BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (Tood & Murphy (2003) menyatakan bahwa Bioteknologi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fatia Indrianti,2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bioteknologi adalah ilmu multidisiplin karena terkait dengan bidang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

Ilmu Pengetahuan Alam. Bioteknologi. Kelas IX L/O/G/O

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi, perdagangan bebas, dan otonomi daerah telah mendesak

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Siswa Indonesia begitu asing terhadap isu efek rumah kaca?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Defi Firman Suparyana, 2014 Analisis Penguasaan Konsep dan Miskonsepsi Siswa SMA pada Materi Genetika

BAB I PENDAHULUAN. dampak semakin kompleksnya problematika yang dihadapi oleh manusia.

GMO. Genetically Modified Organism (GMO): Peraturan dan Keresahan Pangan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. usaha pembaharuan dalam pendidikan. Seiring dengan meningkatnya jumlah

Pelabelan Pangan Produk Rekayasa Genetik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Materi Pokok Materi penjabaran Lingkup materi Fisiologi Tumbuhan. Struktur Bagian Tubuh Tanaman. Reproduksi Tumbuhan. Sistem Transportasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa pendidikan di SMK adalah untuk

TEKNOLOGI DALAM AGRIBISNIS

Ruang lingkup dan perkembangan bioteknologi tanah

Silabus Olimpiade BOF XI Soal SMP

Pengertian Bioteknologi. Pemanfaatan organisme hidup untuk menghasilkan produk dan jasa yang bermanfaat bagi manusia

Analisis Kesulitan Belajar Siswa Materi Bioteknologi SMA Negeri Se- Kabupaten Rokan Hilir

BIOTEKNOLOGI PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. undang-undang perlu segera direalisasikan. Hal tersebut dilakukan untuk

Bioteknologi adalah teknik-teknik yang menggunakan organisme hidup atau substansi dari organisme-organisme tersebut untuk membuat atau mengubah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BIODIVERSITY & BIOSAFETY Ir. Sri Sumarsih, MP. Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Website: agriculture.upnyk.

27. peristiwa mutasi; 28. evolusi dan asal-usul kehidupan; 29. usaha manusia dalam meningkatkan produksi pangan; 30. bioteknologi dalam kehidupan.

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendatangkan

BIOTEKNOLOGI BERASAL 2 KATA YAITU BIOS = HIDUP, TEKNOLOGI DAN LOGOS = ILMU ILMU YANG MEMPELAJARI MENGENAI BAGAIMANA CARA MEMANFAATKAN MAKHLUK HIDUP

Pemuliaan Tanaman dan Hewan

Bioteknologi berasal 2 kata yaitu Bios = hidup, Teknologi dan Logos = ilmu Ilmu yang mempelajari mengenai bagaimana cara memanfaatkan makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat dalam segala aspek kehidupan. Menurut Zuhal (Triwiyanto,

Bioteknologi, Peran dan Aplikasinya

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. rekayasa genetika beberapa tahun terakhir. Teknologi teknologi dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nur Fildzah Amalia, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains sangat berkaitan erat dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Bioteknologi merupakan salah satu ilmu yang berkembang pesat saat ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuda Gojali Ahmad N, 2013

UNIVERSITAS PADJADJARAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) : DASAR BIOTEKNOLOGI TANAMAN (dengan penguatan materi technopreneurship)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era industrialisasi, perkembangan zaman semakin maju dengan

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DITINJAU DARI ASPEK BIOLOGI MOLEKULER

2014 KORELASI PENGUASAAN KONSEP SISTEM SARAF DAN SIKAP SISWA TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA MELALUI PEMBELAJARAN BERMUATAN NILAI

REKAYASA GENETIKA ( VEKTOR PLASMID )

BAB I PENDAHULUAN. Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. diperoleh melalui kegiatan ilmiah yang disebut metode ilmiah (Depdiknas,

BAB V PENUTUP. penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Discovery Learning yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Azza Nuzullah Putri, 2013

BIODIVERSITY & BIOSAFETY Ir. Sri Sumarsih, MP. Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Website: agriculture.upnyk.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Universitas Negeri Medan sebagai salah satu Lembaga Pendidikan Tenaga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Senna Ferisra, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KISI KISI UKG 2015 BIOLOGI SMA. No Kompetensi Standar Kompetensi Guru

PROGRAM STUDI S2 TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM SIKAP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

MATERI BIOTEKNOLOGI MODERN JAGUNG TRANSGENIK. Disusun Oleh : NURINSAN JUNIARTI ( ) RISKA AMELIA ( )

TEKNIK TRANSFORMASI GENETIK. Yushi Mardiana, SP, MSi Retno Dwi Andayani, SP, MP

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah berkembang dengan

PENGETAHUAN Pangan Rekayasa Genetika HARAPAN. PENERIMAAN Pangan Rekayasa Genetika

PERTEMUAN 3 PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI MATA KULIAH ANTROPOLOGI BUDAYA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

REKAYASA GENETIK DAN PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI DI BIDANG PETERNAKAN

PENGARUH UMUR LALAT BUAH (Drosophila melanogaster Meigen) JANTAN TERHADAP NISBAH KELAMIN

I. PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat. Hal ini tidak terlepas dari peranan dunia

2015 PENGARUH MEDIA VIDEO TUTORIAL PADA KEGIATAN PRAKTIKUM ILMIAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam Konteks Pendalaman Materi Ajar di Sekolah. Adi Rahmat Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

BIOTEKNOLOGI TUMBUHAN

BAB I PENDAHULUAN. mampu mendeskripsikan dan menghubungkan antar konsep untuk menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB XII BIOTEKNOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran pada siswa dapat terarah dengan baik (Mulyasa, 2007).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS MEDAN AREA FAKULTAS PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakangMasalah

Mengenal Sistem Pangan Organik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DAMPAK NEGATIF DAN POSITIF PADA BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. terhadap konsep pembelajaran. Guru sebagai tenaga pendidik profesional

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi gerak, fluida, panas, suara, cahaya, listrik dan magnet, dan topik-topik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelasan tentang beberapa

BAB I PENDAHULUAN. berakhir pada usia 19 tahun (Proverawati, 2010) Remaja adalah kelompok yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan sangat memiliki pengaruh yang besar dalam menciptakan penerus generasi bangsa yang memiliki intelektual dan berkualitas. Berbagai upaya untuk memajukan pendidikan terus dilakukan oleh segala pihak yang berkaitan dengan kemajuan pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan. Usaha ini dapat dilakukan dengan membina potensi yang ada pada diri manusia tersebut, yang bertujuan untuk mencerdaskan pendidikan Indonesia sesuai dengan tujuan pendidikan nasional (Sagala, 2010). Masyarakat setuju bahwasanya pembelajaran sangat penting tetapi mereka melihat dari sudut pandang yang berbeda mengenai penyebabnya, prosesnya dan konsekuensi dari pembelajaran tersebut. Poin terpenting dari pembelajaran adalah perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu mengenai beberapa hal. Bidang ilmu biologi semakin berkembang seiring berkembangnya zaman termasuk di bidang bioteknologi. Bioteknologi sebagai teknik manipulasi organisme atau komponen organisme untuk melakukan tugas-tugas praktis yang bermanfaat (Campbell et al, 2002), merupakan bidang yang dewasa ini banyak dipelajari oleh berbagai kalangan. Menurut Purwianingsih (2009), bioteknologi dikenal sebagai ilmu yang bersifat multidisipliner dan aplikatif sehingga membutuhkan penguasaan konsep-konsep dasar yang cukup, dan perkembangannya sangat pesat karena manfaat bioteknologi bersentuhan langsung dengan peningkatan taraf hidup manusia. Penelitian di bidang bioteknologi telah banyak dilakukan dan menghasilkan produk-produk yang bermanfaat bagi kehidupan contohnya dalam hal Sejak tahun 1990-an, modifikasi genetik telah menjadi fokus perdebatan karena meningkatnya penggunaan dan berpengaruh pada kehidupan. Ada bukti bahwa rekayasa genetika telah muncul di sejumlah daerah mulai dari pertanian, teknik kimia, industri dan industri makanan, untuk obat-obatan, biologi 1

2 molekuler, perlindungan lingkungan dan manusia kesehatan. Namun, meningkatnya rekayasa genetika di berbagai daerah telah mengakibatkan meningkatnya minat, kekhawatiran, masalah etika dan sosial tidak hanya dalam komunitas ilmiah tapi yang umum juga. Jadi, rekayasa genetika diakui sebagai masalah socioscientific (Sadler, 2009). Pengajaran tentang masalah socioscientific, seperti dalam kasus rekayasa genetika, menimbulkan kebutuhan guru sains untuk mengembangkan strategi tidak disertai dengan pengajaran ilmu pengetahuan tradisional (Dawson dan Venville, 2009). Para peneliti telah menunjukkan bahwa masalah dengan pengajaran isu-isu ini tidak hanya untuk menemukan strategi dan metode aktif untuk meningkatkan pemahaman dan meningkatkan pengetahuan tetapi juga untuk menemukan dan mengubah konsepsi alternatif, dan untuk memasukkan sikap dan emosi, serta penalaran moral dan informal dalam proses pengambilan keputusan (Sadler dan Zeidler, 2005; Sadler dan Fowler, 2006). Rekayasa genetika memegang peranan penting dalam merubah susunan genetika makhluk hidup sesuai dengan keperluan manusia di masa ini. Rekayasa Genetika (transgenik) atau juga yang lebih dikenal dengan Genetically Modified Organism (GMO) dapat diartikan sebagai manipulasi gen untuk mendapatkan galur baru dengan cara menyisipkan bagian gen ke tubuh organisme tertentu. Rekayasa genetika juga merupakan Pencangkokan Gen atau ADN Rekombinan. Rekayasa Genetik, dinyatakan sebagai kemajuan yang paling mengagumkan semenjak manusia berhasil memisahkan atom (Suryo, 2001). Semakin majunya rekayasa genetika yang membuat berbagai peneliti ingin mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut terkadang melakukan hal yang menurut masyarakat merupakan hal yang berbeda. Masyarakat hanya melihat dari satu sisi mengenai Mereka menganggap bahwasanya hal tersebut sangat bertentangan dengan apa yang selama ini mereka pelajari. Di Indonesia, rekayasa genetika telah diperkenalkan kepada para siswa di kelas XII IPA yang diharapkan dapat mengetahui dan memahami manfaat dari Berdasarkan wawancara dengan siswa SMA Harapan 1 Medan, beberapa siswa tidak paham mengenai bagaimana proses dari rekayasa genetika,

3 hasil yang didapatkan dari rekayasa genetika dan beberapa juga ternyata tidak tahu Beberapa siswa tersebut tidak menyetujui penggunaan rekayasa genetika pada hewan. Berdasarkan pengalaman penulis yang bersekolah di sekolah tersebut, pelajaran rekayasa genetika tidak terlalu banyak dibahas karena rekayasa genetika merupakan sub materi dari bioteknologi sehingga siswa tidak terlalu tahu hasil dan proses dari rekayasa genetika tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Bal, Samanct, dan Bozkurt (2007) menguji pengetahuan dan sikap tentang Hasilnya menunjukkan bahwa siswa tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang prinsip-prinsip dasar rekayasa genetika dan sikap mereka terhadap aplikasi yang berubah sesuai dengan jenis organisme dan tujuan penelitian. Angket pengetahuan bioteknologi yang terdiri dari 16 item dan angket sikap bioteknologi yang terdiri dari 37 item yang dilakukan di Turki didapatkan hasil bahwasanya siswa sekolah tersebut memiliki sedikit pengetahuan mengenai bioteknologi dan aplikasinya (Murat et al.,2011). Dalam salah satu studi penelitian, Prokop et al (2007) menemukan bahwa sekolah di Slovakia memiliki pengetahuan yang buruk tentang bioteknologi, dan sikap mereka kebanyakan negatif terhadap teknologi rekayasa genetika, sementara mereka memiliki sikap netral terhadap produk rekayasa genetika dan pemasaran produk-produk tersebut. Mereka menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan berkorelasi positif dengan sikap. Turkmen dan Darcın (2007) melaporkan bahwa siswa di Turki memiliki pengetahuan memadai tentang bioteknologi pertanian, bioteknologi lingkungan dan produksi pangan, sementara mereka memiliki tingkat yang sesuai pengetahuan mengenai deskripsi bioteknologi dan kesehatan manusia dan farmasi. Berdasarkan penelitian di Australia pada pengetahuan dan sikap bioteknologi menunjukkan adanya hubungan positif antara peningkatan penguasaan konsep dan sikap serta persepsi positif siswa (Dawson & Scibeci, 2003). Hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa apabila seorang siswa telah menguasai dengan benar dan mampu memutuskan secara kritis tentang bioteknologi, maka mereka akan dapat bersikap secara benar terhadap

4 bioteknologi. Oleh karena itu kemampuan memahami konsep bioteknologi haruslah menjadi bagian dari unsur yang harus dibekalkan pada siswa. Sebagai generasi penerus, dan anggota masyarakat, siswa merupakan komponen penting yang harus menguasai dan mengikuti perkembangan ilmu tersebut, karena mereka dapat berperan sebagai pengguna sekaligus pengembang yang diharapkan dapat berkontribusi secara aktif di kemudian hari. Oleh karena itu, penelitian ini penting untuk dilakukan untuk menganalisis pengetahuan dan sikap siswa mengenai rekayasa genetika yang berjudul Analisis Pengetahun dan Sikap Siswa tentang Rekayasa Genetika di SMA Swasta Harapan 1 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016. 1.2 Identifikasi Masalah Dari latar belakang tersebut, maka penulis dapat mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Terdapat 50% siswa di SMA Swasta Harapan 1 Medan kurang memahami maksud dari 2. Pembelajaran tentang rekayasa genetika terhadap siswa SMA Swasta Harapan 1 Medan masih kurang. 3. Sebagian siswa tidak setuju dengan penggunaan makhluk hidup sebagai hasil 1.3 Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah, maka perlu mengadakan pembatasan masalah yaitu 1. Pengetahuan dan sikap siswa tentang rekayasa genetika di SMA Swasta Harapan 1 Medan, yang dapat diketahui melalui tes dan angket. 2. Hubungan antara pengetahuan dan sikap siswa tentang rekayasa genetika di SMA Swasta Harapan 1 Medan.

5 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah dalam penelitian ini, dapat dirumuskan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah tingkat pengetahuan siswa SMA Harapan Medan tentang rekayasa genetika? 2. Bagaimanakah sikap siswa SMA Harapan 1 Medan tentang rekayasa genetika? 3. Apakah terdapat hubungan pengetahuan terhadap sikap siswa SMA Harapan 1 Medan tentang rekayasa genetika? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Tingkat pengetahuan siswa SMA Harapan 1 Medan tentang 2. Sikap siswa SMA Harapan 1 Medan tentang 3. Hubungan pengetahuan terhadap sikap siswa SMA Harapan 1 Medan tentang 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak yang terkait, diantaranya: 1. Bagi siswa, penelitian ini dapat memberikan pengetahuan siswa mengenai 2. Bagi guru biologi, sebagai bahan informasi untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa mengenai 3. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan