Apa dan Mengapa Tentang

dokumen-dokumen yang mirip
Panduan Manajemen Pemberian

2013, No

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR BUBUK TABUR GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2011, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821); 3. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 t

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian KUESIONER A. DATA RESPONDEN

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes

MATERI PENYEGARAN KADER

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155/Menkes/Per/I/2010 TENTANG PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) BAGI BALITA

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

MENGISI DAN MEMBACA KARTU MENUJU SEHAT (KMS) Manjilala

NAMA : UMUR : KELAS : No. Telpon : Alamat lengkap : Untuk pertanyaan di bawah ini, beri tanda X untuk jawaban yang kamu pilih

No. Responden : Tanggal wawancara: Kuesioner Penelitian Gambaran Peran Keluarga Terhadap Penderita TBC di wilayah kerja Puskesmas Kota Datar

BAB I PENDAHULUAN. kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Status gizi menjadi indikator dalam menentukan derajat kesehatan anak.

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN KADAR FERRITIN PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 24 BULAN DI PUSKESMAS KRATONAN SURAKARTA

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

MATERI 7 PEMBAHASAN MASALAH

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009

Bagaimana Memberikan Makan Bayi Setelah Usia 6 Bulan

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN. Saya bernama Devi Yunani Nasution adalah mahasiswa di Program Studi S2

Kuesioner Penelitian Sekolah

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun oleh : AGUSTINA ITRIANI J

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI

PENERAPAN FINITE COVERING DALAM PEMILIHAN BAHAN MAKANAN BAGI IBU HAMIL

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.1

Lampiran 1 Kuesioner. Nama sheet : Coverld. 1. Tanggal wawancara : MK1. 2. Nama responden : MK2. 3. Nama balita : MK3. 4.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian BGM di Provinsi Lampung

Terapkan 10 Indikator PHBS Dalam Lingkungan Keluarga

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN. pendidikan dokter gigi di Universitas Sumatera Utara. Saya ingin memberitahukan

: Ceramah, presentasi dan Tanya jawab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

Tuberkulosis Dapat Disembuhkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3. plasebo, durasi 6 bln KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur

KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seharusnya membawa pola pikir masyarakat kearah yang

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SOSIAL (BANSOS) PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

Batasan Ilmu gizi : pengetahuan yang mempelajari hubungan makanan dengan kesehatan tubuh

Kuning pada Bayi Baru Lahir: Kapan Harus ke Dokter?

LAMPIRAN KUESIONER Identitas Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan

Eko Winarti, SST.,M.Kes

MAKALAH GIZI ZAT BESI

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan

NUTRISI Rekomendasi Nutrisi Yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Kemoterapi (Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja)

PEDOMAN PENDAMPINGAN KELUARGA MENUJU KADARZI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. balita yang cerdas. Anak balita salah satu golongan umur yang rawan. masa yang kritis, karena pada saat itu merupakan masa emas

Petunjuk : Dibawah ini terdapat beberapa pertanyaan dengan 4 item jawaban. Berikan tanda (X ) pada salah satu jawaban yang paling benar.

DEFISIENSI ZAT GIZI SITI SULASTRI SST

GIZI SEIMBANG IBU MENYUSUI. RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes

kekurangan energi kronik (pada remaja puteri)

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. gizi yang baik ditentukan oleh jumlah asupan pangan yang dikonsumsi.

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MATERI 6 PENCATATAN KEGIATAN POSYANDU

berhubungan dengan kesehatan diklasifikasikan sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari

Lampiran 1 Tingkat ketahanan pangan di berbagai wilayah di Provinsi Jawa Tengah

Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui. Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui

Sistem Pencernaan Manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KMS = Kartu Menuju Sehat Sebagai alat bantu pengukuran dan pemantauan STATUS GIZI balita Masih ditemukan tingginya kesalahan pada saat pengisian KMS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. kurang dalam hal pemberian makanan yang baik (Akhsan, 2007).

2013, No.710 6

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan

Gizi Masyarakat. Rizqie Auliana

KUESIONER SURVEY MAWAS DIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUESIONER UNTUK KADER

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak. Menumbuhkan Minat Baca Anak. Mendidik Anak Di Era Digital

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Apa dan Mengapa Tentang DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA DIREKTORAT BINA GIZI 2 0 1 3 Apa dan Mengapa Tentang 1

Cetakan Pertama Tahun 2012 Cetakan Kedua Tahun 2013 Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI 615.328 Ind a Indonesia. Kementerian Kesehatan. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Apa dan mengapa tentang taburia: panduan praktis bagi kader Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, 2010. I.Judul 1. VITAMINS 2 Apa dan Mengapa Tentang

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Apa dan Mengapa Tentang DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA DIREKTORAT BINA GIZI 2 0 1 3 Apa dan Mengapa Tentang 3

4 Apa dan Mengapa Tentang

KATA PENGANTAR Masa balita merupakan masa yang paling penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada masa ini diperlukan vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup untuk pertumbuhan fisik, perkembangan otak dan kecerdasan, serta daya tahan tubuh terhadap penyakit. Kekurangan vitamin dan mineral pada balita akan mengakibatkan mudah sakit, terhambat tumbuh, serta terganggu perkembangan otak dan kecerdasannya. Pada kondisi kekurangan vitamin dan mineral tingkat berat, risiko kematian akan meningkat. Untuk mencegah terjadinya kekurangan vitamin dan mineral pada balita, pemerintah mengembangkan bubuk multi mikronutrient yang disebut Taburia. Taburia terdiri dari 12 vitamin dan 4 mineral yang dapat memenuhi kebutuhan anak dan diberikan pada balita dengan cara menambahkannya pada makanan untuk sarapan pagi yang disiapkan di rumah. Kader berperan penting dalam mendistribusikan Taburia pada sasaran yang tepat, serta menggerakkan orang tua dan keluarga balita untuk menggunakan Taburia secara benar sesuai anjuran. Dalam pelaksanaannya kader memerlukan dukungan dan pembinaan dari kepala desa/lurah dan perangkatnya, kelompok gizi masyarakat, tokoh masyarakat dan tokoh agama, serta PKK. Selain hal tersebut kader juga memerlukan pembinaan dan bimbingan teknis dari tenaga kesehatan dan sektor terkait lainnya. Buku ini merupakan pegangan bagi kader dalam melaksanakan pemberian Taburia yang terpadu dengan kegiatan posyandu dan kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya. Semoga buku ini bermanfaat bagi semua pihak. Selamat bekerja. Jakarta, Oktober 2012 Direktur Bina Gizi, DR. Minarto, MPS Apa dan Mengapa Tentang 5

6 Apa dan Mengapa Tentang

DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 Daftar Isi 5 Apa Itu Taburia? 7 Apa Manfaat Taburia? 7 Apa saja multivitamin dan mineral yang ada dalam taburia? 8 Siapakah Sasaran Taburia? 10 Berapa Jumlah Taburia yang diberikan 10 Bagaimana Cara pemberian Taburia? 10 Hal-hal Apa yang Perlu Diketahui Selama Anak Makan Taburia? 11 Bagaimana Menentukan Sasaran Taburia? 11 Bagaimana Cara Mendistribusikan Taburia? 13 Apa Peran Kader dalam pemberian Taburia? 13 Apa Peran Orang tua dan Keluarga dalam pemberian Taburia? 14 Contoh Formulir Pendataan Sasaran 15 Contoh Formulir Pendataan Pemberian Taburia 16 Apa dan Mengapa Tentang 7

8 Apa dan Mengapa Tentang

APA ITU TABURIA? Taburia adalah tambahan multivitamin dan mineral untuk memenuhi kebutuhan gizi dan tumbuh kembang balita usia 6-59 bulan dengan prioritas balita usia 6-24 bulan. APA MANFAAT TABURIA? 1. Nafsu makan anak meningkat. 2. Anak tidak mudah sakit. 3. Anak tumbuh dan berkembang sesuai usia. 4. Anak tidak menderita anemia (kurang darah) sehingga lebih cerdas dan ceria. Apa dan Mengapa Tentang 9

APA SAJA MULTIVITAMIN DAN MINERAL YANG ADA DALAM TABURIA? Taburia mengandung 12 macam vitamin dan 4 macam mineral yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang dan mencegah terjadinya anemia (kurang darah) pada anak balita. Fungsi dari multivitamin dan mineral dalam Taburia : Vitamin 1. Vitamin A Memelihara kesehatan mata, kekebalan tubuh dan meningkatkan pertumbuhan anak. 2. Vitamin B1 Meningkatkan nafsu makan, pertumbuhan, dan fungsi pencernaan dan saraf. 3. Vitamin B2 Memelihara kesehatan kulit, fungsi penglihatan, mencegah pecah-pecah pada sudut bibir dan pertumbuhan. 4. Vitamin B3 Meningkatkan nafsu makan, kesehatan kulit, dan daya ingat. 5. Vitamin B6 Membantu pembentukan sel darah merah, pertumbuhan, dan mencegah gangguan fungsi otak. 6. Vitamin B12 Meningkatkan nafsu makan, fungsi saraf, pembentukan sel darah merah, dan mencegah gangguan mental. 7. Vitamin C Mencegah sariawan dan perdarahan gusi meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit, serta mencegah kelesuan dan kurang darah. 8. Vitamin D Membantu pertumbuhan tulang dan gigi serta mencegah gangguan gigi rapuh. 10 Apa dan Mengapa Tentang

9. Vitamin E Membantu pembentukan sel darah merah serta mencegah gangguan bicara dan penglihatan. 10. Vitamin K Membantu pembekuan darah, pembentukan dan perbaikan tulang. 11. Asam Folat Membantu pembentukan sel darah merah serta mencegah penyakit (infeksi) dan kelelahan. 12. Asam Pantotenat Mencegah kelelahan dan mengatasi sulit tidur pada anak. Mineral 1. Iodium Membantu pertumbuhan dan perkembangan mental, serta mencegah kretin (anak cebol dan terbelakang mental). 2. Seng Meningkatkan pertumbuhan, fungsi saraf dan otak, serta nafsu makan. 3. Selenium Meningkatkan daya tahan tubuh dan kesehatan. 4. Zat Besi Meningkatkan nafsu makan, dan mencegah anemia (kurang darah) dengan gejala 5 L (letih, lemah, lesu, lelah, dan lalai). Apa dan Mengapa Tentang 11

SIAPAKAH SASARAN TABURIA? Balita usia 6-59 bulan dengan prioritas usia 6-24 bulan dengan pertimbangan pada usia tersebut merupakan periode emas pertumbuhan. Taburia tidak boleh diberikan kepada bayi dibawah usia 6 bulan, agar bayi tetap mendapat ASI-Eksklusif BERAPA JUMLAH TABURIA YANG DIBERIKAN? 1. Dalam satu bulan anak mendapat Taburia sebanyak 15 saset dengan pemberian selama 4 bulan. 2. Taburia diberikan pada anak setiap dua hari sekali sebanyak 1 (satu) saset. 3. Satu saset Taburia sebaiknya dihabiskan sekaligus pada saat makan pagi. BAGAIMANA CARA PEMBERIAN TABURIA? 1. Cuci tangan terlebih dahulu dengan sabun dan air bersih mengalir. 2. Sobek saset Taburia lalu taburkan pada makanan utama (nasi, jagung, kentang, ubi, sagu, dll) yang akan dimakan anak saat makan pagi. 3. Makanan yang sudah dicampur Taburia harus segera dimakan dan dihabiskan oleh anak. 4. Taburia sebaiknya tidak boleh dicampur dengan makanan berair, (sayuran berkuah) dan minuman (air, teh, susu) karena akan mengubah warna makanan dan dikhawatirkan anak tidak dapat menghabiskan. 5. Taburia tidak boleh dicampur dengan makanan panas, karena akan menimbulkan rasa dan bau yang kurang enak. 12 Apa dan Mengapa Tentang

Makanan pagi anak balita yang telah dicampur Taburia dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral anak. Taburia dapat diberikan pada anak, baik dalam keadaan sehat maupun sakit. HAL-HAL APA YANG PERLU DIKETAHUI SELAMA ANAK MAKAN TABURIA? Ada kemungkinan tinja anak berwarna hitam yang disebabkan adanya zat besi pada Taburia. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena tidak membahayakan kesehatan. Selain itu adakalanya terjadi susah buang air besar. Hal ini dapat diatasi dengan memberi air minum lebih banyak kepada anak. Apabila setelah diberi Taburia, warna dan rasa makanan sedikit berubah, tidak perlu dikhawatirkan karena perubahan itu tidak mengurangi manfaat Taburia. BAGAIMANA MENENTUKAN SASARAN TABURIA? Cara memperoleh data sasaran Data sasaran dapat diperoleh dari register pendataan balita atau Register Balita yang ada pada sistim informasi posyandu (SIP) yang ada di Posyandu. Cara menghitung sasaran Menghitung sasaran adalah menjumlahkan semua anak usia 6-24 bulan. Cara menghitung kebutuhan Taburia setiap bulan Jumlah semua sasaran dikalikan kebutuhan Taburia per anak per bulan. Kebutuhan Taburia per anak per bulan adalah 15 saset. Mengingat kebutuhan taburia bisa lebih atau kurang dari kebutuhan sebenarnya maka perlu ditambahkan 10% dari kebutuhan perhitungan di atas. Apa dan Mengapa Tentang 13

Contoh menghitung kebutuhan Taburia: Jumlah sasaran di Posyandu Melati = 100 anak Kebutuhan Taburia dalam 1 bulan = 100 x 15 bungkus = 1.500 kebutuhan keseluruhan Taburia = 1.500 + (10% x 1.500) = 1.500 + 150 = 1.650 bungkus Jadi kebutuhan Taburia keseluruhan adalah 1.650 bungkus Hasil perhitungan kebutuhan keseluruhan Taburia disampaikan kepada Puskesmas sebelum pemberian dengan menggunakan formulir permintaan kebutuhan Taburia untuk keperluan satu bulan. Contoh Formulir Permintaan Taburia: Nama Posyandu : Melati Bulan : September 2010 Jumlah sasaran : 100 anak Jumlah kebutuhan : 1.650 bungkus Stok yang ada : 50 bungkus Kebutuhan bulan Sep 2009 : 1.650 50 = 1.600 bungkus Nama Kader:... 14 Apa dan Mengapa Tentang

BAGAIMANA CARA MENDISTRIBUSIKAN TABURIA? Kader membagikan Taburia di Posyandu setiap hari buka Posyandu. Jika karena sesuatu hal orang tua/keluarga tidak bisa membawa anak ke Posyandu, kemana Taburia bisa diambil? Keluarga sasaran mengambil Taburia di rumah kader. Bagaimana cara menyimpan Taburia di rumah? Simpan Taburia dalam wadah tertutup (kotak, toples) yang bersih, higienis, kering, tidak lembab dan aman dari serangga, tikus, kecoa, cecak, semut dll. Jauhkan dari jangkauan anak-anak. Hindari terkena sinar matahari secara langsung. Taburia dinyatakan rusak apabila bungkus berlubang/sobek, kempis, isinya menggumpal atau berubah warna. Perhatikan tanggal kadaluarsa. Taburia dinyatakan rusak apabila bungkus berlubang/ sobek, berubah warna atau isinya menggumpal APA PERAN KADER DALAM PEMBERIAN TABURIA? Peran kader adalah sebagai berikut: 1. Mendata sasaran usia 6-24 bulan di masing-masing kelompok Dasawisma/Posyandu. 2. Menghitung kebutuhan Taburia keseluruhan setiap bulan di masing-masing Posyandu. 3. Menyampaikan usulan kebutuhan Taburia ke petugas Puskesmas di Posyandu. 4. Apabila petugas berhalangan hadir di Posyandu, kader diimbau untuk menyampaikan usulan ke Puskesmas. 5. Membagikan Taburia kepada sasaran pada saat hari buka Posyandu. 6. Menyuluh keluarga sasaran untuk memahami manfaat dan memberikan Taburia kepada balitanya. 7. Menggerakkan ibu/keluarga sasaran untuk mau datang ke Posyandu setiap bulan untuk memantau pertumbuhannya dan mendapatkan Taburia. 8. Mencatat anak yang mendapat Taburia (contoh formulir: R1/Taburia terlampir). 9. Menjelaskan kepada Ibu balita yang mengalami keluhan dalam penggunaan Taburia, dan menanyakan kepada petugas bila diperlukan. Apa dan Mengapa Tentang 15

APA PERAN ORANG TUA DAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN TABURIA? Peran ibu/pengasuh dan keluarga dalam pemberian Taburia adalah sebagai berikut: 1. Mengambil Taburia di Posyandu pada saat hari buka Posyandu, jika berhalangan dapat mengambil Taburia di rumah kader. 2. Memeriksa masa kadaluarsa dan kondisi kemasan dari Taburia. 3. Menaburkan/mencampurkan satu bungkus Taburia pada makanan pokok dan diberikan saat sarapan (makan pagi) 2 hari sekali untuk balitanya yang berusia 6-24 bulan. 4. Memastikan makanan yang telah ditaburi Taburia dimakan habis oleh balita. 5. Mencatat berapa bungkus Taburia yang tidak diberikan kepada balita, dan melaporkan pada kader saat penimbangan di Posyandu. 6. Menanyakan kepada petugas jika terjadi keluhan pada penggunaan Taburia. 16 Apa dan Mengapa Tentang

Lampiran 1: CONTOH FORMULIR PENDATAAN SASARAN Form R1/ Taburia Posyandu Dasa Wisma RT/RW Desa/Kelurahan Kecamatan Bulan No Nama Balita Nama Orang tua Tanggal lahir (umur) Jenis Kelamin BB Awal Alamat Keterangan Apa dan Mengapa Tentang 17

Lampiran 2: Form R2/ Taburia CONTOH FORMULIR PENDATAAN PEMBERIAN TABURIA Posyandu Dasa Wisma RT/RW Desa/Kelurahan Kecamatan Bulan No Nama Balita 6-59 bulan Umur (Bulan) Nama Orang tua Jumlah Taburia yang diterima (Bungkus) Jumlah Taburia yg tidak dimakan (Bungkus) Keterangan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Ali 27 Santo 15 6 Amat 30 Amin 15 2 Rina 40 Rani 15 0 Ani 28 Tang 14+1 0 Albert 36 Baumali 15 0 5 - - 74 7 Keterangan kolom 7: Menjelaskan alasan Ibu tidak memberikan Taburia. Misalnya: anak diare, anak tidak suka, anak sakit, anak bosan, dll. 18 Apa dan Mengapa Tentang

20 Apa dan Mengapa Tentang