PRIMA NAOMI. Kata kunci : Kepuasan Pelanggan, jasa pelayanan kesehatan, performance importance analysis



dokumen-dokumen yang mirip
Simposium Nasional Teknologi Terapan(SNTT)2 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. membuat prediksi atau pun mencari implikasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH ATAS KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS PADA BANK SWASTA DI RIAU) Fenny Trisnawati & Lukman

* Agus Mansur, ** Intan Wahyu WD Jurusan Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta * **

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Membaiknya kondisi perekonomian Indonesia belakangan ini tentunya

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Dalam menghadapi situasi tersebut, maka perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN (STUDI PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian, jenis penelitian, definisi konseptual, definisi operasional,

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD

V. KESIMPULAN DAN SARAN

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan

PENGUKURAN KEPUASAN PELANGGAN COMLABS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

BAB III METODE PENELITIAN. pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy),

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KERANGKA TEORI Pengertian Strategi Pemasaran One Stop Shopping. Menurut Kotler (dalam : 81)

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode

DAFTAR ISI. iv v viii xiii xv xvi

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK

ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA LAYANAN: STUDI KASUS PADA BANK MANDIRI DAN BANK BCA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

*Herlin Dwi Kartikasari **Abadyo Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PADA BAGIAN TATA USAHA BERDASARKAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten

II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Konsumen

PENENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI SKALA PRIORITAS PERBAIKAN PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DI JAKARTA. P.H. Saragi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan di bidang bisnis merupakan kegiatan yang komplek dan beresiko

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

III. METODE PENELITIAN. pembuatan kartu kuning di Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

PENGUKURAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DAN KUALITAS PELAYANAN SWALAYAN

BAB II LANDASAN TEORI. terlebih dahulu dasar-dasar yang akan digunakan nantinya. Dasar-dasar teori

BAB I PENDAHULUAN. menuntut ilmu bahkan para wisatawan yang berkunjung di kota Yogyakarta.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan harapan sebelum pasien

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini desain yang dipergunakan adalah riset deskriptif. Sesuai

PERSEPSI PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PADA RUMAH SAKIT ISLAM YARSI PONTIANAK Nurmalasari 1, Latifah 2

BAB III LANDASAN TEORI. dengan harapan penumpang. Kepuasan merupakan respon dari penumpang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dalam prakteknya rumah sakit digunakan sebagai tempat untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen 2.2 Kepuasan Konsumen

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

#14 KEPUASAN PELANGGAN

BAB V ANALISA HASIL Analisa Hasil Tingkat Kepuasan Responden. selanjutnya adalah menganalisa hasil yang telah diperoleh berupa nilai kepuasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kusmara Jiwantara, Agung Sutrisno, Johan S. C. Neyland Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT

Mengukur Kualitas Layanan Dengan SERVQUAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

III. METODE PENELITIAN

ANALISA PENGARUH KUALITAS JASA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ALFABANK DI SURAKARTA

#13 KEPUASAN PELANGGAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan

KEPUASAN PELANGGAN #12

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN JASA TERHADAP LOYALITAS PASIEN DI RUMAH SAKIT BHAKTI KARTINI. Rosmawati

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PADA BAGIAN KLAIM BERDASARKAN TINGKAT KEPUASAN NASABAH DI PT. AJC MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY

BEBERAPA MODEL KEBUTUHAN KONSUMEN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. survei deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. sebagaimana adanya yang ditemui di lapangan.

Usulan Perbaikan Kualitas Pelayanan Minimarket Intimart Dengan Menggunakan Metode Importance Performance Matrix *

USULAN PENINGKATAN KUALITAS JASA PELAYANAN PESERTA TASPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY *

SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai

BAB II LANDASAN TEORI. Instruksi-instruksi tersebut berbentuk perangkat lunak (software).

Disusun Oleh EKO WINARDI

ANALISIS PERSEPSI NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PADA PT. BPD ACEH CABANG SUMATERA UTARA TUGAS SARJANA. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kemajuan dan perkembangan melanda segala aspek. industri jasa, kualitas pelayanan harus dikelola dengan baik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Hotel Bintang Griyawisata Jakarta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PENGUKURAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP JASA PELAYANAN KESEHATAN (Menggunakan Metoda Performance Importance Analysis Di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum Sumedang) PRIMA NAOMI ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memahami permasalahan mengenai tingkat harapan pelanggan atas kualitas pelayanan kesehatan sekaligus melakukan pengukuran kepuasan pelanggan atas pelayanan kesehatan di unit rawat inap, dengan demikian dapat diidentifikasikan variabel pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan konsumen serta variabelvariabel yang memerlukan perbaikan. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap/keluarga di unit rawat inap Rumah Sakit Umum Sumedang. Metoda Analisis yang digunakan adalah Importance-Performance Analysis. Dengan menggunakan analisis tersebut diketahui bahwa faktor yang pelaksanaannya telah sesuai dengan kepentingan dan harapan konsumen berjumlah sebelas faktor yaitu : 2, 4, 6, 9, 10, 15, 16, 22, 23, 24 dan 30, sedangkan faktor-faktor pelayanan kesehatan yang perlu diprioritaskan untuk diperbaiki adalah faktor 1, 13, 14, 18, 19, 21, 27 dan 28. Kata kunci : Kepuasan Pelanggan, jasa pelayanan kesehatan, performance importance analysis I. Pendahuluan Pemerintah Indonesia, khu-susnya Departemen Kesehatan RI, telah mulai menerapkan berbagai kebijaksanaan yang bertujuan meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Salah satu kebijakan tersebut adalah mene-tapkan adanya Rumah Sakit Unit Swadana. Status Rumah Sakit Unit Swadana menuntut dan memacu manajemen rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara terus-menerus kepada masyarakat dengan biaya yang kompetitif agar memperoleh dana untuk dikembangkan terus guna meningkatkan profesionalisme rumah sakit dan karyawan. Tujuan akhir dari profesionalisme rumah sakit dan karyawan adalah adanya kepuasan pelanggan atas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Untuk bisa memberikan kepuasan kepada pelanggan, pihak rumah sakit perlu meningkat-kan kualitas pelayanannya. Menelaah masalah kualitas pelayanan terutama pelayanan kesehatan di rumah sakit tidaklah mudah karena disatu sisi mempunyai tanggung jawab sosial dengan memberikan pelayanan kesehatan secara manusiawi, tetapi di sisi lain juga harus memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi menyangkut penyelenggaraan rumah sakit yang memerlukan biaya investasi, operasional dan pemeliharaan yang begitu besar. Terlebih lagi pada era globalisasi, dimana perubahan-perubahan berlangsung cepat, pendidikan masyarakat semakin tinggi, sehing-ga kebutuhan, keinginan serta tuntutan masyarakat sebagai pelanggan rumah sakit juga semakin kompleks. Untuk mewujudkan dan mempertahankan kepuasan pelanggan, organisasi rumah sakit harus melakukan empat hal sebagai berikut : Pertama, meng-identifikasi siapa pelanggannya. Kedua, memahami tingkat harapan pelanggan atas kualitas. Ketiga, memahami strategi kualitas layanan pelanggan. Dan keempat, memahami siklus pengukuran dan umpan balik dari kepuasan pelanggan (Fandy Tjiptono, 1997). Penelitian ini bertujuan untuk memahami permasalahan mengenai tingkat harapan pelanggan atas kualitas pelayanan kesehatan sekaligus melakukan pengukuran kepuasan pelanggan atas pelayanan kesehatan di unit rawat inap, dan pada akhirnya membantu menyusun strategi peningkatan pelayanan yang efektif dan efisien pada unit rawat inap RSU Sumedang. II. Tujuan dan Manfaat Penelitian ini mempunyai be-berapa tujuan yang ingin dicapai, diantaranya : Mengidentifikasi variabel-variabel dan atribut-atribut pelayanan kesehatan untuk unit rawat inap di rumah sakit. Menilai tingkat harapan/kepen-tingan pada atribut-atribut yang mempengaruhi pasien dalam memilih sebuah rumah sakit. Menilai persepsi pasien ter-hadap kinerja atribut-atribut pelayanan di RSU Sumedang. 4. Memposisikan prioritas atribut-atribut penelitian pada suatu diagram kartesius. 5. Menilai target tingkat pelak-sanaan misi kinerja yang dianggap penting oleh pasien R.S.U. Sumedang. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi pihak RSU Sumedang dalam evaluasi kinerja dan penyusunan strategi peningkatan pelayanan yang efektif dan efisien pada unit rawat inap. III. Tinjauan Pustaka a. Kepuasan Pelanggan Seorang pelanggan yang puas adalah pelanggan yang merasa mendapat value dari pemasok, produsen atau penyedia jasa. Value ini berasal dari produk, pelayanan, sistem atau sesuatu yang bersifat emosi. Kalau pelanggan mengatakan bahwa value adalah produk yang berkualitas, maka kepuasan terjadi kalau pelanggan mendapatkan produk yang berkualitas. Kalau value bagi pelanggan adalah ke-nyamanan, maka kepuasan akan

datang apabila pelayanan yang diperoleh benar-benar nyaman. Kalau value dari pelanggan adalah harga murah, maka pelanggan akan puas kepada produsen yang memberikan harga yang paling kompetitif (Handi Irawan, 2002). Satisfaction adalah kata dari bahasa latin, yaitu satis yang berarti enough atau cukup, dan facere yang berarti to do atau melakukan. Jadi, produk atau jasa yang bisa memuaskan adalah produk atau jasa yang sanggup memberikan sesuatu yang dicari oleh konsumen sampai pada tingkat cukup. Dalam konteks teori consumer behavior, kepuasan lebih banyak didefinisikan dari perspektif pengalaman konsumen setelah mengkonsumsi atau menggunakan suatu produk atau jasa. Salah satu definisi menyatakan bahwa kepuasan sebagai persepsi terhadap produk atau jasa yang telah memenuhi harapannya. Karena itu, pelanggan tidak akan puas, apabila pelanggan mempunyai persepsi bahwa harapannya belum ter-penuhi. Pelanggan akan merasa puas jika persepsinya sama atau lebih dari yang diharapkan. Dari hal ini terlihat bahwa yang penting adalah persepsi dan bukan aktual. Jadi, bisa terjadi bahwa secara aktual, suatu produk mempunyai potensi untuk memenuhi harapan pelanggan, tetapi ternyata hasil dari persepsi pe-langgan tidak sama dengan yang diinginkan oleh produsen. Ini bisa terjadi karena adanya gap dalam komunikasi. Kepuasan pelanggan sangat bergantung pada harapan pelanggan. Oleh karena itu, strategi kepuasan pelanggan haruslah didahului dengan pengetahuan yang detail dan akurat terhadap harapan pelanggan. Harapan pelanggan kadang dapat dikontrol oleh perusahaan. Yang lebih sering, produsen tidak mampu mengontrol harapan mereka. Inilah yang membuat kepuasan pelanggan menjadi dinamis. Yang perlu dicatat, kepuasan pelanggan adalah hasil akumulasi dari konsumen atau pelanggan dalam menggunakan produk dan jasa. Oleh karena itu, setiap transaksi atau pengalaman baru, akan memberikan pengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Demi-kian pula, kepuasan pelanggan mempunyai dimensi waktu karena hasil dari akumulasi. Karena itu, siapapun yang terlibat dalam urusan kepuasan pelanggan, ia telah melibatkan diri dalam urusan jangka panjang. Upaya memuas-kan pelanggan adalah pengalaman panjang yang tidak mengenal batas akhir. b. Jasa, Karakteristik Jasa Beberapa definisi tentang jasa adalah sebagai berikut : Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak dapat dilihat dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produksi jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak (Philip Kotler,1994) Jasa adalah suatu paket terintegrasi (service package) yang terdiri dari jasa eksplisit dan implisit yang diberikan dalam atau dengan fasilitas pendukung dan menggunakan barang-barang pembantu. John A. Fitzsimmon (1982). Dengan demikian jasa merupakan suatu paket tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak yang lain, di mana sifatnya tidak dapat dilihat dan tidak menghasilkan hak milik sesuatu, serta terdiri dari empat elemen dasar yaitu, fasilitas pendukung, barang-barang pem-bantu, jasa eksplisit dan jasa implisit. Menurut Berry, Parasuraman dan Zeithaml (1990), produk jasa memiliki tiga karakteristik yang membedakannya dengan produk barang. Tiga karakteristik produk jasa tersebut adalah : Intangible (tak nyata), artinya jasa tidak berbentuk, namun dapat dirasakan keberadaannya oleh konsumen melalui suatu proses pelayanan yang dibuat oleh penyedia jasa (produsen). Heterogeneous (heterogen), artinya proses pelayanan yang dimilikinya bervariasi dari produsen ke produsen, dari konsumen ke konsumen dan dari waktu ke waktu.inseparable (tak terpisahkan), karena unsur produksi dan konsumsi dalam produk jasa tidak terpisahkan, bahkan kualitas dalam pelayanan sering muncul pada saat pelayanan diberikan. Philip Kotler (1994), menambahkan satu dimensi yaitu : Perishability (Ketidak lamaan), artinya produk jasa bukanlah sesuatu yang bisa disimpan seperti produk manufaktur, produk jasa diproduksi dan dikonsumsi untuk saat itu juga. c. Kualitas Jasa Definisi kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Menurut Wyckof (dalam Lovelock, 1988), kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Dengan kata lain ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa, yaitu expected service dan perceived service (Parasuraman, et al., 1985). Apabila jasa yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah dari pada yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan buruk. Dengan demikian baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten. d. Dimensi Kualitas Jasa Menurut Berry, Parasuraman dan Zeithaml (1990) kualitas jasa memiliki sepuluh dimensi dasar. Jasa yang diharapkan (expected service) dan jasa yang dirasakan (perceived service) memiliki dimensi yang sama. Dimensi ini dinilai sewaktu pelanggan diminta untuk menyatakan expected dan perceived service yang diterimanya. Dimensi kualitas jasa dan definisinya dapat dilihat pada table 1.

Tabel Dimensi dan Definisi Sepuluh Kualitas Jasa Dimensi Tangibles Reliability Responsiveness Competence Courtesy Credibility Security Access Communication Understanding the customer Definisi Yaitu bukti fisik dari jasa, baik berupa fasilitas fisik, peralatan yang dipergunakan, representasi fisik dari jasa. Yaitu mencakup dua hal pokok, yaitu konsistensi kerja dan kemampuan untuk dipercaya. Hal ini berarti perusahaan memberikan jasanya secara tepat semenjak saat pertama. Yaitu kemauan atau kesiapan para karyawan untuk memberikan jasa yang dibutuhkan pelanggan. Artinya setiap orang dalam suatu perusahaan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan agar dapat memberikan jasa tertentu. Meliputi sikap sopan santun, respek, perhatian dan keramahan yang dimiliki para contact personnel. Yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya. Yaitu aman dari bahaya, risiko atau keragu-raguan. Aspek ini meliputi keamanan secara fisik, keamanan finansial dan kerahasiaan Meliputi kemudahan untuk dihubungi dan ditemui. Artinya memberikan informasi kepada pelanggan dalam bahasa yang dapat mereka pahami, serta selalu mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Yaitu usaha untuk memahami pelanggan. Setelah melakukan berbagai pengujian, Berry et. Al, mengkristalkan kesepuluh dimensi kualitas jasa tersebut ke dalam 5 dimensi utama yang kemudian disebutnya dimensi servqual. Kelima dimensi inilah yang menjadi acuan dalam menilai kualitas jasa yang diberikan oleh penyedia jasa. Di dalamnya terkandung sepuluh dimensi dasar dari kualitas. Lihat tabel Tabel Dimensi Kualitas Jasa Servqual dan Penyusunnya. Original 10 Dimensions for evaluating service quality Tangibles Reliability Responsiveness Competence Courtesy Security Tangibles SERQUAL DIMENSIONS Respon Reliability Assurance siveness Empathy Access Communication Unterstanding the customers Dalam kualitas pelayanan kesehatan dapat diidentifikasikan faktor-faktor/atribut-atribut yang mempengaruhi pasien dalam memilih sebuah rumah sakit, seperti diuraikan pada tabel Tabel Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pasien dalam Memilih Sebuah Rumah Sakit No A. 4. B. C. 4. D. E. 4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pasien dalam Memilih Sebuah Rumah Sakit RELIABILITY Prosedur penerimaan pasien yang cepat dan tepat. Pelayanan pemeriksaaan, pengobatan dan perawatan yang cepat dan tepat. Jadwal pelayanan rumah sakit dijalankan dengan tepat (visit/kunjungan dokter, perawatan, istirashat). Prosedur pelayanan tidak berbelit-belit RESPONSIVENESS Kemampuan dokter dan perawat untuk cepat tanggap menyelesaikan keluhan pasien. Petugas memberikan informasi yang jelas, mudah dimengerti. Tindakan cepat pada saat pasien membutuhkan. ASSURANCE Pengetahuan dan kemampuan para dokter menetapkan diagnosis penyakit. Keterampilan para dokter, perawat dan petugas lainnya dalam bekerja. Pelayanan yang sopan dan ramah. Jaminan keamanan pelayanan dan kepercayaan terhadap pelayanan. EMPHATY Memberikan perhatian secara khusus kepada setiap pasien. Perhatian terhadap keluhan pasien dan keluarganya. Pelayanan kepada semua pasien tanpa memandang status sosial dan lain-lain. TANGIBLES Kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan ruangan. Penataan eksterior dan interior ruangan. Kelengkapan, kesiapan, dan kebersihan alat-alat yang dipakai. Kerapihan dan kebersihan penampilan petugas (karyawan). Sumber : J. Supranto, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, 2001 : 270 III. Metode Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif-kuantitatif. Untuk menjawab perumusan masalah mengenai sampai sejauh mana tingkat kepuasan pelanggan/pasien terhadap kinerja perusahaan digunakan Importance- Performance Analysis atau Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja/Kepuas-an Pelanggan. Dalam hal ini digunakan skala 6 tingkat (Likert) yang terdiri dari :

KRITERIA KINERJA KRITERIA HARAPAN SKOR Sangat baik Sangat penting 6 Baik Penting 5 Cukup baik Cukup penting 4 Agak kurang baik Agak kurang penting 3 Kurang baik Kurang penting 2 Tidak baik Tidak penting 1 Pemberian skor untuk masing-masing jawaban kinerja perusahaan dan harapan konsumen bertujuan untuk mempermudah pengolahan data. Berdasarkan hasil penilaian tingkat harapan/kepentingan dan hasil penilaian kinerja/penampilan maka akan dihasilkan suatu perhitungan mengenai nilai rata-rata dan rata-rata dari rata. Dalam penelitian ini terdapat dua buah variabel yang diwakilkan oleh huruf dan Y, di mana merupakan tingkat kinerja peru-sahaan, sedangkan Y merupakan tingkat kepentingan pelanggan. Diagram kartesius merupakan suatu bangun yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi olasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titk-titik (, Y), di mana merupakan rata-rata dari rata-rata skor tingkat pelaksanaan atau kepuasan pe-numpang seluruh faktor atau atribut, dan Y adalah rata-rata dari rata-rata skor tingkat kepentingan seluruh faktor yang mempengaruhi kepuasan. Selanjutnya tingkat unsur-unsur tersebut akan dijabar-kan dan dibagi menjadi empat bagian ke dalam diagram kartesius seperti pada gambar 1: Y Kepentingan A Prioritas Utama B Pertahankan Prestasi Y C Prioritas Rendah D Berlebihan Pelaksanaan (kinerja/kepuasan) Gambar Diagram Kartesius Keterangan : A. Menunjukkan faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasan pelanggan, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap sangat penting, namun manajemen belum melaksanakannya sesuai keinginan pelanggan. Sehingga mengecewakan/tidak puas. B. Menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil dilaksanakan perusahaan, untuk itu wajib dipertahankannya. Dianggap sangat penting dan sangat memuaskan. C. Menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting pengaruh-nya bagi pelanggan, pelaksanaan oleh perusahaan biasa-biasa saja. Dianggap kurang penting dan kurang memuaskan. D. Menunjukkan faktor yang mem-pengaruhi pelanggan kurang penting, akan tetapi pelaksana-annya berlebihan. Dianggap kurang penting tetapi sangat memuaskan. Alat Pengumpulan Data dan Responden Alat yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner yang memuat variabelvariabel kualitas pelayanan seperti yang tertulis di atas sebagai bahan pertanyaan, kemudian kuesioner tersebut kita bagikan kepada responden. Responden dalam penelitian ini ialah beberapa pasien peng-guna jasa pelayanan kesehatan unit rawat inap R.S.U. Sumedang. Jumlah kuesioner yang disebar 100 buah, jumlah kuesioner yang dikembalikan 90 buah dan jumlah kuesiner yang sah 86 buah. Berdasarkan hasil uji kecukupan data dengan menggunakan rumus Bernouli, data tersebut melebihi besar sample minimum, dengan demikian jumlah data cukup. Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas Pada penelitian ini jenis validitas yang digunakan adalah validitas konstruk (Counstruct validity) dengan menggunakan angka korelasi produk moment (r). Dari hasil uji validitas, dengan taraf signifikasi 5% didapatkan nilai r di bawah nilai kritis 0.340 untuk 7 pertanyaan yang ada pada kuesioner, berarti 7 pertanyaan tersebut tidak valid dan untuk pengolahan data selanjutnya tidak diikut sertakan lagi. Dengan demikian sisa pertanyaan yang lain (25 pertanya-an) valid atau terdapat konsistensi internal dalam pertanyaan-per-tanyaan tersebut. Hal ini berarti pertanyaan-pertanyaan tersebut mengukur aspek yang sama.

Karena kuesioner yang digunakan bukan kuesioner yang baku, maka perlu diuji reliabilitasnya (keandalannya). Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode Cronbanch, dengan koefisien keandalan alat ukur yang disebut alpha cron-banch. Menurut Kaplan dan Saccuzzo (1993) besarnya koefi-sien reliabilitas minimal yang harus dipenuhi oleh suatu alat ukur 0,7. Berdasarkan hasil uji reliabilitas, didapatkan semua nilai koefisien alpha cornbanch di atas 0,7, dengan demikian alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini memiliki keandalan yang baik. IV. Hasil Penelitian Dalam penelitian ini variabel-variabel penelitian diidentifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu : Kelompok variabel tingkat kinerja R.S.U. Sumedang; dan Kelompok variabel tingkat harapan responden. Variabel yang lolos uji validitas dan reliabilitas tersebut diidentifikasikan ke dalam lima kelompok dimensi pelayanan kesehatan, yaitu : a. Dimensi pelayanan keandalan yang dibentuk oleh beberapa atribut, yaitu : Prosedur penerimaan pasien yang cepat dan tepat (= 1). Pelayanan pemeriksaan yang cepat dan tepat (= 2). Pelayanan perawatan yang cepat dan tepat (= 4). Ketepatan jadwal pelayanan kunjungan perawat (= 6). Ketepatan jadwal istirahat (= 7). b. Dimensi pelayanan keresponsifan yang dibentuk oleh beberapa atribut, yaitu : Kemampuan dokter untuk cepat tanggap dalam menyelesaikan keluhan pasien (= 9). Kemampuan perawat untuk cepat tanggap dalam menyele-saikan keluhan pasien (= 10). Pemberian informasi yang jelas dan mudah dimengerti (= 11). Tindakan yang cepat daributuhkan (= 13). c. Dimensi pelayanan keyakinan yang dibentuk oleh beberapa atribut, yaitu : Pengetahuan dan kemampuan para dokter dalam menetapkan diagnosis penyakit (= 14). Keterampilan para dokter dalam bekerja (= 15). Keterampilan dan kemampuan para perawat dalam bekerja (= 16). Pelayanan yang sopan dan ramah (= 17). Jaminan keamanan terhadap pasien (= 18). d. Dimensi pelayanan empati yang dibentuk oleh beberapa atribut, yaitu : Perhatian khusus dari dokter kepada setiap pasien (= 19). Perhatian terhadap keluhan pasien (= 21). Perhatian terhadap keluhan keluarga (= 22). Pelayanan yang adil kepada semua pasien (= 23). e. Dimensi pelayanan berwujud yang dibentuk oleh beberapa atribut, yaitu : Kebersihan dan kerapihan ruangan (= 24). Kelengkapan dan kesiapan alat-alat yang dipakai (= 27). Kebersihan alat-alat yang dipakai (= 28). Kerapihan penampilan karyawan (= 29). Kebersihan penampilan karyawan (= 30) Menu makanan (31) Berdasarkan gambar penilaian pasien terhadap atribut-atribut yang lolos uji validitas pada tingkat harapan/kepentingan adalah sebagai berikut : Atribut tingkat harapan yang dianggap penting oleh pasien adalah sebagai berikut : 1, 2, 4, 6, 9, 10, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 27, 28 dan 30. Atribut tingkat harapan yang dianggap tidak penting oleh pasien adalah sebagai berikut : 7, 11, 17, 29 dan 3 Gambar Diagram Kartesius faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan Harapan Y = 5,159 5.5 5.4 39 5. 424 5.4 Kuadran A Kuadran D 5. 364 5. 333 5.3 1 8 5.3 5.2 88 5. 258 5.2 73 5. 27 3 5. 242 5. 242 5. 22 7 5.2 5. 21 2 5. 1 97 5.1 97 5.1 82 5. 1 82 5. 1 67 5. 1 67 5.1 5 Kuadran B Kuadran C pelanggan/pasien di RSU Sumedang 4.9 4. 864 4. 84 8 4.8 4. 758 4.7 4.6 97 4. 667 4.6 4 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 5 Kinerja

Berdasarkan gambar penilaian persepsi terhadap atribut-atribut kinerja yang lolos uji validitas pada kualitas pelayanan di Rumah Sakit Umum Sumedang adalah sebagai berikut : Atribut tingkat kinerja Rumah Sakit Umum Sumedang yang sudah baik (memuaskan) adalah atribut : 2, 4, 6, 9, 10, 15, 16, 22, 23, 24, 29 dan 30. Atribut tingkat kinerja Rumah Sakit Umum Sumedang yang kurang baik (belum memuaskan) adalah atribut : 1, 7, 11, 13, 14, 17, 18, 19, 21, 27, 28 dan 3 4. Hasil pembentukan posisi prioritas atribut-atribut penelitian dalam diagram kartesius adalah sebagai berikut : 1 Atribut-atribut yang termasuk ke dalam kuadran A (atribut-atribut jasa yang dianggap sangat penting, namun manajemen rumah sakit belum melaksanakannya sesuai dengan keinginan pasien) adalah : Prosedur penerimaan pasien yang cepat dan tepat (= 1). Tindakan yang cepat dari perawat pada saat pasien membutuhkan (= 13). Pengetahuan dan kemampuan para dokter dalam menetapkan diagnosis pe-nyakit (= 14). Jaminan keamanan terhadap pasien (= 18). Perhatian khusus dari dokter kepada setiap pasien (= 19). Perhatian terhadap keluhan pasien (= 21). Kelengkapan dan kesiapan alat-alat yang dipakai (= 27). Kebersihan alat-alat yang dipakai (= 28). 2 Atribut-atribut yang termasuk ke dalam kuadran B (atribut-atribut jasa pokok yang dianggap penting oleh pasien telah dilaksanakan dengan baik dan dapat memuaskan pasien ) adalah : Pelayanan pemeriksaan yang cepat dan tepat (= 2). Pelayanan perawatan yang cepat dan tepat (= 4). Ketepatan jadwal pelayanan kunjungan perawat (= 6). Kemampuan dokter untuk cepat tanggap dalam menyelesaikan keluhan pasien (= 9). Kemampuan perawat untuk cepat tanggap dalam menyelesaikan keluhan pasien (= 10). Keterampilan para dokter dalam bekerja (= 15). Keterampilan dan kemampuan para perawat dalam bekerja (= 16). Perhatian terhadap keluhan keluarga (= 22). Pelayanan yang adil kepada semua pasien (= 23). Kebersihan dan kerapihan ruangan (= 24). Kebersihan penampilan karyawan (= 30). 3 Atribut-atribut yang termasuk ke dalam kuadran C (atribut-atribut yang dianggap kurang penting pengaruhnya bagi pasien, pelaksanaannya oleh pihak rumah sakit biasa-biasa saja / dianggap kurang penting dan kurang memuaskan) adalah : Ketepatan jadwal istirahat (= 7). Pemberian informasi yang jelas dan mudah dimengerti (= 11). Pelayanan yang sopan dan ramah (= 17). Menu makanan (= 31). 4 Atribut-atribut yang termasuk ke dalam kuadran D (atribut-atribut jasa yang dianggap kurang penting akan tetapi pelaksanaannya berlebihan/ kurang penting tetapi sangat memuaskan) dalah: kerapihan penampilan karyawan (= 29). 5. Target Misi Kinerja Rumah Sakit Umum (RSU) Sumedang Dari sembilan belas atribut yang dianggap penting oleh pasien, pihak rumah sakit baru dapat memenuhi target misi sebanyak sebelas atribut, sisanya yaitu delapan atribut pelayanan belum bisa memuaskan harapan pasien sehingga perlu diprioritaskan per-baikannya. V. Rekomendasi/Saran Berdasarkan kesimpulan di atas direkomendasikan kepada pihak manajemen Rumah Sakit Umum Sumedang hendaknya lebih memperhatikan dan memprioritaskan perbaikan pada atribut kualitas pelayanan yang berada pada kuadran A, yaitu : a. Atribut 1 (Prosedur penerimaan pasien yang cepat dan tepat). b. Atribut 13 (Tindakan yang cepat dari perawat pada saat pasien membutuhkan). c. Atribut 14 ( Pengetahuan dan kemampuan para dokter dalam menetapkan diagnosis penyakit). d. Atribut 18 (Jaminan keamanan terhadap pasien). e. Atribut 19 (Perhatian khusus dari dokter kepada setiap pa-sien). f. Atribut 21 (Perhatian terhadap keluhan pasien). g. Atribut 27 (Kelengkapan dan kesiapan alat-alat yang dipakai) h. Atribut 28 (Kebersihan alat-alat yang dipakai).

Daftar Pustaka Irawan Handi, 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 200 J. Supranto, Metode Penelitian Sosial, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002 Santoso Singgaih, SPSS Versi 10, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 200 Singarimbun Masri, Effendi Sofian, Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta, 1989. Tjiptono Fandy, Manajemen Jasa, Andi Yogyakarta, 1996. Tjiptono Fandy, Prinsip-prinsip Total Quality Service, Andi Yogyakarta, 1997. Valarie A. Zeithaml, A. Parasuraman and Leonard L. Berry, Delivering Quality Service, The Free Press, New York, 1990. Vincent Gaspersz, Manajemen Kualitas dalam Industri Jasa, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 200 Walpole R.E dan Myers Raymond H, Ilmu Peluang dan Statistika Untuk Insinyur dan Ilmuwan, ITB, Bandung, 1986. William R. Dillon and Matthew Goldstein, Multivariate Analysis : Method and Applications, John Wiley & sons, New York, 1984. Biodata Dra. Prima Naomi, MT. Dosen Teknik dan Manajemen Industri Universitas Winaya Mukti Jabatan pada Institusi: Ketua Jurusan TMI Universitas Winaya Mukti (UNWIM) Bidang Keahlian: Manajemen Industri