ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KRISIS GLOBAL.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari data-data sekunder yaitu data-data

ABSTRAK ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK BUMN DAN BANK SWASTA NASIONAL DI INDONESIA. Oleh SYAPUTRI NOVIYANI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH. Yudiana Febrita Putri 1. Isti Fadah 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank,

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi, bank berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dan perbedaan kecepatan

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan komparatif. Sumber data

BAB I PENDAHULUAN. lain, kemudian mengelola dana tersebut dan menyalurkannya kepada masyarakat atau

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting sebagai

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN HARGA SAHAM PERBANKAN DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB III METODE PENELITIAN. yang didapatkan secara tidak langsung dari nara sumbernya, dengan runtun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

Analisis Tingkat Kesehatan Bank BUMN dengan Menggunakan RGEC. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara bahkan dunia. dana tersebut ke masyarakat serta memberi jasa-jasa bank lainnya.

Oleh: ASRI WIYATI B

ANALISIS CAMEL SEBAGAI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN KONVENSIONAL YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat strategis sebagai intermediary institution dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sebagai lembaga yang mengumpulkan dana dari

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan Bank Umum Syariah yang lahir melalui proses spin off. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. antara kedua atau lebih objek yang diteliti. keuangannya dimulai dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang ditandai dengan melemahnya nilai kurs rupiah,

ANALISIS PERFORMA KEUANGAN BPR KONVENSIONAL (STUDI KASUS: BPR DI JAWA DAN SUMATRA)

Perbandingan Kinerja Keuangan Lima Bank Dengan Aset Terbesar

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi. Peran strategis bank bukan hanya sebagai wahana

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary)

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka sebagai alat analisis keterangan mengenai apa yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Selain itu fungsi bank sebagai lembaga termediasi keuangan (financial

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan, baik bagi manusia maupun perusahaan. Kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama. lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia berkembang sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Perbankan memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai

BAB I PENDAHULUAN. beban dan sangat menyusahkan, sebaliknya bank bank lain bahkan

METODE PENELITIAN. Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan merupakan sektor yang cukup dinamis dan meluas cakupanya,

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT BANK MANDIRI SYARIAH (PERIODE )

BAB I PENDAHULUAN. 27 Oktober 1988 (PAKTO) yang mencakup bidang keuangan, moneter dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan memegang peranan yang penting dalam kehidupan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

III. METODE PENELITIAN

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. bank. Uang sebagai salah satu produk bank setiap hari di gunakan oleh

Transkripsi:

Departemen Pendidikan Republik Indonesia Fakultas Ekonomi Universitas Lampung Jalan Soemantri Brojonegoro No. 1 Gedung Meneng Bandar Lampung ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KRISIS GLOBAL (Skripsi) Oleh : Nama : Novriza NPM : 0641031068 Pembimbing I : Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., Akt. Pembimbing II : Agus Zahron, S.E., M.Si. Akt. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS LAMPUNG 2012

ABSTRAK ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KRISIS GLOBAL Oleh NOVRIZA Perbankan memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai penunjang kelancaran sistem pembayaran, pelaksanaan kebijakan moneter dan pencapaian stabilitas sistem keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang sehat, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 yang menggantikan Undang-Undang sebelumnya yaitu Undang-Undang nomor 14 tahun 1967, terdapat beberapa perbedaan jenis perbankan yang dapat dilihat dari segi fungsi, kepemilikan, status, dan dari segi menentukan harga. Salah satu jenis bank menurut kepemilikannya yaitu bank milik pemerintah dan bank swasta. Perbankan juga merupakan salah satu lembaga keuangan yang memiliki peranan penting dalam kegiatan perekonomian sehingga kesehatan perbankan sangat diperhitungkan untuk menciptakan kegiatan perekonomian yang stabil dan kualitas kinerja perbankan yang baik. Penelitian yang dilakukan menggunakan data empiris 9 bank pemerintah dan bank swasta yang go public di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2010 dengan dasar tahun puncak terjadinya krisis global yaitu pada tahun 2008. Untuk mengukur tingkat kesehatan bank, peneliti menggunakan metode CAMEL yang terdiri dari aspek permodalan (Capital), aspek kualitas aktiva produktif (asset quality), aspek manajemen (management), aspek rentabilitas (earnig), aspek likuiditas (liquidity). Dalam penelitian ini digunakan alat analisis komparatif 2 pihak dengan taraf signifikasi 5%. Setelah data diolah dengan menggunakan software SPSS 17.0 hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa hanya terdapat perbedaan yang signifikan terhadap rasio profitabilitas / rentabilitas (earning) yang diproksikan dengan rasio BOPO (Beban Operasional Pendapatan Operasional). Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia pada masa krisis, pendapatan operasional menurun dikarenakan beban operasional yang meningkat sebagai dampak terjadinya krisis global. Kata kunci: Tingkat Kesehatan Bank, Kinerja Keuangan, Krisis Global, CAMEL.

Nama : Novriza NPM : 0641031068 Telp : 081933559766 Email : noynaocta@yahoo.co.id Pembimbing I : Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., Akt. Pembimbing II : Agus Zahron, S.E., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat berperan dalam roda perekonomian masyarakat. Bank bertindak sebagai sebuah lembaga intermediary bagi pelaku dunia usaha dan dana yang berada di masyarakat. Dalam perkembangannya dan seiring semakin berkembangnya kompleksitas kebutuhan masyarakat pengguna jasa perbankan, dunia perbankan memberikan berbagai fasilitas dan jasa bagi masyarakat. Dalam aktivitasnya bank memiliki sebuah misi sebagai lembaga keuangan yang tetap setia dalam fungsinya sebagai lembaga intermediary sesuai dengan portofolio bisnisnya masing-masing. Pada tahun 2008 Krisis Global yaitu krisis terbesar dan paling berpengaruh di Amerika Serikat mewarnai kondisi perbankan nasional dan perekonomian Indonesia. Gejolak pasar keuangan global yang dipicu terjadinya krisis kredit perumahan (subprime mortgage) di Amerika Serikat mengakibatkan terjadinya krisis keuangan global tahun 2008. Dari sini kita tahu bahwa dampak krisis moneter di Amerika Serikat yang menyebabkan krisis global yang berdampak terhadap perekonomian Indonesia

tidak hanya pada melemahnya nilai tukar Rupiah, namun juga pada berbagai sektor lain yang lebih rumit yaitu sektor perbankan dan properti. Bank-bank di Amerika atau luar negeri banyak memiliki kantor cabang antara lain di Indonesia. Kantor cabang tersebut juga menjual surat berharga seperti, Lehman Brothers, Bearn Stearns, Merril Lynch, AIG, Freddie Mae, yang dinyatakan bangkrut. Hal tersebut menyebabkan penurunan indeks harga saham yang diikuti dengan penurunan deposan terhadap perbankan, juga hilangnya kepercayaan bank swasta terhadap bank yang ada di Indonesia yang tentunya mempengaruhi kinerja keuangan bank swasta yang ada di Indonesia dan dampak krisis global secara menyeluruh terhadap perbankan juga tentunya berpengaruh terhadap perbankan pemerintah. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai perbandingan pengaruh krisis global yang melanda dunia pada tahun 2008 terhadap kinerja bank swasta dan bank pemerintah dengan menggunakan rasio CAMEL, dengan judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta di Indonesia Sebelum dan Sesudah Terjadi Krisis Global. B. Permasalahan dan Pembatasan Masalah 1. Perumusan Masalah Bank pemerintah dan bank swasta yang memiliki cabang di Indonesia mengalami gejolak kinerja akibat dampak terjadinya krisis global. Kinerja tersebut akan diukur melalui rasio CAMEL. Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : Apakah terdapat perbedaan

kinerja keuangan bank pemerintah dan bank swasta di Indonesia sebelum dan sesudah terjadi krisis global. 2. Pembatasan Masalah Untuk memperoleh alur pembahasan yang baik agar tujuan penulis dapat tercapai, maka peneliti memusatkan permasalahan pada penelitian ini dengan batasan dan ruang lingkup penelitian. Permasalahan dalam penelitian ini difokuskan pada bank pemerintah dan bank swasta yang terdaftar di Bank Indonesia dan mempublikasikan laporan keuangannya (periode 2006-2007 dan 2009-2010) secara konsisten. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang disajikan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan bank pemerintah dan bank swasta yang ada di Indonesia tahun 2006-2007 sebelum terjadi krisis global dan 2009-2010 sesudah terjadi krisis global melalui rasio CAMEL.

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perbankan dan Bank 2.1.1. Pengertian Perbankan dan Bank Perbankan memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai penunjang kelancaran sistem pembayaran, pelaksanaan kebijakan moneter dan pencapaian stabilitas sistem keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang sehat, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam Booklet Perbankan Indonesia tahun 2008 dan menurut Undangundang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan perbankan adalah : Segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. 2.1.2. Jenis Bank Dalam Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 yang menggantikan Undang-Undang sebelumnya yaitu Undang-Undang nomor 14 tahun 1967, terdapat beberapa perbedaan jenis perbankan yang dapat dilihat dari segi fungsi, kepemilikan, status, dan dari segi menentukan harga. 2.1.2.1. Jenis Bank Menurut Kepemilikannya

Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki Bank yang bersangkutan. Jenis Bank dilihat dari segi kepemilikan adalah sebagai berikut: a. Bank Milik Pemerintah Bank milik pemerintah merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah. Yang termasuk dalam bank pemerintah adalah bank-bank BUMN dan bank-bank BUMD. Contoh : Bank BUMN : Bank Negara Indonesia 1946 (BNI 1946), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN). Bank Milik Pemerintah Daerah : BPD Jawa Barat, BPD Sumatera Utara, BPD Sulawesi Selatan. Namun berdasarkan Rekapitulasi Institusi Perbankan di Indonesia (BI: 2009), Bank pemerintah hanya terdiri dari bank BUMN saja, sedangkan BPD termasuk dalam katagori bank swasta. b. Bank Milik Swasta Nasional Bank swasta nasional adalah bank yang berbadan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia. Akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula. Contoh : Bank Central Asia, Bank Bukopin, Bank Danamon, Bank Bumiputera, Bank Muamalat. c. Bank Milik Koperasi

Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contoh : Bank Umum Koperasi Indonesia. Namun berdasarkan Rekapitulasi Institusi Perbankan di Indonesia (BI: 2009), BI tidak memaparkan jenis bank ini. d. Bank Milik Asing Bank asing merupakan kantor cabang dari suatu bank di luar Indonesia yang saat ini hanya diperkenankan beroperasi di Jakarta dan membuka kantor cabang pembantu di beberapa ibu kota provinsi selain Jakarta. Contoh : ABN AMRO Bank, Deutsche Bank, HSBC Bank. e. Bank Milik Campuran Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan swasta nasional. Kepemilikan sahamnya mayoritas dipegang oleh Warga Negara Indonesia. Contoh : Inter Pacifik Bank, UOB Indonesia, OCBC Indonesia, dan Capital Bank. Sebenarnya istilah bank campuran sejak disahkannya Undang-Undang No.10 Tahun 1998 sudah ditiadakan, karena pada prinsipnya bank swasta nasional dapat dimiliki oleh pihak asing, sehingga penggunaan istilah bank campuran sudah tidak relevan lagi. Penghapusan istilah tersebut sekaligus menghilangkan perlakuan diskriminatif yang dilakukan otoritas moneter antara bank nasional dan bank campuran selama ini. 2.1.3. Fungsi Bank

Dari berbagai definisi bank yang ada, bank dapat dikelompokkan menurut fungsinya yaitu : 2.1.3.1. Fungsi Menghimpun Dana 2.1.3.2. Fungsi Menyalurkan Dana (Kredit) 2.1.3.3. Fungsi Melancarkan Pembayaran Perdagangan dan Peredaran Uang 2.2. Laporan Keuangan 2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah produk atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan atau sebagai laporan pertanggungjawaban manajemen atas pengelolaan perusahaan. 2.2.2. Laporan Keuangan Bank Berdasarkan Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, setiap bank diwajibkan menyampaikan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kondisi keuangan bank tersebut. 2.2.3. Rasio Keuangan Bank Agar laporan keuangan dapat dibaca sehingga menjadi berarti maka perlu dilakukan analisis terlebih dahulu. Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang digunakan untuk mengetahui kondisi dan potensi keuangan suatu bank, yaitu : a. Rasio Likuiditas

b. Rasio Solvabilitas c. Rasio Profitabilitas 2.3. Kinerja 2.3.1. Pengertian Kinerja Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2007) kinerja dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan kebijakan dan prosedur perusahaan yang merupakan kuantifikasi, efisiensi, dan efektifitas dalam mengoperasikan bisnis selama periode akuntansi tertentu. Kinerja juga merupakan prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut. 2.3.2. Pengertian Kinerja Keuangan Perbankan Kinerja keuangan perbankan adalah prestasi yang dicapai dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan suatu bank (Kasmir : 2003. 2.4. Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dalam menganalisa kinerja bank digunakan enam faktor penilaian tingkat kesehatan bank yang disebut CAMELS, yaitu terdiri dari : 1. Aspek Permodalan (Capital)

Aspek ini menilai permodalan yang dimiliki bank yang didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. 2. Aspek Kualitas Aktiva Produktif (Assets Quality) Aktiva produktif atau productive assets atau sering disebut dengan earning assets adalah semua aktiva yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk dapat memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. 3. Aspek Manajemen (Management) Aspek manajemen atau pengelolaan suatu bank akan menentukan sehat tidaknya suatu bank. 4. Aspek Rentabilitas (Earning) Penilaian aspek ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan keuntungan, juga untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan. Penilaian ini meliputi ROA atau Rasio Laba terhadap Total Aset, dan Perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional (BOPO). 5. Aspek Likuiditas (Liquidity) Aspek kelima adalah penilaian terhadap aspek likuiditas bank.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Sumber Data Penelitian Data yang digunakan pada penelitian ini bersumber dari laporan keuangan yang dipublikasikan oleh masing-masing bank melalui Bank Indonesia. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data-data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah diolah dan merupakan data yang telah jadi berupa publikasi atau data yang sudah dikumpulkan pihak lain yang berhubungan dengan objek yang diteliti, misalnya laporan keuangan bank pemerintah dan bank swasta tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 yang terdaftar di BI dan dipublikasikan melalui internet (http://www.bi.go.id). 3.1.2 Populasi dan Sampel a. Populasi Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh bank pemerintah dan bank swasta yang ada di Bank Indonesia. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 4 bank pemerintah dan 118 bank swasta. b. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Data bank yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah data perbankan secara data panel pada periode tahun 2006-2010 dengan dasar tahun terjadinya krisis global yaitu pada tahun 2008, pada puncak terjadinya krisis global.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara purposive sampling yaitu suatu teknik penentuan sampel dengan beberapa pertimbangan tertentu. Dengan kata lain populasi yang dijadikan sampel adalah populasi yang mempunyai kriteria tertentu sesuai yang dikehendaki peneliti (Sugiyono, 2005). 3.2 Variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan perbankan yang diwakili dengan rasio permodalan, rasio aktiva produktif, rasio rentabilitas dan rasio likuiditas. Dalam penelitian ini tidak dapat digunakan rasio CAMEL (Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity) sepenuhnya sesuai dengan ketentuan BI, (Prasetyo dan Rinaldi, dkk 1995). 3.3 Alat Analisis Alat analisis dengan uji hipotesis dilakukan untuk menguji dan memberikan bukti yang meyakinkan terhadap hipotesis dalam penelitian ini yang berkaitan dengan terjadi atau tidaknya perbedaan yang signifikan dari rasio-rasio yang telah dijelaskan sebelumnya. Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif merupakan metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna. 2. Uji Normalitas Analisis awal dilakukan sebelum pengujian hipotesis adalah analisis normalitas data. 3. Uji Komparatif Dua Pihak (Two Tail Test) Berdasarkan uji normalitas data, apabila data berdistribusi normal maka uji statistik komparatif dapat dilakukan dengan statistik parametik dengan menggunakan Independent Sampel T-Test. Sedangkan apabila data tidak berdistribusi normal maka uji statistik dapat dilakukan dengan statistik non

parametik dengan menggunakan Mann-Whitnney U-Test. Kedua uji ini akan menghasilkan kesimpulan apakah rasio CAMEL kinerja keuangan bank asing sebelum dan sesudah terjadinya krisis global tersebut mempunyai perbedaan rata-rata yang signifikan atau tidak. Pengolahan data ketiga teknik tersebut menggunakan bantuan software Microsoft Excel dan SPSS 10.0 (Statistical Package For The Social Science). 3.4 Pengujian Hipotesis Alat analisis dengan uji hipotesis dilakukan untuk menguji dan memberikan bukti yang meyakinkan terhadap hipotesis dalam penelitian ini yang berkaitan dengan ada tidaknya perbedaan yang signifikan dari rasio-rasio yang telah disebutkan. Adapun langkah-langkah pengujian hipotesis ini adalah : 1. Menghitung rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam mengukur kinerja perbankan yang terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Risk Asset (RORA), Net Profit Margin (NPM), Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Liquidity to Deposit Ratio (LDR). 2. Perhitungan rata-rata kinerja keuangan bank pemerintah dan bank swasta sebelum terjadinya krisis global sebagai variabel X1 dan kinerja keuangan bank pemerintah dan bank swasta sesudah terjadinya krisis global sebagai variabel X2. 3. Variabel X1 dan X2 diolah dengan menggunakan alat bantu program komputer Statistical Package For The Social Science (SPSS). Apabila data berdistribusi normal maka uji statistik dapat dilakukan dengan statistik parametrik dengan menggunakan Independent Sample T-Test, sedangkan apabila data berdistribusi tidak normal, maka uji statistik dapat dilakukan dengan statistik non parametik dengan menggunakan Mann-Whitney U-Test.

4. Pengambilan keputusan yang dilakukan dengan dalam penelitian ini terhadap hasil pengolahan data dengan ketentuan sebagai berikut : Ha diterima jika : Sig. (2-tailed) < 0,05 Ha ditolak jika : Sig. (2-tailed) > 0,05

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data Pada penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan yang dipublikasikan melalui situs Bursa Efek Indonesia yang diperoleh dari http://www.bi.go.id dan situs-situs bank yang bersangkutan. Laporan keuangan yang diperlukan untuk menganalisis perbandingan kinerja ini terdiri dari neraca/ laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi bank pemerintah dan bank swasta, masing-masing untuk periode tahun 2006-2010 dengan dasar tahun terjadinya krisis global, yaitu tahun 2008, yaitu saat puncak tahun terjadinya krisis global, yang diperoleh dari http://www.bi.go.id, dan situs situs bank yang bersangkutan. Teknik analisa yang digunakan adalah analisa deskriptif yaitu membandingkan means dan standar deviasi dari masing-masing rasio keuangan yang diproksikan dengan rasio permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas dan likuiditas bank pemerintah dan bank swasta sebelum dan sesudah terjadinya krisis global. Sebelum menganalisis hasil penelitian terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas terhadap kelima data rasio keuangan bank pemerintah dan bank swasta sebelum dan sesudah terjadinya krisis global dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak sehingga dapat menentukan metode statistik apa yang akan digunakan yaitu statistik parametrik atau statistik non parametrik. 4.2 Analisa Kinerja Keuangan Perbankan Analisa kinerja keuangan perbankan adalah untuk menyajikan suatu cara guna mengungkapkan kondisi keuangan, kesehatan, dan prestasi usaha suatu bank. Pada penelitian ini untuk mengukur kinerja bank pemerintah

dan bank swasta sebelum dan sesudah terjadinya krisis global menggunakan analisis rasio CAMEL, yaitu rasio keuangan yang diproksikan dengan aspek permodalan yang diproksikan dengan rasio Capital Adequecy Ratio (CAR), kualitas aktiva produktif yang diproksikan dengan Retun On Risk Asset (RORA), manajemen yang diproksikan dengan Net Profit Margin (NPM), rentabilitas yang diproksikan dengan Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), likuiditas diproksikan dengan Loan to Deposit Ratio (LDR). Berdasarkan pengambilan sampel penelitian yang telah disajikan pada bab sebelumnya, diperoleh Sembilan bank sebagai sampel penelitian sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan tahun 2006-2010, yang diperoleh dari http://www.bi.go.id dan situs situs bank yang bersangkutan. Laporan keuangan yang digunakan merupakan hasil akhir proses akuntansi dalam periode tahunan yang bersangkutan yang telah diaudit yang mencerminkan kegiatan usaha pada periode tersebut. 4.3 Analisis deskriptif Statistik deskriptif ini digunakan untuk mengetahui means dan standar deviasi setiap rasio keuangan perbankan sehingga hasil yang diperoleh dapat membandingkan antara bank pemerintah dan bank swasta sebelum dan sesudah terjadinya krisis global sebagai objek penelitian Tabel 2. Mean Ratio bank pemerintah dan bank swasta sebelum dan sesudah terjadinya krisis global Rasio Sebelum krisis Sesudah krisis Rasio global global CAR 0.1752 CAR 0.1191 RORA 0.0243 RORA 0.0248 NPM 0.2236 NPM 0.1523 BOPO 1.3700 BOPO 0.9105 LDR 0.6082 LDR 0.7103 Sumber: data diolah (lampiran 2)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui perbandingan mean rasio keuangan bank pemerintah dan bank swasta sebelum dan sesudah terjadinya krisis global masingmasing variabel dijelaskan sebagai berikut : 1. Capital Adequecy Ratio (CAR) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan penyediaan modal minimum yang dimiliki oleh bank. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik bank untuk kecakupan modalnya dalam menunjang aktiva yang beresiko (kredit, surat berharga, tagihan pada bank). Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia standar CAR yang baik adalah minimal 8%. Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa mean Capital Adequacy Ratio (CAR) bank pemerintah dan bank swasta sebelum terjadinya krisis global sebesar 0.1752 lebih besar daripada mean Capital Adequacy Ratio (CAR) bank pemerintah dan bank swasta sesudah terjadinya krisis global sebesar 0.1191, ini berarti kinerja keuangan ( dilihat dari Capital Adequacy Ratio) bank pemerintah dan bank swasta sebelum terjadinya krisis global lebih baik daripada sesudah terjadinya krisis global. 2. Return On Risk Asset (RORA) Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kualitas asset sehubungan dengan resiko kredit yang dihadapi bank akibat pemberian kredit. Rasio ini digunakan untuk mengukur besarnya tingkat profitabilitas yang diperoleh bank di dalam melakukan bisnis dengan nasabahnya (Muljono, 1999). Berdasarkan info bank standar RORA yang baik sebesar 1%. Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa mean Return On Risk Asset (RORA) bank pemerintah dan bank swasta sebelum terjadinya krisis global sebesar 0.0243 lebih rendah daripada mean Return On Risk Asset (RORA) bank pemerintah dan bank swasta sesudah terjadinya krisis global sebesar 0.0248, ini berarti kinerja keuangan ( dilihat dari Return On Risk Asset ) bank pemerintah dan bank swasta

sesudah terjadinya krisis global lebih baik daripada sebelum terjadinya krisis global. 3. Net Profit Margin (NPM) Net Profit Margin digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih, ditinjau dari sudut operating income nya. Semakin tinggi rasio, semakin baik hasil yang ditunjukkannya. Standar NPM yang baik sebesar 5%. Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa mean Net Profit Margin (NPM) bank pemerintah dan bank swasta sebelum terjadinya krisis global sebesar 0.2236 lebih besar daripada mean Net Profit Margin (NPM) bank pemerintah dan bank swasta sesudah terjadinya krisis global sebesar 0.1523, ini berarti kinerja keuangan (dilihat dari Net Profit Margin) bank pemerintah dan bank swasta sebelum terjadinya krisis global lebih baik daripada sesudah terjadinya krisis global. 4. Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO ) Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa mean Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) bank pemerintah dan bank swasta sebelum terjadinya krisis global sebesar 1.3700 lebih besar daripada mean Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) bank pemerintah dan bank swasta sesudah terjadinya krisis global sebesar 0.9105, ini berarti kinerja keuangan (dilihat dari Beban Operasional Pendapatan Operasional) bank pemerintah dan bank swasta sebelum terjadinya krisis global lebih baik daripada sesudah terjadinya krisis global. 5. Loan to Deposit Ratio (LDR) Rasio LDR merupakan suatu cara dalam mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit, atau dengan kata lain kemampuan bank dalam menyediakan kredit yang layak dibiayai sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini,

maka semakin rendah likuiditas bank bersangkutan. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia standar LDR yang baik dibawah maksimal 110%. Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa mean Loan to Deposit Ratio (LDR) bank pemerintah dan bank swasta sebelum terjadinya krisis global sebesar 0.6082 lebih rendah daripada mean Loan to Deposit Ratio (LDR) bank pemerintah dan bank swasta sesudah terjadinya krisis global sebesar 0.7103, ini berarti kinerja keuangan (dilihat dari Loan to Deposit Ratio) bank pemerintah dan bank swasta sesudah terjadinya krisis global lebih baik daripada sebelum terjadinya krisis global. 4.4 Uji Normalitas Penelitian dengan menggunakan uji normalitas dilakukan sebelum menganalisis hasil penelitian dengan uji beda rata-rata. Pengujian normalitas dilakukan terhadap rasio Capital Adequacy Ratio, Return On Risk Asset,Net Profit Margin, Return on Asset, Beban Operasional Pendapatan Operasional, dan Loan to Deposit Ratio pada bank pemerintah dan bank swasta sebelum dan sesudah krisis global dengan bantuan software SPSS 17.0 dalam menguji Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat signifikansi 0,05. Apabila data berdistribusi normal maka uji statistik dapat dilakukan dengan statistik parametrik dengan menggunakan Independent Sample T-Test. Sedangkan apabila data tidak berdistribusi normal maka uji statistik dapa dilakukan dengan statistik non parametrik dengan menggunakan Mann U-Whitney Test. Tabel 3. Uji Normalitas Rasio Asymp sig 2 tailed CAR 0.816 RORA 0.691 NPM 0.864 BOPO 0.775 LDR 0.844

Berdasarkan hasil uji normalitas terhadap rasio CAR pada sebelum dan sesudah terjadinya krisis global diatas diperoleh nilai Asymp.sig (2-tailed) sebesar 0.816 maka dapat disimpulkan bahwa data-data rasio Capital Adequacy Ratio bank pemerintah dan bank swasta sebelum dan sesudah terjadinya krisis global berdistribusi normal karena nilai Asymp.sig (2-tailed) > 0,05. Untuk rasio RORA sebelum dan sesudah terjadinya krisis global dari hasil uji normalitas diatas diperoleh nilai Asymp.sig (2-tailed) sebesar 0.691, maka datadata rasio Return On Risk Asset bank pemerintah dan bank swasta berdistribusi normal karena nilai Asymp.sig (2-tailed) > 0,05. Rasio NPM pada sebelum dan sesudah terjadinya krisis global berdasarkan hasil uji normalitas dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh nilai Asymp.sig (2-tailed) sebesar 0.864, maka data-data Net Profit Margin bank pemerintah dan bank swasta berdistribusi normal karena Asymp.sig (2-tailed) > 0,05. Rasio BOPO sebelum dan sesudah terjadinya krisis global dilihat dari hasil uji normalitas di atas diperoleh nilai Asymp.sig (2-tailed) sebesar 0.775,dapat disimpulkan bahwa data-data rasio Beban Operasional Pendapatan Operasional berdistribusi normal karena nilai Asymp.sig (2-tailed) > 0,05. Rasio LDR sebelum dan sesudah terjadinya krisis global berdasarkan hasil uji normalitas dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh nilai Asymp.sig (2-tailed) sebesar 0.844, maka data-data rasio Loan to Deposit Ratio bank pemerintah dan bank swasta berdistribusi normal karena nilai Asymp.sig (2- tailed) > 0,05. 4.5 Pengujian Hipotesis Berdasarkan uji normalitas terhadap rasio Capital Adequacy Ratio, Return On Risk Asset, Net Profit Margin, Beban Operasional Pendapatan Operasional dan Loan to Deposit Ratio diatas diperoleh data-data berdistribusi normal, maka uji

statistiknya akan dilakukan dengan menggunakan statistik parametik Independent Sample T-test. Tabel 4. Uji Hipotesis Rasio Asymp sig 2 tailed Uji t CAR 0.816 0.003 RORA 0.691 0.924 NPM 0.864 0.058 BOPO 0.775 0.002 LDR 0.844 0.146 Sumber: lampiran 2 a. Uji hipotesis 1 Dari uji Independent Sample T-test terhadap rasio Capital Adequacy Ratio sebelum dan sesudah terjadinya krisis global diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.003, maka dari uji hasil uji hipotesis terhadap rasio Capital Adequacy Ratio (Ha 1 ) pada taraf signifikansi 5% nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Ha 1 diterima atau dengan kata lain terdukung, maka disimpulkan hasil ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara Capital Adequacy Ratio Bank Pemerintah dan Bank Swasta sebelum dan sesudah terjadinya krisis global. b. Uji hipotesis 2 Dari uji Independent Sample T-test terhadap rasio Return On Risk Asset sebelum dan sesudah terjadinya krisis global diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.924, maka dari uji hasil uji hipotesis terhadap rasio Return On Risk Asset (Ha 2 ) pada taraf signifikansi 5% nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Ha 2 tidak dapat diterima secara statistis, maka disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara Return On Risk Asset Bank Pemerintah dan Bank Swasta sebelum dan sesudah terjadinya krisis global. c. Uji hipotesis 3 Dari uji Independent Sample T-test terhadap rasio Net Profit Margin sebelum dan sesudah terjadinya krisis global diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.058, maka dari uji hasil uji hipotesis terhadap rasio Net Profit Margin (Ha 3 ) pada taraf signifikansi 5% nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Ha 3 tidak dapat diterima secara statistis, maka disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Net Profit Margin Bank Pemerintah dan Bank Swasta sebelum dan sesudah terjadinya krisis global. d. Uji hipotesis 4 Dari uji Independent Sample T-test terhadap rasio Beban Operasional Pendapatan Operasional sebelum dan sesudah terjadinya krisis global diperoleh nilai Sig. (2- tailed) sebesar 0.002, maka dari uji hasil uji hipotesis terhadap rasio Beban Operasional Pendapatan Operasional (Ha 4 ) pada taraf signifikansi 5% nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Ha 4 diterima atau dengan kata lain terdukung, maka disimpulkan hasil ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara Beban Operasional Pendapatan Operasional Bank Pemerintah dan Bank Swasta sebelum dan sesudah terjadinya krisis global. e. Uji hipotesis 5 Dari uji Independent Sample T-test terhadap rasio Loan to Deposit Ratio sebelum dan sesudah terjadinya krisis global diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.146, maka dari uji hasil uji hipotesis terhadap rasio Loan to Deposit Ratio (Ha 5 ) pada taraf signifikansi 5% nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Ha 5 tidak dapat

diterima secara statistis, maka disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Loan to Deposit Ratio Bank Pemerintah dan Bank Swasta sebelum dan sesudah terjadinya krisis global. Hasil pengujian hipotesis menunjukan adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah terjadinya krisis global terhadap rasio CAR dan BOPO, namun untuk rasio RORA, NPM dan LDR tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah terjadinya krisis global.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisa kinerja perbankan di Indonesia yang dalam hal ini menggunakan metode CAMEL dengan data penelitian yang digunakan adalah data tahunan mulai tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 maka dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan kinerja yang signifikan antara bank pemerintah dan bank swasta sebelum dan sesudah terjadinya krisis global melalui analisis rasio CAMEL, ternyata analisis rasio Beban Operasional Pendapatan Operasional dan rasio Capital Adequecy Ratio (CAR) ternyata secara statistik terdukung atau dengan kata lain Ha1 dan Ha4 terdapat perbedaan yang signifikan. Sedangkan untuk rasio Return On Risk Asset (RORA), rasio Net Profit Margin (NPM) dan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) tidak terdukung secara statistik atau dengan kata lain menolak Ha2, Ha3 dan Ha5. Secara deskriptif atau secara rata-rata, terdapat perbedaan antara rasio CAMEL bank pemerintah dan bank swasta sebelum dan sesudah terjadinya krisis global yang dalam hal ini, CAR sebelum terjadinya krisis global lebih baik daripada CAR sesudah terjadinya krisis global, namun secara statisitik CAR bank pemerintah dan bank swasta sebelum dan sesudah terjadinya krisis global adalah terdapat perbedaan yang signifikan. Untuk rasio RORA secara deskriptif atau secara rata-rata, ternyata RORA bank pemerintah dan bank swasta sesudah terjadinya krisis global lebih baik dari pada RORA sebelum terjadinya krisis global, namun secara statisitik RORA bank pemerintah dan bank swasta sebelum dan sesudah terjadinya krisis global adalah sama atau tidak ada perbedaan yang signifikan. Untuk NPM sebelum terjadinya krisis global lebih baik daripada NPM sesudah terjadinya krisis

global, namun secara statisitik NPM bank pemerintah dan bank swasta sebelum dan sesudah terjadinya krisis global adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Untuk rasio BOPO sebelum terjadinya krisis global lebih baik daripada BOPO sesudah terjadinya krisis global, namun secara statisitik BOPO bank pemerintah dan bank swasta sebelum dan sesudah terjadinya krisis global adalah terdapat perbedaan yang signifikan. Untuk rasio LDR secara deskriptif atau secara rata-rata, ternyata LDR bank pemerintah dan bank swasta sesudah terjadinya krisis global lebih baik dari pada LDR sebelum terjadinya krisis global, namun secara statisitik LDR bank pemerintah dan bank swasta sebelum dan sesudah terjadinya krisis global adalah sama atau tidak ada perbedaan yang signifikan. b. Selama periode sebelum terjadinya krisis global yaitu pada tahun 2006 sampai dengan 2007 bank pemerintah dan bank swasta telah mengalami CAR total rata-rata sebesar 17.52%, RORA total rata-rata sebesar 2.43%, NPM total rata-rata sebesar 22.36%, BOPO total ratarata sebesar 137%, dan LDR total rata-rata sebesar 60.82% tiap tahunnya, sedangkan selama periode sesudah terjadinya krisis global yaitu pada tahun 2009 sampai dengan 2010 bank pemerintah dan bank swasta telah mengalami CAR total rata-rata sebesar 11.91%, RORA total rata-rata sebesar 2.48%, NPM total rata-rata sebesar 15.23%, BOPO total rata-rata sebesar 91.05%, dan LDR total rata-rata sebesar 71.03% tiap tahunnya. 5.2 Keterbatasan Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain adalah: a. Bank yang menjadi sampel dalam penelitian ini hanya terbatas sembilan bank saja, yaitu empat bank pemerintah dan lima bank swasta sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan.

b. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini hanya rasio CAMEL, masih terdapat beberapa rasio lain yang belum dianalisis, sehingga diharapkan dalam penelitian selanjutnya dapat memperbanyak rasio keuangan yang digunakan. 5.3 Saran Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat diberikan saran sebagai berikut: a. Bagi para pelaku industri perbankan pemerintah dan swasta agar lebih meningkatkan kinerjanya melalui peningkatan prosedur pelayanan terhadap nasabah secara sederhana diantaranya tiap-tiap kantor yang lokasinya dekat dengan masyarakat dan peningkatan keprofesinalisme dari sumber daya manusia perbankan sehingga mendorong produktifitas, memperkuat pengelolaan manajemen meningkatkan efisiensi sehingga kepercayaan masyarakat pada perusahaan terutama bank pemerintah dan bank swasta dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik lagi. b. Bagi pihak investor dan kreditor,selain menggunakan analisa keuangan, sebaiknya juga lebih memperhatikan dalam pengembangan industri perbankan pemerintah dan bank swasta agar mampu bersaing dengan bank-bank umum lainnya. Untuk itu para investor dan kreditor harus cermat dalam mengambil keputusan investasi dalam mempercayakan dana yang dimiliki. c. Bagi peneliti selanjutnya, pemilihan sampel penelitian sebaiknya dilakukan terhadap seluruh perusahaan bank pemerintah dan bank swasta, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Penelitian selanjutnya hendaknya mencoba meneliti seluruh rasio keuangan sehingga hasil penelitian dapat mencerminkan keadaan yang sesungguhnya dengan waktu yang lebih panjang.

DAFTAR PUSTAKA Apriza. 2008. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Antara Bank Swasta Nasional dan Bank Asing Di Indonesia. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung Aritonang, Joni Conny Hasmina. 2007. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Domestik dan Bank Umum Asing yang Beroperasi Di Indonesia. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung Dendawijaya, Lukman. 2003. Manajemen Perbankan, Edisi Kedua. Ghalia Indonesia. Jakarta Harahap, Sofyan Syafri. 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Raja Grafindo Persada. Jakarta Irfan, Syamsu D. 2009. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Antara Bank Pemerintah dan Bank Asing Di Indonesia. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung Kasmir. 2003. Manajemen Perbankan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Kasmir. 2002. Dasar-Dasar Perbankan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Nasir, Moh. 1985. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta Santoso, Tri Rudi. 1995. Prinsip Dasar Akuntansi Perbankan. Offset Yogyakarta. Jakarta Siamat, Dahlan. 1995. Manajemen Lembaga Keuangan. Intermedia. Jakarta Sofiani. 2008. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Antara Bank Pemerintah dan Bank Swasta. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung Sugiyono, Januari. 2002. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung Susilo, Sri. Y. Dkk. 2000. Bank Dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat. Jakarta Yusuf, Baktiar. 2004. Analisa Perbandingan Kinerja Bank Sebelum dan Sesudah Go Public. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung 2006. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Edisi Revisi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 2002. Standar Akuntan Keuangan. Salemba Empat. Jakarta