TINGKAT BIOAKUMULASI LOGAM BERAT PB (TIMBAL) PADA JARINGAN LUNAK Polymesoda erosa (MOLUSKA, BIVALVE)

dokumen-dokumen yang mirip
EFEKTIFITAS DEPURASI UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb dan Cd DALAM DAGING KERANG DARAH (Anadara granossa)

BAB III METODE PENELITIAN. Pb, Cd, dan Hg di Pantai perairan Lekok Kabupaten Pasuruan.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi sehingga disebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

PENDAHULUAN. laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

TUGAS AKHIR (SB )

Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peralihan antara daratan dan lautan yang keberadaannya dipengaruhi oleh

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA MAKROZOOBENTHOS DI KAWASAN MANGROVE DESA PUSAKAJAYA UTARA KECAMATAN CILEBAR KARAWANG

Oleh : Siti Rudiyanti Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN. 2004). Menurut Palar (1994) pencemaran adalah suatu kondisi yang telah

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

Laju Filtrasi Kerang Totok Polymesoda erosa terhadap Pakan Alami Skeletonema costatum dan Tetraselmis chuii

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan

POLA REKRUITMEN KERANG SIMPING (AMUSIUM PLEURONECTES) DI PERAIRAN KABUPATEN BREBES JAWA TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. buang tanpa adanya pengolahan limbah yang efesien dan terbuang mengikuti arus

ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO

PENDAHULUAN. sumber protein hewani. Kandungan protein kerang yaitu 8 gr/100 gr. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan. Pencemaran terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini cukup pesat, terutama di kawasan pusat industri Bangil. Hampir setiap

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan

Riri Ezraneti (1), Muliani (2), Munawar Khalil (3) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, khususnya lingkungan perairan, dan memiliki toksisitas yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran logam berat yang berlebihan di lingkungan akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. akibatnya air mengalami penurunan akan kualitasnya. maka batas pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jenis kerang yang banyak terdapat di wilayah Kabupaten Cilacap yaitu jenis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kandungan Logam Berat pada Air Laut dan Sedimen. Kabupaten Pasuruan, dapat dilihat pada tabel berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pantai Bentar merupakan objek wisata yang berada di kabupaten

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013

3. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada Udang Windu (Panaeus monodon) dan Rajungan (Portunus pelagicus) di Perairan Kotabaru Kalimantan Selatan

Konsentrasi Letal (LC jam) Logam Tembaga (Cu) dan Logam Kadmium (Cd) Terhadap Tingkat Mortalitas Juwana Kuda Laut (Hippocampus spp)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PEDAHULUAN. banyak terdapat ternak sapi adalah di TPA Suwung Denpasar. Sekitar 300 ekor sapi

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian. Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata. Dekstruksi Basah

TOKSISITAS MERKURI (Hg) TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP, PERTUMBUHAN, GAMBARAN DARAH DAN KERUSAKAN PADA IKAN NILA Oreochromis niloticus

I. PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan perairan Kota Bandar Lampung yang merupakan ibukota

dari tumpahan minyak-minyak kapal.akibatnya, populasi ikan yang merupakan salah satu primadona mata pencaharian masyarakat akan semakin langka (Medan

Lampiran 1. Pengukuran Konsentrasi Logam Sebenarnya

PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp.

STRUKTUR KOMUNITAS MOLUSKA (GASTROPODA DAN BIVALVIA) SERTA ASOSIASINYA PADA EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PANTAI ULEE - LHEUE, BANDA ACEH, NAD

1BAB I PENDAHULUAN. memiliki garis pantai sepanjang km (Cappenberg, dkk, 2006). Menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.

BAB I PENDAHULUAN. 51' 30 BT perairan tersebut penting di Sumatera Utara. Selain terletak di bibir Selat

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENGANTAR. laju pembangunan telah membawa perubahan dalam beberapa aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang sangat

KAJIAN LOGAM BERAT Pb, Cu, Hg DAN Cd YANG TERKANDUNG PADA BEBERAPA JENIS IKAN DI WILAYAH PESISIR KOTA BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0

POTENSI KERANG SIMPING (AMUSIUM PLEURONECTES) DI KABUPATEN BREBES JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian laut seakan-akan merupakan sabuk pengaman kehidupan manusia

tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan

PENDAHULUAN Latar Belakang

F. MIPA. UNDIP. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

Analisis Logam Berat Timbal pada Sedimen Dasar Perairan Muara Sungai Sayung, Kabupaten Demak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam

Journal Of Marine Research. Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman Online di:

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dengan meningkatnya pendapatan masyaraka Di sisi lain,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perairan telah menjadi permasalahan kesehatan lingkungan hampir semua negara

KEPADATAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA PADA MANGROVE DI PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATRA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Makanan pinggir jalan adalah salah satu contoh bahan yang beresiko

BAB I PENDAHULUAN. Laut dan kehidupan di dalamnya merupakan bagian apa yang disebut

3. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Penelitian

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL

BAB I PENDAHULUAN. kondisi tersebut. Penurunan kualitas air sungai dapat disebabkan oleh masuknya

ANALISIS PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN MUARA SUNGAI SALO TELLUE UNTUK KEPENTINGAN BUDIDAYA PERIKANAN ABSTRAK

KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA IKAN KAKAP MERAH

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung adalah ibukota dari Provinsi Lampung yang merupakan

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Abstrak TINGKAT BIOAKUMULASI LOGAM BERAT PB (TIMBAL) PADA JARINGAN LUNAK Polymesoda erosa (MOLUSKA, BIVALVE) Johan Danu Prasetya, Ita Widowati dan Jusup Suprijanto Program Studi Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia. email : danoe_84@yahoo.com Penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat bioakumulasi logam berat Pb (Timbal) pada jaringan lunak kerang Totok (P. erosa) dari Segara Anakan Kab Cilacap. Kerang dipelihara pada media air Pb (Timbal) dengan konsentrasi ppm, 0 ppm, dan 20 ppm selama 3 minggu. Konsentrasi awal sampel kerang adalah sebesar 0,006 ppm, sedangkan konsentrasi Pb air dan sedimen yang diambil dari lokasi pengambilan sampel kerang, masingmasing sebesar <0,000 ppm dan,228 ppm. Kandungan bahan organik pada stasiun, stasiun 2, dan stasiun 3 masing-masing sebesar 0,0739 gr, 0,0927 gr dan 0,0775 gr. Dalam waktu 3 minggu terjadi kenaikan konsentrasi Pb pada kerang. Kenaikan rata-rata tertinggi didapatkan dari kerang pada media Pb 20 ppm yaitu 0,03269 ppm dan kenaikan rata-rata terendah didapatkan dari kerang pada media Pb ppm yaitu 0,00483 ppm. Kerang kontrol yang berada pada media air bebas Pb terjadi penurunan konsentrasi Pb dengan rata-rata penurunan sebesar 0,000575 ppm. Kata kunci : Polymesoda erosa, bioakumulasi, konsentrasi, Pb. Pengantar Kerang merupakan salah satu sumber daya hayati yang berasal dari lingkungan laut, yang sudah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas. Spesies kerang yang tergolong dalam phylum Moluska tersebut berasal dari kelas Gastropoda dan Bivalvia (Wilbur, 984). Kerang Totok (Polymesoda erosa) merupakan salah satu jenis kerang yang hidup di ekosistem hutan mangrove. Di Indonesia, kerang jenis ini dapat ditemui di kawasan Segara Anakan, Cilacap, Jawa Tengah serta di dataran rendah di bagian selatan Papua, di sekitar Kabupaten Mimika (Dwiono, 2003). Pb merupakan ion logam kelas B yang mempunyai daya racun besar dan bersifat kronis. Apabila Pb tersebut terakumulasi pada kerang, maka akan menimbulkan gangguan pada faktor-faktor genetik, pola pemijahan, tingkah laku, kemampuan untuk berorientasi, menghindar dari musuh, migrasi dan persaingan menurun. Apabila manusia mengkonsumsi kerang yang tercemar Pb tersebut, maka manusia juga mendapat dampak negatif, seperti gangguan pada sistem syaraf; kerusakan sistem pernafasan, fungsi hati, dan ginjal; pendarahan; gangguan pertumbuhan sel; gangguan terhadap pertumbuhan tulang; gangguan terhadap fungsi normal enzimatis; dan kerusakan pada kulit (Amnan, 994). Kerang P. erosa menjadi salah satu indikator pencemaran Pb di perairan. Penelitian yang dilakukan oleh Amnan (994) menggunakan P. erosa sebagai indikator pencemaran Pb di perairan Segara Anakan, menyebutkan bahwa P. erosa mengandung Pb dengan konsentrasi sebesar 3,030 ppm 9,524 ppm (rata-rata 5,609 ppm). Batas maksimum kandungan logam berat Pb dalam makanan hasil laut yang boleh dikonsumsi menurut Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan adalah 2,0 ppm (Amnan, 994). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa P. erosa di perairan Segara Anakan mempunyai kandungan Pb di atas konsentrasi yang diperbolehkan. Hal tersebut akan membahayakan masyarakat yang mengkonsumsi kerang, sehingga masyarakat perlu mendapatkan informasi tentang kemampuan akumulasi logam berat terutama Pb pada kerang. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian, kemampuan kerang dalam mengakumulasi logam berat khususnya Timbal (Pb) pada lingkungan di Segara Anakan, sehingga dari hasil penelitian ini diharapkan didapatkan informasi kemampuan akumulasi kerang terhadap Pb.

Bahan dan Metode Sampel yang digunakan sebagai bahan uji adalah Kerang Totok (Polymesoda erosa) sebanyak 90 ekor. Sampel diambil dari 3 titik pengambilan di perairan Gombol, Segara Anakan, Cilacap pada bulan Agustus 2006. Selain sampel kerang, juga diambil sampel air dan sampel sedimen pada lokasi pengambilan sampel kerang. Peralatan yang digunakan meliputi peralatan untuk sampling, pengukuran biometri kerang, perlakuan konsentrasi Pb bertingkat pada kerang, monitoring parameter kualitas air. Metode Sampel air, sedimen dan kerang dibawa ke Laboratorium Kimia Analitik Semarang Growth Centre untuk dianalisis konsentrasi Pb dengan menggunakan metode Spektofotometer Serapan Atom. Dari analisis tersebut dapat diketahui konsentrasi Pb pada air, sedimen dan kerang. Konsentrasi Pb pada sampel kerang dijadikan konsentrasi awal perlakuan, dengan asumsi bahwa konsentrasi Pb awal pada semua sampel kerang sama. Sampel kerang yang lain diberi perlakuan konsentrasi Pb bertingkat dengan memelihara sampel kerang pada akuarium yang telah diisi air dengan konsentrasi 0 ppm sebagai kontrol, ppm, 0 ppm dan 20 ppm selama 2 hari. Setiap minggu dilakukan sampling kerang pada masing-masing akuarium perlakuan. Sampling dilakukan dengan mengambil ekor kerang pada masing-masing akuarium untuk kemudian dianalisis konsentrasi Pb pada sampel kerang kemudian menambahkan sampel kerang baru pada setiap akuarium, untuk menjaga kepadatan tetap sama, namun kerang baru tidak dianalisis.pada setiap perlakuan konsentrasi Pb digunakan 3 buah akuarium untuk ulangan dan akuarium kontrol, dengan kepadatan 6 ekor kerang untuk setiap akuarium. Pengamatan kualitas air pada masing-masing akuarium perlakuan dilakukan setiap hari, meliputi pengamatan suhu, ph, DO dan salinitas. Selain pengamatan kualitas air, juga dilakukan pengurasan air akuarium setiap hari pada pagi hari dan pemberian pakan setiap hari pada sore hari. Pengurasan dilakukan dengan terlebih dahulu memindahkan kerang keluar akuarium, lalu air dalam akuarium dimasukkan ke dalam toples setelah sebelumnya diukur volumenya serta disaring. Setelah air dimasukkan dalam toples, kerang kembali dimasukkan ke dalam akuarium yang telah kosong. Pemberian pakan dilakukan dengan memasukkan skeletonema sp dengan volume 5 ml dan kepadatan rata-rata 42.0 4 sel/ml. Hasil dan Pembahasan Hasil analisis konsentrasi Pb pada sampel air laut, sedimen dan kerang dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Konsentrasi Pb dalam Sampel Air Laut, Sedimen dan Kerang Sampel Konsentrasi Pb ( ppm ) Air Laut < 0,000 Sedimen,228 Kerang 0,006 Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa konsentrasi Pb dalam air mendekati nol, sedangkan konsentrasi Pb dalam sedimen sebesar,228 ppm. Hal itu diduga disebabkan karena konsentrasi logam dalam air dipengaruhi faktor musim. Pada musim hujan, konsentrasi logam dalam air akan lebih kecil daripada konsentrasi logam dalam air pada musim kemarau, karena pada musim hujan logam akan mengalami pelarutan sedangkan pada musim kemarau logam akan terkonsentrasi (Darmono, 995). Sedangkan konsentrasi logam pada sedimen akan relatif lebih terkonsentrasi. Connell dan Miller (995) menyatakan bahwa sedimen biasanya mengandung kepekatan logam tertinggi di dalam sistem yang tercemar. Setelah melalui pemeliharaan selama 3 minggu dan setiap minggu dilakukan analisis konsentrasi Pb pada sampel kerang, didapatkan konsentrasi Pb pada sampel kerang seperti pada Tabel 2.

Tabel 2. Rata-rata Konsentrasi Pb pada Sampel Kerang Konsentrasi Pb Minggu ke- (mg/kg) Sampel Minggu Minggu 2 Minggu 3 Kontrol 0,00295 ± 0,0005 0,00260 ± 0,0005 0,0080 ± 0,0005 Kerang ppm 0,00242 ± 0,005 0,00480 ± 0,00 0,020 ± 0,00 Kerang 0 ppm 0,00923 ± 0,006 0,0945 ± 0,002 0,05567 ± 0,002 Kerang 20 ppm 0,02222 ± 0,006 0,04063 ± 0,0004 0,08763 ± 0,00 Dari hasil analisis diatas dapat diketahui rata-rata kenaikan konsentrasi Pb pada perlakuan Pb ppm, 0 ppm, dan 20 ppm berturut-turut adalah sebesar 0,00483 mg/kg, 0,02320 mg/kg, 0,03269 mg/kg. Sedangkan rata-rata penurunan konsentrasi Pb dalam jaringan lunak kerang pada perlakuan kontrol adalah sebesar 0,00058 mg/kg. Hasil tersebut menunjukkan, telah terjadi bioakumulasi Pb dalam jaringan lunak kerang, sehingga terjadi kenaikan konsentrasi Pb dalam jaringan lunak kerang. Kenaikan konsentrasi Pb dalam jaringan lunak kerang berbanding lurus dengan besarnya konsentrasi Pb pada media perlakuan. Darmono (995) menyatakan bahwa kenaikan logam dalam jaringan sesuai dengan kenaikan kandungan logam dalam air. Akumulasi Pb dalam kerang terjadi karena penyerapan Pb dari air media oleh kerang, sehingga Pb akan terakumulasi pada jaringan lunak kerang. Menurut Sugianto (997), unsur logam dapat masuk ke dalam tubuh biota laut melalui 3 cara, yaitu melalui rantai makanan, insang, dan difusi melalui permukaan kulit. Penurunan konsentrasi Pb dalam kerang yang berada dalam media kontrol, diduga disebabkan adanya proses depurasi secara fisik terhadap logam berat berdasarkan waktu. Suprijanto, et.al., (997) menyatakan bahwa depurasi dapat menyebabkan penurunan konsentrasi Pb dalam tubuh kerang, hal ini dimungkinkan karena tidak ada penambahan logam berat dari luar. Setelah didapatkan konsentrasi Pb pada sampel kerang setiap minggu, maka dapat dilakukan analisis Polinomial Orthogonal. Tujuan dari analisis data tersebut adalah untuk mengetahui tingkat respons kerang terhadap perlakuan konsentrasi Pb dan waktu dedah. Tingkat respons untuk percobaan yang menggunakan 3 tingkat perlakuan adalah linear dan quadratik (Yitnosumarto, 99). Hasil analisis Polinomial Orthogonal dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Uji Polinomial Orthogonal SK db JK KT F hit Konsentrasi 2 0,008603 0,004303 2430,48 ** Linear 0,008602 0,0086023 4860,85 ** Quadratik 0,0000002 0,0000002 0, Waktu dedah 2 0,007975 0,0039876 2253,24 ** Linear 0,007385 0,0073852 473,07 ** Quadratik 0,000590 0,0005900 333,4 ** Interaksi 4 0,002577 0,0006443 364,06 ** Galat 8 0,000032 0,000008 Total 26 0,0987 Dari hasil Uji Polinomial Orthogonal tersebut dapat diketahui bahwa faktor konsentrasi mempunyai pengaruh hanya sampai tingkat linear sedangkan faktor waktu dedah mempunyai pengaruh sampai tingkat quadratik. Peningkatan konsentrasi Pb pada perlakuan akan mengakibatkan kenaikan tingkat bioakumulasi Pb pada jaringan lunak kerang. Hubungan antara peningkatan konsentrasi Pb

perlakuan dengan kenaikan tingkat bioakumulasi Pb pada jaringan lunak kerang akan menunjukkan hubungan linear. Apabila hal tersebut terjadi di perairan, berarti semakin tinggi ketersediaan logam Pb di perairan, maka semakin tinggi pula tingkat bioakumulasinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Bryan (979) dalam Sugianto (997) yang menyatakan bahwa kecepatan penyerapan secara langsung untuk beberapa logam sesuai dengan tingkatan ketersediaannya (konsentrasi) di lingkungannya. Semakin lama waktu dedah yang diberikan terhadap kerang, maka akan mengakibatkan kenaikan tingkat bioakumulasi Pb pada jaringan lunak kerang. Hubungan antara lama waktu dedah dengan kenaikan tingkat bioakumulasi Pb pada jaringan lunak kerang akan menunjukkan hubungan quadratik. Hubungan quadratik memungkinkan kenaikan tingkat bioakumulasi Pb meningkat dengan signifikan seiring dengan bertambahnya waktu dedah. Peningkatan secara signifikan tersebut belum terjadi pada awal perlakuan Pb, namun terjadi setelah perlakuan Pb berjalan 2 minggu. Hasil analisa Polinomial Orthogonal dapat digambarkan pada Gambar dan Gambar 2 dibawah ini. 0,06 Konsentrasi (ppm) Waktu (mingu) Konsentrasi Pb dalam Kerang (ppm) 0,05 0,04 0,03 0,02 0,0 0 20 2 3 Gambar. Grafik Tingkat Pengaruh Konsentrasi Pb dan Waktu Dedah Terhadap Konsentrasi Pb dalam Jaringan Lunak Kerang Konsentrasi Pb dalam Kerang (ppm) 0,09 0,08 0,07 0,06 0,05 0,04 0,03 0,02 0,0 Konsentrasi (ppm) 0 20 0,00 2 Waktu (mingu) 3 Gambar 2. Grafik Pengaruh Perlakuan Konsentrasi Pb dan Waktu Dedah Terhadap Konsentrasi Pb dalam Jaringan Lunak Kerang

Kesimpulan dan Saran Kerang Totok mempunyai tingkat bioakumulasi terhadap logam berat Pb ppm, 0 ppm dan 20 ppm masing-masing sebesar 0,0888 ppm, 0,0570 ppm dan 0,009 ppm setelah dilakukan percobaan dalam skala laboratorium selama 3 minggu. Tingkat bioakumulasi Kerang Totok terhadap logam berat Pb dipengaruhi oleh parameter air, konsentrasi perlakuan Pb dan waktu dedah. Semakin tinggi konsentrasi perlakuan dan waktu dedah, semakin tinggi tingkat bioakumulasi Kerang Totok terhadap logam berat Pb. Ucapan Terima Kasih Data yang dipergunakan dalam Skripsi ini adalah bagian dari data proyek penelitian berjudul Kajian Bioreproduksi dan Biogenetik Kerang Totok (Polymesoda erosa) dan Aplikasinya dan Budidayanya Sebagai Upaya Restocking dan Pelestariannya di Kawasan Konservasi Segara Anakan Cilacap. untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Ita Widowati, DEA dan Ir. Jusup Suprijanto, DEA yang telah memberikan kesempatan untuk terlibat dalam penelitian ini. Daftar Pustaka Amnan, M. 994. Evaluasi kandungan logam berat Hg dan Pb pada kerang Polymesoda sp, pada ekosistem sungai di kawasan industri (studi kasus sungai Donan, Cilacap). Post Graduate Program. Universitas Indonesia. Jakarta. http://www.digilib.ui.ac.id/ diakses tanggal 27-November-2006. Connell, D.W. and G.J. Miller. 995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. p 343-392. (diterjemahkan oleh : Yanti Koestoer). Darmono. 995. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. 40 p. Dwiono, S.A.P. 2003. Pengenalan Kerang Mangrove, Geloina erosa dan Geloina expansa. Oseana. Volume XXVIII Nomor 2. p 3-38. Sugianto, D.N. 997. Tingkat Bioakumulasi Logam Berat Timbal (Pb) pada Jaringan Lunak Kerang Bulu (Anadara inflata reeve). Jurusan Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro. Semarang. 69 p. Suprijanto, J., I. Widowati., P.W. Dyah., Widianingsih dan I. Hermawan. 997. Bioakumulasi Logam Berat Timah Hitam (Pb) pada Jaringan Lunak Kerang (Anadara sp) : Analisa Kualitatif dan Kuantitatif. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro. Semarang. Laporan Hasil Penelitian (Tidak Dipublikasikan). 49 p. Wilbur, K.M. 984. The Mollusca : Reproduction. Volume : 7. Academic Press, Inc. London. 450 p. Yitnosumarto, S. 99. Percobaan (Perancangan, Analisis, dan Interpretasinya). PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 299 p.