akan mempengaruhi produktivitas ASI karena berkaitan dengan status kesehatan ibu dan kelelahan. Kecemasan dan kelelahan ibu akan mempengaruhi reflek let-down dan menurunkan produksi ASI (Wulandari dan Handayani, 2011). Menurut Dewi dan Tri (2011) bahwa kurang istirahat dapat menyebabkan produksi ASI menurun. Jika ibu kurang istirahat, maka ibu akan mengalami kelemahan dalam menjalankan fungsinya sehingga pembentukan dan pengeluaran ASI berkurang (Wulandari dan Handayani, 2011). B. Pengaruh Pijat Oksitosin 3. Paritas Terhadap Tanda Kecukupan ASI Berdasarkan distribusi Berdasarkan hasil penelitian responden menurut paritas pada pada tabel 4.7, didapatkan bahwa tabel 4.5, didapatkan bahwa pada kelompok perlakuan terdapat paritas responden paling banyak 13 orang responden (86,7%) yang adalah primipara yaitu 15 menunjukkan tanda kecukupan ASI responden. Sedangkan paritas dan 2 orang lainnya (13,3%)

menunjukkan tanda tidak cukup mioepitel di sekitar alveoli di dalam ASI. Sedangkan pada kelompok kelenjar mammae untuk kontrol hanya terdapat 6 orang responden (40%) yang menunjukkan tanda cukup ASI dan 9 orang lainnya (60%) menunjukkan tanda tidak cukup ASI. Hasil penelitian ini berkontraksi. Kontraksi sel-sel yang menyerupai otot ini menyebabkan susu keluar melalui sistem duktus dan masuk ke dalam sinus-sinus laktiferus (Lawrence, 1997 dalam menunjukkan bahwa kelompok Bobak et al., 2005). Dengan tekanan perlakuan lebih banyak bibir dan gerakan rahang secara menunjukkan tanda kecukupan ASI berirama, maka gusi akan menjepit dibandingkan dengan kelompok kalang payudara dan sinus kontrol. Berdasarkan hasil penelitian laktiferus, sehingga air susu akan mengalir ke puting susu, selanjutnya pada tabel 4.7, bahwa tanda bagian belakang lidah menekan kecukupan ASI setelah pijat puting susu pada langit-langit yang oksitosin pada kelompok perlakuan dan kontrol dengan uji Chi-Square mengakibatkan air susu keluar dari puting susu (Soetjiningsih, 1997). didapatkan nilai p=0.008. Hal ini Pengeluaran ASI inilah yang berarti bahwa terdapat perbedaan bermakna antara tanda kecukupan ASI pada kelompok perlakuan dan mendukung pemberian ASI yang baik bagi bayi sehingga mendapat tanda kecukupan ASI. kontrol. Hasil penelitian ini Kelompok kontrol adalah menunjukkan bahwa nilai p (0.008) < 0.05 sehingga Ha diterima dan H0 kelompok responden yang tidak diberikan pijat oksitosin, sedangkan ditolak yaitu adanya pengaruh pijat kelompok perlakuan adalah oksitosin terhadap tanda kecukupan ASI pada ibu nifas di Wilayah Kerja kelompok responden yang diberikan pijat oksitosin. Kelompok perlakuan Puskesmas Ngoresan. Nilai odds mendapatkan dukungan petugas ratio (OR) dengan confidence kesehatan berupa pijat oksitosin interval 95% didapatkan sebesar yang secara rutin dilakukan selama 9.750, berarti bahwa tanda 3 hari berturut-turut, sedangkan kecukupan ASI 9.750 kali lebih besar pada kelompok perlakuan kelompok kontrol hanya didatangi petugas kesehatan 2 kali yaitu saat dibandingkan kelompok kontrol. pretest dan posttest serta tidak Berdasarkan nilai odds ratio (OR) dilakukan pijat oksitosin. Hal ini tersebut bahwa dari 10 orang ibu menyebabkan kelompok kontrol yang dilakukan pijat oksitosin maka mendapatkan dukungan petugas terdapat 9 orang ibu yang kesehatan yang kurang daripada menunjukkan tanda cukup ASI dan kelompok perlakuan. Hal ini sesuai hanya 1 orang ibu yang dengan teori Soetjiningsih (1997) menunjukkan tanda tidak cukup ASI. Hasil tersebut sesuai dengan bahwa dukungan dari dokter/petugas kesehatan, teman, atau kerabat dekat sangat dibutuhkan oleh ibu dalam teori bahwa pengeluaran hormon keberhasilan menyusui. Menurut oksitosin yang distimulasi oleh pijat Rahayu dkk (2012) bahwa pada oksitosin akan menstimulasi commit sel to user masa menyusui seorang ibu

memerlukan dukungan banyak pihak, termasuk dari para profesional kesehatan termasuk bidan. Hal ini disebabkan dukungan psikologis dari petugas kesehatan dapat membuat ibu memiliki rasa percaya diri sehingga menyusui menjadi lebih berhasil (Soetjiningsih, 1997). Dukungan tenaga kesehatan bagi ibu nifas berupa pelaksanaan pijat oksitosin inilah yang dapat membangkitkan rasa kepercayaan diri ibu. Dengan rasa percaya diri dapat membantu ibu untuk selalu berpikir positif dalam masa menyusuinya, sehingga dapat membantu ibu agar memiliki pikiran dan perasaan yang baik tentang bayinya. Hal ini sesuai dengan teori manfaat pijat oksitosin bagi psikologis ibu yaitu membangkitkan rasa kepercayaan diri ibu dan membantu ibu agar memiliki pikiran dan perasaan yang baik tentang bayinya (Suherni dkk, 2010). Saat ibu melihat bayi dan memikirkan bayinya dengan perasaan penuh kasih sayang membuat pikiran, perasaan dan sensasi seorang ibu menjadi baik yang akhirnya dapat merangsang pengeluaran refleks oksitosin sehingga dapat meningkatkan pengeluaran ASI (Roesli, 2013). 2. Pada kelompok perlakuan terdapat 13 orang responden (86,7%) yang mengalami tanda kecukupan ASI dan 2 orang responden (13,3%) yang mengalami tanda tidak cukup ASI. 3. Terdapat perbedaan bermakna antara tanda kecukupan ASI pada kelompok yang dilakukan pijat oksitosin (perlakuan) dan tidak dilakukan pijat oksitosin (kontrol) dengan nilai p=0.008. Kelompok perlakuan memiliki peluang 9.750 kali lebih besar menunjukkan tanda kecukupan ASI dibandingkan kelompok kontrol. B. Saran 1. Ibu nifas Untuk mendapatkan pengeluaran ASI yang cukup pada bayi maka ibu nifas perlu meningkatkan pengetahuan dan melakukan pijat oksitosin secara rutin selama masa menyusui. 2. Puskesmas Ngoresan Agar Puskesmas Ngoresan lebih aktif untuk memberikan pendidikan kesehatan terutama kepada ibu nifas tentang pijat oksitosin secara periodik. 3. Peneliti selanjutnya Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih lengkap, maka peneliti selanjutnya dapat menggunakan indikator tanda kecukupan ASI yang lebih lengkap. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pada kelompok kontrol terdapat 6 orang responden (40%) yang mengalami tanda kecukupan ASI DAFTAR PUSTAKA dan 9 orang responden (60%) Atabik A., 2013. Faktor Ibu yang yang mengalami tanda tidak Berhubungan dengan Praktik cukup ASI. Pemberian ASI Eksklusif Di

Wilayah Kerja Puskesmas Pamotan. Skripsi. Semarang: Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang. pp:26 Azwar A., 2005. Manajemen Laktasi. Jakarta: Depkes RI Badan Pusat Statistik, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Kementerian Kesehatan, ICF International., 2012. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta: BKKBN. pp.24 http://www.bkkbn.go.id/litbang/p usdu/hasil%20penelitian/sdki% 202012/Laporan%20Pendahulua n%20sdki%202012.pdf. (6 Desember 2014) Badan Pusat Statistik, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, Departemen Kesehatan, Macro International., 2007. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta: BKKBN. pp.173 Biancuzzo M., 2003. Breastfeeding the Newborn: Clinical Strategies for Nurses. St. Louis: Mosby. Bobak, Lowdermilk, Jensen., 1995. Maternity Nursing. Fourth Edition. Mosby-Year book, Inc. Terjemahan Maria AW., Peter IA., 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC pp. 461-99 Depkes., 1999. Indonesia Sehat 2010 Visi, Misi, Kebijakan Strategi Pembangunan Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Dewi VNL., Tri S., 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Media pp.22-77 Fauziah., 2009. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Waktu Menyusui Pertama Kali Pada Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Jakarta. Skripsi. Jakarta: Program Studi Ilmu Keperawatan. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. pp:66 http://repository.uinjkt.ac.id/dspa ce/bitstream/123456789/20936/1/ 75486-FAUZIAH-FKIK.pdf (21 April 2015) Nugroho T., Nurrezki, Desi W., Wilis., 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas (Askeb 3). Yogyakarta: Nuha Medika pp.134-41 Rahayu YP., Asiyah N., Akhiriyanti EN., 2012. Buku Ajar Masa Nifas dan Menyusui. Jakarta: Mitra Wacana Medika. pp 15-17 Roesli U., 2013.Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya pp.3-20 Soetjiningsih., 1997. ASI: Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC pp. 9-93 Suherni, Hesti W., Anita R., 2010. Perawatan Masa Nifas. Cetakan kelima. Yogyakarta: Fitramaya pp. 44-117 Wulandari SR., Handayani S., 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta: Gosyen Publishing. pp:33-71