1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan pada saat ini, maka turut berkembang pula teknologi yang digunakan. Dalam kesehariannya, manusia selalu membutuhkan teknologi dalam mengerjakan kegiatannya sehari-hari. Begitu pula dengan ilmu kartografi yang ada pada saat ini, dimana tidak lagi hanya sekedar ilmu pembuatan peta yang dituangkan dalam selembar kertas, namun pada saat ini ilmu kartografi juga berkembang menuju arah teknologi yang maju. Hal ini dapat diamati dari terus berkembangnya teknik penyusunan, analisis, dan visualisasi hasil kartografi. Kartografi pada era sebelum 60-an merupakan kegiatan yang terkenal dengan manufacturing maps, tetapi pada saat ini lebih cenderung ke arah analisis dan visualisasi data secara spasial (Kraak & Ormelling, 1999 dalam Danoedoro, 2004). Perkembangan teknologi telah mempengaruhi perubahan dari berbagai produk kartografi menjadi lebih cepat, lebih murah, dan interaktif dengan tampilan visual secara hampir real-time. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa produk kartografi saat ini telah mengalami penekanan secara lebih dari mulanya yang bersifat statis menjadi peta dinamis (Taylor, 1991 dalam Krak dan Ormellin, 1999). Dilihat dari perkembangan ilmu kartografi pada saat ini, hasil kartografi mengalami perkembangan pesat. Terdapat dua bentuk hasil akhir dari kartografi, yaitu permanent maps (peta cetak) dan virtual maps (peta digital). Berdasarkan kecenderungan dalam berkembangnya ilmu yang ada, virtual maps (peta digital) memiliki pertambahan variabel yang lebih menarik dan leluasa dibandingkan dengan peta cetak, terutama pada simbolisasi peta. Dalam hal ini, visualisasi pada peta digital dapat dikatakan lebih efektif dan interaktif. Selain itu, peta digital juga memiliki banyak penunjang dalam proses pemvisualisasiannya, salah satunya dengan web. Web pada dasarnya merupakan suatu sarana penyebaran informasi melalui internet. Sedangkan apabila dihubungkan dengan ilmu mengenai penyajian 1
informasi kartografis saat ini, maka web sangatlah membantu dalam penyajian peta digital. Peta digital memiliki kelebihan berupa tersedianya pelayanan yang tidak dimiliki oleh peta cetak. Salah satu kelebihan dari peta digital ini adalah peta ini mampu menyajikan visualisasi yang lebih baik dengan menambahkan fiturfitur penunjang. Multi-scale map juga merupakan kelebihan dari peta digital yang tidak dimiliki oleh peta cetak, karena pada peta digital, pengguna dapat mengubah skala sesuai dengan yang diinginkan dengan mudah dan praktis. Penyajian peta secara kartografis melalui web ini dibutuhkan suatu sarana penunjang pengolahan data spasial yang ada, salah satunya adalah Web GIS. Web GIS merupakan perkembangan ilmu Sistem Informasi Geografis berbasis web yang menyediakan sarana penyajian peta secara digital. Sesuai dengan namanya, maka Web GIS ini memiliki dasar dari ilmu SIG (Sistem Informasi Geografis) yaitu dimana pengguna memiliki leluasa dalam hal mengakuisisi, menyimpan, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan data spasial (Sanjaya, 2004 dalam Aziz dan Pujiono, 2006). Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, banyak manfaat yang diperoleh dari hasil visualisasi suatu sistem informasi geografis dalam wujud peta digital. Salah satu manfaatnya adalah pengguna dengan mudah dapat berinteraksi secara aktif dengan data spasial yang ada. Untuk mengetahui cara pembuatan sistem informasi berbasis Web GIS, maka pada penelitian ini akan menggunakan NJOP bumi Kecamatan Gedongtengen sebagai contoh objek kajian yang akan disajikan dalam suatu sistem informasi. NJOP bumi pada penelitian ini dipilih karena pada saat ini informasi mengenai NJOP bumi yang diberikan kepada masyarakat masih kurang efektif, terutama dalam hal pemvisualisasian data dalam bentuk peta. Akibat dari kurangnya teknik penyampaian informasi mengenai NJOP ini, banyak masyarakat tidak mengetahui penyebab adanya perbedaan kelas harga NJOP bumi. Untuk menganalisis NJOP bumi yang nantinya akan dipetakan dalam suatu sistem informasi, maka dipilihlah Kecamatan Gedongtengen sebagai daerah penelitian. Kecamatan Gedongtengen ini dipilih sebagai daerah penelitian karena pada 2
kecamatan ini memiliki variasi parameter yang dibutuhkan dalama pembuatan peta NJOP bumi. 1.2 Rumusan Masalah Penyusunan sistem informasi dibutuhkan suatu pola pikir tersendiri agar informasi yang disajikan oleh pembuat dapat diterima dengan baik dan bermanfaat bagi pengguna. Sistem informasi yang disajikan tidak boleh mempersulit pengguna dalam memperoleh informasi namun justru dengan sistem informasi ini pengguna mampu memperoleh informasi dengan lebih mudah. Dalam pembuatan sistem informasi dibutuhkan suatu media yang mampu menunjang aplikasi yang akan disajikan pada peta digital. Sistem Informasi Geografi berbasis web yang biasa dikenal dengan Web GIS memiliki beberapa fitur yang tersedia untuk menunjang dalam pembuatan suatu sistem informasi. Dari beberapa fitur yang ada tersebut, tidak semua mampu menunjang pembuatan sistem informasi dengan baik, sehingga dibutuhkan pemilihan fitur yang tepat. Dalam proses aplikasinya, basis data NJOP bumi digunakan sebagai objek informasi yang akan disampaikan dalam suatu sistem informasi; sehingga dibutuhkan suatu informasi khusus yang mampu menunjang keinteraktifan dari peta yang akan disajikan kepada pengguna dalam suatu sistem informasi. Parameter yang digunakan sebagai penentu kelas NJOP bumi seperti: penggunaan lahan, aksesibilitas lahan positif, aksesibilitas lahan negatif, dan kelengakapan utilitas umum, perlu disajikan informasinya agar pengguna mampu mengetahui hubungan antara parameter yang digunakan dengan hasil penetapan kelas harga NJOP bumi. Sistem informasi ini nantinya juga diperlukan adanya suatu uji coba kelayakan aplikasi dengan wujud berupa suatu prototipe sistem informasi NJOP bumi berbasis web GIS. Pembuatan basis data dari peta NJOP yang akan digunakan pada penelitian ini memerlukan beberapa tahapan yang cukup sulit apabila tidak dibantu dengan beberapa sarana khusus dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga, bahkan biaya yang dimiliki terutama dalam hal perolahan data primer. Maka dari itu, untuk mengatasi masalah di atas diperlukan adanya suatu teknik pengumpulan data 3
hingga pemrosesan data yang baik. Dalam hal ini, penginderaan jauh dan sistem informasi geografis sangatlah dibutuhkan untuk mengurangi kendala-kendala tersebut, sehingga dapat mengatasi keterbatasan dalam hal waktu, tenaga, dan biaya di dalam penelitian ini. Selain dari pemanfaatan penginderaan jauh dan sistem informasi geografi tersebut, hal yang cukup penting ialah pembuatan desain suatu sistem informasi. Desain sistem informasi memerlukan teknologi penunjang agar informasi yang terdapat di peta dapat dengan mudah diambil informasinya oleh pengguna. Dalam hal ini peran internet sangat dibutuhkan karena internet pada saat ini merupakan suatu pelayanan yang dapat diakses dan dipelajari dengan mudah oleh masyarakat saat ini. Berdasarkan permasalahan tersebut maka dapat dirumuskan pertanyaan masalah, yaitu: 1. Bagaimana memetakan NJOP bumi Kecamatan Gedongtengen dengan menggunakan data penginderaan jauh dan analisis SIG? 2. Bagaimana cara membuat basis data sistem informasi NJOP bumi berbasis Web GIS yang mudah dipahami dan digunakan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah:. 1. Membuat peta NJOP bumi Kecamatan Gedongtengen dengan menggunakan penginderaan jauh dan SIG 2. Menyusun sistem informasi NJOP bumi di Kecamatan Gedongtengen berbasis Web GIS. 1.4 Manfaat Penelitian 1 Bagi peneliti: a. Turut memberikan informasi mengenai NJOP bumi bagi masyarakat yang membutuhkan. b. Meningkatkan kemampuan dalam berfikir dan menaungkan aspirasi sesuai deng an tema penelitian yang diambil. 4
2 Bagi pengembangan ilmu pengetahuan: a. Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai referensi dalam penelitianpenelitian selanjutnya 5