BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Bukit Makmur Mandiri Utama (PT BUMA) adalah sebuah perusahaan kontraktor pertambangan yang memiliki kerjasama operasional pertambangan dengan PT Bahari Cakrawala Sebuku (PT BCS) sebagai pemilik lokasi tambang batubara yang berlokasi di Pulau Sebuku, Kalimantan Selatan. Kegiatan penambangan yang dilakukan dengan sistem tambang terbuka terdiri dari pengupasan lapisan batuan penutup meliputi pembersihan lahan (Land-Clearing), pengupasan tanah pucuk (Top Soil Prestripping) & pengelolaan, pemuatan dan pengangkutan lapisan batuan penutup. Setelah itu dilakukan penambangan batubara yang meliputi pembongkaran batubara (Coal Stripping), pemuatan dan pengangkutan batubara serta pengapalan batubara. Target produksi lapisan batuan penutup yang ditentukan oleh perusahaan sebesar 1.953.000 BCM dan produksi batubara sebesar 488.006 ton pada bulan Juli 2008 dengan nisbah penggalian 4:1. Sedangkan produksi lapisan batuan penutup aktual pada bulan Juli sebesar 1.383.576 BCM, dan batubara sebesar 404.463 ton dengan nisbah penggalian aktual sebesar 3,4:1. Alat berat yang digunakan untuk proses pemuatan material yaitu backhoe Komatsu PC 1250, PC 400 dan PC 200, sedangkan alat angkut yang digunakan adalah Komatsu HD 465 dan HD 785 untuk mengangkut muatan batubara dari pit ke coal intermediate dan muatan lapisan batuan penutup dari pit ke lokasi pembuangan. Sedangkan untuk mengangkut batubara dari coal intermediate ke pelabuhan Tanjung Kopala menggunakan alat angkut jenis Volvo FM 12, FM 260JD, dan FM 440. 1
Penggunaan solar sebagai bahan bakar memberikan dampak terhadap biaya penambangan sehingga membuat PT BUMA harus mengevaluasi penggunaan bahan bakar pada setiap unit yang bekerja untuk menurunkan ongkos penambangan. Langkah evaluasi yang dilakukan adalah dengan membandingkan antara jumlah penggunaan bahan bakar (Liter) dengan jumlah volume material lapisan batuan penutup atau tonase batubara yang diproduksi. Rasio target yang telah ditetapkan berdasarkan standar parameter PT BUMA sebesar 0,83 Liter/bcm. Namun rasio aktual di lapangan pada bulan Mei dan Juni tahun 2008 berturut turut sebesar 0,91 dan 1,00 Liter/bcm. Hal ini dapat terjadi karena faktor kondisi tempat kerja, sikap operator, dan kualitas mesin yang kurang baik, serta metode penambangan yang tidak optimal yang menyebabkan besarnya konsumsi bahan bakar. Dengan adanya beberapa faktor tersebut, maka dalam penelitian ini akan difokuskan terhadap masalah kondisi jalan angkut yang mempengaruhi konsumsi bahan bakar alat angkut. Parameter yang akan dibahas adalah hubungan antara tahanan kemiringan (grade resistance) dengan laju konsumsi bahan bakar. Serta jumlah persimpangan jalan yang dilalui oleh alat angkut dan penentuan alat angkut yang paling efisien dalam penggunaan bahan bakar. 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis pengaruh karakteristik lingkungan kerja (jalur angkut) terhadap konsumsi bahan bakar alat angkut jenis HD465 dan HD785 dari Komatsu. 2. Menentukan parameter yang paling mempengaruhi konsumsi bahan bakar alat angkut jenis HD465 dan HD785 dari Komatsu. 3. Menentukan batasan nilai tahanan kemiringan dari jalur angkut yang dilewati terhadap klasifikasi penggunaan bahan bakar dari Komatsu. 4. Menentukan jenis alat angkut yang paling efisien dalam penggunaan bahan bakar dengan parameter Konsumsi Bahan Bakar Spesifik menurut Wong (2001). 2
1.3. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Data pengamatan diambil di pit Tanah Putih pada bulan Juli tahun 2008. 2. Faktor yang mempengaruhi konsumsi bahan bakar hanya didasarkan atas dua parameter, yaitu kemiringan jalan dan jarak tempuh pembuangan material lapisan batuan penutup. 3. Penentuan unit yang paling efisien hanya berdasarkan pada konsumsi bahan bakar saja dan terlepas dari faktor produktifitas alat dan biaya operasional lainnya. 1.4. Asumsi Asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mesin dalam kondisi ideal dengan kemampuan penggunaan bahan bakar sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh pabrik pembuat alat (Komatsu). 2. Tahanan gulir dianggap sama pada setiap lokasi karena struktur jalan yang relatif sama dan perawatan jalan yang dilakukan secara rutin. 3. Pengaruh pergantian gigi diabaikan karena secara umum alat bekerja dengan transmisi otomatis yang mengatur posisi gigi menjadi optimal berdasarkan pada kecepatan truk. 4. Pengaturan kerja alat diatur pada E-mode (economy mode) dan diaplikasikan pada semua alat muat dan alat angkut. 5. Konsumsi bahan bakar untuk pemakaian air conditioner (AC), radio, dan eksesoris lainnya dianggap kecil sehingga dapat diabaikan. 6. Konsumsi bahan bakar alat pada saat diam tetapi mesin tetap hidup (idle) dianggap lebih kecil daripada saat alat bekerja atau bergerak. 3
1.5. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui pengaruh parameter kemiringan jalan, frekuensi persimpangan jalan, dan jarak angkut terhadap konsumsi bahan bakar alat angkut jenis HD465 dan HD785 dari Komatsu. 2. Mengetahui batasan kemiringan jalan yang ideal agar konsumsi bahan bakar alat angkut dapat efisien. 3. Mengetahui jenis alat angkut yang paling ideal untuk pekerjaan pengangkutan material lapisan batuan penutup. 1.6. Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan metode observasi lapangan untuk pengambilan data primer. Sedangkan data sekunder diperoleh dari perusahaan yang terdiri dari spesifikasi alat Komatsu sesuai buku Specification & Application Handbook Komatsu edisi ke - 26. Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menentukan jalur angkut yang akan dianalisis. Dari beberapa jalur angkut tersebut yang dilalui oleh alat angkut jenis HD465 dan HD785 didapat data laju penggunaan bahan bakar alat dalam satu satuan waktu (Liter per jam). Dari tiap kelompok data dari masing masing alat angkut tersebut akan didapat suatu analisis pengaruh kondisi jalur angkut terhadap konsumsi bahan bakar unit HD785 dan HD465 pada PT Bukit Makmur Mandiri Utama jobsite Sebuku Kalimantan Selatan. Lalu dari data data yang didapat dibuat suatu perbandingan efisiensi penggunaan bahan bakar sesuai nilai Konsumsi Bahan Bakar Spesifik. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini secara skematik dapat dilihat dalam Gambar 1.1. 4
Identifikasi masalah besarnya kebutuhan bahan bakar unit produksi lapisan batuan penutup Penentuan batasan masalah berupa pengaruh kemiringan jalan dan jarak angkut terhadap konsumsi bahan bakar unit HD785 dan HD465 Data Primer : - Peta tambang dalam format DWG - Jumlah pemakaian bahan bakar Pengamatan dan pengambilan data Data Sekunder : Spesifikasi Alat Angkut Komatsu Perhitungan besarnya nilai tahanan kemiringan, jarak angkut, dan jumlah persimpangan jalan dari peta perkembangan tambang menggunakan software AutoCAD Perhitungan Konsumsi Bahan Bakar Spesifik dari HD785 dan HD465 Analisis Konsumsi Bahan Bakar HD465 dan HD785 di PT Bukit Makmur pada Lokasi Kerja Sebuku Kalimantan Selatan Kesimpulan Rekomendasi Output Gambar 1.1 Diagram Alir Penelitian 5