KEBIJAKAN DIREKTORAT MUSEUM DIREKTORAT MUSEUM DIREKTORAT JENDERAL SEJARAH DAN PURBAKALA KEMENTRIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PENUTUP. 1. Revitalisasi Museum Sonobudoyo. revitalisasi Museum Sonobudoyo dapat ditarik kesimpulan bahwa

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB 1 PENDAHULUAN. Museum Sejarah Jakarta merupakan museum sejarah yang diresmikan

HASIL SIDANG KOMISI 8 REMBUK NASIONAL PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2012

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN. Perubahan paradigma museum dari museum yang berorientasi pada

- 4 - MEMUTUSKAN: Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Pemerintah Daerah

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 358,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 24,813,456, BELANJA LANGSUNG 83,453,407,405.00

RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PER KEMENTERIAN/LEMBAGA II.L.040.1

Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di bidang kebudayaan.

LAMPIRAN XVII PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Q. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI

BIDANG KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA. SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Kebijakan Bidang Kebudayaan

B A B 5 PROGRAM. BAB 5 Program Program SKPD

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009 T E N T A N G

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 362,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 27,237,852, BELANJA LANGSUNG 68,883,169,000.00

BAB II GAMBARAN UMUM UPT TAMAN BUDAYA JAWA TIMUR. pendokumentasian dan penginformasian seni budaya.

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul 1.2 Pengertian Judul

TABEL 5.1 RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN LAMONGAN

Kelompok I Kebijakan Pemerintah dalam Pengembangan Museum sebagai Penunjang Proses Belajar Mengajar.

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 391,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 31,911,581, BELANJA LANGSUNG 91,604,159,680.00

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

BAB VI PENUTUP. tahun Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta telah melaksanakan

MUSEUM BATIK INDONESIA DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI TMII

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

KEBUDAYAAN. Budaya Benda (Tangible) Budaya Takbenda (Intangible)

EVALUASI PROGRAM GERAKAN NASIONAL CINTA MUSEUM (GNCM) PADA MUSEUM BALI

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Museum dalam..., Faika Rahima Zoraida, FE UI, 2010.

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB V PENUTUP. pada hasil analisis data dari penelitian tentang Kampung Bahasa sebagai City

DINAS KEBUDAYAAN. Tugas Pokok dan Fungsi :

SKPD : DINAS PERHUBUNGAN, PARIWISATA,

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESENIAN DI KOTA BANJAR

Lomba Inovasi Penataan Ruang

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERUMUSAN HASIL RAKOR DITJEN KEBUDAYAAN 2016

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 101 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. alternatif utama media pembelajaran, hiburan dan kesenangan. Sudah sulit

BAB I PENDAHULUAN. informasi cukup bisa didapat melalui gadget yang notabene semua masyarakat

BAB II GAMBARAN UMUM. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta nomor: 353/KPTS/1994 tanggal 26

4. Pelaksanaan kebijakan nasional/provinsi dan penetapan kebijakan daerah mengenai kerja sama luar negeri di bidang kebudayaan skala daerah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi

Renja ( Rencana kerja ) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pasaman Barat Tahun Indikator Kegiatan

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN

BAB 5. Kesimpulan, Keterbatasan, dan Saran. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik

MEMUTUSKAN: : PERATURAN BUPATI TENTANG PENGELOLAAN CAGAR BUDAYA.

BAB I PENDAHULUAN. potensi-potensi pariwisata yang dimiliki Indonesia. Pariwisata alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah industri multisektoral, yang di dalamnya terdapat suatu

KEPUTUSAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190 TAHUN 2013 TENTANG

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

BAB V PENUTUP. telah ditarik kesimpulan mengenai beberapa hal yang dijadikan fokus. penelitian ini. Kesimpulan tersebut meliputi bagaimana strategi

2017, No Peraturan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Ekonomi Kreatif (Berita Negara R

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

Program LAYANAN KEBUDAYAAN

PRIORITAS 11 TEMA PRIORITAS

Halaman : 1 URUSAN PEMERINTAHAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Jatim ORGANISASI. Bertambah/(Berkurang) DASAR HUKUM KODE REKENING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan tentang Strategi Promosi Dinas Pariwisata Dan

GUBERNUR SUMATERA BARAT

URUSAN PILIHAN PARIWISATA KONDISI UMUM

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI RIAU

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pendokumentasian dan penginformasian seni budaya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kaya akan karya seni budaya. Setiap

INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN

PEMASYARAKATAN HASIL-HASIL PENELITIAN BALAI ARKEOLOGI JAYAPURA

2 diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. : UPT. Taman Budaya Jawa Timur Surabaya. : Jalan Gentengkali No. 85, Surabaya

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN KEBIJAKAN PROGRAM DAN ANGGARAN DITJEN KEBUDAYAAN TAHUN 2016

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 83 TAHUN 2013 TENTANG

FORMULIR RENCANA AKSI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PEMUDA, OLAHRAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. merawat, meneliti, dan memamerkan benda-benda yang bermakna penting bagi

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan kota saat ini belum menjadi primadona bagi masyarakat,

Selamatkan Cagar Budaya dengan Iklan Layanan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan,

BAB I PENDAHULUAN 1 RENSTRA DISBUDPAR

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jogi Morrison, 2013

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

Sulawesi Selatan sebagai Tujuan Wisata Utama di Indonesia pada tahun 2018

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 69 TAHUN 2016

Transkripsi:

KEBIJAKAN DIREKTORAT MUSEUM DIREKTORAT MUSEUM DIREKTORAT JENDERAL SEJARAH DAN PURBAKALA KEMENTRIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

Kebijakan Direktorat Museum Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap peran museum sebagai lembaga pendidikan nonformal dalam rangka ikut secara aktif di dalam proses mencerdaskan bangsa; Peningkatan mutu SDM pengelola museum dalam rangka tercapainya museum yang mandiri dan dinamis; Peningkatan pemahaman stakeholder di bidang museum tentang pentingnya peran museum melalui kegiatan sosialisasi permuseuman; Kerjasama dengan berbagai pihak, baik dalam negeri maupun luar negeri, dalam upaya pelestarian warisan budaya di museum; Pendukungan pengelolaan museum daerah; Penyusunan regulasi permuseuman. Monitoring dan evaluasi museum;

Program Prioritas Untuk mengajak masyarakat mengunjungi museum dan bersama-sama membenahi dan mengevaluasi berbagai masalah dan peluang museum ke depan, maka pada Direktorat Museum mempunyai program prioritas yaitu GNCM (Gerakan Nasional Cinta Museum. Revitalisasi Museum.

GERAKAN NASIONAL CINTA MUSEUM Gerakan Nasional Cinta Museum adalah upaya penggalangan kebersamaan antar pemangku kepentingan dan pemilik kepentingan dalam rangka pencapaian fungsionalisasi museum guna memperkuat apresiasi masyarakat terhadap nilai kesejarahan dan budaya bangsa.

TUJUAN GNCM Terjadinya peningkatan kesadaran dan apresiasi masyarakat terhadap nilai penting budaya bangsa; Semakin kuatnya kepedulian dan peranserta pemangku kepentingan dalam pengembangan museum; Terwujudnya museum sebagai media belajar dan kesenangan yang dinamis dan atraktif bagi pengunjung; Terwujudnya museum sebagai kebanggaan publik; Terwujudnya kualitas pelayanan museum; Peningkatan jumlah kunjungan ke museum.

SASARAN GNCM Menciptakan peran museum sebagai bagian dari pranata kehidupan ekonomi, politik, sosial, dan budaya bangsa; Mewujudkan peningkatan kuantitas dan kualitas kunjungan ke museummuseum seluruh Indonesia;

SASARAN GNCM Mewujudkan landasan yang kokoh bagi masyarakat untuk meningkatkan apresiasi kesejarahan dan kebudayaan dalam upaya memperkuat jatidiri bangsa; Menciptakan kerjasama yang berimbang dan saling menguntungkan antara museum dengan pemangku kepentingan;

SASARAN GNCM Membentuk rumusan kebijakan-kebijakan terkait dengan penyelenggaraan museum yang tidak saja menekankan kepada kepentingan ideologis dan kepentingan akademis, tetapi juga pada kepentingan lain dalam pemanfaatan museum; Terbentuknya sinergisitas dari para pemangku kepentingan khususnya di bidang pariwisata untuk menempatkan museum sebagai lembaga yang memiliki daya tarik wisata budaya untuk dikunjungi.

Strategi Program GNCM Meningkatkan inovasi sistem peragaan koleksi museum yang ditata secara modern tanpa mengabaikan peran pendidikanya, misalnya melalui sentuhan teknologi. Mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi untuk mengelola data dan informasi koleksi, kegiatan museum, mempromosikan atau sosialisasi museum sebagai tempat yang atraktif. Mengoptimalkan kreativitas program-program, aktivitas dan promosi kegiatan museum yang menarik, menggugah imajinasi pengunjung, Memperkuat data dan informasi terkait dengan koleksi, aktivitas dan promosi kegiatan museum yang dapat diakses dengan mudah. Memperkuat jaringan kerja museum sebagai lembaga non profit.

Pihak Terkait Dalam GNCM Pengelola Museum. Pemerintah (Pusat dan Daerah) Asosiasi Museum Komunitas Cinta Museum Dunia Usaha Masyarakat

Kegiatan GNCM Nasional (2010 2014) Revitalisasi Museum; Hari Museum Indonesia; Pelatihan di Permuseuman; Pameran; Workshop; Lomba; Festival; Seminar; Sarasehan; Penerbitan; Penghargaan; Program TV dan Radio; Ekskursi; Press Tour; Wajib Kunjung Museum untuk siswa; Roadshow; Duta Museum.

Revitalisasi Museum 2010-1014 Prioritas 11 Kabinet Indonesia Bersatu adalah kebudayaan, kreatifitas, dan inovasi teknologi yang secara substantif inti untuk kebudayaan adalah penetapan dan pembentukan pengelolaan terpadu untuk pengelolaan cagar budaya, revitalisasi museum, dan perpustakaan di seluruh Indonesia. Revitalisasi Museum adalah upaya meningkatkan kualitas museum untuk melayani masyarakat sesuai dengan fungsi museum.

Aspek Museum Yang Direvitalisasi Aspek fisik. Aspek manajemen. Aspek komunikasi pemasaran. Aspek pencitraan.

Aspek revitalisasi fisik meliputi : Eksternal Pengenalan museum dalam bentuk informasi Sosialisasi museum dengan alat bantu Sosialisasi museum bergabung dengan sistem informasi kota atau daerah. Internal Pengolahan pertamanan dan pintu masuk Renovasi bangunan / arsitektur dan fasilitas pendukung Renovasi interior, tempat benda koleksi dan informasi koleksi. Aspek revitalisasi Manajemen meliputi Manajemen sumberdaya manusia, Manajemen koleksi, Manajemen layanan pengunjung, Manajemen finansial (keuangan).

Aspek revitalisasi Marketing Komunikasi Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada Pemangku Kebijakan dan pengelola museum tentang berbagai metode marketing komunikasi dengan mekanisme: Trainning, Workshop dan studi kasus tentang Marketing Komunikasi. Traninning & Workshop di tiap museum di daerah sebagai bentuk pembekalan tentang Marketing Komunikasi terhadap manajemen pengelola museum di tiap daerah. Pembentukan Agent Of Change yang berfungsi sebagai jaringan informasi bagi museum, yang ke depannya akan menjadi mitra-mitra perubahan paradigma museum. Development Program Marketing Komunikasi Museum dalam tingkat nasional sebagai bentuk kebijakan dan acuan pelaksanaan program marketing komunikasi di tiap museum di daerah. Pengukuran efektifitas Marketing Komunikasi terhadap perkembangan museum sesuai dengan target yang ditentukan.

Aspek revitalisasi Pencitraan meliputi Kampanye Gerakan Nasional Cinta Museum Publikasi cetak dan elektronik Peningkatan pelayanan pengunjung

KEGIATAN REVITALISASI MUSEUM 2010-1024 Tahun 2010 Revitalisasi 4 Museum Tahun 2011 1. Revitalisasi 28 museum provinsi 2. Revitalisasi 5 museum UPT Tahun 2012 Revitalisasi 12 museum daerah Tahun 2013 Revitalisasi 17 museum daerah Tahun 2014 Revitalisasi 15 museum daerah Jumlah keseluruhan 80 museum.

TERIMA KASIH