BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Prinsip Kerja GPS (Sumber :

PENENTUAN POSISI DENGAN GPS

Teknologi Automatic Vehicle Location (AVL) pada Sistem Komunikasi Satelit

GPS (Global Positioning Sistem)

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.2. Algoritma A* (A Star)

BAB III SISTEM TRACKING ARMADA

BAB 1 PENDAHULUAN. GPS (Global Positioning System) merupakan sistem satelit navigasi dan penentuan posisi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Global Positioning System (GPS) adalah satu-satunya sistem navigasi satelit yang

MENGENAL GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) SEJARAH, CARA KERJA DAN PERKEMBANGANNYA. Global Positioning System (GPS) adalah suatu sistem navigasi yang

Memantau apa saja dengan GPS

Aplikasi Sistem Cerdas Berbasis Web

Kata Pengantar. 2. Bapak Putu Wira Buana, S.Kom., M.T., selaku pembimbing II yang sudah membimbing dan mengarahlan penulis.

BAB I PENDAHULUAN. masukan (input) dari kegiatan produksi, perdagangan, pertanian, dan

PROPOSAL SISTEM GPS/SMS TRACKER ALAT PELACAK KEBERADAAN KENDARAAN MOBIL DAN MOTOR DI SERTAI (PEMBANGUNAN DAN PENGADAAN SISTEM INFORMASI DAN

FLEET MANAGEMENT SOFTWARE & GPS TRACKER PELACAK ONLINE

Bab VIII. Penggunaan GPS

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Perusahaan

LINTASAN TERPENDEK DALAM GLOBAL POSITIONING SYSTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. satu transportasi darat berkelas yang banyak digunakan adalah mobil. Tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

AKUISISI DATA GPS UNTUK PEMANTAUAN JARINGAN GSM

PEMROGRAMAN PERANGKAT LUNAK APLIKASI SISTEM PENJEJAKAN POSISI DENGAN GPS MELALUI JARINGAN GSM-CSD BERBASIS VISUAL BASIC TUGAS AKHIR

HARFI FAHRUDIAWAN NIM: A

T I N J A U A N P U S T A K A Algoritma Genetika [5]

BAB I PENDAHULUAN. dapat dari berbagai pihak, yaitu intansi pemerintahan, BUMN, industri,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM TRACKER DAN KAMERA SEBAGAI ALAT BANTU PEMANTAU BUS

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sesuatu yang penting bagi manusia dalam kehidupannya sehari-hari.

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk setiap harinya juga sangat tinggi. Hari demi hari, seiring dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Marlok (1981), transportasi berarti memindahkan atau. mengangkut sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan sebuah bengkel untuk mampu mengatur strategi sehingga bengkel

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UPS Berkompetisi Secara Global Menggunakan Teknologi Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

Inter and Intra City Aquatic Transport

GPS(GLOBAL POSITIONING SYSTEM) DALAM GRAF

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Mobile-Bisnis dalam E-Bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Perkembangan alat ukur yang semakin canggih sangat membantu dunia industri

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

ILMU SAINS DALAM BIDANG TRANSPORTASI DAN TEKNIK NAVIGASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

APLIKASI SISTEM PELACAKAN KINERJA PENGIRIMAN PADA TRUK PENGANGKUT BARANG BERBASIS ANDROID

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi kelangsungan hidup manusia. Jika pada zaman dahulu manusia lebih terbiasa

Easygo-GPS. Copyright <2014> by <EasyGo GPS Indonesia>. All Rights Reserved.

Manajemen Transportasi dan Distribusi. Diadopsi dari Pujawan N

1.GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) OVERVIEW

BAB I PENDAHULUAN. juga meningkat bahkan melebihi kapasitas sarana dan prasarana transportasi yang

MANAJEMEN TRANPORTASI DAN DISTRIBUSI

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan oleh adanya penempatan BTS (Base Tranceiver Station) untuk

PROPOSAL Penawaran GPS Tracker Vehicle

BAB I PENDAHULUAN. dilihat perkembangan jumlah wisatawan ke Bali dapat dilihat dari data berikut.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan yang berdiri pasti pernah mengalami krisis, entah itu krisis

PETA TERESTRIAL: PEMBUATAN DAN PENGGUNAANNYA DALAM PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL CB NURUL KHAKHIM

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, yang dapat digunakan oleh siapa saja dengan cara membayar atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat yang dapat kita sebut canggih adalah GPS, yaitu Global

SHUTTLE EXPRESS. Disusun Oleh : Teddy Rukfiadi P EK Nandang Agus Taruna P EK

GLOBAL POSITION SYSTEM (GPS)

Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Latar Belakang Masalah

Manajemen Tranportasi dan Distribusi. Dosen : Moch Mizanul Achlaq

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah, mengingat perubahan-perubahan dapat terjadi setiap saat, baik

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki pesona alam dan budaya yang beraneka ragam yang

BAB III GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. game. Salah satu perkembangan teknologi informasi yang sedang populer adalah

2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dievaluasi, sistem ini menggunakan sistem komunikasi (Carden, et al,

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Dasar- dasar Penyiaran

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dunia teknologi informasi telah kembangan sangat pesat terutama

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PENDETEKSI KEBERADAAN TELEPON SELULAR BERBASIS GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM)

PENGENALAN GPS NAVIGASI DAN APLIKASINYA

BAB V PENUTUP. pada bab IV, maka penulis telah menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 1.1 Penetrasi Internet di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Android merupakan sebuah sistem operasi yang sedang. populer, pada tanggal 3 September 2013 telah mencapai 1 miliar

BAB I PENDAHULUAN wisatawan mengunjungi lokawisata Baturaden. Sedangkan untuk. banyak wisata alam yang ada dibanyumas.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV ANALISIS. Peningkatan kualitas..., Priyambodo Nur Ardi Nugroho, FT UI, 2010.

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. bentuk spasial yang diwujudkan dalam simbol-simbol berupa titik, garis, area, dan

BAB III PEMODELAN BISNIS, DATA, DAN PROSES

MONITORING AKTIVITAS KELUARGA BERBASIS GPS TRACKING

SISTEM UNTUK MENGAKSES INTERNET

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

adalah pengiriman data melalui sistem transmisi elektronik dengan komputer adalah hubungan dua atau lebih alat yang membentuk sistem komunikasi.

BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi Laut, dan Transportasi Udara, namun transportasi yang paling

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dosen Pembimbing : SISTEM PERINGATAN DAN PELACAKAN SEPEDA MOTOR HILANG MELALUI SMS DENGAN MENGGUNAKAN GPS MODUL DAN MIKROKONTROLER

Penerapan Dynamic Programming pada sistem GPS (Global Positioning System)

PERUMUSAN MASALAH

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Semakin pesatnya persaingan didunia usaha menuntut sebuah perusahaan harus benar-benar tahu kebutuhan dan keinginan konsumen, untuk itu perusahaan harus memperhatikan kegiatan pemasaran jasa yang digunakan dengan tepat agar mampu bersaing dengan pesaing dan mampu memasuki pasar sasaran. Pemasaran jasa lebih memfokuskan pada interaksi antara penjual jasa dengan konsumen sebagai pengguna/pemakai jasa yang ditawarkan. Berhasil atau tidaknya proses penjualan jasa dapat dilihat jika konsumen dalam melakukan proses pembelian, melakukan pengulangan pembelian dan bertahannya menjadi pelanggan setia. Untuk mencapai keberhasilan tersebut penjual jasa harus benar-benar tahu dan paham dengan kebutuhan dan keinginan konsumen karena hal tersebut merupakan tanggungjawab penjual jasa dalam berinteraksi dengan konsumen. Dalam usaha memahami konsumen, bukanlah persoalan yang mudah bagi penjual jasa, dalam hal ini penjual jasa tahu dan paham dari karakter dan perilaku konsumen yang dihadapinya. Seperti halnya jasa transportasi, khususnya jasa trasportasi pertaksian. Penjual jasa yang terkait secara aktif dan langsung berinteraksi dengan konsumen harus benar-benar meniliti apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan pengguna taksi, untuk meniliti kebutuhan dan keinginan konsumen penjual jasa terlebih dahulu meniliti karakter dan perilaku konsumen pengguna jasa taksi tersebut. Namun dalam banyak kasus yang terjadi, operator taksi tidak dapat memenuhi pemesanan taksi dari konsumen. Sistem yang buruk merupakan penyebab utama terjadinya kasus tidak terpenuhinya pemesanan karena operator tidak mengetahui posisi kendaraan sehingga terjadi pemborosan waktu penyebab tidak terpenuhinya pemesanan tersebut. Kelalaian tersebut adalah sebuah kesalahan fatal khususnya bagi perusahaan yang bergerak di bidang penjualan

2 jasa. Konsumen yang merasa tidak puas akan beralih ke taksi lain sehingga akan berdampak pada pemasukan perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, hal tersebutlah yang mendorong peneliti untuk lebih memahami Global Position System (GPS) melalui judul karangan ilmiah PEMANFAATAN GLOBAL POSITION SYSTEM (GPS) UNTUK MELACAK POSISI TAKSI DI SOLO. Harapan dari tulisan ini untuk memberi keuntungan kepada perusahaan taksi untuk memenuhi pemesanan taksi dari konsumen dan melacak setiap posisi kendaraan sehingga memepermudah mengontrol segala aktivitas kendaraan dan menejemen perusahaan. 1.2 Perumusan masalah Berdasarkan dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1.2.1 Bagaimana cara Global Positioning System (GPS) menentukan posisi kendaraan? 1.2.2 Bagaimana cara Global Positioning System (GPS) menentukan posisi kendaraan? 1.3 Tujuan Tujuan dari penulisan ini adalah guna mengatasi serta memberi solusi yang tepat atas permasalahan-permasalahan yang terjadi terkait dengan: 1.3.1 Mengetahui cara kerja Global Positioning System (GPS) dalam menentukan posisi kendaraan 1.3.2 Menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT) menggunakan Global Positioning System (GPS) pada perusahaan Taksi.

3 1.4 Manfaat penulisan Melalui penulisan ini diharapkan dapat diperoleh beberapa manfaat yang berguna bagi : 1.4.1 Bagi perusahaan taksi, agar perusahaan taksi menggunakan sistem GPS tracking untuk memantau armada taksi sehingga dapat meningkatkan efisiensi waktu dan biaya. 1.4.2 Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan mengenai sistem GPS yang diaplikasikan kepada kendaraan bermotor. 1.4.3 Bagi penulis lainnya, memberikan inspirasi kepada penulis lain agar tertarik mengenai sistem GPS sehingga dapat memberika informasi kepada orang lain.

4 BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Global Position Sensor (GPS) Global Positioning System (GPS) adalah suatu sistem navigasi yang memanfaatkan satelit. Penerima GPS memperoleh sinyal dari beberapa satelit yang mengorbit bumi. Satelit yang mengitari bumi pada orbit pendek ini terdiri dari 24 susunan satelit, dengan 21 satelit aktif dan 3 buah satelit sebagai cadangan (www.wekipedia.org). Dengan susunan orbit tertentu, maka satelit GPS bisa diterima di seluruh permukaan bumi dengan penampakan antara 4 sampai 8 buah satelit. GPS dapat memberikan informasi posisi dan waktu dengan ketelitian sangat tinggi. Nama lengkap GPS adalah NAVSTAR GPS (Navigational satellite Timing and Ranging Global Positioning System), namun lebih sering dikenal sebagai GPS. Setiap satelit GPS akan memancarkan sinyal radio daya rendah (low power radio signal) pada dua kanal frekuensi (L1 dan L2). Sinyal yang dipancarkan hanya berdaya sekitar 20-50 Watts saja. Daya ini tergolong rendah, terlebih melihat jarak orbit satelit yang mencapai 20.000 km di atas permukaan bumi. Sinyal ini akan di- pancarkan secara line-of-sight (LOS). 2.2 SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi beberapa faktor secara bersamaan untuk merumuskan strategi di bidang tertentu yang menjadi objek kajian. Analisa didasar pada logika yang dapat memaksimalkan kemampuan (oppurtinities) dan kekuatan (strength), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kekurangan (weakness) dan ancaman (threats).

5 Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan yang menjadi objek kajian. Dalam penyusunan rencana induk ini dilakukan analisa SWOT yang berguna untuk menganalisa faktor-faktor yang memberi andil terhadap kegunaan GPS dalam melacak kendaraan yang mempertimbakan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhinya 2.3 Taksi Taksi adalah sarana transportasi umum yang menggunakan argometer sebagai alat ukur pembayaran atas jasa pengantaran dari satu tempat ke tempat lain. Pertama kali bisnis taksi berkembang dari bisnis jasa penyewaan kereta kuda berukuran kecil Hackney Carriage di Paris dan London pada awal abad ke-17. Taksi modern mulai berkembang dengan ditandai penemuan alat ukur argometer oleh Wilhelm Bruhn tahun 1891. Taksi berkembang terus di abad 20, dan perkembangannya bertambah di tahun 1940 dengan digunakannya radio komunikasi 2 arah sebagai instrumen pelengkap di taksi. Penggunaan radio ini sangat membantu komunikasi operator dengan pengemudi dalam melayani order pelanggannya. Taksi menjadi ikon perkembangan kota bisnis dan pariwisata di dunia. 2.4 Kota Solo Kota Surakarta (juga Solo, Sala) adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kota Solo terletak sekitar 65 km timur laut Yogyakarta dan 100 km tenggara Semarang. Lokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir 100m di atas permukaan laut) yang diapit Gunung Merapi di barat dan Gunung Lawu di timur. Agak jauh di selatan terbentang Pegunungan Sewu. Di sebelah timur mengalir Bengawan Solo dan di bagian utara mengalir Kali Pepe yang merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai Solo.

6 Surakarta dibagi menjadi lima kecamatan. Kecamatan di Surakarta: Kecamatan Banjarsari, Kecamatan Jebres, Kecamatan Lawiyan (disebut juga Laweyan), Kecamatan Pasar Kliwon, Kecamatan Serengan. Setiap kecamatan dibagi menjadi kelurahan, lalu setiap kelurahan dibagi menjadi kampungkampung yang kurang lebih setara dengan Rukun Warga. Kota Surakarta terletak di pertemuan antara jalur selatan Jawa dan jalur Semarang-Madiun, yang menjadikan posisinya yang strategis sebagai kota transit. Jalur kereta api dari jalur utara dan jalur selatan Jawa juga terhubung di kota ini. Terminal bus besar kota ini bernama Tirtonadi yang beroperasi 24 jam karena merupakan jalur antara yang menghubungkan angkutan bus dari Jawa Timur (terutama Surabaya dan Banyuwangi) dan Jawa Barat (Bandung). Kota yang banyak memanfaatkan fasilitas alat transportasi ini merupakan tempat yang tepat dikembangkannya teknologi GPS.

7 BAB III METODE PENULISAN Secara garis besar langkah-langkah yang diambil penulis dalam menyusun tulisan ini adalah : 3.1Pengumpulan Data Penulis melakukan pengumpulan data berdasarkan sumber-sumber yang terkait dengan masalah yang diangkat oleh penulis. 3.2 Pengolahan dan Analisis Data Data-data yang didapatkan oleh penulis selanjutnya diolah dan dianalisis sehingga didapatkan materi tulisan yang diinginkan. 3.3 Analisis Hasil Penulisan Hasil penulisan yang telah didapat selanjutnya dianalisis untuk dapat melewati fase selanjutnya yang terkait dengan prosedur penulisan. 3.4Evaluasi Hasil Penulisan Hasil yang sudah dianalisis untuk selanjutnya dievaluasi untuk mendapatkan hasil tulisan yang lebih baik. 3.5Pengambilan Kesimpulan

8 Tulisan yang telah dievaluasi selanjutnya akan ditarik kesimpulan terkait masalah yang akan diangkat 3.6Penyusunan Naskah BAB IV ANALISIS dan SINTESIS 4.1Global Position System (GPS) Sistem navigasi GPS dengan menggunakan satelit pertama kali diluncurkan oleh angkatan laut Amerika Serikat pada tahun 1960. Nama satelitnya: Transit, terdiri dari 5 konstelasi satelit. untuk kepentingan militer Amerika Serikat dibawah Departemen Pertahanannya. Hingga Maret 2008, sudah ada 31 satelit yang aktif mendukung sistem GPS yang mengorbit mengelilingi bumi kita. Kumpulan satelit-satelit itu diberi nama NAVSTAR-GPS. Pengelolaan penggunaan sistem satelit GPS ini dipegang oleh Angkatan Udara Amerika Serikat. Selain NAVSTAR-GPS, juga ada konstelasi satelit lain milik negaranegara tertentu seperti GALILEO milik negara-negara Eropa, COMPASS milik Cina, GLONASS milik Rusia dan IRNSS milik India. GPS sebenarnya bukan lagi barang baru di Indonesia. Hal ini terbukti karena sejak tahun 1999 PT Ratnacahaya Nusawiria yang berpusat di Bandung mampu mengembangkan sistem aplikasi navigasi berbasis GPS yang tak kalah canggih dengan aplikasi sejenis, seperti buatan Mapking, Navifone, atau Solomap, yang sekarang terpasang di beberapa ponsel yang memiliki fitur GPS (Kompas, 30 Agustus 2007). Selain itu, pada bulan Aprill tahun 2000, Pusat Penelitian Antar Universitas bidang Mikroelektronika bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengembangan ITENAS menyelenggarakan seminar workshop tentang Global Positioning System (GPS) di Hotel Savoy Homann Bandung.

9 Satelit GPS memancarkan sinyal dengan frekuensi L1 pada Ultra High Frequency (UHF) di 1552,42 MHz. Sinyal yang dikirimkan ini akan memiliki pola tertentu (pseudorandom). Setelah receiver GPS menerima sinyal dari satelit, maka dimulailah proses penghitungan yang cukup kompleks untuk menentukan lokasi GPS. Perjalanan sinyal dari satelit sampai ke GPS yang juga sering disebut sebagai Time of Arrival (TOA) merupakan kunci. Sesuai dengan prinsip fisika, jarak antara GPS dengan satelit bisa didapat dari hasil penghitungan cepat rambat sinyal (sekitar 300.000 km/detik) dikalikan dengan waktu perjalanan (TOA). Sebuah GPS membutuhkan minimal 3 buah satelit untuk menentukan posisi secara 2 dimensi dan 4 satelit untuk menentukan posisi 3 dimensi. Setelah GPS mendapat minimal 3sampai 4 satelit, maka proses penghitungan posisi sudah bisa dimulai. Setiap satelit yang sudah tertangkap oleh GPS akan membentuk lingkaran dengan satelit sebagai pusatnya. Titik perpotongan antara lingkaranlingkaran dari setiap satelit akan menentukan lokasi GPS. Tentu saja semakin banyak satelit, maka akan semakin banyak titik potong yang menyebabkan penentuan lokasi akan. Metode tersebut sering disebut metode triangulasi.

10 Gambar 1 : proses pengiriman dan pengolahan data GPS Tracking ialah suatu proses pelacakan koordinat receiver secara terus menerus yang kemudian ditampilkan di dalam peta. Konsep dalam melakukan tracking ialah sebagai berikut: 1. Satelit GPS memancarkan sinyal Satelit GPS mengirim dua sinyal transmisi gelombang radio dengan emisi "Code-Phase"dan "Carrier-Phase" dengan frekuensi L1(1,57542 GHz ) 2. Receiver GPS menghitung timing waktu rambatan gelombang dari satelite Navstar dengan menghitung selisih timing pulsa antara "pseudo random code" dari Receiver GPS bangkitkan dengan sinyal yang identik dari

11 satelit GPS Navstar. Kemudian receiver GPS mengirim data-data tersebut ke operator GSM dalam bentuk Short Message Service (sms). 3. Operator GSM yang merupakan sebagai sarana untuk mengirim data melalui internet ke data base operator GPS Receiver. Operator GPS Receiver bertugas mengkalkulasi data-data yang berbentuk SMS untuk diubah menjadi titik koordinat di peta (waypoint). Data dalam bentuk waypoint kemudian dipublikasikan ke situs resmi penyedia receiver. 4. Konsumen selaku operator taksi yang telah di beri password untuk membuka situs milik operator GPS, cukup melihat posisi kendaraan yang telah di tunjukan dalam bentuk peta. 4.2 SWOT Analisis 4.2.1. Kekuatan (Strength) 4.2.1.1.Mengurangi Waktu Tunggu (Waiting Time) konsumen Pepatah mengatakan pembeli adalah raja merupakan hukum tak tertulis untuk setiap pelaku bisnis. Kepuasaan konsumen menjadi target tersendiri yang harus diraih untuk memaksimalkan potensi bisnis. Global Position System (GPS) memungkinkan terwujudnya kepuasaan konsumen karena menerapkan pelacakan (tracking) secara real time. Operator taksi dapat memberi kepastian akan datangnya taksi pesanan sehingga dapat memberi pelayanan yang berkualitas dan menjaga loyalitas konsumen. 4.2.1.2. Efisiensi Biaya Keuntungan yang besar akan tercapai bila pengeluaran ditekan serendah mungkin. Real time tracking akan memberi informasi mengenai jalur yang diambil supir taksi dan menunjukan panjangnya jarak yang di tempuh kendaraan. Perusahaan taksi dapat menggunakan data tersebut untuk mencari secara akurat penyebab keborosan yang terjadi dalam mengefisiensikan penggunaan bahan bakar dan lifetime

12 sparepart. Mengingat bahan bakar dan sparepart dapat mengurangi jumlah pemasukan hingga 25% (www.kompas.com). 4.2.1.3. Keselamatan Kerja Pemantauan terhadap taksi yang kebut-kebutan akan dapat dipantau oleh operator taksi. Sehingga peringatan awal terhadap kecepatan kendaraan dapat dipantau lebih awal dan operator taksi dapat menyarankan supir taksi untuk menurunkan kecepatannya. Keselamatan supir taksi, penumpang dan asset perusahaan akan tetap terjaga. 4.2.1.4. Peoduktivitas Meningkat Pemesanan yang datang akan di prosess dengan cepat karena penginformasiaan kepada konsumen taksi akan lebih akurat. Operator taksi dapat memberikan order kepada supir taksi yang paling dekat jaraknya terhadap konsumen sehingga produktivitas kerja karyawan akan meningkat. 4.2.1.5. Membantu Manajemen Perusahaan Manejemen perusahaan merupakan dasar perhitungan bagi perusahaan untuk menentukan untung rugi perusahaan. Manajemen yang baik harus didukung oleh data yang rapi serta akurat. Pemantauan secara real time akan memberi data akurat mengenai aktivitas kendaraan, seperti pemakaian bahan bakar, pemakaian rute efektif, produktivitas karyawan sehingga data menjelaskan pengeluaran dan pemasukan setiap kendaraan. 4.2.2. Kelemahan (Weakness) 4.2.2.1.Teknologi GPS Masih Merupakan Barang Mahal Mahalnya harga pemasangan GPS merupakan tantangan yang dihadapi oleh penyedia transportasi di Indonesia. Harga minimal sebuah perangkat GPS berkisar Rp. 2.500.000

13 (www.pondokiklan.com. 25 Maret 2009). Harga tersebut belum termasuk harga pembelian Komputer dan berlangganan koneksi internet yang harus dibaayar tiap bulan. 4.2.2.2. Kesadaran Pengusaha Taksi Sebagian besar masyarakat Indonesia masih awam dengan gadget canggih yang satu ini. Hal ini mungkin dikarenakan penggunaan GPS hanya digunakan untuk pesawat terbang dan pemetaan di Indonesia. Pengusaha taksi kurang peka melihat kemudahan yang diberikan dan merasa pemantauan terhadap kendaraan cukup secara manual atau bergantung kepercayaan pada supir. 4.2.3. Kesempatan (Opportunities) 4.2.3.1. Global Position System (GPS) Belum Diterapkan Taksi di Solo Pengusaha taksi di Solo terdiri dari: Kosti, Solo Taksi, Angkasa Taksi, Centris Solo, Solo Central Taksi. Belum menggunakan perangkat GPS untuk memantau kondisi taksinya. 4.2.3.2. Heterogenitas Budaya di Solo Surakarta, yang sangat dikenal dengan sebutan Solo, merupakan sebuah kota yang menjadi jantung budaya Jawa. Sosok keraton yang menjadi simbol budaya Jawa, sampai saat ini masih kokoh eksis baik secara fisik, komunitas maupun ritualnya. Pariwisata Solo, banyak berkaitan dengan sejarah, budaya serta ritual keraton. Selain wisata budaya, terdapat pula beberapa tempat dan event-event lain yang menarik untuk dinikmati. Selain itu, sesuai dengan perkembangan jaman, wisata modern yang kita kenal sebagai wisata belanja dan kuliner tersedia lengkap pula di Solo.

14 Keanekaragaman budaya di Solo mengundang banyak wisatawan yang datang ke Solo. Data dari dinas pariwisata menunjukan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Solo baik dari wisatawan domestic maupun wisatawan manca Negara pada tahun 2007 mencapai 873.431 orang (www.dki-kotask@surakarta.go.id. 22april 2009). Wisatawan yang ingin menulusuri kota akan memerlukan angkutan transportasi sehingga kebutuhan transportasi khususnya kebutuhan taksi di Solo tergolong tinggi. 4.2.3.3. Pengalaman Perusahaan Taksi yang Menerapkan Gps di Taksi Blue Bird Group (BBG) merupakan satu-satunya perusahaan taksi di Indonesia yang menerapkan teknologi GPS untuk melacak kondisi armada taksinya. Menurut Vice President Business Development Blue Bird Group, Noni S. A. Purnomo, aplikasi ini nyatanya mampu memenuhi 90% dari seluruh pemesanan. Selain itu image BBG terus meningkat.(www.lintasarta.com. edisi 15). Blue Bird Group sendiri tidak akan beroperasi di Solo karena pemerintah menilai jumlah armada saat ini telah memenuhi kebutuhan manyarakat di Solo sehingga ijin penambahan armada taksi baru tidak akan diberikan.(www.wawasandigital.com. 21 November 2008). Keuntungan yang didapat dari BBG dapat dijadikan pengalaman untuk menjdi pembelajaran bagi pengusaha taksi di Solo mengenai keuntungan yang diberikan aplikasi GPS terhadap keuntungan perusahaan taksi. 4.2.4. Ancaman (Threats) 4.2.4.1. Persaingan Antar Perusahaan Taksi Untuk memenuhi kepuasaan konsumen maka perusahaan taksi telah melakukan inovasi-inovasi. Contohnya Blue Bird Group yang

15 menerapkan GPS, membayar biaya taksi dengan menggunakan credit card, menggunakan sistem audio canggih di dalam taksi untuk menarik perhatian konsumen. Hal tersebut mengakibatkan perusahaan taksi lokal di Solo terancam akan ketinggalan perkembangan teknologi yang ada. 4.2.4.2. Jumlah Kendaraan Sepeda Motor Meningkat Bertambahnya pemakaian kendaraan roda dua memberi dampak negatif terhadap pemesanan taksi. Konsumen cenderung menggunakan motor untuk beraktivitas dibandingkan menggunakan taksi karena harganya yang dianggap lebih murah dan lebih fleksibel untuk dikendarai. Akibatnya, minat masyarakat untuk menggunakan taksi dalam melakukan aktivitas menjadi menurun.

16 BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1Kesimpulan 5.1.1 Tracking atau pemantauan kendaraan bekerja dengan menggunakan satelit GPS yang memancarkan data tentang posisi suatu objek (dalam bentuk angka, posisi, waktu, dan kecepatan) yang kemudian diterima oleh GPS Receiver yang terpasang didalam kendaraan. Data tersebut diproses oleh perangkat keras GPS Receiver, untuk kemudian dikirimkan ke Database Server yang telah teraplikasikan dengan sistem / software dan peta digital, dengan menggunakan sarana komunikasi GSM melalui SMS / GPRS. Kemudian data ini diproses dan disimpan yang lalu ditampilkan dalam bentuk titik (node) pada peta elektronis yang terdapat dalam database server, yang selanjutnya informasi tersebut diakses oleh internal client base (pc's), web browser (internet). Data base server ini dapat memberikan informasi data tampilan pemantauan saat terkini (real-time) maupun lampau (recorded data). 5.1.2 Berdasarkan analisa SWOT terhadap penggunaan Global Position System (GPS) di Solo menunjukan perangkat tersebut sangat dibutuhkan untuk diimplementasikan oleh perusahaan taksi di Solo demi memenuhi kepuasaan pelanggan akan pelayanan yang berkualitas dan menaggulangi persaingan antar perusahaan taksi. 5.2Saran 5.2.1 Bertambahnya kesadaran penggusaha taksi dalam melihat kegunaan GPS dalam membantu proses pemantauan dan pengontrolan

17 kendaraan demi terciptanya suatu sistem pengelolaan yang efektif dan efisien. 5.2.2 Perlunya kombinasi antar sistem transportasi khususnya taksi dengan teknologi canggih seperti GPS agar dapat tetap bersaingan dengan perusahaan lain dan memberi pelayanan terbaik kepada konsumen.