DAMPAK PAPARAN IKLAN SUSU FORMULA TERHADAP CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI BEBERAPA KARAKTERISTIK KELUARGA DALAM PENGGUNAAN SUSU FORMULA UNTUK BALITA DI KOTA TASIKMALAYA Oleh : Jumli 1, Lilik Hidayanti 2, Nur Lina 3

HUBUNGAN KETERTARIKAN IKLAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKKSLUSIF DI POSYANDU DESA KEMUDO PRAMBANAN KLATEN

Nisa khoiriah INTISARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PALEBON KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

HUBUNGAN STATUS EKONOMI ORANGTUA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BAKI SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG KERUGIAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI BPS MEI MUHARTATI YOGYAKARTA TAHUN 2009

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

ANALISIS PERILAKU IBU MENYUSUI DI KELURAHAN PAROPO KECAMATAN PANAKUKKANG KOTA MAKASSAR. * Ignata Apolonia B * Dosen tetap Prodi Kebidanan Sandi Karsa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Widi Apriani Putri 1) Ai Sri Kosnayani, dan Lilik Hidayanti 2)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organization (WHO)/United Nations International

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

HUBUNGAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 7 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kahuripan Kota Tasikmalaya 2015)

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN SUSU FORMULA BAYI USIA DIBAWAH 6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU KOTA SEMARANG ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

Abstrak ABSTRACT. Keywords : Knowledge, Giving Side Dish Breast Milk

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

Daniel 1, Murniati Manik 2. Pengetahuan Wanita tentang ASI Eksklusif

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU

PERBANDINGAN LAJU PERTUMBUHAN BERAT BADAN BERDASARKAN JENIS KONSUMSI SUSU PADA BAYI UMUR 6 BULAN DI PUSKESMAS MANTRIJERON YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Nixen Rachmawati

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU BERSALIN DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

The Correlation of Knowledge Level About Exclusive Mother s Milk with Mother s Milk Deliverance To The Baby

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Muh. Jusman Rau, Nikmah Utami, Mufyda: 8-17) 8

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

Sri Janatri* STIKES Kota Sukabumi ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP IBU DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 6-12 BULAN. Ayundha Rizky F.

Naili Nur Meifanna. Kata kunci : motorik halus, ASI, susu formula. Kepustakaan : 30 ( )

BAB III METODE PENELITIAN

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

STUDI DESKRIPTIF TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS CILACAP UTARA

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI UMUR 1-6 BULAN DI DESA TEGALARUM KECAMATAN BOROBUDUR KABUPATEN MAGELANG TAHUN

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

BAB I PENDAHULUAN. bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

BAB I PENDAHULUAN. makanan bayi yang ideal dan alami serta merupakan basis biologis dan

225 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014,

Mahasiswa Bagian Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro **)

II. METODE PENELITIAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL YOGYAKARTA

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA KARYAWATI UNSIKA TAHUN 2013

ASTRID FARMAWATI SINIPAR

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

HUBUNGAN PERSEPSI DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 0-6 BULAN DI KABUPATEN KAMPAR RIAU

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Air Susu Ibu dan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan

EFEKTIFITAS PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS PANDAK I BANTUL YOGYAKARTA 2011

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (0-6 BULAN) DI KELURAHAN BANTAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2013

Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

BAB I PENDAHULUAN. jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sebanyak 25 kematian

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KEBEN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN. M. Masykur*, Dian Nurafifah**...ABSTRAK...

Disusun Oleh : NOVIC ISMAN J PROGRAM FAKULTAS

Seprianus Lahal 1, Suhartatik 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

Anestesia Wulandari 1), Wulandari Meikawati 2), Novita Kumalasari 3)

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

1 DAMPAK PAPARAN IKLAN SUSU FORMULA TERHADAP CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF (studi di wilayah Kelurahan Cipedes Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya) Oleh : LiLik Hidayanti 1, Nur Lina 2 1. Staff pengajar fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Alumnus Magister Gizi Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang, 2005 2. Staff pengajar Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Alumnus Magister Epidemiologi Universitas Diponegoro Semarang, 2008 ABSTRAK Air susu ibu (ASI) yang diberikan kepada bayi sampai 6 bulan bermanfaat bagi pertumbuhan, perkembangan dan kecerdasan bayi. Pengaruh modernisasi dan pemasaran iklan susu formula menyebabkan penurunan penggunaan ASI eksklusif oleh ibu menyusui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak paparan iklan susu formula terhadap pemberian ASI eksklusif dengan mengambil lokasi penelitian di Kelurahan Cipedes Keacamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan metode survei dan desain penelitian cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 67 bayi yang berumur 6-7 bulan dengan respondennya adalah ibu. Analisis data menggunakan uji statistik Rank Spearman,Chi Square, dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan rata rata skor paparan iklan susu formula yaitu 3.67 1.09; rata rata variabel lama pemberian ASI yaitu 5.51 1.21 bulan; rata rata pendidikan ibu yaitu 9.54 3.02 tahun, skor pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif 11.67 2.01, pendapatan perkapita yaitu Rp. 232313.66 202803.42, dan sebagian besar ibu yang tidak bekerja sebanyak 52 orang (77.60%). Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan paparan iklan susu formula dengan pemberian ASI eksklusif (p value = 0,007 dan = - 0.324). Dalam penelitian ini juga diperoleh hasil bahwa paparan iklan susu formula berdampak 4 % untuk menurunkan status pemberian ASI secara eksklusif. Disarankan perlu diadakan penyuluhan tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif agar tumbuh kembang bayi optimal dan peningkatan dukungan dari keluarga agar ibu memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan serta jangan mudah terbujuk oleh promosi iklan susu formula. Kata Kunci : Iklan, Susu Formula, ASI Eksklusif, bayi ABSTRACT Using Breast Feeding for a newborn until six month has many advantage for baby s growth and development baby brain.modernization and advertizing can be influent to reduce breastfeeding. The aim of this research is to predict impact of the advertising to reduce exclusive breastfeeding in Cipedes district, Tasikmalaya. This research used cross sectional desain with survey methods. Sampel are 67 babies who has character 6-7 month old with their mother become responden. Data was analized by rank spearman test, chi square test and logistic regresion. This research shown mean score of advertising are 3.67 1.09, mean prolong of breasfeeding are 5.51 1.21 month, mean

2 of mother education are 9.54 3.02 years, mean score of mother knowledge about bresfeeding are 11.67 2.01, and mean of individual income are Rp. 232313.66 202803.42/ month. This reseach also shown almost all responden didn t work. Statistic analisys shown there was corelation between advertising and esclusive breastfeeding and advertising can be influent 4% to reduce exclusive breastfeeding. This research recomended to optimalized of breastfeeding promotion and family support to give exclusive breastfeeding until 6 month baby old. Key word : Advertising, formula feeding, exlusive breasfeeding, baby PENDAHULUAN Data dari UNICEF menunjukkan bahwa di Indonesia sebanyak 30.000 bayi meninggal dunia dan 10 juta anak balita di dunia meninggal setiap tahunnya yang disebabkan karena infeksi dan gizi buruk. Masalah tersebut dapat dicegah melalui pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan sejak tanggal kelahirannya. Penelitian ilmiah terbaru dari UNICEF juga menyebutkan bahwa terungkap data bayi yang diberi susu formula memiliki kemungkinan untuk meninggal dunia pada bulan pertama kelahirannya. Peluang itu 25 kali lebih tinggi dari bayi yang disusui oleh ibunya secara eksklusif (UNICEF, 2006). Hasil penelitian Anderson (2005), menunjukan bahwa perkembangan kemampuan otak pada bayi yang diberi ASI lebih baik daripada bayi yang diberi susu formula. Penelitian ini membuktikan bahwa tingkat kecerdasan (IQ) bayi yang diberi ASI 6 kali lebih daripada bayi yang diberi susu formula. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa ASI yang diberikan kepada bayi sampai 6 bulan lebih bermanfaat secara signifikan bagi kecerdasan bayi, sedangkan bayi yang disusui kurang dari 8 minggu tidak memberikan manfaat pada tingkat kecerdasan (Anderson, 2005). Namun pada saat ini Cakupan pemberian ASI eksklusif di kota-kota besar hanya sekitar 9,3%, yang masih sangat jauh dari standar nasional yang telah ditetapkan yaitu 50% (Depkes RI, 2000). Berdasarkan hasil penelitian Setyowati (1998) disebutkan bahwa sebagian besar responden yang diwawancarai menyatakan tidak yakin bila bayinya dapat bertahan hidup dengan memberikan ASI eksklusif saja sebagai makanan bayi selama 4-6 bulan. Di samping itu penelitian ini juga merekomendasikan bahwa, promosi pemberian ASI eksklusif pada saat ini perlu ditingkatkan, karena berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa di wilayah Jabotabek ternyata 70,4% responden menyatakan tidak pernah mendengar istilah ASI eksklusif. Sementara itu, penelitian lain yang dilakukan

3 Siregar (2004,) menyatakan bahwa kecenderungan menurunnya pelaksanaan pemberian ASI di kota-kota besar salah satunya diakibatkan oleh gencarnya promosi iklan susu susu formula. Penelitian Amiruddin (2006) Pada Bayi 6-11 bulan di Kelurahan Pabaeng-baeng Makasar juga menunjukan bahwa ada hubungan antara promosi susu formula dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi 6-11 bulan. Menurut Roesli (2000) penjualan susu bayi di dunia mencapai 11 milyar dollar AS setiap tahunnya. Hal ini merupakan jumlah yang sangat besar dan menggiurkan bagi produsen susu. Pemasaran komersial mereka sangat berhasil, sehingga mereka dapat mengubah pola yang normal menjadi pola tidak normal, contoh terpenting adalah ibu yang menyusui itu normal, namun mereka dapat membuat ibu malu menyusui. Pengaruh moderenisasi dan pemasaran iklan susu formula tersebut menyebabkan penurunan penggunaan ASI eksklusif oleh ibu menyusui. Berdasarkan latar belakang, maka penulis ingin meneliti tentang dampak paparan iklan susu formula terhadap pelaksanaan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui daerah perkotaan di Kota Tasikmalaya dengan mengambil lokasi di Keluarahan Cipedes, Kecamatan Cipedes. Hal ini disebabkan karena di Kelurahan Cipedes terdapat banyak tempat pemukiman yang letaknya sangat strategis yaitu berada di pusat kota dan berdekatan dengan pusat perbelanjaan serta sarana transportasi yang memadai, sehingga akses dan kemungkinan terpaparnya oleh media iklan sangat besar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan paparan iklan susu formula dan pemberian ASI eksklusif serta untuk menganalisis hubungan paparan iklan susu formula dengan pemberian ASI eksklusif. METODE PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan melalui pendekatan Cross Sectional (Arikunto, 2002). Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah paparan iklan susu formula, variabel Terikat adalah pemberian ASI eksklusif dan variabel Pengganggu adalah Pengetahuan, pendidikan, status pekerjaan ibu, serta pendapatan keluarga. Paparan iklan susu formula adalah banyaknya komunikasi massa melalui media massa (cetak dan elektronik) mengenai iklan-iklan susu formula yang diterima oleh ibu yang dinilai dari penjumlahan skor-skor dalam kuesioner, mengenai kepemilikan media dan media yang sering diakses oleh responden. Pemberian ASI eksklusif adalah lama

4 waktu dalam bulan pemberian ASI saja tanpa makanan dan minuman lain oleh ibu menyusui kepada bayi yang diperoleh dengan cara wawancara langsung kepada responden. Pengetahuan adalah kemampuan responden dalam menjawab pertanyaanpertanyaan mengenai ASI eksklusif, dan Pendidikan adalah jumlah tahun pendidikan formal terakhir yang telah di tempuh oleh ibu. Status pekerjaan adalah jumlah aktifitas yang dilakukan oleh ibu menyusui yang menghasilkan uang, dan yang mengharuskan ibu meninggalkan rumah dan bayinya dan pendapatan adalah jumlah uang yang diperoleh keluarga dalam tiap bulannya, dibagi dengan jumlah anggota keluarga dengan satuan rupiah (BPS, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi usia (6-9 bulan) yang berjumlah 67 ibu, yang ada pada saat penelitian dilaksanakan di wilayah Kelurahan Cipedes Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Alasan memilih populasi dengan usia bayi 6-9 bulan karena meminimalkan bias ingatan responden mengenai pemberian ASI eksklusif. Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi dengan kriteria inklusi yaitu bayi yang sehat dan mampu menyusu, ibu yang sehat dan mampu menyusui, serta berasal dari budaya sunda. ANALISIS DATA Data dianalisis secara univariat dengan menggunakan penghitungan nilai statistik dan tabel distribusi frekuensi untuk menggambarkan karakteristik responden yang meliputi umur, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, serta paparan media dan pemberian ASI eksklusif. Hasil uji normalitas data dengan Kolmogorov Smirnov Test ditunjukkan dalam tabel 3.1 sebagai berikut. Tabel 3.1 Hasil uji Kolmogorov Smirnov Variabel P (Value)* Intepretasi Paparan iklan Susu Formula 0.000 Tidak Normal Pemberian ASI Eksklusif 0.000 Tidak Normal Pengetahuan Ibu 0.154 Normal Pendidikan Ibu 0.001 Tidak Normal Pendapatan perkapita 0.000 Tidak Normal *p signifikan pada 0,05

5 Analisis Bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan Rank Spearman Test. Variabel Penganggu dikontrol dengan uji chi Square. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Sampel 1. Jenis Kelamin Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sampel Menurut Jenis Kelamin Di Kelurahan Cipedes Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya No. Jenis Kelamin F % 1 Laki laki 34 50.70 2 Perempuan 33 49.30 Jumlah 67 100.00 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sampel yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 34 orang (50.70%) dan sampel yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 33 orang (49.30%). 2. Umur Hasil penelitian menunjukkan rata rata umur bayi yaitu 7.64 bulan 1.14, umur berkisar antara 6-9 bulan. B. Karakteristik Responden 1. Umur Hasil penelitian menunjukkan rata rata umur responden yaitu 30.31 tahun 5.22, umur berkisar antara 21 sampai 46 tahun. 2. Status Pekerjaan Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Pekerjaan Di Kelurahan Cipedes Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya No. Status Pekerjaan F % 1 Bekerja 15 22,4 2 Tidak Bekerja 52 77,6 Jumlah 67 100,0 Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah ibu yang tidak bekerja.

6 3. Jenis Pekerjaan Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Pekerjaan Di Kelurahan Cipedes Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya No. Pekerjaan Ibu F % 1 IRT 52 77.60 2 Wiraswasta 10 14,5 3 PNS 5 7,9 Jumlah 67 100.00 Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga sebanyak 52 responden (77.60%) dan hanya sebanyak 5 responden (7,9 %) yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil. C. Variabel Bebas (Paparan Iklan Susu Formula) Hasil penelitian menunjukkan rata rata skor paparan iklan susu formula yaitu 3.67 1.09, skor minimum yaitu 2 dan skor maksimum yaitu 7. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Paparan Iklan Susu Formula Di Kelurahan Cipedes Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya No. Paparan Iklan Susu Formula F % 1 Banyak 26 38.8 2 Sedikit 41 61.2 Jumlah 67 100,00 Tabel 4.5 menunjukkan bahwa sampel yang banyak terpapar iklan susu formula yaitu sebanyak 26 orang (38.8%), dan 41 orang (61.2%) yang sedikit terpapar iklan susu formula. D. Variabel Terikat (Pemberian ASI Eksklusif) Hasil penelitian menunjukkan rata rata pemberian ASI Eksklusif yaitu 5.51 bulan 1.21, nilai minimum yaitu 0 bulan dan nilai maksimum yaitu 6 bulan. Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif Di Kelurahan Cipedes Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya No. Pemberian ASI F % 1 ASI Eksklusif 54 80.6 2 Tidak ASI Eksklusif 13 19.4 Jumlah 67 100,00

7 Tabel 4.6 menunjukkan bahwa sebagian sampel yang diberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 54 orang (80.6%), dan 13 orang (19.4%) yang tidak diberi ASI eksklusif. E. Deskripsi Variabel Pengganggu Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Di Kelurahan Cipedes Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya No. Variabel n* % pvalue ** 1. Pendidikan Ibu 1. Tinggi 2. Rendah 2. Tingkat Pendidikan 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. PT 3. Pengetahuan Ibu 1. Baik 2. Kurang 3. Status pekerjaan ibu 1. Bekerja 2. Tidak Bekerja 4. Jenis Pekerjaan Ibu 1. IRT 2. Wiraswasta 3. PNS 5. Pendapatan Keluarga 1. Tinggi 2. Rendah *n = 67 **uji Chi Square dengan α 0,05 30 37 25 12 24 6 34 33 15 52 52 10 5 36 31 44.8 55.2 37,3 17,9 35,8 9,0 50,7 49,3 22,4 77,6 77,6 14,9 7,5 53,7 46,3 0,582 0,097 0,006 0,013 Hasil penelitian menunjukkan rata rata pendidikan ibu yaitu 9.54 tahun 3.02, pendidikan ibu berkisar antara 6 sampai 16 tahun. Tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebagian besar pendidikan ibu tinggi yaitu sebanyak 30 orang (44.8%), dan 37 orang (55.2%) yang pendidikannya rendah. Sedangkan menurut tingkat pendidikannya hanya 6 orang ibu (9 %) yang berpendidikan Perguruan tinggi. Hasil uji Chi Square diperoleh pvalue sebesar 0,582 yang artinya tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dengan status pemberian ASI, sehingga variabel pendidikan bukan merupakan variabel penganggu

8 Hasil penelitian menunjukkan rata rata skor pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif yaitu 11.67 2.01, nilai minimum yaitu 8 dan nilai maksimum yaitu 16. Tabel 4.7 menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang ASI yang baik yaitu sebanyak 34 orang (50.7%), dan 33 orang (49.3%) yang pengetahuannya kurang. Hasil uji Chi Square diperoleh pvalue sebesar 0,097 yang artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan status pemberian ASI, sehingga variabel pengetahuan bukan merupakan variabel penganggu. Hasil penelitian menunjukkan rata rata pendapatan perkapita yaitu Rp. 232313.66 202803.42, dengan pendapatan perkapita terendah yaitu Rp. 60000 dan tertinggi Rp. 875000. Tabel 4.7 menunjukkan bahwa responden yang pendapatan perkapitanya tinggi yaitu sebanyak 36 orang (53.7%), dan 31 orang (46.3%) yang pendapatan perkapitanya rendah. Hasil uji Chi Square diperoleh pvalue sebesar 0,0013 yang artinya ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan status pemberian ASI, sehingga variabel pendapatan keluarga merupakan variabel penganggu. Tabel 4.7 menunjukkan bahwa ibu yang bekerja sebanyak 15 orang (22.40%) dan ibu yang tidak bekerja sebanyak 52 orang (77.60%). Dari 15 orang ibu yang bekerja F. Hubungan Variabel Bebas (Paparan Iklan Susu Formula) dengan Variabel Terikat (Pemberian ASI Eksklusif) di Kelurahan Cipedes Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya 6 Pemberian ASI Ekslusif 4 2 0 2 3 4 5 6 7 Paparan Iklan Susu Formula P value = 0,007; = - 0.324 Gambar 4.1 Hubungan paparan iklan susu formula dengan pemberian ASI eksklusif

9 Gambar 4.1 menunjukkan bahwa semakin gencar paparan iklan susu formula maka waktu pemberian ASI semakin pendek. Berdasarkan uji statistik non parametrik dengan menggunakan uji hubungan Rank Spearman diperoleh p value= 0,007 dan = - 0.324 (p value < 0,05) berarti ada hubungan paparan iklan susu formula dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Cipedes Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya dengan keeratan hubungan rendah. Penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Dewi (2004), bahwa pada zaman sekarang iklan susu formula sangat mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI eksklusif terhadap bayinya. Iklan ini mendoktrin para ibu mengharuskan anak mengkonsumsi DHA supaya pertumbuhan otaknya optimal seperti yang dikemukakan oleh promosi iklan susu formula. Periode emas ini hanya terjadi satu kali selama hidup anak, daya bujuk iklan itu sedemikian dahsyatnya sehingga seorang ibu kemungkinan besar akan merasa bersalah jika mengabaikan periode emas ini dengan tidak membelikan susu itu untuk anaknya. Padahal susu jenis ini harganya sama sekali tidak murah, tetapi sebagai ibu yang "baik" mereka beranggapan bahwa dengan membeli susu formula tersebut anaknya akan cerdas. Menurut Muthia (2002) mengungkapkan bahwa media massa baik cetak maupun elektronik membawa pengaruh terhadap keputusan untuk memberikan ASI secara eksklusif, promosi susu formula yang jauh lebih banyak dari promosi ASI dapat membuat para ibu tertarik untuk memberikan susu formula kepada bayinya. Penelitian lain yang dilakukan Arifin Siregar (2004) menyatakan bahwa kecenderungan menurunnya pelaksanaan pemberian ASI di kota-kota besar yang diakibatkan oleh gencarnya promosi iklan susu kaleng atau susu formula. Sama halnya dengan penelitian Amiruddin (2006) tentang Promosi Susu Formula Menghambat Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi 6-11 bulan di Kelurahan Pabaengbaeng Makasar menunjukan bahwa ada hubungan antara promosi susu formula dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi 6-11 bulan. Cakupan pemberian ASI eksklusif hanya 9,3% cakupan ini masih sangat jauh dari standar nasional yang telah ditetapkan yaitu 80%. Peraturan menampilkan iklan susu formula di televisi atau media massa dapat dilihat dari SK Menteri Kesehatan No.37/Menkes/SK/IV/1997 antara lain

10 larangan pemasangan gambar bayi dan mencantumkan pernyataan Air Susu Ibu adalah Makanan Terbaik Bagi Bayi. Peraturan pemerintah lainnya tentang iklan pangan nomor 69 tahun 1999 Bab III Pasal 47 disebutkan bahwa Iklan tentang pangan yang diperuntukkan bagi bayi yang berusia sampai dengan 1 (satu) tahun, dilarang dimuat dalam media massa, kecuali dalam media cetak khusus tentang kesehatan, setelah mendapat persetujuan Menteri Kesehatan, dan dalam iklan yang bersangkutan wajib memuat keterangan bahwa pangan yang bersangkutan bukan pengganti ASI. Pada Bab III Pasal 44 juga disebutkan bahwa setiap iklan tentang pangan yang diperdagangkan wajib memuat keterangan mengenai pangan secara benar dan tidak menyesatkan, baik dalam bentuk gambar dan atau suara, pernyataan, dan atau bentuk apapun lainnya (Emmy, 2007). G. Analisis Regresi Logistik adalah : Persamaan Regresi yang diperoleh dari hasil pengujian regresi logistik ASI Eksklusif = 1 0,41 paparan media + 4,9 Status Pekerjaan + 3,55 pendapatan + K Persamaan ini menunjukkan bahwa paparan media memberikan dampak sebesar 4 % untuk menyebabkan seorang ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya setelah dikontrol variabel status pekerjaan dan pendapatan. Penelitian yang menyatakan adanya hubungan paparan iklan susu formula terhadap pemberian ASI eksklusif adalah Tesorio (2007), yang melaporkan bahwa iklan susu formula sangat berpengaruh terhadap keputusan ibu dalam pemberian ASI dan faktanya hanya 30 % saja ibu yang memberikan ASI secara eksklusif untuk bayinya. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), akibat adanya iklan susu formula perempuan di Filipina tidak menyusui bayinya dan memberikan susu formula kepada bayinya, sehingga puluhan ribu anak meninggal setiap tahunnya. Menurut Amiruddin (2007), pendapatan dapat mempengaruhi pemberian ASI eksklusif karena diasumsikan bahwa ibu yang pendapatan tinggi mempunyai kecenderungan terjadi penurunan pemberian ASI karena adanya kemampuan untuk membeli susu formula. Ibu yang pendapatan rendah sebaliknya cenderung memberikan ASI eksklusif secara baik dikarenakan ketidakmampuan untuk membeli

11 susu formula. Sama halnya dengan pendapat yang diungkapkan Adiningsih (2003), bahwa bertambahnya pendapatan keluarga atau status sosio ekonomi yang tinggi serta lapangan pekerjaan bagi perempuan di ruang publik berhubungan erat dengan kecepatan dimulainya pemberian susu formula yang artinya mengurangi kemungkinan menyusui bayi untuk waktu yang lama. Penelitian Amiruddin (2007), menunjukkan ibu yang bekerja cenderung memiliki waktu yang sedikit untuk menyusui bayinya akibat kesibukan bekerja. Sebaliknya ibu yang tidak bekerja (Ibu Rumah Tangga) mempunyai waktu yang cukup untuk menyusui bayinya (Amiruddin, 2007). Budiwarti (1999) melaporkan Proporsi pemberian ASI eksklusif pada ibu tidak bekerja lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang bekerja. Persentase pemberian ASI eksklusif di kalangan wanita pekerja sangat rendah yaitu 3.65%. Sama halnya menurut Soetjiningsih (1997) yang mengungkapkan bahwa awal pemberian ASI dan status kerja ibu juga berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif. Bekerja selalu dijadikan alasan tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi karena ibu harus keluar rumah sehingga wakru pemberian ASI pun berkurang. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada hubungan antara paparan media terhadap Pemberian ASI secara eksklusif, dan paparan iklan berdampak sebesar 4 % terhadap pemberian ASI. Rekomendasi yang diberikan dari hasil penelitian ini adalah perlu ditingkatkan pengetahuan ibu mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi dengan cara memberikan penyuluhan pada kegiatan posyandu, perlunya ditingkatkan dukungan dari keluarga agar ibu tetap memberikan ASI eksklusif pada bayinya sampai usia bayi 6 bulan dan tidak mudah terpujuk oleh promosi susu formula dan perlunya koordinasi dengan petugas kesehatan (Dokter, Bidan dan Paramedis lainnya), untuk mengurangi paparan media iklan susu formula.

12

13 DAFTAR PUSTAKA Adiningsih, Neni Utami (2003). Gerakan Kembali ke ASI http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=964&tbl=biaswanita. Diakses tanggal 10 Desember 2007. Agus, (2005). Suplemen Pikiran Rakyat Khusus Keluarga. http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0905/04/hikmah/kesehatan.htm Diakses tanggal 25 September 2007 Amiruddin, Ridwan (2007). Promosi Susu Formula Menghambat Pemberian ASI Eksklusif pada bayi 6 11 bulan. http://ridwanamiruddin.wordpress.com/2007/04/26/susu-formula menghambat-pemberian-asi-eksklusif/ Diakses tanggal 8 juni 2007. Anderson, W. James (2005). Keajaiban Air Susu Ibu. http://www.harunyahya.com/indo/artikel/082/htm Diakses tanggal 11 Juli 2007. Arikunto, Suharsimi (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Astrid, Phill dan S. Susanto, (1974). Komunikasi dalam Teori dan Praktek. Jakarta : Bina Cipta. Emmy, LS (2007). Gizi Buruk, Hak Asasi Anak dan Menyusui. http://kakak.org/home.php?page=artikel&id=15 Diakses tanggal 10 Desember 2007. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0302/25/utama/ Cyberwomen, (2007). Mengenali Kandungan dalam Susu Formula Anak http://cyberwoman.cbn.net.id. PT Cyberindo Aditama. Diakses tanggal 16 Juli 2007. Dewi, Ike Janita, (2004). Ibu Berusaha, Iklan Menentukan. http://www.kompas.com/kesehatan/news/0403/16/053751.htm. Diakses tanggal 4 September 2007. H. Sibuea, Daulat (2003). Problema Ibu Menyusui Bayi. http://library.usu.ac.id/download/fk/obstetri-daulat.pdf Diakses tanggal 31 Agustus 2007. Judarwanto, Widodo (2006). Penghambat ASI Eksklusif itu Masih Banyak. http://avianflutidakseindahnamanya.blogspot.com/2006_10_01_archive.html Diakses tanggal 7 Nopember 2007.

14 Marjono, Anthonius Budi (1999). Diakses tanggal 16 juli 2007. http://www.geocities.com/yosemite/rapids/1744/cklbbmml.html Notoatmodjo, Soekidjo (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Pudjiadi, Solihin (2000). Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Purnamawati, Sinta (2003). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Pada Bayi Usia 4 Bulan (Analisis Data Susenas 2001). http://digilib.ekologi.litbang.depkes.go.id/go.php?id=jkpkbppk-gdl-grey-2003- sinta-1647-asi. Diakses tanggal 8 Juni 2007. Puspadewi, Ira (2007). ASI dari Penderita TBC.Majalah Wanita UMMI No. 04 / XIX Agustus 2007. Roesli, Utami (2000). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Trubus Agriwidya. Russel. J. Thomas dan W. Ronald Lane, (2002). Tata Cara Periklanan Kleppner. Jakarta : PT. Gramedia. Setyowati, T. dkk, (1998). Pemberian ASI dan Pemberian Minuman/Makanan pada Bayi. Buletin Penelitian Kesehatan,No. 26. Siregar, Arifin (2004). Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI oleh ibu melahirkan. http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-arifin.pdf. Diakses tanggal 8 Juni 2007. Soetjiningsih (1997). ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Suhandang, Kustadi (2005). Periklanan Manajemen Kiat dan Strategi. Bandung : Penerbit Nuansa. Suharsono (1993). Memasyarakatkan Penyusuan Dini dan Rawat Gabung. Majalah Kedokteran Indonesia vol 43 no. 6. Susilowati, (2006). Dampak Negatif Susu Formula. http://www.mosbiz.net/dampaknegatif-susu-formula/. Diakses tanggal 5 September 2007. Tesorio, Jofelle (2007). Pemerintah vs Perusahaan Susu Formula. http://asiacalling.kbr68h.com/index.php/archives/187. Diakses tanggal 4 September 2007. UNICEF, (2006). Kesehatan Ibu dan Anak. Pernyataan UNICEF : ASI Eksklusif Tekan Angka Kematian Bayi Indonesia.

http://isti19cantix.wordpress.com/2007/06/28/asi-eksklusif-tekan-angkakematian-bayi/ Diakses tanggal 16 Juli 2007. 15