BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. yang penulis lakukan terhadap responden dan informan tentang

dokumen-dokumen yang mirip
Bagian Kedua Kepala Dinas

KUANTITAS PROPORSI SMK : SMA

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya kewenangannya dipegang oleh pemerintahan pusat sekarang

BAB I PENDAHULUAN. pemangku kepentingan (stakeholders), baik dari pihak pemerintah maupun

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

MODEL PENGEMBANGAN KEPALA SEKOLAH DALAM MEWUJUDKAN SEKOLAH MANDIRI 1

A. LATAR BELAKANG...1 B. LANDASAN HUKUM...1 C. TUJUAN...2 D. KERANGKA PROGRAM...2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN. dasar di Sumatera dan Jawa masih termasuk sebagai kualitas rendah. Jumlah guru

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan cenderung menutup diri dari lingkungannya. Pandangan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pengawas sekolah sering berhadapan

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya memiliki kinerja yang baik merupakan tanggung jawab

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. program peningkatan mutu pendidikan, di antaranya adalah program

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi serta impian di masa depan. Melalui pendidikan setiap masyarakat akan

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kebangkitan nasional tahun 1908, para pemimpin pergerakan

-1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN PENELITIAN

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

DAMPAK TUNJANGAN PROFESI (SERTIFIKASI GURU) DALAM OPTIMALISASI KINERJA KEPALA SEKOLAH DASAR KECAMATAN SAMARINDA ULU

KATA PENGANTAR. Tim Peneliti. iii

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. yang diperoleh adalah tingkat Kompetensi Pedagogik guru-guru SD Negeri di

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

PERUBAHAN YANG INGIN DIWUJUDKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dampak

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. analisis data yang telah dikemukakan pada Bab I, II, III, dan IV, maka beberapa

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan diperlukan guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

PROFIL GURU KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI DI SMK NEGERI KOTA YOGYAKARTA

BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian yang berjudul Mengembangkan Manusia Pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan dunia kerja. Di Indonesia begitu banyak orang-orang terpelajar atau. bangsa yang masih terpuruk, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 048 TAHUN 2017 TENTANG

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KESIAPAN DINAS KESEHATAN KOTA BINJAI DALAM IMPLEMENTASI AKREDITASI PUSKESMAS TAHUN 2016

Pedoman Pelaksanaan Penyaluran Tunjangan Profesi Pendidik Melalui Dana Dekonsentrasi

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

2 sebagaimana mestinya perlu ditetapkan suatu peraturan pemerintah yang mendorong percepatan pembangunan daerah tertinggal. Meskipun pembentukan perat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk mendirikan sekolah. Pola otonomi pendidikan yang. hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 09 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. hadirnya sistim dan praktik pendidikan yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan merupakan sebuah. persoalan kompleks, karena untuk mewujudkannya dibutuhkan saling

LEMBARAN DAERAH NOMOR 31 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG

NOMOR : % TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi (iptek) menuntut setiap individu dan masyarakat untuk memiliki

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

RAKER GUBERNUR KALBAR HUT PEMDA KALBAR KE 53 KOORDINASI PEMANTAPAN PENYELENGGARAAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2010

BAB 6 PENUTUP. 6.1 Kesimpulan. Penelitian mengenai profesionalitas aparatur pemerintah Dinas

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

MEMUTUSKAN : 1. Ketentuan..

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME TRANSFER KE DAERAH

PUBLIKASI MEDIA PADA ACARA FORUM PENDIDIKAN MENENGAH KELAUTAN DAN PERIKANAN TANGGAL 2-4 OKTOBER 2013

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT, PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PENGIKATAN DANA, PENETAPAN PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN TAHUN JAMAK

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor yang menghambat penyediaan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. sektor publik yang ditandai dengan munculnya era New Public Management

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2012

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI

Tanjungpinang, November 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek sosial dari program pembangunan

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

WALIKOTA TANJUNGPINANG,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Guna meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidikan di Indonesia,

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

KUESIONER NARASUMBER ANALISA KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. menjadi perhatian serius pemerintah. Sejalan dengan upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggerakan seluruh kegiatan dan menentukan keberhasilan kegiatan

PERATURAN GUBERNUR BANTEN

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA DIES NATALIS KE-49 UNTAN PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI P E N U T U P

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

KOMITMEN GURU DALAM MELAKSANAKAN TUGAS DI SMK SWASTA KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN KECAMATAN PADANG BARAT KOTA PADANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan dari penelitian, hasil pengolahan data, analaisis

BAB V Kesimpulan

Transkripsi:

134 BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini maka penulis menarik kesimpulan sebagaimana berikut ini : 1. Berdasarkan hasil penelitian penulis terhadap kuisioner dan wawancara yang penulis lakukan terhadap responden dan informan tentang Implementasi Capaian dari Kebijakan Peraturan Gubernur Kepulauan Riau Nomor 2a Tahun 2010 Terhadap SMK di Kota Tanjungpinang sebagai berikut : a. Sebagian besar responden menyambut baik terhadap keterlibatan pemerintah daerah dalam masalah yang dihadapi oleh pihak sekolah serta dari jawaban para informan yang mengemukakan bahwa dengan otonomi pendidikan yang sejalan dengan otonomi daerah, maka peranan pemerintah daerah sangat memegang peranan yang sangat penting untuk kemajuan pendidikan b. Peraturan Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2a Tahun 2010 Tentang Dana Pembinaan Tenaga Pengajar dan Tenaga Kependidikan, dan Peningkatan Kualifikasi Guru Ke S1/D4 Provinsi Kepulauan Riau secara tidak langsung diakui oleh para guru-guru SMK yang ada di

135 Kota Tanjungpinang bahwa kebijakan gubernur tersebut mampu memberikan sedikit dorongan kepada guru-guru SMK di Kota Tanjungpinang untuk mengajar lebih baik lagi. c. Berdasarkan hasil pengamatan penulis dilapangan hampir semua responden menyatakan mengetahui tentang pemberian insentif atau dana pembinaan kepada guru, hanya saja tidak mengetahui bahwa hal tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2a Tahun 2010 Tentang Dana Pembinaan Tenaga Pengajar dan Tenaga Kependidikan, dan Peningkatan Kualifikasi Guru Ke S1/D4 Provinsi Kepulauan Riau. d. Selanjutnya, berkaitan dengan sumber informasi tentang Peraturan Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2a Tahun 2010 Tentang Dana Pembinaan Tenaga Pengajar dan Tenaga Kependidikan, dan Peningkatan Kualifikasi Guru Ke S1/D4 Provinsi Kepulauan Riau diketahui oleh responden melalui Dinas Pendidikan, Pihak Sekolah dan teman se-profesi. Sedangkan menurut para informan penulis berkaitan dengan pengetahuan responden dan informan tentang kebijakan Peraturan Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2a Tahun 2010 Tentang Dana Pembinaan Tenaga Pengajar dan Tenaga Kependidikan, dan Peningkatan Kualifikasi Guru Ke S1/D4 Provinsi Kepulauan Riau, diketahui melalui, Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau, Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang, teman sesama guru lainnya, Bendahara sekolah dan Media massa.

136 2. Berkaitan dengan tingkat capaian ujian nasional siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Tanjungpinang setelah penerapan kebijakan Peraturan Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2a Tahun 2010 Tentang Dana Pembinaan Tenaga Pengajar dan Tenaga Kependidikan, dan Peningkatan Kualifikasi Guru Ke S1/D4 Provinsi Kepulauan Riau maka berdasarkan perbandingan tingkat kelulusan pada kelulusan siswa Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) pada 3 (tiga) tahun belakangan yaitu tahun ajaran 2008/2009, 2009/2010,2010/2011 dikaitkan dengan kebijakan Peraturan Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2a Tahun 2010 Tentang Dana Pembinaan Tenaga Pengajar dan Tenaga Kependidikan, dan Peningkatan Kualifikasi Guru Ke S1/D4 Provinsi Kepulauan Riau yang memberikan insentif atau dana pembinaan kepada guru-guru se Provinsi Kepulauan Riau barangkali tidak seratus persen berkontribusi pada penurunan jumlah siswa yang tidak lulus namun juga tidak dapat dinafikan kebijakan Peraturan Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2a Tahun 2010 Tentang Dana Pembinaan Tenaga Pengajar dan Tenaga Kependidikan, dan Peningkatan Kualifikasi Guru Ke S1/D4 Provinsi Kepulauan Riau tersebut memberikan pengaruh terhadap motivasi guru-guru Sekolah Menengah Kejuruan untuk meningkatkan pengajaran sehingga menghasilkan jumlah persentase tingkat siswa yang tidak lulus menjadi berkurang pada tahun ajaran 2010/2011.

137 3. Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan kebijakan Gubernur Kepulauan Riau Nomor 2a Tahun 2010 terhadap SMK di Kota Tanjungpinang, antara lain adalah : a. Keterbatasan Anggaran Masalah anggaran masih banyak disinggung oleh para responden dan informan penulis, mulai dari penentuan jumlah alokasi dana yang dirikan kepada masing-masing guru sampai dengan pengaruh jabatan atau sertifikasi guru terhadap perolehan dana pembinaan yang diteriman. Selain itu juga, kedepan alokasi anggaran pendidikan diharapkan tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan sarana prasarana namun juga kebutuhan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan tentunya mesti mendapat porsi yang seimbang pula. Pengalokasian anggaran yang cukup dan memadai tentunya akan secara otomatis meningkatkan mutu pendidikan. b. Profesionalisme Guru Masalah lain yang penulis temukan selama penulis menyelesaikan penelitian penulis dilapangan adalah yang berkaitan dengan profesionalisme guru. Semestinya peningkatan kesejahteraan berbanding lurus dengan peningkatan kualitas dan profesionalisme, namun dilapangan masih penulis temukan beberapa oknum guru yang memperoleh dana pembinaan dari pemerintah Provinsi Kepulauan Riau yang belum bekerja secara maksimal. Semangat meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidik sebagaimana yang dinginkan oleh

138 Peraturan Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2a Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian Dana Pembinaan Tenaga Pengajar dan Tenaga Kependidikan, dan Peningkatan Kualifikasi Guru Ke S1/D4 Provinsi Kepulauan Riau belum diinsyafi secara mendalam oleh tenaga pendidik. Hal ini dapat ditemukan dilapangan dimana masih terdapat oknumoknum guru yang memiliki pekerjaan sampingan sebagai tambahan dari pendapatan mereka. Akibat dari tindakan tersebut tentunya menimbulkan kerugian bagi pihak siswa. Profesionalisme tenaga pendidik tentunya dituntut agar lebih serius dalam melakukan pembinaan dan pengajaran kepada siswa terutama siswa-siswa yang akan menghadapi ujian nasional. Jika hal ini disebabkan dari kekurangan dalam pemberian dana pembinaan tentunya hal ini mesti dikaji dan dievaluasi ulang agar ke depannya melalui dana pembinaan para tenaga pendidik lebih menunjukkan keprofesionalannya guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di provinsi Kepulauan Riau khususnya c. Masih Lemahnya evaluasi yang dilakukan dinas terkait Temuan penulis terhadap hambatan dan kendala dalam mengimplementasikan Peraturan Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2a Tahun 2010 Tentang Dana Pembinaan Tenaga Pengajar dan Tenaga Kependidikan, dan Peningkatan Kualifikasi Guru Ke S1/D4 Provinsi Kepulauan Riau adalah masih lemahnya evaluasi yang

139 dilakukan oleh dinas terkait. Berdasarkan hasil wawancara penulis sebagaian informan menginginkan agar terdapat evaluasi atas peraturan Gubernur tersebut sebagai bahan untuk mengukur tingkat keberhasilan dari suatu kebijakan maupun program. Apakah kebijakan tersebut sudah mengenai sasaran yang diinginkan maupun kebijakan tersebut sudah berjalan diatas koridor yang telah ditetapkan. Semangat untuk melakukan pembenahan menjadi hal yang mendasar termasuk dalam peraturan Peraturan Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2a Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian Dana Pembinaan Tenaga Pengajar dan Tenaga Kependidikan, dan Peningkatan Kualifikasi Guru Ke S1/D4 Provinsi Kepulauan Riau agar tujuan peningkatan kualitas dan mutu pendidikan di provinsi Kepulauan Riau dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan. d. Belum adanya kesetaraan terhadap sekolah negeri dan swasta Berdasarkan temuan penulis dilapangan terdapat juga masukan bagi pemerintah daerah agar tidak melakukan perbedaan dalam mengalokasikan dana pemerintah terhadap sekolah negeri atau sekolah swasta. Kesetaraan dalam pengalokasian anggaran sangat diperlukan dikarenakan pendidikan tidak membeda-bedakan antara siswa didiknya.

140 5.2 Keterbatasan Setelah penulis melakukan penelitian dengan berupaya untuk menemukan jawaban dari permasalahan penelitian ini dengan melakukan wawancara serta obervasi lapangan dan juga dilengkapi dengan data-data dari literatur yang berkaitan dengan penelitian ini, akhirnya penulis masih merasakan bahwa penelitian ini masih memiliki keterbatasan dan jauh dari kesempurnaan. Adapun keterbatasan yang penulis lihat dalam penyempurnaan penelitian ini antara lain : 1. Masih belum dalamnya analisa yang penulis lakukan terhadap penelitian ini guna mencari jawaban atas permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini, penulis hanya melihat dari kacamata para guruguru penerima bantuan dana pembinaan yang diberikan oleh pemerintah provinsi Kepulauan Riau. Sedangkan guna mendapakan jawaban yang lebih akurat tentunya pihak-pihak yang terkait lainnya yang memiliki peran penting dalam penelitian ini harus menjadi objek penelitian ini. Pihak-pihak lain yang penulis maksud semisal, Gubernur, Sekretaris Daerah, Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Riau yang membidangi pendidikan dan kesejahteraan rakyat. 2. Kurang dalam dan menyeluruhnya penelitian ini juga penulis rasakan, dikarenakan penulis hanya mengambil sampel yang penulis jadikan responden hanya sebatas guru-guru SMK di Kota Tanjungpinang. Sedangkan Peraturan Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2a Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian Dana Pembinaan Tenaga Pengajar dan Tenaga Kependidikan, dan

141 Peningkatan Kualifikasi Guru Ke S1/D4 Provinsi Kepulauan Riau tidak semata-mata mengatur terhadap guru-guru SMK namun juga termasuk unsur-unsur yang mendukung berjalannya proses pendidikan di Provinsi Kepulauan Riau. Selain itu juga, dikarenakan keterbatasan waktu dan diri penulis, menyebabkan sempit atau sedikitnya sampel yang penulis gunakan dalam penelitian ini yang tentunya memberikan andil terhadap keakuratan hasil penelitian yang penulis lakukan 3. Guna menutupi keterbatasan-keterbatasan didalam penelitian ini tentunya penulis sangat menganjurkan perlu adanya penelitian lebih lanjut yang dilakukan oleh penulis lainnya terhadap permasalahan penelitian yang penulis ajukan, tentunya penelitian lebih lanjut tersebut dengan melihat aspek yang berbeda pula serta mungkin dapat dilakukan pada daerah yang lain pula. Sehingga jika penelitian lanjutan tersebut dilakukan tentunya akan menghasilkan jawaban yang lebih komprehensif atas permasalahan penelitian ini yang akhirnya dapat menjadi sebuah kesimpulan akhir yang menghasilkan sebuah grand design terhadap program dana pembinaan ke depannya. 5.3 Rekomendasi 1. Agar program kebijakan yang berkaitan dengan pemberian insentif bagi guru-guru ini dapat dijalankan setiap tahunnya mengingat kebijakan ini sedikit banyak memberikan kontribusi kepada tingkat kelulusan siswa-

142 siswa SMK. Selain daripada itu juga, melalui Peraturan Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2a Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian Dana Pembinaan Tenaga Pengajar dan Tenaga Kependidikan, dan Peningkatan Kualifikasi Guru Ke S1/D4 Provinsi Kepulauan Riau ini juga dapat memberikan peningkatan terhadap kesejahteraan para guru. Selain itu juga, kebijakan ini diharapkan dapat dilakukan secara tepat waktu, jumlah dan terukur terhadap hasil yang ingin dicapai. 2. Ke depan agar program kebijakan ini tidak hanya semata-mata tertuju pada pemberian insentif namun terdapat harapan agar pemerintah daerah dapat memberikan reward bagi sekolah-sekolah maupun guru-guru yang berprestasi serta berkontribusi besar dalam menyukseskan ujian nasional di sekolahnya. 3. Guna mengatasi hambatan dan kendala didalam pelaksanaan Peraturan Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2a Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian Dana Pembinaan Tenaga Pengajar dan Tenaga Kependidikan, dan Peningkatan Kualifikasi Guru Ke S1/D4 Provinsi Kepulauan Riau perlu dilakukan koordinasi yang lebih intens kepada kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kepulauan Riau agar setiap kendala dan hambatan yang terjadi dapat ditemukan solusinya. Serta hal terpenting yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan pengawasan terhadap proses pemberian dana. 4. Guna menghasilkan output yang lebih memiliki kualitas yang baik, perlu penambahan angka nominal pada anggaran pembinaan bagi setiap guru

143 serta perlu diadakan pelatihan-pelatihan bagi guru mata pelajaran yang ikut dalam Ujian Nasional. 5. Meningkatkan alokasi anggaran pendidikan sampai dengan 20 % sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945.