PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UTAMA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL IBIS BUDGET SEMARANG

PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL AMARIS SIMPANG LIMA SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR HOTEL KUDUS BERDASARKAN SNI

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN ARMADA II DI MAGELANG. Bakhtiar Ali Afandi, Mansyur Arifudin, Himawan Indarto *), Ilham Nurhuda

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG MENARA BRI SEMARANG. Linda Permatasari, Rahadhiyan Putra W, Parang Sabdono *), Hardi Wibowo *)

PERENCANAAN STRUKTUR APARTEMEN ALAM INDAH TEMANGGUNG

PERENCANAAN GEDUNG PASCASARJANA POLTEKES SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH DI YOGYAKARTA

EVALUASI DESAIN STRUKTUR GEDUNG TRAINING CENTRE II UNIVERSITAS DIPONEGORO

PERENCANAAN STRUKTUR SEMARANG MEDICAL CENTER HOSPITAL JALAN KH. AHMAD DAHLAN SEMARANG

PERENCANAAN GEDUNG BEDAH SENTRAL TERPADU (GBST) RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL HORISON PEKALONGAN. Andy Purwanto, M. Tri Prayogy Ilham Nurhuda * ), Parang Sabdono

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL PERSONA JAKARTA

PERENCANAAN STRUKTUR CONVENTION HALL KOTA MARTAPURA KALIMANTAN SELATAN. Dika Dwi Angga, Nandia Tri Pangestika Sri Tudjono, Himawan Indarto

PERENCANAAN STRUKTUR HOTEL GRANDHIKA SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR CITRA DREAM HOTEL SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SAKIT ISLAM GIGI DAN MULUT RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

REDESAIN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA T-24 PARAKAN DI TEMANGGUNG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN

PERENCANAAN STRUKTUR KONDOTEL GRAND DARMO SUITE SURABAYA

PERENCANAAN STRUKTUR APARTEMEN RASUNA SOLO

Perhitungan Struktur Bab IV

REDESAIN GEDUNG KANTOR JASA RAHARJA CABANG JAWA TENGAH JALAN SULTAN AGUNG - SEMARANG Muhammad Razi, Syaiful Anshari Windu Partono, Sukamta*)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL CEMPAKA, KRANGGAN TEMANGGUNG

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI & 1 BASEMENT DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 4

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG CENTER OF ADVANCES SCIENCE (CAS) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB III METODOLOGI Tinjauan Umum

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Wilayah Gempa... 6

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL FAVE SOLO BARU

PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG. Ahmad Faisol, Saddam Mirza, Nuroji *), Himawan Indarto *)

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB III STUDI KASUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA

REDESAIN PERENCANAAN STRUKTUR HOTEL CITY ONE JALAN VETERAN SEMARANG

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL DI JALAN LINGKAR UTARA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450


PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN DI JALAN LAKSAMANA ADISUCIPTO YOGYAKARTA

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

BAB IV ANALISA STRUKTUR

PENGARUH DOMINASI BEBAN GRAVITASI TERHADAP KONSEP STRONG COLUMN WEAK BEAM PADA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

Peraturan Gempa Indonesia SNI

BAB V ANALISIS BEBAN GEMPA Analisis Beban Gempa Berdasarkan SNI

BAB III METODOLOGI III-1

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

DAFTAR NOTASI BAB I β adalah faktor yang didefinisikan dalam SNI ps f c adalah kuat tekan beton yang diisyaratkan f y

BAB IV ANALISIS & PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAHSAKIT TELUK BAYUR KOTA PADANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR SEWAKA DHARMA MENGGUNAKAN SRPMK BERDASARKAN SNI 1726:2012 DAN SNI 2847:2013 ( METODE LRFD )

ANALISIS STRUKTUR BETON BERTULANG KOLOM PIPIH PADA GEDUNG BERTINGKAT

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS HOTEL 10 LANTAI DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK)

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

KOMPARASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT BEDASARKAN SNI 1726:2002 DENGAN SNI

PERILAKU HUBUNGAN DINDING STRUKTUR DENGAN BALOK PADA STRUKTUR SISTEM GANDA GEDUNG D SOYA HOTEL TUGAS AKHIR

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa

DAFTAR ISI. PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Maksud dan Tujuan... 1 Rumusan Masalah... 2 Ruang Lingkup... 2 Sistematika Penulisan...

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Surat Pernyataan Kata Pengantar DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

PERENCANAAN STRUKTUR G-HOTEL 10 LANTAI DENGAN SISTEM KONSTRUKSI BETON BERTULANG JALAN JENDERAL URIP, KOTA PONTIANAK, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERBANDINGAN ANALISA PERHITUNGAN BETON STRUKTURAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG F UNIVERSITAS PEKALONGAN

Bayu Dwi Satrio, Gema Putra Pratama, Sri Tudjono *), Hardi Wibowo *)

Jl. Banyumas Wonosobo

BAB V ANALISIS KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG BOR

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

PERENCANAAN STRUKTUR HOTEL GET S SEMARANG. Ricky Imanda, Ray Irwan Maulana, Nuroji *), Himawan Indarto *)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERHOTELAN DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK) DI KOTA PADANG

PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA UNGARAN MENGGUNAKAN BETON PRACETAK

TUGAS AKHIR ANALISA PEMBESARAN MOMEN PADA KOLOM (SRPMK) TERHADAP PENGARUH DRIFT GEDUNG ASRAMA MAHASISWI UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

PERENCANAAN GEDUNG DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG. (Structure Design of DKK Semarang Building)

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara

3.4.5 Beban Geser Dasar Nominal Statik Ekuivalen (V) Beban Geser Dasar Akibat Gempa Sepanjang Tinggi Gedung (F i )

BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SYARIAH TOWER UNIVERSITAS AIRLANGGA MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DAN BAJA-BETON KOMPOSIT

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

ANALISA KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN KOLOM YANG DIPERKUAT DENGAN LAPIS CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP)

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK

MODIFIKASI PERENCANAAN UPPER STRUKTUR SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH PADA GEDUNG PERKANTORAN DAN PERDAGANGAN JL. KERTAJAYA INDAH TIMUR SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

MODIFIKASI GEDUNG BANK CENTRAL ASIA CABANG KAYUN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

STUDI PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG TERHADAP KINERJA BATAS AKIBAT PENGARUH TINGGI BANGUNAN DAN DIMENSI KOLOM BERDASARKAN SNI

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN SAHID JAKARTA. Oleh : PRIA ROSE ADI NPM. :

Perencanaan Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa Berlantai 4: Studi Kasus Gedung Baru Kampus I Universitas Teknologi Yogyakarta ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan

PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN 26 LANTAI BERDASARKAN SNI DAN SNI Oleh: Yohan Aryanto NPM

BAB V ANALISIS PEMBEBANAN

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS HOTEL ARCS DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR PROGRAM SARJANA STRATA SATU

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG

Transkripsi:

48 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman 48 55 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UTAMA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG Alextron Hutabarat, Arcito Bayu Praditya, Sri Tudjono *), Ilham Nurhuda *) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof Soedarto, Tembalang, Semarang. 50239, Telp.: (024)7474770, Fax.: (024)7460060 ABSTRAK Gedung multifungsi guna menunjang kegiatan perkuliahan sudah menjadi suatu kebutuhan yang mendesak bagi fakultas teknik UNDIP, dikarenakan masih ada beberapa jurusan yang masih kekurangan ruang kuliah. Gedung yang terletak di Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang ini menjadi sebuah solusi untuk mewujudkan fasilitas perkuliahan yang nyaman dan memadai. Struktur gedung direncanakan sebagai SRPMK atau Struktur Rangka Pemikul Momen KhususberdasarkanSNI 03-1726-2012 dan SNI 03-2847-2002. Dalam pemodelannya, digunakan program Analisis Struktur dan Cad untuk menunjang hasil analisis tugas akhir ini. Tugas akhir ini meninjau desari dari struktur, Pelat, Balok anak, Balok Induk, Kolom, lift, HBK, Tie Beam dan Pondasi. kata kunci : SRPMK, Perencanaan Struktur Tahan Gempa ABSTRACT A Multifunctional building to support learning activities has become an urgent need for the faculty of engineering of UNDIP as some departments have limited lecture rooms. The Construction of such building is a solution for better and comfortable lecture facilities at the Faculty of Engineering. The building structure is design as SRPMK or Special Moment Resisting Frame based on SNI 03-1726-2012 and SNI 03-2847-2002. The structure analysis and design of the building was conducted using a structural analysis program and Cad software. This thesis looks into structural design of Slabs, Beams, Columns, Lifts, Beam-Coloumn Joints, Tie Beam and Fondations. keywords: SRPMK, Planning Earthquake Resistant Structures. GAMBARAN UMUM Nama Proyek Fungsi Bangunan Jumlah Lantai Lokasi Tinggi Bangunan : Gedung Kuliah Fakultas Teknik Universitas Diponegoro : Gedung Kuliah : 6 Lantai : Jl. Prof. H. Soedarto SH, Tembalang, Semarang : ±27 m *) Penulis Penanggung Jawab 48

49 Struktur Bangunan Struktur Pondasi : Beton Bertulang : Pondasi Sumuran KRITERIA DESAIN MATERIAL Pelat Balok Kolom Pile Cap Pondasi : 35 MPa : 35 MPa : 35 MPa : 35 MPa : 20 MPa PERATURAN DAN STANDART YANG DIGUNAKAN 1. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983 2. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung SNI-1726-2002 3. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung 4. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002) ANALISIS BEBAN SEISMIK Tata cara yang digunakan dalam analisa Pembebanan Seismik pada struktur gedung adalah SNI 03-1726-2012 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung.Gedung Kuliah Utama Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dikelompokan dalam kategori resiko IV yang memiliki faktor keutaaan gempa (Ie) sebesar 1,5. Berdasarkan SNI 03-1726-2012Pada Gambar 9 dan Gambar 10 diperoleh nilai Sssebesar 1,3 dan S 1 sebesar 0,4 serta nilai Fa sebesar 1,0 dan Fv sebesar 1,6. Setelah itu dapat dihitung tahanan penetrasi standar lapangan rata-rata ( ) adalah 32,3 meter, i i i 5-50 dikategorikan sebagai Tanah Sedang (SD). Berdasarkan data di atas kemudian dibuat grafik hubungan antara periode dan respon percepatan gempa, berikut Gambar 1. yang merupakan hasil perhitungan hubungan antara periode dan respon percepatan gempa Gambar 1. Grafik Nilai Spektrum Respons Percepatan Disain (Alextron Hutabarat dan Arcito Bayu Praditya, 2014) 49

50 Pusat Massa Menentukan besarnya massa dan pusat massa pada tiap-tiap lantai yang akan dianalisis secara dinamik, dilakukan dengan menggunakan permodelan struktur statis tertentu dengan tumpuan jepit di salah satu ujungnya, dimana beban merata, beban dinding dan beban kolom bekerja. Perhitungan titik berat tiap lantai dari gedung diperoleh dengan membagi momen dengan reaksi tumpuan yang terjadi dari hasil perhitungan berat lantai pada software SAP2000. Dari hasil analisis diperoleh nilai berat seismik total bangunan, W=3662,916 Ton.jumlah pola getar yang ditinjau dalam penjumlahan respon ragam sudah mencakup partisipasi massa sekurang-kurangnya 90% pada mode 5. Perioda Getar Struktur Dengan menggunakan bantuan SAP diperoleh nilai periode sebesar 1,554 detik, sementara berdasarkan pasal 7.8.2.1 SNI 03-1726-2012 perioda fundamental untuk gedung dengan ketinggian kurang dari 12 tingkat adalah kurang dari persamaan 1 sebagai berikut ini: T max = C u x T a... (1) Dimana Cu ialah koefisien untuk batas atas pada perioda yang dihitung dan Ta ialah waktu getar maksimum yang diijinkan. Nilai Ta merupakan 0,1N dimana nilai N ialah jumlah lantai bangunan, dari hasil analisa dapat diketahuui bahwa nilai Tmax sebesar 0,84 detik. Perhitungan gaya geser ekivalen Berdasarkan SNI 03-1726-2010 Pasal 7.9.4.1, nilai gaya geser dasar hasil analisis struktur harus memenuhi persamaan 2 berikut ini VDinamik 0,85V Statik... (2) Dari hasil analisa statik SAP diperoleh nilai 0,85 Vx dan 0,85 Vy sebesar 2985,079 kn, sementara nilai analisis dinamik diperoleh sebesar 1961,364 kn dan 2132,763 kn. Hasil menunjukkan bahwa syarat belum terpenuhi, maka diperlukan faktor pembesaran gaya gempa yaitu sebesar 1,521 pada arah x dan 1,399 pada arah y. Setelah itu dilakukan analisis dan diperoleh nilai statik ekivalen sebesar 2985,079 kn dan nilai dinamik sebesar 2991,64 kn dan 2992,131 kn. Dengan demikian pemodelan gedung kuliah utama fakultas teknik telah selesai. PERHITUNGAN STRUKTUR Pelat Lantai Pembebanan Beban yang bekerja merupakan beban mati dan hidup dimana kombinasi yang digunakam sebesar 1,2 beban mati ditambah dengan 1,6 beban hidup yang mengacu pada peraturan pembebanan Indonesia untuk gedung 1983. 50

51 Perhitungan Rasio Tulangan Dengan menggunakan bantuan tabel CUR diperoleh ni i ρ s s 0,0008 m ui persamaan 3 berikut ini M u b d 2 x... f y fy. 1 0,588 f ' c... (3) H si isis iko o i i ρ min ρ maks, m k i i ρ y g igu k i h 0,00369 nilai Ast sebesar 350,6 mm 2 dan menghitung besarnya spasi yang digunakan dengan persamaan 4 berikut ini. 0,25 π P s A s 2 b... (4) Dari hasil analisis tersebut digunakkan tulangan Ø10-200 lalu dicari besarnya momen terpasang, dan diperoleh kapasitas momen terpasang sebesar 11,21 knm. Balok Perhitungan Tulangan Longitudinal Perhitungan tulangan pada balok yang ditinjau tipe balok 350x700, dan dengan bantuan program SAP diperoleh nilai Mu sebesar 652,42 knm. Asumsi awal, tulangan tekan belum leleh dan tulangan tarik sudah leleh. Maka diperoleh persamaan 5berikut ini... (5) Dengan melakukan trial and error pada persamaan 5 diperoleh nilai a sebesar 90,45 mm ρ s s 0,015484 lalu dilakukan kontrol terhadap nilai rasio tulangan, dimana nilai ρ min s s 0,0035 ρ maks sebesar 0,0257. Hasi p hi u g sio p u g i s ip o h i i ρ s s 0,0 5484 u g yang digunakan ialah D22, maka diperoleh Jumlah tulangan tarik sebanyak 10 buah dan tulangan tekan sebanyak 5 buah. Setelah itu diperoleh nilai a terpasang sebesar 95,79 mm yang digunakan untuk mencari kapasitas momen terpasang yaitu sebesar 693,87 knm. Setelah itu dilakukan pengecekan pada kondisi balok menerima momen positif, pada kasus ini Mu positif sebesar 259,994 kn dan tulangan tarik menjadi tulangan tekan begitu sebaliknya. Dari cara yang sama diperoleh kapasitas momen terpasang sebesar 280,26 knm, dimana berarti aman karena lebih besar dari Mu. Perhitungan Tulangan Transversal Asumsi nilai kuat tarik ialah sebesar 1,25 dari kuat tariknya maka dengan menggunakan persamaan 5 diperoleh kapasitas momen probable yaitu M pr1 sebesar 1070,09 knm dan M pr2 sebesar 354,38 knm. 51

52 Dari hasil analisa diperoleh nilai Vsway = 346,419 kn sementara dengan menggunakkan SAP diperoleh hasil Vu = 267,997 kn. Pada daerah sendi plastis, dari hasil analisis diperoleh tulangan geser D12-100. Sementara tulangan torsi tidak dibutuhkan karena penampang beton sudah mampu menahan torsi yang terjadi. Kolom Analisa Kolom Berdasarkan SNI 03-2847-2002Pasal 12.11.4.2 portal termasuk dalam portal bergoyang karena nilai Q 0,05. Selanjutnya menghitung faktor panjang efektif kolom, dari hasil analisis diperoleh nilai panjang efektif sebesar 1,504 dan 0 karena terjepit penuh pada pondasi, lalu dilakukan plotting pada nomogram yang terdapat pada SNI 03-2847-2002 Pasal 12.11.6 dan diperoleh nilai faktor panjang efektif (k) sebesar 1 Berdasarkan hasil analisa tersebut disimpulkan bahwa kolom termasuk kolom langsing dan perlu pertimbangan akan tekuk. Oleh karena itu dilakukan pembesaran momen sesuai dengan SNI 03-2847-2002 Pasal 12.13.4.3 dan diperoleh faktor pembesaran momen sebesar 1,365. Setelah dilakukan pembesaran maka diperoleh nilai momen setelah diperbesar yang dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut. Tabel. 1. Perbandingan Nilai Momen Keterangan SAP Disain Kapasitas Arah X Y X Y Nilai Momen (knm) 707,54 322,077 854,682 563,268 Hasil analisis pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai momen arah-x dan y untuk disain kapasitas lebih besar, sehingga perhitungan berikutnya menggunakan momen disain berdasarkan desain kapasitas. Perhitungan Tulangan Longitudinal Penulangan kolom dihitung dengan menggunakan Tabel perencanaan beton bertulang (Vis dan Gideon, 1997) dan diperoleh nilai r = 0,0 8β =,33. B s k h si is Digunakan tulangan 20 D25 (Ast = 9817,477 mm²). Perhitungan Kapasitas Kolom Dari hasil analisa diperoleh nilai P(aksial) dan M(momen) pada beberapa kondisi sehingga yang di Kolom dengan ukuran 600x600 dengan 20 D25Hasil analisa kolom dibuat dalam bentuk diagram interaksi P-M yang dapat dilihat pada Gambar 2. Perhitungan Tulangan Transversal Dari hasil analisa diperoleh nilai V = 545,185 kn. Pada daerah sendi plastis, dari hasil analisis diperoleh tulangan geser 4 leg D12-150. Sementara diluar sendi plastis diperoleh tulangan 2 leg D12-150. 52

53 Perhitungan Pondasi Perhitungan Daya Dukung Tanah Gambar 2. Diagram Interaksi P-M kolom (Alextron Hutabarat dan Arcito Bayu Praditya, 2014) Pada perhitungan ini meninjau daya dukung tanah berdasarkan empat rumusan yaitu: Berdasarkan kekuatan bahan pondasi = 1043,10 ton, Metode Meyerhoff berdasarkan nilai qc dan fs = 457,832 ton, Metode Meyerhoff berdasarkan nilai Ø= 319,475 ton dan berdasarkan nilai N-SPT = 721,15 ton. Berdasarkan hasil analisa tersebut diambil yang terkecil dan diperoleh jumlah tiang sebanyak 1 buah. Perhitungan Tulangan Pile Cap Perhitungan tulangan pada pile cap yang ditinjau diperoleh nilai Mu sebesar 920 knm. Dengan melakukan trial and errorp p s m 3 ip o h i i ρ s s 0,00228 lalu i kuk ko o h p i i sio u g, im i i ρ min s s 0,0035 ρ maks sebesar 0,0257.H si p hi u g sio p u g i s ip o h i i ρ s s 0,015484 dan tulangan yang digunakan ialah D19, maka diperoleh tulangan pile cap yaitu D19-100. Perhitungan Tahanan Lateral dan Momen Maksimal Pondasi Sumuran Berdasarkan hasil analisis diperoleh resultan tahanan lateral (Qu)sebesar 748,768 kn dan nilai Hu sebesar 443,37 kn, dari hal ini dapat disimpulkan bahwa pondasi aman terhadap tahanan lateral karena Hu < Qu. Perhitungan momen maksimal yang terjadi pada Pondasi Tiang Momen maksimum yang terjadi pada pondasi tiang berada pada posisi gaya lintang sebesar 0, dan diperoleh nilai x tersebut yaitu 4,61 m dan dari hasil analisis diperoleh nilai Mtotal sebesar 2287,19 knm. Perhitungan Penulangan Pondasi Sumuran Penulangan Longitudinal Pondasi sumuran ini dihitung dengan menggunakan Tabel perencanaan beton bertulang (Vis dan Gideon, 1997). Dari tabel cur diperoleh nilai r = 53

54 0,00 β = 0,8 As o = 98 7,47 mm 2.Maka untuk Pondasi Sumuran dengan diameter 1250 mm digunakan tulangan 35-D19 (9923,505 mm 2 ). Checking Tulangan Longitudinal Hasil analisa penampang pondasi dibuat dalam bentuk diagram interaksi gambar 3 sebagai berikut: P-M pada Perhitungan Tulangan Geser Gambar 3. Diagram Interaksi P-M Pondasi (Alextron Hutabarat dan Arcito Bayu Praditya, 2014) Dari hasil analisa diperoleh nilai V c = 545,185 kn dan V n = 591,16 kn. Karena nilai V c > V n maka digunakan tulangan geser minimum dan diperoleh tulangan geser untuk pondasi sumuran D10-150. KESIMPULAN Hasil perencanaan struktur gedung bertingkat tinggi yang telah dibahasdapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Mendapatkan struktur yang kokoh, kuat, aman, dan ekonomis diperlukan suatu perencanaan struktur yang baik dan benar dengan menggunakan standar teknis dan peraturan perencanaan struktur yang berlaku. 2. Perencanaan dan perhitungan analisis struktur tahan gempa sesuai dengan peraturan SNI 03-1726-2012, seluruh elemen pada gedung dapat dibentuk menjadi suatu kesatuan sistem struktur. Pelat lantai dan balok berfungsi untuk menahan beban gravitasi dan menyalurkan ke kolom, sementara kolom berfungsi untuk menahan beban lateral seperti beban gempa. Kedua sistem tersebut digabungkan dan didisain terhadap beban gempa dengan metode analisis dinamik spektrum respons. 3. Kombinasi pembebanan struktur yang digunakan adalah kombinasi beban untuk metoda ultimit, seperti: struktur, komponen-elemen struktur, dan elemen-elemen pondasi harus dirancang sedemikian hingga kuat rencananya sama atau melebihi pengaruh beban-beban terfaktor sesuai dengan SNI 03-1726-2012. Metode tersebut mengkombinasikan beban-beban yang bekerja pada struktur dengan faktor beban, sehingga diperoleh suatu nilai keamanan dalam perencanaan struktur tersebut. 4. Perencanaan struktur ini didisain menggunakan Sistem Rangka Gedung dengan menggunakan konfigurasi kerutuhan struktur Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus 54

55 (SRPMK) menggunakan konsep disain kapasitas (capacity design), sehingga menghasilkan perilaku struktur strong column-weak beam. 5. Konsep disain kapasitas yang direncanakan membuat struktur memiliki perilaku daktail, sehingga persentase efektifitas penampang balok dan kolom dalam menahan momen dan geser adalah < 100%. Selain itu memungkinkan untuk melakukan deformasi yang besar untuk mengakomodir gaya gempa yang terjadi. Sedangkan pada analisis beban gempa digunakan metode analisis dinamik spektrum respons. DAFTAR PUSTAKA Badan Standardisasi Nasional, 1989. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, SNI 1727-1989. Bandung: BSN. Badan Standardisasi Nasional, 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung.SNI 03-1729 2002. Bandung: BSN. Badan Standardisasi Nasional, 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung,SNI 03-2847-2002. Bandung: BSN. Badan Standardisasi Nasional, 2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung, SNI 03-1726-2012. Bandung: BSN. Departemen Pekerjaan Umum, 1987. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung.Jakarta: Yayasan Badan Penerbit PU. Dewobroto, Wiryanto, 2007. Aplikasi Rekayasa Kontruksi dengan SAP2000. Jakarta: Penerbit Elex Media Komputindo. Kusuma, Gideon, 1995. Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang Berdasarkan SK SNI T-15-1991-03 Seri Beton 4. Jakarta: Erlangga. Setiawan, Agus, 2008. Perencanaan Struktur Baja Dengan Metode LRFD (Berdasarkan SNI 03-1729-2002). Jakarta: Erlangga. Sidharta, 1997. RekayasaFundasi IIFundasi Dangkal dan Fundasi Dalam. Jakarta: Gunadarma. Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, 1984. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI). Bandung: Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan. 55