PETERNAKAN DALAM PERSPEKTIF TEKNIK PERTANIAN 1 (Animal Husbandry in Agricultural Engineering Perspective)

dokumen-dokumen yang mirip
DESAIN MESIN KOMPOSTER SKALA INDUSTRI KECIL

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

PERMASALAHAN DAN KEBUTUHAN INOVASI TEKNOLOGI MEKANISASI PETERNAKAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN TAHUN 2007

PENDAHULUAN. begitu ekonomi riil Indonesia belum benar-benar pulih, kemudian terjadi lagi

I. PENDAHULUAN. Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) yang dilaksanakan pada Mei 2010 penduduk

BAB I PENDAHULUAN. kotoran manusia atau hewan, dedaunan, bahan-bahan yang berasal dari tanaman

1.2 Latar Belakang Kondisi Peternakan Di Indonesia

DEPARTEMEN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN 2007

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN

STUDI AWAL TERHADAP IMPLEMENTASI TEKNOLOGI BIOGAS DI PETERNAKAN KEBAGUSAN, JAKARTA SELATAN. Oleh : NUR ARIFIYA AR F

MASALAH DAN KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUK PETERNAKAN UNTUK PEMENUHAN GIZI MASYARAKAT*)

Dampak Diseminasi Ayam Kampung Unggul Balitnak di Provinsi Gorontalo

PERSEPSI PETANI TERHADAP PERAN KELEMBAGAAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG SISTEM INTEGRASI DI KECAMATAN KERUMUTAN KABUPATEN PELALAWAN

I PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Protein hewani merupakan salah satu nutrisi yang sangat dibutuhkan

Keberhasilan Pembangunan Peternakan di Kabupaten Bangka Barat. dalam arti yang luas dan melalui pendekatan yang menyeluruh dan integratif dengan

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

PENDAHULUAN. percobaan, penghasil bulu, pupuk kandang, kulit maupun hias (fancy) dan

BIDANG DAN TOPIK PENELITIAN UNGGULAN UNITRI PUSAT KAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAN ENERGI

I. PENDAHULUAN. juga meningkat, berdasarkan data dari BPS (2017), dari tahun terjadi

DUKUNGAN TEKNOLOGI PENYEDIAAN PRODUK PANGAN PETERNAKAN BERMUTU, AMAN DAN HALAL

PENDAHULUAN. Kemajuan pembangunan nasional tidak terlepas dari peran bidang peternakan.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan produktivitas ayam buras agar lebih baik. Perkembangan

RENCANA UMUM PENGADAAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2013

I. PENDAHULUAN. sekaligus dapat memberdayakan ekonomi rakyat terutama di pedesaan.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Sektor pertanian

Kata kunci: penetasan, telur itik Tegal, dan mesin tetas

I. PENDAHULUAN. masyarakat. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan perbaikan taraf

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG

I. PENDAHULUAN. Rusa termasuk ke dalam genus Cervus spp yang keberadaannya sudah tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa mengingat Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan akan bahan pangan berupa daging khususnya daging sapi

PENANGKARAN DAN PERBIBITAN AYAM MERAWANG DI BANGKA BELITUNG

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii

1) Pencarian dan sewa lahan yang digunakan untuk tempat penggemukan sapi. BAB V RENCANA AKSI. 5.1 Kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengembangan Wilayah Sentra Produksi tanaman, menyebabkan pemadatan lahan, serta menimbulkan serangan hama dan penyakit. Di beberapa lokasi perkebunan

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

I. PENDAHULUAN. berubah, semula lebih banyak penduduk Indonesia mengkonsumsi karbohidrat namun

Sistem Pengeringan Dorset untuk biomassa dan limbah unggas

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Pisang adalah nama umum yang

IDENTIFIKASI KAPASITAS PETERNAK DALAM ADOPSI TEKNOLOGI UNTUK PENGEMBANGAN SAPI POTONG YANG TERINTEGRASI DENGAN PADI* ABSTRAK

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu hasil ternak yang tidak dapat dipisahkan dari

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong

Feed Wafer dan Feed Burger. Ditulis oleh Mukarom Salasa Selasa, 18 Oktober :04 - Update Terakhir Selasa, 18 Oktober :46

20.1. Mengembangkan Potensi Peternakan Ruminansia Menerapkan Tingkah laku Ternak Ruminansia Menerapkan Penanganan Ternak ruminansia

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk

PENDAHULUAN. salah satunya pemenuhan gizi yang berasal dari protein hewani. Terlepas dari

Menakar Penyediaan Daging Sapi dan Kerbau di dalam Negeri Menuju Swasembada 2014

PEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI PADA SAPI DARA BALI (SISTEM INTEGRASI JAGUNG SAPI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan laju pertumbuhan penduduk yang cukup pesat. Meningkatnya

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Penelitian dan Pengembangan Ternak Sapi Bali di Kabupaten Tabanan 1

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. Protein hewani merupakan salah satu nutrisi yang sangat dibutuhkan manusia.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sangat berperan penting sebagai sumber asupan gizi yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi saat ini, lebih-lebih di era globalisasi ini maka sebagai

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

PENDAHULUAN. satu ternak penghasil daging yang sifatnya jinak dan kuat tetapi produktivitasnya

PEMANFAATAN AMPAS SAGU UNTUK MEDIA TANAM JAMUR

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Peternakan sapi potong merupakan salah satu sektor penyedia bahan

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

Sutrisno Hadi Purnomo*, Zaini Rohmad**

I. PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG ALAT DAN MESIN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Konsep Usahatani Terpadu : Tanaman Pangan dan Ternak FAKULTAS PETERNAKAN

Penilaian Kepuasan Penggunaan Alat dan Mesin Dalam Pengembangan Padi (Studi Kasus Kabupaten Ngawi dan Sragen) Sugiyono 1, Rahmat Yanuar 2, Sutrisno 3

I. PENDAHULUAN. salah satu cara memperbaiki keadaan gizi masyarakat (Stanton, 1991).

I. PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein hewani adalah sapi perah dengan produk

BAB I PENDAHULUAN. rumput gajah untuk pakan ternak. Rumput gajah merupakan rumput potong yang

I. PENDAHULUAN. sangat besar untuk memenuhi kebutuhan daging di tingkat nasional. Kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pada tingkat konsumsi masyarakat yang meningkat, pada khususnya akan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman membuat masyarakat semakin sadar akan pentingnya gizi

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

III. METODE PENELITIAN

CAPAIAN KINERJA SKPD DALAM PENCAPAIAN 9 PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN RKPD 2014

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Potong Hewan yang telah dibangun merupakan satu-satunya RPH

BAB I PENDAHULUAN. efetivitas rantai pemasok. Menurut Wulandari (2009), faktor-faktor yang

ikan yang relatif lebih murah dibanding sumber protein hewani lainnya, maka permintaan akan komoditas ikan terus meningkat dari waktu ke waktu.

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

I. PENDAHULUAN. mempunyai peranan dalam memanfaatkan peluang kesempatan kerja.

PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

PETERNAKAN DALAM PERSPEKTIF TEKNIK PERTANIAN 1 (Animal Husbandry in Agricultural Engineering Perspective) Gatot Pramuhadi 2 dan Jakaria 3 Departemen TEP Fateta dan Departemen IPTP Fapet, IPB ABSTRAK Peternakan di Indonesia merupakan fungsi dari produktivitas, konservasi, dan kesejahteraan ternak lokal. Model-model optimasi yang dimunculkan oleh sentuhan teknik pertanian dapat digunakan untuk memaksimumkan produktivitas, mempertahankan populasi, dan meningkatkan kesejahteraan ternak. Tujuan penulisan makalah ini adalah membangkitkan peran teknik pertanian untuk meningkatkan produktivitas, konservasi, dan kesejahteraan ternak lokal. Pendekatan teknik pertanian yang dapat dilakukan meliputi: (1) sistem perkandangan, (2) sistem pengaturan pakan, (3) sistem manajemen reproduksi, (4) sistem penanganan hasil dan limbah, dan (5) sistem penangkaran ex-situ dan in-situ. Kata kunci: ternak lokal, model optimasi, konservasi, kesejahteraan, dan produksi maksimum. 1 Disampaikan dalam Gelar Teknologi dan Seminar Nasional Teknik Pertanian 2008 di Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Yogyakarta 18-19 November 2008 2 Dosen Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP), Fakultas Peternakan (Fapet), Institut Pertanian Bogor (IPB), Jl. Agatis Kampus IPB Darmaga Bogor, Telp./Faks.: 02518628379, h.p.: 08164831050, e-mail: jakaria@ipb.ac.id 3 Dosen Departemen Teknik Pertanian (TEP), Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta), Institut Pertanian Bogor (IPB), Kampus IPB Darmaga PO Box 220 Bogor 16002, Telp./Faks.: 02518623026, h.p.: 081310989617, e- mail: gpramuhadi@yahoo.com Prosiding Seminar Nasianal Teknik Pertanian 2008 Yogyakarta, 18-19 November 2008 1

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Peternakan di Indonesia merupakan fungsi dari produktivitas, konservasi, dan kesejahteraan ternak lokal. Pemanfaatan ternak lokal untuk memenuhi kebutuhan protein hewani dan kebutuhan energi terbarukan (energi biogas) harus terus digalakkan demi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Berbagai upaya bisa dilakukan guna meningkatkan produktivitas, mempertahankan konservasi, dan meningkatkan kesejahteraan ternak lokal. pertanian dalam bidang peternakan. Salah satu diantaranya adalah menerapkan ilmu teknik Keterlibatan ilmu teknik pertanian tidak lain adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam bidang peternakan. Model-model optimasi yang dimunculkan oleh sentuhan teknik pertanian dapat digunakan untuk memaksimumkan produktivitas, mempertahankan populasi, dan meningkatkan kesejahteraan ternak lokal. Adapun pendekatan teknik pertanian yang dapat dilakukan meliputi: (1) sistem perkandangan, (2) sistem pengaturan pakan, (3) sistem manajemen reproduksi, (4) sistem penanganan hasil dan limbah, dan (5) sistem penangkaran ex-situ dan in-situ. Dengan demikian, dalam rangka menekan impor produk ternak dari luar negeri dan sekaligus menggelorakan peningkatan produksi ternak nasional untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri maka perlu diupayakan usaha-usaha untuk meningkatkan produktivitas, konservasi, dan kesejahteraan ternak lokal. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah membangkitkan peran teknik pertanian dalam bidang peternakan. 2. Tujuan Tujuan penulisan makalah ini adalah membangkitkan peran teknik pertanian untuk meningkatkan produktivitas, konservasi, dan kesejahteraan ternak lokal. 3. Ruang Lingkup Tulisan dalam makalah ini sebenarnya masih dalam konsep untuk menuju ke upaya peningkatan produksi ternak nasional melalui aplikasi ilmu teknik pertanian (agricultural engineering sciences) dalam bidang peternakan. Prosiding Seminar Nasianal Teknik Pertanian 2008 Yogyakarta, 18-19 November 2008 2

B. PETERNAKAN DALAM SISTEM PERTANIAN TERPADU Kebutuhan protein hewani dari ternak, seperti: daging, telor, dan susu, akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan kemajuan di bidang teknologi pengolahan produk ternak. Kebutuhan akan protein hewani tersebut dan kebutuhan lainnya yang terkait dengan peternakan akan dapat terpenuhi apabila manusia dapat memanfaatkan sumber daya alam dan hayati dalam suatu sistem pertanian terpadu (Gambar 1). Gambar 1. Contoh skema bagan alir pemanfaatan sumber daya alam dan hayati bagi kebutuhan hidup makhluk hidup yang berkaitan dengan bidang peternakan dalam suatu sistem pertanian terpadu Prosiding Seminar Nasianal Teknik Pertanian 2008 Yogyakarta, 18-19 November 2008 3

Peningkatan kebutuhan protein hewani bisa diatasi dengan peningkatan produktivitas ternak, dan dengan tetap memperhatikan konservasi populasi dan kesejahteraan ternak. Populasi ternak penting untuk dipertahankan agar bibit atau ras asli Indonesia tetap terjaga, atau agar tidak punah karena tergeser oleh keberadaan ternak-ternak impor, dan dalam rangka menangkal penyebaran penyakit akibat impor ternak dari luar negeri. Disamping itu, juga perlu diperhatikan kesejahteraan ternak lokal dengan cara memberikan atau menyediakan lingkungan hidup yang memadai bagi ternak. Dalam suatu sistem pertanian terpadu (integrated farming system) terkait hubungan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya hayati untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik manusia, hewan ternak, maupun tanaman. Manusia membutuhkan protein hewani yang disediakan oleh hewan ternak, dan membutuhkan karbohidrat dan protein nabati yang disediakan oleh tanaman. Hewan ternak membutuhkan karbohidrat dan protein nabati yang disediakan oleh tanaman. Tanaman membutuhkan nutrisi yang bisa diperoleh dari pupuk kandang dan pupuk cair yang disediakan oleh hewan ternak. Dalam hal ini, ketiga makhluk hidup tersebut membutuhkan air yang disediakan oleh alam. Manusia, dengan pengetahuan dan akal pikirannya berupaya untuk mengelola sumber daya alam dan hayati sedemikian rupa sehingga selalu terjamin kebutuhan hidup sehari-hari, yaitu protein hewani, karbohidrat, protein nabati, air, dan energi bahan bakar. Peran hewan ternak untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia tersebut adalah cukup besar, sehingga perlu ada upaya untuk meningkatkan produktivitas ternak, konservasi populasi, dan kesejahteraan ternak. Produktivitas, konservasi populasi, dan kesejahteraan ternak merupakan fungsi dari pakan ternak, konstruksi kandang, teknik reproduksi ternak, dan teknik penangkaran. Produktivitas ternak bisa meningkat apabila terpenuhi kebutuhan karbohidrat dan protein nabati yang diperoleh dari hasil budidaya tanaman. Disamping itu, dengan didukung oleh konstruksi kandang yang memadai dan dengan mengaplikasikan teknik reproduksi ternak yang tepat memungkinkan hewan-hewan ternak dapat berkembangbiak dengan baik, terjaga populasinya, dan merasa dihargai peranannya sehingga kesejahteraannya terjamin. Hewanhewan ternak yang dibudidayakan di luar kandang, atau dibiarkan lepas di lapangan, harus diketahui jarak atau areal jelajahnya agar tetap dapat dipantau/dimonitor keberadaannya, perkembangbiakannya, populasinya, dan juga kesejahteraannya. Prosiding Seminar Nasianal Teknik Pertanian 2008 Yogyakarta, 18-19 November 2008 4

C. PERAN TEKNIK PERTANIAN DALAM BIDANG PETERNAKAN Ilmu teknik pertanian diaplikasikan terutama dalam bidang prapanen (budidaya pertanian) dan pascapanen (pengolahan hasil pertanian). Dalam suatu sistem pertanian terpadu, ilmu teknik pertanian dapat berperan dalam meningkatkan produktivitas ternak, konservasi populasi ternak, dan kesejahteraan ternak. Telah disebutkan di atas bahwa produktivitas ternak, konservasi populasi, dan kesejahteraan ternak merupakan fungsi dari pakan ternak, konstruksi kandang, teknik reproduksi ternak, dan teknik penangkaran. Dalam hal ini, peran ilmu teknik pertanian adalah aplikasi ilmu-ilmu teknik pertanian dalam bidang peternakan. Adapun ilmu-ilmu teknik pertanian yang bisa diaplikasikan meliputi ilmu-ilmu dalam bagian: (1) teknik mesin budidaya pertanian, (2) teknik tanah dan air, (3) sistem dan manajemen mekanisasi pertanian, (4) teknik pengolahan pangan dan hasil pertanian, (5) energi dan elektrifikasi pertanian, (6) lingkungan dan bangunan pertanian, dan (7) ergonomika dan elektronika pertanian. 1. Peran Teknik Pertanian dalam Pengelolaan Pakan Ternak Hewan ternak dapat hidup dan berkembangbiak dengan baik apabila terpenuhi kebutuhan karbohidrat dan protein nabati dari tanaman. Produktivitas ternak dapat meningkat ketika konsumsi pakan ternak oleh hewan ternak juga meningkat yang diperoleh dari meningkatnya ketersediaan pakan ternak akibat meningkatnya produktivitas tanaman. Peningkatan produktivitas tanaman tidak terlepas dari terpenuhinya konsumsi air dan pupuk (pupuk kandang dan pupuk cair) oleh tanaman yang disediakan alam dan hewan ternak. Dengan demikian, ada hubungan kausalitas antara produktivitas ternak dan produktivitas tanaman. Peran teknik pertanian dalam penyediaan pakan ternah diantaranya adalah desain mesin pencacah (chopper) dan mesin penyampur pakan ternak, sedangkan dalam penyediaan air untuk tanaman diantaranya adalah teknik pemanfaatan air permukaan dan airtanah secara optimum. Melalui eksploitasi airtanah menggunakan sumur-sumur bor ditambah dengan pengelolaan air permukaan yang tepat (efektif dan efisien) maka akan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan air untuk tanaman (irigasi), hewan ternak, rumahtangga, dan industri. Prosiding Seminar Nasianal Teknik Pertanian 2008 Yogyakarta, 18-19 November 2008 5

2. Peran Teknik Pertanian dalam Sistem Perkandangan Kandang hewan ternak yang memadai menjadi faktor utama yang memicu berkembangbiaknya dan berproduksinya hewan ternak dengan baik dan sejahtera. Penggunaan bahan bangunan, konstruksi, pengaturan lingkungan (suhu, kelembaban, dan ventilasi) dalam kandang yang optimum, dan ergonomis akibat sentuhan teknik pertanian dapat mewujudkan kandang yang memadai untuk perkembangbiakan, produksi, dan kesejahteraan hewan ternak. 3. Peran Teknik Pertanian dalam Reproduksi Ternak Perkembangbiakan hewan ternak melalui perkawinan dan melahirkan serta menetas secara alami akan menghasilkan produktivitas ternak tertentu. Dengan adanya sentuhan teknik pertanian, contoh: desain vagina buatan dan mesin penetas, maka akan diperoleh hasil reproduksi ternak yang lebih efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan produktivitas ternak. 4. Peran Teknik Pertanian dalam Sistem Penangkaran Hewan ternak yang dipelihara atau dibudidayakan di luar kandang, atau di dalam kawasan tertentu yang tertutup (exclusive) untuk hewan-hewan ternak yang khas harus diperlakukan khusus. Dengan adanya sentuhan teknik pertanian, terutama dalam teknik penginderaan jarak jauh (remote sensing) dan pelacakan menggunakan sistem GPRS, dapat membantu dalam mengukur daya jelajah hewan-hewan ternak tersebut secara efektif dan efisien sehingga dapat dipantau atau dimonitor penyebaran, keberadaan, perkembangbiakan, dan kesejahteraan hewan-hewan ternak tersebut. 5. Peran Teknik Pertanian dalam Penanganan Hasil dan Limbah Protein hewani yang bisa dihasilkan dari budidaya hewan ternak adalah daging, susu, dan telor. Limbah, yang merupakan hasil samping dari budidaya hewan ternak, berupa kotoran yang terdiri atas feses dan urine. Peran teknik pertanian dalam penanganan hasil budidaya hewan ternak diantaranya adalah: (1) teknik penyimpanan dan pengemasan daging, susu, dan telor, (2) desain mesin pemerah susu, dan (3) desain alat dan mesin pengangkut telor. Dalam hal Prosiding Seminar Nasianal Teknik Pertanian 2008 Yogyakarta, 18-19 November 2008 6

ini keterlibatan teknik pertanian adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam penanganan hasil budidaya ternak. Peran teknik pertanian dalam penanganan limbah ternak diantaranya adalah desain instalasi biogas dan desain alat atau mesin penebar pupuk kandang dan pupuk cair untuk tanaman. Biogas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan guna memenuhi kebutuhan bahan bakar untuk rumahtangga dan kebutuhan bahan bakar motor bakar untuk menghidupkan generator agar terpenuhi kebutuhan listrik untuk rumahtangga, irigasi, dan industri. Contoh model instalasi biogas dan pembuatan instalasi biogas dapat dilihat dalam Gambar 2 dan Gambar 3. Gambar 2. Contoh model instalasi biogas yang dikembangkan untuk pedesaan (Tim Biogas Fapet UNPAD, 2008) Prosiding Seminar Nasianal Teknik Pertanian 2008 Yogyakarta, 18-19 November 2008 7

Gambar 3. Contoh pembuatan instalasi biogas untuk pedesaan (Ginting, 2006) Prosiding Seminar Nasianal Teknik Pertanian 2008 Yogyakarta, 18-19 November 2008 8

D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat dimunculkan dari penulisan makalah ini, diantaranya adalah: a Teknik pertanian dapat berperan di bidang peternakan untuk meningkatkan produktivitas, konservasi, dan kesejahteraan ternak lokal, melalui pendekatan atau aplikasi ilmu teknik pertanian dalam: (a) sistem perkandangan, (b) sistem pengaturan pakan, (c) sistem manajemen reproduksi, (d) sistem penangkaran, dan (e) sistem penanganan hasil dan limbah b Keterlibatan teknik pertanian adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan budidaya dan pengelolaan hewan ternak 2. Saran Saran yang bisa dilontarkan, diantaranya adalah: a Perlunya masukan (input) dari berbagai pihak, baik dari para pakar dalam ilmu teknik pertanian, peternakan, maupun para pakar dalam berbagai disiplin ilmu guna memajukan peternakan nasional demi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Indonesia b Perlunya pembagian porsi peranan atau keterlibatan teknik pertanian dalam bidang peternakan, karena ternyata peternakan sangat membutuhkan sentuhan teknik pertanian guna meningkatkan produktivitas, konservasi populasi, dan kesejahteraan ternak lokal Prosiding Seminar Nasianal Teknik Pertanian 2008 Yogyakarta, 18-19 November 2008 9

DAFTAR PUSTAKA Tim Biogas Fapet UNPAD. 2008. Instalasi Biogas Pedesaan. LiBEC (Livestock Bioenergy Conversion) Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran. Diperoleh dari situs internet: http://peternakan.unpad.ac.id/ Sinar Tani. 2006. Instalasi Pemroses Kotoran Sapi Menjadi Energi Biogas. SINAR TANI Edisi 15 21 Februari 2006 Ginting, E.H. 2006. Perancangan Fasilitas Biogas Kandang Terpencar Kelompok Ternak Tani Pandan Mulyo Dukuh Ngentak. Skripsi. Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Prosiding Seminar Nasianal Teknik Pertanian 2008 Yogyakarta, 18-19 November 2008 10