INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG

dokumen-dokumen yang mirip
KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

PEMBENTUKAN PENANGKARAN BENIH UNTUK PERCEPATAN DISTRIBUSI BENIH VARIETAS JAGUNG NASIONAL

Pedoman Umum. PTT Jagung

TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG UNTUK PRODUKSI BIOMAS PADA LAHAN MARJINAL. M. Akil Balitsereal Maros ABSTRAK

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DENGAN SISTEM TANAM DI LAHAN KERING

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA

PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG VARIETAS KOMPOSIT PADA BERBAGAI JARAK TANAM DI LAHAN KERING

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

PETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS) Penyusun Zubachtirodin Syuryawati Constance Rapar

PETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS)

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

Program peningkatan produksi jagung nasional melalui upaya

DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1

PENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO

PENDAPATAN DAN TANGGAPAN PETANI TERHADAP USAHATANI JAGUNG HIBRIDA BISI 2

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

FUNGISIDA METALAKSIL TIDAK EFEKTIF MENEKAN PENYAKIT BULAI (Peronosclerospora maydis) DI KALIMANTAN BARAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN. Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

Kebutuhan jagung dari tahun ke tahun terus meningkat,

Keragaan Produksi Benih Jagung di Tingkat Penangkar di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

PELUANG DAN MASALAH PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN KERING DENGAN PTT JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

UPAYA PENYEDIAAN BENIH DASAR JAGUNG KOMPOSIT MELALUI PEMBINAAN PENANGKAR BENIH DI TINGKAT PETANI. Muhammad Yasin Balai Penelitian Tanaman Serealia

REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU. Wahyu Wibawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH ABSTRAK

INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG

TEKNOLOGI PERTANIAN MENDUKUNG PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG DAN KEDELAI

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia

JUDUL KEGIATAN: KAJIAN MODEL PTT DALAM BUDIDAYA JAGUNG LOKAL DAN POTENSI PENGEMBANGAN JAGUNG QPM SEBAGAI SUMBER PANGAN ALTERNATIF

KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH MELALUI PERBAIKAN POLA TANAM YANG BERBASIS KEMITRAAN

KAJIAN PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH SEBAGAI TANAMAN MT III DI SULAWESI TENGGARA

TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP

Peluang dan Kendala Pengembangan Pola Tanam Jagung Tiga Kali Setelah Padi (IP 400)

Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Jagung. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Jagung I. PENDAHULUAN

2. BENIH TANAMAN JAGUNG

PENGEMBANGAN JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN. Balai Penelitian Tanaman Serealia 2. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT

Gambar 1. Varietas TAKAR-1 (GH 4) Edisi 5-11 Juni 2013 No.3510 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

PEMBINAAN PRODUKSI DAN DISTRIBUSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Balai Penelitian Tanaman Serealia 2)

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

PELUANG AGRIBISNIS BENIH JAGUNG KOMPOSIT DI JAWA TENGAH

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI. Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

PANEN HUJAN UNTUK PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH IRIGASI TERBATAS DI SULAWESI SELATAN

DAYA ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

Adaptasi Beberapa Varietas Jagung Hibrida di Lahan Sawah

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

Kajian Paket Teknologi Budidaya Jagung pada Lahan Kering di Provinsi Jambi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

ANALISIS USAHATANI JAGUNG TERHADAP KOMPONEN TEKNOLOGI PETANI PADA LAHAN SAWAH di KABUPATEN GOWA DAN TAKALAR

ANALISIS TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SULAWESI SELATAN (STUDI KASUS KAB. SIDRAP DAN LUWU UTARA)

Studi Komposit Potensi Jagung pada Lahan Sawah Tadah Hujan Setelah Pertanaman Padi. Composite Study of Potential Corn The Land After Rice Rainfed

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN BULUKUMBA

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

KAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

PENGARUH HUMIC ACID TERHADAP EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PUPUK NPK SUPER PADA TANAMAN JAGUNG. Zubachtirodin Balai Penelitian Tanaman Serealia

IDENTIFIKASI POTENSI, MASALAH, DAN PELUANG SUSTAINABILITAS DISTRIBUSI DAN PEMASARAN BENIH SUMBER JAGUNG

USAHATANI JAGUNG DI LAHAN KERING DENGAN PENDEKATAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU DI KABUPATEN MINSEL

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA 2014

PENYEBARAN VARIETAS UNGGUL JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. Sumarni Panikkai Balai Penelitian Tanaman Serealia

KAJIAN PAKET TEKNOLOGI BUDI DAYA JAGUNG PADA LAHAN KERING DI PROVINSI JAMBI. Syafri Edi dan Eva Salvia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

Pendahuluan menyediakan dan mendiseminasikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Peningkatan Pendapatan Usahatani dengan Penangkaran Benih Padi Varietas Unggulan

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS JAGUNG. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Keragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

Potensi Usahatani Jagung di Lahan Rawa Lebak Kalimantan Selatan

EVALUASI PRODUKSI DAN PERCEPATAN DISTRIBUSI BENIH JAGUNG (Studi Kasus di Desa Nun Kurus, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT)

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MENDUKUNG PENYEDIAAN PAKAN TERNAK SAPI PADA LAHAN SUB OPTIMAL. Ballitsereal Maros 2) BPTP Nusa Tenggara Timur ABSTRAK

Transkripsi:

8 Highlight Balitsereal 2008 INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG PTT Jagung pada Lahan Sawah Sub Optimal Untuk peningkatan produksi jagung, komponen-komponen teknologi yang telah dihasilkan dari penelitian selama ini dipilih yang dapat memberikan pengaruh sinergistik dan berpengaruh terhadap peningkatan hasil secara nyata. Teknologi produksi yang dimaksud meliputi varietas unggul, benih bermutu, populasi tanaman yang optimal, pemupukan sesuai spesifik lokasi kondisi lahan dan sosial ekonomi masyarakat. Pengembangan jagung di lahan sawah pada musim kemarau merupakan langkah strategis, karena: (a) memanfaatkan lahan setelah panen padi, (b) kualitas produk jagung pertanaman musim kemarau adalah tinggi, dan (c) petani jagung musim kemarau memperoleh pendapatan yang lebih baik karena harga jagung yang relatif tinggi. Penerapan teknologi budidaya jagung oleh petani, pada umumnya masih bersifat parsial, dan anjuran teknologi digeneralisasi di seluruh agroekosistem. Memadukan sejumlah komponen teknologi sesuai dengan lingkungan tumbuh tanaman jagung diharapkan akan meningkatkan produktivitas, efisiensi produksi, dan meningkatkan pendapatan usahatani jagung. Keberhasilan perbaikan produktivitas dan pendapatan tersebut pada gilirannya akan memperlancar upaya pengembangan areal pertanaman jagung di Indonesia. Keberhasilan upaya pengembangan jagung untuk memanfaatkan potensi lahan yang tersedia, diantaranya akan sangat dipengaruhi oleh tingkat keuntungan yang akan diperoleh. Pengembangan jagung akan berjalan cepat jika petani merasa memperoleh keuntungan yang memadai. Untuk itu diperlukan teknologi budidaya yang dapat memberikan: (a) produktivitas tinggi per satuan luas lahan, (b) biaya produksi efisien, dan (c) kualitas produk tinggi. Berdasarkan hasil analisis usahatani jagung yang diterapkan petani dengan pendekatan PTT selama 4 tahun (2006 2008) seperti tersaji pada Tabel 4, menunjukkan bahwa selama 2 tahun (2006 2007) produktivitas meningkat dan pendapatan petani juga meningkat, meskipun harga pupuk juga meningkat. Hal ini disebabkan oleh tersedianya sarana produksi (terutama pupuk) yang cukup karena masih disiapkan oleh Balitsereal dan diikuti dengan pembinaan secara intensif.

Highlight Balitsereal 2008 9 Tabel 4. Penerimaan per hektar usahatani jagung melalui pendekatan pengelolaan tanaman terpadu dari petani kooperator di desa Mandalle, kabupaten Pangkep, pada MK. 2006 2008 Uraian Jumlah Fisik MK. 2006 MK. 2007 MK. 2008 Nilai Jumlah Nilai Jumlah (Rp.) Fisik (Rp.) Fisik Nilai (Rp.) I. BAHAN 1. Benih (kg) 20 300.000 20 300.000 20 300.000 2. Pupuk Ponska (kg) 200 330.000 275 563.750 100 250.000 3. Pupuk Urea (kg) 300 315.000 380 570.000 200 300.000 4. Herbisida (l) 6 270.000 4 160.000 4 200.000 5. Pestisida (l, kg) 15 225.000 10 110.000 10 125.000 6. Bensin (l) 116 522.000 114 570.000 114 684.000 Jumlah (I) - 1.962.000-2.273.750 1.859.000 II. TENAGA KERJA (HOK) 1. Penyiapan lahan/ drainase 1 20.000 2 40.000 2 50.000 2. Penanaman 8 160.000 15 300.000 15 375.000 3. Pemupukan 10 200.000 12 240.000 12 300.000 4. Penyiangan (herbisida) 4 80.000 1 20.000 1 25.000 5. Pengendalian hama 1 20.000 1 20.000 1 25.000 6. Pengairan 13 260.000 21 420.000 21 525.000 7. Panen 16 320.000 20 400.000 20 500.000 8. Prosesing (pipil) (Rp.50/kg) - 321.000 - - - - Jumlah (II) - 1.381.000-1.440.000-1.800.000 Total Biaya (I + II) - 3.343.000-3.733.750 3.659.000 III. HASIL PIPIL KERING (kg) 6.420 10.914.000 6.950 13.900.000 4.700 10.340.000 IV. PENERIMAAN PETANI - 7.571.000-10.166.250-6.681.000 V. R/C RATIO 3,26 3.72 2,83 VI. RATIO BIAYA/kg biji 520-537 - 778 Keterangan: MK.2006 Benih = Rp.15.000/kg Pupuk Ponska = Rp.1.650/kg Pupuk Urea = Rp.1.050/kg Herbisida = Rp.40.000/liter Pestisida = Rp.11.000/kg Harga Bensin = Rp.5.000/l Harga jagung pipil = Rp.1.700/kg Upah tenaga = Rp.20.000/hari MK.2007 Benih = Rp.15.000/kg Pupuk Ponska = Rp.2.050/kg Pupuk Urea = Rp.1.500/kg Herbisida = Rp.45.000/liter Pestisida = Rp.15.000/l Harga Bensin = Rp.4.500/l Harga jagung pipil = Rp.2.000/kg Upah tenaga = Rp.20.000/hari Mk.2008 Benih = Rp.15.000/kg Pupuk Ponska = Rp.2.500/kg Pupuk Urea = Rp.1.500/kg Herbisida = Rp.50.000/liter Pestisida = Rp.12.500/kg Bensin = Rp.6.000/liter Harga jagung pipil = Rp.2.200/kg Upah tenaga = Rp.25.000/hari

10 Highlight Balitsereal 2008 Dari hasil capaian 2 tahun terakhir menunjukkan partisipasi aktif petani yang terlihat dari hasil yang diperoleh selama itu secara berturut-turut mencapai lebih 6,0 t/ha jagung pipil, tetapi pada tahun 2008 dilakukan evaluasi kemantapan penerapan teknologi produksi dengan pendekatan PTT memperlihatkan bahwa produktivitas yang dicapai turun menjadi hanya 4,7 t/ha. Permasalahan yang dihadapi petani bukanlah masalah teknis penerapan teknologi dasar dalam PTT, namun lebih disebabkan oleh keterbatasan modal petani untuk membeli pupuk guna memenuhi takaran yang telah disepakati sebelumnya (Gambar 3). Gambar 3. Penampilan pertanaman jagung petani kooperator PTT di Pangkep pada musim tanam 2008, karena kekurangan hara P (pupuk SP36) Hasil verifikasi komponen teknologi menunjukkan bahwa masih banyak kendala yang dihadapi petani. Petani masih belum memahami betul cara budidaya jagung, karena selama ini yang ditanam adalah padi sehingga diperlukan sosialisasi sebelum mulai penanaman jagung. Untuk target sasaran hasil rata-rata 6,0 t/ha biji kering, telah dicapai 98% di tiga lokasi dari 5 lokasi. Sedangkan untuk target luasan hanya mencapai 78% karena adanya penundaan di dua lokasi.

Highlight Balitsereal 2008 11 Pengelolaan Hara, Air dan Tanaman Jagung Mendukung Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Jagung Penggunaan pupuk yang spesifik lokasi akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemupukan, disamping itu akan mencegah dampak negatif terhadap lingkungan. Jenis dan takaran pupuk yang dibutuhkan, serta metode aplikasi sangat menentukan dalam efisiensi pemupukan. Pengelolaan pupuk dalam satu pola tanam sudah harus menjadi perhatian oleh karena kenyataannya tidak semua pupuk yang diberikan dalam tanah dapat diserap oleh tanaman, sehingga masih ada residu di dalam tanah terutama P, dan K, oleh karena itu untuk efisiensi pemupukan perlu mempertimbangkan residu pupuk sebelumnya. Keseimbangan pemberian pupuk dalam pola tanam padi-jagung di lahan sawah tadah hujan tidak hanya mempengaruhi dinamika hara dalam tanah, tetapi juga mempengaruhi perubahan/suksesi gulma, karena itu diperlukan pengelolaan pemupukan yang tepat guna mengefisienkan pemakaian pupuk dan mengkaji gulma yang muncul pada setiap musim tanam sehingga memudahkam mengambil tindakan pengendaliannya. Hasil penelitian pada tahun 2008 menunjukkan bahwa untuk mendapatkan hasil biji <9 t/ha pada tanah mediteran diperlukan pemberian N sebanyak 160 kg tanpa disertai P atau K. Jika target hasil biji yang akan diperoleh > 9 t/ha maka N yang dibutuhkan 160-180 kg/ha dan di perlukan P dan K. Tanpa pemberian N meskipun diberi P dan K hasil biji yang diperoleh ± 3 t/ha. Titik kritis kecukupan hara N pada fase VT berdasarkan nilai BWD adalah pada skala 4.6. Pemberian pupuk N dasar (tahap I) pada umur 10HST yang baik adalah pada takaran 50 75 kg N/ha. Untuk meningkatkan nilai BWD dari V9 ke VT sebesar 0,08 0,4 (dari 4,2 - >4,6) diperlukan tambahan pupuk 100-150 kg N/ha sebagai aplikasi pemupukan N yang ke dua. Tidak ada perbedaan kombinasi pupuk baik pada polatanam padi-jagung maupun pada padi-bero terhadap hasil gabah. Pengendalian Penyakit dan Hama Utama Jagung Secara Terpadu Dalam tahun 2008, kegiatan Pengendalian penyakit bulai dengan varietas tahan dan penggunaan metalaksil. Kalbar, fungisida Saromil dengan bahan aktif metalaksil tidak efektif lagi digunakan untuk mengendalikan penyakit bulai pada tanaman jagung di daerah pengembangan jagung di Kalimantan Barat, tepatnya di Kecamatan Sanggau Ledo dan Kecamatan Tujuh Belas wilayah Kabupaten Bengkayang. Oleh karena itu fungisida berbahan aktif metalaksil tidak lagi bisa dianjurkan untuk pengendalian penyakit bulai di Bengkayang.

12 Highlight Balitsereal 2008 Gambar 4. Penampilan tanaman jagung yang terserang bulai dan spora bulai (Peronosclerospora philippinensis) Dari hasil evaluasi ketahanan varietas jagung terhadap penyakit bulai, masih ada varietas jagung yang tahan terhadap penyakit bulai, sehingga penggunaan varietas tahan masih dianjurkan dalam pengendalian penyakit bulai di Kalimantan Barat. Dengan tidak dianjurkannya penggunaan fungisida metalaksil, maka komponen pengendalian terpadu yang masih bisa dianjurkan masih ada empat yaitu : 1. Periode bebas tanaman jagung selama 2 4 minggu 2. Penanaman secara serempak dalam waktu 1 2 minggu 3. Eradikasi tanaman terserang penyakit bulai di sekitar lokasi yang akan ditanami jagung, 4. Penanaman varitas jagung yang tahan terhadap penyakit bulai seperti Bisi-8-16, BMD- 2, dan Bima-3. Dalam tahun 2008 kegiatan penelitian Teknologi Pengendalian Hama dan Penyakit Pascapanen mendukung kualitas produk biji jagung, telah mengevaluasi genotipe jagung terhadap kumbang bubuk, dimana jumlah populasi F1 yang tinggi dihasilkan pada 5 varietas/galur dan terendah ditemukan pada 4 varietas/galur yaitu Lamuru, Srikandi Putih-1, Bisma dan Sukmaraga. Indeks kerentanan, kerusakan biji yang rendah ditemukan pada 2 varietas yaitu Bisma dan Sukmaraga.

Highlight Balitsereal 2008 13 Sedangkan dalam evaluasi ketahanan genotipe jagung terhadap A. flavus, lima varietas yaitu Srikandi Kuning-1, Gumarang, Palakka, Sukmaraga dan Anoman menunjukkan ketahanan terhadap A. Flavus (Gambar 5). Gambar 5. Tongkol jagung yang terserang cendawan Aspergillus flavus Dari studi penyimpanan dan perawatan jagung dimulai dengan panen, pemisahan tongkol besar kecil, mengikat ujung klobot, kemudian langsung dimasukkan ke Rumah Bulat Timor. Saat panen kadar air 25 30%, sampai satu bulan diasapi hanya turun 17 22%. Kadar air 13% nanti setelah 3 bulan diasapi. Pembentukan dan Pemantapan Produksi Benih Berkualitas Mendukung Industri Benih Berbasis Komunitas Penangkaran benih pada tahun 2008, dilaksanakan di desa Kajaolaliddong, Kecamatan Barebbo, pada wilayah yang berbatasan dengan desa Padangloang kecamatan Cina, kabupaten Bone. Setelah panen, prosesing benih dilaksanakan di desa Padangloang kecamatan Cina, kabupaten Barebbo. Lokasi penanaman dilaksanakan pada lahan sawah irigasi terbatas. Rata-rata hasil benih yang diperolah dalam penangkaran tersebut adalah 4,75 ton benih dalam luasan 2 hektar. Hasil biji adalah 3,70 t/ha, sehingga rendemen benih/biji sebesar 64%. Rendahnya rendemen benih tersebut karena panen pada bulan Maret sudah mulai banyak hujan dan tidak tersedia mesin pengering di lokasi sehingga sebagian biji rusak, dan tidak dapat dijual sebagai benih. Jumlah peternak sapi di desa ini cukup banyak, dan para pengembala telah memangkas daun dan batang jagung di atas tongkol tanpa sepengetahuan pemilik pertanaman, sementara tingkat kemasakan biji masih sedang berjalan (biji belum mencapai masak fisiologis) sehingga

14 Highlight Balitsereal 2008 sehingga pengisian biji tidak optimal. Hasil produksi benih Sukmaraga pada tahun 2008 di Desa Kajaolaliddong kabupaten Bone Sulsel, menunjukkan bahwa hasil yang dicapai per hektar adalah 2,36 t/ha karena rendemen hasil biji ke benih cukup rendah (hanya 64%). Rendahnya rendemen benih tersebut karena saat panen sudah banyak hujan sehingga banyak benih yang rusak. Sedangkan pada produksi benih di Sulteng, hasil biji yang dicapai cukup tinggi yaitu 5,5 t/ha, namun karena panennya jatuh pada musim hujan banyak biji yang rusak. Produk benih dari Sulsel seluruhnya dapat terjual terutama ke Perum Sang Hyang Seri dan selebihnya diambil oleh penangkar benih lokal di Kabupaten Bone. Kegiatan pada tahun 2008 masih merupakan lanjutan kegiatan tahun sebelumnya dan dilaksanakan di desa Labuan Toposo, kecamatan Labuan, kabupaten Donggala propinsi Sulteng. Berdasarkan evaluasi kinerja yang yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya (tahun 2007), varietas Sukmaraga pada kelompok tani di desa Labuan Toposo diperoleh hasil mencapai 6,7 t/ha biji kering. Perbaikan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi juga dilakukan, kemudian disosialisasikan ke kelompok tani. Agar benih yang akan diproduksi dapat berkembang lebih luas, penangkaran benih diawali dengan kelas benih dasar (BD) untuk menghasilkan kelas benih pokok (BP). Dengan demikian benih pokok yang dihasilkan masih bisa dikembangkan lagi menjadi kelas benih sebar (BR) oleh kelompok penangkar tersebut atau kelompok penangkar lainnya pada musim tanam berikutnya. Distribusi Benih di Kecamatan Labuan, telah ada 2 kelompok penangkar binaan Diperta yaitu kelompok tani Bina Mandiri dan Mekar Bersama sehingga keterkaitan langsung dengan BBI,BBU, dan BPSB terjalin dengan sendirinya, demikian pula dengan teknologi budidaya dalam produksi benih. Benih yang dihasilkan sejumlah 5,5 t telah tersalurkan yaitu ke Dinas Propinsi sejumlah 1,2 t (550 kg ke Dinas Kab. Donggala dengan harga Rp 3.500,-/kg dan ke Toli-Toli sejumlah 650 kg). Sisa benih yang tidak terjual sejumlah 4,3 t hanya dijual sebagai jagung konsumsi yaitu Rp.1.750/kg, dengan pertimbangan dikhawatirkan akan rusak jika disimpan lebih lama mengingat panenan jatuh pada musim hujan dan hanya dikeringkan dengan sinar matahari.