KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN JAWA TENGAH FEBRUARI 2008

dokumen-dokumen yang mirip
BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2010

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN NUSA TENGGARA TIMUR AGUSTUS 2010

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

BADAN PUSAT STATISTIK PROPINSI KEPRI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA AGUSTUS 2009

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2010

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2016

KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2011

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Februari 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2012

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAMBI AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH, AGUSTUS 2010

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPRI, KEADAAN SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2009

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

BPS PROVINSI JAWA BARAT

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROV SUMSEL FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI DIY PADA AGUSTUS 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,97 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA, FEBRUARI 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,09 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2013

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI


KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN

Transkripsi:

No. 05/05/33/Th.II, 15 Mei 2008 KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN JAWA TENGAH FEBRUARI 2008 Pada Februari 2008 jumlah angkatan kerja sebanyak 17.340.673 orang. Jumlah yang terserap bekerja sebanyak 16.106.028 orang (92,88%) dan yang tidak terserap sebanyak 1.234.645 orang (7,12%). Sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor pertanian sebanyak 5.973.717 orang atau 37,1%, kemudian sektor Perdagangan yang menyerap 3.499.584 orang atau 21,7% dan sektor Industri yang menampung 2.833.659 orang atau 17,6% dari orang yang bekerja. Komposisi status pekerjaan pada bulan Februari 2008 mengalami sedikit perubahan jika dibandingkan dengan komposisi pada bulan Agustus 2007 maupun Februari 2007. Status buruh/karyawan merupakan bagian terbesar persentasenya sekitar 26,5%, kemudian berusaha dibantu buruh tidak tetap berada di urutan ke dua dengan angka sekitar 22,4%, dan berusaha sendiri dengan persentase sekitar 18,9% berada di urutan ke tiga. Persentase pekerja tak dibayar tetap diurutan ke empat dengan persentase sebesar 17,6%. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Tengah pada Februari 2008 adalah 7,12%. Angka ini 0,98% lebih rendah dibandingkan dengan TPT Februari 2007 yang berada pada angka 8,10%, maupun TPT Agustus 2007 yang berada pada angka 7,70%. Jumlah penganggur pada bulan Februari 2008 adalah sebanyak 1.234.645 atau sekitar 5.09 % dari penduduk usia kerja. 1. Angkatan Kerja Jumlah penduduk berusia 15 tahun atau lebih, yaitu penduduk yang termasuk sebagai kelompok usia kerja, pada Februari 2008 sebanyak 24.262.198 orang. Dari kelompok usia kerja tersebut sebanyak 17.340.673 orang tergolong dalam angkatan kerja. Persentase mereka yang berada di angkatan kerja adalah 71.47 % yang selanjutnya biasa disebut sebagai Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja. Kelompok angkatan kerja adalah kelompok orang yang bekerja maupun yang sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan dan sudah diterima kerja tapi belum mulai bekerja. Kelompok yang bekerja pada Februari 2008 sebanyak 16.106.208 (92.88 %) orang dan pengangguran sebanyak 1.234.645 orang atau 7,12 %. Persentase ini umum dikenal sebagai Tingkat Pengangguran Terbuka. Sisa dari penduduk usia kerja sebanyak 6.921.525 orang (28,53 %) tergolong sebagai bukan angkatan kerja. 1

Bila dibandingkan dengan keadaan Agustus 2007 yang memiliki struktur perbandingan angkatan kerja dan bukan angkatan kerja 70,16 % dan 29,84 %, maka terlihat telah terjadi perubahan sedikit pada Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Februari 2008 yang membaik sebesar 1,31 %. Sementara Tingkat Pengangguran Terbuka Agustus 2007 berada pada angka 7,70 %. Ini berarti Tingkat Pengangguran Terbuka juga menurun sebesar 0,58 % point. Kemudian, bila dibandingkan dengan keadaan setahun sebelumnya (Februari 2007), yang mempunyai komposisi 71,22 % Angkatan Kerja dan 28,78 % Bukan Angkatan Kerja, maka keadaan TPAK Februari 2008 meningkat sebesar 0,25 % point. Sedangkan TPT Februari 2008 dibandingkan dengan Februari 2007 mengalami penurunan sebesar 0,98 % point. Tabel 1.1 Penduduk 15 tahun ke atas menurut kegiatan terbanyak, Februari 2008, Jawa Tengah Februari 2008 Jumlah % Bekerja 16 106 028 66.38 Angkatan Kerja Pengangguran 1 234 645 5.09 Total 17 340 673 71.47 Sekolah 1 741 715 7.18 Bukan Angkatan Kerja Mengurus RT 3 911 450 16.12 Lainnya 1 268 360 5.23 Total 6 921 525 28.53 Total Penduduk 15+ 24 262 198 100.00 Tabel 1.2 Indikator Ketenagakerjaan Jawa Tengah, Februari 2007 - Februari 2008 Indikator Ketenagakerjaan PEB 2007 AGT 2007 PEB 2008 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 71.22 70.16 71.47 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 8.10 7.70 7.12 Setengah Penganggur Terpaksa 51.95 50.43 43.69 Setengah Pengangur Sukarela 48.05 49.57 56.31 Total 100.00 100.00 100.00 Komposisi penganggur terpaksa dan sukarela pada Februari 2008 mempunyai perbandingan 43,68 % dan 56,32 %, yang berarti setengah penganggur sukarela lebih besar dari setengah penganggur terpaksa. Komposisi ini mengalami sedikit perubahan bila dibandingkan Agustus 2007 maupun Februari 2007. Dimana persentase setengah penganggur sukarela lebih kecil dari pada setengah penganggur terpaksa yaitu 49,57 % berbanding 50.43 % (Agustus 2007) dan 48,05 % dan 51,95 % (Februari 2007). Berita Resmi Statistik N.05/05/33/Th.I1,2 Januari 2008 2

2. Lapangan Kerja Pada Februari 2008, Sektor Pertanian masih menjadi lapangan pekerjaan utama penduduk Jawa Tengah, yaitu menyerap 37,1 % tenaga kerja. Pada Agustus 2007 sektor pertanian menyerap sebanyak 37,7 %. Secara persentase daya serap sektor pertanian pada Februari 2008 menurun sekitar 0,6 % dari Agustus 2007. Penurunan pekerja di sektor ini kemungkinan disebabkan karena sebagian besar petani masa menunggu panen dan mereka berpindah ke sektor lain atau pada saat survei dilaksanakan sedang musim hujan berkepanjangan yang mengakibatkan banjir di beberapa daerah. Sektor terbesar kedua yang menyerap tenaga kerja adalah sektor Perdagangan yang menyerap 21,7 % tenaga kerja. Sektor perdagangan menambah pekerja sebanyak 0,7 % dari bulan Agustus 2007. Sektor Perdagangan dikenal dengan ciri-ciri informalitasnya yang memudahkan orang untuk masuk atau keluar, sehingga sektor ini cenderung dipilih untuk mencari penghasilan atau pendapatan. Sektor terbesar ke tiga adalah sektor Industri Pengolahan yang menyerap 17,6%. Dibandingkan dengan Agustus 2007 sektor ini menambah tenaga kerja sebanyak 0,6 %. Perlu dicatat yang dimaksud sebagai Sektor Industri Pengolahan adalah sektor yang mengubah barang mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dan atau mengubah barang setengah jadi menjadi barang jadi. Dengan demikian Sektor Industri Pengolahan mencakup bukan hanya pabrik-pabrik tetapi juga kerajinan rumahtangga. Tabel 2.1 Persentase Penduduk 15+ yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama, Februari 2007 Februari 2008, Jawa Tengah Lapangan Pekerjaan Utama PEB 2007 AGT 2007 FEB 2008 Pertanian 40.7 37.7 37.1 Pertambangan 0.7 0.9 0.6 Industri 16.9 17.0 17.6 Listrik, Gas & Air 0.2 0.2 0.1 Bangunan 5.1 6.9 5.1 Perdagangan 21.6 21.0 21.7 Angkutan dan Pergudangan 4.1 4.5 4.4 Keuangan & Jasa Perusahaan 0.8 0.9 1.0 Jasa Kemasyarakatan 9.9 11.0 12.4 Total 100.0 100.0 100.0 Sektor Bangunan serta sektor Angkutan dan Pergudangan mengalami penurunan jika dibandingkan keadaan Agustus 2007 masing-masing sebesar 1,8 % dan 0,1%. Penurunan daya serap sektor Bangunan kemungkinan disebabkan karena musim hujan tahun ini yang cukup panjang. Sementara sektor Jasa Kemasyarakatan mengalami kenaikan peranan dalam menyerap tenaga kerja sebesar 1,4 %. 3

3. Status Pekerjaan Tabel 3.1 Pesersentase Penduduk 15+ yang bekerja menurut status pekerjaan utama, Februari 2007 Februari 2008, Jawa Tengah Status Pekerjaan Utama PEB 2007 AGT 2007 PEB 2008 Berusaha sendiri 18.22 18.31 18.9 Berusaha dibantu buruh tidak tetap/brh tdk dibayar 22.94 23.74 22.4 Berusaha dibantu buruh tetap/brh dibayar 2.74 2.61 2.4 Buruh/karyawan 24.94 24.54 26.5 Pekerja bebas pertanian 7.53 6.69 6.6 Pekerja bebas non pertanian 5.48 7.13 5.7 Pekerja tak dibayar 18.15 16.98 17.6 Total 100.00 100.00 100.0 Proporsi terbesar pekerja di Jawa Tengah pada Februari 2008 adalah Buruh/Karyawan sebesar 26,5 %, kemudian berusaha sendiri dibantu buruh tidak tetap sebesar 22,4 %. Bila dibandingkan dengan keadaan Agustus 2007 buruh/karyawan mengalami kenaikan sebesar 2,0 % sementara berusaha sendiri dibantu buruh tidak tretap/tidak dibayar mengalami penurunan sebesar 1,3 % Penurunan persentase pekerja bebas non pertanian dari 7,13 % keadaan Agustus 2007 menjadi 5.7 % pada Februari 2008 sejalan dengan penurunan penyerapan tenaga kerja di sektor konstruksi Berita Resmi Statistik N.05/05/33/Th.I1,2 Januari 2008 4

Konsep Definisi Penduduk usia kerja Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas. Bekerja Kegiatan bekerja didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi dengan menghasilkan barang atau jasa yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit satu jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha atau kegiatan ekonomi. Pengangguran Pengangguran meliputi penduduk yang sedang mencari pekerjaan, atau mempersiapkan suatu usaha, atau merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, atau sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Tingkat partisipasi angkatan kerja adalah ukuran yang menggambarkan perbandingan jumlah angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja dan dihitung dari jumlah angkatan kerja dibagi jumlah penduduk 15 tahun ke atas dikali 100. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) TPT adalah angka yang menunjukkan banyaknya pengangguran, terhadap 100 penduduk yang masuk kategori angkatan kerja. Setengah Pengangguran Penduduk yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu). Setengah Penganggur Terpaksa adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu), dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan Setengah Penganggur Sukarela adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal ( kurang dari 35 jamseminggu), tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain (sebagian pihak menyebutkan sebagai pekerja paruh waktu/part time worker) *** 5