BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin maju seiring dengan perkembangan zaman dengan pesat, memungkinkan terjadinya perubahan pola kehidupan manusia yang semakin maju terutama pada aspek kehidupan keseharian, dalam menggunakan ilmu teknologi, khususnya penggunaan teknologi telepon selular. Dewasa ini perkembangan informasi spasial dengan dukungan media telepon pintar semakin menjadi tren sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Informasi spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis, memiliki sistem koordinat tertentu sebagai dasar referensinya dan mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi (spasial) dan informasi deskriptif (attribut) (Prahasta, 2009). Kecanggihan teknologi yang ada pada telepon seluler serta mobilitas pengguna yang tinggi saat ini maka menjadikannya yang paling mudah sebagai alternatif lain media pemberi informasi. Peran teknologi seluler terkini yang mendukung sistem informasi geografis serta teknologi pembuatan peta secara digital sangat membantu untuk memperoleh hasil peta yang lebih menguntungkan pengguna. Sistem informasi geografis pada telepon seluler dan ketersediaan layanan location based service pada perangkat telepon seluler pintar terkini semakin memudahkan untuk mengakses data lokasi terkini pengguna. Layanan berbasis lokasi atau location based service merupakan layanan informasi yang dapat diakses melalui perangkat bergerak (mobile) melalui jaringan seluler dan memiliki kemampuan untuk memanfaatkan lokasi posisi mobile (Virrantaus et al. 2001). Menurut Riyanto, (2011) Location Based Service(LBS) sebenarnya salah satu nilai tambah dari layanan seluler. LBS bukanlah sistem, namun merupakan layanan yang menggunakan sistem tambahan penunjang sistem seluler, jadi memungkinkan beberapa opsi sistem yang dapat mengirim layanan LBS dengan teknologi bervariasi. Secara garis besar teknologi ini menjadi lebih kompleks 1

2 menggabungkan beberapa komponen utama yaitu teknologi geospasial yang meliputi sistem informasi geografis dan basis data, teknologi penentuan lokasi terkini, jaringan internet serta teknologi dalam hal perangkat bergerak (Bridwell & miller, 2009). Gambar 1.1 : Location Based Service kombinasi Berbagai disiplin ilmu Sumber: Foundations of Location Based Services (Steinieger et al.2006) Pemanfaatan peta cetak yang telah lama digunakan mulai terdapat keterbatasan dalam penggunaannya seperti peta yang tersedia pada Universitas Gadjah Mada saat ini hanya tersedia versi peta konvensional yang kurang interaktif. Untuk dapat mengatasi masalah tersebut maka peranan teknologi menjadi opsi lain agar dapat berperan dalam memberikan informasi yang cepat dan akurat dengan membuat aplikasi peta interaktif berbasis telepon pintar. Pembuatan peta dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai sumber. Setidaknya terdapat sembilan cara pengumpulan data yang dapat digunakan sebagai sumber penyusunan sebuah peta. Sumber data tersebut adalah survey terestris, survey fotogrametri, data satelit, data GPS, Scanning dan digitasi petapeta analog, menggunakan file-file batas yang ada, file statistik sosial ekonomi, file data geo-fisik, dan file data lingkungan (Kraak & Ormeling terj., Martha, dkk., 2007). Sistem Informasi Geografis dengan pemodelan dapat membantu untuk pengolahan data dan informasi spasial karena merupakan salah satu perangkat untuk menjalankan pemodelan spasial baik secara analog maupun digital 2

3 (Longley, 2005). terdapat dua hal penting dalam model GIS. Pertama, model GIS merupakan model yang dihasilkan atau diturunkan dari data spasial baik yang bersifat langsung (eksplisit) seperti peta berkoordinat maupun tak langsung (implisit) seperti data tabular hasil suatu survey. Kedua, model ini dihasilkan atau diturunkan dari proses dalam sistem informasi geografis (SIG). Model SIG berkembang dengan pesatnya saat ini. Hal ini disebabkan beberapa keunggulan unik yang dimiliki oleh model ini. Keunggulan model SIG ini antara lain dapat mengatur (manage) dan menganalisis data spasial, mampu bekerja dalam dua format data, yaitu format data vektor untuk sebaran data diskrit (descrete data) dan format data raster untuk sebaran data kontinyu (continiously data), dan dapat dihubungkan dengan model lain di luar model SIG. Gambar 1.1 : Peta Kampus Universitas Gadjah Mada yang tersedia di web saat ini Sumber : Pada awal teknologi komputer, masih digunakan display berbasis text atau lebih familiar dengan command line untuk berinteraksi dengan pengguna komputer. Kemudian pada perkembangannya teknologi komputer mulai semakin ramah terhadap pengguna dengan hadirnya GUI(Graphic User Interface) yang 3

4 semakin memudahkan manusia untuk berinteraksi dengan komputer. Selanjutnya teknologi terus berkembang hingga sekarang menghasilkan suatu teknologi yang memungkinkan manusia untuk berinteraksi dengan dunia virtual melalui teknologi realitas tertambah (augmented reality). Menurut Ronald T. Azuma (1997) augmented reality bersifat interaktif, immersion (membenamkan/memasukkan), realtime, dan objek virtual biasanya berbentuk 3 dimensi dengan menggabungkan objek virtual pada lingkungan nyata. Augmented reality memiliki 2 metode yang sangat signifikan berkembang dalam beberapa tahun belakangan ini yaitu marker based tracking dan markerless augmented reality. Aplikasi augmented ini berjalan dengan memindai tanda atau yang lebih sering disebut sebagai marker. Marker biasanya merupakan ilustrasi hitam dan putih persegi dengan batas hitam tebal dan latar belakang putih. Komputer akan mengenali posisi dan orientasi marker dan menciptakan dunia virtual 3D. Berbeda dengan Marker Based Tracking, metode Markerless Augmented Reality tidak lagi memerlukan penggunaan sebuah marker untuk menampilkan objek-objek digital. Metode ini memiliki beberapa teknik-teknik khusus yaitu Face Tracking, 3D Object Tracking, Motion Tracking dan GPS Based Tracking. Teknik GPS Based Tracking saat ini mulai populer dan banyak dikembangkan pada aplikasi smartphone (iphone dan Android). Dengan memanfaatkan fitur GPS dan kompas yang ada didalam smartphone, aplikasi akan mengambil data dari GPS dan kompas kemudian menampilkannya dalam bentuk arah yang kita inginkan secara realtime, bahkan ada beberapa aplikasi menampikannya dalam bentuk 3D (Senja Lazuardy,2012). Kelebihan dari augmented reality yaitu dapat diimplementasikan secara luas dalam berbagai media seperti aplikasi dalam sebuah ponsel pintar (contohnya Nokia Lumia, Android, Blackberry atau iphone). Dengan kelebihannya tersebut, augmented reality memiliki banyak peluang untuk terus dikembangkan, terutama dibidang navigasi. 4

5 1.2 Perumusan Masalah Peta cetak yang telah lama beredar mempunyai pergeseran penggunaan karena telah mulai banyak ditinggalkan oleh pengguna peta. Tren yang ada saat ini mulai beralih kepada peta digital yang memberikan keuntungan lebih dari sekedar peta cetak. Fleksibilitas layanan peta digital mampu diterapkan ke dalam perangkat mobile. Hampir semua peranngkat seluler yang digunakan saat ini adalah perangkat telepon pintar. Perangkat tersebut memungkinkan untuk menjalankan fitur navigasi dan fitur pendukung lainnya yang memudahkan untuk membaca data spasial lainnya. Untuk itu dilakukan pengumpulan informasi terkait peta digital yang melengkapi informasi dari peta cetak dengan lebih lengkap maka peneliti melakukan penelitian dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut.: Bagaimana pemanfaatan aplikasi augmented reality dalam membantu kegiatan pengembangan peta kognitif? Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut diatas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul: AUGMENTED REALITY SEBAGAI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENTAL MAP (Kasus di Lingkungan Kampus Universitas Gadjah Mada) 1.3. Tujuan Penelitian Berdasar pada perumusan masalah yang terpapar sebelumnya maka tujuan dari penelitian ini adalah membangun augmented reality dalam bentuk aplikasi android sebagai peningkatan peta mental. 5

6 1.4. Manfaat Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini maka dapat ditarik beberapa manfaat, yaitu : 1 ) Memberikan informasi tentang Universitas Gadjah Mada terutama kepada masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk aplikasi Android. 2 ) Memudahkan pengguna dalam memperoleh informasi dari peta Universitas Gadjah Mada. 6