TEKNIK BUDIDAYA LADA INTEGRASI BERTERNAK KAMBING

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

PEMANFAATAN KULIT KAKAO SEBAGAI PAKAN TERNAK KAMBING PE DI PERKEBUNAN RAKYAT PROPINSI LAMPUNG

MODEL SIMULASI KELAYAKAN LAHAN PENGEMBANGAN LADA ORGANIK

PEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI PADA SAPI DARA BALI (SISTEM INTEGRASI JAGUNG SAPI)

Pengembangan Penangkaran Bibit Lada di Kelompok Tani Desa Sukamarga, Lampung Utara

ANALISIS DAMPAK SOSIAL EKONOMI TERHADAP ADOPSI TEKNOLOGI PHT PERKEBUNAN TEH RAKYAT. Oleh : Rosmiyati Sajuti Yusmichad Yusdja Supriyati Bambang Winarso

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

Heni Sulistyawati PR dan Lintje Hutahaean Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah ABSTRAK

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

Abstrak

Agro inovasi. Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat

PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG, KACANG HIJAU DAN SAPI DALAM MODEL KELEMBAGAAN PETANI, PERMODALAN DAN PEMASARAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI LADA MELALUI PERBAIKAN SISTEM USAHATANI

I PENDAHULUAN. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan pokok akan dapat menggoyahkan. masa yang akan datang IPB, 1998 (dalam Wuryaningsih, 2001).

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak bawah pengawasan pemiliknya. Peran ternak domba di lokasi tersebut

Integrasi Tanaman Jeruk dengan Ternak Kambing

ANALISIS USAHATANI KOPI DI DESA PIRIAN TAPIKO KECAMATAN TUTAR KAB.POLEWALI MANDAR. Rahmaniah HM.,SP, M.Si

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK

VII. PEMECAHAN OPTIMAL MODEL INTEGRASI TANAMAN TERNAK

I. PENDAHULUAN. Untuk tingkat produktivitas rata-rata kopi Indonesia saat ini sebesar 792 kg/ha

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak komoditas ekspor. Untuk dapat memanfaatkan sumberdaya tersebut seca

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

TEKNOLOGI SALIBU.

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Strategi Pengelolaan untuk Mengurangi Serangan Phythopthora capsici pada Tanaman Lada

II. PERMASALAHAN DAN INOVASI TEKNOLOGI DAN KELEMBAGAAN

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

IX. KESIMPULAN DAN SARAN. petani cukup tinggi, dimana sebagian besar alokasi pengeluaran. dipergunakan untuk membiayai konsumsi pangan.

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

I. Pendahuluan. II. Permasalahan

SISTEM INTEGRASI SAPI DI PERKEBUNAN SAWIT PELUANG DAN TANTANGANNYA

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

KELAYAKAN BUDIDAYA JAGUNG DAN TERNAK SAPI SECARA TERINTEGRASI DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

TEKNOLOGI PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO. Oleh. Ir. Azri, MSi.

PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAPI PADA KAWASAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI PROVINSI JAMBI

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

ANALISIS TINGKAT PENERAPAN DAN MANFAAT TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) PADA USAHATANI LADA DI PROVINSI BANGKA BELITUNG

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK MENDUKUNG PERTANIAN ORGANIK

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

PERAN SERTA TERNAK SEBAGAI KOMPONEN USAHATANI PADI UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI

TEKNOLOGI BUDIDAYA UBI KAYU UNTUK MENCAPAI PRODUKSI OPTIMAL

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas dan produktivitas kerja. Jumlah petani pada pola tanam padi-ubi

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan

V. DAMPAK SUBSIDI PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI PUPUK ORGANIK DI PROVINSI LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan. Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya.

KAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG

PEMETAAN LOKASI PENANAMAN LADA DAN SERANGAN PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG (BPB) DI PROPINSI LAMPUNG DAN PROPINSI BANGKA BELITUNG

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan dan pakan ternak yang sangat

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

LAPORAN AKHIR INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA

KEUNGGULAN KOMPARATIF USAHATANI JAGUNG MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI NTT. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2

MANFAAT PENGGUNAAN ARACHIS PINTOI TERHADAP PEKEMBANGAN MUSUH ALAMI HAMA PENGGEREK BATANG (LOPHOBARIS PIPERIS MASH) DALAM BUDIDAYA LADA

ANALISIS USAHATANI SAYURAN DI NAGARI AIR DINGIN, KECAMATAN LEMBAH GUMANTI, KABUPATEN SOLOK

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42%

LITKAJIBANGRAP. R.Y. Galingging, A. Firmansyah,A. Bhermana, Suparman, dan S. Agustini

ANALISIS USAHATANI TALAS KIMPUL DI NAGARI DURIAN GADANG KECAMATAN AKABULURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

ARTIKEL ILMIAH OPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN PERKEBUNAN KAKAO BUKAAN BARU DENGAN TANAMAN SELA (PADI GOGO)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

Oni Ekalinda, Reni Astarina dan Anita Sofia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau Abstrak.

USAHATANI SAYURAN-TERNAK SEBAGAI BASIS AGRIBISNIS PEDESAAN DI LAHAN PASANG SURUT BONGKOR KECAMATAN BASARANG

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

I. PENDAHULUAN. peradaban manusia. Padi adalah komoditas tanaman pangan yang menghasilkan

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 5 TAHUN 2014

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI BALI

KERAGAAN PRODUKTIFITAS BEBERAPA KLON UNGGUL KARET RAKYAT DI PROPINSI BENGKULU. Some variability Productivity Superior Rubber Clone People in Bengkulu

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Laju permintaan daging sapi di Indonesia terus meningkat seiring

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

RENCANA KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN KABUPATEN PACITAN

4. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Permintaan pangan hewani terutama daging sapi meningkat cukup besar

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

Transkripsi:

TEKNIK BUDIDAYA LADA INTEGRASI BERTERNAK KAMBING HERY SURYANTO DAN SUROSO Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung ABSTRAK Dalam mengusahakan tanaman lada (Piper nigrum L) banyak menghadapi kendala antara lain rendahnya produktivitas dan pendapatan usahatani lada. Salah satu usaha untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani lada dapat dilakukan dengan usaha lain yang sinergis dengan budidaya lada antara lain dengan integrasi ternak kambing. Sehubungan hal tersebut di lakukan kajian teknik budidaya lada integrasi ternak kambing. Ternak kambing selain penghasil pupuk kandang juga memberikan tambahan pendapatan petani. Pengkajian dilakukan di daerah sentra tanaman lada di Kec. Abung Tinggi, Kab. Lampung Utara. Pengkajian dilakukan menggunakan dua perlakuan yaitu () teknik budidaya lada integrasi ternak kambing dan () budidaya lada cara petani tanpa ternak kambing. Teknik budidaya lada yang diterapkan adalah konservasi lahan, pemupukan berimbang menggunakan kotoran ternak, pemangkasan penegak, bebokor dan pengendalian OPT, sedangkan teknologi budidaya kambing menggunakan jenis PE, kandang panggung, hijauan pakan dari kebun lada dan suplemen pakan blok. Budidaya lada integrasi ternak kambing dapat meningkatkan nilai tambah pendapatan petani lada. Budidaya lada integrasi ternak kambing diperlukan biaya penerapan teknologi budidaya lada Rp..760.000,- /ha/tahun, pembelian 5 ekor ternak kambing Rp..800.000 dan biaya pemeliharaan 5 ekor kambing Rp. 7.8,- /tahun. Nilai hasil usahatani lada integrasi ternak kambing dari tanaman lada Rp. 6.660.000 /ha/tahun, produksi pupuk kandang Rp. 57.00/tahun dan ternak kambing Rp..550.000/tahun. Total nilai hasil usahatani lada integrasi ternak kambing Rp.0.78.00/tahun sedangkan cara petani Rp..95.000 /ha/tahun. Nilai tambahan pendapatan usahatani lada integrasi ternak kambing dari lada Rp..900.000,-/ha/tahun dan dari 5 ekor ternak kambing Rp..09.95,-/tahun. Total nilai tambahan pendapatan petani dari usahatani lada integrasi ternak kambing Rp..99.95,-/tahun sedangkan cara petani Rp..5.000 /ha/tahun. Dengan usahatani lada integrasi ternak kambing nilai tambahan pendapatan petani lebih banyak dan petani memperoleh pupuk organik cukup untuk tanaman lada di banding cara tradisional tanpa integrasi ternak kambing. Kata kunci : usahatani, pendapatan., P. nigrum, kambing, produktivitas. PENDAHULUAN Lada merupakan komoditas eksport tanaman perkebunan rakyat yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Tanaman lada sebagian besar diusahakan oleh petani dalam bentuk perkebunan kecil dengan padat tenaga. Pengusahaan tanaman lada sebagian besar masih dilakukan secara tradisional dengan produktivitas hasil yang masih tergolong rendah. Salah satu daerah utama penghasil lada hitam di Indonesia adalah Lampung. Selama ini kontribusi Lampung secara nasional terhadap rata-rata luas areal,7 %, produksi 6, % dan ekspor, % dari total nasional selama tahun 990-00 (Suprapto dkk, 00). Pengusahaan tanaman lada di Lampung melibatkan 5.98 kk petani dengan rata-rata produktivitas dari tahun 990-00 masih tergolong rendah hanya 60 kg per hektar disbanding dengan rata rata nasional yang mencapai 800 kg per hektar. Luas areal tanaman lada di Lampung dari tahun 990-00 cenderung meningkat dari.858 ha pada tahun 990 menjadi 6.808 ha pada tahun 00, sementara produksi fluktuatif cenderung menurun dari 6.0 ton pada tahun 990 menjadi 7.96 ton pada tahun 00 dengan rata-rata produksi.58 ton dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan 7

volume ekspor 8.8 ton per tahun dengan nilai devisa mencapai rata-rata US $,887 juta per tahun (Disbun Propinsi Lampung, 00). Di Lampung, tanaman lada pada awalnya diusahakan di Lampung Selatan, saat ini telah berkembang di beberapa Kabupaten di Lampung, sementara luas areal lada di Lampung Selatan mulai berkurang (Wahid, 996). Budidaya lada di lakukan secara tradisional sesuai pengalaman petani, tanaman lada menggunakan penegak hidup Glyrisidia, Dadap atau Kapok, bahan tanaman lada dari stek sulur gantung, tanaman lada jarang dipupuk, pengendalian gulma dengan penyiangan bersih, pengendalian hama dan penyakit jarang dilakukan dan produktivitasnya tergolong rendah, sementara dengan pemeliharaan yang baik produktivitasnya masih dapat ditingkatkan sampai.500.600 kg/ha per tahun (Murni dan Zaubin, 997). Kendala dalam mengusahakan lada adalah rendahnya produktivitas dan pendapatan usahatani lada. Hal tersebut karena petani lada pada umumnya hanya mengandalkan satu komoditas lada sebagai sebagai usahataninya, integrasi dengan ternak belum banyak dilakukan, sementara produksi dan harga lada relatif rendah sehinggga pendapatan usahatani lada kurang memberikan nilai tambah terhadap petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan ternak kambing dapat dilakukan di kawasan kebun lada (Silalahi dkk, 00). Sehubungan dengan hal tersebut maka disampaikan teknik budidaya lada dengan ternak kambing agar usahatani lada dapat memberikan nilai tamah pendapatan petani optimal. MATERI DAN METODE Pengkajian dilakukan di lahan petani di daerah sentra produksi lada Kecamatan Abung Tinggi, Kabupaten Lampung Utara. Propinsi Lampung. Kegiatan pengkajian melibatkan peneliti, penyuluh, PPL dan KCD (kepala cabang dinas) dan petani lada yang diharapkan dapat mempercepat adopsi teknologi yang dikaji. Pengkajian usahatani lada di lakukan di kebun lada produksi milik petani yang perlu di lakukan rehabilitasi. Pengkajian dilakukan secara berpasangan, tiap petani kooperator menerapkan dua perlakuan yaitu () budidaya lada dengan ternak kambing dan () Cara petani. () Petani kooperator penerapan budidaya lada dengan berternak kambing sebanyak orang, masingmasing petani menerapkan teknologi budidaya lada seluas 0,5 ha dengan jumlah ternak kambing PE tiap petani ekor betina umur 7-8 bulan (dara) dan satu ekor jantan umur 8-9 bulan (bakalan). Budidaya lada yang diterapkan adalah rehabilitasi dengan penyulaman tanaman, pemangkasan dua kali per tahun, pemupukan berimbang dengan dosis pupuk organik sebanyak 5-0 kg/tanaman dan pupuk NPK sebanyak 00-500 gr / tanaman, konservasi kebun, bebokor, pengendalian hama dan penyakit, sedangkan budidaya ternak kambing yang diterapkan adalah kandang panggung, jenis PE, pakan hijau dari kebun lada berupa tanaman Arachis pintoi, daun Glirisidia, rumput alami dan lantoro, suplemen pakan blok dari komposisi molasses 0 %, urea %, garam (Na Cl) 5 %, premix mineral %, dedak padi %, semen (PC) %, pengeras PC 0.5 % dan air,5 %. Sebagai pembanding adalah () cara petani dengan teknologi budidaya lada tradisional sesuai kemampuan dan pengetahuan petani, tanaman lada tidak dipupuk, penyulaman terbatas, penyiangan bersih, tidak ada integrasi ternak kambing, pengendalian hama dan penyakit tidak dilakukan. Parameter yang diamati meliputi aspek produksi dan aspek ekonomi. 8 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

HASIL DAN PEMBAHASAN Propinsi Lampung merupakan salah satu daerah utama penghasil lada hitam nasional, memiliki kondisi agroklimat sesuai syarat tumbuh lada dan kondisi sosial budaya masyarakatnya secara turun temurun telah mengenal budidaya tanaman lada (Wahid, 996). Petani menerapkan budidaya lada secara tradisional sesuai pengalaman dan pengetahuan petani, penegak lada menggunakan tajar hidup, pemangkasan penegak lada terbatas, pengendalian hama dan penyakit tidak dilakukan, pengendalian gulma dengan penyiangan bersih, penyulaman tanaman lada menggunakan sulur gantung dan tanaman lada jarang dipupuk. Pupuk kompos dilapang sangat terbatas, petani lada jarang memelihara ternak sebagai sumber pupuk organik dan tambahan pendapatan petani lada. Keragaan usahatani lada cara petani dengan teknologi tradisional menunjukkan produktivitas 5,9 kg per hektar dengan nilai tambah pendapatan petani Rp..5.800,- per hektar/ tahun, pada saat harga lada Rp..000 /kg. Pengelolaan usahatani lada cara petani ini memerlukan biaya Rp..685.000,- per hektar/tahun dengan nilai hasil Rp..90.800/ha/tahun (Tabel ). Produktivitas usahatani lada petani tersebut masih tergolong rendah, kerena dengan pemeliharaan tanaman lada yang baik produktivitas lada masih dapat ditingkatkan mencapai.500.600 kg/ha/tahun ( Murni dan Zaubin 997 ). Tabel. Nilai hasil budidaya lada sebelum dan setelah penerapan teknologi dan cara petani {P RI VA TE }N o 5 5 Parameter Pengamatan Penerapan teknologi Produktivitas lada (kg/ha) Biaya Produksi (Rp.) Nilai Hasil Produksi (Rp.) Nilai tambah petani (Rp.) Harga lada (Rp.) Cara petani Produktivitas lada (kg/ha) Biaya Produksi (Rp.) Nilai Hasil Produksi (Rp.) Nilai tambah petani (Rp.) Harga lada (Rp. Nilai biaya dan hasil produksi lada (Rp) Sebelum penerapan teknologi 5,9.685.000.90.800.5.800.000 5,9.685.000.90.800.5.800.000 Satu tahun setelah pen erapan teknologi.760. 000 6.660.000.900.000 5.000 95 690.000.95.000.5.000 5.000 Satu tahun setelah penerapan teknologi budidaya produktivitas lada meningkat dari 5,9 kg menjadi kg per hektar/tahun dibanding cara petani yang produktivitasnya cenderung menurun dari 5,9 kg menjadi 95 kg per hektar/tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan penerapan teknologi masih dapat mempertahankan tingkat produktivitas lada yang baik. Nilai hasil penerapan teknologi budidaya lada mencapai Rp 6.660.000/ha/tahun menunjukkan lebih baik dibanding cara petani sebesar Rp..95.000 /ha/tahun pada saat harga Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan 9

lada Rp.5.000 / kg. Biaya usahatani lada dengan penerapan teknologi lebih tinggi yaitu Rp..760.000 /ha/tahun dibanding cara petani Rp.690.000 /ha /tahun. Perbedaan biaya produksi dan produksi lada pada penerapan teknologi dan cara petani memberikan dampak pada nilai tambah pendapatan usahatani lada. Nilai tambah pendapatan usahatani lada dengan penerapan teknologi budidaya Rp,.900.000/ha/tahun sedangkan cara petani Rp..5.000/ha/tahun. Dari hasil analisa pendapatan usahatani lada berdasarkan perbandingan nilai hasil produksi lada dengan biaya produksi antara penerapan teknologi budidaya lada dengan cara petani berturutturut adalah R/C ratio,77 dan,7. (Tabel ). Tabel. Pendapatan usahatani ternak kambing PE selama bulan {PR IV AT E } No A. B. 5 6 7 8 9 0 C. D. 5. 6. Parameter Pengamatan Budidaya ternak kambing Nilai kambing betina (dara ) Nilai kambing jantan (bakalan) Modal kambing / petani {PRIVATE }Peningkatan berat badan kambing (kg /ekor/hari) Nilai penambahan berat badan (Rp/ekor/hari) Jumlah anak selama bulan (Jan s/d.des.00) Berat sisa pakan ( kg/ekor/hari) Berat kotoran kambing (kg/ekor/hari) Konsumsi hijauan pakan ( kg/ekor/hari) Berat sisa pakan dan kotoran kambing (kg/ekor/hari) Biaya pemeliharaan kambing (Rp/ekor/hari) Nilai tambah sisa pakan & kotoran (Rp./ekor/hari) Perkembangan modal ternak kambing/petani Nilai kambing betina/petani ( ekor induk) (Rp) Nilai kambing jantan ( ekor dewasa) (Rp.) Nilai anak kambing (Rp) Total nilai kambing selama satu tahun Produksi pupuk kandang / tahun ( 5 ekor) Nilai pupuk kandang / tahun ( 5 ekor) Volume/Produksi / Nilai input dan out put ternak kambing (Rp) vol(hok/st/kg/e kor ekor ekor 0,067 kg 0,067 kg ekor.0 kg 0,57 kg 5,98 kg,59 kg ekor,59 kg ekor ekor ekor.86 kg.86 kg Harga satuan (Rp.) 00.000 600.000 Rp.5.000 Rp.6,8 Rp.00 Rp.600.000 Rp.750.000 Rp.00.000 Rp.00 Total Nilai (Rp.).00.000 600.000.800.000 005.0 0.57 5.98.59 6,8 8.00.000 750.000 00.000.550.000 57.00 Petani lada sekaligus kooperator ternak kambing sejak diperkenalkan teknologi usahatani lada integrasi ternak kambing peminatnya meningkat dari orang menjadi 9 orang, hal ini karena integrasi ternak kambing memberikan nilai tambah pendapatan dan ternak kambing mudah dipelihara petani, karena hijauan pakan cukup tersedia dilingkungan kebun lada cukup tersedia. Memelihara ternak kambing PE di lingkungan kebun lada sebanyak empat ekor induk dan satu ekor jantan menghasilkan pupuk kandang dari sisa pakan dan kotoran kambing,86 kg per tahun, dengan harga pupuk kandang Rp.00 / kg maka tambahan pendapatan dari pupuk kandang kambing Rp.57.00/ tahun. Ternak kambing dengan diberi tambahan pakan suplemen blok dan hijauan pakan dari kebun lada (daun Glirisidia, sisa bebokor penutup tanah Arachis pintoi, rumput-rumputan dan lantoro) pertumbuhan berat badan kambing rata-rata 67 gr/ekor/hari. Dengan harga daging Rp.5.000 per berat badan kambing maka nilai pendapatan dari tambahan berat badan kambing setara Rp.005 /ekor /hari. Kambing PE sebanyak empat 50 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

ekor betina umur 7-8 bulan (dara) dan satu ekor jantan umur 8-9 bulan (bakalan) selama bulan menghasilkan anak ekor. Dengan harga anak kambing dilokasi Rp.00.000/ekor maka pendapatan petani dari anak kambing Rp.00.000 / tahun (Tabel ). Usahatani lada dengan integrasi ternak kambing memberikan tambahan pendapatan lebih tinggi dibanding cara petani dengan satu komoditas usahatani lada. Rehabilitasi kebun lada produksi dengan integrasi ternak kambing sebanyak empat ekor betina umur 7-8 bulan (dara) dan satu ekor jantan umur 8-9 bulan (bakalan) selama bulan diperlukan total biaya Rp.5.787.8 terdiri atas rehabilitasi tanaman lada Rp..760.000,- /ha/tahun, biaya pemeliharaan 5 ekor kambing Rp. 7.8,- /tahun dan pembelian 5 ekor ternak kambing Rp..800.000, sedangkan cara petani hanya diperlukan biaya Rp..690.000,- /ha/tahun (Tabel ). Tabel. Analisa Pendapatan Usahatani lada dengan integrasi ternak kambing {PR IVA TE } No Parameter Pengamatan (input) dan (out put) usahatani lada integrasi ternak kambing Biaya penerapan teknologi (input) Biaya budidaya lada integrasi kambing /th (Rp.) Nilai hasil budidaya lada integrasi kambing/th (Rp) Nilai tambah budidaya lada integrasi kambing / th(rp) B/C ratio (Rp. 0.8.00 / Rp. 5.987.8) Usahatani lada Integrasi ternak kambing 5.787.8 0.78.00.99.95,86 Cara petani.690.000.95.000.5.000.7 Nilai hasil penerapan teknologi usahatani lada integrasi ternak kambing selama bulan sebanyak Rp.0.78.00/tahun terdiri dari budidaya lada Rp. 6.660.000 /ha/tahun, produksi pupuk kandang Rp. 57.00/tahun dan ternak kambing Rp..550.000/tahun sedangkan cara petani hanya Rp..95.000 /ha/tahun. Nilai tambahan pendapatan usahatani lada integrasi ternak kambing sebanyak Rp..99.95,-/tahun terdiri dari budidaya lada Rp..900.000,- /ha/tahun dan 5 ekor ternak kambing Rp..09.95,-/tahun, sedangkan usahatani lada tradisional (cara petani) tanpa integrasi kambing Rp..5.000 /ha/tahun. KESIMPULAN Usahatani lada integrasi ternak kambing setelah satu tahun penerapan teknologi dapat meningkatkan produksi dari 5,9 kg menjadi kg per hektar/tahun sedangkan cara petani produktivitas relatif stabil rendah dari 5,9 kg menjadi 95 kg per hektar/tahun. Dengan usahatani lada integrasi ternak kambing diperlukan biaya penerapan teknologi budidaya lada Rp..760.000,- /ha/tahun, pembelian 5 ekor ternak kambing Rp..800.000 dan biaya pemeliharaan 5 ekor kambing Rp. 7.8,- /tahun. Nilai hasil usahatani lada integrasi ternak kambing dari tanaman lada Rp. 6.660.000 /ha/tahun, produksi pupuk kandang Rp. 57.00/tahun dan ternak kambing Rp..550.000/tahun. Total nilai hasil usahatani lada integrasi ternak kambing Rp.0.78.00/tahun sedangkan cara petani Rp..95.000 /ha/tahun. Nilai tambahan pendapatan usahatani lada integrasi ternak kambing dari lada Rp..900.000,-/ha/tahun dan dari 5 ekor ternak kambing Rp..09.95,-/tahun. Total nilai tambahan pendapatan petani dari usahatani lada integrasi ternak kambing Rp..99.95,-/tahun sedangkan cara petani Rp..5.000 /ha/tahun. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan 5

Dengan usahatani lada integrasi ternak kambing nilai tambahan pendapatan petani lebih banyak dan petani memperoleh pupuk organik cukup untuk tanaman lada di banding cara tradisional tanpa integrasi ternak kambing. DAFTAR BACAAN Dinas Perkebunan Propinsi Lampung. 00. Statistik Perkebunan Prop. Lampung Murni, A.M dan R. Zaubin. 997. Pengaruh dosis dan komposisi hara NPKMg terhadap produksi lada di Lampung Utara. Jurn. Littri. (6): 66-7. Wahid. P. 996. Sejarah perkembangan dan daerah penyebarannya. Monograf tanaman lada. Balitro Bogor. Hal.-. Suprapto., A.M. Murni., R. Kasim., R. Asnawi., Rr. Ernawai., Slameto., Soerahman., M.Silalahi., A. Prabowo., J. Hendra. 00. Teknologi Budidaya Lada Sehat. Makalah seminar sehari teknologi budidaya lada di BPTP Lampung 8 Januari 00. Silalahi, M.,Suprapto dan Soerahman. 00. Pengembangan Ternak Kambing Di Kawasan Perkebunan Lada dan Kopi Rakyat.Jurnal Teknologi Pertanian Lampung. Vol (). hal 80-86. 5 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan