TUGAS AKHIR ANALISA PERBANDINGAN WAKTU PELAKSANAAN METODE KONSTRUKSI BOTTOM-UP DENGAN TOP DOWN (Study Kasus Proyek Hotel Howard Johnson) : DISUSUN OLEH: MEGATRI SERANG 011110 288 JURUSAN SIPIL F AKUL T AS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2016
ANALISA PERBANDINGAN METODE KONSTRUKSI TOP DOWN DAN BOTTOM UP (STUDI KASUS PROYEK HOTEL HOWARD JOHNSON MAKASSAR) Megatri Serang 1, RusdyUsman L 2, M. Asad 3 ABSTRACT : Basement construction is done sequentially from the bottom to the top. This method known as bottom-up method. In this method, the work began on the foundation work, excavation work then forwarded to the manufacture of columns, beams and plates are constantly up to the roof. This research explains on studies of top down basement construction method on high rise building as innovation of construction method. Nowadays, in the world of construction there are varies of innovations; one of them is top down method for basement construction. Howard Johnson Hotels is a project of 18 levels building and 3 levels of basement located in the middle of large city where there are already many buildings and activities surrounding. PT. PP (Persero) Tbk, the main contractor of thi project decided to apply top down method for the 3 levels of basement. This research was compare the construction method of bottom-up and topdown in terms of time. For both of these methods involved the literature study and data collection, analysis methods of implementation, amt the calculation of the duration of the work. With comparative analysis method of bottom-up and top-down is obtained, bottom-up method requires the execution time for 472 days and the top-down method requires the execution time for the 423 days. Keywords : Top Down, Bottom Up, Time
ABSTRAK :Pembangunan basement biasanya dilakukan secara berurutan dari bawah ke atas. Metode ini dikenal sebagai metode bottom-up. Pada metode ini pekerjaan dimulai dari pekerjaan pondasi, pekerjaan galian kemudian diteruskan dengan pembuatan kolom, balok, dan pelat yang menerus sampai ke atap. Penelitian ini menjelaskan kajian pemilihan pekerjaan basement pada bangunan bertingkat tinggi menggunakan metode top down sebagian inovasi dalam metode pelaksanaan.seiring berjalannya waktu, dalam dunia konstruksi terdapat inovasi-inovasi dalam metode pelaksanaan, salah satunya adalah metode pelaksanaan pekerjaan basement menggunakan metode top down. Howard Johnson Hotels adalah proyek gedung setinggi 18 lantai dan 3 lapis basement yang.terletak di tengah kota dimana sekeliling proyek sudah terdapat bangunan-bangunan gedung yang sudah digunakan. PT. PP (Persero) Tbk sebagai kontraktor utama ini memilih metode top down sebagai metode yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan basement sebanyak 3 lapis.tujuan tugas akhir ini adalah untuk membandingkan metode konstruksi bottom- up dan top-down dari segi waktu.untuk kedua metode tersebut dilakukan studi pustaka dan pengumpulan data, analisa metode pelaksanaan, dan perhitungan durasi pekerjaan. Dengan analisa perbandingan metode bottom-up dan top-down didapatkan hasil, metode bottom-up membutuhkan waktu pelaksanaan selama 472 hari dan metode top-down membutuhkan waktu pelaksanaan selama 423 hari.
Kata Kunci : Top Down, Bottom Up, Waktu Jurnal Penelitian Teknik Sipil
1. PENDAHULUAN Pembangunan basement pada gedung bertingkat semakin populer saat ini seiring dengan ketersediaan lahan yang terbatas tetapi kebutuhan akan lahan parkir terus meningkat akibat dari jumlah kendaraan yang teru bertambah. Basement (struktur bawah tanah) merupakan suatu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Metode pelaksanaan yang sering digunakan proyek di lapangan yaitu metode bottom-up yang dimulai dari pembuatan pondasi atau penggalian tanah (dengan kedalaman yang direncanakan) untuk kebutuhan pembuatan lantai basement gedung bertingkat. Selain itu seiring dengan perkembangan teknologi di bidang konstruksi metode yang dapat digunakan yaitu metode top-down. Pembangunan dengan metode topdown tidak dimulai dari lantai basement paling bawah (dasar galian). Dalam tugas akhir ini peninjauan dilakukan pada pelaksanaan proyek pembangunan Hotel Howard Johnson yang terletak di Jalan Chairil Anwar (Makassar) yang direncanakan konstruksi gedung 2 lantai basement sampai kedalaman 8 m di bawah muka tanah yang digunakan sebagai lahan parkir. Pihak pemilik proyek menginginkan waktu pelaksanaan dapat diselesaikan secepat mungkin. Selain itu lokasi proyek berdekatan dengan pemukiman, sehingga pelaksanaan tidak boleh mengganggu lingkungan sekitar. Melihat berbagai kendala di atas, maka diperlukan metode konstruksi yang dapat mengatasi permasalahan tersebut. Di dalam pembangunan Hotel Howard Johnson ini digunakan metode konstruksi topdown. Metode lain yang bisa digunakan yaitu metode bottom-up. Kedua metode konstruksi tersebut mempunyai perbedaan pada saat pengerjaan dan selama proses konstruksi. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kedua metode konstruksi dari segi dan waktu pelaksanaan.
2. METODE PENELITIAN 3.HASIL DAN PEMBAHASAN MULAI Studi Pustaka Buku Penuntun Karya Ilmiah BahanBahan Kuliah Reverensi yang relevan Pengumpulan Data Proyek: Data Primer Data Sekunder Data Cukup ya tidak Work Breakdown Structure Analisis Durasi rencana (Metode Konstruksi Top-Down) Analisis durasi rencana (Metode Bottom- UP) Penjadwalan dalam bentuk diagram kerja 3.1Analisa Metode Pelaksanaan Berikut ini tahapan dalam pelaksanaan metode konstruksi top-down: 1. Pengeboran dan pengecoran secant pile. 2. Pengecoran bored pile dan pemasangan king post. 3. Lantai basement satu, dicor di atas tanah dengan lantai kerja. 4. Galian basement satu 5. Lantai basement dua, dicor diatas tanah dengan lantai kerja. 6. Galian basement dua 7. King post dicor, sebagai kolom struktur. 8. Bila diperlukan, pelaksanaan basement, dapat dimulai struktur atas, sesuai dengan kemampuan dari king post yang ada (sistem up & down). Analisa Perbandingan Kesimpulan dan Saran SELESAI Tahapan pelaksanaan dengan metode bottom-up pada proyek Hotel Howard Johnson adalah sebagai berikut : 1. Pekerjaan dinding penahan tanah Dinding penahan tanah yang digunakan adalah secant pile diameter 800mm.
2. Pekerjaan pondasi bored pile Pondasi Bored Pile direncanakan menggunakan Ø 800 dan1000 mm. 3. Pekerjaan Galian 4. Pekerjaan Stuktur Lantai B2 A s/d B1 A dan Lantai B1 B s/d B2 B 5. Pekerjaan Struktur Lantai. 3.2 ANALISA DURASI PEKERJAAN Untuk menghitung nilai durasi (waktu kerja) realisasi suatu pekerjaan dapat dihitung dengan mengguanakan analisa produktivitas. Adapun perhitungannya dapat dilihat pada contoh dibawah ini: Berikut adalah data produktivitas alat/ pekerja yang digunakan. Data ini merupakan data primer yang diperoleh langsung dari data proyek. ALAT/PEKERJA SATUAN PRODUKTIVIT AS Bored Pile M achine M/HARI 15 Excavator PC-200 M3/JAM 48 Excavator PC-40 M3/JAM 18 Dump Truck M3/JAM 23 Clamshell M3/JAM 30 Concrete Pump M3/JAM 45 KG/ORG/HR 285 Pembesian KG/ORG/HR 16 Beksiting Volume pekerjaan pondasi batu gunung : 12,89 m 3 Produktivitas 1 hari : 8 m 3 /hari Rumus: Durasi = Durasi = = 1,611 = 1 hari Tabel Durasi Pekerjaan NAMA PEKERJAAN PEKERJAAAN STRUKTUR BAWAH PEKERJAAN LANTAI DASAR A PEKERJAAN LANTAI DASAR B PEKERJAAN LANTAI BASEMENT B1A PEKERJAAN LANTAI BASEMENT B1B PEKERJAAN LANTAI BASEMENT B2A PEKERJAAN LANTAI BASEMENT B2B DURASI 201 days 24 days 26 days 29 days 34 days 55 days 56 days
PEKERJAAAN STRUKTUR BAWAH B PEK. BETON Lt 2 Pek. BETON Lt 3 METODE TOP DOWN NAMA PEKERJAAN PEKERJAAAN STRUKTUR BAWAH PEKERJAAN LANTAI BASEMENT B2A PEKERJAAN LANTAI BASEMENT B2B 41 days 91 days 91 days 423 days DURASI 104 days 45 days 51 days pelakasanaan diperlukan pendetailan dalam setiap tahapan pelaksanannya. 2. Pelaksanaan pembangunan struktur dengan metode top down untuk bagian basement membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan metode konstruki bottom up dengan selisih 69 hari. PEKERJAAN LANTAI BASEMENT B1A PEKERJAAN LANTAI BASEMENT B1B PEKERJAAN LANTAI DASAR A PEKERJAAN LANTAI DASAR B PEK. BETON Lt 2 Pek. BETON Lt 3 METODE BOTTOM UP 20 days 23 days 24 days 26 days 91 days 91 days 472 days 3. Pelaksanaan pembangunan struktur dengan metode top down hingga lantai atas membutuhkan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan metode konstruki bottom up yakni selisih 49 hari. 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Dari hasil analisa dua metode yaitu bottom-up dengan top- down didapatkan hasil kesimpulan sebagai berikut : 5.2. Saran 1. Pelaksanaan metode top-down sangat dimungkinkan untuk dilaksanakan, namun membutuhkan ketelitian dan keahlian dalam proses pelaksanaan. 1. Metode konstruksi top-down membutuhkan ketelitian dan kompetensi khusus dalam 2. Perlunya pengembangan teknologi dan riset tentang top-down serta
memasyarakatkan penggunaan metode top-down pada jasa konstruksi di Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, M. Ridwan, H. Bahan Kuliah Network Planning I CPM I PERT. Jurusan Sipil Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin. Makassar Ervianto, Wulfram I.Manajemen Proyek Konstruksi. Andi,.2005. Fitri Prawidiawati dan Cahyono. Analisa Perbandingan Metode Bottom-Up dan Metode Top-Down Pekerjaan Basement pada Gedung Parkir. Tugas Akhir :ITS. 2006.Surabaya. Abdullah, M. Ridwan, H. Bahan Kuliah Penjadwalan dan Pengalokasian Sumber Daya. Jurusan Sipil Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin. Makassar Ali, T. Haedar. Prinsip - Prinsip Dasar Network Planning. PT Gramedia, 1996. Jakarta Lewis, James P. Planning Scheduling & Control. Penerbit: The Mc Graw- Hill Inc, 2000. Soeharto Iman. Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional. Jilid 2, Erlangga, 1998. Jakarta Dwinata,Rizky Harja. Perencanaan Basement Gedung Parkir Apartemen Skyland City Education Park Bandung. Tugas Akhir: ITS. Bandung