BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian manajemen keuangan mengalami perubahan sesuai dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan

BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN

SESI 4 MODAL DAN JENIS MODAL

BAB 8 JENIS JENIS MODAL

JENIS-JENIS MODAL DALAM PERUSAHAAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi pembelanjaan yang efisien.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya pasti membutuhkan dana

Struktur Pemodalan Yang Baik Bagi Perusahaan

BAB II URAIAN TEORITIS. minuman yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Pengambilan sampel dan purposive

II. LANDASAN TEORI. jumlah modal kerja bersih yang layak diterima, serta menjamin tingkat likuiditas

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan

Struktur Modal pada Pasar Modal Sempurna dan Tidak Ada Pajak Pasar modal yang sempurna adalah pasar modal yang sangat kompetitif.

Teori Struktur Modal LOGO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Harjito dan Martono (2011:4) menyatakan:

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pembaca dalam memahami maksud dari variabel-variabel yang akan diteliti.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

PEMBAHASAN. Pengertian Modal dan Struktur Modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal

Struktur Permodalan Yang Baik Bagi Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terdapat di neraca. Menurut Munawir (2004:32) solvabilitas menunjukkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Alex S. Nitisemito (1991:20), modal adalah elemen-elemen dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa kajian teori. Teori teori struktur modal bertujuan sebagai landasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. masalah dari mana dana diperoleh dan untuk apa dana tersebut digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. besar. Bagi perusahaan, modal merupakan salah satu faktor penunjang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya perusahaan membutuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai harapan akan mendapatkan keuntungan dari modal yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEBIJAKAN DIVIDEN materi 5

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Pengertian rasio leverage menurut Susan Irawati adalah :

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. persaingan yang dihadapi. Meningkatkan nilai perusahaan salah satunya dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya. Ketersediaan modal akan membuat perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran, dan pertumbuhan perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor.

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB II URAIAN TEORITIS

Dodi Arif, SE., MM. KAPITA SELEKTA KEUANGAN. Universitas Gunadarma Jakarta. Struktur Modal 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Bambang Riyanto (2008:35) menyatakan bahwa profitabilitas adalah :

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM STRUKTUR PERMODALAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN. Modul ke: 09Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan untuk digunakan dalam operasinya. Suatu perusahaan pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya, perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar. Pertumbuhan menggambarkan sesuatu yang hidup dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan mengalami perubahan sesuai dengan perkembabangan jaman. Secara umum manajemen keuangan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan dalam sebuah perusahaan yang berhubungan dengan segala usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan sumber dana yang dibutuhkan, menggunakan dana tersebut dan menentukan berapa besar jumlah dana yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham dari keuntungan perusahaan yang diperoleh, serta berapa besar yang akan diinvestasikan kembali pada perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Drs. H. Sutrisno (2005:3) Manajemen keuangan adalah semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien. Menurut Drs. Martono, SU dan Drs. D. Agus Hartito, M. Si (2007:4) Menajemen keuangan adalah segala aktifitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, dan mengelola asset sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh. 22

2. Fungsi Manajemen Keuangan Setiap manajer keuangan suatu perusahaan selalu dihadapkan pada keputusan yang meliputi keputusan investasi, pembiayaan dan keputusan deviden. Menurut Sutrisno (2005:4) fungsi pokok manajemen keuangan meliputi tiga keputusan utama yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan yaitu sebagai berikut: a. Keputusan Investasi Keputusan bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan dimasa yang akan datang. Bentuk, macam, dan komposisi dari investasi tersebut akam mempengaruhi dan menunjang tingkat keuntungan di masa depan. Keuntungan dimasa depan yang diharapkan dari investasi tersebut tidak dapat diperkirakan secara pasti. Oleh karena itu investasi akan mengandung resiko atau ketidakpastian. Resiko dan hasil yang diharapkan dari investasi itu akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan, kebijakan, maupun nilai perusahaan. b. Keputusan Pendanaan Keputusan pendanaan ini sering disebut sebagai kebijakan struktur modal. Pada keputusan ini manajer keuangan dituntut untuk mepertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya. c. Keputusan Deviden Deviden merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan kepada para pemegang saham. Oleh karena itu dividen ini merupakan bagian dari 23

penghasilan yang diharapkan oleh pemegang saham. Keputusan deviden merupakan keputusan manajemen keuangan untuk menentukan: 1. besarnya presentase laba yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk cash dividend. (2) stabilitas dividen yang dibagikan, (3) dividen saham (stock dividend), (4) pemecahan saham (stock split), serta (5) penarikan kembali saham yang beredar, yang semuanya ditujukan untuk meningkatkan kemakmuran para pemegang saham. 3. Tujuan Manajemen Keuangan Tujuan Manajemen keuangan adalah meningkatkan kemakmuran para pemegang saham atau pemilik (Sutrisno 2005). Kemakmuran para pemegang saham diperlihatkan dalam wujud semakin tingginya harga saham, yang merupakan pencerminan dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan dan kebijakan dividen. Kadang kadang memaksimumkan laba dicanangkan sebagai tujuan perusahaan, akan tetapi hal itu tidak dapat mencapai sasaran memaksimalkan kemakmuran para pemegang saham. Yang lebih penting bukanlah laba melainkan laba per lembar saham (earning per share). B. Pengertian Hutang Hutang adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan, dan bagi perusahaan yang bersangkutan jika tiba saatnya modal tersebut harus dikembalikan (Bambang Riyanto 2008 : 227). Mengenai penggolongan hutang, ada yang hanya membaginya dalam dua golongan, 24

yaitu hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Tetapi banyak penulis dalam bidang pembelanjaan yang membagi hutang dalam tiga golongan yaitu: 1. Hutang Jangka Pendek (Short Term Debt) Adalah hutang yang jangka waktunya paling lama satu tahun. Sebagiia besar hutang jangka pendek terdiri dari kredit perdagangan, yaitu kredit yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan usahanya. Jenis-jenis hutang jangka pendek adalah sebagai berikut: a. Kredit rekening Koran Adalah kredit yang diberikan oleh Bank kepada perusahaan dengan batas plafond tertentu dimana perusahaan mengambilnya tidak sekaligus melainkan sebagian demi sebagian sesuai dengan kebutuhannya, dan bunga yang dibayar hanya untuk jumlah yang telah diambilnya saja, meskipun sebenarnya perusahaan meminjam lebih dari jumlah tersebut. b. Kredit dari Penjual (Leverancier Credit) Merupakan kredit perniagaan (trade credit) dan kredit ini terjadi apabila penjualan produk dilakukan dengan kredit. Apabila penjualan dilakukan dengan kredit berarti bahwa penjual baru menerima pembayaran harga dari barang yang dijualnya beberapa waktu kemudian setelah barang diserahkan. c. Kredit dari pembeli (Afnemers Credit) Adalah kredit yang diberikan oleh perusahaan sebagai pembeli kepada pemasok (Supplier) dari bahan mentahnya atau barang-barang lainnya. 25

Disini pembeli membayar harga barang yang dibelinya lebih dahulu dan setelah beberapa waktu barulah pembeli menerima barang yang dibelinya. d. Kredit Wesel Terjadi apabila suatu perusahaan mengeluarkan surat pengakuan hutang yang berisikan kesanggupan untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada pihak tertentu pada saat tertentu (surat promes/notes payables), dan setelah ditandatangani surat tersebut dapat dijual atau diuangkan pada bank. 2. Hutang Jangka Menengah (Intermediate Term Debt) Adalah hutang yang jangka waktu atau umurnya lebih dari satu tahun dan kurang dari 10 tahun. Kebutuhan membelanjai usaha dengan jenis kredit ini dirasakan karena adanya kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dengan kredit jangka pendek disatu pihak dan juga sukar untuk dipenuhi dengan kredit jangka panjang dilain pihak. Bentuk-bentuk dan kredit jangka menengah adalah: a. Term Loan Adalah kredit usaha dengan umur lebih dari satu tahun dan kurang dari 10 tahun. Pada umumnya term loan dibayar kembali dengan angsuran tetap selama satu periode tertentu (amortizations payments), misalkan pembayaran angsuran dilakukan setiap bulan, setiap kuartal atau setiap tahun. 26

b. Leasing Adalah suatu alat atau cara untuk mendapatkan services dari suatu aktiva tetap yang pada dasarnya adalah sama seperti halnya kalau kita menjual obligasi untuk mendapatkan services, dan hak milik atas aktiva tersebut dan bedanya dengan leasing tidak disertai dengan hak milik. 3. Hutang Jangka Panjang (Long term Debt) Adalah hutang yang jangka waktu atau umurnya panjang, umurnya lebih dari 10 tahun. Hutang jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan atau modernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar. Adapun bentuk dari hutang jangka panjang ini antara lain: a. Pinjaman Obligasi Adalah pinjaman uang untuk jangka waktu yang panjang, dimana sidebitur mengeluarkan surat pengakuan hutang yang mempunyai nominal tertentu. Ada 3 Jenis obligasi yaitu: 1. Obligasi biasa (bonds), adalah obligasi yang bunganya tetap dibayar oleh debitur dalam waktu-waktu tertentu dengan tidak memandang apakah debitur memperoleh keuntungan atau tidak, biasanya bunga obligasi dibayar dua kali setiap tahun. 2. Obligasi pendapatan (Income Bonds), adalah jenis obligasi dimana pembayaran bunga hanya dilakukan pada waktu debitur atau 27

perusahaan yang mengeluarkan surat obligasi tersebut mendapatkan keuntungan. 3. Obligasi yang dapat ditukarkan (Convertible Bonds), adalah jenis obligasi dimana pembayaran bunga hanya dilakukan pada waktuwaktu debitur atau perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut mendapat keuntungan. b. Pinjaman Hipotik (Mortgage) Adalah pinjaman jangka panjang dimana pemberi uang (kreditur) diberi hak hipotek terhadap suatu barang tidak bergerak agar bila pihak debitur tidak memenuhi kewajibannya, barang tersebut dapat dijual dan dari hasil penjualan tersebut dapat digunakan untuk menutupi tagihannya. C. Struktur Modal dan Struktur Keuangan Modal merupakan unsur penting yang dibutuhkan oleh perusahaan selain unsur-unsur lain yang membentuk perusahaan seperti tenaga kerja dan keahlian. Salah satu tugas yang dihadapi manajer keuangan adalah memutuskan alternative pembiayaan yang menyangkut masalah penentuan struktur modal. Struktur modal hanya merupakan sebagian dari struktur keuangan suatu perusahaan. Secara umum struktur keuangan merupakan cara bagaimana perusahaan membiayai aktivanya. Struktur keuangan dapat dilihat pada sisi kanan neraca: hutang jangka panjang, hutang jangka pendek, saham preferen dan modal pemegang saham. Dan struktur modal merupakan pembiayaan permanent yang terdiri dari hutang jangka panjang, 28

saham preferen dan modal pemegang saham. Struktur modal adalah campuran dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham yang digunakan untuk meningkatkan modal perusahaan. Didalam membahas struktur modal, terlebih dahulu perlu mengetahui perbedaan antara struktur modal dan struktur keuangan. Berikut ini adalah pengertian struktur modal dan struktur keuangan. Menurut Bambang Riyanto (2008:22) Struktur keuangan mencerminkan cara bagaimana aktiva-aktiva perusahaan dibelanjai, mencerminkan perimbangan baik dalam artian absolut maupun relatif antara keseluruhan modal asing (baik jangka pendek maupun jangka panjang) dengan modal sendiri. Struktur keuangan tercermin pada keseluruhan passiva dalam neraca. Struktur keuangan itu meliputi hutang jangka panjang, hutang jangka pendek, saham preferen, dan modal pemegang saham. Sedangkan struktur modal Menurut Bambang Riyanto (2008:22), struktur modal adalah: Pembelanjaan permanen dimana mencerminkan perimbangan antara hutang dengan modal sendiri. Struktur modal hanya tercermin pada utang jangka panjang dengan modal sendiri, dimana kedua golongan tersebut merupakan dana permanen atau dana jangka panjang. Dari definisi diatas, maka terdapat perbedaan antara struktur keuangan dan struktur modal. Dengan perkembangan tekhnologi dan semakin jauhnya spesialisasi dalam perusahaan, serta makin banyaknya perusahaan-perusahaan yang menjadi besar, maka faktor produksi modal mempunyai arti yang lebih menonjol lagi. Sebenarnya masalah modal dalam perusahaan merupakan persoalan yang tidak akan pernah berakhir, disamping itu masalah struktur modal juga merupakan masalah yang 29

penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek yang langsung terhadap posisi keuangan perusahaan. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya mengutamakan pemenuhan dengan sumber dari dalam perusahaan akan sangat mengurangi ketergantungan pada pihak luar akan semakin besar dan resiko keuangan akan semakin besar. Jika hanya medasarkan pada penerbitan saham saja, biayanya akan sangat mahal. Kebutuhan dana yang sudah demikian meningkat karena pertumbuhan perusahaan dan dana dari sumber intern sudah digunakan semua, maka tidak ada pilihan lain selain menggunakan dana yang berasal dari luar perusahaan, baik itu dari hutang maupun dengan mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhan dananya. Sumber sumber penawaran Modal/ pembiayaan perusahaan menurut Bambang Riyanto (2008:209) terbagi menjadi dua jenis yaitu: a. Sumber intern (Internal Sources) : Modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri didalam perusahaan yaitu dana yang berasal dari keuntungan yang ditahan (retained net profit) dan penyusutan (depreciations). b. Sumber Ekstern (External Sources) : adalah sumbar dana yang berasal dari luar perusahaan yang berasal dari pemilik perusahaan, kreditur atau hasil penjualan saham, penjualan obligasi, kredit dari pemasok, kredit dari bank dan lain-lain. 30

D. Komponen-Komponen Struktur Modal Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa struktur modal terdiri dari hutang jangka panjang, dan modal sendiri. Modal sendiri terdiri dari saham preferen, saham biasa dan laba ditahan. Komponen-komponen struktur modal tersebut merupakan sumber dana jangka panjang yang tersedia bagi perusahaan, yang terdiri dari: 1. Hutang Jangka Panjang Hutang jangka panjang adalah hutang yang jangka waktunnya relatif jangka panjan, umumnya lebih dari 10 tahun yang digunakan untuk membelanjai ekspansi perusahaan atau modernisasi perusahaan. 2. Modal Sendiri Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam didalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Oleh karena itu modal sendiri ditinjau dari sudut likuiditas merupakan dana jangka panjang yang tidak tertentu waktunya. Modal sendiri di dalam suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan terbatas (P.T), terdiri dari : a. Saham preferen (Preferred Stock) Adalah saham yang pemegang sahamnya memiliki preferensi tertentu diatas pemegang saham biasa terutama dalam hal pembagian deviden dan 31

pembagian kekayaan. Preferensi-preferensi yang dimiliki oleh pemegang saham adalah dalam hal: Pembagian Deviden, yaitu deviden dari saham preferen diambilkan lebih dahulu, kemudian sisanya barulah disediakan untuk saham biasa (Common stock). Deviden saham preferen dinyatakan dalam presentase tertentu dari nilai nominalnya. Pembagian kekayaan, yaitu apabila perusahaan dilikuidasi maka dalam pembagian kekayaan saham preferen didahulukan daripada saham biasa. b. Saham biasa (common stock) Adalah surat tanda kepemilikan atau bukti penyertaan modal dalam suatu perseroan umum dimana pemegang saham biasa merupakan pemilik perusahaan yang sebenarnya dan akan mendapatkan keuntungan. Apabila perusahaan tidak mendapat keuntungan atau mengalami kerugian, maka pemegang saham biasa tidak akan mendapat deviden dan mengenai ini ada ketentuan hukumnya, yaitu bahwa suatu perusahaan yang menderita kerugian dan selama kerugian tersebut belum ditutup maka selama ini perusahaan tidak diperbolehkan membayar deviden. c. Laba ditahan (retained earning) Adalah keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan dapat sebagian dibayarkan sebagai Dividen dan sebagian ditahan oleh perusahaan. Apablia penahanan keuntungan sudah ada tujuan tertentu, maka dibentuklah cadangan. 32

Apabila perusahaan bemum mempunyai tujuan tertentu mengenai keuntungan tersebut, maka keuntungan tersebut merupakan keuntungan yang ditahan (retained earning). E. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing (jangka panjang) dengan modal sendiri. Struktur modal suatu perusahaan sangat berperan penting, karena baik buruknya struktur modal perusahaan akan mempunyai efek yang langsung terhadap posisi keuangan perusahaan. Struktur modal suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor dimana faktor-faktor utama adalah: 1. Besarnya jumlah modal yang dibutuhkan Besarnya jumlah modal yang dibutuhkan sangat berpengaruh terhadap jenis modal yang akan ditarik. Apabila modal yang dibutuhkan sekiranya dapat dipenuhi hanya satu sumber saja, maka tidaklah perlu mencari sumber lain, begitu juga dengan sebaliknya. 2.Struktur Aktiva Merupakan sumber pembelanjaan dalam beberapa cara perusahaan yang mempunyai aktiva tetap jangka panjang, terutama jika permintaan akan produk mereka cukup meyakinkan. 3. Tingkat Bunga Tingkat bunga akan mempengaruhi jenis modal yang akan ditarik. Apakah perusahaan akan mengeluarkan saham atau obligasi. Penarikan obligasi hanya 33

dibenarkan apabila tingkat bunganya lebih rendah daripada earning power dari tambahan modal tersebut. 4. Sifat Manajemen Sifat manajemen akan mempunyai pengaruh yang langsung dalam pengambilan keputusan mengenai cara pemenuhan kebutuhan dana. Seorang manajer yang bersifat optimis akan mempunyai keberanian untuk menanggung resiko yang besar, dan berani untuk membiayai kebutuhan dana yang dibutuhkan dengan menggunakan dana yang berasal dari hutang. 5. Keadaan Pasar Modal Mengalami perubahan disebabkan karena adanya gelombang konjungtur. 6. Stabilitas dari Earning Perusahaan yang mempunyai earning yang tidak stabil dan unpredictable akan menanggung resiko tidak dapat membayar beban bunga atau tidak dapat membayar angsuran angsuran utangnya pada tahun-tahun yang buruk. 7. Besarnya suatu perusahaan Perusahaan yang besar yang sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk membiayai pertumbuhan penjualan dibandingkan dengan perusahaan yang kecil. 8. Kadar Risiko dari Aktiva Apabila ada aktiva yang peka resiko, maka perusahaan harus lebih banyak membelanjai dengan modal sendiri, modal yang tahan resiko, dan sedapat 34

mungkin mengurangi pembelanjaan dengaan modal asing atau modal yang takut resiko. F. Teori Struktur Modal Teori ini menjelaskan pengaruh dari perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan, bila keputusan investasi dan kebijakan deviden dianggap konstan. Misalnya sebuah perusahaan mengganti sebagian modal sendiri dengan hutang (atau sebaliknya) dengan tidak merubah keputusan-keputusan keuangan lainnya, maka apabila perubahan struktur modal tersebut tidak merubah nilai perusahaan berarti tidak ada struktur modal yang terbaik yaitu struktur modal yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan atau harga saham. Modal yang dipergunakan perusahaan selalu mempunyai biaya. Bagi dana yang berbentuk hutang maka biaya dana adalah hutang dalam bentuk obligasi. Bagi para pemodal, pembelian obligasi diperkirakan mempunyai resiko yang lebih rendah (tingkat keuntungan yang diperoleh lebih pasti daripada membeli saham), sehingga biaya modal yang berasal dari modal sendiri. Sedangkan bagi dana yang berbentuk modal sendiri biaya dananya adalah berupa tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh pemilik dana tersebut sebelu mereka menyerahkan dananya ke perusahaan. 1. Teori Struktur Modal pada modal sempurna dan tidak ada pajak Pasar Modal yang sempurna adalah pasar modal yang sangat kompetitif dimana tidak dikenal biaya kebangkrutan, tidak ada biaya transaksi, serta bunga dan pinjamannya sama yang berlaku untuk semua 35

berikut: pihak. Keputusan pembelanjaan dianggap benar apabila dapat meningkatkan nilai perusahaan dan menurunkan biaya modal perusahaan. Untuk mempermudah analisis maka dipergunakan beberapa asumsi sebagai 1) Laba operasi setiap tahun dianggap konstan, sehingga asumsi ini menunjukkan bahwa tidak merubah keputusan investasinya. 2) Perusahaan membayarkan semua laba yang diperoleh sebagai deviden, dimaksudkan untuk menghilangkan pengaruh kebijakan deviden. 3) Perusahaan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri dilakukan secara langsung. Artinya jika perusahaan mengurangi modal sendiri, maka diganti dengan hutang. 4) Hutang dianggap bersifat permanen, untuk mempermudah perhitungan 5) Tidak ada pajak Karena perusahaan membagikan seluruh laba yang tersedia bagi pemegang saham sebagai deviden, maka tingkat keuntungan yang diinginkan pemegang saham adalah: K e = E S Dimana : E Laba yang tersedia untuk pemegang saham S Nilai Modal sendiri K e Tingkat keuntungan 36

Biaya Modal dari Hutang adalah: Diamana : Kd = F R Kd Biaya Modal Hutang atau tingkat Bunga Hutang F Bunga Hutang yang dibayarkan oleh Perusahaan R Nilai Hutang Sedangkan bagi para kreditor, mereka juga menginginkan tingkat keuntungan tertentu. Karena nilai hutang bersifat permanen (selamanya), maka nilai hutang adalah: B = F K d Dimana: B Nilai Hutang F Bunga Hutang K d Tingkat keuntungan kreditur (biaya hutang) Dengan demikian, biaya modal perusahaan yang tidak lain merupakan biaya modal rata-rata tertimbang dapat dihitung dengan rumus: K o = K e ( S ) + K d ( B ) B + S B + S Selain rumus diatas biaya modal perusahaan juga dapat dihitung dengan menggunakan humus: K o = O = V EBIT Nilai Perusahaan 37

Dimana : K o Biaya Modal Perusahaan O Laba Operasi V Nilai Perusahaan Dalam hal ini, V = B + S Apabila biaya modal perusahaan menurun, maka berarti nilai perusahaan meningkat: a. Pendekatan Tradisional Pendekatan tradisional berpendapat bahwa pada pasar modal yang sempurna dan tidak ada pajak, maka perubahan struktur modal akan mempengaruhi besarnya nilai perusahaan. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa hingga satu leverage tertentu, resiko perusahaan tidak mengalami masalah, sehingga baik Kd maupun Ke relatif konstan. Namun demikian setelah rasio hutang tertentu, biaya hutang dan biaya modal sendiri meningkat. b. Pendekatan Modigliani dan Miller Pendekatan tradisional dibantah oleh Franco Modigliani dan Merton H. Miller yang lebih dikenal dengan pendekatan Modigliani dan Miller (MM approaches) melalui artikelnya yang terkenal pada tahun 1958 yang berjudul The Cost of Capital, Corporation Finance and the Theory of Investment menyatakan bahwa struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Kemudian pada awal tahun 1960-an, kedua ekonom tersebut memasukkan faktor pajak ke dalam analisis mereka. Mereka sampai kepada kesimpulan bahwa nilai perusahaan dengan utang lebih tinggi 38

dibandingkan nilai perusahaan tanpa utang. Kenaikan nilai tersebut dikarenakan adanya penghematan pajak dari penggunaan utang. 2. Struktur modal pada pasar modal sempurna dan ada pajak Dalam keadaan ada pajak, MM berpendapat bahwa keputusan pendanaan akan menjadi relevan. Hal ini dikarenakan pada umumnya bunga yang dibayarkan dapat dipergunakan untuk mengurangi penghasilan yang dikenakan pajak. Dengan kata lain, apabila ada dua perusahaan yang memperoleh laba operasi yang sama, tetapi yang satu menggunakan hutang (membayar bunga) sedangkan yang satunya tidak, maka perusahaan yang membayar bunga akan membayar pajak dalam jumlah yang lebih kecil. Karena ada penghematan pajak akibat penggunaan hutang, maka tingkat bunga yang dianggap relevan (r) bisa diganti dengan biaya hutang (K d ), dan formulasinya adalah sebagai berikut: PV Penghematan pajak = 1 jt K d Dimana : PV Present Value Kd biaya hutang Karena itu MM berpendapat bahwa nilai perusahaan yang menggunakan hutang akan lebih besar daripada nilai perusahaan yang tidak menggunakan hutang. Selisihnya adalah sebesar: V L = V u + PV penghematan pajak Dimana : V L nilai perusahaan yang tidak punya hutang 39

V u nilai perusahaan yang punya hutang MM mempunyai asumsi pasar modal sempurna dimana menyiratkan bahwa biaya modal sendiri akan mengikuti rumus: K s = Ko + B/S (Ko Kb) Dimana: Ks Ko = tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham = tingkat keuntungan yang disyratkan untuk saham perusahaan tanpa utang B/S Kb = Rasio utang dengan saham = tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk utang (tingkat bunga Apabila digambarkan pendapat yang dikemukakan MM, baik dalam keadaan ada pajak maupun tidak ada pajak mengenai perilaku biaya modal (baik biaya-biaya hutang, modal sendiri atau perusahaan), maka akan nampak seperti dibawah ini: 40

Biaya Modal menurut MM % K s K s Ko WACC Ko rwacc K b Kb B/S B/S Tidak ada pajak Ada pajak Gambar 2.1 Keterangan : Dalam keadaan tidak ada pajak maka biaya modal perusahaan (Kb) akan konstan, tetapi Ks menunjukkan peningkatan proporsional dengan peningkatan rasio utang terhadap saham (B/S), maka hasilnya adalah WACC yang konstan. Sementara dalam keadaan dengan pajak bahwa penggunaan utang yang semakin banyak akan meningkatkan biaya modal saham. Tetapi penggunaan utang yang lebih banyak, yang berarti menggunakan modal yang lebih murah (karena biaya modal utang lebih kecil dibandingkan dengan biaya modal saham), akan menurunkan biaya modal rata-rata tertimbang (meskipun biaya modal sahamnya meningkat). G. Biaya Modal Biaya Modal adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapat modal baik dari hutang, saham preferen, saham biasa, atau laba ditahan. Biaya modal ini penting karena keputusan penganggaran modal mempunyai dampak yang besar atas 41

perusahaan dan penganggaran modal memerlukan suatu transaksi biaya modal. Biaya modal ini biasanya selalu berkaitan dengan dana yang akan digunakan untuk investasi jangka panjang dengan menggunakan sumber dana yang ada. 1. Biaya Hutang (Cost of Debt) Adalah biaya yang ditanggung perusahaan karena menggunakan sumber dana yang berasal dari pinjaman.. 2. Biaya saham preferen Adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang diberikan kepada pemegang saham preferen atas sejumlah dana yang ditanamkan pada perusahaan berdasarkan bunga atau - yang telah ditentukan oleh para pemegang saham preferen. Saham preferen merupakan gabungan antara hutang dan saham biasa. Saham preferen hampir sama seperti hutang dimana membebani kewajiban secara tetap pada perusahaan yang harus dibayar secara periodik. 3. Biaya saham biasa Adalah tingkat pengembalian yang diharapkan oleh para pemegang saham atau para penanam modal yang telah menanamkan modalnya dalam bentuk saham biasa pada suatu perusahaan. Biaya saham biasa dikeluarkan apabila perusahaan mengalami kekurangan dana laba ditahan yang akan digunakan untuk membiayai modal yang ada bagi perusahaan. 42

4. Biaya laba ditahan Biaya laba ditahan adalah sebesar tingkat pendapatan investasi dalam saham yang diharapkan diterima oleh investor, atau dengan kata lain biayanya dianggap sama dengan biaya penggunaan dana yang berasal dari saham biasa. 5. Biaya modal rata-rata tertimbang Weighted Avarage Capital Cost/WACC) ( Adalah komposisi dari biaya modal individual sumber-sumber pembelanjaan yang digunakan dalam perusahaan yang diberi perimbangan dengan presentase pembelanjaan masing-masing sumber pembelanjaan.. Biaya ini dihitung dengan cara mengalikan biaya modal dari masing-masing komponen modal dengan proporsi komponen modal tersebut dalam struktur modal. Adapun formula yang digunakan untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang adalah: WACC = (K d x W d ) + (K e x W e ) Dimana : W d = B B + S Keterangan: W e = _E B + S W d : Bobot hutang W e : Bobot modal sendiri B : Jumlah hutang S : Jumlah modal sendiri 43

H. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan adalah harga yang bersedia dibayar oleh calon investor seandainya suatu perusahaan akan dijual. Bagi perusahaan yang menjual sahamnya ke masyrakat (go public), indikator nilai perusahaan adalah harga saham yang diperjual belikan tersebut. Jika harga saham meningkat, maka dapat dikatakan bahwa keputusan manajemen keuangan adalah benar. Disamping itu kemakmuran para pemegang saham juga meningkat. Pengertian dari nilai perusahaan adalah lebih dari sekedar meningkatkan laba perusahaan. Nilai perusahaan akan tercermin didalam nilai sekarang dari semua keuntungan yang diharapkan. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa nilai perusahaan adalah sama dengan nilai saham (yaitu jumlah lembar saham dikalikan dengan nilai pasar perlembar) ditambah dengan nilai pasar hutang. Tetapi apabila nilai perusahaan konstan, maka peningkatan nilai saham dengan sendirinya akan meningkatkan nilai perusahaan. Oleh karena itu sering dikatakan bahwa nilai perusahaan adalah sama dengan peningkatan harga saham. Nilai saham atau harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 1. Proyeksi Laba Investor pada umumnya melakukan investasi pada perusahaan yang mempunyai laba yang cukup baik dan prospek yang cerah dimasa yang akan datang, maka investor tidak akan segan-segan untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut sehingga akan mempengaruhi harga saham perusahaan. 44

2 Earning Per Share (EPS) Sebagai seorang investor yang melakukan investasi pada perusahan akan menerima laba atas saham yang dimiliki. Semakin tinggi laba perusahaan yang diberikan oleh perusahaan akan memberikan tingkat pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan juga akan meningkat. 3. Tingkat resiko dan pengembalian Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan tinggi, akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Biasanya semakin tinggi resiko maka semakin besar tingkat pengembalian yang diharapkan investor. 4. Kebijakan pembagian deviden Kebijakan ini dibagi menjadi dua, yaitu sebagian dibagi dalam bentuk deviden dan sebagian lagi disimpan sebagai laba ditahan. Peningkatan pembagian deviden merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan para pemegang saham. Pembayaran deviden yang meningkat akan memberikan informasi kepada para pemegang saham bahwa perusahaan yakin akan arus kas yang cukup besar pada masa yang akan datang untuk menanggung tingkat deviden yang tinggi. Oleh karena itu informasi tentang kebijakan terhadap saham perusahaan akan mempengaruhi harga saham. 45

5. Tingkat suku bunga Suku bunga dapat mempengaruhi harga saham perusahaan dengan dua cara yaitu: a. Mempengaruhi laba perusahaan, dikarenakan harga merupakan biaya yaitu semakin tinggi tinkat suku bunga semakin rendah laba perusahaan apabila yang lain dianggap konstan. Disamping itu suku bunga mempengaruhi aktivitas ekonomi sehingga akan mempengaruhi laba perusahaan. b. Dengan cara mempengaruhi persaingan dipasar modal antara saham dan obligasi. Dimana apabila suku bunga naik maka investor akan mendapat hasil yang besar dari obligasi. Penukaran demikian dikarenakan naiknya suku bunga akan menurunkan harga saham. I. Pengaruh Hutang Terhadap Nilai Perusahaan Menurut asumsi dari MM yaitu bahwa nilai perusahaan akan terus meningkat jika penggunaan hutang makin besar. Tetapi dalam dunia nyata asumsi tersebut sudah tidak diberlakukan lagi, dikarenakan suku bunga naik sejalan dengan naiknya rasio hutang, adanya kemungkinan terjadinya kepailitan yang akan mengakibatkan adanya biaya-biaya yang juga akan meningkat dengan bertambahnya hutang. 46

Nilai perusahaan Nilai Sekarang Perlindungan Pajak Nilai Perusahaan Financial Distress Agency Cost Nilai Perusahaan Bersih Vu Nilai perusahaan tanpa hutanag 0 A B Total Hutang Gambar 2.2 Keterangan : Hingga titik A perlindungan pajak tidak terpengaruh oleh agency cost dan financial distress cost. Pada titik B, perlindungan pajak atas setiap peningkatan penggunaan hutang diimbangi oleh kedua biaya tersebut. Setelah titik B, financial dan agency cost menjadi begitu besar yang berarti resiko perusahaan semakin besar, akibatnya manfaat dari penggunaan hutang menjadi lebih kecil dan memungkinkan timbulnya kerugian. Berdasarkan gambar diatas maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar proporsi hutang, maka akan semakin besar perlindungan pajak yang diperoleh tetapi semakin besar pula biaya kebangkrutan yang mungkin timbul. 47