TEORI STRUKTUR MODAL. Muniya Alteza

dokumen-dokumen yang mirip
Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM STRUKTUR PERMODALAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN. Modul ke: 09Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

BAB II LANDASAN TEORI

Teori Struktur Modal 1 BAB 8. TeorTETTTETR TEORI STRUKTUR MODAL TEORI STRUKTUR MODAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik

BAB II LANDASAN TEORI

TEORI STRUKTUR MODAL. A. Pengertian Modal dan Struktur Modal

Manajemen Keuangan. Struktur Modal Perusahaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I. Pendahuluan. perusahaan Indonesia mulai menunjukkan perbaikan dilihat dari nilai indek

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. informasi antara pihak manajemen dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan

MANAJEMEN KEUANGAN (Analisis Struktur Modal)

STRUKTUR MODAL. Rona Tumiur Mauli Caroline Simorangkir, SE.,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS. Program Studi AKUNTANSI.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Unlevered firm Perusahaan yang hanya menggunakan ekuitas. Levered firm Perusahaan yang menggunakan bauran ekuitas dan berbagai macam.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, sehingga setiap keputusan yang diambil harus dipertimbangkan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya persaingan dalam era globalisasi saat ini menuntut setiap

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat meningkatkan harga saham. Perusahaan yang sudah listing pada bursa,

BAB I PENDAHULUAN. Selain saham, utang digunakan sebagai alternatif pendanaan perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimumkan harga saham perusahaan (Brigham dan Houston, 2010: 45).

Struktur Permodalan Yang Baik Bagi Perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB V. Kesimpulan. Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh faktor-faktor penentu seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan sebuah organisasi yang didirikan untuk memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Struktur Modal pada Pasar Modal Sempurna dan Tidak Ada Pajak Pasar modal yang sempurna adalah pasar modal yang sangat kompetitif.

perusahaan yaitu dari hutang (pinjaman) dan modal sendiri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur modal yang optimal merupakan keputusan keuangan yang penting karena mempengaruhi kinerja dan nilai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. perusahaan dimana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pembelanjaan permanen yang mencerminkan pertimbangan atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Modul ke: MANAJEMEN KEUANGAN. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM. Program Studi AKUNTANSI.

Teori Struktur Modal LOGO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau keuntungan perusahaan. Profitability menggambarkan kemampuan

I. PENDAHULUAN. eksternal. Keputusan pendanaan perusahaan akan berpengaruh terhadap kondisi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Harahap (2003) menganalisis pengaruh struktur modal terhadap

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam mendanai kegiatan operasionalnya, perusahaan memiliki dua alternatif

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan, maupun sumber daya manusianya. Merupakan tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dana maka diperlukan keputusan pendanaan yang tepat. Keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Bambang Riyanto (2008:35) menyatakan bahwa profitabilitas adalah :

KEPUTUSAN STRUKTUR MODAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pengambilan keputusan mengenai sumber pendanaan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan masalah penelitian serta perumusan hipotesis.

BAB II URAIAN TEORITIS. minuman yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Pengambilan sampel dan purposive

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan bagian yang akan membahas tentang uraian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu yang meneliti variabel-variabel yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. keputusan, yaitu keputusan pendanaan dan keputusan investasi. Keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BIAYA dan STRUKTUR MODAL. Disarikan dan Disesuaikan dari : Rima, Anonim, Sumber lain yang relevan

BAB 1 PENDAHULUAN. melatarbelakanginya hingga saat ini masih menjadi bahan diskusi yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Pengelolaan fungsi keuangan ini terkait pengelolaan modal. Modal kerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Struktur modal adalah perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan keputusan keuangan adalah memaksimumkan kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dianggap layak. Masalah penarikan dana (raising of fund) dianggap menarik

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal sendiri dalam perusahaan. Keputusan struktur modal berkaitan dengan pemilihan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dari formula diatas dengan mempertimbangkan V = B + S, maka bisa dikonversikan kedalam bentuk lain yaitu (Awat, 1998, p.85-86):

Struktur Pemodalan Yang Baik Bagi Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

TEORI STRUKTUR MODAL Muniya Alteza

Teori Struktur Modal Awal Pertama kali dikembangkan oleh David Duran tahun 1952. Asumsi yang dipakai pajak perusahaan =0. Nilai perusahaan dapat dilihat dengan tiga pendekatan: 1) Pendekatan laba bersih (net income approach). Cost of equity (k e ) dan cost of debt (k d ) besarnya dianggap konstan. k e dan k d konstan maka semakin besar jumlah hutang yang dipakai maka WACC (k o ) semakin kecil karena k d selalu lebih rendah dari k e. Nilai perusahaan meningkat apabila memakai semakin banyak hutang. Market value of equity (S) = NI/k e Market value of debt (B) = Interest/ k d Value of the firm = V (S+B) Cost of capital = k o =EBIT / V = k d (B/V) +k e (S/V)

Teori Struktur Modal Awal (Lanj.) 2) Pendekatan laba operasi bersih (net operating income app.) Mengasumsikan bila investor memiliki reaksi berbeda terhadap penggunaan hutang perusahaan. Cost of debt besarnya konstan. Tetapi penggunaan hutang yang semakin besar dilihat pemilik modal sendiri sebagai peningkatan risiko perusahaan sehingga meningkatkan cost of equity. Konsekuensinya WACC tidak mengalami perubahan dan keputusan struktur modal menjadi tidak penting. Total cost of capital = ko Value of the firm = EBIT/k o Market value of equity (S) = V-B Equity capitalisation rate B) = k e = (EBIT-Interest)/(V- = k e = k o + (k o -k d ) B/S

Teori Struktur Modal Awal (Lanj.) 3) Pendekatan tradisional Sampai dengan tingkat leverage tertentu risiko perusahaan tidak mengalami perubahan, sehingga baik k d dan k e konstan. Setelah tingkat leverage tertentu cost of debt dan cost of equity akan meningkat. Peningkatan cost of equity lambat laun lebih besar daripada penurunan cost akibat penggunaan hutang yang lebih murah. Akibatnya WACC pada awalnya akan turun dan setelah tingkat leverage tertentu akan naik. Dengan kata lain nilai perusahaan mengalami peningkatan sampai titik tertentu terdapat optimal capital structure dan selanjutnya menurun. Market value of equity (S) = NI/k e Market value of debt (B) = Interest/ k d Value of the firm = V (S+B) Cost of capital = k o =EBIT / V = k d (B/V) +k e (S/V)

Pendekatan Modigliani-Miller Asumsi yang digunakan: 1. Risiko bisnis perusahaan diukur dengan deviasi standar EBIT dan perusahaan yang memiliki risiko bisnis sama dikatakan berada dalam kelas yang sama. 2. Semua investor memiliki harapan yang sama dan homogen terhadap laba dan risiko perusahaan serta memiliki ekspektasi yang sama terhadap EBIT di masa depan. 3. Saham dan obligasi diperdagangkan di pasar modal sempurna. Kriterianya adalah: Informasi selalu tersedia bagi semua investor (symmetric information) dan dapat diperoleh tanpa biaya. Tidak ada biaya transaksi dan investor bersikap rasional. Investor dapat melakukan diversifikasi secara sempurna. Tidak ada pajak pendapatan perseorangan. Investor baik individu maupun institusi dapat meminjam dengan tingkat bunga yang sama seperti halnya perusahaan sebesar tingkat bunga bebas risiko.

Pendekatan MM Tanpa Pajak Preposisi I Asumsi: tidak terdapat pajak pendapatan perusahaan. Ada tiga preposisi yang diajukan MM. 1. Preposisi I Nilai perusahaan merupakan kapitalisasi laba operasi bersih (EBIT) dengan tingkat kapitalisasi (k o ) konstan sesuai tingkat risiko perusahaan. Nilai perusahaan tidak dipengaruhi struktur modal. WACC sama dengan cost of equity untuk perusahaan yang tidak memakai leverage (k o = k eu ) Dirumuskan: V L = V U = EBIT/ k o

Arbitrase dalam Pendekatan MM Tanpa Pajak Apabila terdapat 2 perusahaan dengan nilai berbeda karena struktur modalnya juga berbeda maka terjadi proses arbitrase. Investor akan menjual saham perusahaan yang memiliki hutang dengan harga lebih tinggi dan membeli saham perusahaan yang tidak memiliki hutang dan menginvestasikan kelebihan dana pada investasi lain. Dengan asumsi tidak ada biaya transaksi maka investor dapat meningkatkan tingkat keuntungan yang diterima dengan tingkat risiko sama. Proses ini akan berlangsung terus hingga kedua perusahaan mempunyai nilai pasar yang sama. Bukti arbitrase MM: Perusahaan U dan L adalah identik. U menggunakan 100% modal sendiri dan L memiliki utang sebesar $4.000.000 dengan bunga 7,5%. Keduanya memiliki EBIT $900.000, memiliki tk. kapitalisasi k eu =k el = 10% dan berada dalam kelas risiko yang sama.

Arbitrase dalam Pendekatan MM Tanpa Pajak (Lanj.) Untuk perusahaan U: E U = (EBIT-k d D) / k eu V U = D U + E U = (900.000-0) / 0,10 = 0 + 9.000.000 = $9.000.000 = $9.000.000 Untuk perusahaan L E L = (EBIT-k d D) / k eu V L = D L + E L = (900.000-300.000)/0,10 = 4.000.000 + 6.000.000 = $6.000.000 = $10.000.000 Nilai perusahaan yang memiliki leverage lebih tinggi daripada yang tidak memiliki leverage. Dalam situasi seperti ini, menurut MM, investor dapat memperoleh tk. keuntungan lebih tinggi dengan risiko sama

Proses Arbitrase Misal: investor memiliki 10% saham L sehingga nilai pasar =0,10x6.000.000 =$600.000. 1. Jual saham L yang dimiliki dan mendapat uang $600.000 2. Pinjam sebesar 10% total utang L (0,10x4.000.000= $400.000) dengan bunga 7,5% 3. Beli 10% saham U sebesar 10%x9.000.000 = $900.000 4. Pendapatan $1.000.000 dan pengeluaran $900.000. Uang ekstra $100.000 & dapat diinvestasikan dengan tk. keuntungan 7,5% Old income New income 10% dari memiliki saham L ($600.000) 10% dari memiliki saham U ($900.000) (-) 7,5% bunga pinjaman $400.000 (+) 7,5% bunga investasi $100.000 Total new income $ 90.000 $ 60.000 (30.000) $ 60.000 7.500 $ 67.500

Proses Arbitrase (Lanj.) Penjualan saham L akan mengakibatkan lambat laun mengakibatkan harga saham L akan turun. Sebaliknya pembelian saham U lambat laun mengakibatkan harga saham U akan naik. Pada akhirnya keseimbangan tercapai, nilai perusahaan U dan L serta biaya modal keduanya akan sama. Menurut MM, nilai perusahaan dan WACC dalam kondisi keseimbangan adalah independen terhadap struktur modal

Pendekatan MM Tanpa Pajak (Preposisi II & III) 2. Preposisi II K e perusahaan yang mempunyai utang (k el ) merupakan penjumlahan dari (1) k e perusahaan yang tidak punya utang (k eu ) dengan (2) risk premium yang besarnya tergantung dari selisih k e dan k d dikalikan jumlah utang. Dirumuskan: k el = k eu + risk premium = k eu + (k eu k d )(D/E) 3. Preposisi III Perusahaan seharusnya melakukan investasi proyek baru sepanjang nilai perusahaan meningkat paling tidak sebesar biaya investasi. Dirumuskan: V / I > 1 karena V = EBIT / k eu maka EBIT / I > k eu

Pendekatan MM dengan Pajak Dalam kondisi ada pajak maka perusahaan yang memakai leverage bernilai lebih tinggi daripada yang tidak memakai leverage. Kenaikan nilai terjadi karena pembayaran bunga atas hutang merupakan pengurang pajak sehingga laba operasi yang mengalir ke investor semakin besar. Contoh: U dan L adalah perusahaan identik dengan EBIT $1.000. L memiliki utang $1.000 dengan bunga 8%. Pajak 34% Persh U Persh L EBIT Interest EBT Tax (34%) EAT $1.000 0 $1.000 340 $ 660 $1.000 80 $920 312,8 $ 607,2 Total income (creditor + 0+660=$660 80+607,2=$687,2 stockholder) Interest tax shield 0 $27,2

Pendekatan MM dengan Pajak 1. Preposisi I Nilai perusahaan yang memiliki leverage sama dengan nilai perusahaan yang tidak ber-leverage ditambah nilai perlindungan pajak (tax-shield). Nilai perlindungan pajak adalah tingkat pajak perusahaan dikalikan banyaknya hutang. Dirumuskan: V U = [EBIT(1-T)] / k eu V L = V U + TD 2. Preposisi II Ke perusahaan leveraged meningkat sesuai utang yang dipakai tetapi nilainya lebih kecil daripada ke dalam kondisi tidak ada pajak. Identik dengan kondisi tidak ada pajak tetapi memasukkan unsur pengaruh pajak sehingga dirumuskan: 3. Preposisi III k el = k eu + (k eu k d )(1-T)(D/E) Perusahaan seharusnya melakukan investasi sepanjang memenuhi persyaratan IRR> k eu [1-T(D/V)].

Kelemahan Pendekatan MM Asumsi tidak ada biaya transaksi sehingga proses arbitrase tanpa biaya padahal kenyataannya biaya komisi broker cukup besar. Asumsi investor dan perusahaan memilik akses sama terhadap lembaga keuangan sehingga dapat meminjam dengan rate yang sama. Dalam kenyataannya investor besar dapat memperoleh hutang dengan bunga lebih rendah dibanding investor individu. Asumsi tidak ada konflik keagenan (agency conflict) akibat penggunaan hutang sehingga tidak terdapat agency cost tidak relevan. Tidak mempertimbangkan kemungkinan adanya financial distress akibat penggunaan hutang yang semakin besar. Padahal semakin besar proporsi hutang dalam struktur modal maka semakin besar pula beban tetap berupa pembayaran bunga hutang. Di sini seharusnya risiko perusahaan akan terjadinya financial distress juga semakin tinggi.

Trade-Off Theory Nama lainnya adalah Balancing Theory. Pada dasarnya merupakan pengembangan preposisi I MM dengan menambahkan faktor biaya kebangkrutan dan keagenan. Setiap perusahaan menentukan target struktur modal yang dapat menyeimbangkan biaya dan keuntungan penggunaan hutang. Pada titik di mana cost of debt = benefit of debt maka tercapai value-maximizing firm. Dirumuskan: V L = V U + TD- PV cost of financial distress-pv of agency costs Terdapat target debt ratio yang bervariasi antar satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.

Trade-Off Theory (Lanj.) Apabila biaya telah melampaui manfaat yang diperoleh maka penggunaan hutang justru menurunkan nilai perusahaan. Implikasi model trade-off: 1) Perusahaan dengan risiko bisnis lebih tinggi sebaiknya mengurangi penggunaan hutang. 2) Perusahaan dengan tipe aset tangible dan readily marketable dapat menggunakan hutang lebih banyak dibanding perusahaan dengan tipe aset intangible. 3) Perusahaan dengan taxable income lebih besar dan mempunyai kemungkinan mendapatkan income yang sama di masa depan dapat menggunakan hutang lebih banyak.

Value of Stock MM result (V L =V U + TD) PV of tax`shield PV of financial distress + agency costs Actual No leverage (V U ) 0 D 1 D 2 D/A Optimal debt ratio

Pecking Order Theory Diajukan oleh Gordon Donaldson (1960-an) Berdasar teori ini tidak dikenal adanya optimal debt ratio karena terdapat dua jenis sumber dana yaitu internal dan eksternal. Latar belakangnya adalah informasi asimetri di mana manajer mengetahui lebih banyak tentang perusahaan dibandingkan investor dan dianggap memanfaatkan private information untuk menerbitkan saham baru sehingga investor akan menginterpretasikannya (signalling) sebagai berita buruk. Emisi saham baru akan menurunkan nilai saham. Permasalahan tersebut bisa diatasi dengan penggunaan sumber dana yang tidak dinilai rendah oleh pasar. Perusahaan melakukan kebijakan pendanaan dengan mengikuti hirarki risiko tertentu yaitu Internal finance berupa laba ditahan. External finance berupa utang dan yang terakhir adalah saham.