HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SUHARTATIK DESA KALIWATES KEMBANGBAHU

dokumen-dokumen yang mirip
PERILAKU PIJAT BAYI BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

PENGARUH HEALTH EDUCATION

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

Nisa khoiriah INTISARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI RT 3 RW 4 DESA KEMBANGBAHU KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN

SURYA 51 VOL 2, NO.3, AGUSTUS 2009

Lilis Maghfuroh Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANGPIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI KELURAHAN SIDOHARJO RW 1 RT 2 DAN 4 KECAMATAN LAMONGAN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURANANTENATAL CAREPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA BALUN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

Mila Harlisa*, Amirul Amalia**, Dadang K***

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 0-11 BULAN

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015)

Lilis Maghfuroh Dosen S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2 Agustus2012

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN. Ihda Mauliyah ABSTRAK

PRAKTIK PENCEGAHAN CEDERA PADA ANAK USIA TODDLER

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK.

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PADA IBU NIFAS UNTUK MENYUSUI BAYINYA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (Studi Di BPS Yuliana, Amd. Keb. Kabupaten Lamongan 2016)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MODEL ASUHAN KEPERAWATAN METODE TIM DENGAN IMPLEMENTASINYA DI RUANG BEDAH FLAMBOYAN RSUD DR SOETOMO SURABAYA

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG MEMANDIKAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI LULUT BANJARMASIN ABSTRAK

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG EMESIS GRAVIDARUM

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA CANDIROTO KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI RUANG MAWAR ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG METODE ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI DESA BULUTENGGER KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA ANAK USIA DI KOTA PADANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) Abstrak

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG BABY LANGUAGE

PERILAKU MASYARAKAT TENTANG RUMAH SEHAT DI DUSUN NGUMPAK DESA JABON KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PRAKTIK PIJAT BAYI OLEH IBU DI KECAMATAN KUTOARJO PURWOREJO

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP ORANG TUA DALAM MELAKUKAN STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TKK SANG TIMUR MALANG ABSTRAK

Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN MASA NIFAS DI BPM NY. SUBIYANAH, SST DESA PARENGAN KECAMATAN MADURANKABUPATEN LAMONGAN

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

Zaiyidah Fathony. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI RUANG MAWAR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. SOEWONDO KENDAL

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

TINGKAT PENGETAHUAN WUS (USIA TAHUN) TENTANG MANFAAT PAP SMEAR. Surya Mustika Sari¹, Titiek Idayanti²

76 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN. Latar Belakang

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG BREAST CARE DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI ORANG TUA DALAM MEMANFAATKAN ALAT-ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI RUANG ANAK RS. BAPTIS KEDIRI ABSTRACT

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015) Husnul Mutoharoh*

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

HUBUNGAN FREKUENSI PIJAT DENGAN PERTUMBUHAN BERAT BADAN PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI RUMAH BERSALIN RACHMI NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PAUD DENGAN KEIKUTSERTAAN ANAK PADA PAUD DI DESA KARANGBANGUN JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR

Fajarina Lathu INTISARI

FREKUENSI KUNJUNGAN SOLUS PER AQUA (SPA) BAYI KAITANNYA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI

METODE MEMPERBANYAK PRODUKSI ASI PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DENGAN TEHNIK MARMET DAN BREAST CARE DI RSUD KARANGANYAR

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

Nasihatur Rosyadah* Arifal Aris** ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KETERAMPILAN MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS. Ansik Khoiriyah* Ravita Prihatini**

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN DI RUANG ASTER DAN ICCU RSUD dr.

PERBEDAAN SKALA NYERI PADA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF DENGAN MASASE PUNGGUNG DAN TANPA MASASE PUNGGUNG

PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 1-2 TAHUN

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI BPS Ny. Roidah, SST,M.Kes DESA DLANGGU MOJOKERTO

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-3 BULAN DI PONDOK BERSALIN DESA BALAK SIAGA CAWAS KLATEN TAHUN 2007

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERMAINAN EDUKATIF DENGAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PADA IBU-IBU DESA PEPE KELURAHAN LANGENHARJO

Kata Kunci: Pengetahuan, KIPI

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KEBEN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN. M. Masykur*, Dian Nurafifah**...ABSTRAK...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. orang yaitu terdiri dari ibu yang memiliki anak usia 0-5 tahun yang

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BEKERJA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN LUKA PERINEUM DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA

Sugiarti dan Vera Talumepa

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SUHARTATIK DESA KALIWATES KEMBANGBAHU Erni Arifa Muniro Yanti, Siti Solikhah Korespondensi: Siti Solikhah, d/a : STiKes Muhammadiyah Lamongan. Jl. Raya Plalangan Plosowahyu Lamongan Telp./Fax. (0322) 323457 ABSTRAK Perilaku merupakan suatu aktivitas atau kegiatan yang kita lakukan sehari-hari. Perilaku disini mengenai pijat bayi. Pemijatan merupakan sentuhan yang dapat mempertahankan perasaan aman pada anak, selain itu pijat bayi mempunyai banyak manfaat, salah satunya adalah meningkatan berat badan bayi. Oleh karena itu diharapkan orang tua bayi dapat melakukan pijat bayi. Dari pengamatan sesaat di BPS Kembangbahu sebanyak 60% ibu bayi tidak melakukan pijat bayi, sehingga diperlukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu tentang pijat bayi. Desain penelitian menggunakan studi korelation dengan pendekatan cross sectional, populasinya seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 0-7 bulan di BPS Kembangbahu. Pengumpulan data menggunakan data primer dengan kuesioner dan observasi berupa checklist. Besar sampel 36 orang, pemilihan sampel dilakukan dengan non probability sampling tipe consecutive sampling. Data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan tabel silang, kemudian diuji menggunakan uji statistik spearman dengan α = 0,05. Hasil statistik uji spearman antara tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu tentang pijat bayi diperoleh rs hitung = 0,546 dan ρ = 0,001 berati ρ 0,05 artinya ada hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu tentang pijat bayi. Disini petugas kesehatan disarankan agar lebih memberikan penyuluhan-penyuluhan tetang pijat bayi kepada seluruh ibu yang mempunyai bayi sehingga para ibu bayi mengetahui dan dapat melakukan teknik pijat bayi. Kata kunci : Tingkat pengetahuan, perilaku ibu tentang pijat bayi. 1. PENDAHULUAN Stimulasi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak (Soetjiningsih, 1995:9). Anak yang mendapat stimulasi yang terarah akan cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapat stimulasi (Nursalam et al, 2005:74). Untuk itu orang tua rela melakukan berbagai cara untuk memicu perkembangan bayinya secara optimal terlebih lagi saat bayi baru lahir, maka hal yang perlu dilakukan adalah dengan memberikan stimulus untuk pertumbuhan dan perkembangan bayinya salah satunya dengan memberikan stimulus taktil (Nursalam et al, 2005: 75). Kebutuhan stimulasi meliputi rangsangan yang terus menerus untuk merangsang semua sistem sensorik dan motorik. Salah satunya adalah dengan pijat bayi atau yang dikenal dengan stimulasi sentuh. Sentuhan dan pijat pada bayi segera setelah kelahiran merupakan kontak tubuh kelanjutan yang diperlukan bayi untuk Siti Solikhah STIKES Muhammadiyah Lamongan SURYA 16 VOL 2, NO.3, AGUSTUS 2009

mempertahankan rasa aman (Utami Roesli, 2002:2). Pijat bayi dapat dilakukan segera setelah bayi lahir, semakin cepat bayi dipijat akan semakin besar manfaatnya terlebih bila dilakukan setiap hari sampai bayi berumur 6 7 bulan (Jenny Gichara, 2006:57). Pengaruh positif atau manfaat pijat bayi sendiri bagi tumbuh kembang anak telah lama diketahui, manfaatnya antara lain dapat memberikan kekuatan pada otot-otot dan persendian bayi, mengurangi rasa sakit dan stress, memberikan rasa aman, memperbaiki sirkulasi darah dan menambah sistem kekebalan tubuh (Heath dan Bainbridge, 2006:12). Selain itu sangat berarti untuk persiapan tubuh dalam berbagai kegiatan serta meningkatkan gerakan dan ketenangan bayi (Kartika, :101). Selain banyak manfaat untuk bayi, manfaat lain untuk ibu yang memijat yaitu dapat meningkatkan jalinan antara orangtua dan anak, mengembangkan kepekaan terhadap anak serta dapat membangun rasa percaya diri ibu dalam menangani bayinya (Heath dan Bainbridge,2006:12). Sedangkan menurut Kartika (:101), dapat membantu untuk melancarkan ASI sehingga dapat membantu kelancaran dalam produksi air susu maupun kemampuan ibu untuk mendapatkan ketenangan. Program pijat bayi sendiri di BPS Kembangbahu belum terprogram secara sistematis sedangkan pijat bayi sudah pernah dilakukan. Berdasarkan pengamatan sesaat yang dilakukan di BPS Kembangbahu pada tanggal 17 September didapatkan 10 ibu bayi, 4 orang atau 40% melakukan pijat bayi dan 6 orang atau 60 % lainnya tidak melakukan pijat bayi. Mengingat begitu banyaknya manfaat pijat bayi, maka pijat bayi sangat penting sehingga diharapkan ibu bayi dapat mengetahui dan mempelajari teknik pijat bayi, sedangkan sosialisasi tentang pijat bayi sudah dilakukan sejak dulu, hanya saja oleh para dukun bayi, meskipun demikian jika pemijatan dilakukan secara berlebihan tanpa dasar teori yang benar, ini justru membahayakan bagi bayi. Secara medis pijatan bayi oleh ibunya sendiri memiliki banyak manfaat. Untuk mewujudkan semua itu, maka diperlukan pengetahuan yang cukup bagi orang tua bayi karena dengan pengetahuan yang cukup khususnya tentang pijat bayi diharapkan para ibu bayi mempunyai perilaku untuk melaksanakan pijat bayi, sejalan dengan teori Soekidjo N (2003:121) yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan Domain terpenting terbentuknya tindakan seseorang (Over Behaviour). Dari latar belakang diatas, maka masalah penelitian adalah masih banyak ibu yang belum melakukan pijat bayi. Untuk itu pada penelitian ini peneliti membatasi pada faktor pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Kembangbahu. 2. METODE PENELITIAN Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan penelitian atau menguji kesahihan hipotesis (Nursalam, 2003:211). Penelitian ini menggunakan desain korelation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Pada penelitian ini akan menganalisa hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu tentang pijat bayi dengan pendekatan cross sectional yaitu peneliti melakukan pengukuran variabel pada satu saat, artinya tiap subyek hanya diobservasi satu kali saja, dan pengukuran variabel subyek dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut, jadi peneliti tidak melakukan tindak lanjut. 3. HASIL PENELITIAN a. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan. Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan di BPS Kembangbahu. SURYA 17

Pendidikan Jumlah Persentase responden SD 9 25 SMP 12 33,3 SMA 13 36,1 PT 2 5,6 Total 36 100 sebagian besar tingkat pendidikan responden adalah SMA yaitu sebanyak 13 orang (36,1%) dan sebagian kecil berpendidikan PT yaitu sebanyak 2 orang (5,6%). b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia. Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan usia di BPS Kembangbahu. Usia responden Jumlah Persentase (tahun) 20 4 11,1 21-34 30 83,3 35 2 5,6 Dari tabel diatas didapatkan sebagian besar responden berusia 21-34 tahun yaitu sebanyak 30 orang (83,3%), dan hanya sebagian kecil yang berumur 35 tahun yaitu sebanyak 2 orang (5,6%). c. Karakteristik Respoden Berdasarkan Jenis Pekerjaan. Tabel 4.3 Distribusi responden bedasarkan jenis pekerjaan di BPS Kembangbahu. Pekerjaan Jumlah Persentase PNS 2 5,6 Swasta 3 8,3 wiraswasta 5 13,9 buruh 5 13,9 Tidak bekerja 21 58,3 sebagian besar responden yang tidak bekerja sebanyak 25 orang (69,4%) dan hanya sebagian kecil bekerja sebagai PNS yaitu sebanyak 2 orang (5,6%). d. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak Tabel 4.4 Distribusi responden sesuai dengan jumlah anak di BPS Kembangbahu Tahun Jumlah anak Jumlah Persentase 1 17 47,2 2 14 38,9 3 4 11,1 3 1 2,8 sebagian besar responden yang mempunyai jumlah anak 1 sebanyak 17 orang (47,2%) dan hanya sebagian kecil yang mempunyai anak 3 yaitu sebanyak 1 orang (2,8%). e. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Bayi Tabel 4.5 Distribusi reponden sesuai dengan usia bayi dibps Kembangbahu Tahun Usia bayi (bulan) Jumlah Persentase 0-1 10 27,8 2-3 9 25 4-5 10 27,8 6-7 7 19,4 sebagian besar responden yang mempunyai bayi usia 0-1 bulan dan 4-5 bulan masing-masing sebanyak 10 orang (27,8%), dan hanya sebagian kecil yang mempunyai bayi usia 6-7 bulan yaitu sebanyak 7 orang (19,4%). SURYA 18

f. Karakteristik Responden Berdasarkan Informasi Yang Didapat. Dari jumlah responden ternyata seluruhnya pernah mendapat informasi tentang pijat bayi yaitu sebanyak 36 orang (100%). g. Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi. Tabel 4.7 Distribusi responden sesuai dengan sumber informasi yang didapat di BPS Kembangbahu Tahun Sumber informasi Jumlah Persentase Petugas 10 27,8 kesehatan Dukun bayi 9 25 Media massa 12 33,3 Orang lain 5 13,9 sebagian besar responden mendapatkan informasi dari media massa yaitu sebanyak 12 orang (33,3%), dan hanya sebagian kecil mendapatkan informasi dari orang lain yaitu sebanyak 5 orang (13,9%). 4. PEMBAHASAN Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan maka bagian ini akan diuraikan tentang pembahasan hasil penelitian yang telah dilaksanakan sejak tanggal 20 November-19 Desember, pembahasan ini meliputi: a. Gambaran tingkat pengetahuan Pada tabel 4.8 Menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang baik tentang pijat bayi. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Soekidjo N, 2003:121). Menurut Soekidjo N yang dikutip oleh Nursalam dan Siti pariani (2001:163), bahwa pada umumnya semakin tinggi pendidikan maka akan semakin baik tingkat pengetahuan yang didapat karena pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan adanya seseorang dengan pendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Pada realita didapatkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 13 orang (36,1%). Dengan pendidikan yang baik, maka informasi yang diperoleh akan mudah diterima dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Dari penjelasan diatas didapatkan bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, selain itu juga bisa diperoleh dari usia, pengalaman dan informasi serta dipengaruhi oleh kebudayaan. Dimana dapat dilihat dalam penelitian ini bahwa sebagian besar umur responden adalah 21-34 tahun (83,3%) dan sebagian kecil adalah berumur 35 tahun (5,6%), pada rentang usia ini kemungkinan pengalaman terhadap aplikasi sehari-hari masih berkurang karena semakin cukup usia, tingkat kematangan akan berkembang secara optimal termasuk didalamnya pengalaman serta kekuatan seseorang dalam berfikir dan bekerja (Nursalam & Siti pariani, 2001:134). Selain itu sebagian besar adalah ibu masih memiliki satu anak, jadi dapat dikatakan pengalaman ibu tentang perawatan bayi dalam hal ini mengenai pijat bayi masih kurang. Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang. Untuk menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Oleh karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan pengalaman akan lebih lama membekas (Saifudin Azwar, 2002:31). SURYA 19

Dari tabel 4.7 bahwa sebagian besar responden mendapatkan informasi dari media masa. Keluarga sangat berpengaruh besar terhadap suatu keputusan yang akan diambil, sedangkan keluarga disini adalah anggota keluarga yang mendapat informasi dari berbagai hal. Diantaranya yaitu budaya yang ada dalam kultur suatu masyarakat dan dapat pula diperoleh dari media masa. Teori menyebutkan bahwa kebudayaan adalah yang mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi system ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidpan seharihari kebudayaan itu bersifat abstrak (http://id.wikipedia.org/wiki/budaya). Kebudayaan merupakan faktor yang berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari karena kita hidup bersosial dan bermasyarakat, maka dari itu dalam hal ini kebudayaan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi ibu disini khususnya dalam melakukan pijat bayi. Sedangkan media masa adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas (http://id.wikipedia.org/wiki/media massa). Sarana terpenting dalam masyarakat untuk memperoleh informasi. Berdasarkan fakta dan teori yang telah disebutkan bahwa budaya mempengaruhi pengetahuan seseorang maka budaya yang salah tentang praktik pemijatan bayi akan membuat ibu-ibu kurang pengetahuannya dalam mengaplikasikan pijat bayi. Begitu pula dengan media massa karena media massa merupakan sumber informasi yang mempengaruhi pengetahuan, jika seseorang itu lebih banyak membaca Koran, majalah atau menonton televisi maka semakin banyak pula informasi yang didapat, dalam hal ini tentang pijat bayi. b. Gambaran perilaku ibu tentang pijat bayi. Bila ditinjau kembali dari Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa lebih dari sebagian responden mempunyai perilaku yang cukup dalam melakukan pijat bayi. Kemungkinan hal ini disebabkan sebagian besar pendidikan responden adalah SMA, sehingga kemungkinan wawasan yang dimiliki responden tentang pijat bayi cukup luas juga, seperti yang kita ketahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia ada dua yaitu faktor internal dan eksternal (Soekidjo N, 2003:120-121). Dari faktor internal mencakup tingkat kecerdasan dan pendidikan sedangkan faktor eksternal mencakup lingkungan tempat seseorang berada dan tinggal yang dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan bermain, serta lingkungan kerja. Kedua faktor ini saling mempengaruhi dan merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseoang. Pijat bayi merupakan suatu prosedur yang terdiri dari beberapa langkah yang harus dilakukan. Menurut Bloom yang dikutip oleh Soekidjo N agar seseorang dapat melakukan suatu prosedur dengan baik harus sudah ada pada tingkat pengetahuan aplikasi. Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada suatu situasi atau kondisi sebenarnya. Seperti yang kita ketahui proses seseorang dalam berperilaku melalui beberapa tahap antara lain awareness, interest, evaluation, trial, adoption (Soekidjo N, 2003:121-122). Bila tahapan tersebut terlampaui dengan baik maka perilaku seseorang akan menjadi baik begitu juga sebaliknya. Dalam pembentukan perilaku dibutuhkan kesadaran dari masing-masing individu untuk menentukan pada perilaku mana akan berperilaku apakah pada perilaku baik, cukup, kurang atau tidak melakukan. Mengubah perilaku bukanlah hal yang mudah, kembali lagi pada kesadaran individu sendiri dan dari faktor lingkungan yang mempengaruhinya karena dua faktor tersebut saling mempengaruhi satu sama lain. Tahap awal yang dilakukan untuk mengubah perilaku yang dalam hal ini berkaitan dengan pijat bayi bisa dengan pemberian informasi tentang bagaimana manfaat pijat bayi, dan bagaimana cara-cara memijat bayi. Ini tentu saja membutuhkan partisipasi dari berbagai pihak, baik dari tenaga kesehatan maupun orang tua bayi sendiri. Dari petugas kesehatan dapat memberikan penyuluhanpenyuluhan tentang pijat bayi, sedangkan dari orang tuanya sendiri diharapkan supaya SURYA 20

mempunyai perilaku untuk melakukan pijat bayi. c. Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu tentang pijat bayi Dari hasil uji Spearman Rank pada tabel 4.10 didapatkan ρ = 0,001 dimana ρ 0,05 sehingga H 1 diterima, artinya terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu tentang pijat bayi. Dari data penelitian dapat disimpulkan bahwa ibu dengan tingkat pengetahuan yang baik jauh lebih memiliki perilaku yang baik, ibu dengan tingkat pengetahuan cukup justru tidak ada yang melakukan dan ibu dengan tingkat pengetahuan kurang justru memiliki perilaku yang cukup dalam pijat bayi. Ibu yang mempunyai pengetahuan baik jauh memiliki perilaku yang baik tentang pijat bayi. Sesuai dengan teori Kuncoroningrat yang ditulis oleh Nursalam dan Siti Pariani yang menyatakan bahwa makin baik pengetahuan seseorang makin mudah menerima informasi sehingga dapat timbul perilaku yang baik pula, sebaliknya pengetahuan yang kurang akan sulit menerima informasi sehingga timbul perilaku yang kurang bahkan tidak melakukan. Ibu yang mempunyai pengetahuan cukup justru tidak ada yang melakukan, dan Ibu yang mempunyai pengetahuan kurang justru mempunyai perilaku cukup tentang pijat bayi. Hal ini kemungkinan disebabkan karena salah satu dari kedua faktor yang tidak terpenuhi baik faktor internal maupun eksternal dan budaya dimana mereka tinggal sangat berpengaruh terhadap perilaku yang akan muncul, atau dari dalam individu sendiri belum terjadi proses perilaku yang sempurna, sehingga walaupun seseorang yang pengetahuannya cukup belum tentu berperilaku cukup atau sebaliknya seseorang yang pengetahuannya rendah justru berperilaku cukup dalam pijat bayi. Sesuai dengan teori Soekidjo Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. 5. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang baik tentang pijat bayi 2) Sebagian besar responden mempunyai Perilaku cukup tentang pijat bayi 3) Ada hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu tentang pijat bayi di BPS Suhatatik Kaliwates Kembangbahu. b. Saran Diharapkan bisa membuka kelas pijatan mengingat banyaknya manfaat pijat bayi serta dengan meningkatkan pemberian informasi tentang pijat bayi sehingga ibu bayi dapat mnetahui dan memahami pijat bayi serta mampu mengaplikaskan teknik pijat bayi dirumah. Bila melakukan penelitian hendaknya kuesioner diuji realibilitasnya, peneliti supaya mencari faktor lain yang berhubungan dengan pijat bayi dan hendaknya dilakukan ditempat yang berbeda dengan jumlah sampel dan waktu yang berbeda. SURYA 21

DAFTAR PUSTAKA Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. 2001. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi aksara Heath A, dan Bainbridge N. 2006. Baby Massage. Jakarta : Dian Rakyat. Jenny Gichara. 2006. Manfaat pijat untuk ibu hamil, Pasca Melahirkan dan Bayi. Jakarta : Papas Sinar Sinanti. Kartika.. Sehat Setelah Melahirkan. Rineka Cipta : Kawan kita Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba medika Nursalam, et al. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta : Salemba Medika. Nursalam & Siti Pariani. 2002. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Roesli U. 2001. Pedoman Pijat Bayi Prematur & bayi usia 0-3 bulan.. 2001. Pedoman Pijat Bayi Edisi Revisi. Jakarta : Trubus Agriwidya.. 1999. Pedoman Pijat Bayi. Jakarta : Trubus Agriwidya Saifudin, Azwar. 1995. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Pustaka pelajar offset. Soekidjo, N. 2003. Pendidikan & Perilaku Kesehatan Edisi I. Jakarta : Asdhi Mahasatya.. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT. Rineka Cipta Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. PT Rineka Cipta Turner R & Nanayakkara S. 2005. Pedoman Praktis Pemijatan Pada Bayi. Jakarta : Kharisma Publishing Group. Walker P. 2003. Pijat Bayi Untuk Pemula. Jakarta : Primedia Portaks. SURYA 22