BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi yang menyebabkan kebutuhan akan tenaga listrik juga semakin meningkat. Berdasarkan data statistik Perusahaan Listrik Negara (PLN) tahun 2012, Jakarta merupakan provinsi dengan tingkat energi yang terjual lebih tinggi daripada provinsi lain di Indonesia. 70% pasokan listrik di Indonesia masuk ke Provinsi Jakarta karena konsumsi listrik di Jakarta tinggi. Namun kenaikan jumlah pengguna ini tidak diimbangi dengan jumlah pasokan energi listrik yang terbatas. Sehingga hal ini mampu menimbulkan krisis pasokan listrik. Krisis pasokan listrik merupakan segala macam gangguan yang terjadi dalam proses penyediaan maupun konsumsi listrik. Akibat yang timbulkan salah satunya adalah pemadaman listrik bergilir, yang dimana telah banyak merugikan berbagai pihak. Maka untuk menindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penghematan Energi dan Air, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan upaya penghematan pemakaian energi listrik di Jakarta dan menghimbau masyarakat agar melakukan hal yang serupa. Salah satu solusi yang dapat membantu meminimalisir penggunaan energi listrik adalah dengan menggunakan lampu hemat energi. Menurut Bapak Mochamad Haris Pindratno, Kepala Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi DKI Jakarta, 43 % masyarakat Jakarta tidak memiliki pengetahuan khusus tentang lampu hemat energi. Sebagian masyarakat Jakarta beranggapan bahwa lampu hemat energi itu mahal. Padahal jelas itu dikarenakan hampir semua merek lampu yang beredar di Indonesia adalah produk luar negeri, sehingga hal ini mengakibatkan adanya biaya tambahan yang harus dikeluarkan untuk meng-import lampu tersebut. Jika diukur berdasarkan harga produksi, harga barang yang berasal dari Indonesia akan jauh lebih murah dibandingkan produk luar dengan kualitas yang tidak kalah bagusnya juga. 1
Pada dasarnya, lampu yang banyak digunakan saat ini adalah lampu dalam ruangan yaitu meliputi lampu pijar, lampu CFL (Compact Fluorescent Lamp), dan lampu LED (Light Emitting Diode). Lampu pijar sudah jarang ditemui lagi sekarang karena lampu pijar merupakan lampu yang tidak hemat energi, masih menggunakan merkuri sebagai alat penyala lampu (igniter) dan tidak tahan lama. Lampu CFL merupakan lampu hemat energi yang lebih dikenal dan lebih sering digunakan oleh masyarakat namun lampu CFL juga masih menggunakan bahan merkuri walaupun sedikit dan tidak tahan lama. Sedangkan lampu LED merupakan lampu inovasi baru yang tidak menggunakan merkuri, tahan lama dan merupakan lampu super hemat energi yang menggunakan daya yang lebih sedikit dibanding lampu pijar dan lampu CFL. Lampu LED menggunakan sebuah semi konduktor untuk mengubah listrik menjadi cahaya. Perbandingan yang paling terlihat dari ketiga lampu tersebut adalah masalah harga pembelian. Diantara lampu pijar, lampu CFL, dan lampu LED, yang paling mahal di awal pembelian adalah lampu LED. Padahal jika dihitung secara jangka panjang dengan menggunakan lampu LED, biaya yang dikeluarkan akan lebih murah 2-3 kali lipatnya lampu pijar dan lampu CFL. Namun lampu LED belum terlalu dikenal oleh masyarakat karena masih tergolong inovasi baru. Lampu LED (Light Emitting Diode) adalah solusi pencahayaan hemat energi dengan produk berteknologi mutakhir dan ramah lingkungan. Keunggulan dari lampu LED adalah lebih tidak panas, bebas merkuri, lebih murah, dan energi yang dikeluarkan lebih sedikit. Menurut Bapak John Manopo, Ketua Umum Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (Aperlindo), 80 % lampu kebutuhan di dalam negeri, terutama jenis Lampu Hemat Energi, dipasok dari luar negeri, sebagian besar dari China (TubasMedia.com, 2013). Merek lampu lokal menjadi tersaingi karena merek lampu import lebih dikenal oleh masyarakat sehingga masyarakat lebih tertarik untuk memilih menggunakan produk luar negeri yang brand-nya sudah populer. Sebenarnya ada merek lampu lokal yang baru membuka usaha jenis ini namun sudah teruji memiliki kualitas yang lebih bagus daripada kualitas produk luar. Lampu ini sudah diuji baik di uji internasional maupun uji internal. Harganya juga lebih murah karena asli produk lokal. 2
PT. Honoris Industry merupakan salah satu perusahaan lokal terbesar di Indonesia yang memiliki pabrik yang lengkap mulai dari bahan baku sampai kepada hasil jadi lampu hemat energi tersebut. Perusahaan ini masih baru 4 tahun berdiri sehingga masih membutuhkan promosi. Sampai saat ini merek lampunya yaitu HORI, masih belum terlalu dikenal oleh masyarakat Indonesia. Lampu HORI membutuhkan promosi yang berbeda dari promosi yang sudah dilakukan sebelumnya untuk bisa menjangkau pasar yang lebih luas. Oleh karena itu, berkaitan dengan materi Desain Komunikasi Visual tentang promosi, maka diambil topik ini. 1.2 Permasalahan 1.2.1 Identifikasi Masalah Dengan melihat dan menganalisa permasalahan pada latar belakang diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah tersebut menjadi sebagai berikut : 1. Pasokan listrik di Indonesia masih terbatas sehingga harus hemat. 2. Lampu hemat energi di Indonesia didominasi oleh lampu import sehingga mahal. 3. Lampu LED belum terlalu dikenal masyarakat karena masih baru. 4. Kurangnya strategi media promosi untuk lampu hemat energi LED HORI agar lebih dikenal masyarakat. 1.2.2 Rumusan Masalah Dari identifikasi masalah yang telah dijelaskan diatas, maka dapat dirumuskan ke dalam perumusan masalah yaitu bagaimana cara yang tepat untuk mempromosikan lampu LED bulb HORI di Jakarta berdasarkan ilmu Desain Komunikasi Visual? 1.3 Ruang Lingkup Agar masalah tidak meluas, penulis membatasi ruang lingkup permasalahan sebagai berikut: 3
1. Apa Perancangan media promosi lampu bohlam hemat energi LED yang bermerek HORI. 2. Bagaimana Penulis membatasi permasalahan pada strategi promosi, media promosi dan kriteria desain yang efektif dan menarik untuk mempromosikan lampu hemat energi LED HORI sesuai dengan keilmuan Desain Komunikasi Visual. 3. Siapa Masyarakat kalangan menengah di kota Jakarta khususnya suami muda yang berusia sekitar 25 30 tahun. 4. Dimana Daerah perkotaan Jakarta. 5. Kapan Pengumpulan data penelitian : Februari April 2014 Eksekusi perancangan media : April Juni 2014 Sosialisasi hasil perancangan : Juli 2014 1.4 Tujuan Perancangan Adapun tujuan perancangan ini yaitu membuat media promosi lampu LED bulb HORI yang tepat untuk khalayak sasaran berdasarkan ilmu Desain Komunikasi Visual. 1.5 Metode Pengumpulan Data Karena penulis menggunkan metode penelitian kualitatif, maka adapun langkah-langkah berupa metode pengumpulan data dan metode analisa data yang digunakan sebagai berikut: 4
1. Wawancara Penulis melakukan wawancara dengan Bapak Mochamad Haris Pindratno, Kepala Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi DKI Jakarta dan Bapak Surya, salah satu petugas Perusahaan Listrik Negara (PLN) DKI Jakarta untuk menanyakan beberapa hal mengenai Lampu Hemat Energi di Jakarta. Lalu penulis melakukan wawancara dengan Bapak Widarto, selaku Kepala Marketing PT. Honoris Industry untuk menanyakan berbagai hal mengenai perusahaan tersebut dan merek yang dikeluarkan yaitu HORI. 2. Kuesioner Penulis mendapatkan data kuesioner dengan membagikan kuesioner ke khalayak sasaran yang dituju (menggunakan teknik purposive sampling). Khalayak sasaran yang dituju adalah suami muda yang usia 25-30 tahun. 3. Observasi Penulis mendapatkan data observasi dengan mengamati secara langsung objek yang diteliti. Dalam hal ini penulis menggunakan teknik observasi nonpartisipan ( periset tidak memposisikan diri sebagai anggota kelompok yang diteliti). Observasi dilakukan di kantor dan di rumah khalayak sasaran. 4. Studi Literatur Penulis mendapatkan data data dari PT. Honoris Industry, data data dari Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi DKI Jakarta, buku serta artikel di internet yang berhubungan dengan permasalahan lampu hemat energi. Analisis data yang digunakan adalah analisis SWOT dan matriks SWOT untuk menentukan media promosi yang tepat dan, dan analisa AIDA untuk menentukan jadwal pemasangan media, baik media utama maupun media pendukung. 5
1.6 Kerangka Perancangan Fenomena - Pemadaman listrik bergilir merugikan banyak pihak. - Merek lampu import lebih diminati daripada merek lokal. Ide Membuat media promosi yang efektif Perancangan Media Promosi Lampu LED HORI pada PT. Honoris Industry Masalah - Krisis pasokan listrik. - Lampu lokal belum terlalu dikenal oleh masyarakat. HORI dari PT. Honoris Industry Penulis merancang Strategi Promosi Tujuan 1.7 Pembabakan Meningkatkan eksistensi lampu HORI agar lebih dikenal oleh masyarakat sehingga tidak kalah saing dengan merek lampu dari luar negeri. Skema 1.1 Skema Perancangan Dalam menyusun laporan penelitian ini, sistematika penulisan dibagi menjadi lima bagian, yaitu : 1. Bab I Pendahuluan Berisi latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan perancangan, metode pengumpulan dan analisis data, kerangka perancangan, dan pembabakan yang digunakan untuk mempermudah penyusunan pengantar karya ini. 6
2. Bab II Dasar Pemikiran Berisi teori teori yang relevan sebagai landasan dalam membuat perancangan. Teori teori yang digunakan mengenai teori promosi, teori media, teori iklan, teori psikologi, teori Desain Komunikasi Visual dan teori teori analisa seperti teori SWOT, Matriks SWOT, dan AIDA 3. Bab III Data dan Analisis Berisi data data hasil pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik wawancara kepada Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi DKI Jakarta, wawancara kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN), wawancara kepada perusahaan Honoris Industry dan studi literatur untuk membantu dalam membuat konsep perancangan karya. 4. Bab VI Konsep dan Hasil Perancangan Berisi konsep media, konsep visual dan konsep pesan dan hasil perancangan mulai dari sketsa hingga ke penerapan ke media visual. 5. Bab V Penutup Berisi kesimpulan dan saran dari hasil perancangan media promosi ini. 7