UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH MENGGUNAKAN SUPLEMEN KATALITIK

dokumen-dokumen yang mirip
EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

Pengaruh Pemberian Probiotik dalam Pakan terhadap Pertambahan Bobot Badan Kambing Kacang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Imbangan Hijauan-Konsentrat dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Produktivitas Kelinci Lokal Jantan

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Nutrien Silase dan Hay Daun Rami (%BK)

PEMANFAATAN Indigofera sp. DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA DOMBA JANTAN

Penampilan Kelinci Persilangan Lepas Sapih yang Mendapat Ransum dengan Beberapa Tingkat Penggunaan Ampas Teh

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRAT DENGAN KADAR PROTEIN KASAR YANG BERBEDA PADA RANSUM BASAL TERHADAP PERFORMANS KAMBING BOERAWA PASCA SAPIH

RESPON PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN TERHADAP PEMBERIAN SUPLEMEN BIOMINERAL DIENKAPSULASI SKRIPSI PIPIT

Pengaruh Jarak Waktu Pemberian Pakan Konsentrat dan Hijauan Terhadap Produktivitas Kambing Peranakan Etawah Lepas Sapih

KOMBINASI PENGGUNAAN PROBIOTIK MIKROBA RUMEN DENGAN SUPLEMEN KATALITIK PADA PAKAN DOMBA RANTAN KRISNAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

SKRIPSI TRESNA SARI PROGRAM STUD1 ILMU NUTFUSI DAN MAKAWAN TERNAK

PENGARUH PENGGUNAAN KONSENTRAT DALAM PAKAN RUMPUT BENGGALA ( Panicum Maximum ) TERHADAP KECERNAAN NDF DAN ADF PADA KAMBING LOKAL

I. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan

PENDAHULUAN. karena Indonesia memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau.

STUDI KOMPARATIF METABOLISME NITROGEN ANTARA DOMBA DAN KAMBING LOKAL

HASIL DA PEMBAHASA. Konsumsi Bahan Kering Ransum

Harry Triely Uhi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat, Manokwari

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN NUTRISI RANSUM KOMPLIT DENGAN KANDUNGAN PROTEIN BERBEDA PADA KAMBING MARICA JANTAN

KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dari tahun ke tahun yang terus meningkat

PENAMPILAN DOMBA LOKAL YANG DIKANDANGKAN DENGAN PAKAN KOMBINASI TIGA MACAM RUMPUT (BRACHARIA HUMIDICOLA, BRACHARIA DECUMBENS DAN RUMPUT ALAM)

UJI KADAR AIR, AKTIVITAS AIR, DAN KETAHANAN BENTURAN RANSUM KOMPLIT DOMBA BENTUK PELET MENGGUNAKAN DAUN KELAPA SAWIT SEBAGAI SUBSTITUSI HIJAUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

MATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian

SUPLEMENTASI GINSENG LIAR (Wild ginseng) PADA RANSUM TERHADAP PERTUMBUHAN MENCIT (Mus musculus)

KATA PENGANTAR. dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Suplementasi Kobalt an d Vitamin B12 Terhadap Pertambahan Bobot Bad an, Konsumsi Bahan Kering dan Efisiensi Pen ggunaan Pakan Domba Priangan

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan NDF. dengan konsumsi (Parakkasi,1999). Rataan nilai kecernaan NDF pada domba

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

RESPON KAMBING KACANG JANTAN TERHADAP WAKTU PEMBERIAN PAKAN ABSTRAK

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

Penambahan Putih Telur Pada Mineral Blok Dengan Level Yang Berbeda Terhadap Performans Domba Lokal Jantan Lepas Sapih. Aziz Husein Rangkuti

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Pemberian Zeolit dalam Ransum Terhadap Performans Mencit (Mus musculus) Lepas Sapih

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PRODUKSI DAN. Suryahadi dan Despal. Departemen Ilmu Nutrisi &Teknologi Pakan, IPB

HASIL DAN PEMBAHASAN. P2 * hari hari hari

STUDI PERBANDKNGAN MIKROBA RUMEN ANTARA DOMBA DAN KAMBING LOKAL

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Bahan Kering (BK) 300, ,94 Total (g/e/hr) ± 115,13 Konsumsi BK Ransum (% BB) 450,29 ± 100,76 3,20

Jurnal Zootek ( Zootek Journal ) Vol. 37 No. 1 : (Januari 2017) ISSN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Limbah industri gula tebu terdiri dari bagas (ampas tebu), molases, dan blotong.

Pengaruh Penggunaan Rumput Kebar (Biophytum petsianum Clotzch) dalam Konsentrat Berdasarkan Kandungan Protein Kasar 19% terhadap Penampilan Kelinci

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

PEMBAHASAN. Zat Makanan Ransum Kandungan zat makanan ransum yang diberikan selama penelitian ini secara lengkap tercantum pada Tabel 4.

MATERI DAN METODE. Materi

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. nutrien pakan dan juga produk mikroba rumen. Untuk memaksimalkan

RETENSI NITROGEN KAMBING KACANG YANG DIBERIKAN RANSUM RUMPUT LAPANG DAN DAUN KALIANDRA (Calliandra calothyrsus) PADA LEVEL BERBEDA ABSTRACT

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN Indigofera sp TERHADAP KONSUMSI, PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI RANSUM KELINCI PERANAKAN NEW ZEALAND WHITE

PENGARUH PENGGUNAAN KONSENTRAT DALAM PAKAN RUMPUT BENGGALA (Panicum maximum ) TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA KAMBING LOKAL

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penyediaan Pakan Pemeliharaan Hewan Uji

PEMANFAATAN TANDAN KOSONG SAWIT FERMENTASI YANG DIKOMBINASIKAN DENGAN DEFAUNASI DAN PROTEIN BY PASS RUMEN TERHADAP PERFORMANS TERNAK DOMBA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

ABSTRAK. Kata kunci : Imbangan Pakan; Efisiensi Produksi Susu; Persistensi Susu. ABSTRACT

Gambar 6. Pemberian Obat Pada Domba Sumber : Dokumentasi Penelitian

I. PENDAHULUAN. pokok, produksi, dan reproduksi. Pemberian pakan yang mencukupi baik

METODE. Materi. Metode

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kesadaran

PENGARUH PENGGUNAAN KONSENTRAT DALAM PAKAN BERBASIS RUMPUT (Panicum maximum) TERHADAP KECERNAAN HEMISELULOSA DAN SELULOSA PADA KAMBING LOKAL

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

SUPLEMENTASI PAKAN MULTINUTRIEN PADA DOMBA JANTAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

Evaluasi Pertambahan Bobot Badan Sapi Aceh Jantan yang Diberi Imbangan Antara Hijauan dan Konsentrat di Balai Pembibitan Ternak Unggul Indrapuri

JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2005, VOLUME 5 NOMOR 2, (53-57)

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu peternakan. Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan Serat Kasar. Kecernaan serat suatu bahan pakan penyusun ransum akan mempengaruhi

UMMB ( Urea Molasses Multinutrient Block) Pakan Ternak Tambahan bergizi Tinggi

MATERI DAN METODE. Materi

PENGGUNAAN TAPE KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PAKAN KAMBING SEDANG TUMBUH SKRIPSI WINA J. SIHOMBING

PENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar

Pengaruh Pemakaian Urea Dalam Amoniasi Kulit Buah Coklat Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Secara in vitro

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

MATERI. Lokasi dan Waktu

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

Kombinasi Pemberian Starbio dan EM-4 Melalui Pakan dan Air Minum terhadap Performan Itik Lokal Umur 1-6 Minggu

Transkripsi:

UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH MENGGUNAKAN SUPLEMEN KATALITIK Dian Agustina (dianfapetunhalu@yahoo.co.id) Jurusan Peternakan, Fakultas Peternakan Univ. Halu Oleo, Kendari ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas suplemen katalitik sebagai upaya untuk meningkatkan pertambahan bobot badan dan efisiensi penggunaan pakan pada kambing peranakan etawah (PE). Kambing PE yang digunakan sebanyak 12 ekor dengan berat 10-13 kg umur 1 tahun dibagi dalam 12 kandang individual. Empat perlakuan ransum ditambahkan suplemen katalitik berbahan dasar sagu, yaitu: R1 = 0 g, R2 = 10 g, R3 = 20 g, dan R4 = 30 g, tiap perlakuan terdiri atas 3 ulangan. Pakan berkualitas rendah digunakan sebagai pakan basal. Selama penelitian berlangsung dilakukan pengamatan terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, dan efisiensi penggunaan pakan. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam pola rancangan acak lengkap, dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menjelaskan bahwa pertambahan bobot badan R4 (73,8 g/ekor/hari) lebih baik dibandingkan dengan R2 (67,6 g/ekor/hari) dan R1 (65,5 g/ekor/hari). Kata kunci: efektifitas, kambing PE, suplemen katalitik ABSTRACT The purpose of this research was to compare the effectiveness of feeding catalytic supplement to peranakan etawah (PE) goats on the daily weight gain. There were twelve peranakan etawah (PE) goats were allreated in a completely a randomized design 3x4. There were twelve goats with 10-13 kg weight and placed in to 12 individual cages. Four treatments with three replications. Ration of treatments were R1 = 0 g, R2 = 10 g, R3 = 20 g, R4; 30 g. Low quality forage used as the fibrous feed source. Intake feed, weigt gain, an the efficiency of feed utilization were also determined. The result edicated that catalytic supplement R4 (73,8 g/head/day/) showed a greater daily weight gain compare to R2 (67,6 g/head/day) and R1 (65,5 g/head/day). Keywords: catalytic supplement, effectiveness, PE goat Sulawesi Tenggara dikenal sebagai daerah bermusim kemarau panjang dengan curah hujan yang rendah yaitu kurang dari 2000 mm/tahun (BMG Sulawesi Tenggara, 2011). Pada musim kemarau, keadaan ini mencekam kehidupan ternak ruminansia yang digembalakan. Pada musim hujan ternak ruminansia tumbuh dengan baik hanya mengandalkan hijauan yang ada, namun pada musim kemarau pertambahan bobot badannya kurang memuaskan dikarenakan terbatasnya pakan yang tersedia. Kandungan protein hijauan di Sulawesi Tenggara dapat menurun sampai kurang dari 5%, sementara kandungan serat kasarnya meningkat sehingga tidak memenuhi kebutuhan basal walaupun cukup tersedia (Darwis, 2000).

Jurnal Matematika, Sains, dan Teknologi, Volume 14 Nomor 2, September 2013, 101-106 Kandungan gizi hijauan di daerah tropis sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim. Pada musim hujan, produksi hijauan melimpah dan berkualitas baik. Selanjutnya pada musim kemarau, hijauan yang dihasilkan pada musim hujan semakin menua dan kualitasnya menurun. Keadaan ini umum terjadi di daerah Sulawesi Tenggara, terutama selama musim kemarau yang panjang. Musim kemarau yang panjang tersebut seringkali menurunkan nilai gizi makanan sampai ke tingkat dimana terjadi penurunan bobot badan ternak akibat rendahnya konsumsi pakan dan daya cerna, sehingga tidak mencukupi kebutuhan ternak bagi keperluan metabolisme yang normal. Usaha perbaikan ke arah peningkatan kualitas pakan yang diberikan harus ditingkatkan untuk meningkatkan produksi ternak kambing peranakan etawah (PE) yang optimal. Oleh karenanya, perlu diupayakan penyediaan dan pemberian pakan yang dapat memenuhi kebutuhannya dan memiliki kualitas gizi yang memadai. Hal tersebut dapat diupayakan melalui penganekaragaman pakan sehingga terjadi saling menutupi kekurangan zat-zat pakan yang terkandung antar bahan pakan. Pemberian hijauan yang telah mengalami penuaan dengan kandungan serat kasar tinggi kepada ternak kambing PE pada kondisi Sulawesi Tenggara kurang efisien. Oleh karena itu maka teknik pengembangannya diperlukan agar penggunaan serat kasar yang tinggi itu lebih efisien bagi ternak kambing dalam hal konsumsi bahan kering dan kecernaannya sehingga didapatkan petumbuhan yang lebih baik. Serangkaian penelitian dilakukan untuk menghasilkan berbagai produk pakan suplemen untuk memperbaiki dan dan meningkatkan pertumbuhan ternak ruminansia, terutama untuk mengatasi masalah tersebut di atas. Suplemen katalitik berbahan dasar sagu merupakan salah satu produk alternatif yang menggunakan campuran gelatin sagu 98%, amonium sulfat 2%, mineral Kobalt 0,2 ppm dan Zink 35 ppm (Uhi, 2005). Penelitian Uhi (2005) menggunakan domba bobot 6-8 kg dengan umur ± 8 bulan berkelamin jantan dan betina, diberi hijauan pakan berkualitas rendah yang mencerminkan pakan basal pada daerah marginal, kemudian ditambahkan dengan beberapa level suplemen katalitik berbahan dasar sagu. Hasil penelitian Uhi (2005) menjelaskan bahwa pertambahan bobot badan harian tertinggi pada domba betina dan jantan pada perlakuan suplemen katalitik 30 g masing-masing sebesar 75,4 g/ekor/hari dan 76,4 g/ekor/hari. Contoh lainnya, suplemen katalitik dapat meningkatkan produksi secara efektif bagi usaha ternak tradisional, terutama di daerah yang kekurangan pakan berkualitas, responnya terlihat pada musim kering dan paceklik. Pemberian suplemen katalitik berbahan dasar sagu, khususnya pada domba memberikan pertambahan bobot badan sebesar 75,9 g/ekor/hari (Agustina, 2008). Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan penelitian menguji keefektifan suplemen katalitik berbahan dasar sagu pada kambing PE. Penggunaan suplemen katalitik ini sebagai upaya untuk meningkatkan pertambahan bobot badan dan efisiensi penggunaan pakan pada kambing PE. METODE Penelitian tentang efektifitas suplemen katalitik berbahan dasar sagu dilakukan pada 12 ekor kambing PE bobot 10-13 kg. Kambing-kambing tersebut diletakkan pada 12 kandang individual. Empat perlakuan pakan ditambahkan suplemen katalitik berbahan dasar sagu yang terdiri dari 4 (empat) level yaitu R1 = 0 g suplemen katalitik, R2 = 10 g suplemen katalitik, R3 = 20 g suplemen katalitik, dan R4 = 30 g suplemen katalitik, tiap perlakuan terdiri atas 3 ulangan. Ransum basal yang digunakan terdiri atas daun bakau dan daun lamtoro sementara suplemen katalitik yang digunakan adalah campuran campuran tepung gelatin sagu 98%, amonium sulfat 2%, mineral Kobalt 2 ppm dan Zink 35 ppm sehingga pemberian pakan setiap hari akan berkomposisi sebagai berikut: 102

Agustina, Upaya Untuk Meningkatkan Pertambahan Bobot Badan R1: Ransum basal + 0 g suplemen katalitik R2: Ransum basal + 10 g suplemen katalitik R3: Ransum basal + 20 g suplemen katalitik R4: Ransum basal + 30 g suplemen katalitik Penelitian dibagi selang waktu yaitu 1) adaptasi selama 30 hari, 2) pendahuluan 15 hari, dan 3) koleksi data selama 28 hari. Pengamatan dilakukan terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, dan efisiensi penggunaan pakan. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam pola rancangan acak lengkap, bila analisis sidik ragam nyata pada 0<0,05 dilanjutkan dengan uji Duncan (Steel & Torrie, 1993). HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Bahan Kering Pakan Nilai rataan konsumsi bahan kering pakan kambing PE pada empat perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Bahan Kering Pakan (g/kg BB/hari) Ulangan Perlakuan R1 R2 R3 R4 1 39,5 38,5 39,3 38,3 2 39,3 39,1 39,5 39,6 3 40,6 39,5 38,1 38,4 Rataan 40,0 ± 0,07 39,1 ± 0,05 38,9 ± 0,10 38,7 ± 0,01 Konsumsi bahan kering pakan perlakuan berkisar 38,7-40,0 g/kg BB/hari. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa konsumsi bahan kering pakan antar perlakuan tidak berbeda nyata, namun rataan konsumsi bahan kering pakan terendah sampai tertinggi secara berurutan perlakuan R4 = 38,7 g/kg BB/hari; perlakuan R3 = 38,9 g/kg BB/hari; perlakuan R2 = 39,1 g/kgbb/hari; dan perlakuan R1 = 40,0 g/kg BB/hari. Konsumsi terendah bahan kering pakan terdapat pada perlakuan R4. Hal ini dapat disebabkan pemberian suplemen katalitik yang tinggi yaitu 30 g sehingga dapat mempercepat proses kecernaan pakan yang dikonsumsi dan kemudian diserap oleh tubuh ternak sehingga mempercepat pula timbulnya rasa kenyang pada ternak. Jika ternak merasa kenyang maka ternak akan menghentikan konsumsi pakan. Menurut Uhi (2005) suplemen katalitik yang mengandung campuran gelatin sagu 98%, amonium sulfat 2%, mineral Kobalt 0,2 ppm dan Zink 35 ppm dirancang untuk meningkatkan kecernaan maksimal dengan mengoptimalkan aktivitas mikroorganisme rumen. Menurut Church (1988), jumlah konsumsi pakan dipengaruhi beberapa faktor, antara lain palatabilitas, kecernaan pakan, laju alir pakan, dan status protein. Pertambahan Bobot badan Pertambahan bobot badan merupakan salah satu cerminan kualitas pakan yang diberikan pada kambing PE. Besarnya tingkat pertumbuhan hewan adalah manifestasi dari pemanfaatan pakan oleh tubuh yang sangat tergantung pada kualitas pakan. Nilai rataan pertambahan bobot badan harian pengaruh perlakuan suplemen katalitik disajikan pada Gambar 1. 103

Jurnal Matematika, Sains, dan Teknologi, Volume 14 Nomor 2, September 2013, 101-106 74 72 70 68 66 64 62 60 58 R1 (65.5 a) R2 (67.6 a) R3 (72.5 b) R4 (73.8 b) R1 (65.5 a) R2 (67.6 a) R3 (72.5 b) R4 (73.8 b) Gambar 1. Pengaruh perlakuan terhadap pertambahan bobot badan harian Pertambahan bobot badan harian kambing PE menunjukkan perbedaan nyata antara R4 dan R3 dengan R2 dan R1, sebagai akibat pemberian suplemen katalitik. Pertambahan bobot badan harian tertinggi pada perlakuan R4 = 73,8 g/ekor/hari. Nilai ini lebih baik dibandingkan dengan perlakuan R2 = 67,6 g/ekor/hari dan R1 = 65,5 g/ekor/hari. Peningkatan ini disebabkan karena suplemen katalitik yang terbuat dari gelatin sagu, amonium sulfat dan mineral esensial penting (Co dan Zn) yang dibutuhkan untuk meningkatkan laju pertumbuhan mikroba rumen, sehingga meningkatkan pula produk fermentasi dan pasokan nutrien untuk induk semang. Unsur seng merupakan kofaktor berbagai jenis enzim yang terdapat dalam tubuh ternak, sehingga suplementasinya akan mampu merangsang pertumbuhan kambing PE, selain itu penambahan mineral esensial dalam pakan meningkatkan pertambahan bobot badan secara nyata (Piliang, 2003). Semakin banyak jumlah suplemen katalitik yang diberikan pada ternak maka semakin tinggi pula pertambahan bobot badan yang dihasilkan. Hasil penelitian ini lebih tinggi dibanding dengan penelitian Kaunang (2004) yang menghasilkan pertambahan bobot badan kambing sebesar 61.0 g/ekor/hari pada perlakuan pemberian hijauan pakan yang dipupuk air belerang. Sementara pada penelitian Agustina (2006), pemberian suplemen katalitik pada domba sebanyak 40 g, menghasilkan pertambahan bobot badan domba sebesar 75,9 g/ekor/hari. Efisiensi Penggunaan Pakan Efisiensi penggunaan pakan dihitung sebagai nilai pertambahan bobot badan harian dibagi konsumsi pakan harian (Parakkasi 1999). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rataan efisiensi penggunaan pakan tertinggi pada R4 = 0,16 dan yang terendah pada perlakuan R1 = 0,10. Hasil analisis menunjukkan bahwa perlakuan R4 tidak berbeda nyata dengan R3, tapi berbeda nyata dengan perlakuan R2 dan R1. Suplemen katalitik cenderung meningkatkan efisiensi penggunaan pakan secara nyata bila dibandingkan dengan perlakuan tanpa suplemen (R1) dan suplemen katalitik 10 g (R2). Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1 yang menampilkan nilai rataan pertambahan bobot badan harian perlakuan R4 lebih baik dibanding dengan perlakuan R2 dan R1 masing-masing sebesar 73,8 g/ekor/hari, 67,6 g/ekor/hari dan 64,5 g/ekor /hari, sedangkan konsumsi pakan (Tabel 1) tidak berbeda nyata. 104

Agustina, Upaya Untuk Meningkatkan Pertambahan Bobot Badan Tabel 2. Pengaruh Perlakuan Terhadap Efisiensi Penggunaan Pakan Ulangan Perlakuan R1 R2 R3 R4 1 0,10 0,11 0,15 0,14 2 0,10 0,12 0,14 0,16 3 0,11 0,11 0,15 0,16 Rataan 0,10 a 0,11 a 0,15 ab 0,16 b Keterangan : Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf uji 5%. Tabel 2 memperlihatkan respons efisiensi penggunaan pakan perlakuan R4 (0,16) lebih baik dibanding perlakuan R2 dan R1 (0,11 dan 0,10). Dengan demikian penggunaan suplemen katalitik bisa meningkatkan efisiensi penggunaan pakan. Konsumsi pakan pada perlakuan R4 (38,7 g/ekor/ hari) yang rendah bisa dimanfaatkan secara optimal sehingga dapat meningkatkan penambahan bobot badan pada perlakuan R4 (73,8 g/ekor/hari) merupakan yang tertinggi bila dibandingkan dengan perlakuan tanpa suplemen katalitik yaitu R1 (64,5 g/ekor /hari). Jika dibandingkan dengan hasil penelitian lainnya, maka nilai rataan efisiensi pakan penelitian ini lebih baik dari hasil penelitian Kaunang (2004) pada ruminan yang diberi hijauan pakan yang dipupuk air belerang (0,08); juga lebih baik dari hasil penelitian Kardaya (2000) pada pemberian suplementasi mineral organik (Zn-proteinat dan Cu-proteinat) dan ammonium molibdat terhadap performans kambing lokal (0,12). SIMPULAN Penggunaan suplemen katalitik dapat merupakan salah satu upaya meningkatkan bobot badan dan efisiensi penggunaan pakan pada kambing PE. Berdasarkan penelitian ini, penggunaan suplemen katalitik dengan perlakuan penambahan 73,8 g/ekor/hari dapat meningkatkan penambahan bobot badan yang tertinggi. REFERENSI Agustina, D. (2006). Pemberian suplemen katalitik dan probiotik pada domba. Tesis magister yang tidak dipublikasikan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Agustina, D. (2008). Pemberian suplemen kimia dan suplemen mikroba pada domba. Jurnal AGRIPLUS, 19 (02), 111-120. BMG Sulawesi Tenggara. (2011). Data curah hujan propinsi Sulawesi Tenggara. Kendari: BMG Sulawesi Tenggara. Church, D.C. (1988). The ruminant animal digestive physiology and nutrition. New Jersey: Prentice Hall. Darwis, A. (2000). Serat yang tidak tercerna sebagai pembatas konsumsi bahan kering pada ternak ruminansia kecil. Prosiding Pertemuan Ilmiah Ruminansia, 8-10 Nopember 2000, Cisarua, Bogor. Kardaya, D. (2000). Pengaruh suplementasi mineral organik (Zn-proteinat dan Cu-proteinat) dan amonium molibdat terhadap performans domba lokal. Tesis magister yang tidak dipublikasikan. Institut pertanian Bogor, Bogor: Kaunang, C.L. ( 2004). Respon ruminan terhadap pemberian hijauan pakan yang dipupuk air belerang. Disertasi Doktor yang tidak dipublikasikan. Institut Pertanian Bogor, Bogor: Parakkasi, A. (1999). Ilmu nutrisi dan makanan ternak ruminansia. Jakarta: Universitas Indonesia Press. 105

Jurnal Matematika, Sains, dan Teknologi, Volume 14 Nomor 2, September 2013, 101-106 Piliang, W.G. (2003). Nutrisi mineral. Bogor: IPB Press. Steel, R.G.D. & Torrie, J.H. (1993). Prinsip dan prosedur statistika-suatu pendekatan biometrik. Edisi kedua. Terjemahan. B. Sumantri. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Uhi, H.T. (2005). Suplemen katalitik berbahan dasar gelatin sagu, NPN dan mineral mikro untuk ruminansia di daerah marginal. Disertasi Doktor yang tidak dipublikasikan. Institut Pertanian Bogor, Bogor: 106