BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan penting

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Makanan merupakan komponen penting bagi kehidupan manusia, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550

BAB 1 PENDAHULUAN. Plumbum (Pb) merupakan salah satu jenis logam berat. Logam berat

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan dalam jumlah kecil karena memiliki tingkat kemanisan yang tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh sumber utama pencemaran udara yaitu: partikel debu/partikulat

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktivitas fisik merupakan setiap pergerakan tubuh akibat kontraksi otot

BAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi

BAB I PENDAHULUAN. harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia

BAB I PENDAHULUAN. Aktifitas fisik merupakan kegiatan hidup yang dikembangkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diakibatkan oleh radikal bebas. Namun tanpa disadari radikal

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia banyak sekali masyarakat yang mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan di hati dan ginjal, sedangkan di otak aktivitasnya rendah. 2 Enzim

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan suatu masalah kesehatan pada masyarakat dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurfahmia Azizah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi merupakan salah satu faktor resiko yang membahayakan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Tuak merupakan hasil sadapan yang diambil dari mayang enau atau aren

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tubuh karena akan mengalami proses detoksifikasi di dalam organ tubuh.

Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.)

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit dengan angka kematian terbesar

BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pangan dan bahan kimia yang dibutuhkan agar mutunya baik.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi

BAB V PEMBAHASAN. STZ merupakan bahan toksik yang dapat merusak sel ß pankreas secara langsung.

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai oleh

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, terutama usia dewasa. Insidensi dan prevalensinya meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sepatu roda (inline skating) merupakan olahraga yang. membutuhkan keseimbangan antara kelincahan, kekuatan, kecepatan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat otot-otot skelet yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ivo Hofia Nasren, 2013

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara konsumen rokok terbesar di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual

Lampiran 1. A. Karakteristik Responden 1. Nama Responden : 2. Usia : 3. Pendidikan :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Minyak goreng tersusun

BAB 1 PENDAHULUAN. berlebihnya asupan nutrisi dibandingkan dengan kebutuhan tubuh sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. jus sayuran. Sehingga masyarakat lebih banyak mengkonsumsi minuman

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang memiliki satu elektron

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. membunuh serangga (Heller, 2010). Sebanyak dua juta ton pestisida telah

BAB I PENDAHULUAN. dan merata. Maksudnya bahwa dalam pembangunan kesehatan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. suatu industri minuman yang dikemas dalam kantong plastik. Minuman

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah budaya sosial di seluruh dunia. 1 Data Survei Sosial Ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan

BAB I PENDAHULUAN. akibat kegiatan industri dan transportasi (Soedomo, 2001). Timbal (Pb) adalah

I. PENDAHULUAN. kesehatan, bahkan pada bungkus rokok-pun sudah diberikan peringatan mengenai

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Monosodium glutamat (MSG) banyak digunakan oleh ibu rumah. tangga dan industri makanan sebagai penyedap rasa seperti halnya garam,

I. PENDAHULUAN. Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur perbaikan Deoxyribonucleic Acid (DNA) sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih lezat. Masyarakat Indonesia rata-rata mengkonsumsi MSG sekitar

I. PENDAHULUAN. Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. diperuntukkan sebagai makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia,

HASIL DAN PEMBAHASAN. ternak. Darah terdiri dari dua komponen berupa plasma darah dan bagian padat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. jalan beragam. Contoh yang paling sering ditemui adalah pecel lele dan gorengan.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga pada 1972, di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama

ANALISIS PENGGUNAAN NATRIUM BENZOAT PADA TAUCO CURAH DAN KEMASAN YANG DIJUAL DI BEBERAPA PASAR TRADISIONAL DAN SWALAYAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan pemulihan (Menteri Kesehatan RI,

ABSTRACT ABSTRAK PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Reactive Oxygen Species (ROS) adalah hasil dari metabolisme aerobik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. semua orang menginginkan hal yang serba instan, termasuk makanan yang cepat

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) (2011) telah mengeluarkan suatu. program yang disebut MPOWER, program tersebut meliputi pemantauan

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut,

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

BAB I PENDAHULUAN. belajar biologi tidak hanya berasal dari buku saja, melainkan seperti proses

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan zat psikotropika dengan penggunaan yang paling luas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan dan membersihkan tempat minuman. yang dikemas dalam kemasan siap saji. Pada minuman ringan sering

BAB I PENDAHULUAN. 2014). Penyakit metabolik dan degeneratif saat ini tidak hanya menyerang usia lanjut,

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang terkandung di dalamnya dalam jangka panjang.

BAB 1 PENDAHULUAN. kedelai yang tinggi protein, sedikit karbohidrat, mempunyai nilai gizi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah. rentang tahun dan lansia akhir pada rentang tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Katarak merupakan salah satu penyebab kebutaan yang utama di dunia. Data

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Data Statistik 2013 jumlah penduduk Indonesia mencapai jiwa yang akan bertambah sebesar 1,49% setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan bahan yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan penting untuk pertumbuhan maupun untuk mempertahankan kehidupan. Makanan memberikan energi dan bahan-bahan yang diperlukan untuk membangun dan mengganti jaringan tubuh yang rusak, serta berperan untuk memelihara pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit (Widjaja, 2008). Makanan dan minuman yang dikemas biasanya mengandung bahan tambahan, yaitu suatu bahan yang ditambahkan kedalam makanan dan minuman selama produksi, pengolahan, pengemasan, dan penyimpanan untuk tujuan tertentu. Salah satu bahan tambahan yang sering digunakan adalah pengawet makanan dan minuman (Saparinto & Diana, 2006). Pengawet merupakan bahan tambahan makanan dan minuman yang dapat mencegah atau menghambat penguraian terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Bahan tambahan makanan dan minuman ini ditambahkan ke dalam makanan yang mudah rusak, atau makanan dan minuman yang disukai sebagai medium tumbuhnya bakteri atau jamur (Saparinto & Diana, 2006). Pemakaian bahan pengawet dengan dosis yang tidak diatur dan diawasi, kemungkinan besar akan menimbulkan kerugian bagi yang mengkonsumsi, baik yang bersifat langsung misalnya keracunan

ataupun yang bersifat tidak langsung misalnya apabila bahan pengawet yang digunakan bersifat karsinogenik (Cahyadi, 2006). Pengawet yang banyak digunakan untuk mengawetkan berbagai bahan pangan adalah benzoat, yang umumnya terdapat dalam bentuk natrium benzoat yang bersifat lebih mudah larut (Hidayati & Saparinto, 2006). Penggunaan natrium benzoat yang paling sering pada berbagai produk makanan dan minuman, seperti minuman ringan (soft drink), sari buah, dan yoghurt, saus tomat, selai, mentega, keju, produk ikan, bumbu, kecap, mayones, salad, dan lain-lain (Davidson & Branen, 2005; Cahyadi, 2008). Berdasarkan Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 dan No. 1168/ Menkes/Per/X/1999 batas maksimal penggunaan asam benzoat dan natrium benzoat adalah 0,1% atau 1 gram asam benzoat setiap 1 kg bahan makanan (Permenkes, 1999). Menurut Peraturan BPOM No.36 Tahun 2013, asupan harian yang dapat diterima atau Acceptable Daily Intake natrium benzoat adalah 0 5 mg/kg berat badan (Peraturan BPOM, 2013). Ambang penggunaan bahan pengawet yang diizinkan adalah batasan dimana konsumen tidak menjadi keracunan dengan tambahan pengawet tersebut. Penambahan pengawet memiliki risiko bagi kesehatan tubuh, jika terakumulasi terus menerus dalam waktu yang lama sehingga menimbulkan gangguan diberbagai organ (Afrianti, 2008), namun pada survei yang dilakukan Lembaga Konsumen Jakarta (LKJ) tentang penggunaan pengawet natrium benzoat pada saus tomat, saus sambal, dan kecap manis yang banyak ditemui di pasar lokal, hasilnya menunjukkan ada 14 produk yang melebihi batas maksimum penggunaan natrium benzoat, serta ada sejumlah produk

yang tidak mencantumkan kandungan natrium benzoat, padahal berdasarkan analisa laboratorium kandungannya positif (Yuliarti, 2007). Natrium benzoat aman dikonsumsi dalam kadar yang rendah kecuali jika dikombinasikan dengan asam sitrat, asam askorbat, dan vitamin C, karena kombinasi tersebut akan menghasilkan senyawa benzena yang bersifat karsinogenik (Saparinto & Diana, 2006). Natrium benzoat dapat menyebabkan peningkatan produksi spesies oksigen reaktif seperti superoksida dan hidrogen peroksida oleh sistem transpor elektron mitokondria dan menghambat aktivitas enzim antioksidan pada eritrosit sehingga menyebabkan terjadinya stress oksidatif (Praja, 2015). Peningkatan radikal bebas tersebut akan menyebabkan berbagai kerusakan pada sel. Senyawa radikal bebas dapat menyerang komponen seluler yang berada di sekelilingnya berupa senyawa lipid, protein, dan DNA (Donne et al, 2006; Winarsi, 2007). Dari ketiga molekul target tersebut, yang paling rentan terhadap serangan radikal bebas adalah lipid, khususnya asam lemak tak jenuh, sehingga akan menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid. Salah satu akibat penting peroksidasi lipid adalah pembentukan senyawa-senyawa aldehida terutama malondialdehyde (MDA). Malondialdehid (MDA) dapat digunakan sebagai biomarker biologis peroksidasi lipid serta dapat menggambarkan derajat stres oksidatif (Patil et al, 2008). Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh natrium benzoat terhadap sel limfosit terjadi kerusakan kromosom sehingga memicu pembentukan mikronukleus pada sel limfosit (Pongsavee, 2014). Pengaruh natrium benzoat terhadap sel eritrosit manusia secara in vitro, dinyatakan bahwa terdapat

peningkatan kadar MDA sebagai bukti dari proses degeneratif eritrosit yang disebabkan oleh radikal hidroksil (Yetuk et al, 2014). Berdasarkan penelitian Badan Pangan Dunia (FAO), konsumsi benzoat yang berlebihan pada tikus akan menyebabkan kematian dengan gejala hiperaktif, kencing terus-menerus serta penurunan berat badan (WHO, 2000). Asupan tinggi natrium benzoat juga berhubungan dengan munculnya gejala ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) pada mahasiswa (Bonnie, 2014.), serta dapat menyebabkan urtikaria/angio-oedema (Nettis et al, 2004). Efek samping lain yang bisa timbul adalah edema akibat dari retensi cairan di dalam tubuh dan meningkatnya tekanan darah sebagai akibat bertambahnya volume plasma akibat pengikatan air oleh natrium. Selain itu, menurut Penelitian Lembaga Konsumen Jakarta (LKJ) terdapat hubungan konsumsi makanan dan minuman yang mengandung natrium benzoat dengan pasien Penyakit Systemic Lupus Erythematosus (SLE) yang berobat di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung (Hilda, 2015). Berdasarkan pengamatan penulis, belum ada penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh natrium benzoat terhadap kadar malondialdehid serum. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui gambaran malondialdehid serum sebagai respon dari pemberian natrium benzoat penyebab radikal bebas dalam berbagai variasi dosis terhadap mencit (Mus musculus) sehat. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimanakah pengaruh pemberian beberapa dosis natrium benzoat terhadap kadar MDA mencit?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian natrium benzoat terhadap kadar malondialdehid mencit. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian natrium benzoat 22,75mg/kg BB terhadap kadar MDA mencit. 2. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh pemberian natrium benzoat 45,5mg/kg BB terhadap kadar MDA mencit. 3. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh pemberian natrium benzoat 91mg/kg BB terhadap kadar MDA mencit. 4. Untuk membandingkan pengaruh pemberian natrium benzoat dosis 22,75mg/kgBB, 45,5mg/kgBB, dan 91mg/kgBB terhadap kadar MDA mencit. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi klinisi Menambah pengetahuan tentang pengaruh pemberian natrium benzoat terhadap kadar MDA mencit, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan penggunaan natrium benzoat sebagai bahan pengawet makanan dan minuman. 1.4.2 Bagi ilmu pengetahuan 1. Memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan mengenai pengaruh pemberian natrium benzoat terhadap kadar MDA serum. 2. Dapat dijadikan sebagai data dasar bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek penggunaan natrium benzoat.

1.4.3 Bagi masyarakat Memberikan informasi kepada masyarakat terutama bagi pengkonsumsi berbagai produk yang menggunakan natrium benzoat sebagai pengawet mengenai salah satu efek natrium benzoat tersebut terhadap tubuh, khususnya kadar MDA serum.