TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi

KAJIAN BIOLOGI REPRODUKSI IKAN KEMBUNG PEREMPUAN (Rastrelliger brachysoma Bleeker, 1851) DI PERAIRAN TELUK JAKARTA, JAKARTA UTARA

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Ciri Morfologis Klasifikasi

TINJAUAN PUSTAKA. besar maupun sedikit. Di perairan Indo-Pasifik terdapat 3 spesies ikan Kembung

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Morfologi Ikan Tambakan ( H. temminckii 2.3. Habitat dan Distribusi

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 : Ikan tembang (S. fimbriata)

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi Tugas Laporan Akhir Praktikum Mata kuliah Biologi Perikanan semester genap

II. TINJAUAN PUSTAKA. : Octinopterygii. : Cypriniformes. Spesies : Osteochilus vittatus ( Valenciennes, 1842)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Ikan layur (Trichiurus lepturus) (Sumber :

TINJAUAN PUSTAKA. sangat kuat terjadi dan terbentuk riak-riakan pasir besar (sand ripples) yang

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Ciri Morfologis

bio.unsoed.ac.id TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek

2. TINJAUAN PUSTAKA Rajungan (Portunus pelagicus)

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. mudah diperoleh di pasaran (Yulisma dkk., 2012). Klasifikasi Ikan Kembung menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut

METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta lokasi penangkapan ikan kembung perempuan (R. brachysoma)

TINJAUAN PUSTAKA. : Actinopterygii. : Cypriniformes. Spesies : Barbichthys laevis (Froese and Pauly, 2012)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Tembang Klasifikasi dan tata nama

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan Lumo (Labiobarbus ocellatus) menurut Froese R, Pauly D

2. TINJAUAN PUSTAKA Ikan Terisi Menurut Richardson (1846) (2010) klasifikasi ikan terisi (Gambar 2) adalah sebagai berikut :

Ciri-ciri Ikan kembung (Rastrelliger kanagurta L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

3. METODE PENELITIAN

spesies yaitu ikan kembung lelaki atau banyar (Rastrelliger kanagurta) dan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma)(sujastani 1974).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :

3 METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

3. METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. jika dibandingkan dengan panjangnya, dengan perkataan lain jumlah mesh depth

Gambar 4. Peta lokasi pengambilan ikan contoh

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.09/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SRIKANDI

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Swanggi Priacanthus tayenus Klasifikasi dan tata nama

Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.66/MEN/2011 TENTANG

2.1. Ikan Kurau. Klasiflkasi ikan kurau (Eleutheronema tetradactylum) menurut. Saanin (1984) termasuk Phylum chordata, Class Actinopterygii, Genus

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

TINJAUAN PUSTAKA. daerah yang berlumpur dan pada ekosistem mangrove. Ikan gelodok hanya

I. PENDAHULUAN. Waduk merupakan salah satu bentuk perairan menggenang yang dibuat

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.47/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA MERAH NILASA

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Ikan kuro (Eleutheronema tetradactylum) Sumber: (a) dokumentasi pribadi; (b)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Kuniran Klasifikasi dan tata nama

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi Penelitian

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Dan Morfologi Ikan Tembang (Sardinella fimbriata) Klasifikasi ikan tembang menurut (Saanin, 1979) berdasarkan tingkat

II. TINJAUAN PUSTAKA

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Ikan Belida (Chitala lopis) (Dokumentasi BRPPU Palembang, 2009)

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN GONAD DAN FEKUNDITAS IKAN KEMBUNG (Restrelliger sp) DI PERAIRAN ACEH BARAT SKRIPSI IRYAL RAUL HIDAYAT.

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas induk pokok (Parent Stock)

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) Sumber :

3. METODE PENELITIAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

3. METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Ikan Sardinella sp. merupakan kelompok ikan-ikan pelagis kecil, dari famili

I. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan lele dumbo adalah jenis ikan hibrida hasil persilangan antara C. batracus

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Lemuru Aspek biologi ikan lemuru

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.48/MEN/2012 TENTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Ikan peperek (Leiognathus spp.) Sumber : dkp.co.id

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Karakteristik Morfologis Ikan Bilih

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Cuvier (1829), Ikan tembakang atau lebih dikenal kissing gouramy,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Aspek biologi reproduksi ikan layur, Trichiurus lepturus Linnaeus 1758 di Palabuhanratu

IDENTIFIKASI IKAN. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Mata Kuliah Iktiologi

ASPEK REPRODUKSI IKAN LELAN (Osteochilus vittatus C.V) Di SUNGAI TALANG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM

III. METODE PENELITIAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3. METODE PENELITIAN

Ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch 1790) Bagian 1: Induk

Beberapa contoh air, plankton, makrozoobentos, substrat, tanaman air dan ikan yang perlu dianalisis dibawa ke laboratorium untuk dianalisis Dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

TINJAUAN PUSTAKA. : Euthynnus yaito, Thynnus affinis, Wanderer wallisi. Nama umum : Tongkol Komo, Kawakawa, Eastern Little Tuna, Black Skipjack,

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

- 2 - Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 20 Mei 2013 MENTERl KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SHARIF C. SUTARDJO

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN PENUH IKAN PARI MANTA

PENDAHULUAN. Common property & open acces. Ekonomis & Ekologis Penting. Dieksploitasi tanpa batas

3.3. Pr 3.3. P os r ed e u d r u r Pe P n e e n l e iltiitan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS MERAH NAJAWA

Migrasi Ikan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya

2. TINJAUAN PUSTAKA. : Actinopterygii : Perciformes

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN TAWES (PUNTIUS JAVANICUS) JOIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis 2.1.1. Klasifikasi Ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma) (Gambar 1) merupakan salah satu ikan pelagis kecil yang sangat potensial di Indonesia. Klasifikasi ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma) menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Pisces Sub kelas : Teleostei Ordo : Parcomorphy Sub ordo : Scombroidea Famili : Scombridae Genus : Rastrelliger Spesies : Rastrelliger brachysoma (Bleeker, 1851) Nama umum : Short Mackerel Nama Lokal : Kembung Perempuan (Jakarta) Gambar 1. Ikan kembung perempuan (R. brachysoma) (Dokumentasi pribadi)

5 Ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma) memiliki genus yang sama dengan ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta). Ciri yang membedakannya adalah adanya satu bintik atau totol hitam dekat sirip dada pada ikan kembung lelaki. Selain itu, ikan kembung perempuan memiliki perut yang lebih lebar dibandingkan ikan kembung lelaki. 2.1.2. Struktur morfologis Ikan kembung perempuan memiliki bentuk tubuh pipih dengan bagian dada lebih besar daripada bagian tubuh yang lain dan ditutupi oleh sisik yang berukuran kecil dan tidak mudah lepas. Warna tubuh biru kehijauan di bagian punggung dengan titik gelap atau totol-totol hitam di atas garis rusuk sedangkan bagian bawah tubuh berwarna putih perak. Sirip punggung (dorsal) terpisah nyata menjadi dua buah sirip, masing-masing terdiri atas 10 hingga 11 jari-jari keras dan 12 hingga 13 jari-jari lemah ( Direktorat Jendral Perikanan 1979). Sirip dubur (anal) berjari-jari lemah 12. Di belakang sirip punggung kedua dan sirip dubur terdapat 5 sampai 6 sirip tambahan yang disebut finlet. Sirip perut (ventral) terdiri dari 1 jari-jari keras dan 5 jari-jari lemah. Sirip ekor (caudal) bercagak dalam dan sirip dada (pectoral) lebar dan meruncing (Anwar 1970 in Ruswahyuni 1979). Mata mempunyai selaput yang berlemak, gigi yang kecil pada tulang rahang. Tapis insang halus 29-34, pada bagian bawah busur insang pertama tapis insang panjang dan banyak terlihat seolah-olah bulu jika mulutnya dibuka (Burhanudin et al 1984 in Astuti 2007). 2.2. Habitat, Penyebaran dan Siklus Hidup Ikan kembung perempuan merupakan kelompok ikan epipelagis dan neritik di daerah pantai dan laut. Penyebaran ikan kembung dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu penyebaran secara vertikal dan horisontal. Penyebaran secara vertikal dipengaruhi oleh suhu dan gerakan harian plankton sedangkan penyebaran secara horizontal dipengaruhi oleh arus laut. Penyebaran ikan ini meliputi Samudra Pasifik, Laut Andaman, Thailand, Filipina, Papua New Guinea, Pulau Solomon, dan Fiji (Fishbase 2010). Daerah

6 penyebaran di perairan pantai Indonesia dengan konsentrasi terbesar di Kalimantan, Sumatra Barat, Laut Jawa, Selat Malaka, Muna-Buton, arafuru, TL Siam (Direktorat Jendral Perikanan 1979). Nikolsky (1963) menyatakan bahwa ada tiga alasan utama yang menyebabkan beberapa spesies ikan melakukan migrasi, antara lain usaha untuk mencari daerah yang banyak makanannya (feeding), usaha untuk mencari daerah tempat berpijah (spawning), dan adanya perubahan beberapa faktor lingkungan seperti temperatur, salinitas, dan suhu. Fischer dan Whitehead (1974) in Zen (2006) menyatakan bahwa ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma) hidup berkelompok dalam jumlah yang besar pada perairan pantai dengan kedalaman antara 10-50 meter. Ikan ini melakukan ruaya pemijahan yang bersifat oceanodromus yaitu ikan menghabiskan siklus hidupnya di daerah pantai dan memijah di daerah laut lepas (McKeown 1984). Chirastit (1962) menduga bahwa Ikan kembung perempuan yang sudah matang gonad beruaya dari daerah pantai ke laut lepas sedangkan ikan juvenil beruaya dari laut lepas ke daerah pantai untuk membesar. 2.3. Pola Pertumbuhan Pertumbuhan dapat dikatakan sebagai pertambahan ukuran panjang atau berat dalam suatu waktu. Penentuan pola pertumbuhan ikan yaitu dengan mencari hubungan panjang berat ikan dengan suatu bentuk eksponensial. Berdasarkan hasil penelitian Vanichkul dan Hongskul (1963) di perairan Teluk Thailand, menunjukkan bahwa pertumbuhan berat pada ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma) lebih cepat daripada pertumbuhan panjangnya sehingga mengindikasikan bahwa ikan kembung perempuan memiliki pola pertumbuhan allometrik positif. 2.4. Kebiasaan Makanan Ikan kembung termasuk ikan pemakan plankton. Kebiasaan makanan ikan kembung yaitu memangsa plankton, copepod, atau crustacea (Kriswantoro dan Sunyoto 1986 in Sari 2004). Plankton tersebut disaring dengan tapis insang. Tapis

7 insang pada ikan kembung lelaki lebih besar karena plankton yang dimakannya memilki ukuran yang lebih besar, sedangkan pada kembung perempuan (R. brachysoma) memiliki tapis insang yang halus karena plankton yang dimakannya berukuran kecil (Nontji 2005 in Astuti 2007). 2.5. Aspek Reproduksi 2.5.1. Nisbah kelamin Nisbah kelamin adalah salah satu aspek biologi reproduksi yang berhubungan dengan kondisi populasi ikan dalam suatu perairan. Perbandingan antara jumlah jantan dan jumlah betina dalam suatu populasi dengan rasio 1 : 1 (ikan jantan dan ikan betina masing-masing 50%) merupakan kondisi yang ideal (Ball and Rao 1984). Nikolsky (1969) in Hermawansyah (2007) menyatakan bahwa perbandingan kelamin dapat berubah menjelang dan selama pemijahan. Perubahan rasio kelamin secara teratur dapat terjadi dalam pergerakan ikan untuk memijah, pada awalnya ikan jantan lebih dominan daripada ikan betina dan kemudian rasio kelamin berubah menjadi 1:1, diikuti oleh dominasi ikan betina. Penyimpangan seringkali terjadi pada pola perbandingan 1:1, antara lain karena adanya perbedaan pola tingkah laku bergerombol, perbedaan laju mortalitas, dan pertumbuhan antara jantan dan betina (Febianto 2007). 2.5.2. Ukuran pertama kali matang gonad Pencatatan perubahan atau tahap-tahap kematangan gonad diperlukan dalam biologi perikanan untuk mengetahui perbandingan ikan-ikan yang akan melakukan reproduksi dan yang tidak. Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian dari reproduksi ikan sebelum terjadi pemijahan, selama itu sebagian hasil metabolisme tertuju pada perkembangan gonad. Berdasarkan pengetahuan tahap perkembangan gonad akan didapatkan keterangan bilamana ikan itu memijah, baru memijah, atau telah selesai memijah. Ukuran ikan saat pertama kali gonadnya menjadi masak berhubungan dengan pertumbuhan ikan itu sendiri dan faktor-faktor yang mempengaruhinya (Effendie 1997). Terdapat dua

8 faktor yang mempengaruhi saat pertama kali ikan mencapai matang gonad yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam antara lain adalah perbedaan spesies, kebiasaan makanan, umur dan ukuran, serta kondisi fisiologis dari ikan tersebut, sedangkan faktor luar antara lain adalah hubungan antara lamanya terang dan gelap, suhu, arus, dan keberadaan dari jenis kelamin yang berbeda (Lagler et al. 1962). Lachita (2006) menyatakan bahwa panjang ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma) dewasa dan siap memijah di Teluk Lingayen Filipina ialah 170 mm dengan ukuran pertama kali tertangkap ialah 160 mm. 2.5.3. Potensi reproduksi Fekunditas adalah jumlah telur yang masak sebelum dikeluarkan pada waktu ikan memijah. Pengertian fekunditas tersebut merupakan fekunditas individu atau fekunditas mutlak (Effendie 1997). Fekunditas lainnya yaitu fekunditas total dan fekunditas nisbi. Royce (1972) menyatakan bahwa fekunditas total adalah fekunditas ikan selama hidupnya, sedangkan fekunditas nisbi adalah jumlah telur per satuan berat atau panjang (Nikolsky 1963). Fekunditas berhubungan erat dengan keadaan lingkungan perairan, perubahan lingkungan akan mempengaruhi kematangan telur ikan. Effendie (1997) menyatakan bahwa suhu perairan mempengaruhi fekunditas secara tidak langsung, begitu juga dengan kedalaman air dan oksigen terlarut yang mana merupakan faktor penghambat terhadap fekunditas. Kondisi lingkungan yang menguntungkan mengakibatkan telur yang dikeluarkan lebih banyak dibandingkan dalam kondisi lingkungan yang kurang baik. Fekunditas juga dipengaruhi oleh ketersediaan makanan. Pada spesies tertentu dengan umur yang berbeda-beda menunjukkan fekunditas yang bervariasi sehubungan dengan persediaan makanan tahunan (Nikolsky 1969 in Febianto 2007). Effendie (1997) menyatakan bahwa umumnya individu yang cepat pertumbuhannya memiliki fekunditas yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang pertumbuhannya lambat pada ukuran yang sama. Estimasi fekunditas pada ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma) dengan panjang 190 hingga 208 cm sebesar 200.000 dan 500.000

9 telur, namun jumlah telur ikan kembung pada umumnya berkisar antara 100.000 hingga 166.000 butir (Boonprakop 1965). 2.5.4. Pola Pemijahan Pola pemijahan ikan berbeda-beda pada tiap spesies. Ada dua tipe pola pemijahan, yaitu total spawning dan partial spawning. Pola pemijahan total spawning merupakan pemijahan yang berlangsung dalam waktu singkat namun ada juga yang berlangsung dalam waktu panjang. Sedangkan pola pemijahan partial spawning merupakan pemijahan sebagian demi sebagian yang mana dapat berlangsung saelama beberapa hari (Effendie 1997). Pola pemijahan dapat diduga dengan mengamati pola distribusi diameter telur gonad IV dari ikan contoh. Menurut penelitian Pathansali (1961) di Glugor, Penang, Malaysia, ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) memijah dua kali selama musim pemijahan, begitu juga menurut penelitian Boonprakop (1965) di Teluk Thailand yang menyatakan bahwa ikan kembung (Rastrelliger spp.) memijah lebih dari satu kali selama musim pemijahan. Pemijahan yang terjadi pada ikan kembung yaitu sekumpulan telur dilepaskan terlebih dahulu, berikutnya sekumpulan telur akan dilepaskan kembali dengan interval yang pendek. Ikan kembung memiliki sebaran diameter telur yang luas. Kelompok ukuran diameter telur yang besar merupakan perkembangan dari kelompok ukuran diameter telur sebelumnya dan mungkin merupakan sekumpulan telur yang terakhir dilepaskan setelah pemijahan pertama selama musim pemijahan. 2.5.5. Waktu pemijahan Gonad akan bertambah berat sebelum terjadinya pemijahan dalam proses reproduksi, begitu juga ukuran diameter telur yang ada di dalam ovarium ikan. Diameter telur adalah garis tengah atau ukuran panjang dari suatu telur yang diukur dengan mikrometer objektif dan okuler berskala yang sudah ditera (Effendie 1997). Sebelum terjadinya pemijahan, sebagian besar hasil metabolisme ikan tertuju untuk perkembangan gonad. Berat gonad akan mencapai maksimum ketika ikan memijah kemudian akan menurun secara cepat dengan

10 berlangsungnya musim pemijahan hingga selesai. Ovarium ikan yang mengandung telur masak berukuran sama semua atau seragam menunjukkan waktu pemijahan yang pendek. Sebaliknya, waktu pemijahan yang panjang dan terus menerus ditandai oleh banyaknya ukuran telur ikan yang berbeda di dalam ovarium (Hoar in Lumbanbatu 1979). Ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) di Laut Jawa mempunyai dua musim pemijahan yang berlangsung pada musim barat mulai dari bulan Oktober hingga Februari dan pada musim timur yaitu mulai dari bulan Juni hingga September (Astuti 2007), sedangkan ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma) memiliki musim pemijahan dari bulan Maret sampai dengan bulan Oktober (Ochavillo et al. 1991; Froese and Pauly 2006 in Lachita 2006).