HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 PARIAMAN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMAN 1 KINALI

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS VIII SMPN 3 PARIAMAN

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUK BASUNG

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 12 PADANG

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS RANGKUMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 11 PADANG

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG

KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN

KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SIPORA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG ARTIKEL ILMIAH

KORELASI KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SAWAHLUNTO RANI HELFANI

HUBUNGAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENULIS WACANA EKSPOSISI SISWA KELAS X SMAN 5 PADANG

HUBUNGAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 1 SUNGAI LIMAU

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH STRATEGI POINT TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMPN 3 TALAMAU

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

ABSTRACT. Kata kunci: korelasi, keterampilan membaca pemahaman teks laporan hasil observasi, dan keterampilan menulis teks laporan hasil observasi

ABSTRACT. Kata kunci: membaca, membaca apresiatif cerpen, menulis teks cerpen

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS ARTIKEL POPULER SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 PADANG

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK MELENGKAPI PARAGRAF TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN DALAM BENTUK PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMPN 3 X KOTO SINGKARAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Keterampilan Menulis Paragraf Deduktif siswa kelas XI SMA Negeri I Dua Koto Kabupaten Pasman.

ELVA YETRI NPM

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI

PENGARUH TEKNIK MENULIS PUISI BERDASARKAN CERITA TERHADAP MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 14 PADANG ARTIKEL ILMIAH

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BRAINSTORMING

HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANG GELUGUR KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI SISWA KELAS VII SEMESTER II MTs SWASTA SAWAHLUNTO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 FEBRI HARIANITA ABSTRACK

HUBUNGAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA N 3 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

Abstract. Pendahuluan

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI KELAS X SMA NEGERI 2 KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG

PERBANDINGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BACAAN DAN MEDIA POSTER SISWA KELAS KELAS X SMAN 1 RANAH PESISIR

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 GUGUAK KABUPATEN 50 KOTA

KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS VII SMPNEGERI 1 SIBERUT SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI ARTIKEL ILMIAH

KORELASI KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS VIII.1 SMP NEGERI 7 BUKITTINGGI

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK PEMODELAN BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA SMP NEGERI 12 PADANG

JURNAL ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS WAWANCARA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI EKSPOSITORIS SISWA KELAS VII SMP N 1 V KOTO TIMUR PARIAMAN

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA APRESIATIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA PEMBANGUNAN LABOLATORIUM UNP

HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 ENAM LINGKUNG PARIT MALINTANG ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI DONGENG SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 LINTAU BUO KABUPATEN TANAH DATAR

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI

PENGARUH TEKNIK BRAINSTORMING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 14 PADANG ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 20 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA CERPEN E JURNAL

KORELASI KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN MENULIS RESENSI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 LINGGO SARI BAGANTI

PENGARUH PENGGUNAAN METODE SIRE TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL ILMIAH ROZA YULIANA NPM

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL INKUIRI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 27 PADANG ABSTRACT

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 1 PASAMAN DENGAN TEKNIK PEMODELAN E-JURNAL ILMIAH LINDA OKTAVIA SARI NPM

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PANTUN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIBERUT SELATAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PADANG

HUBUNGAN MINAT BACA FIKSI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA MORAL/FABEL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 SIJUNJUNG

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DI SMPN 19 PADANG

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Hubungan Kemampuan Penalaran dengan Keterampilan Menulis Argumentasi Siswa Kelas X SMA PGRI 1 Padang E-JURNAL ILMIAH. Nela Pakra Roza NPM

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUNGAI PUAR KABUPATEN AGAM

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SUTERA ARTIKEL ILMIAH

PENERAPAN TEKNIK GROUP CLOSE DALAM MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP PEMBANGUNAN UNP PADANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG TEKS DESKRIPSI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 PADANG

KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN I KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

KONTRIBUSI PENGETAHUAN KALIMAT EFEKTIF TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS SURAT RESMI SISWA KELAS VIII SMPN 1 PARIANGAN

PENGARUH SEARCH REWRITE AND TEST (SRT) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMPN 8 PADANG

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 PADANG BERDASARKAN KERANGKA KARANGAN ARTIKEL ILMIAH RIRIN SEPRIWINNI NPM

KEMAMPUAN MENULIS SINOPSIS NOVEL REMAJA MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

ARTIKEL ILMIAH SYAFRI YULLANDA NIM

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMAN 1 2X11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERDASARKAN MEDIA GAMBAR ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 8 BINTAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MEDIA GAMBAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 PADANG BERBANTUAN MEDIA AUDIO DENGAN TEKNIK KERANGKA TULISAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA BIDANG LINGKUNGAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 PADANG

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

LENI EXTRISNAWELI NPM

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27.

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS VII.B DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY

E JURNAL ILMIAH TRIA ULANDARI NIM Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memeroleh Gelar Sarjana Pendidikan ( Strata 1)

KEMAMPUAN SISWA KELAS XI SMAN 2 KOTO XI TARUSAN MENULIS RESENSI NOVEL MENGGUNAKAN TEKNIK PEER EDITING ARTIKEL ILMIAH DESI ARIANI NIM.

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK MERINGKAS BACAAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 PADANG ARTIKEL ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA I)

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR INTRINSIK CERPEN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK NOVEL DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 PADANG

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA KARYA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN SISWA MENGAPRESIASI CERPEN DI SMP

HUBUNGAN KOMPETENSI SEMANTIS DAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMAN 1 LENGAYANG

KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI BERITA YANG DIPERDENGARKAN MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS VII SMP N 1 SITIUNG KABUPATEN DHARMASRAYA

KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG KAPAS KABUPATEN PESISIR SELATAN BERDASARKAN TEKNIK MENGEMBANGKAN KATA KUNCI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK STRIP TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TANJUNG RAYA KABUPATEN AGAM

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMAN 9 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA IKLAN PRODUK JURNAL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS BERDASARKAN TEKS WAWANCARA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI THINK TALK WRITE

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA DENGAN TEKNIK PETA PIKIRAN KELAS VII SMP NEGERI 2 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

KEMAHIRAN MENULIS NASKAH DRAMA BERDASARKAN LATAR GAMBAR BERSERI SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3 TANJUNGPINANG

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMPN 1 PADANG GELUGUR KABUPATEN PASAMAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK COPY THE MASTER ARTIKEL ILMIAH

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DI KELAS VIII.D SMP NEGERI 2 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN.

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER

KONTRIBUSI KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERPEN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS XI SMAN 16 PADANG

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII MTsN DURIAN TARUNG PADANG ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENYIMAK KHOTBAH BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SIMAK RANGKUM SISWA KELAS XI SMA PERTIWI 2 PADANG ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 1 TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN

Transkripsi:

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 PARIAMAN Oleh: Putri Nur Ramadani 1, Irfani Basri 2, Emidar 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang email: phuecha.syaiinha@facebook.com ABSTRACT The purposes of this study were to described of: (1) The critical reading ability, (2) The arguments writing ability, and (3) The relationships of the critical reading ability with the arguments writing ability the Grade VIII Junior High School 7 Pariaman. The type of this study was the corellative study by qualitative method. The population and sampling did by random sampling in 15 % from the population. According to the result of the data analyze and discussion it could be concluded as. First, the critical reading ability students of Grade VIII Junior High School 7 Pariaman was in the qualifying of more than enough (70,43). Second, the arguments writing ability students of Grade VIII Junior High School 7 Pariaman was in the qualifying of more than enogh (66). Third, there werw significant relationships between the criticalreading ability with the arguments writing ability the students of Grade VIII Junior High School 7 Pariaman on the independence degree n-2 at the 95 % of the significant stage. Kata kunci: membaca kritis, menulis argumentasi A. Pendahuluan Keterampilan bahasa meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut saling menunjang dan saling berkaitan. Kemahiran berbahasa itu adalah bersifat berurutan, untuk pandai berbahasa seseorang harus mampu menyimak, untuk pandai menulis seseorang harus pandai membaca. Membaca dan menulis merupakan dua aspek keterampilan berbahasa yang tidak bisa dipisahkan. Kemampuan menulis seseorang dipengaruhi oleh kemampuan membacanya dan begitu pula sebaliknya. Kedua kemampuan tersebut tidak diperoleh secara alami ataupun diwariskan secara turun-temurun. Kemampuan tersebut hanya bisa diperoleh melalui proses belajar mengajar di sekolah, dengan latihanlatihan secara teratur. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang diajarkan di Sekolah Menengah Pertama. Keterampilan menulis yang diajarkan, di antaranya adalah menulis argumentasi. Dalam menulis argumentasi sebuah bacaan, siswa dituntut memiliki kemampuan membaca yang baik. Argumentasi yang baik adalah memuat keseluruhan pemahaman 1 Mahasiswa penulis skripsi Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, wisuda periode Maret 2013 2 Pembimbing I, Dosen FBS Universitas Negeri Padang 3 Pembimbing II, Dosen FBS Universitas Negeri Padang 521

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1 No. 2 Maret 2013; Seri G 477-562 pengarang dalam tulisannya. Untuk itu, siswa dituntut membaca secara kritis dari bacaan untuk memudahkan menuangkan pemahaman terhadap bacaan hingga akhirnya menghasilkan sebuah argumentasi yang baik. Apabila siswa tidak mampu melakukan hal tersebut dengan baik, maka siswa tidak akan bisa menghasilkan argumentasi. Berdasarkan wawancara penulis secara formal dengan Salmiati, S.Pd salah seorang guru Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP Negeri 7 Pariaman pada tanggal 21 November 2011, bahwa keterampilan membaca siswa yang masih rendah, hal ini terlihat dari sedikitnya pengunjung perpustakaan di sekolah tersebut. Selain itu, penyebabnya bisa saja dari teknik mengajar membaca yang dilaksanakan selama ini tidak bervariasi, sehingga pembelajaran membaca menjadi membosankan. Penulis menetapkan SMP Negeri 7 Pariaman sebagai objek penelitian. Salah satu alasannya karena belum ada yang melakukan penelitian serupa di sekolah tersebut. Sesuai dengan hasil pengamatan awal, pada umumnya kemampuan siswa dalam menulis argumentasi masih kurang baik. Ini dibuktikan dengan masih banyak siswa yang memperoleh nilai praktik menulis di bawah SKBM yang telah ditentukan, yakni 70. Hal tersebut sangat berpengaruh pada kemampuan mereka dalam menulis argumentasi. Agar siswa dapat menulis argumentasi dengan baik diperlukan kemampuan membaca yang baik. Sementara itu, kemampuan menulis argumentasi juga sangat ditentukan oleh kemampuan membaca siswa. Berdasarkan hal tersebut, penulis merasa perlu mengadakan penelitian tentang kemampuan menulis siswa. Penelitian ini difokuskan pada hubungan kemampuan membaca ktitis dengan kemampuan menulis argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Pariaman. Menurut Tarigan (2008:7), membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk mmemperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh sipenulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandanga sekilas dan maknna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak dapat terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak akan terlaksana dengan baik. Kemudian Munaf (2008:3) mengemukakan bahwa membaca adalah suatu kegiatan yang bersifat reseptif dalam proses membaca, maka si pembaca akan mendapatkan ide-ide dan informasi yang dituangkan oleh penulis dalam tulisannya tersebut.sedangkan menurut Logan (dalam Abdurrahman dan Ratna, 2003:131) mengemukakan konsep-konsep kunci tentang hakikat membaca sebagai berikut: (1) membaca itu bernalar dari pengalaman, (2) membaca sesuatu yang kita lakukan tidak hanya dengan mata kita, kita harus merespon halaman yang dicetak pada tiga tingkat: menyebutkan arti kata, memahami isi dan tingkat kreatif, (3) membaca adalah mereaksi refresentasi simbol-simbol bunyi dalam arti pengenalan dan pemahaman, (4) membaca adalah kompleks, membaca melibatkan respon-respon fiksi, psikologis, imtelektual dan emosional, (5) membaca adalah suatu sarana untuk komunikasi, (6) membaca adalah kreatifitas pembaca, pembaca yang kreatif memerlukan keterampilan membandingkan sintesis. Kemampuan melihat hubungan menyimpulkan dan meramalkan. Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu kegiatan yang digunakan untuk mendapatkan informasi, ide, gagasan dan juga hiburan. Selain itu, membaca juga dapat memberikan pengetahuan yang luas bagi kita. Maka dari itu membaca sangat penting karena kegiatan membaca merupakan sebuah kegiatan yang bersifat aktifdan interaktif. Dengan pengetahuannya pembaca harus bisa mengikuti jalan fikiran penulis dan dengan gaya kritisnya ditantang untuk bisa merespon atau bahkan untuk mengetahui gagasan atau ide-ide yang dilontarkan oleh seorang penulis. Menurut Tarigan (2008:9), tujuan utama membaca adalah untuk mencari informasi dan memahami makna bacaan. Selanjutnya, tujuan umum membaca menurut Tarigan (2008:9) ada tujuh, yakni untuk: 1) memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta, 2) memperoleh ide utama, 3) mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita, 4) menyimpulkan, 5) mengelompokkan atau mengklarifikasi, 6) menilai atau mengevaluasi,dan7) memperbandingkan 522

Hubungan Kemampuan Membaca Kritis dengan Kemampuan Menulis Argumentasi Putri Nur Ramadani, Irfani Basri, dan Emidar dan mempertentangkan. Selanjutnya, Agustina (2008:6) mengemukakan tujuan, membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup tentang isi bacaan, dan memahami makna bacaan, dan untuk mendapatkan sesuatu yang ingin diketahui, mengetahui sesuatu yang akan dilakukan atau untuk mendapatkan kesenangan dan pengalaman. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca adalah untuk memperoleh informasi di dalamnya dan memperluas wawasan serta cakrawala berpikir. Menurut Agustina (2008:124) membaca kritis adalah membaca yang bertujuan untuk mengetahui fakta-fakta yang terdapat dalam bacaan dan kemudian memberikan penilaian terhadap faktta itu. Pembaca tidak sekedar menyerap yang ada, tetapi ia bersama-sama penulis berpikir tentang masalah yang dibahas. Ia membaca dengan nuansa dan arti. Membaca secara kritis berarti harus membaca secara analisis dan dengan penilaian. Selanjutnya, Tarigan (2008:92) mengemukakan membaca kritis (critical reading) adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan. Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa membaca kritis merupakan srtategi membaca yang bertujuan memberikan penilaian terhadap karya tulis dengan melibatkan diri pada bahan bacaan sehingga dapat membuat analisis yang benar dan tepat. Oleh karena itu, pembaca hendaknya mempunyai latar belakang pengalaman yang luas dan pengetahuan yang mendalam terhadap suatu pembahasan yang dikemukakan dalam bacaan itu. Tarigan (2008:94) menjelaskan tujuan membaca kritis meliputi penggalian lebih mendalam di bawah permukaan, upaya untuk menemukan bukan hanya keseluruhan kebenaran mengenai apa yang dikatakan, tetapi juga (dan inilah yang lebih penting pada masa-masa selanjutnya) menemukan alasan-alasan mengapa sang penulis mengatakan apa yang dilakukannya. Apabila seorang pembaca menemukan bukan hanya apa yang dikatakan, tetapi juga mengapa hal itu dikatakan, maka dia sudah mengarah yang paham.selanjutnya, menurut Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari membaca kritis adalah dalam membaca kritis diperlukan penalaran. Dalam hal ini pembaca harus menyeimbangkan pengalaman dan pengetahuan dan ukurang yang telah ditentukan oleh masyarakat. Selain itu membaca kritis bertujuan menemukan bukan hanya yang dikatakann penulis, tetapi pembaca mengarah yang paham. Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menurut Tarigan (1983:21), menulis adalah menurunkan, melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut. Semi (2003:14) mengemukakan bahwa secara umum tujuan menulis adalah sebagai berikut. Pertama, memberikan arahan, yakni memberikan petunjuk kepada orang lain dalam mengerjakan sesuatu. Kedua, menjelaskan sesuatu, yakni memberikan uraian atau penjelasan tentang suatu hal yang harus diketahui orang lain. Ketiga, menceritakan kejadian, yaitu memberi informasi tentang suatu hal yang berlangsung di suatu tempat pada suatu waktu. Keempat, meringkaskan, yaitu membuat rangkuman suatu tulisan sehingga menjadi lebih singkat. Kelima, meyakinkan, yaitu tulisan yang berusaha meyakinkan orang lain agar setuju atau sependapat dengannya. Menurut Keraf (2005:3), argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Melalui argumentasi penulis berusaha merangkai fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu benar atau tidak. Menurut Semi (2003:47), argumentasi adalah tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca tentang kebenaran pendapat atau pernyataan penulis. Melalui tulisan argumentasi pembaca diyakini dengan memberikan pembuktian, alasan, atau ulasan secara objektif dan meyakinkan. Selanjutnya, Atmazaki (2006:94) mengatakan bahwa argumentasi 523

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1 No. 2 Maret 2013; Seri G 477-562 termasuk bidang retorika atau kemampuan berbahasa yang memberikan keyakinan kepada pendengar atau pembaca berdasarkan alasan (argumen) yang tepat. Alasan yang tepat itu berasal dari fakta dan hubungan logis antara fakta dengan pendapat. Melalui argumentasi, penulis atau pembaca berusaha meyakinkan pembaca atau pendengar. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa argumentasi adalah salah satu tulisan yang isinya berisi tulisan yang berusaha mempengaruhi pendapat orang lain melalui fakta-fakta, serta meyakinkan pembaca tentang kebenaran pendapat atau pernyataan penulis. Melalui tulisan argumentasi pembaca diyakini dengan pembuktian yang tepat dan mempunyai hubungan yang logis antara fakta-fakta tersebut. Menurut Semi (2003:48), tulisan argumentasi memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan karangan yang lain. Ciri-ciri penanda argumentasi adalah; 1) bertujuan meyakinkan orang lain, 2) berusaha membuktikan kebenaran suatu pernyataan atau pokok persoalan, 3) mengubah pendapat pembaca, dan 4) fakta yang ditampilkan merupakan bahan pembuktian. Dari ciri-ciri yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan beberapa indikator untuk menilai tulisan argumentasi sebagai berikut. Pertama, tulisan argumentasi bertujuan untuk mempengaruhi dan berusaha meyakinkan pembaca tentang kebenaran suatu pendapat, dan merubah keyakinan pembaca sesuai dengan apa yang diyakini penulis. Kedua, tulisan argumentasi merupakan hasil pemikiran yang kritis dan logis. Berpikir kritis merupakan salah satu proses berpikir tingkat tinggi yang dapat digunakan dalam pembentukan sistem konseptual siswa. Ketiga, menampilkan fakta sebagai bahan pembuktian. Argumen-argumen pada tulisan argumentasi harus didukung fakta dan data untuk memperkuat pendapat. Dan keempat, dapat diuji kebenarannya. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hal berikut. Pertama, kemampuan membaca kritis siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Pariaman. Kedua, kemampuan menulis argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Pariaman. Ketiga, hubungan antara kemampuan membaca kritis dengan menulis argumentasi siswa kelas VIII SMPN 7 Kota Pariaman. B. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan mmenggunakan metode deskriptif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasinya (Arikunto, 2010:27). Penelitian ini digolongkan penelitian kuantitatif karena adanya data-datanya menggunakan angka dan rumus statistik. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Pariaman yang terdaftar pada tahun ajaran 2011/2012. Jumlah siswa kelas VIII yang terdaftar adalah 209orang yang tersebar dalam 6 kelas. Mengingat jumlah siswa lebih dari 100 orang, maka perlu teknik penarikan sampel penelitian. Teknik penarikan sampel adalah propotional radom sampling, yaitu penarikan sampel berdasarkan proporsi jumlah siswa per kelas. Menurut Arikunto (2002:112), apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik ambil semuanya sehingga peneliitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebihh. Jadi, sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Pariaman sejumlah 30 orang yang diambil 15% dari jumlah populasi per kelas. C. Pembahasan Menurut Agustina (2008:124) mengemukakan bahwa membaca kritis adalah membaca yang bertujuan untuk mengetahui fakta-fakta yang terdapat dalam bacaan kemudian memberikan penilaian terhadap fakta-fakta itu. Pembaca tidak sekedar menyerap yang ada, tetapi ia bersama-sama penulis berpikit tentang masalah yang dibahas. Ia membaca dengan suasana dan hati. Membaca secara kritis berarti harus membaca secara analisis dengan penilaian. 524

Hubungan Kemampuan Membaca Kritis dengan Kemampuan Menulis Argumentasi Putri Nur Ramadani, Irfani Basri, dan Emidar Berdasarkan penganalisisan data penelitian, dapat disimpulkan kemampuan membaca kritis siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Pariaman diklasifikasikan pada kualifikasi yaitu lebih dari cukup. Dalam penelitian ini dapat ditemukan bahwa jumlah rata-rata kemampuan membaca kritis berada pada kualifikasi lebih dari cukup dengan nilai rata-rata 70,43%, pada rentang nilai 66-75%. Berdasarkan 5 indikator kemampuan membaca kritis yang diajukan, indikator yang paling dikuasai siswa adalah indikator menemukan unsur sebab akibat dan menemukan suasana (mood) dengan nilai rata-rata 73,33. Nilai tersebut berada pada kualifikasi lebih dari cukup. Bertolak dari nilai rata-rata tersebut dapat dikatakan bahwa siswa sudah mampu menemukan unsur sebab akibat dan suasana (mood )sesuai dengan tes yang diberikan. Penguasaan yang paling rendah terhadap 5 indikator kemapuan membaca kritis adalah indikator menemukan ide pokok dengan nilai rata-rata 67,16%. Nilai tersebut berada pada kualifiikasi lebih dari cukup pada rentang 66-75%. Bertolak dari nilai rata-rata tersebut, dapat dikatakan bahwa kurang mampu menemukan ide pokok. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menulis argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Pariaman tergolong lebih dari cukup dengan nilai rata-rata 66% pada rentangan nilai 66-75%. Nilai siswa tersebut setara dengan SKBM SMP Negeri 7 Pariaman (70%). Dari empat indikator kemampuan menulis argumentasi masing-masing indikator diberi skor tertinggi 5 dan skor terendah 1. Data dari sampel 25 tersebut dapat dilihat bahwa tulisannya sudah memenuhi kriteria untuk mendapatkan skor 4 pada indikator berpikir kritis dan logis. Tulisannya sudah sistematis dan logis namun analisis dan pertimbangan yang diberikan kurang kuat untuk mengomentari masalah tentang dampak pengguna handphone saat mengendarai sepeda motor. Contoh data tulisan siswa yang memperoleh skor 2 untuk indikator berpikir kritis dan logis, ditulis oleh sampel 21 sebagai berikut. Dampak pengguna handphone saat mengendarai sepeda motor Handphone merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia, handphone dapat menghubungkan kita dari jarak jauh dalam berkomunikasi. Saat ini handphone tidak lagi termasuk barang mewah, karena semua kalangan sudah memiliki handphone. Dalam berkendara sepeda motor sebaiknya jangan menggunakan handphone. Tidak hanya remaja namun para orang tua pun sering menggunakan handphone dalam berkendaras sepeda motor. Jadi, dalam berkendara sepeda motor memiliki dampak buruk dan baik dalam kehidupan sehari-hari. Kalau buruknya handphone dalam mengendarai sepeda motor kita mendapat kecelakaan sedangkan baiknya dalam mengendarai sepeda motor seharusnya kita mematikan handphone sehingga tidak mengganggu konsentrasi dalam mengendarai. (Sampel 21) Dari data sampel tersebut dapat dilihat bahwa tulisannya belum memenuhi criteria untuk mendapatkan skor 5. Tulisannya kurang memberikan penjelasan yang sistematis serta penulisnya tidak mampu memberikan pertimbangan terhadap masalah tersebut. Contoh data tulisan yang memperoleh skor 4 untuk indakator bertujuan menyakinkan pembaca, ditulis oleh sampel 4 sebagai berikut. Pelanggaran tata tertib sekolah Maraknya pelanggaran tata tertib sekolah yang seharusnya kita sebagai murid mematuhi dan menaati. Contohnya fakta bagi yang melanggar tata tertib sekolah adalah, tidak memakai seragam yang rapi dan lengkap, cabut diluar jam pelajaran yang sedang berlangsung,merokok dilingkungan sekolah, serta berkelahi sesama pelajar. 525

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1 No. 2 Maret 2013; Seri G 477-562 Peraturan yang telah ada disekolah yang telah ditetapkan oleh guru sebaiknya kita jalani dan kita terapkan agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, yang akhirnya bisa mencapai tujuan dari menuntut ilmu. ( sampel 4) Dari data diatas terlihat bahwa tulisannya telah memenuhi criteria untuk mendapat skor 4. Dalam tulisaanya telah menyakinkan pembaca, tetapi belum bertindak seperti keinginan penulis. Dari data di atas terlihat bahwa tulisannya sudah memenuhi criteria untuk mendapatkan skor 5 pada indikator menampilkan fakta sebagai bahan pembuktian. Contoh tulisan yang memperoleh skor 4 untuk indikator menampilkan fakta sebagai bahan pembuktian, ditulis sampel 19 sebagai berikut ini. Dampak Penggunaan Handphone saat Mengendarai sepeda Motor Dampak positif dari penggunaan handphone saat mengendarai sepeda motor adalah mereka bisa sampai ketempat tujuan dengan cepat dan tidak mengganggu perjalanan. Sedangkan dampak negatife dari pengggunaan handphone saat mengendarai sepeda motor ialah pengendara bisa mencelakai dirinnya sendiri dan terjadilah kecelakaan. Sedangkan bagi pengendara mobil yang menggunakan handphone saat mengendarai mobil juga akan berakibat fatal bagi pengendara tersebut. ( sampel 19) Dari data di atas terlihat bahwa tulisannya telah menampilkan fakta sebagai pembuktian pada pembaca. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data kemampuan membaca kritis siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Pariaman berada pada kualifikasi lebih dari cukup dengan nilai 70,43%. Sementara itu, kemmapuan menulis argumentasi berada pada kualifikasi lebih dari cukup dengan nilai 66%. Hal ini menjelaskan bahwa kemampuan membaca kritis siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Pariaman adalah berada diatas rata-rata standar ketuntasan belajar minimal yaitu 70%. Siswa diharapkan mampu memahami suatu bacaan dengan mengandalkan kemampuan membaca kritis yang dimilikinya, cara ini agar mudah siswa dalam menemukan keseluruhan makna dalam bacaan. Hal ini sesuai dengan pendapat nurhadi (2010:59) yang menyatakan bahwa membac kritis merupakan kemampuan membaca mengolah bahan bacaan kritis untuk menemukan keseluruhan makna dlam bacaan, baik makna tersurat maupun tersirat, melalui tahap mengenal, menganalisis, mensintesis, dan menilai. Selain kemampuan membaca kritis, kemampuan menulis argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Pariaman berada pada kualifikasi lebih dan cukup dengan nilai 66%. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan menulis argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Pariaman dibawah SKBM yaitu 70. Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa kemampuan membaca kritis siswa sangat berpengaruh terhadap kemampuan menulis argumentasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Semi (2003:47) bahwa tulisan argumentasi adalah tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan pembaca tentang kebenaran pendapat atau pernyataan penulis. Begitu juga halnya antara kemampuan membaca kritis dan kemampuan menulis argumentasi. Tarigan (1983:4) menyatakan bahwa antara menulis dan membaca terdapat hubungan yang sangat erat. Apabila seseorang menuliskan sesuatu, maka pada prinsipnya ia ingin agar tulisan itu dibaca oleh orang lain. Paling sedikit dapat dibaca sendiri pada saat ini. Dalam hal ini dituntut adanya kemampuan membaca kritis tingkat pemahaman yang tinggi akan memudahkan seseorang menulis salah satunya menulis argumentasi. Setelah kedua variabel tersebut dikorelasikan, maka diperoleh nilai t hitung 2,30. Nilai t hitung tersebut lebih besar dari r tabel 1,70. Selanjutnya untuk mencari taraf signifikan 95% r hitung diuji menggunakan rumus uji-t derajat kebebasan n-2 (30-2=28). Perolehan t dari uji t tersebut adalah 2,30 dan lebih besar dari t tabel 1,70. 526

Hubungan Kemampuan Membaca Kritis dengan Kemampuan Menulis Argumentasi Putri Nur Ramadani, Irfani Basri, dan Emidar Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara kemampuan membaca kritis dengan kemampuan menulis argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Pariaman. D. Simpulan, Implikasi, dan Saran Berdasarkan deskripsi data, analisis data dan pembahasan mengenai hubungan kemampuan membaca kritis dengan menulis argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Pariaman, dapat disimpulkan tiga hal sebagai berikut. Pertama, kemampuan membaca kritis siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Pariaman berada pada kualifikasi lebih dari cukup dengan nilai 70,43 Kedua, kemampuan menulis argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Pariaman berada pada kulaifikasi lebih dari cukup dengan nilai 66%. Ketiga, terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan membaca kritis dengan menulis argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Pariaman pada derajat kebebasan n -2 pada taraf signifikan 95%. Nilai t hitung yang diperoleh sebesar 2,30 lebih besar dari t tabel pada derajar kebebasan 28 dan taraf signifikan 95% yaitu nilai 1,70. Artinya, terdapat hubungan yang sangat erat antara kemampuan membaca kritis dengan menulis argumentasi. Apabila kemampuan membaca kritis siswa tinggi maka kemampuan menulis argumentasi juga tinggi, sebaliknya jika kemampuan membaca kritis siswa rendah, maka kemampuan menulis argumentasi siswa juga rendah. Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan, dapat diberikan saran sebagai berikut. Pertama, guru bahasa dan sastra Indonesia di SMP Negeri 7 Pariaman diharapkan lebih meningkatkan kemampuan membaca kritis dan menulis argumentasi dengan memperbanyak latihan. Kedua, untuk meningkatkan kemampuan membaca kritis dan menulis argumentasi diharapkan pihak sekolah sarana dan prasarana yang dapat mengembangkan bakat siswa dalam membaca dan menulis. Ketiga, siswa diharapkan lebih menyadari pentingnya mempelajari membaca dan menulis sehingga mampu menjadi seorang yang berguna untuk keluarga dan masyarakat. Keempat, untuk meningkatkan kemampuan menulis argumentasi, maka terlebih dahulu ditingkatkan kemampuan membaca kritis. Catatan: artikel ini disusun berdasarkan hasil penelitian untuk penulisan skripsi penulis dengan Pembimbing I Dr. Irfani Basri, M.Pd. dan pembimbing II Dra. Emidar, M.Pd. Daftar Rujukan Agustina. 2008. Pembelajaran Keterampilan Membaca. Padang: Jurusan Bahasa dan Sastera Indonesia dan Daerah UNP. Atmazaki. 2006. Kiat-Kiat Mengarang dan Menyunting. Padang: Citra Budaya Indonesia. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Keraf, Gorys. 2005. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Munaf, Yarni. 2005. Pengajaran keterampilan Membaca. Buku Ajar. Padang: Fakultas Bahasa Sastra dan Seni. Universitas Negeri Padang. Rifi uddin, Ahmad, 2003. Rancangan Penelitian pengajaran Bahasa Indonesia. Buku Ajar. Malang: Universitas Malang. Semi, M. Atar. 2003. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya. Tarigan, Henry Guntur. 1983. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 527