BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Dokumen adalah berkas yang berisikan data-data identitas, data. dalam suatu pelayanan kesehatan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengapa dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama

TUGAS ONLINE 2 MANAJEMEN REKAM MEDIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. (1)

S U R A T E D A R A N No. : HK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa

JENIS FORMULIR REKAM MEDIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PELAKSANAAN SISTEM PENYIMPANAN DOKUMEN REKAM MEDIS INAKTIF UNTUK PERSIAPAN NILAI GUNA RS BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum RSUD Sunan Kalijaga Demak. RSUD Sunan Kalijaga Demak berada di Jl. Sultan Fatah Nomor

URAIAN TUGAS INSTALASI REKAM MEDIK

SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS DIREKTUR RS BAPTIS BATU

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan di berbagai instansi kesehatan dengan dukungan dari

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan, dan penelitian. [1] Untuk

BAB I PENDAHULUAN. sangat komplek dalam berbagai jenis pelayanan kesehatan dalam mewujudkan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. 1. Karakteristik Petugas. Berdasarkan teori yang ada pekerja dengan usia tahun

PERATURAN YANG TERKAIT DENGAN RM

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan lain yang telah diberikan pada pasien. (3) peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. (4)

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis. profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, tindakan dan pelayanan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Rumah Sakit. Ken Saras dibangun pada tahun 2007 dengan ijin. Bupati Semarang nomor 648/049761/2009. Terletak di Kecamatan

DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. medis. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen

BAB I PENDAHULUAN. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit merupakan institusi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

SURAT PERINTAH NOMOR Sprin / / IX /2016 Tentang PEMUSNAHAN BERKAS REKAM MEDIS

BAB IV HASIL PENGAMATAN. terwujudnya masyarakat sehat baik jasmani maupun rohani. Untuk itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prosedur di Bagian Rekam Medis Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP)

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Bhayangkara Semarang

Standar Operasional Prosedur (SOP)

SISTEM PENGARSIPAN REKAM MEDIS. Lily Wijaya,SKM., MM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat. Di dalam puskesmas terdapat suatu unit

BAB I PENDAHULUAN. adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut Permenkes No.269 Tahun lain yang telah diberikan kepada pasien. (2)

TINJAUAN ALUR PROSEDUR PEMUSNAHAN DOKUMEN REKAM MEDIS IN AKTIF DI RSU PANDAN ARANG BOYOLALI PERIODE 2007

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di dalam membahas pengertian rekam medis terlebih dahulu akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis dapat berupa

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Permenkes No : 269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM KERJA UNIT REKAM MEDIS RS CAMATHA SAHIDYA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi yang menyediakan pelayanan spesialistik,

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PERMATA MEDIKA KEBUMEN NOMOR / 2015 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KURUN KECAMATAN KURUN Jl. TAMANGGUNG PANJI No. 18 (0537) 31026, KUALA KURUN 74511

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Rekam medis a. Pengertian rekam medis Menurut permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rekam medis harus dijaga kerahasiaannya. (1) c. Rekam medis dalam arti sempit dimaksud kasus-kasus yang tercatat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lima Semarang. Kurang lebih 500 meter dari Simpang Lima dan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu fungsi dari Rumah Sakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan nonmedis.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan usahanya tidak semata-mata mencari keuntungan. Rumah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PELAKSANAAN PENYIMPANAN DAN PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILING RSUD dr. MOEWARDI ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.269 tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

TINJAUANPEMANFAATANINFORMASI REKAM MEDIS UNTUK KEBUTUHAN PENDIDIKAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2011 ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah diberikan kepada pasien. Catatan merupakan tulisan tulisan

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah. Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknik dinas

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki derajat kesehatan yang optimal, adil dan. berkesinambungan diseluruh wilayah Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

PREDIKSI KEBUTUHAN RAK PENYIMPANAN DOKUMEN REKAM MEDIS AKTIF TAHUN 2015 DI BAGIAN FILING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA MADIUN

ANALISIS PELAKSANAAN RETENSI DAN PENYIMPANAN DOKUMEN REKAM MEDIS INAKTIF FILING RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan di rumah sakit. Rekam medis merupakan catatan tertulis

ANALISA KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN BEDAH NON ASURANSI DI RSU AISYIYAH KUDUS PADA TRIWULAN I TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. rangka pemberian pelayanan kesehatan. Dokumen berisi catatan dokter,

BAB I PENDAHULUAN. kuliah pengelolaan system rekam medis 1 yang diberikan dosen pengasuh, juga

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN

BAB V PEMBAHASAN. organisasi sudah terstruktur dan menjalankan tugas dan fungsi masing-masing, Ekonomi, dan 2 orang lagi masih menjalani kuliah.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di suatu wilayah kesehatan. Sebagai unit pelaksana teknis. Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan rumah. Rumah sakit juga merupakan pusat untuk latihan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dokumen Rekam Medis 1. Pengertian Dokumen a. Dokumen adalah berkas yang berisikan data-data identitas, data sosial maupun data medis yang sewaktu-waktu bisa digunakan lagi dalam suatu pelayanan kesehatan. b. Dokumen adalah suatu kumpulan dokumen yang disimpan secara sistematis karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali di perlukan dapat secara tepat ditemukan kembali. (9) 2. Rekam Medis a. Definisi Rekam Medis Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Repubik Indonesia Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis pada pasal 1, Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pmeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah di berikan kepada pasien. (2) b. Tujuan Rekam Medis Sebagai penunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan di rumah sakit. (2) 12

13 c. Kegunaan Rekam Medis Aspek-aspek kegunaan rekam medis, biasa disingkat dengan kata ALFRED adalah sebagai berikut : 1) Aspek Administrasi (Administrasion) Dokumen rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut tentang pelaksanaan pengelolaan sumber daya dan tanggung jawab sebagai tenaga medis untuk mencapai suatu tujuan. 2) Aspek Hukum (Legal) Dokumen rekam medis yang mempunyai nilai hukum, dan bisa digunakan sebagai alat bukti hukum, karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian yang berkaitan dengan pelayanan pasien. 3) Aspek Keuangan (Financial) Suatu berkas rekam medis yang mempunyai nilai guna financial karena isinya yang mengandung data atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan. 4) Aspek Penelitian (Research) Suatu berkas rekam medis yang mempunyai nilai guna sebagai penelitian karena isinya yang menyangkut data atau informasi yang dapat di pergunakan sebagai penelitian serta pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan. 5) Aspek Pendidikan (Education) Berkas rekam medis yang mempunyai nilai dalam aspek pendidikan, karena isinya yang menyangkut data atau

14 informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien, informasi tersebut dapat di pergunakan sebagai bahan referensi pengajaran di bidang profesi pendidikan kesehatan. 6) Aspek Dokumentasi (Documentasion) Suatu berkas rekam medis yang mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus di di dokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban laporan rumah sakit. (2) 2. Kewajiban Pengelolaan dan wajib simpan rahasia DRM Rekam Medis a. Unit yang Mengelola Dokumen Rekam Medis 1) Assembling BagianAssemblingyaitusalahsatubagian di unit rekammedis yang berfungsisebagaipenelitikelengkapanisidanperakitandokumenrekammed issebelumdisimpan.dokumen-dokumenrekammedis yang telahdiisioleh unit pencatatan data rekammedisyaitu Unit RawatJalan (URJ), Unit GawatDarurat (UGD), Unit RawatInap (URI) daninstalasipemeriksaanpenunjang (IPP) akandikirimkefungsiassemblingbersama-samasensushariansetiaphari. Lembarformulirdalamdokumenrekammedisdiaturkembalisesuaiurutanriw ayatpenyakitpasiendanditelitikelengkapanisidokumenrekammedis.bilabe lumlengkapakandikembalikanke unit yang bertanggungjawab. Untukmengendalikandokumenrekammedis yang belumlengkap, digunakanformulirlembarkekuranganbiasadisebutkartukendali

15 (KK).FungsidanperananAssemblingdalampelayananrekammedisadalahs ebagiperakitformulirrekammedis, penelitiisi data rekammedis, pengendalidokumenrekammedistidaklengkap, pengendalipenggunaannomorrekammedisdanformulirrekammedis. 2) Koding Koding adalahpemberianpenetapankodedenganmenggunakanh urufatauangkaataukombinasihurufdalamangka yang mewakilikomponen data.fungsipengkoderekammedisbertanggungjawabterhadappenemuan danpenulisankodepenyakit, danoperasi yang tertulispadadokumenrekammedisberdasarkankode yang telahditetapkanpada ICD-X dan ICD 9 CM. 3) Indeks Indexing adalahmembuattabulasisesuaidengankode yang sudahdibuatkedalamindeks-indeks (dapatmenggunakankartuindeksataukomputerisasi).didalamkartuindekst idakbolehmencantumkannamapasien. 4) Filing Filing merupakansuaturuangan di unit rekammedis yang bertanggungjawabterhadappenyimpananretensidanpemusnahandokume nrekammedis.selainitu filing jugamenyediakandokumenrekammedis yang telahlengkapisinyasehinggadapatmemudahkanpenggunaanmencariinfor masisewaktu-waktu.

16 5) Analisingdan Reporting Analisingdan Reportingmerupakan Unit RekamMedis (URM) yang berfungsisebagaipenganalisisdanpelapordalamsistempelayananrekamm edis, sebagaipenganalisissemua data rekammedis yang masukke Unit RekamMedis (URM) untukdiolahmenjadiinformasi yang disajikandalamlaporangunapengambilankeputusanmanajemendirumah. SistemInformasiRumahSakit (SIRS) diaturolehdepartemenkesehatan RI meliputi: a) RL 1 = Data Dasar RS (1) 1.1 = Data DasarRumahSakit (2) 1.2 = IndikatorPelayananRumahSakit (3) 1.3 = FasilitasTempatTidurRawatInap b) RL 2 = Data Ketenagaan c) RL 3 = Data Kegiatan Pelayanan d) RL 4 = Data Morbiditas / Mortalitas (1) RL 4a = MorbiditasPasienRawatInap (2) RL 4b = MorbiditasPasienRawatJalan 5) RL 5 = Data Bulanan Berisi Data Kunjungan Dan Data 10 besar Penyakit (1) 5.1 = PengunjungRumahSakit (2) 5.2 = KunjunganRawatJalan (3) 5.3 = 10 BesarPenyakitRawatInap (4) 5.4 = 10 BesarPenyakitRawatjalan.

17 B. Alur Pengelolaan Dokumen Rekam Medis DRM pasien yang sudah pulang dari bangsal di berikan kebagian Assembling untuk di teliti kelengkapannya, adapun deskripsi tugas pokok Assembling adalah sebagai berikut : a. Assembling 1) Menyiapkandokumenrekammedis yang barudankelengkapanformulirdidalamnyauntukkeperluan unit yang membutuhkan. 2) Mencatatsegalapenggunaandokumenrekammediskedalambukuke ndali. 3) Mengalokasikan No. RM danmemberitahuke TPPRJ dan UGD. 4) Mengendalikanpenggunaannomorrekammedis agar tidakterjadiduplikasidalampenggunaannomorrekammedis. 5) Mencatatpenggunaannomorrekammediskedalambukupenggunaan rekammedis. 6) Menerimapengembaliandokumenrekammedisdansensushariandari unit pelayananrekammedis. 7) Mencocokkanjumlahdokumendenganjumlahpasien. 8) Menelitikelengkapanisidokumen. b. Tugas pokok Koding dan Indexing

18 1) Menerimadokumenrekammedisdanfungsiassembling denganbukuekspedisi. 2) Menuliskode diagnosis ataupenyakit, tindakanatauoperasi, dokter yang merawatdankematian di dokumenrekammedisdankartukendali. 3) Memisahkandokumenrekammedisdengankartukendalidanmenyera hkandokumenrekammediskefilingmenggunakanbukuekspedisi, sementarakartukendalidigunakanuntukindeks. 4) Mencatatindekspenyakit, indeksoperasi, indeksdokterdankematian di kartuindeksmasing-masingjenispenyakit, jenisoperasi, namadokterdansebab-sebabkematian. 5) Menyusunindekspenyakit, operasi, kematiandandokter, padarakpenyimpananindekssecaraalfabetis. c. Tugas pokok Filing 1) Menerimadokumenrekammedisdariurusancoding indeksingdenganbukuekspedisi. 2) Simpanberdasarkanmetodeangkasecaraberurutan. 3) Apabiladokumen lama diambil, makacarapengembaliannyamenggunakantracerdanmencatatsetiapp enggunaandokumenrekammedis. 4) Menyiapkandokumenrekammedisbagipasiendenganperjanjian yang diperolehinformasinyadari TPPRJ dan TPPRI. 5) Mengekspedisipeminjamandokumenrekammedis.

19 6) Melakukanretensidokumenrekammedissecaraperiodikdanmemisahk andokumenaktifdan non aktif. 7) MengusulkanpemusnahandokumenrekammediskepadaKomitereka mmedis. d. Tugas pokok Analising dan Reporting 1) Menganalisis dan melaksanakan kegiatan membuat laporan Rumah Sakit. C. Sistem Tata Kerja Sistem tata kerja (STK) adalah sebuah perangkat yang mengatur penyelenggaraan kegiatan manajemen dan operasional organisasi dengan memanfaatkan sumber daya dan waktu yang tersedia dengan tujuan untuk mencapai visi dan misi organisasi. STK diimplementasikan dalam organisasi sebagai sarana pengendalian dan pemantauan aktivitas organisasi, untuk memastikan agar aktivitas dalam organisasi dilaksanakan secara efektif dan efisien sesuai standart yang telah di tetapkan organisasi. Berdasakan standar ISO (International Standar Organization), dokumen STK terdiri atas : 1. Kebijakan Dokumen level tertinggi berupa pernyataan organisasi mengenai tujuan organisasi, mengapa mereka melakukan hal itu dan komitmen apa yang akan dilakukan organisasi untuk mencapai tujuan tersebut. 2. Pedoman

20 Dokumen ini pertama yang menyatakan apa yang dilakukan organisasi untuk mencapai kebijakan yang telah dinyatakan sebelumnya, mengapa harus dilakukan dan penjabaran mengenai cara melakukannya. Dalam beberapa STK, kebijakan organisasi biasanya tertuang di dalam dokumen yang sama dengan pedoman. 3. Prosedur Dokumen ini kedua yang menjabarkan aktivitas, metode atau proses yang digunakan untuk mengimplementasikan hal hal yang telah ditetapkan dalam pedoman serta fungsi organisasi atau jabatan apa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas atau metode atau proses tersebut. Prosedur dapat digunakan untuk mengatur aktivitas yang bersifat administratif karena melibatkan pelaksana yang berasal lebih dari satu jabatan atau unit kerja. 4. Instruksi kerja Instruksi kerja bersifat lebih detail dari pada prosedur dan bersifat lokal pada satu orang, satu kelompok atau unit kerja, peralatan atau instalasi atau aktivitas tertentu yang spesifik. Instruksi kerja umumnya digunakan untuk mengatur aktivitas yang bersifat teknis. Instruksi kerja juga dapat merupakan penjabaran dari langkah pada prosedur terkait. 5. Rekaman Dokumen yang menjadi bukti bahwa STK yang dituangkan dalam dokumen pedoman, prosedur dan instruksi kerja telah dilaksanakan. Rekaman dapat berupa formulir yang telah diisi,

21 lembar kerja yang telah ditandatangani, dokumen persetujuan produk yang telah di stempel atau berupa foto kejadian. Rekaman juga berfungsi sebagai alat telusur berbagai tindakan yang dilakukan dalam pelaksanaan STK, baik apakah sebuah aktivitas atau proses dilaksanakan dengan benar maupun apabila terjadi kesalahan atau pelanggaran. (12) D. Retensi Dokumen Rekam Medis 1) Pengertian Retensi Dalam setiap pelayanan suatu instansi kesehatan, khususnya dalam hal ini setiap pasien yang datang berobat akan dibuatkan dokumen rekam medis. Ruangan filing adalah tempat dimana dokumen rekam medis disimpan semakin lama akan semakin penuh dan sesak dengan adanya pelayanan kesehatan baik bagi pasien baru maupun pasien lama setiap harinya. Maka harus diadakan penyisiran dan penyusutan dokumen rekam medis aktif dan inaktif yang dilakukan oleh petugas filing. Bersamaan dengan kegiatan ini, dilakukan pula kegiatan pencatatan dokumen yang sudah saatnya diretensi. Retensi adalah suatu kegiatan memisahkan antara dokumen rekam medis yang masih aktif dengan dokumen rekam medis yang dinyatakan non aktif. Dokumen rekam medis aktif adalah dokumen rekam medis yang masih digunakan untuk pelayanan pasien di rumah

22 sakit. Dokumen rekam medis inaktif adalah dokumen rekam medis yang sudah digunakan terhitung setelah lima tahun terakhir pasien berobat dan sekurang-kurangnya dua tahun disimpan dalam ruang filing inaktif. Tujuannya adalah mengurangi beban penyimpanan dan menyiapkan kegiatan penilaian nilai guna rekam medis untuk kemudian di abadikan atau dimusnahkan. Kegiatan retensi dilakukan oleh petugas filing secara periodik, dokumen rekam medis yang telah di retensi harus disimpan pada ruang terpisah dari dokumen rekam medis aktif dengan cara mengurutkan sesuai urut tanggal terakhir berobat. Selanjutnya di kelompokkan berdasarkan kelompok penyakitnya. Sebelum mengadakan retensi perlu disusun jadwal retensi. Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Pelayanan Medik tentang pemusnahan Rekam Medis, Jadwal retensi tersebut adalah sebagai berikut. (5) 2. Jadwal Retensi DRM Menurut surat edaran Dirjen Pelayanan Medik Nomer HK.00.06.1.5.01160 tertanggal 21 Maret 1995 tentang Petunjuk Teknik Pengadaan Formulir Rekam Medis di rumah sakit. Untuk pertama kalinya sebelum melakukan proses retensi harus terlebih dahulu ditetapkan jadwal retensi arsip rekam medis dengan rincian sebagai berikut : Tabel 2.1 Jadwal Retensi Arsip Aktif Inaktif No Keluhan Penyakit Rawat Rawat Rawat Rawat Jalan Inap Jalan Inap

23 1. Umum 5th 5th 2th 2th 2. Mata 5th 10th 2th 2th 3. Jiwa 10th 5th 5th 2th 4. Orthopedi 10th 10th 2th 5th 5. Kusta 15th 15th 2th 2th 6. Ketergantungan obat 15th 15th 2th 2th 7. Jantung 10th 10th 2th 2th 8. Paru 5th 10th 2th 2th 9. Anak Menurut Kebutuhan 2th 2th Sumber : Data Sekunder Dalam pelaksanaan retensi yang perlu dipertimbangkan adalah : a. Ketersediaan ruang penyimpanan (filing) biasanya selama masih mencukupi maka pihak rumah sakit masih belum minat untuk melakukan penyusutan berkas rekam medis. b. Tingkat penggunaan reka medis, mialnya kalau di Rumah Sakit tersebut sering dilakukan penelitian atau sebagaimana sarana pendidikan maka umumnya rumah sakit akan menyimpan lebih lama. c. Kasus-kasus yang terkait masalah hukum (medico-legal) biasanya juga disimpan lebih lama sampai 20 tahun misalnya kasus pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan, pengguguran, dan sebagainya. (5) Menurut Hatta, selain hukum dan peraturan standar akreditasi, retensi rekam medis bergantung juga pada penggunaanya dalam suatu institusi kesehatan. Sebagai contoh sebuah fasilitas yang menyediakan layanan khusus untuk anak-anak mungkin memiliki kebijakan retensi yang beda dengan sebuah klinik dokter keluarga.

24 Demikian pula sebuah fasilitas perawatan akut mungkin memiliki kebijakan retensi yang berbeda dengan sebuah fasilitas perawatan jangka panjang yang merawat lansia atau geriatri. Komite medis dari setiap fasilitas layanan kesehatan harus menganalisis kebutuhan medis dan administrasi untuk memastikan bahwa rekam medis pasienpasiennya selalu siap untuk dilihat kembali, dinilai kualitasnya, dan lain-lain. Maka pada banyak kasus, institusi layanan kesehatan meretensi rekam medis lebih lama dari yang ditetapkan oleh hukum. (11) E. Penyimpanan DRM Inaktif Berdasarkan permenkes no. 269 tahun 2008 tentang rekam medis, dokumen rekam medis harus disimpan oleh sarana pelayanan kesehatan. Dokumen rekam medis tersebut terkait dengan kepemilikan terhadap rekam medis pasien sebagai dokumen. Hal tersebut sebagai alat bukti bila dikemudian hari terjadi tuntutan hukum, Maka sarana pelayanan kesehatan dapat menunjukkan proses pelayanan nya dengan dokumen rekam medis. Selain itu dokumen rekam medis harus dijaga kerahasiaan nya, karena sifat dokumen rekam medis adalah rahasia pasien. (2) Tujuan penyimpanan Dokumen Rekam Medis adalah : a. Mempermudah dan mempercepat ditemukan kembali dokumen rekam medis yang disimpan dalam rak filing. b. Mudah mengambil dari tempat penyimpanan. c. Mudah pengembaliannya. d. Melindungi dokumen rekam medis dari bahaya pencurian. (6)

25 Prosedur Penyimpanan adalah suatu kegiatan yang dilakukan sehubungan dengan akan disimpannya suatu dokumen. Ada dua macam penyimpanan yaitu : 1. Penyimpanan Sentralisasi Penyimpanan rekam medis seorang pasien dalam satu kesatuan misalnya, dokumen rekam medis rawat jalan dan rawat inap menjadi dalam satu folder. 2. Penyimpanan Desentralisasi Penyimpanan dokumen rekam medis yang terjadi pemisahan antara dokumen rekam medis rawat jalan dengan dokumen rekam medis rawat inap. (6) F. Nilai Guna Dokumen Rekam Medis Jika dokumen rekam medis telah dipisahkan antara dokumen rekam medis yang masih aktif dengan yang inaktif, maka dilakukan kegiatan penilaian nilai guna. Penilaian nilai guna rekam medis yaitu suatu kegiatan penilaian terhadap formulir-formulir rekam medis yang masih perlu diabadikan atau sudah boleh dimusnahkan. Penilaian nilai guna dilaksanakan oleh Direktur Rumah Sakit. Tim pemusnah dokumen rekam medis mempunyai tugas membantu Direktur Rumah Sakit dalam penyelenggaraan pemusnahan rekam medis dengan memperhatikan nilai guna sesuai peraturan yang berlaku. Tim pemusnah dokumen rekam medis terdiri dari : a. Direktur Rumah Sakit sebagai ketua b. Kepala Rekam Medis sebagai sekretaris

26 c. Anggota lain (petugas filing dengan saksi-saksi yang ditunjuk oleh Direktur Rumah Sakit) Indikator yang digunakan untuk menilai berkas rekam medis in aktif : a. Berkas rekam medis sering digunakan untuk pendidikan dan penelitian b. Mempunyai nilai guna : 1) Nilai Guna Primer Yaitu berkas rekam medis didasarkan pada kegunaan berkas rekam medis bagi kepentingan rumah sakit meliputi : a) Nilai guna administrasi b) Nilai guna hukum c) Nilai guna keuangan d) Nilai guna iptek 2) Nilai Guna Sekunder Yaitu nilai guna berkas rekam medis didasarkan bagi kepentingan instansi di luar rumah sakit yaitu sebagai bahan pertanggung jawaban nasional, meliputi : a) Pembuktiaan b) Sejarah. (7) G. Mutu Pelayanan Kesehatan Mutu pelayanan kesehatan menurut Azrul Azwar adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan

27 rata-rata penduduk serta di pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan. (13) Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuan yang beragam, berinteraksi satu sama lain disertai ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang berkembang sangat pesat yang perlu diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu standar sehingga dibutuhkan standar pelayanan minimal. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 129/Menkes/SK/II/2008 disebutkan bahwa standar pelayanan minimal adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak di peroleh setiap warga secara minimal, juga merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan Layanan Umum kepada masyarakat. (14) Dalam mengevaluasi kepuasan terhadap produk jasa yang bersifat intangible, konsumen umumnya menggunakan faktor berikut : 1. Berwujud (tangible) Penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil dan media komunikasi. 2. Kehandalan (reliability) Kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya. 3. Daya tanggap (responsiveness) Kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat. 4. Kepastian (assurance)

28 Pengetahuan dan keramah tamahan karyawan dan kemampuan karyawan untuk menciptakan opini yang dapat dipercaya pelanggan. 5. Empati (emphaty) Syarat untuk peduli, memberi perhatian pribadi bagi pelanggan. (15) G. Kerangka Teori TPPRI Bangsal Assembling Tugas pokok dan Fungsi Petugas Filing Kebijakan pengelolaan DRM Inaktif Filing Koding Dan Indeksing Protap nilai guna Mutu Pelayanan RM

29