BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Tujuan pembangunan itu dapat tercapai, bila sarana-sarana dasarnya

dokumen-dokumen yang mirip
ini menjadikan kebutuhan akan tanah bertambah besar. Tanah mempunyai kemakmuran, dan kehidupan. Hal ini memberikan pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan kekayaan alam yang mempunyai arti sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Setiap makhluk hidup pasti akan mengalami kematian, demikian juga

BAB I PENDAHULUAN. dengan Rijksblad Kasultanan Nomor 16 Tahun 1918 juncto Nomor 23. Tahun 1925 adalah tanah Sri Sultan sebagai penguasa Kasultanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses pencatatan secara sistematis atas setiap bidang tanah baik

BAB I PENDAHULUAN. tanah.tanah sendiri merupakan modal utama bagi pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Boedi Harsono, Hukum Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Djambatan, Jakarta, 2005, hlm. 560

BAB I PENDAHULUAN. pembayarannya bersifat wajib untuk objek-objek tertentu. Dasar hukum

BAB I PENDAHULUAN. pemiliknya kepada pihak lain. Sesuai dengan ketentuan Pasal 2 Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini karena hampir sebagian besar aktivitas dan kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. berdimensi dua dengan ukuran panjang dan lebar. Hukum tanah disini bukan

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I P E N D A H U L U A N. aktivitas di atas tanah sehingga setiap saat manusia selalu berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. bagi kelangsungan hidup umat manusia. 1. nafkah sehari-hari berupa lahan pertanian atau perladangan.

BAB I PENDAHULUAN. tanah terdapat hubungan yang erat. Hubungan tersebut dikarenakan. pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Berdasarkan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari tanah. Tanah

BAB I PENDAHULUAN. segala aspeknya melainkan hanya mengatur salah satu aspeknya, yaitu tanah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari tanah. Manusia. membutuhkan tanah dalam segala macam aspek kehidupannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan kehidupan masyarakat saat ini suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang dibuat oleh pihak bank. Salah satu persyaratan yang wajib dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam pelaksanaan administrasi pertanahan data pendaftaran tanah yang

PEROLEHAN TANAH DALAM PENGADAAN TANAH BERSKALA KECIL

Lex Privatum Vol. VI/No. 1/Jan-Mar/2018

BAB I PENDAHULUAN. sebuah keluarga, namun juga berkembang ditengah masyarakat. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Kitab Undang-undang Hukum

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan akan tanah sebagai sumber kehidupan sehingga dapat dicermati

BAB I PENDAHULUAN. tanah sebagai sarana utama dalam proses pembangunan. 1 Pembangunan. dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. Achmad Rubaie, Hukum Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), hal 1.

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan perbuatan hukum. Peristiwa hukum pada hekekatnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya tanah bagi manusia, menyebabkan tanah mempunyai nilai tinggi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan hak atas tanah oleh individu atau perorangan. Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

BAB III PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpilkan bahwa :

Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan negara dan rakyat yang makin beragam dan. atas tanah tersebut. Menurut A.P. Parlindungan 4

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan. 1 Berdasarkan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Jabatan

BAB I PENDAHULUAN. tanah, padahal luas wilayah negara adalah tetap atau terbatas 1.

HIBAH TANAH PEMERINTAHAN KABUPATEN/KOTA KEPADA WARGA NEGARA INDONESIA

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB I PENDAHULUAN. sosial, tidak akan lepas dari apa yang dinamakan dengan tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahun akan menimbulkan berbagai macam problema. Salah satunya

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PENDAFTARAN TANAH, HAK MILIK ATAS TANAH, DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia di dalam. kerjasama yang mengikat antara dua individu atau lebih.

BAB II KEABSAHAN JUAL BELI TANAH HAK MILIK OLEH PERSEROAN TERBATAS. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan akta pemberian hak tanggungan atas tanah. 3 Dalam pengelolaan bidang

: AKIBAT HUKUM PENUNDAAN PROSES BALIK NAMA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan, maupun dengan pihak ketiga. Pewaris adalah orang yang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap persepsi yang berbeda, perbedaan-perbedaan tersebut dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. jaminan kepastian hukum di bidang pertanahan, pertama-tama memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Tanah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN. Tanah adalah permukaan bumi yang dalam penggunaannya meliputi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam arti hukum, tanah memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. orang lain berkewajiban untuk menghormati dan tidak mengganggunya dan

BAB I PENDAHULUAN. masih bercorak agraris. Seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. tanah mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai social asset dan sebagai

Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku dalam masyarakat. Dapat pula dikatakan hukum merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Tanah yang merupakan kebutuhan pokok bagi manusia akan berhadapan dengan

BAB I PENDAHULUAN. itu, kebijakan pembangunan pertanahan haruslah merupakan bagian yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan tanah dalam rangka pembangunan bagi pemenuhan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai atau dimiliki oleh orang perorangan, kelompok orang termasuk

BAB II TINJAUN PUSTAKA. Di dalam UUPA terdapat jiwa dan ketentuan-ketentuan yang harus dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk, membuat kebutuhan akan tanah atau lahan. meningkat membuat harga tanah juga menjadi tinggi.

BAB II KEDUDUKAN PARA PIHAK DALAM PENGALIHAN HAK ATAS BANGUNAN

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. sebutan SV UGM terbentuk berdasarkan Peraturan Rektor UGM No.

Oleh : Ni Putu Dian Putri Pertiwi Darmayanti Ni Nyoman Sukerti I Wayan Novy Purwanto. Program Kekhususan Hukum Perdata Fakultas Hukum Udayana

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya dalam bidang harta kekayaan menjadi pendorong tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat dapat menghasilkan suatu peristiwa-peristiwa tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah persoalan hak atas tanah. Banyaknya permasalahan-permasalahan

Dimyati Gedung Intan: Prosedur Pemindahan Hak Atas Tanah Menuju Kepastian Hukum

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. berkembang biak, serta melakukan aktivitas di atas tanah, sehingga setiap saat manusia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan jangka panjang adalah di bidang ekonomi. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. pangan dalam kehidupannya, yaitu dengan mengolah dan mengusahakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara agraris yang kehidupan masyarakatnya

KETIDAKHADIRAN SESEORANG DALAM JUAL BELI DAN BALIK NAMA HAK ATAS TANAH DALAM PEWARISAN (Studi Kasus Perdata No. 1142/Pdt.P/2012/P.N.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pokok permasalahan utama. Instruksi Gubernur tersebut pada

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan tanah. Tanah mempunyai kedudukan dan fungsi yang amat penting

PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK ATAS TANAH BAB I PENDAHULUAN

JURNAL KARYA ILMIAH. KEKUATAN HUKUM SERTIPIKAT HAK MILIK SEBAGAI ALAT BUKTI KEPEMILIKAN (STUDI KASUS TANAH DI PENGADILAN NEGERI MATARAM) Cover

JUAL-BELI TANAH HAK MILIK YANG BERTANDA BUKTI PETUK PAJAK BUMI (KUTIPAN LETTER C)

BAB I PENDAHULUAN. Hak atas tanah dalam Hukum Tanah Nasional (HTN), memberikan ruang yang

BAB I PENDAHULUAN. karena tanah merupakan sumber kesejahteraan, kemakmuran, dan

alam, retribusi, sumbangan, Bea dan Cukai, laba dari BUMN dan sumber golongan yang terdiri dari pajak langsung dan pajak tidak langsung; (2) pajak

BAB I PENDAHULUAN. yang mendasar, karena hampir sebagian besar aktivitas dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dengan tanah.

mudah dapat membuktikan hak atas tanah yang dimiliki atau dikuasainya,

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Aristoteles manusia adalah zoon politicon atau makhluk sosial.

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal yang turun temurun untuk melanjutkan kelangsungan generasi. sangat erat antara manusia dengan tanah.

BAB I PENDAHULUAN. harga tanah dan bangunan yang terus naik dari tahun ke tahun. Tanah dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pilar-pilar utama dalam penegakan supremasi hukum dan atau. memberikan pelayanan bagi masyarakat dalam bidang hukum untuk

rakyat yang makin beragam dan meningkat. 2 Kebutuhan tanah yang semakin

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional bertujuan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya. Tujuan pembangunan itu dapat tercapai, bila sarana-sarana dasarnya tersedia. Salah satu sarana dasar bagi pembangunan adalah tanah. Tanah mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena sebagian besar dari kehidupan manusia bergantung pada tanah, sebagai tempat pemukiman serta tempat melakukan segala aktivitas. Sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tetang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA), hukum tanah di Indonesia bersifat dualisme, artinya selain diakui berlakunya hukum tanah adat yang bersumber dari Hukum Adat, diakui pula peraturanperaturan mengenai tanah yang didasarkan atas Hukum Barat. Setelah berlakunya UUPA pada tanggal 24 September 1960, berakhirlah masa dualisme hukum tanah yang berlaku di Indonesia menjadi suatu unifikasi hukum tanah. Sebelum berlakunya UUPA, ada dua golongan besar hak milik atas tanah, yaitu hak milik menurut Hukum Adat dan hak milik menurut Hukum Perdata Barat yang dinamakan Hak Eigendom. Sekarang kedua macam hak milik tersebut, sesuai dengan ketentuan konversi dalam UUPA telah dikonversi atau diubah menjadi hak milik 1. Menurut ketentuan dalam Pasal 20 ayat (2) UUPA, hak milik atas tanah dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain. Peralihan hak milik atas tanah dapat melalui jual beli, tukar menukar, hibah ataupun karena pewarisan. Adapun 1 Adrian Sutedi, 2007, Peralihan Hak milik atas tanah Dan Pendaftarannya, Sinar Grafika, jakarta, hlm.2.

2 cara beralihnya hak milik tersebut diatur lebih jelas pada Pasal 26 ayat (1) UUPA, yaitu jual beli, penukaran, penghibahan, pemberian dengan wasiat, dan perbuatan-perbuatan lain yang dimaksudkan untuk memindahkan hak milik serta pengawasannya diatur dengan peraturan pemerintah. Peralihan hak milik atas tanah dari pemegang haknya kepada pihak lain dapat terjadi karena peristiwa hukum, yaitu meninggal dunianya pemegang hak milik atas tanah. Di sini peralihan hak terjadi melalui pewarisan. Pewarisan hak adalah berpindahnya hak milik atas tanah dari pemegang haknya sebagai pewaris kepada pihak lain sebagai ahli waris karena pemegang haknya meninggal dunia. Dengan meninggal dunianya pemegang hak milik atas tanah, maka hak milik atas tanah tersebut berpindah kepada ahli warisnya. 2 Hak milik atas tanah, demikian pula setiap peralihan, hapusnya dan pembebanannya dengan hak-hak lain harus didaftarkan menurut ketentuanketentuan yang dimaksud dalam Pasal 19 UUPA. Pendaftaran termasuk dalam ayat (1) merupakan alat pembuktian yang kuat mengenai hapusnya hak milik serta sahnya peralihan dan pembebanan hak tersebut. Demi menjamin adanya kepastian hukum hak milik atas tanah maka setiap peralihan dan pembebanannya wajib didaftarkan. Hal ini diatur dalam Pasal 19 UUPA beserta peraturan pelaksanaannya. Meskipun UUPA sudah demikian 2 Urip Santoso, 2011, Pendaftaran dan Peralihan Hak milik atas tanah, Kencana, Jakarta, hlm. 398.

3 jelasnya membuat peraturan tentang pertanahan, tapi pada kenyataannya belum semua aturan-aturan mengenai pertanahan terlaksana dengan baik. Dalam hal pewarisan hak milik atas tanah, meskipun pewarisnya sendiri sudah lama meninggal, tetapi peralihan dan pendaftaran peralihan hak milik atas tanah karena pewarisannya belum dilaksanakan dengan baik. Terutama oleh masyarakat hukum adat Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi yang menjadi lokasi penelitian ini. Sifat yang khas dari hubungan masyarakat hukum adat dengan tanahnya diungkap dalam Draft Deklarasi tentang Hak-Hak Masyarakat Adat 3. Secara khusus Pasal 25 draft tersebut menyatakan bahwa masyarakat hukum adat memiliki hak untuk memelihara dan memperkuat hubungan spritual dan material mereka dengan lainnya yang secara tradisional mereka memiliki atau tinggali atau gunakan, dan untuk menjunjung tinggi tanggung jawab mereka bagi generasi mendatang. Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan bahwa masyarakat hukum adat Kecamatan Jambi Selatan kota Jambi tidak begitu memahami dan menyadari arti pentingnya pendaftaran tanah yang diakibatkan oleh peralihan hak melalui pewarisan. Baik itu untuk tanah yang telah terdaftar (bersertipikat) maupun tanah yang belum bersertipikat. Pada umumnya masyarakat tidak langsung mendaftarkan peralihan hak tersebut sehingga obyek tanah yang telah diwariskan masih atas nama pemilik awalnya (pewaris). Padahal dalam Peraturan 3 Rafael Edy Bosko, 2006, Hak-Hak Masyarakat Adat dalam Konteks Pengelolaan Sumber Daya Alam, Elsam, Jakarta, hlm.70.

4 Pemerintah No.24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah Pasal 61 Ayat (3) disebutkan bahwa untuk pendaftaran peralihan hak karena pewarisan yang diajukan dalam waktu enam bulan sejak tanggal meninggalnya pewaris, tidak dipungut biaya pendaftaran. Salah satu manfaat pemeliharaan data dengan cara melakukan pendaftaran hak milik atas tanah memudahkan pemilik hak milik atas tanah apabila hendak melakukan pembebanan. Kajian mengenai kekuatan berlakunya sertipikat sangat penting, setidaktidaknya karena pertama, sertipikat memberikan kepastian hukum pemilikan tanah bagi orang yang namanya tercantum dalam sertipikat. Penerbitan sertipikat dapat mencegah sengketa tanah. Pemilikan sertipikat akan memberikan perasaan tenang dan tenteram karena dilindungi dari tindakan sewenang-wenang oleh siapa pun. Kedua, pemberian sertipikat dimaksudkan untuk mencegah sengketa kepemilikan tanah. Ketiga, dengan pemilikan sertipikat, pemilik tanah dapat melakukan perbuatan hukum apa saja sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang dan, ketertiban umum dan kesusilaan. Selain itu, sertipikat mempunyai nilai ekonomi yang tinggi apabila dijadikan jaminan hutang dengan hak tanggungan atas tanah 4. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang peralihan dan pendaftaran hak milik atas tanah yang terjadi karena pewarisan di masyarakat hukum adat Kecamatan Jambi Selatan kota Jambi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan paparan latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat mengambil rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, di antaranya: 4 Adrian Sutedi, 2011, Sertipikat Hak Atas Tanah, Sinar Grafika, Jakarta. hlm. 2.

5 1. Bagaimana pelaksanaan peralihan dan pendaftaran hak milik atas tanah karena pewarisan oleh anggota masyarakat hukum adat Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi? 2. Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan anggota masyarakat hukum adat Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi belum melaksanakan pendaftaran hak milik atas tanah karena pewarisan di Kantor Pertanahan Kota Jambi? 3. Bagaimanakah upaya yang dilakukan Kantor Pertanahan Kota Jambi dalam mengatasi hambatan yang dialami dalam pelaksanaan peralihan dan pendaftaran hak milik atas tanah karena pewarisan oleh anggota masyarakat hukum adat Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi? C. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran yang diakukan ada beberapa penelitian yang berkaitan dengan peralihan hak milik atas tanah yaitu: Pelaksanaan Pendaftaran Peralihan Hak Milik Atas Tanah Karena Pewarisan di Kabupaten Gunungkidul 5. Tesis yang ditulis tahun 2010 oleh Guntoro, pada tesis ini ada persamaan mengenai pendaftaran hak milik atas tanah karena pewarisan dan persamaan dalam hal perumusan masalah. Namun ada perbedaan dalam perumusan masalah, yaitu dalam tesis tersebut hanya membahas tentang pelaksanaan dan hambatan dalam proses pelaksanaan pendaftaran hak milik atas tanah karena pewarisan, sedangkan yang peneliti 5 Guntoro, Pelaksanaan Pendaftaran Peralihan Hak Milik Atas Tanah Karena Pewarisan di Kabupaten Gunungkidul, Tesis yang ditulis tahun 2010, Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum UGM.

6 susun juga membahas solusi untuk mengatasi hambatan dalam peralihan dan pendaftaran hak milik atas tanah karena pewarisan di masyarakat hukum adat dan juga ada perbedaan mengenai waktu dan lokasi atau tempat penelitian dilakukan dengan penelitian dilakukan. Pelaksanaan Peralihan Hak Milik Atas Tanah Pertanian karena Jual Beli di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen 6. Skripsi yang ditulis tahun 2009 oleh Ika Diyastuti, pada skripsi ini ada persamaan mengenai pendaftaran peralihan hak milik atas tanah, dan juga ada persamaan dalam hal perumusan masalah. Namun ada perbedaan dalam penyebab dari peralihan hak itu sendiri yaitu bahwa peralihan dan pendaftaran hak yang diteliti dalam skirpsi tersebut adalah karena jual beli, sedangkan yang peneliti susun karena pewarisan dan juga ada perbedaan mengenai waktu dan lokasi atau tempat penelitian dilakukan. D. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti memiliki dua tujuan antara lain : 1. Tujuan obyektif. Tujuan obyektif yang ingin dicapai peneliti adalah : a. Untuk mengetahui dan menganalisis tentang pelaksanaan peralihan dan pendaftaran hak milik atas tanah karena pewarisan oleh anggota masyarakat hukum adat di Kecamatan Jambi Selatan kota Jambi. 6 Ika Diyastuti, Pelaksanaan Peralihan Hak Milik Atas Tanah Pertanian karena Jual Beli di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen, skripsi yang ditulis tahun 2009, Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta.

7 b. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan anggota masyarakat hukum adat Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi belum melaksanakan pendaftaran hak milik atas tanah karena pewarisan. c. Untuk mengetahui dan menganalisis tentang upaya yang dilakukan oleh Kantor Pertanahan Kota Jambi dalam mengatasi hambatan yang dialami dalam pelaksanaan peralihan dan pendaftaran hak milik atas tanah karena pewarisan. 2. Tujuan Subyektif. Secara subyektif penelitian ini disusun peneliti dengan tujuan untuk memenuhi syarat dalam mencapai pendidikan Strata-2 Magister Kenotariatan (MKn) pada Program Pascasarjana Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. E. Manfaat Penelitian yaitu: Penelitian ini secara umum diharapkan dapat memberikan dua manfaat, 1. Manfaat untuk ilmu pengetahuan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu pengetahuan hukum pada khususnya terutama bagi perkembangan ilmu hukum kenotariatan yang berkaitan dengan peralihan hak milik atas tanah. 2. Manfaat untuk pembangunan bangsa dan negara.

8 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada masyarakat, khususnya masyarakat hukum adat, Badan Pertanahan Nasional (BPN), Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), dan pihak-pihak lain yang bersentuhan langsung dengan perbuatan peralihan dan pendaftaran hak milik atas tanah karena pewarisan. Tujuannya agar penelitian ini dapat membantu terlaksananya peralihan dan pendaftaran hak milik atas tanah karena pewarisan dengan baik.