I. PENDAHULUAN. kabupaten/kota dapat menata kembali perencanaan pembangunan yang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Dengan telah diundangkannya UU. 22 tahun 1999 dan disempurnakan

BAB III VISI, MISI DAN NILAI

BAB II PERENCANAAN STRATEGIS

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Pelayanan Terbaik Menuju Hutan Lestari untuk Kemakmuran Rakyat.

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang tinggi. Apabila dimanfaatkan secara bijaksana akan

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN

I. PENDAHULUAN. bangkit dan membangun. Sudah saatnya menyadari besarnya potensi alam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Kab. Minahasa Selatan MISI TUJUAN SASARAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB 2 Perencanaan Kinerja

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Siak terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun

Biro Bina Sosial, Sekretariat Daerah Propinsi Sumatera Barat

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

I. PENDAHULUAN yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

PENDAHULUAN. Latar Belakang

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BIRO ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat sentral dalam

BAB I. PENDAHULUAN. 1 P a g e

diwujudkan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, yaitu suatu kondisi pelaksanaan pemerintahan yang

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

REPETA DEPARTEMEN KEHUTANAN TAHUN 2004

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

REVITALISASI KEHUTANAN

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD )

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. pembangunan nasional, baik berupa sumbangan langsung seperti peningkatan

I. PENDAHULUAN. (agribisnis) terdiri dari kelompok kegiatan usahatani pertanian yang disebut

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RECANA KERJA SATUAN KERJA PERANGAKAT DAERAH DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN

TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dalam pembangunan dapat diartikan sebagai keikutsertaan masyarakat

Weakness, Opportunity and Threath). Dengan hasil pada masing-masing

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

Pembangunan Bambu di Kabupaten Bangli

BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan ciri khas organisasi

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

I. PENDAHULUAN. mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya yang kita miliki terkait dengan kepentingan masyarakat

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

PENDAHULUAN Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

IKU Pemerintah Provinsi Jambi

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia hanya akan terselenggara dengan efisien

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

I. PENDAHULUAN Otonomi daerah di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998 telah

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja

PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT DINAS KEHUTANAN. Komplek Pertanian Sukomananti Padang Tujuah

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah. (RPJPD) Provinsi Riau , maka Visi Pembangunan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, seorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.01/MENHUT-II/2004 TAHUN 2004 TENTANG

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

I. PENDAHULUAN. yang terdapat dalam organisasi tersebut. Keberhasilan untuk mencapai

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Dasar Hukum Terbentuknya Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Latihan Kabupaten Lampung Selatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1

I. PENDAHULUAN. Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung adalah Pegawai

BAB III Visi dan Misi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah daerah kabupaten/kota memiliki keleluasaan untuk mengelola daerah dan sumberdaya alam yang ada di daerahnya. Dengan keleluasaan yang diberikan, diharapkan pemerintah daerah kabupaten/kota dapat menata kembali perencanaan pembangunan yang sebelumnya diatur secara sentralistik, guna memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan ciri khas daerahnya masing-masing. Sebagaimana kita ketahui bahwa tujuan pemberian otonomi daerah adalah memungkinkan daerah tersebut mengatur daerahnya sendiri dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat dan melaksanakan pembangunan. Salah satu misi penting dari Pemerintah Kabupaten Siak adalah memberdayakan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi daerah dengan memperkuat struktur perekonomian berbasis kerakyatan yang bertumpu pada agribisnis dan agroindustri. Di sini terlihat adanya komitmen yang kuat dari pemerintah daerah untuk mengembangkan sektor pertanian dalam arti luas. Kabupaten Siak memiliki potensi yang besar di sektor pertanian yang terdiri dari dua sub-sektor unggulan yaitu sektor perkebunan dan sektor kehutanan. Sejalan dengan Visi Kabupaten Siak yaitu Terwujudnya Kabupaten Siak sebagai pusat budaya melayu di Riau didukung oleh agribisnis, agroindustri dan pariwisata yang maju dalam lingkungan masyarakat yang agamis sejahtera Tahun 2020, maka Visi Dinas Kehutanan adalah Terwujudnya kelestarian fungsi hutan sebagai sistem penyangga kehidupan, memperkuat ekonomi masyarakat serta mendukung perekonomian Kabupaten Siak, yaitu :

a. Kelestarian fungsi hutan sebagai sistem penyangga kehidupan. Hutan dapat berfungsi secara terus-menerus baik dari segi produksi, ekologi maupun sosial ekonomi. b. Memperkuat ekonomi masyarakat. Dengan adanya kelestarian fungsi hutan, masyarakat dapat memperoleh manfaat secara ekonomi sehingga taraf hidup masyarakat meningkat. c. Mendukung perekonomian Kabupaten Siak. Dengan adanya kelestarian fungsi hutan dan peningkatan taraf hidup masyarakat, maka akan mendukung peningkatan perekonomian Kabupaten Siak. Sedangkan misi dinas kehutanan adalah : a. Memantapkan Kawasan Hutan. Adanya kawasan hutan yang mantap secara hukum dan legitimate merupakan prakondisi yang diperlukan untuk terwujudnya pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Kemantapan kawasan hutan tersebut perlu dibangun secara bersama dengan mempertimbangkan berbagai kepentingan dan stakeholder. Selain mantapnya kawasan, jaminan dan kepastian mengenai keamanan tegakan dan sumberdaya hayati yang ada di dalam kawasan hutan tersebut juga harus merupakan bagian dari prakondisi. b. Terciptanya Kelestarian Hutan. Luasnya kerusakan sumberdaya hutan serta lahan krtitis telah menyebabkan mundurnya kualitas lingkungan hidup yang antara lain diindikasikan dengan rendahnya produktivitas lahan, tingginya laju erosi dan besarnya peluang terjadinya banjir serta kekeringan yang akan mengakibatkan 2

menurunnya kualitas kehidupan. Oleh karena itu upaya rehabilitasi merupakan salah satu prioritas pembangunan sektor kehutanan. Dalam kaitannya dengan upaya reboisasi dan rehabilitasi hutan dan lahan kritis tersebut, ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu pertama, kegiatan pengurangan atau penghentian kegiatan konversi hutan. Kedua, kegiatan pembangunan hutan tanaman perlu dikaitkan dengan industri pengolahannya. c. Optimalisasi Fungsi Hutan. Penekanan pemanfaatan hanya pada produk primer kayu, selain tidak sesuai dengan multiguna hutan, sebagai penghasil berbagai bentuk barang dan jasa juga telah mengakibatkan rendahnya penghargaan terhadap nilai sumberdaya hutan yang sesungguhnya. Kenyataannya sampai saat ini menunjukan bahwa fungsi lindung sumberdaya hutan yang antara lain sebagai pengatur tata air dan iklim masih belum diberikan nilai yang sebenarnya sehingga kesadaran akan multifungsi hutan masih rendah. Di sisi lain pengembangan industri kehutanan perlu mengacu pada kemampuan pasokan bahan baku dan tingkat perkembangan teknologi yang ada. Untuk itu diperlukan berbagai upaya seperti rekalkulasi sumberdaya hutan serta restrukturisasi industri kehutanan sehingga akan terciptanya industri yang tangguh dan efisien. d. Mewujudkan Partisipasi Aktif Masyarakat dalam Pembangunan Kehutanan. Bentuk partisipasi masyarakat dalam kegiatan kehutanan selama ini umumnya berupa tenaga buruh pada berbagai kegiatan, hanya sebagian kecil yang ikut dalam kegiatan usaha di bidang kehutanan. Manfaat hutan belum secara optimal dirasakan masyarakat. Sudah saatnya masyarakat dilibatkan 3

secara aktif dalam kegiatan pembangunan kehutanan dan terus didorong melalui peningkatan akses terhadap manfaat sumberdaya hutan guna kesejahteraannya. Kualitas sumberdaya manusia yang bermoral, profesional, bebas Kolusi Korupsi dan Nepotisme (KKN) dan berdisiplin serta berorientasi pada pelayanan masyarakat perlu ditingkatkan (Renstra Dinas Kehutanan Kab. Siak Tahun 2002 2006). Kebijakan Dinas Kehutanan Kabupaten Siak dalam melaksanakan pembangunan kehutanan adalah menitik beratkan pada pemberian manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat Kabupaten Siak khususnya masyarakat tempatan dengan tetap menjaga fungsi produksi, fungsi ekologi maupun fungsi sosial ekonomi. Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, Dinas Kehutanan Kabupaten Siak dalam jangka waktu 5 tahun mencanangkan 3 (Tiga) program prioritas yaitu ; 1) Program Penataan dan Pengelolaan Hutan, 2) Program Reboisasi dan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis 3) Program Pengawasan dan Pengendalian Hutan. Untuk melaksanakan visi dan misi tersebut, maka diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas, produktif, terampil, profesional, mampu bekerjasama, berinisiatif, berkomunikasi dan menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dalam pengelolaan sumberdaya hutan di Kabupaten Siak. Sumberdaya manusia perlu dimotivasi agar dapat lebih produktif dalam bekerja. Selain itu kepemimpinan yang efektif juga diperlukan agar dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif dan memotivasi pegawainya agar selalu produktif sehingga kinerja pegawai meningkat. Kinerja yang rendah pada pegawai di Lingkungan Dinas Kehutanan Kabupaten Siak akan berdampak pada pelaksanaan kebijakan dari 4

Dinas Kehutanan Kabupaten Siak tersebut. Tinggi rendahnya usaha pegawai dalam melaksanakan tugas, fungsi dan kewajibannya akan menggambarkan kinerja pegawai. Selain itu moral dan etika pegawai sangat dirasakan oleh masyarakat yang menerima pelayanan khususnya yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya hutan di Kabupaten Siak. Kepercayaan masyarakat terhadap pegawai melalui pelayanan yang diberikan dapat dijadikan bahan evaluasi kinerja pegawai, walaupun persoalan moral dan etika merupakan hal pribadi pegawai, namun secara keseluruhan akan mewarnai kondisi pegawai di Lingkungan Dinas Kehutanan Kabupaten Siak. Motivasi kerja pegawai bisa berasal dari dalam diri pegawai itu sendiri (internal) untuk melaksanakan tugas dan fungsi yang terkait serta kewajibannya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun Pegawai Honorer, dan yang berasal dari lingkungan luar (eksternal) yaitu kesempatan mengembangkan karir, dan nilai-nilai atau budaya organisasi yang dianut oleh instansi itu sendiri serta kebijaksanaan program Pendidikan dan Pelatihan (Diklat). Kesediaan pegawai untuk bekerja sesuai dengan pelaksanaan tugas yang diberikan oleh atasannya, maupun inisiatif dan inovatif dari pegawai itu sendiri merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan motivasi dari pegawai tersebut. Peningkatan motivasi kerja pegawai di Lingkungan Dinas Kehutanan Kabupaten Siak dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan kualitas kekayaan intelektual pegawai dengan cara mengadakan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan tugas dan fungsi pegawai di instansi tersebut. Selain mengadakan pendidikan dan pelatihan, peningkatan kedisiplinan kerja pegawai sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja antara lain dengan cara memberikan reward berupa penghargaan atas prestasinya bagi 5

pegawai yang rajin dan berprestasi, sedangkan bagi pegawai yang tidak disiplin diberikan sangsi yang sesuai. Pegawai akan lebih senang, aman, tenang bila pimpinannya menghargai pekerjaannya. Diharapkan dengan adanya reward bagi yang berprestasi dan sangsi bagi yang kurang disiplin dapat meningkatkan motivasi kerja pegawai yang ada di Lingkungan Dinas Kehutanan Kabupaten Siak. Sebagaimana diketahui bahwa pembangunan kehutanan dan arah baru kebijakan pembangunan kehutanan bertumpu pada pandangan dan pemikiran kritis terhadap peran pemerintah dalam mengatur manfaat hutan dan pengusahaan hutan, sehingga di Dinas Kehutanan Kabupaten Siak diperlukan kepemimpinan yang efektif agar menghasilkan peraturan-peraturan yang dapat mendukung Visi dan Misi Dinas Kehutanan Kabupaten Siak. Selain itu juga diperlukan pemimpin yang dapat mengendalikan sumberdaya yang ada dan memotivasi pegawainya agar dapat bekerja dengan baik serta dapat memberikan informasi yang tepat pada orang yang tepat, menyediakan alat-alat untuk analisis informasi tersebut, dan alat respon terhadap ilham yang diperoleh dari informasi tersebut dengan segera pada saat dibutuhkan. Dengan adanya pemimpin yang efektif yang dapat memotivasi pegawainya, kinerja pegawai di Lingkungan Dinas Kehutanan Kabupaten Siak dapat ditingkatkan. Di Lingkungan Dinas Kehutanan Kabupaten Siak, berdasarkan observasi penulis dan persepsi pimpinan Dinas Kehutanan Kabupaten Siak terdapat indikasi yang menyebabkan rendahnya motivasi kerja pegawai, seperti tidak adanya perbedaan penghargaan yang diterima bagi pegawai yang berprestasi (kinerja tinggi) dengan yang kurang berprestasi, tidak adanya sanksi yang diberikan bagi 6

pegawai yang kurang berprestasi, dan sangat jarang dan hampir tidak adanya sangsi berupa pemecatan pegawai yang kurang produktif. Selain itu situasi dan kondisi yang ada sekarang ini di Dinas Kehutanan Kabupaten Siak kurang mendukung antara lain kurangnya sarana dan prasarana yang disediakan di tempat kerja seperti belum adanya fasilitas PLN, dan ruang kerja yang belum seluruhnya difasilitasi AC dan tidak adanya sarana Faximili di kantor. Dengan situasi dan kondisi seperti ini pimpinan Dinas Kehutanan Kabupaten Siak mengkhawatirkan akan berdampak pada rendahnya motivasi kerja pegawainya. Di sinilah diperlukan adanya kebijakan dari pemimpin yang dapat memotivasi pegawai untuk meningkatkan kinerjanya, agar kinerja pegawai di Dinas Kehutanan Kabupaten Siak dapat ditingkatkan sehingga Visi, Misi dan Kebijakan Dinas Kehutanan Kabupaten Siak dapat terlaksana untuk menunjang pelaksanaan Visi, Misi dan Kebijakan Kabupaten Siak. Untuk menghasilkan kinerja yang tinggi, seorang pegawai tidak hanya perlu memiliki keterampilan, tetapi ia juga harus memiliki keinginan dan kegairahan untuk berprestasi tinggi. Menjadi tugas pemimpin untuk membawa organisasi dan pegawainya untuk berkinerja tinggi dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi sesuai dengan standar kerja yang telah ditetapkan bersama. Berdasarkan latar belakang di atas menarik untuk dikaji mengenai benar atau tidaknya persepsi pimpinan Dinas Kehutanan Kabupaten Siak yang beranggapan bahwa adanya indikasi yang menyebabkan rendahnya motivasi kerja dan kinerja pegawainya dengan situasi dan kondisi tempat kerja seperti yang ada saat ini di Dinas Kehutanan Kabupaten Siak. Dengan tidak mengenyampingkan arti penting faktor lain, di dalam penelitian ini hanya akan ditelaah tingkat 7

kepemimpinan, motivasi kerja dan kinerja pegawai Dinas Kehutanan Kabupaten Siak karena berdasarkan observasi pendahuluan, ada beberapa permasalahan yang berhubungan dengan kepemimpinan dan motivasi kerja pegawai di Lingkungan Dinas Kehutanan Kabupaten Siak seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka menarik untuk diteliti hubungan kepemimpinan dengan kinerja pegawai dan hubungan motivasi kerja dengan kinerja pegawai pada Dinas Kehutanan Kabupaten Siak. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimana tingkat kepemimpinan, motivasi kerja dan kinerja pegawai pada Dinas Kehutanan Kabupaten Siak? 2. Bagaimana hubungan kepemimpinan dengan kinerja pegawai pada Dinas Kehutanan Kabupaten Siak? 3. Bagaimana hubungan motivasi kerja dengan kinerja pegawai pada Dinas Kehutanan Kabupaten Siak? 4. Bagaimana meningkatkan kinerja pegawai pada Dinas Kehutanan Kabupaten Siak? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, tujuan penelitian ini sebagai berikut : 1. Menganalisis tingkat kepemimpinan, motivasi kerja dan kinerja pegawai pada Dinas Kehutanan Kabupaten Siak. 8

2. Menganalisis hubungan kepemimpinan dengan kinerja pegawai pada Dinas Kehutanan Kabupaten Siak. 3. Menganalisis hubungan motivasi kerja dengan kinerja pegawai pada Dinas Kehutanan Kabupaten Siak. 4. Merumuskan upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja pegawai pada Dinas Kehutanan Kabupaten Siak. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai berikut : 1. Bagi instansi Dinas Kehutanan Kabupaten Siak dapat menggali unsur-unsur yang berhubungan dengan kinerja pegawainya, khususnya mengenai kepemimpinan dan motivasi kerja, yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk pengembangan strategi implementasi program di instansi tersebut. 2. Dapat dijadikan sebagai bahan acuan penelitian dan pengembangan pada penelitian yang akan datang. 3. Dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan pendalaman materi perkuliahan manajemen sumberdaya manusia dan manajemen sektor publik. 1.5 Batasan Penelitian Penelitian ini hanya meneliti hubungan kepemimpinan dan motivasi kerja dengan kinerja pegawai pada Dinas Kehutanan Kabupaten Siak yang berlokasi di Komplek Perkantoran Sungai Betung Kabupaten Siak, sehingga diharapkan dapat menggali unsur-unsur yang berhubungan dengan kinerja pegawainya, khususnya mengenai kepemimpinan, motivasi kerja dan kinerja, dengan responden semua 9

pegawai di Dinas Kehutanan Kabupaten Siak, dengan tidak memilah baik yang sudah PNS maupun Pegawai Honorer. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Juni s.d Agustus 2007. Data diperoleh melalui penyebaran daftar pernyataan/ pertanyaan yang berhubungan dengan kepemimpinan, motivasi kerja dan kinerja pegawai, jadi yang diukur dalam penelitian ini hanya berdasarkan persepsi dari pegawai Dinas Kehutanan Kabupaten Siak mengenai motivasi kerja pegawai, kepemimpinan dan kinerja pegawai. 10