BAB II PROFIL PERUSAHAAN

dokumen-dokumen yang mirip
PT. PLN (PERSERO) RAYON KRIAN

BAB II GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. secara umum di Indonesia, karena tanpa mengaitkan sejarah berdirinya

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA

BAB II PROFIL PT PLN ( PERSERO ) DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. bidang pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT PLN (Persero) APD JATENG DAN DIY

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III METODE PENULISAN. Dalam metode penulisan, sumber data yang digunakan oleh penulis adalah:

BAB I PENDAHULUAN. PT PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang. kelistrikan yang melayani masyarakat di seluruh nusantara, bertekad untuk

STIKOM SURABAYA BAB II. PROFIL PT PLN (Persero) DISTRIBUSI JAWA TIMUR. 2.1 Sejarah dan perkembangan Sejarah PLN

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB II TINJAUAN UMUM PT. PLN (PERSERO) UPJ BANDUNG UTARA

BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA. 1. Keberhasilan yang dicapai Sebelum Kemerdekaan Sampai 1965

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB IV GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PLN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke -19 ketika beberapa

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Singkat Perusahaan PT. PLN (PERSERO) pemerintah daerah otonom (GEMENTE) atau gabungan keduanya.

BAB I PENDAHULUAN. Nama Perusahaan Listrik Negara Profil Perusahaan

BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) CABANG RANTAU PRAPAT. Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah hal baru. Jika listrik mulai

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

harus meliputi lima komponen yakni lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian, serta pengawasan

Rincian dokumen perubahan Service Level Agreement (SLA) dan jasa yang telah disepakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Objek Penelitian Perusahaan Listrik Negara

BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI INFORMASI PLN

Konsep Manajemen Bisnis dan Sejarah Ketenagalistrikan. Modul - 1

LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMELIHARAAN JUMPER SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH DENGAN PDKB-TM METODE BERJARAK

BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Area Cengkareng

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PLN (PERSERO) RAYON SEMARANG TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA

BAB III METODE PENELITIAN. Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika

BAB II PT.PLN (PERSERO) MEDAN. PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara dibentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejarah energi listrik di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Singkat Berdirinya PT PLN (Persero) UPJ Singaparna

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PLN ( PERSERO )

BAB I PENDAHULUAN. masih kurang mendapat perhatian dari perusahaan. Fakta ini adalah pendapat dari

BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) KANTOR INDUK PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA. A. Sejarah Ringkas PT PLN (Persero) Kantor Induk KITSBU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah Berdirinya PT. PLN (PERSERO) Indonesia

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. PLN (Persero)

LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOPERASIAN AUTOMATIC METER READING (AMR)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara. Sumber : Bagian SDM PT PLN Persero APD Jatim

BAB III GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perusahaan Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula, dan pabrik teh.

BAB II PROFIL ORGANISASI

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL INSTITUSI. A. Sejarah Ringkas PT PLN Unit Induk Pembangunan II Medan

BAB II PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN. Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. bentuk dari logo perusahaan, visi dan misi perusahaan, serta budaya budaya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Berdirinya PT. PLN (PERSERO) Indonesia Limboto

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN. A. Sejarah Ringkas PT. PLN (Persero) Cabang Medan

BAB III DATA DAN PEMBAHASAN Visi, Misi, Nilai-nilai, dan Motto PT. PLN ( Persero ) APJ MAGELANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. akhir abad 19 ini sangatlah vital untuk menunjang kebutuhan hidup sehari-hari

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. tahun 1897, yaitu dengan dimulai digarapnya bidang listrik oleh salah satu

BAB II TINJAUAN UMUM PT. PLN (PERSERO) pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Ketenagalistrikan untuk

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PLN (PERSERO)

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA ( PERSERO )

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTITUSI. Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengambil peristiwa ambil alih itu, maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek PT. PLN (Persero) Distribusi Labuan Bajo

BAB II PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN. Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa

Analisis Sistem yang Sedang Berjalan

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. Perusahaan yang menyediakan jasa tenaga listrik sudah ada sejak zaman

DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP PT. PLN (PERSERO)

BAB II PROFIL PT.PLN (PERSERO) CABANG MEDAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. Pada awalnya perusahaan ini berdiri pada 1917 yang didirikan oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di jaman modern seperti sekarang ini, listrik menjadi kebutuhan yang amat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1905, di Jawa Barat khususnya di kota Bandung berdiri perusahaan Bandungsche

BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN. Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Studi Kasus Program SAHABAT PLN di PT PLN (Persero), objek penelitiannya yaitu

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN DAN BINA MARGA KOTA BATU

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan fungsi kinerja perusahaan untuk mencapai kesejahteraan

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kantor pemerintahan dan jalan umum, serta multiguna. Pelayanan PLN kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II. PT PLN ( Persero ) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN. Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Akhir

BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) UIP II MEDAN. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II (PLN UIP II) adalah

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. Pada awal 1990-an, pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya

BAB 2 PROFIL PERUSAHAAN

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk

BAB III PROFIL INSTITUSI MITRA. saat thedakan pada tahun Pelaksanaan pembangunan diserahkan kepada NV

BAB I PENDAHULUAN. PT. PLN atau Perusahaan Listrik Negara merupakan suatu perusahaan yang

Transkripsi:

BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT.PLN (Persero) Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika bebarapa Perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Perusahaan tenaga listrik tersebut berkembang menjadi untuk kepentingan umum, di awali dengan perusahaan swasta Belanda yaitu NV.NIGM yang memperluas usahanya dari hanya di bidang gas ke bidang tenaga listrik. Selama Perang Dunia II berlangsung, perusahaan-perusahaan listrik tersebut dikuasai oleh jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945, perusahaanperusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada bulan September 1945 dan diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk jawatan Listrik dan Gas, dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik hanya sebesar 157,5 MW saja. Pada tanggal 1 januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas di ubah menjadi BPU PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik,gas dan kokas. Tanggal 1 januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2 perusahaan Negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengelola gas. Saat itu kapasitas pembangkit tenaga listrik PLN sebesar 300 MW. Tahun 1972, Pemerintah Indonesia menetapkan status Perusahaan Listrik Negara (PLN). Tahun 1990 melalui peraturan pemerintah dalam UU No.15/tahun 1985, PLN ditetapkan sebagai pemegang kuasa usha ketenagalistriksan. Tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik. Sejalan dengan kebijakan di atas, pada bulan Juni status PLN dialihkan dari Perusahaan umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).

2.2. Aktivitas Institusi dan Perkembangan PT PLN (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang jasa penyediaan listrik baik untuk industri maupun rumah tangga. Untuk Cabang Manado PT PLN Persero melanyani pelanggan rumah tangga dan pelanggan industri. Sektor ketenagalistrikan seperti halnya sektor-sektor jasa lainnya, dituntut untuk menjaga tingkat pelayanan kerja yang baik dimata masyarakat dalam menjalankan operasionalnya, Adapun PT PLN (Persero) memiliki tugas umum dan tugas pokok yang tercantum dalam fungsi pelayan pelanggan berikut ini adalah urainnya adalah: UMUM Fungsi Pelayanan Pelanggan (FPL) adalah fungsi yang melaksanakan pelayanan pemberian informasi tentang tata cara, perhitungan besarnya biaya, persyaratan, dan informasi lainnya yang berhubungan dengan penyambungan tenaga listrik kepada calon elanggan serta masyarakat umum lainnya serta pelayanan pemberian penyambungan tenaga listriknya, perubahan data yang berhubungan dengan pemberian penyambungan tenaga listrik yang meliputi perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengendalian. 1. Bagian Pemasaran Bertanggung jawab dalam penyusunan rencana penjualan dan pengembangan usaha sesuai dengan potensi dan kemampuan yang ada serta pelaksanaan kegiatan pelayanan khusus yang diprioritaskan kepada pelanggan-pelanggan potensial, untuk menjamin teriptanya peningkatan kepuasan pelanggan potensial. Untuk melaksanakan tanggung jawab sebagaimana disebutkan diatas, Bagian Pemasaran mempunyai fungsi : a. Menyusun data potensi pasar, rencana penjualan serta perkiraan pendapatan di daerah kerja APJ maupun di masing-masing unit asuhannya.

b. Mempersiapkan dan melaksanakan pengembangan usaha baru sesuai dengan program yang telah ditetapkan. c. Memonitor dan melakukan analisa atas pemakaian energi pada d. pelanggan-pelanggan potensial (TM/TT). e. Mengadakan komunikasi dan memberikan pelayanan khusus kepada pelangganpelanggan dalam rangka meningkatkan loyalitas pelanggan. f. Melaksanakan pembacaan meter dengan Automatic Meter Reading (AMR) untuk pelanggan potensial, serta memelihara sarana dan kelengkapannya. g. Menyusun laporan sesuai bidang tugas bagian pemasaran. 2. Bagian Niaga Bertanggung jawab dalam kegiatan pelayanan pelanggan, administrasi pelanggan, pembuatan tagihan listrik, dan pengendalian pendapatan untuk menjamin peningkatan pelayanan dan peningkatan pendapatan. Untuk melaksanakan tanggung jawab sebagaimana disebutkan diatas, Bagian Niaga mempunyai fungsi : - Melaksakan pengawasan terhadap kegiatan pelayanan pelanggan / calon pelanggan. - Menyusun dan memelihara Data Induk Pelanggan (DIP) dan Data Induk Saldo (DIS). - Mengawasi kegiatan pencatatan meter dan melaksakan pembinaan dalam rangka meningkatkan kualitas hasil pembacaan meter. - Melaksanakan dan memonitor proses pengolahan data dalam rangka pembuatan tagihan listrik sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang ada. - Mengamankan dan mengendalikan pendapatan dengan melaksanakan administrasi pelanggan secara tertib. - Melaksanakan pengawasan dan mengkoordinir kegiatan penagihan dalam rangka pengelolaan piutang. - Menyusun standar mutu pelayanan serta mengendalikan pencapaiannya. - Menyusun laporan sesuai bidang tugas bagian niaga. 3. Bagian Distribusi Bertanggung jawab dalam perencanaan dan pembangunan jaringan distribusi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan pengembangan sistem, merencanakan dan melaksanakan

pengoprasian jaringan distribusi untuk menjamin kontinyuitas pelayanan dengan mutu dan keandalan yang memadai, serta mengoptimalkan pelaksanaan pemeliharaan dan pengaturan jaringan distribusi agar dicapai pengusahaan energi yang efisien. Untuk melaksakan tanggung jawab sebagaimana disebutkan di atas, Bagian Distribusi mempunyai fungsi : a. Menyusun rencana dan melaksanakan pembangunan jaringan untuk melayani pelanggan dan pengembangan sistem. b. Menyusun SOP dan mengatur pengoprasian jaringan distribusi. c. Menyusun rencana pemeliharaan dan melaksanakan pemeliharaan jaringan distribusi. d. Mengelola aset jaringan distribusi dan menyusun Data Induk Jaringan. e. Membuat data peta jaringan (mapping) dan memelihara akurasi data sesuai dengan perkembangan. f. Mengendalikan dan mengawasi fungsi Alat Pembatas dan Pengukur (APP) dan menyususn rencana pemeliharaannya. g. Melaksanakan analisa dan evaluasi susut distribusi serta menyusun upaya pengendaliannya. h. Membina dan mengembangkan PDKB (Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan). i. Menyusun laporan sesuai bidang tugas bagian distribusi. 4. Bagian Keuangan Bertanggung jawab dalam pencatatan dan pembukuan aset, perencanaan dan pengendalian anggaran dan pendapatan sesuai dengan prosedur administrasi dan akuntansinya, untuk menjamin pengelolaan anggaran dan pendapatan yang efektif dan efisien guna peningkatan kinerja keuangan. Untuk melaksakan tanggung jawab sebagaimana disebutkan di atas, Bagian Keuangan mempunyai fungsi : a. Melaksanakan pencatatan dan pembukuan aset. b. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pendapatan serta mengadakan rekonsilasi dengan fungsi terkait. c. Menyusun RAO / UA1 sesuai dengan jadwal dan pedoman yang ada.

d. Mengatur dan melaksanakan pengwasan atas penggunaan anggaran investasi maupun operasi. e. Mengatur dan mengendalikan likuidasi keuangan secara optimal. f. Melaksanakan supervisi tentang keuangan dan akuntansi terhadap unit asuhannya. g. Menyusun laporan keuangan serta melaksanakan analisa dan evaluasi untuk merumuskan upaya perbaikannya. h. Menyusun laporan sesuai bidang tugas bagian keuangan. 5. Bagian SDM dan Administrasi Bertanggung jawab dalam pengembangan dan administrasi Sumber Daya Manusia, pengelolaan kegiatan kesekretariatan dan umum untuk menjamin kelancaran operasional, serta melaksanakan kegiatan ehumasan dan pemberdayaan lingkungan. Untuk melaksakan tanggung jawab sebagaimana disebutkan di atas, Bagian SDM dan Administrasi mempunyai fungsi : a. Mencatat dan melaksanakan inventarisasi fasilitas kantor serta menyusun rencana dan melaksanakan pemeliharannya. b. Melaksanakan Administrasi kepegawaian, membuat perhitungan dan melaksanakan pembayaran hak-hak pegawai sesuai ketentuan yang ada. c. Menyusun dan memelihara Data Induk Kepegawaian serta melaksanakan monitoring dan evaluasi SDM. d. Melaksanakan pembinaan SDM serta menyusun rencana pengembangan SDM. e. Merencanakan dan mengelola kegiatan kesekretariatan, umum dan KS. f. Mengatur penyelesaian masalah hukum yang terkait dengan masalah kedinasan, baik di lingkungan internal maupun eksternal. g. Mengatur dan melaksanakan program kehumasan dan pemberdayaan lingkungan. h. Menyusun laporan sesuai bidang tugas bagian SDM dan Administrasi. Dalam perkembangannya PT. PLN (persero) telah menempuh berbagai upaya dalam upaya dalam mencapai pemenuhan kebuhuhan pelanggan yang tiap tahunnya terus bertambah.

Salah satunya yaitu usaha untuk menguragi ketergantungan akan bahan baker minyak yang mahal harganya, hal ini dikenal dengan fast track progam. Pemerintah telah menetapkan untuk mempercepat diservikasi energi bagi pembangkit tenaga listrik non bahan bakar minyak. Untuk maksud tersebut, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden nomor 71 tahun 2006 yang menegaskan PLN untuk mempercepat pembangunan pembang-kit tenaga listrik yang menggunakn bahan bakar batu bara tersebut diminta telah siap operasi pada tahun 2009-2010, danhimbauan ke PLN untuk Pemerintah agar menggunakan pembangkit yang non BBM dalam rangka penghematan.