BAB I PENDAHULUAN. diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Mahkamah Agung

dokumen-dokumen yang mirip
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM


PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1986

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KERJA

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN A. KEBIJAKAN UMUM PERADILAN. Laporan Tahunan Pengadilan Agama Kotabumi

Bab I Pendahuluan. Pembangunan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 menetapkan

BAB II PERE CA AA DA PE ETAPA KI ERJA

A. RENCANA STRATEGIS

LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI KELAS 1A TANJUNGKARANG

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan program kegiatan dari instansi tersebut, termasuk di dalamnya Peradilan

PENGADILAN NEGERI SAMBAS

Rencana Strategis (RENSTRA) MAHKAMAH SYAR IYAH TAKENGON

BAB I PENDAHULUAN. Penegakan Hukum yang dilaksanakan oleh Mahkamah Syar iyah Aceh tidak

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA

1.1. Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 5 DAFTAR ISI. Hal BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN Visi Misi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN PEMBIDANGAN KERJA KOMISI YUDISIAL

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... i. Kata Pengantar... ii

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

RL/LAKIP 2011/PTA Samarinda-2012

RENCANA STRATEGI (RENSTRA) TAHUN

BAB II RENCANA STRATEGIS & PENETAPAN KINERJA. Kepaniteraan dan Kesekretariatan Mahkamah Syar iyah Aceh sudah

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN MAHKAMAH SYAR IYAH LHOKSUKON. Jl. Imam Bonjol No 1 Lhoksukon

PENGADILAN AGAMA SERUI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA

Jl. Pengadilan No.8, Telp/Fax : (061) , P.O Box 1247 Medan 20112

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

BAB I - PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

RENCANA STRATEGIS TAHUN PENGADILAN AGAMA SAROLANGUN

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi sistem peradilan membawa perubahan yang mendasar bagi peran

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS MAHKAMAH SYAR IYAH IDI TAHUN MAHKAMAH SYAR IYAH IDI

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan program kegiatan dari instansi tersebut, termasuk di dalamnya Peradilan

RENCANA KERJA TAHUNAN PENGADILAN NEGERI

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

PENGADILAN NEGERI SEKAYU

PENGADILAN NEGERI/HUBUNGAN INDUSTRIAL/TINDAK PIDANA KORUPSI BENGKULU

D A F T A R I S I. Kata Pengantar Daftar Isi. 1.1 Latar Belakang Ruang Lingkup Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 3

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan program kegiatan dari instansi tersebut, termasuk di dalamnya Peradilan

Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Negeri Lubuk Sikaping 1

PA. CILACAP RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN KATA PENGANTAR

PENGADILAN NEGERI MEDAN (NIAGA, HAM, PHI, PERIKANAN DAN TIPIKOR) JL. PENGADILAN NO.8 MEDAN

KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA

ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS MAHKAMAH SYAR IYAH IDI TAHUN

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) Tahun 2015 s.d. 2019

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

AGENDA. I. Reformasi Birokrasi dan Reformasi Peradilan. Hasil penilaian TQA RB Tindak lanjut Reformasi Peradilan: visi ke depan

RINGKASAN LAKIP MAHKAMAH SYAR IYAH ACEH TAHUN 2011

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

PANITERA/SEKRETARIS PENGADILAN TINGGI JAKARTA

A. RENCANA STRATEGIS

Pengadilan Negeri Jantho Tahun 2015

REVIU RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN HASIL REVIU PENGADILAN NEGERI BANGLI. Jl. Brigjen Ngurah Rai No. 61

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

KATA PENGANTAR KETUA PENGADILAN NEGERI ANDOOLO. ttd. IWAN ANGGORO WARSITA, SH.,M.Hum Nip Andoolo, 22 Februari 2017

MEWUJUDKAN VISI PERADILAN MILITER YANG AGUNG

RIVIEW RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) TAHUN ANGGARAN PENGADILAN NEGERI JAKARTA PUSAT KELAS IA KHUSUS

PENGADILAN NEGERI GIANYAR TAHUN

PEN NGADILAN NEGE ERI MANNA

PENGADILAN MILITER III-16 MAKASSAR

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman Nomor 4 Tahun 2004 dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitas merupakan landasan yang ideal dalam mewujudkan cita-cita kehidupan

REVIU RENSTRA

DAFTAR ISI 2.1 VISI MISI TUJUAN 2.4 SASARAN STRATEGIS 2.5 PROGRAM UTAMA DAN KEGIATAN POKOK

BAB I PENDAHULUAN A. KONDISI UMUM

PENGADILAN NEGERI SLAWI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN JL. A. YANI NO. 99 PROCOT, SLAWI

BAB I PENDAHULUAN Peradilan Satu Atap.

BAB I PENDAHULUAN A. KONDISI UMUM

KATA PENGANTAR. Madiun, 13 Pebruari 2013 Ketua Pengadilan Agama Kab. Madiun, TTD Drs. H. AMAM FAKHRUR, SH.,MH. NIP

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI TUBEI PENGADILAN NEGERI TUBEI

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN MAHKAMAH SYAR IYAH LHOKSUKON. Jl. Imam Bonjol No 1 Lhoksukon

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG GARIS BESAR KEBIJAKAN DAN STRATEGI KOMISI YUDISIAL TAHUN

Administrasi, Organisasi, Perencanaan dan Keuangan. Pengadilan Agama Brebes, merupakan lingkungan Peradilan Agama di bawah Mahkamah Agung Republik

Reviuw Renstra Pengadilan Agama Tebing Tinggi BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN AGAMA KEBUMEN

PENGADILAN AGAMA KLAS 1B

mkn Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pengadilan Tinggi Agama Ambon Tahun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan pasal 13 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 dinyatakan bahwa, Organisasi, administrasi dan Finansial Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada dibawahnya diselenggarakan oleh Mahkamah Agung berdasarkan pasal 13 tersebut diatas maka seluruh peradilan yang ada di Republik Indonesia berada dibawah satu atap. Sebagai perwujudan dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2005, yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Mahkamah Agung Republik Indonesia, maka lahirlah Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Peubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-undang Nomor : 50 Tahun 2009. Dengan perubahan Undang-undang tersebut, maka berdasarkan pasal 5 ayat (1) pembinaan Peradilan Agama yang pada semula berada dibawah Departemen Agama, selanjutnya menjadi Lembaga peradilan agama yang berada dibawah Mahkamah Agung Republik Indonesia. Perubahan penting lainnya atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama antara lain sebagai berikut : 1. Penguatan pengawasan hakim, baik pengawasan internal oleh Mahkamah Agung maupun pengawasan eksternal atas perilaku hakim yang dilakukan oleh Komisi Yudisial dalam menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat serta perilaku hakim; 1

2 2. Memperketat persyaratan pengangkatan hakim, baik hakim pada pengadilan agama maupun pada pengadilan tinggi agama, antara lain melalui proses seleksi hakim yang dilakukan secara transparan, akuntabel, dan partisipatif serta harus melalui proses atau lulus pendidikan hakim; 3. Pengaturan mengenai pengadilan khusus dan hakim ad hoc; 4. Pengaturan mekanisme dan tata cara pengangkatan dan pemberhentian hakim; 5. Keamanan dan kesejahteraan hakim; 6. Transparansi putusan dan limitasi pemberian salinan putusan; 7. Transparansi biaya perkara serta pemeriksaan pengelolaan dan pertanggung jawaban biaya perkara, bantuan hukum dan lainnya; 8. Majelis Kehormatan Hakim dan kewajiban hakim untuk mentaati kode etik dan pedoman perilaku hakim. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006, tentang pemerintahan Aceh maka berdasarkan Pasal 1 angka 15 dan Pasal 128 di Provinsi Aceh ditetapkan adanya Mahkamah Syar iyah Provinsi sebagai Pengadilan Agama tingkat Banding dan Mahkamah Syar iyah sebagai Peradilan Agama tingkat pertama yang kewenangannya seperti diatur dalam ayat (3) Pasal 128 tersebut. A. KEBIJAKAN UMUM MAHKAMAH SYAR IYAH Tujuan dari pembentukan Mahkamah Syar iyah antara lain adalah untuk bersama-sama dengan peradilan yang lain mewujudkan tata kehidupan bangsa yang sejahtera, aman tenteram, tertib dan untuk menegakkan keadilan, kebenaran, ketertiban dan kepastian hukum dalam rangka memberikan pengayoman kepada masyarakat.

3 Untuk menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi dalam era globalisasi yang memberikan dampak perubahan sosial, maka diperlukan kebijakan dalam rangka pengembangan Mahkamah Syar iyah di masa yang akan datang yaitu sebagai berikut : 1. Meningkatkan Pembinaan dan pengawasan sesuai dengan perkembangan dan tatanan hukum dalam rangka pembinaan hukum nasional. 2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia, sesuai menurut fungsi dan tugas masingmasing, agar dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat secara makimal. 3. Meningkatkan tatalaksana dan pemeliharaan, sarana dan prasarana Mahkamah Syar iyah Aceh yang memadai dalam upaya mendukung pelaksanaan tugas-tugas pokok Mahkamah Syar iyah yang sederhana, tepat, cepat dan biaya ringan. 4. Meningkatkan pembinaan dan kesadaran hukum dalam masyarakat dengan mengadakan penyuluhan hukum kepada masyarakat, tertuama hukum formil dan hukum materil yang menjadi kewenangan Mahkamah Syar iyah bekerjasama dengan Pemerintah Daerah. 5. Meningkatkan hubungan kerjasama dengan instansi terkait lainnya, baik tingkat Pemerintah Kota Banda Aceh maupun tingkat Provinsi Aceh. 6. Meningkatkan kerukunan, kerjasama yang baik di kalangan aparatur Mahkamah Syar iyah Aceh agar menumbuhkan dedikasi yang tinggi dalam pelaksanaan tugastugas sehari hari.

4 7. Meningkatkan transparansi/keterbukaan infomasi dan merespon keluhan masyarakat melalui Meja Pengaduan/Informasi cq Panitera Muda Hukum untuk ditindak lanjuti menurut ketentuan yang berlaku. B. VISI DAN MISI 1. VISI TERWUJUDNYA BADAN PERADILAN INDONESIA YANG AGUNG Visi tersebut diatas, dirumuskan dengan merujuk pada Pembukaan UUD 1945, terutama Alinea kedua dan alinea keempat, sebagai tujuan Negara Republik Indonesia. Badan Pradilan yang Agung, secara ideal dapat diwujudkan sebagai sebuah badan peradilan yang : 1. Melaksanakan fungsi kekuasaaan kehakiman secara independent, efektif dan berkeadilan. 2. Didukung pengelolaan anggaran berbasis kinerja secaramandiri yang dialokasikan secara proporsional dalam APBN. 3. Memiliki struktur organisasi organisasi yang tepat dan manajeman organisasi yang jelas dan terukur. 4. Menyelenggarakan manajemen dan administrasi proses perkara yang sederhana, cepat, tepat waktu, biaya ringan dan proporsional. 5. Mengelola sarana dan prasarana dalam rangka mendukung lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan kondusif bagi penyelenggara peradilan.

5 6. Mengelola dan dan membina sumber daya manusia yang kompeten dengan kriteria obyektif, sehingga tercipta personil peradila yang berintegrasi dan professional. 7. Didukung pengawasan secara efektif terhadap perilaku, administrasi dan jalannya peradilan. 8. Berorientasi pada pelayanan public yang prima. 9. Memiliki manajeman informasi yang menjamin akuntabilitas, kredibilitas dan transparansi. 10. Moderen dengan berbasis Teknologi Informasi (IT) terpadu. 2. MISI 1. Menjaga kemandirian badan peradilan. 2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan. 3. Meningkatkan kualitas dan kepemimpinan badan peradilan. 4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi badan peradilan. C. RENCANA KERJA STRATEGIK 1. Tujuan Dalam rangka mewujudkan Visi menetapkan tujuan, yaitu suatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka satu sampai lima tahun. Tujuan yang ditetapkan adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan kemampuan dan Kinerja Mahkamah Syar iyah agar lebih Efektif dan efisien;

6 2. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pada ; 3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia ; 2. Sasaran : Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai oleh dalam jangka waktu pendek dari tujuan. Sasaran yang ditetapkan dalam Renstra adalah: 1. Meningkat kemampuan pelayanan agar lebih baik. 2. Terujudnya akuntabilitas dan transparansi pada. 3. Meningkatkan kualitas dan pelayanan Sumber Daya Manusia di Mahkamah Syar iyah Aceh. Ketiga sasaran tersebut di atas belum dapat menjelaskan sasaran yang akan dicapai pada setiap tahunnya, maka untuk memberikan gambaran sasaran yang harus dicapai dalam Tahun 2011 dilakukan penajaman sasaran dengan memperhatikan fungsi dari serta satuan-satuan tugas dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.. Terlaksananya tugas pokok dan fungsi adalah dalam kapasitas sebagai penyelenggaraan Mahkamah Syar iyah secara menyeluruh dalam menyelesaikan perkara-perkara yang menjadi kewenangan Mahkamah Syar iyah Aceh. Pelaksanaan tugas secara inplisit dituangkan menjadi sasaransasaran yang akan dicapai oleh dalam Tahun 2011 adalah sebagai berikut :

7 1. Terlaksananya penyelesaian perkara pada tingkat pertama yang diterima oleh secara tepat, cepat dan biaya ringan. 2. Terselenggaranya tertib administrasi perkara secara baik, pada Mahkamah Syar iyah Aceh 3. Terlaksananya pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan secara baik. 4. Tersedianya Sumber Daya Manusia bidang Teknis Yudisial pada Mahkamah Syar iyah Aceh. 5. Tersedianya Sumber Daya Manusia yang berkualitas dalam pengelolaan administrasi umum, anggaran, sarana dan prasara pada Mahkamah Syar iyah Aceh.