DESAIN RATEMETER DIGITAL SEBAGAI PENCACAH GEIGER MULLER DENGAN MIKROKENDALI AT89C51

dokumen-dokumen yang mirip
PROSIDING ISBN: Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains -.. Editor : «cpem6efajaran Sains yano 9denari{ dan 9denantano"

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

RANCANG BANGUN TEGANGAN TINGGI DC DAN PEMBALIK PULSA PADA SISTEM PENCACAH NUKLIR DELAPAN DETEKTOR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

DETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si.

EKSPERIMEN SPEKTROSKOPI RADIASI ALFA

Penentuan Efisiensi Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger Muller

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini

PENENTUAN TEGANGAN OPERASIONAL PADA DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN PERBEDAAN JARI-JARI WINDOW DETEKTOR

ABSTRAK PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

Perancangan dan Pengujian Sistem Pengukuran Sinar UV Dari Intensitas Matahari.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN Deskripsi Model Sistem Monitoring Beban Energi Listrik Berbasis

BAB III METODE PENELITIAN

ALAT UKUR JARAK PADA MOBIL BERBASIS SISTEM ULTRASONIK

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

BAB III METODOLOGI PENULISAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

BAB III PERANCANGAN ALAT

MODUL 2 STATISTIKA RADIOAKTIVITAS

Laporan Praktikum Pengukuran Tegangan AC dan DC Via Arduino (Wattmeter)

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

ini merupakan nilai asli yang didapat oleh mikrokontroler tanpa perkalian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Telah direalisasikan alat pendeteksi logam yang terbuat dari induktor

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

DETEKTOR RADIASI. NANIK DWI NURHAYATI, S.Si, M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

MODUL PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN (TKF 2416) LAB. SENSOR & TELEKONTROL LAB. TEKNOLOGI ENERGI NUKLIR LAB. ENERGI TERBARUKAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN SISTEM

REKAYASA CATU DAYA MULTIGUNA SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM. M. Rahmad

OTOMATISASI SISTEM TOMOGRAFI RESISTANSI LISTRIK

PENGEMBANGAN DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN ISIAN GAS ALKOHOL, METANA DAN ARGON

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB III PERANCANGAN ALAT

Penentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer)

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

OTOMATISASI SISTEM TOMOGRAFI RESISTANSI LISTRIK

PENGENALAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN. Laporan Praktikum. yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M.Si

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994

BAB III PERANCANGAN ALAT

EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. energi pun meningkat dengan tajam,salah satunya kebutuhan akan energi listrik di tanah air.

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

FISIKA 2015 TIPE C. gambar. Ukuran setiap skala menyatakan 10 newton. horisontal dan y: arah vertikal) karena pengaruh gravitasi bumi (g = 10 m/s 2 )

Pemanas Listrik Menggunakan Prinsip Induksi Elektromagnetik

PERANCANGAN ALAT PENGUKUR DAN PENDETEKSI DEBU BERBASIS ARDUINO UNO ILHAM SETIARDI

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Fisika EBTANAS Tahun 1994

BAB II. Dasar Teori. = muatan elektron dalam C (coulombs) = nilai kapasitansi dalam F (farad) = besar tegangan dalam V (volt)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Pengamatan dilakukan untuk menguji hasil perancangan dan implementasi. terpenting adalah bagian yang cukup kritis. Dengan mendapatkan parameter hasil

I. PENDAHULUAN. Catu daya DC (power supply) merupakan suatu rangkaian elektronik yang. energi listrik untuk satu atau lebih beban listrik.

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Fisika EBTANAS Tahun 1996

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

Fisika EBTANAS Tahun 1993

PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA INTI OLEH: Yusman Wiyatmo, M.Si.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

KARYA ILMIAH KWH METER DIGITAL DENGAN FITUR PEMBATAS ENERGI LISTRIK

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

Fisika EBTANAS Tahun 1992

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Tujuan Pengukuran 4.2. Peralatan Pengukuran

RANCANG BANGUN PENAMPIL PLATO DETEKTOR GEIGER MUELLER BERBASIS PERSONAL KOMPUTER

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

Gambar 3.1 Susunan perangkat keras sistem steel ball magnetic levitation

Simulasi Karakteristik Inverter IC 555

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Presiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains 2008 DESAIN RATEMETER DIGITAL SEBAGAI PENCACAH GEIGER MULLER DENGAN MIKROKENDALI AT89C51 I,t ' Andreas Setiawan, Tabita Endah Wahyuningsih, Ferdy S. Rondonuwu Program Studi Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga, Jawa Tengah ABSTRAK Ratemeter adalah a/at penghitung I pencacah denyut dalam satuan waktu tertentu. Dalam hal ini fungsi ratemeter menghitung I mencacah arus yang mengalir yang terdeteksi oleh tabung Geiger Muller. Dalam metode yang standar penghitungan hasil cacahan ratemeter masih memerlukan stopwatch dalam penentuan waktu terjadinya longsoran e/ektron. Penghitungan dengan melibatkan stopwatch ini akan menghasi/kan ralat pada ketepatan waktu penghitungan. Tu/isan ini membahas desain rangkaian ratemeter digital yang sudah dilengkapi dengan timer sebagai pengontrol/ pengatur waktu pengukuran untuk Pencacah Geiger Muller di laboratorium Fisika UKSW Diharapkan a/at ini dapat memberi sumbangan bagi penelitian atau pengajaran di bidang atom dan partikel. Pendahuluan Fisika merupakan ilmu eksperimental maka tidak lepas dari berbagai percobaan baik dengan demonstrasi yang dilakukan oleh guru maupun dengan praktikum yang dilakukan oleh (maha) siswa. Menurut Mills [1], selain dapat membuat (maha) siswa berperan aktif dalam proses belajar mengajar, percobaan juga dapat membuat (maha) siswa lebih tertarik terhadap fisika, mempermudah penyerapan materi dan memberi pengalaman dalam mengolah data. Akan tetapi percobaan sering mengalami kendala yaitu keterbatasan tempat (laboratorium) serta keterbatasan dan mahalnya alat-alat percobaan, sehingga fisika sering diajarkan secara teoritis saja. Atom dan partikel adalah salah satu bidang kajian dalam fisika yang sulit diamati kejadian yang sesungguhnya secara langsung. Atom dan partikel biasanya. diajarkan dengan gambar-gambar maupun sketsa dari atom itu sendiri. Hal ini dikarenakan atom hanya dapat diamati dengan peralatan khusus. Sehingga " seringkali atom dan partikel hanya diaja!kan secara teoritis. 06-1

/ / Presiding Seminar Nasional Sa ins dan Pendidikan Sains 2001 Sebuah alat yang sering digunakan untuk mendeteksi partil(el bermuatan yaitu pencacah Geiger Muller dimana alat tersebut terdiri dari 2 bagian pokok yaitu tabung Geiger Muller dan ratemeter seperti ditunjukkan pada gambar 1 : -..._. Rate meter Gam bar 1. Pencacah Geiger Muller pada [2] Dalam tulisan ini akan dibahas perancangan dan hasil analisa rangkaian ratemeter digital yang sudah dilengkapi dengan timer sebagai pengontrol/ pengatur waktu pengukuran untuk Pencacah Geiger Muller di laboratorium Fisika Universitas Kristen Satya Wacana. Pencacah Geiger Muller Alat pencacah Geiger Muller bekerja berdasarkan prinsip ionisasi gas. Pencacah Geiger Muller terdiri dari 2 bagian utama yaitu tabung Geiger Muller dan alat pencacah yang sering disebut dengan rate meter. A.Tabung Geiger Muller Tabung Geiger Muller terbuat dari bahan gelas atau kaca yang diisi dengan gaj dan dua elektroda. Salah satu elektroda berbentuk silinder logam dan yang lain berbentuk kawat tipis yang dipasang berhimpit dengan sumbu utruna silinder(kawat sentral). Tabung ini kemudian diisi dengan sejumlah gas yang dapat terionisasi dengan baik. Pada kedua elektroda tersebut kemudian diterapkan potensial listrik DC. Potensial listrik ini diatur secukupnya sampai terjadi runtuhan elektron sekunder pada kawat sentral yang akan menyebar sepanjang kawat tersebut. Penyebab runtuhan ini adalah elektron atomik-dalam yang tereksitasi dalam tumbukan sehingga menghasilkan foton dalam daerah ultra-ungu yang dipancarkan saat elektron ini kembali ke tingkat energi semula. F oton yang terlepas ini cukup mempunyai energi untuk mengionisasi atom-atom gas yang ada disekitarnya. Ionisasi akan berhenti sejenak ketika ion positif yang bergerak lebih lambat dari elektron semakin menumpuk sehingga menurunkan kuat medan listrik dalam tabung. Setiap ionisasi pengion yang datang akan menghasilkan satu pulsa. Pulsa-pulsa yang dihasilkan akan merniliki puncak yang sama tidak tergantung energi radiasi dari pengion. Pada penggunaan praktis daerah tegangan kerja untuk Fakultas Sains dan Matematika UKSW 06-2

menghasilkan proses ini disebut daerah Geiger Muller(GM) atau Plato dan didapati berada pada kisaran 200 Volt. EndW"mdowGM TI Pancake OM Gambar 2. Tabung Geiger Muller pada Orau [4]. B.Ratemeter Ratemeter dalam hal ini berfungsi sebagai pencacah hasil dari tabung Geiger Muller. Di sini Ratemeter terdiri dari dua bagian yaitu pembangkit tegangan sebagai penghasil tegangan dan counter atau pencacah. Pembangkit tegangan adalah rangkaian yang dapat membangkitkan tegangan tinggi karena tabung Geiger Muller membutuhkan tegangan tinggi tertentu supaya dapat bekerja dengan baik. Tegangan tinggi tersebut berkisar antara 300 volt sampai 500 volt. Sedangkan Counter atau pencacah adalah rangkaian yang menerima hasil dari tabung Geiger Muller yang berupa pulsa-pulsa elektrik kemudian mengolahnya menjadi sebuah data yang ditampilkan dalam sebuah display. Rancangan Alat Alat detektor ini secara garis besar terbagi dalam lima bagian yaitu sensor pulsa, pembangkit tegangan, penguat, mikrokontroler dan LCD Display seperti ditunjukkan oleh Gambar 3. Pembangkit r-+ Sensor Penguat f-+ Mikro r--+ LCD Tegangan Pulse kontroler Display Gambar 3.. Skema rangkaian ratemeter digital untuk pencacah Geiger Muller. Sensor Pulsa Sensor yang digunakan berupa tabung Geiger Muller yang telah ada di laboratorium Fisika Universitas Kristen Satya Wacana. 06-3

Presiding Seminar Nasional Sa ins dan Pendidikan Sains 2008 Mikaend window gauze Pengatur Tegangan Tinggi Gambar 4. Jendela tabung Gei ger M uller pada Bennet [2] Untuk pembangkit tegangan tinggi dari 220 volt (tegangan PLN) dipilih transformator step-up dengan spesifikasi V sekunder 500 volt, arus 250 rna. Pemilihan ini dimaksudkan dapat menghasilkan tegangan tinggi tapi arus yang lewat tetap kecil. Untuk tegangan masuk Vin = Vout = berikut: 220 volt dan tegangan keluaran 500 volt maka perbandingan lilitan primer dan lilitan sekunder sebagai N2 Vour 500 25 -=-=-=- Nl v;n 220 11 Dengan N 1 adalah jumlah lilitan pada kumparan primer dan N2 adalah jumlah lilitan pada kumparan sekunder. Dari perbandingan di atas dapat dicari jumlah lilitan pada kumparan sekunder : N2 25 = = 2 ' 27 N 11 I Pembangkit Tegangan Tinggi berfungsi untuk menghasilkan tegangan sekitar 350-450 volt sebagai Vin pada tabung Geiger Muller sehingga dapat terjadi longsoran elektron. Longsoran elektron-longsoran elektron yang dideteksi oleh power suplay dalam bentuk pulsa-pulsa elektrik. Untuk menaikkan tegangan dari 220 volt (tegangan PLN) dipilih transformator step-up dengan spesifikasi V sekunder 500 volt, arus 250 rna. Pemilihan ini dimaksudkan dapat menghasilkan tegangan tinggi tapi arus yang lewat tetap terkontrol. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari frekuensi dari PLN yang dapat berubah-ubah sehingga arus yang mengalir berubah-ubah yang dapat merusak rangkaian alat yang akan dibuat. Pembangkit Tegangan Tinggi masih menghasilkan tegangan Bolak-balik AC maka perlu disearahkan karena rangkaian menggunakan tegangan searah DC. Transformator dihubungkan dengan dioda bridge, kapasitor, dan resistor untuk menghasilkan tegangan DC yang stabil sebelum masuk sensor tabung Geiger Muller. Pulsa-pulsa yang dihasilkan Geiger Muller kemudian dilewatkan kapasitor. Karena kapasitor tersebut hanya dapat melewatkan sinyal berupa pulsa. Fakultas Sains dan Matematika UKSW

Gam bar 3. Rangkaian Pembangkit Tegangan Tinggi Penguat Pulsa yang dideteksi oleh pembangkit tegangan masih lemah, oleh karena itu diperlukan rangkaian untuk menguatkan pulsa. Dalam rangkaian ini menggunakan rangkaian buffering dan komparator dengan menggunakan IC TL084. Rangkaian buffer berfungsi untuk menguatkan pulsa dengan frekuensi sama. Pulsa yang dihasilkan rangkaian buffer masih berbentuk sinyal segitiga maka harus dirubah menjadi sinyal kotak dengan rangkaian komparator. Mikrokontroler bekerja pada wilayah tegangan 5 volt. Oleh karena itu sebelum dihubungkan dengan mikrokontroler pulsa harus melalui transistor terlebih dahulu. Fungsi dari pemasangan transistor adalah menjadikan pulsa menjadi sinyal kotak yang beramplitudo 5 volt. Gambar 4. Rangkaian Penguat Mikrokontroler Signal beberapa pulsa yang merupakan keluaran dari sistem pembentuk pulsa diumpankan pada mikrokontroler AT89C51 yang merupakan bagian utama dari sistem pengolah pulsa oleh mikrokontroler, jumlah pulsa listrik tersebut akan dihitung dalam interval waktu tertentu. Untuk suatu pemrograman diperlukan flowchart sebagai pedoman pemrograman. Di mana flowchart yang digunakan seperti pada gam bar 5. LCD Display LCD digunakan untuk menampilkan hasil pengolahan data dari mikrokontroler. Dalam hal ini yang ditampilkan hanya hasil cacahan. LCD yang digunalan adalah tipe STN, Positive. Dengan tipe backlight : LED, dengan karakter : 16 characters x 2 Lines. Tampilan LCD display berupa Ts {Time scaler), D (decrease), dan Counting (Hasil cacahan). Ts berfungsi untuk mengatur batas waktu pencacahan atau penghitungan. D akan menampilkan penghitungan mundur dimulai dari tampilan waktu pada Ts sampai angka 0. Saat angka pada D Fakultas Sains dan Matematika UKSW 06-5

Presiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains 2008 0 maka pencacahan atau penghitungnn akan berhenti. Counting akan menampilkan hasil cacahan yang terdeteksi. Deteksi pu Lq masu Y Cacahan ditambah I Gambar 5. Fluw hart untuk Mikrokontroler Hasil dan Pembahasan Alat ini bekerja berdasarkan r ilsa-pulsa listrik yang terdeteksi dari sensor tabung pencacah Geiger Muller. Tcg. 1gan dinaikkan pada rangkaian pembangkit tegangan tinggfkemudian dialirk:in ' e tabung pencacah Geiger Muller sehingga menyebabkan terjadi longsoran L kk.: on dalam hal ini dalam bentuk pulsa-pulsa listrik. Kemudian pulsa-pulsa terse' ut diolah dengan rangkaian penguat dan pengolah data sehingga dapat di tamr':! bn pad a Display. Fakultas Sains dan Matematika UKSW

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains 2008 Pengatur Tegangan Tinggi Transformator step-up mcnghasilkan tegangan keluaran lebih tinggi dibandingkan tegangan masukan. Tegangan yang dihasilkan adalah tegangan bolak-balik (AC) sebesar 500 V, dengan arus terkontrol maksimal 250 milliampere. Tegangan kemudian disearahkan dengan dioda bridge sehingga menghasilkan tegangan searah (DC) sebesar 500 x 1.414vo/t = 707volt. Tegangan yang udah disearahkan tersebut kemudian dilewatkan pada rangkaian pembagi tegangan sehingga menghasilkan tegangan sebesar 420 volt. Hasil pengukuran tegang tn yang dihasilkan rangkaian pengatur tegangan tinggi selama 30 menit untuk menguj i kestabilan adalah sebagai berikut. : Kestabilan Pengah:r Tegangan Tinggi 410 ; 405 Cl ; 400 Cl G.l 395 1- - 390 1- tegangan I m-::lit!."- Gambar 6.Garafik Percobaan untuk 111enguji Kestabilan Rangkaian Pembangkit Tegangan Tinggi dengan Tid<tk Mengubah Potensiometer I hambatan. Dari basil pengukuran peruma dapat dilihat bahwa tegangan tinggi yang dihasilkan di antara 399-402 volt untuk 30 menit. Fluktuasi tegangan kurang dari 4 volt, jadi rangkaian pengatur tegangan tinggi aman untuk digunakan sebagai penghasil tegangan untuk tabung pencacah Geiger Muller. - 600 500 ; 400 300 ftl 200 100 0 Kestabilan Pengatur Tegangan Tjnggi 0 5 10 15 20 25 30 -R1min, R2min -- R1 min, R2max R1max, R2max Gambar 7. Grafik Percobaan untuk 111-:nguji Kl stabilan Rangkaian Pembangkit Tegangan Tinggi dengan (.kngubah Pc nsiometer/ hambatan. Keterangan: R1min = Potensiometer I dai.i"' t osisi minim. n, R ona.x = Potensiometer I dalam posisi maximum R2min = Potensiometer 2 dal;tlll pusisi mininittlll, R2max= Potensiometer 2 dalam posisi maximum 06-7

Prosiding Seminar Nasional Sa ins dan P ndidikan Sains 2008 ada percobaan kedua ada perubahan pada tegangan maksimum dari 497 volt turun ke tegangan 494 volt. Hal i ni disebabkan karena pemakaian yang lama sehingga menyebabkan sedikit peningkatan suhu pada transformator sehingga tegangan keluaran keluaran menjadi turun. Untuk digunakan sebagai sumber tegangan pada tabung Geiger Muller masih cukup aman karena tegangan menurun tidak naik, juga perubahan terse but tidak mempengaruhi hasil perhitungan karena yang akan diolah adalah jumlah pulsa elektrik bukan tegangan pulsa elektrik. Tegangan tersebut digunakan sebagai tegangan kerja tabung Geiger Muller. Tabung Geiger Muller menghasilkan pulsa-pulsa elektrik yang kemudian dilewatkan pada kapasitor pulsa tersebut berbentuk sinyal segitiga sebesar -10 volt, yang dapat dilihat pada gambar 8. Timediv = 2 ms Voltdiv =5 volt Gambar 8. Pulsa Keluaran yang Dihasilkan dan telah dilewatkan Kapasitor Penguat Pulsa keluaran yang minus atau di bawah nol tidak dapat diolah oleh pengolah data. Karena pengolah d<1ta hanya dapat mengolah data positif. Oleh karena itu pulsa harus dilewatkan terlebih dahulu ke rangkaian buffer untuk m naikkan tegangan yang menghasilkan tegangan 15 volt, selanjutnya melewati rangkaian komparator untuk menghasilkan sinyal kotak sebesar 15 volt, dapat dilihat pada gambar 9. Timediv = 0,5 ms Volt div = 5 Gambar 9. Pulsa Keluaran setelah Mel<.>wati Rangkaian Buffer dan Komparator. Dalam hal ini pulsa terscbut h.. lum bisa langsung oleh pengolah data. Oleh sebab itu pulsa harus diubah d:1lam bentuk sinyal kotak sebesar 5 volt dengan memasang transistor 2N222. PL!Isa dapat terlihat seperti gambar 10. Timediv = 1 ms Gambar 10. Pulsa yang a',an Diolah pada Mikrokontroler. Fakultas Sains dan Matematika UKSW 06-8

Presiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains 2008 Mikrokontroler Mikrokohtroller yang akan digunakan adalah keluaran Atmel seri AT89C51. Mikrokontroler. berfungsi untuk mengolah data yang masuk. Data yang diolah menggunakan sistem bilangan biner. Pengolah data untuk pertama kali mengatur timer, yaitu mengatui batas waktu penghitungan atau pencacahan. Untuk penambahan waktu dengan kelipatan 10 detik, yang diatur melalui LCD Display. Saat tombol Start ditekan ini berarti mikrokontroler mulai bekerja mengitung pulsa yang masuk pada mikrokontroler. Saat itu pula timer akan menghitung mundur tiap detik dari waktu yang ditentukan hingga mencapai nol. Mikrokontroler akan mengolah data masukan yang berupa pulsa 5 volt. Saat pulsa 5 volt akan dihitung satu. Jika ada pulsa selanjutnya sebesar 5 volt akan dihitung 1 lagi dan ditambahkan pada hitungan pertama. Penghitungan ini akan diulang sampai timer menunjuk angka not. Batas waktu yang digunakan adalah hitungan detik. LCD Display Tampila LCD Display berupa Ts (Time Scaler), yang berfungsi untuk mengatur lama waktu penghitungan atau pencacahan. Ts diatur dengan tombol Time ( +) dan Time (-) dengan kenaikan setiap 1 0 detik. W aktu penghitungan maksimal adalah 9990 detik. Tampilan D (decrease) berfungsl untuk menampilkan perhitungan mundur dari waktu yang telah ditetapkan di Ts dengan penurunan hitungan setiap 1 detik. D (decrease) akan mulai bekerja saat tombol start ditekan atau di kanan nominal D sudah tertampil huruf B (Begin). Jika tombol start kembali ditekan dan di kanan nominal D tertulis lambang (-), makad berhenti bekerja. Tampilan Counting berfungsi untuk menampilkan hasil hitungan atau cacahan yang diolah oleh mikrokontroler. Counting akan mulai bekerja saat D mulai menghitung mundur hingga mencapai angka nol. Counting akan berhenti menghitung atau mencacah saat D berhenti bekerja pada angka nol maupun saat D berhenti karena di kanan nominal ada lambang (-) yang berarti stop. Untuk tampilan dapat dilihat pada gambar 11. Gambar 11. LCD Display Uji Coba Pengukuran Pengukuran yang dilakukan adalah mengukur radiasi pada Ratemeter Digital yang telah dibuat, juga pacta Griflin Timer Scaler sebagai kalibrasi d ngan tabung pencacah Geiger Muller yang ada di Laboratorium Fisika UKSW sebagai sensor. Pengukuran pada Ratemeter Digital Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran radiasi lingkungan, pengukuran radiasi sumber radioaktif, pengukuran sumber radiasi dengan diberi Fakultas Sains dan Matematika l.iksw 06-9

Presiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains 2008 penghalang, dan pengukuran benda-benda di sekitar kita yang dapat menghasilkan radioaktif. a. Mengukur radiasi lingkungan selama 1 menit sebanyak 47 hitungan. b. Mengukur radiasi sumber radioaktif dengan sumber Co7"60 selama 1 menit sebanyak 170 hitungan dan selama 2 menit sebanyak 339 hitungan. c. Mengukur radiasi sumber dengan diberi penghalang timbal setebal 3,37 mm sebanyak 142 hitungan, dan timbal setebal 6,13 mm sebanyak 135 hi tung an. d. Mengukur benda di sekitar yang dapat menghasilkan radiasi seperti kaus lampu p tromax sebanyak 281 hitungan. Pengukuran pada Griffin Timer Scaler Pengukuran yang dilakukan sama dengan pengukuran pada ratemeter digital dengan perlakuan yang sama. a. Pengukuran radiasi lingkungan selama 1 menit sebanyak 51 hitungan. b. Mengukur radiasi sumber radioaktif 1 menit sebanyak 181 hitungan dan selama 2 menit sebanyak 345 hitungan. c. Mengukur radiasi sumber dengan diberi penghalang timbal setebal 3,37 mm sebanyak 152 hitungan, dan timbal setebal 6,13 mm sebanyak 146 hitungan. d. Mengukur benda di sekitar yang dapat menghasilkan radiasi seperti kaus lampu petromax sebanyak 289 hitungan. Perbaadingan Pengukuran Perbandingan pengukuran antara ratcmeter digital dengan Griffin Timer Scaler dapat dilihat pada tabel berikut : Pengukuran Radiasi Lingkungan Rate meter Griffin Timer Selisih Prosentase Perbedaan Digital Scaler (hitungan) Pengukuran (%) 47 51 4 - Sumber (Co-60) l menit 170 181 II Sumber (Co-60) 2 menit 339 345 6 0,6 Dengan penghalang 3,37 mm 142 152 10 4,0 Dengan penghalang 6,13 mm 135 146 II 4,3 Kaus Lampu Petromax 281 289 7. 1,0.. Tabell. Perbandmgan pengukuran antara Ratemeter Digital dengan Gnffin Timer Scaler 3,9 Menurut Klinken [3], kaus lampu petromax mengandung sedikit Th-232 dan Ce-142, sehingga merupakan sumber partikel-alfa (a.), partikel-betha ( ) maupun sinar-gamma (y). Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil prosentase perbandingan pengukuran ratemeter digital dengan Griffin Timer Scaler sebagai kalibrasi kurang dari 5 %. Fakultas Sains dan Matematika UKSW 06-10

Prosiding Seminar Nasionai - Sains dan Pendidikan Sains 2008 Kesimpulan Dari hasil pembahasan desain ratemeter digital di atas, maka dapat disimpulkan : 1. Alat pembangkit sumber tegangan untuk tabung Geiger Muller dapat dibuat dengan rangkaian transformator step-up, dioda bridge atau penyearah jembatan, pembagi arus dan rangkaian kapasitor. 2. Pengatur pulsa dapat dibuat dengan rangkaian buffer, komparator dan transistor. 3. Alat pengolah data dapat menggunakan rangkaian mikrokontroler A T89C51 dan ditarnpilkan pada LCD Display. 4. Hasil perbandingan dengan Griffin Timer scaler sebagai kalibrasi kurang dari 5 %, sehingga dapat dikatakan alat yang dibuat dapat bekerja dengan baik. 5. Ratemeter Digital ini sudah dilengkapi dengan timer sebagai pengontrol/ pengatur waktu. Daftar Pustaka [1] Soedojo, Peter. 2001. Azas-azas Ilmu Fisika jilid 4 Fisika Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. [2] Bygrove, William D. 1970. Accelerator Nuclear Physics. Burlington, Massachusetts : High Voltage Engineering Coorporation. [3] http://en.wikipedia.org/wiki/geiger-mueller tube [ 4] http:/ /www.orau.org/ptp/collection/gmslintrogms.htm [5] Putra, Afgianto Eko. 2002. Belajar Mikrokontroler AT89C51/52155 (I'eori dan Aplikasi). Yogyakarta : Penerbit Gaya Media. Fakultas Sains dan Matematika UKSW 06-11