Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Kelembagaan. Rencana Bisnis Bank

dokumen-dokumen yang mirip
No.12/ 27 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal : Rencana Bisnis Bank Umum

No.12/ 32 /DPbS Jakarta, 18 November 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 21 /PBI/2010 TENTANG RENCANA BISNIS BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/25/PBI/2004 TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

Yth. 1. Direksi Bank Umum Syariah; dan 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah, di Tempat.

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Rencana Bisnis Bank Umum.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 21 /PBI/2010 TENTANG RENCANA BISNIS BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT

POIN ISI SURAT EDARAAN USULAN PERBARINDO. Matriks Rancangan Surat Edaran OJK Tentang Rencana Bisnis BPR dan BPRS

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

- 1 - LAPORAN REALISASI RENCANA BISNIS 1) PT Bank Periode :

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

No.6/ 23 /DPNP Jakarta, 31 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Likuiditas Rupiah. Laporan Berkala

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat.

- 1 - PROYEKSI RASIO-RASIO DAN POS-POS TERTENTU LAINNYA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Jasa Bank. Prinsip Kehati-hatian dalam Melaksanakan Aktivitas Keagenan Produk Keuangan Luar Negeri oleh Bank Umum

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No. 15/27/DPNP Jakarta, 19 Juli 2013 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33/SEOJK.03/2017 TENTANG PERSYARATAN BANK UMUM UNTUK MELAKUKAN KEGIATAN USAHA DALAM VALUTA ASING

2015, No.74 2 d. bahwa informasi yang diungkapkan kepada masyarakat perlu memperhatikan faktor keseragaman dan kompetisi antar Bank; e. bahwa berdasar

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/14/PBI/2012 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Manajemen Risiko

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR:9/1/PBI/2007 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Pinjaman Luar Negeri Perusahaan Bukan Bank

No. 14/ 35 /DPNP Jakarta, 10 Desember 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah; dan 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat.

NERACA TRIWULANAN Tanggal : 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Kelembagaan. Persyaratan dan Tata Cara Pemeriksaan Bank

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 (Dalam Jutaan Rupiah) NO POS - POS

NERACA TRIWULANAN Tanggal : 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Kelembagaan. Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Mar Dec 2012

2016, No Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f, perlu

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2016, No tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3790); 2

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Pelaksanaan Pengawasan Bank Kredit Desa

Yth. 1. Direksi Bank Umum Syariah; dan 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah, di tempat.

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Liabilitas dan Modal. Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka Rahasia Bank

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Pemanfaatan Tenaga Kerja Asing dan Alih Pengetahuan di Sektor Perbankan

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 3 /PBI/2011 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2012 dan 2011 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Dec Dec 2011

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGAWASAN PT PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR:9/17/PBI/2007 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 6/POJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

BAB II LANDASAN TEORI

Lampiran 1 Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) (Dalam Jutaan Rupiah) Tahun Pos-pos Jumlah Modal Inti.

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Kewajiban Penyediaan Dana Pendidikan untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pasar Uang Antar Bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan Neraca STANDARD CHARTERED BANK WISMA STANDARD CHARTERED,.JL.SUDIRMAN KAV 33 A, Telp.

NERACA PER 31 MARET 2010 DAN 31 MARET 2009

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 3/25/PBI/2001 TENTANG PENETAPAN STATUS BANK DAN PENYERAHAN BANK KEPADA BADAN PENYEHATAN PERBANKAN NASIONAL

2017, No Tahun 2008 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4867); 3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jas

2013, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PT Bank Rabobank International Indonesia

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Robert Jan Van Zadelhoff *) - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto

- 1 - Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat.

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /POJK.03/2017 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK UMUM

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

No. 15/29/DKBU Jakarta, 31 Juli 2013 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

LAPORAN KEUANGAN. d. Pinjaman yang diberikan dan piutang Utang akseptasi Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo )

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskriptif penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran masingmasing

Transkripsi:

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Rencana Bisnis Bank

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Rencana Bisnis Bank Tim Penyusun Ramlan Ginting Dudy Iskandar Gantiah Wuryandani Chiristin Hutabarat Riska Rosdiana Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral Bank Indonesia Telp: 021 3817321 Fax.: 021 3501912 email: PRES@bi.go.id Hak Cipta 2012, Bank Indonesia 2012

Kelembagaan Rencana Bisnis Bank DAFTAR ISI Paragraf Halaman Daftar Isi Rekam Jejak Regulasi Rencana Bisnis Bank Dasar Hukum Regulasi Terkait Regulasi Bank Indonesia Hal. i - iii Hal. iv Hal. v Hal. v Hal. v Rencana Bisnis Bank Ketentuan Umum Pg. 1 4 Hal. 1 3 Cakupan Rencana Bisnis Pg.5-17 Hal. 3 15 Penyampaian, Perubahan dan Pelaporan Rencana Bisnis Pg. 18-25 Hal. 15 20 Lain-Lain Pg. 26 Hal. 20 Sanksi Pg. 27-28 Hal. 20 21 Rencana Kerja Dan Laporan Pelaksanaan Rencana Kerja Bank Perkreditan Rakyat Pg. 29-39 Hal. 21 23 Lampiran Hal. 24-110 Lampiran 1 Neraca Hal. 24 25 Lampiran 2 Komitmen dan Kontinjensi Hal. 26 Lampiran 3 Laba Rugi Hal. 27 28 Lampiran 4 Asumsi Makro dan Mikro yang Digunakan Hal. 29 Lampiran 5 Rasio-Rasio dan Pos-Pos Tertentu Lainnya Hal. 30 31 Lampiran 5a. Penjelasan Rasio Keuangan Pokok dan Pos-pos Tertentu Hal. 32 Lampiran 6 Rencana Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Hal. 33 Lampiran 7 Rencana Penerbitan Surat Berharga Hal. 34 Lampiran 8 Rencana Pendanaan Lainnya Hal. 35 Lampiran 9 Rencana Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait Hal. 36 Lampiran 10 a) Rencana Pemberian Kredit kepada Debitur Inti Hal. 37 b) Rencana Pemberian Kredit berdasarkan Kegiatan Usaha Tertentu Hal. 38 c. Rencana Pemberian Kredit kepada Debitur UMKM berdasarkan Lapangan Usaha Hal. 39 c.2) Rencana Pemberian Kredit kepada Debitur UMKM berdasarkan Jenis Penggunaan Hal. 40 c.3) Rencana Pemberian Kredit kepada Debitur UMKM berdasarkan Propinsi Hal. 41 d. Rencana Pemberian Kredit kepada Debitur Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Hal. 42 43 berdasarkan Lapangan Usaha d.2) Rencana Pemberian Kredit kepada Debitur Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Hal. 44 berdasarkan Jenis Penggunaan d.3) Rencana Pemberian Kredit Kepada Debitur Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Hal. 45 berdasarkan Propinsi (Lokasi Proyek/Debitur) Lampiran 11 Rencana Penanaman Dana dalam bentuk Surat Berharga Hal. 46 i

Kelembagaan Rencana Bisnis Bank Lampiran 12 Rencana Penanaman Dana dalam bentuk Penyertaan Modal Hal. 47 Lampiran 13 Rencana Penanaman Dana Lainnya Hal. 48 Lampiran 14 Pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank Hal. 49 Umum Lampiran 15 Rencana Perubahan Modal Hal. 50 Lampiran 16 Laporan Rencana Pemanfaatan Tenaga Kerja Asing Hal. 51 Lampiran 17 Rencana Penerbitan Produk dan/atau Pelaksanaan Aktivitas Baru Hal. 52 Lampiran 18 Rencana Pengembangan dan/atau Perubahan Jaringan Kantor Hal. 53 Lampiran 19 19.a) Laporan Realisasi Rencana Bisnis Hal. 54 19.b) Laporan Realisasi Rasio Keuangan dan Pos-Pos Tertentu Hal. 55 56 19.c) Laporan Realisasi Pengembangan dan/atau Perubahan Jaringan Kantor Hal. 57 58 19.d) Laporan Realisasi Pemanfaatan Tenaga Kerja dan Alih Pengetahuan Kepada Hal. 59 Tenaga Pendamping Lampiran 20 Laporan Pengawasan Rencana Bisnis Hal. 60 Lampiran Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Lampiran 21 Neraca Hal. 61 62 Lampiran 22 Komitmen dan Kontinjensi Hal. 63 64 Lampiran 23 Laba Rugi Hal. 65 69 Lampiran 24 Perhitungan Distribusi Bagi Hasil Hal. 70 71 Lampiran 25 Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infaq dan Shadaqoh (ZIS) Hal. 72 Lampiran 26 Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan Hal. 73 Lampiran 27 Asumsi Makro dan Mikro yang Digunakan Hal. 74 Lampiran 28 Rasio Keuangan Pokok dan Pos-Pos Tertentu Lainnya Hal. 75 Lampiran 29 Rencana Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Hal. 76 Lampiran 30 Rencana Penerbitan Surat Berharga Hal. 77 Lampiran 31 Rencana Pendanaan Lainnya Hal. 78 Lampiran 32 Pencana Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait Hal. 79 Lampiran 33.a Rencana Pemberian Pembiayaan Kepada Debitur Inti Hal. 80 Lampiran 33.b Rencana Pemberian Pembiayaan Berdasarkan Kegiatan Usaha Tertentu Hal. 81 Lampiran 33.c.1 Rencana Pemberian Pembiayaan Berdasarkan Sektor Ekonomi/Lapangan Hal. 82 Usaha Lampiran 33.c.2 Rencana Pemberian Pembiayaan Berdasarkan Jenis Penggunaan Hal. 83 Lampiran 33.c.2.a Penjelasan Pemberian Pembiayaan Berdasarkan Jenis Penggunaan Hal. 84 Lampiran 33.c.3 Rencana Pemberian Pembiayaan Berdasarkan Propinsi Hal. 85 Lampiran 33.c.4 Rencana Pemberian Pembiayaan Berdasarkan Jenis Akad Hal. 86 Lampiran 33.d.1 Rencana Pemberian Pembiayaan Kepada Debitur Usaha Mikro, Kecil dan Hal. 87 Menengah menurut Sektor Ekonomi/Lapangan Usaha Lampiran 33.d.2 Rencana Pemberian Pembiayaan Kepada Debitur Usaha Mikro, Kecil dan Hal. 88 Menengah Berdasarkan Jenis Penggunaan Lampiran 33.d.3 Rencana Pemberian Pembiayaan Kepada Debitur Usaha Mikro, Kecil dan Hal. 89 Menengah Berdasarkan Propinsi (Lokasi Proyek/Debitur) Lampiran 33.d.3 Rencana Pemberian Pembiayaan Kepada Debitur Usaha Mikro, Kecil dan Hal. 90 Menengah Berdasarkan Propinsi (Lokasi Proyek/Debitur) Lampiran 33.d.3 Rencana Pemberian Pembiayaan Kepada Debitur Usaha Mikro, Kecil dan Hal. 91 Menengah Berdasarkan Propinsi (Lokasi Proyek/Debitur) Lampiran 34 Rencana Penanaman Dana dalam Bentuk Surat Berharga Hal. 92 ii

Kelembagaan Rencana Bisnis Bank Lampiran 35 Rencana Penanaman Dana dalam Bentuk Penyertaan Modal Hal. 93 Lampiran 36 Rencana Penanaman Dana Lainnya Hal. 94 Lampiran 37 Pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank Hal. 95 96 Umum Lampiran 38 Rencana Perubahan Modal Hal. 97 Lampiran 39.a Kondisi dan Rencana Kebutuhan Sumber Daya Manusia Hal. 98 Lampiran 39.b Rencana Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia Hal. 99 Lampiran 40 Rencana Pemanfaatan Tenaga Kerja Asing Hal. 100 Lampiran 41 Rencana Penerbitan Produk Dana/atau Aktivitas Baru Hal. 101 Lampiran 42 Rencana Pengembangan dan/atau Perubahan Jaringan Kantor Hal. 102 Lampiran 43.a Laporan Realisasi Rencana Bisnis Hal. 103 Lampiran 43.b Laporan Realisasi Rasio Keuangan Pokok dan Pos-Pos Tertentu Lainnya Hal. 104 105 Lampiran 43.c Laporan Pengembangan Dana/atau Realisasi Perubahan Jaringan Kantor Hal. 106 107 Lampiran 43.d Laporan Realisasi Pemanfaatan Tenaga Kerja Asing dan Tenaga Outsourcing Hal. 108 Lampiran 43.e Laporan Realisasi Linkage Program Hal. 109 Lampiran 44 Laporan Pengawasan Rencana Bisnis Hal. 110 iii

Kelembagaan Rencana Bisnis Bank Rekam Jejak Regulasi Rencana Bisnis Bank SE 12/32/DPbS 2010 Bisnis Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah SE 12/27/DPNP 2010 SE 6/44/DPNP 2004 12/21/PBI/2010 Rencana Bisnis Bank 6/25/PBI/2004 Rencana Bisnis Bank Umum 8/13/PBI/2006 tentang Perubahan Atas PBI Nomor 7/3/PBI/ 2005 Tentang Terhadap Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum 11/10/PBI/2009 tentang Unit Usaha Syariah 11/25/PBI/2009 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum 13/2/PBI/2011 Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum 13/1/PBI/2011 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum 8/13/PBI/2006 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 7 Peraturan Bank Indonesia Nomor /3/PBI/ 2005 tentang Terhadap Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum 12/12/PBI/2011 Perubahan Kedua Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/40/PBI/2008 Tentang Laporan Bulanan Bank Umum 10/15/PBI/2008 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum 14/15/PBI/2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum 31/60/KEP/DIR 1998 Rencana Kerja Dan Laporan Pelaksanaan Rencana Kerja Bank Perkreditan Rakyat SE 27/3/UPPB 1995 27/117/KEP/DIR 1995 Penyampaian Rencana Kerja Bank dan Laporan Pelaksanaannya Tidak berlaku bagi BPR Keterangan : Diubah Dicabut Terkait PBI/ KEP DIR Masih Berlaku PBI/ KEP DIR Tidak Berlaku SE Masih Berlaku SE Tidak Berlaku Regulasi Terkait iv

Kelembagaan Rencana Bisnis Bank Dasar Hukum: - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998 - Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 - Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Regulasi Terkait: - Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/13/PBI/2006 tentang Perubahan Atas PBI Nomor 7/3/PBI/2005 Tentang Terhadap Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum - Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/10/PBI/2009 tentang Unit Usaha Syariah - Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum - Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/2/PBI/2011 Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum - Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum - Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum - Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/13/PBI/2006 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 7 Peraturan Bank Indonesia Nomor /3/PBI/2005 tentang Terhadap Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum - Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/12/PBI/2011 Perubahan Kedua Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/40/PBI/2008 Tentang Laporan Bulanan Bank Umum - Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum - Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/15/PBI/2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum - Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/14/DPNP perihal Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum - Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/ 28 /DPbS 2009 perihal Unit Usaha Syariah - Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/21/DPNP tanggal 29 September 2003 perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum - Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP 2011 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum - Surat Edaran Nomor 7/14/DPNP tanggal 18 April 2005 perihal Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum - Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/5/DSM 2011 Perubahan Kedua atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/2/DSM tanggal 22 Januari 2009 perihal Laporan Bulanan Bank Umum - Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/3/DPNP/2005 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Regulasi Bank Indonesia : - Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/ 21 /PBI/2010 tentang Rencana Bisnis Bank - 31/60/KEP/DIR 1998 tentang Rencana Kerja dan Laporan Pelaksanaan Rencana Kerja Bank Perkreditan Rakyat - Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/27/DPNP tentang Rencana Bisnis Bank Umum - Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/32/DPbS tentang Rencana Bisnis Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah v

Kelembagaan Rencana Bisnis Bank Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Perbankan Kelembagaan Rencana Bisnis Bank Bank Umum BAB I Ketentuan Umum 1 Pasal 1 12/ 21 /PBI/2010 1. Bank adalah Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, termasuk kantor cabang bank asing, dan Bank Umum Syariah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. 2. Unit Usaha Syariah yang selanjutnya disebut UUS adalah Unit Usaha Syariah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. 3. Rencana Bisnis adalah dokumen tertulis yang menggambarkan rencana kegiatan usaha Bank jangka pendek (satu tahun) dan jangka menengah (tiga tahun), termasuk rencana untuk meningkatkan kinerja usaha, serta strategi untuk merealisasikan rencana tersebut sesuai dengan target dan waktu yang ditetapkan, dengan tetap memperhatikan pemenuhan ketentuan kehati-hatian dan penerapan manajemen risiko. 4. Laporan Realisasi Rencana Bisnis adalah laporan dari Direksi Bank mengenai realisasi Rencana Bisnis sampai dengan periode tertentu. 5. Laporan Pengawasan Rencana Bisnis adalah laporan dari Dewan Komisaris Bank mengenai hasil pengawasan yang bersangkutan terhadap pelaksanaan Rencana Bisnis sampai dengan periode tertentu. 6. Direksi: a. bagi Bank berbentuk hukum Perseroan Terbatas adalah direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; b. bagi Bank berbentuk hukum Perusahaan Daerah adalah direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah; c. bagi Bank berbentuk hukum Koperasi adalah pengurus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian termasuk pimpinan kantor cabang bank asing. 7. Dewan Komisaris: a. bagi Bank berbentuk hukum Perseroan Terbatas adalah dewan komisaris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 6 Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; b. bagi Bank berbentuk hukum Perusahaan Daerah adalah pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah; c. bagi Bank berbentuk hukum Koperasi adalah pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian termasuk pejabat yang ditunjuk kantor pusat bank asing untuk melakukan fungsi pengawasan pelaksanaan Rencana Bisnis. 2 Pasal 2 12/ 21 /PBI/2010 Ayat ( (3) ( Bank wajib menyusun Rencana Bisnis secara realistis setiap tahun. (2) Dalam menyusun Rencana Bisnis sebagaimana dimaksud pada ayat (, Bank memperhatikan: 1

Kelembagaan Rencana Bisnis Bank Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan a. faktor eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha Bank; b. prinsip kehati-hatian; c. penerapan manajemen risiko; dan d. azas perbankan yang sehat. Yang dimaksud dengan faktor eksternal antara lain adalah kondisi perekonomian, perkembangan sosial dan politik, dan teknologi. Yang dimaksud dengan faktor internal antara lain adalah kondisi keuangan, manajemen, dan kemampuan infrastruktur lainnya. (3) Bagi Bank Umum yang memiliki UUS, Rencana Bisnis sebagaimana dimaksud pada ayat (, wajib pula memuat Rencana Bisnis khusus untuk UUS yang merupakan satu kesatuan dengan Rencana Bisnis Bank Umum. SE 12/27/DPNP 2010 Romawi I No. 4-5 Pasal 2 12/ 21 /PBI/2010 Ayat (4) 3 Pasal 3 12/ 21 /PBI/2010 Agar penyusunan Rencana Bisnis dapat dilakukan secara komprehensif, cakupan Rencana Bisnis Bank Umum yang memiliki Unit Usaha Syariah (UUS) harus secara konsolidasi mencakup pula Rencana Bisnis bagi UUS sebagai satu kesatuan. Dalam hal ini RBB untuk UUS disajikan sebagai bagian tersendiri dari Rencana Bisnis Bank Umum. Sejalan dengan penyusunan RBB secara komprehensif, Laporan Realisasi Rencana Bisnis dan Laporan Pengawasan Rencana Bisnis bagi Bank Umum yang memiliki UUS juga harus secara konsolidasi mencakup Laporan bagi UUS sebagai satu kesatuan laporan. (4) Rencana Bisnis wajib disusun oleh Direksi dan disetujui oleh Dewan Komisaris. ( Direksi wajib melaksanakan Rencana Bisnis secara efektif. Rencana Bisnis dilaksanakan secara efektif apabila antara realisasi dan Rencana Bisnis terdapat: a. deviasi tidak material; atau b. deviasi material, namun Bank telah melakukan upaya maksimal untuk memenuhinya disertai dengan penjelasan yang memadai dan dapat diterima (reasonable). (2) Direksi wajib mengkomunikasikan Rencana Bisnis kepada: a. pemegang saham Bank; Komunikasi dengan pemegang saham dapat dilakukan antara lain melalui Rapat Umum Pemegang Saham. b. seluruh jenjang organisasi yang ada pada Bank. Komunikasi Rencana Bisnis kepada seluruh jenjang organisasi yang ada pada Bank dilakukan dengan tujuan agar kebijakan dan pelaksanaan oleh setiap pihak yang terlibat dalam operasionalisasi Rencana Bisnis sejalan dengan visi dan misi Bank. 2

Kelembagaan Rencana Bisnis Bank Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 4 Pasal 4 Dewan Komisaris wajib melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan 12/ 21 /PBI/2010 Rencana Bisnis. BAB II 5 Pasal 5 12/ 21 /PBI/2010 Cakupan Rencana Bisnis ( Rencana Bisnis sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 2 paling kurang meliputi: a. ringkasan eksekutif; Ringkasan eksekutif ini berisi penjelasan umum, baik kuantitatif maupun kualitatif, mengenai hasil yang telah dicapai pada tahun terakhir, antara lain aspek permodalan, rentabilitas, penilaian risiko khususnya risiko kredit, risiko pasar, dan risiko likuiditas, serta dana pihak ketiga, dan rasio keuangan. Selain itu ringkasan eksekutif juga memuat target usaha Bank dalam jangka pendek (1 tahun) sampai dengan jangka menengah (3 tahun). b. kebijakan dan strategi manajemen; c. penerapan manajemen risiko dan kinerja Bank saat ini; d. proyeksi laporan keuangan beserta asumsi yang digunakan; laporan keuangan memuat informasi mengenai kondisi keuangan Bank posisi aktual (posisi akhir bulan September tahun penyusunan RBB) dan proyeksi untuk periode 3 (tiga) tahun ke depan. tahun pertama disajikan secara triwulanan sedangkan proyeksi tahun kedua dan ketiga disajikan secara tahunan (posisi akhir tahun). e. proyeksi rasio-rasio dan pos-pos tertentu lainnya; f. rencana pendanaan; Mencerminkan posisi penghimpunan dana posisi aktual (posisi akhir bulan September tahun penyusunan RBB) dan rencana penghimpunan dana untuk periode 1 (satu) tahun ke depan secara triwulanan. Dalam bagian ini diuraikan juga mengenai asumsi yang digunakan dalam menyusun rencana dimaksud serta strategi Bank untuk merealisasikan rencana tersebut. g. rencana penanaman dana; Mencerminkan posisi penyaluran dana posisi aktual (posisi akhir bulan September tahun penyusunan RBB) dan rencana penyaluran dana untuk periode 1 (satu) tahun ke depan secara triwulanan yang antara lain memberikan informasi rencana penyediaan dana kepada pihak terkait, dan rincian rencana pemberian kredit, termasuk rencana pemberian kredit kepada kegiatan usaha tertentu. Jenis kegiatan usaha tertentu yang dicantumkan dalam rincian pemberian kredit mencerminkan fokus pemberian kredit Bank berdasarkan jenis kegiatan usaha yang diprioritaskan, dan/atau signifikansi pangsa kredit maupun jumlah debitur. Dalam bagian ini diuraikan juga mengenai asumsi yang digunakan dalam menyusun rencana dimaksud serta strategi Bank untuk merealisasikan rencana tersebut. h. rencana permodalan; i. rencana pengembangan organisasi dan sumber daya manusia (SDM); j. rencana penerbitan produk dan/atau pelaksanaan aktivitas baru; k. rencana pengembangan dan/atau perubahan jaringan kantor; 3

Kelembagaan Rencana Bisnis Bank Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan l. informasi lainnya 6 Pasal 6 12/ 21 /PBI/2010 SE 12/27/DPNP 2010 Romawi II No. 1a 1e Ringkasan eksekutif sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 5 huruf a paling kurang meliputi: a. visi dan misi Bank; Bagian ini menguraikan visi dan misi yang menjadi tujuan Bank di masa mendatang. b. arah kebijakan Bank; Arah kebijakan Bank memuat informasi mengenai arah dan kebijakan pengembangan usaha yang akan dilakukan Bank dalam jangka pendek 1 (satu) tahun ke depan maupun jangka menengah selama 3 (tiga) tahun ke depan. c. langkah-langkah strategis yang akan ditempuh Bank; Bagian ini memberikan uraian mengenai langkah-langkah strategis yang akan ditempuh Bank untuk mencapai visi dan misi Bank sesuai dengan arah kebijakan Bank ke depan. d. indikator keuangan utama; Indikator keuangan utama antara lain memuat kinerja Bank posisi akhir bulan September pada tahun penyusunan Rencana Bisnis dan proyeksi dari permodalan, rentabilitas, penilaian risiko, khususnya risiko kredit, risiko pasar, dan risiko likuiditas, serta dana pihak ketiga dan rasio keuangan lainnya. Contoh tabel indikator keuangan utama RBB tahun 2011 adalah sebagai berikut: Indikator Sep Des Tahun 2011 Des Des 2010 2010 Mar Jun Sep Des 2012 2013 Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (CAR) Rasio modal inti terhadap ATMR Rasio leverage modal inti (Tier 1 Leverage Ratio) ROA NIM BOPO Rasio aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif 4

Kelembagaan Rencana Bisnis Bank Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Indikator Rasio cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) aset keuangan terhadap produktif NPL Ratio-Gross Sep 2010 Des 2010 Tahun 2011 Mar Jun Sep Des Des 2012 Des 2013 NPL Ratio-Net Rasio Kredit terhadap Total Aset Produktif Rasio kredit kepada UMKM terhadap total kredit Aset trading tagihan spot dan derivatif dan aset Fair Value Option terhadap total aset Total aset likuid terhadap pendanaan jangka pendek LDR e. target jangka pendek dan jangka menengah. Yang dimaksud dengan target jangka pendek adalah target kegiatan usaha Bank selama 1 (satu) tahun ke depan. Yang dimaksud dengan target jangka menengah adalah target kegiatan usaha Bank selama 3 (tiga) tahun ke depan. Bagian ini menguraikan target (fokus) kegiatan usaha Bank baik kuantitatif maupun kualitatif dalam jangka pendek maupun jangka menengah, sesuai dengan visi dan misi Bank disertai dengan alasan pemilihan target, asumsi yang digunakan, dan strategi untuk mencapai target tersebut. Target jangka pendek misalnya berupa target penurunan tingkat NPL, peningkatan fungsi intermediasi, dan peningkatan efisiensi. Sementara itu, target jangka menengah misalnya target pengembangan perbankan Syariah dan target penerapan tata kelola yang baik (good corporate governance). 7 Pasal 7 12/ 21 /PBI/2010 SE 12/27/DPNP 2010 Romawi II No. 2a 2e Kebijakan dan strategi manajemen sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 5 huruf b paling kurang meliputi: a. analisis posisi Bank dalam menghadapi persaingan usaha; Analisis dilakukan baik secara industri maupun terhadap kelompok usaha. Dalam hal ini perlu juga dijelaskan permasalahan dan hambatan 5

Kelembagaan Rencana Bisnis Bank Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan yang dihadapi bank. Dalam melakukan analisis posisi, Bank menggunakan pendekatan tertentu paling kurang berupa analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). b. kebijakan manajemen (policy statements); Uraian mengenai kebijakan manajemen meliputi informasi umum kebijakan Bank yang ditetapkan oleh manajemen dalam pengembangan usaha Bank di waktu yang akan datang. c. kebijakan manajemen risiko dan kepatuhan; Uraian mengenai kebijakan manajemen risiko dan kepatuhan meliputi informasi mengenai langkah-langkah dalam menerapkan manajemen risiko yang disusun berdasarkan evaluasi atas profil risiko Bank dan upaya-upaya perbaikan yang akan ditempuh serta penjelasan mengenai kebijakan dalam melaksanakan fungsi kepatuhan. d. strategi pengembangan bisnis; Uraian mengenai strategi pengembangan bisnis antara lain memuat informasi langkah-langkah strategis untuk mencapai tujuan usaha Bank yang telah ditetapkan, termasuk penjelasan mengenai strategi pengembangan organisasi dan teknologi sistem informasi, dan strategi untuk mengantisipasi perubahan kondisi eksternal. e. strategi pengembangan sumber daya manusia dan kebijakan remunerasi (remuneration policies). Uraian mengenai kebijakan remunerasi sekurang-kurangnya meliputi informasi mengenai kebijakan umum yang mengatur mengenai pemberian gaji, bonus (benefits), dan fasilitas lain yang bersifat keuangan kepada Dewan Komisaris dan Direksi Bank, termasuk kepada pegawai serta kepada Dewan Pengawas Syariah (DPS) bagi Bank Umum Syariah dan UUS. Yang dimaksud dengan Dewan Pengawas Syariah adalah Dewan Pengawas Syariah sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai Bank Umum Syariah dan UUS. 8 Pasal 8 12/21/PBI/2010 SE 12/27/DPNP 2010 Romawi II No. 3a 3e Penerapan manajemen risiko dan kinerja Bank saat ini sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 5 huruf c paling kurang meliputi: a. penerapan manajemen risiko, termasuk penilaian profil risiko untuk seluruh risiko; Uraian mengenai penerapan manajemen risiko meliputi evaluasi dan hasil penerapan manajemen risiko untuk periode awal tahun sampai dengan posisi terakhir pada saat penyusunan Rencana Bisnis Bank. 6

Kelembagaan Rencana Bisnis Bank Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Uraian mengenai penilaian profil risiko meliputi informasi penilaian Bank mengenai tingkat dan trend seluruh eksposur risiko. Tata cara penyusunan profil risiko berpedoman kepada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penerapan manajemen risiko bagi Bank. Dalam uraian ini termasuk pula evaluasi efektivitas dan hasil penerapan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT), dan yang mengatur mengenai fungsi kepatuhan Bank. Dalam penjelasan mengenai fungsi kepatuhan Bank dimuat pula rencana kerja kepatuhan untuk 1 (satu) tahun ke depan mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai fungsi kepatuhan Bank Umum. b. penerapan tata kelola yang baik; Penilaian mengenai penerapan tata kelola yang baik berpedoman kepada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai pelaksanaan good corporate governance bagi Bank. c. kinerja keuangan, terutama dari aspek permodalan (capital) dan rentabilitas (earning); Uraian mengenai kinerja keuangan Bank termasuk hasil pelaksanaan action plan (apabila ada) dalam rangka memperbaiki kinerja Bank sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai sistem penilaian tingkat kesehatan Bank. Uraian mengenai kinerja keuangan dari aspek permodalan dan rentabilitas meliputi informasi mengenai kondisi permodalan dan rentabilitas, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Uraian mengenai kinerja permodalan mencakup kecukupan, dan komposisi, serta kemampuan permodalan Bank dalam meng-cover risiko dari aset bermasalah, kemampuan Bank untuk menambah modal dari laba operasional Bank, kemampuan permodalan Bank untuk mendukung pertumbuhan usaha, akses kepada sumber permodalan, dan kemampuan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan bank. Uraian mengenai kinerja rentabilitas Bank mencakup pencapaian Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), perkembangan dan prospek laba operasional, rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan rasio beban operasional selain bunga terhadap pendapatan kegiatan utama. d. realisasi pemberian kredit kepada usaha mikro, kecil, dan menengah; Uraian mengenai realisasi pemberian kredit ini mencerminkan peranan Bank dalam mendukung perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah. Pengelompokan usaha mikro, kecil, dan menengah mengacu kepada kriteria usaha berdasarkan Undang-undang yang berlaku mengenai 7

Kelembagaan Rencana Bisnis Bank Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. SE 12/32/DPbS 2010 Romawi II No 3.e 9 Pasal 9 12/ 21 /PBI/2010 e. penerapan kepatuhan terhadap prinsip syariah, khusus bagi Bank Umum Syariah dan UUS. Uraian mengenai kepatuhan terhadap Prinsip Syariah hanya diberlakukan bagi Bank Umum yang memiliki UUS. Uraian mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan untuk memastikan bahwa produk dan jasa yang dilakukan oleh BUS dan UUS telah sesuai dengan prinsip syariah yang ditetapkan dalam fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI). laporan keuangan beserta asumsi yang digunakan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 5 huruf d paling kurang meliputi: a. neraca; b. Komitmen dan kontinjensi; c. laba rugi; d. asumsi makro dan mikro yang digunakan. Asumsi yang dicantumkan adalah asumsi yang digunakan Bank untuk menyusun Rencana Bisnis. Yang dimaksud dengan asumsi makro antara lain adalah pertumbuhan ekonomi, nilai tukar, dan tingkat inflasi. Sedangkan yang dimaksud dengan asumsi mikro antara lain adalah tingkat persaingan antar bank dan pertumbuhan kredit industri perbankan tingkat bunga kredit dan simpanan yang digunakan di dalam menyusun Rencana Bisnis Bank. Sebagai salah satu referensi dalam menyusun Rencana Bisnis, Bank dapat melihat indikator makro yang tersedia pada publikasi Bank Indonesia. SE 12/27/DPNP 2010 Romawi II No. 4 SE 12/32/DPbs 2010 Romawi II No. 4 10 Pasal 10 12/ 21 /PBI/2010 Huruf a laporan keuangan ini disajikan dengan mengacu pada: a. Lampiran 1 : Neraca b. Lampiran 2 : Komitmen dan Kontinjensi c. Lampiran 3 : Laba Rugi d. Lampiran 4 : Asumsi Makro dan Mikro yang Digunakan Untuk BUS dan UUS laporan keuangan ini disajikan dengan mengacu pada: a. Lampiran 21 : Neraca b. Lampiran 22 : Komitmen dan Kontinjensi c. Lampiran 23 : Laba Rugi d. Lampiran 24 : Perhitungan Distribusi Bagi Hasil e. Lampiran 25: Laporan Penghimpunan dan Penyaluran Zakat, Infaq dan Shodaqoh (ZIS) f. Lampiran 26 : Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan g. Lampiran 27 : Asumsi Makro dan Mikro yang Digunakan rasio-rasio dan pos-pos tertentu lainnya sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 5 huruf e paling kurang meliputi: a. proyeksi rasio keuangan pokok; 8

Kelembagaan Rencana Bisnis Bank Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan rasio keuangan pokok meliputi rasio-rasio yang paling kurang dapat memberikan informasi untuk penilaian kondisi permodalan, rentabilitas, risiko kredit, risiko pasar, dan risiko likuiditas. SE 12/27/DPNP 2010 Romawi II No. 5.a Pasal 10 12/ 21 /PBI/2010 Huruf b SE 12/27/DPNP 2010 Romawi II No 5.b 11 Pasal 11 12/ 21 /PBI/2010 Huruf a rasio-rasio tersebut antara lain rasio KPMM, rasio ROA, rasio NIM, rasio NPL, rasio aset likuid terhadap total aset, Loan to Deposit Ratio (LDR), dan rasio aset trading, tagihan spot dan derivatif, serta aset Fair Value Option terhadap total aset. b. proyeksi pos-pos tertentu lainnya; ini meliputi proyeksi beberapa rasio terkait kredit kepada debitur UMKM, rasio dana pendidikan, dan rasio aktiva tetap yang tidak digunakan dalam operasional Bank terhadap modal. Selain itu disajikan pula pos-pos tertentu yang memberikan informasi mengenai penghimpunan dan penyaluran dana. ini disajikan dengan mengacu pada Lampiran 5 untuk Bank Umum dan Lampiran 28 untuk BUS dan UUS. Rencana pendanaan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 5 huruf f paling kurang meliputi: a. rencana penghimpunan dana pihak ketiga; Rencana penghimpunan dana pihak ketiga meliputi rencana penghimpunan giro, tabungan, deposito, dan bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu serta informasi mengenai deposan inti dan/atau core deposit. b. rencana penerbitan surat berharga; Rencana penerbitan surat berharga meliputi rencana penerbitan surat berharga seperti convertible bonds, medium term notes, obligasi, dan sukuk. c. rencana pendanaan lainnya. SE 12/27/DPNP 2010 Romawi II No. 6 Mencerminkan posisi penghimpunan dana posisi aktual (posisi akhir bulan September tahun penyusunan RBB) dan rencana penghimpunan dana untuk periode 1 (satu) tahun ke depan secara triwulanan. Dalam bagian ini diuraikan juga mengenai asumsi yang digunakan dalam menyusun rencana dimaksud serta strategi Bank untuk merealisasikan rencana tersebut. Rencana pendanaan ini disajikan dengan mengacu pada: a. Lampiran 6 : Rencana Penghimpunan Dana Pihak Ketiga b. Lampiran 7 : Rencana Penerbitan Surat Berharga c. Lampiran 8 : Rencana Pendanaan Lainnya Rencana pendanaan bagi BUS dan UUS ini disajikan dengan mengacu pada: a. Lampiran 29 : Rencana Penghimpunan Dana Pihak Ketiga b. Lampiran 30 : Rencana Penerbitan Surat Berharga c. Lampiran 31 : Rencana Pendanaan Lainnya 9

Kelembagaan Rencana Bisnis Bank Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 12 Pasal 12 12/ 21 /PBI/2010 Rencana penanaman dana sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 5 huruf g paling kurang meliputi: a. rencana penyediaan dana kepada pihak terkait; Pihak terkait adalah pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai batas maksimum pemberian kredit atau batas maksimum penyaluran dana. b. rencana pemberian kredit/pembiayaan kepada debitur inti; Debitur inti merupakan debitur individual atau debitur grup (one obligor concept) yang merupakan debitur inti di luar pihak terkait. c. rencana pemberian kredit/pembiayaan berdasarkan kegiatan usaha tertentu; Kegiatan usaha tertentu merupakan kegiatan usaha yang menjadi fokus sebagian besar pemberian kredit/pembiayaan Bank. d. rencana pemberian kredit/pembiayaan berdasarkan: lapangan usaha; 2) jenis penggunaan; 3) propinsi; 4) jenis akad, khusus untuk Bank Umum Syariah dan UUS. Pembagian kredit berdasarkan lapangan usaha, jenis penggunaan, propinsi, dan jenis akad mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai pedoman penyusunan laporan bulanan Bank. e. rencana pemberian kredit/pembiayaan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berdasarkan: lapangan usaha; 2) jenis penggunaan; dan 3) propinsi. Pembagian kredit berdasarkan lapangan usaha, jenis penggunaan, dan propinsi mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai pedoman penyusunan laporan bulanan Bank. f. rencana penanaman dana dalam bentuk surat berharga; Penyaluran dana dalam bentuk surat berharga digolongkan sesuai dengan tujuan pembeliannya yaitu: diukur pada nilai wajar melalui laporan laba/rugi; tersedia untuk dijual; dimiliki hingga jatuh tempo; atau pinjaman yang diberikan dan piutang. g. rencana penanaman dana dalam bentuk penyertaan modal, termasuk rencana melakukan pemisahan (spin off) UUS dari Bank Umum yang 10

Kelembagaan Rencana Bisnis Bank Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan memiliki UUS; Dalam menyusun rencana ini, Bank harus memperhatikan persyaratan dan tata cara penyertaan modal sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia. Yang dimaksud dengan pemisahan (spin off) adalah pemisahan sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai UUS. h. rencana penanaman dana lainnya. Mencakup rencana penanaman dana bank dalam bentuk aset produktif yang belum termasuk dalam cakupan huruf a sampai dengan huruf g. SE 12/27/DPNP 2010 Romawi II No. 7 Rencana penyaluran dana ini disajikan dengan mengacu pada: a. Lampiran 9 : Rencana Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait b. Lampiran 10 (a) : Rencana Pemberian Kredit kepada Debitur Inti c. Lampiran 10 (b) : Rencana Pemberian Kredit berdasarkan Kegiatan Usaha Tertentu d. Lampiran 10 (c).1 : Rencana Pemberian Kredit berdasarkan Lapangan Usaha e. Lampiran 10 (c).2 : Rencana Pemberian Kredit berdasarkan Jenis Penggunaan f. Lampiran 10 (c).3 : Rencana Pemberian Kredit berdasarkan Propinsi g. Lampiran 10 (d). : Rencana Pemberian Kredit kepada Debitur UMKM berdasarkan Lapangan Usaha h. Lampiran 10 (d).2 : Rencana Pemberian Kredit kepada Debitur UMKM berdasarkan Jenis Penggunaan i. Lampiran 10 (d).3 : Rencana Pemberian Kredit kepada Debitur UMKM berdasarkan Propinsi j. Lampiran 11 : Rencana Penanaman Dana dalam bentuk Surat Berharga k. Lampiran 12 : Rencana Penanaman Dana dalam bentuk Penyertaan Modal l. Lampiran 13 : Rencana Penanaman Dana Lainnya Dalam bagian ini diuraikan juga mengenai asumsi yang digunakan dalam menyusun rencana dimaksud serta strategi BUS dan UUS untuk merealisasikan rencana tersebut. Rencana penyaluran dana ini disajikan dengan mengacu pada: a. Lampiran 32 : Rencana Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait b. Lampiran 33 (a) : Rencana Pemberian Pembiayaan kepada Debitur Inti c. Lampiran 33 (b) : Rencana Pemberian Pembiayaan berdasarkan Kegiatan Usaha Tertentu d. Lampiran 33 (c).1 : Rencana Pemberian Pembiayaan berdasarkan Sektor Ekonomi/Lapangan Usaha e. Lampiran 33 (c).2 : Rencana Pemberian Pembiayaan berdasarkan Jenis Penggunaan f. Lampiran 33 (c).3 : Rencana Pemberian Pembiayaan berdasarkan Propinsi g. Lampiran 33 (c).4 : Rencana Pemberian Pembiayaan berdasarkan Jenis 11

Kelembagaan Rencana Bisnis Bank Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Akad h. Lampiran 33 (d).1 : Rencana Pemberian Pembiayaan kepada Debitur UMKM berdasarkan Sektor Ekonomi/Lapangan Usaha i. Lampiran 33 (d).2 : Rencana Pemberian Pembiayaan kepada Debitur UMKM berdasarkan Jenis Penggunaan j. Lampiran 33 (d).3 : Rencana Pemberian Pembiayaan kepada Debitur UMKM berdasarkan Propinsi k. Lampiran 34 : Rencana Penanaman Dana dalam bentuk Surat Berharga l. Lampiran 35 : Rencana Penanaman Dana dalam bentuk Penyertaan Modal m. Lampiran 36 : Rencana Penanaman Dana Lainnya 13 Pasal 13 12/ 21 /PBI/2010 Huruf a Rencana permodalan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 5 huruf h paling kurang mencakup: a. proyeksi pemenuhan kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM); pemenuhan KPMM meliputi proyeksi perhitungan rasio kewajiban penyediaan modal minimum dengan mengacu kepada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai kewajiban penyediaan modal minimum Bank. SE 12/27/DPNP 2010 Romawi II No. 8a Pasal 13 12/ 21 /PBI/2010 Huruf b SE 12/27/DPNP 2010 Romawi II No. 8b SE 12/32/DPbS 2010 Romawi II No. 8b KPMM paling kurang meliputi proyeksi modal, proyeksi Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), dan proyeksi rasio KPMM selama 3 (tiga) tahun mendatang. pemenuhan KPMM ini disajikan dengan mengacu pada Lampiran 14 bagi Bank Umum dan Lampiran 37 bagi BUS dan UUS. b. rencana perubahan modal. Termasuk dalam rencana perubahan modal adalah rencana penambahan modal dari pemegang saham lama (existing share holders), rencana initial public offering (IPO), right issue, penerbitan surat berharga yang bersifat ekuitas, dan rencana penambahan modal lainnya, termasuk perubahan dana bersih bagi UUS. Rencana perubahan modal merupakan proyeksi perubahan modal selama 3 (tiga) tahun mendatang baik terkait struktur permodalan maupun jumlah modal serta uraian mengenai rencana perubahan atau penggantian kepemilikan (apabila ada). Rencana perubahan modal ini disajikan dengan mengacu pada Lampiran 15. Rencana perubahan modal untuk UUS adalah perubahan dana bersih yang ditempatkan Bank Umum yang memiliki UUS pada UUS setelah dikurangi dengan penempatan UUS pada Bank Umum yang memiliki UUS sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai Unit Usaha Syariah. Rencana perubahan modal ini disajikan dengan mengacu pada Lampiran 38. 12

Kelembagaan Rencana Bisnis Bank Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 14 Pasal 14 12/ 21 /PBI/2010 Rencana pengembangan organisasi dan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 5 huruf i paling kurang meliputi: a. rencana pengembangan organisasi; Termasuk dalam rencana pengembangan organisasi adalah rencana pembentukan/perubahan satuan kerja dan/atau komite, yang disesuaikan dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank. b. rencana pengembangan sistem informasi manajemen; Termasuk dalam rencana pengembangan sistem informasi manajemen adalah rencana pengembangan teknologi informasi yang mendukung sistem informasi untuk manajemen dan rencana pengembangan sistem akuntansi termasuk anggaran yang dialokasikan untuk rencana pengembangan tersebut. c. rencana pengembangan sumber daya manusia; Termasuk dalam rencana pengembangan sumber daya manusia adalah rencana kebutuhan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia, termasuk rencana biaya/anggaran pendidikan dan pelatihan baik untuk pegawai, Direksi, dan Komisaris Bank sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku. SE 12/32/DPbs 2010 Romawi II No. 9c Lampiran 39 (a) Tabel : Kondisi dan Rencana Kebutuhan SDM (untuk BUS dan UUS). Lampiran 39 (b) Tabel : Rencana Pendidikan dan Pelatihan SDM (untuk BUS dan UUS). d. rencana pemanfaatan tenaga kerja asing dan outsourcing. Termasuk dalam rencana pemanfaatan tenaga kerja asing adalah rencana pemanfaatan tenaga kerja asing sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku. Rencana penggunaan tenaga outsourcing adalah rencana penggunaan tenaga kerja di luar tenaga kerja tetap, yang meliputi jumlah maupun bidang kerja penugasan. SE 12/27/DPNP 2010 Romawi II No 9.d SE 12/32/DPbs 2010 Romawi II No 9d 15 Pasal 15 12/ 21 /PBI/2010 Rencana pemanfaatan tenaga outsourcing yang mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain mencakup rencana jumlah yang akan digunakan dan rencana penempatan tenaga outsourcing dimaksud. Rencana Pemanfaatan Tenaga Kerja Asing disajikan dengan mengacu pada Lampiran 16. Rencana Pemanfaatan Tenaga Kerja Asing dan Tenaga Outsourcing disajikan dengan mengacu pada Lampiran 40. Rencana penerbitan produk dan/atau pelaksanaan aktivitas baru sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 5 huruf j paling kurang meliputi: 13

Kelembagaan Rencana Bisnis Bank Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan a. rencana penerbitan produk baru; Rencana penerbitan produk baru yang perlu dimuat dalam Rencana Bisnis Bank mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penerapan manajemen risiko bagi Bank beserta ketentuan pelaksanaannya atau ketentuan yang mengatur mengenai produk dan aktivitas baru bagi Bank Umum Syariah dan UUS. b. rencana pelaksanaan aktivitas baru. Rencana pelaksanaan aktivitas baru yang perlu dimuat dalam Rencana Bisnis Bank mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penerapan manajemen risiko bagi Bank beserta ketentuan pelaksanaannya atau ketentuan yang mengatur mengenai produk dan aktivitas baru bagi Bank Umum Syariah dan UUS. SE 12/27/DPNP 2010 Romawi II No 10 SE 12/32/DPbs 2010 Romawi II No 10 16 Pasal 16 12/ 21 /PBI/2010 Pada bagian ini diuraikan mengenai rencana penerbitan produk atau pelaksanaan aktivitas baru paling kurang untuk periode 1 (satu) tahun ke depan. Rencana Penerbitan Produk dan/atau Pelaksanaan Aktivitas Baru disajikan dengan mengacu pada Lampiran 17. Rencana Penerbitan Produk dan/atau Pelaksanaan Aktivitas Baru disajikan dengan mengacu pada Lampiran 41 (bagi BUS dan UUS). Rencana pengembangan dan/atau perubahan jaringan kantor sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 5 huruf k paling kurang meliputi: a. bagi Bank Umum, rencana pembukaan kantor wilayah, kantor cabang, kantor fungsional, kantor cabang pembantu, kantor kas, kegiatan pelayanan kas, dan kantor di luar negeri, termasuk rencana pengembangan dan perubahan jaringan kantor bagi UUS. b. bagi Bank Umum Syariah, rencana pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor kas, kegiatan pelayanan kas, dan kantor di luar negeri. Pengertian kantor wilayah, kantor cabang, kantor fungsional, kantor cabang pembantu, kantor kas, kegiatan pelayanan kas, dan kantor di luar negeri mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Bank Umum, Bank Umum Syariah, atau UUS. SE 12/27/DPNP 2010 Romawi II No 11 SE 12/32/DPbs 2010 Romawi II No 11 Rencana pengembangan dan/atau perubahan jaringan kantor meliputi rencana pembukaan, perubahan status, pemindahan alamat, dan/atau penutupan yang meliputi kantor wilayah, kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor fungsional, kantor kas, kegiatan pelayanan kas, dan/atau kantor di luar negeri untuk periode 1 (satu) tahun ke depan. Informasi yang dimuat dalam rencana pengembangan dan/atau perubahan jaringan kantor antara lain meliputi informasi mengenai kantor induk, rencana waktu pelaksanaan, perkiraan investasi/biaya, lokasi, dan keterangan lainnya. Informasi mengenai lokasi untuk setiap jenis kantor, paling kurang mencantumkan lokasi kabupaten/kotamadya secara jelas, dan untuk DKI Jakarta paling kurang menyebutkan nama propinsi DKI Jakarta. Khusus untuk 14

Kelembagaan Rencana Bisnis Bank Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan kantor di luar negeri, dicantumkan nama kota dan negara. Rencana pengembangan dan/atau perubahan jaringan kantor ini disajikan dengan mengacu pada Lampiran 18 bagi Bank Umum dan Lampiran 42 bagi BUS dan UUS. 17 Pasal 17 12/ 21 /PBI/2010 Informasi lainnya sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 5 huruf l paling kurang meliputi informasi yang perlu disampaikan karena mempengaruhi kegiatan usaha Bank, yang tidak disebutkan dalam cakupan Rencana Bisnis sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 5 huruf a sampai dengan huruf k di atas. Informasi lainnya meliputi hal-hal yang perlu diketahui atau dipantau oleh Bank Indonesia, antara lain langkah-langkah penyelesaian kredit yang bermasalah, termasuk agunan yang diambil alih (AYDA), aktiva tetap yang tidak digunakan dalam operasional Bank, pengembangan pelayanan Bank dan/atau linkage program. Pengembangan pelayanan Bank mencakup antara lain informasi tentang rencana pengembangan sarana atau media informasi kepada nasabah, rencana pengembangan sarana elektronik untuk kebutuhan nasabah, dan rencana upaya perlindungan nasabah. SE 12/27/DPNP 2010 Romawi II No 12 BAB III 18 Pasal 18 12/ 21 /PBI/2010 Ayat (, (3) (4) Cakupan informasi yang dimuat dalam rencana upaya perlindungan nasabah meliputi antara lain rencana kegiatan edukasi dan rencana peningkatan sistem pelayanan pengaduan nasabah. Pengertian agunan yang diambil alih (AYDA) mengacu kepada pengertian AYDA yang diatur ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penilaian kualitas aktiva Bank Umum. Penyampaian, Perubahan, dan Pelaporan Rencana Bisnis ( Bank wajib menyampaikan Rencana Bisnis sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 2 kepada Bank Indonesia paling lambat pada akhir bulan November sebelum tahun Rencana Bisnis dimulai. Rencana Bisnis disampaikan dalam bentuk hard copy dan soft copy. (2) Bank Indonesia dapat meminta Bank untuk melakukan penyesuaian apabila Rencana Bisnis yang disampaikan dinilai belum sepenuhnya memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia ini. Apabila diperlukan, Bank Indonesia dapat meminta Bank untuk melakukan presentasi atau penjelasan yang menyeluruh mengenai Rencana Bisnis yang disampaikan bank. (3) Bank wajib menyampaikan penyesuaian terhadap Rencana Bisnis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Bank Indonesia paling lambat 15 (lima belas) hari kerja setelah tanggal surat dari Bank Indonesia. 19 Pasal 19 ( Bank hanya dapat melakukan perubahan terhadap Rencana Bisnis 15

Kelembagaan Rencana Bisnis Bank Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 12/ 21 /PBI/2010 sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 2, apabila: Apabila diperlukan Bank Indonesia dapat meminta Bank untuk melakukan presentasi atau penjelasan yang menyeluruh mengenai perubahan Rencana Bisnis. Bagi Bank Umum yang memiliki UUS perubahan Rencana Bisnis dilakukan baik untuk kepentingan Bank secara keseluruhan maupun untuk kepentingan UUS. Perubahan Rencana Bisnis yang disampaikan oleh Bank disertai dengan alasan perubahan secara tertulis. a. terdapat faktor eksternal dan internal yang secara signifikan mempengaruhi operasional Bank; dan/atau b. terdapat faktor yang secara signifikan mempengaruhi kinerja Bank, berdasarkan pertimbangan Bank Indonesia. Faktor yang secara signifikan mempengaruhi kinerja Bank antara lain permasalahan solvabilitas, likuiditas, dan/atau permasalahan eksternal makroekonomi yang secara signifikan berdampak pada kinerja Bank. (2) Perubahan Rencana Bisnis sebagaimana dimaksud pada ayat ( huruf a hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali, paling lambat pada akhir bulan Juni tahun berjalan. Pembatasan frekuensi perubahan dan batas waktu pada ayat ini dimaksudkan agar Bank dapat membuat perencanaan yang lebih realistis dalam menyusun Rencana Bisnis. Bagi Bank Umum yang memiliki UUS, pembatasan frekuensi perubahan Rencana Bisnis dan batas waktu pelaksanaan perubahan berlaku untuk Bank secara konsolidasi, termasuk dengan UUS. (3) Perubahan Rencana Bisnis sebagaimana dimaksud pada ayat ( huruf a harus disampaikan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum pelaksanaan perubahan Rencana Bisnis. (4) Bank Indonesia berwenang meminta Bank untuk melakukan penyesuaian terhadap perubahan Rencana Bisnis sebagaimana dimaksud pada ayat (. Apabila diperlukan Bank Indonesia dapat meminta Bank untuk melakukan presentasi atau penjelasan yang menyeluruh mengenai Rencana Bisnis yang telah disesuaikan. 20 Pasal 20 12/ 21 /PBI/2010 ( Bank wajib menyampaikan Laporan Realisasi Rencana Bisnis secara triwulanan. Yang dimaksud dengan triwulanan adalah posisi akhir bulan Maret, Juni, September, dan Desember. Laporan disampaikan dalam bentuk perbandingan antara Rencana Bisnis dan realisasi Rencana Bisnis. 16

Kelembagaan Rencana Bisnis Bank Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Bagi Bank Umum yang memiliki UUS, Laporan Realisasi Rencana Bisnis, memuat pula laporan realisasi khusus untuk UUS yang merupakan satu kesatuan dengan Laporan Realisasi Rencana Bisnis Bank Umum tersebut. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat ( wajib disampaikan kepada Bank Indonesia dengan batas waktu sebagai berikut: a. paling lambat 1 (satu) bulan setelah triwulan yang bersangkutan berakhir; atau b. paling lambat 45 (empat puluh lima) hari kalender setelah triwulan yang bersangkutan berakhir, bagi Bank yang sistem antar kantornya belum on line dan memiliki lebih dari 100 (seratus) kantor cabang. (3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat ( meliputi: a. penjelasan mengenai pencapaian Rencana Bisnis; Uraian penjelasan pada huruf ini meliputi fokus, dan prioritas pencapaian Rencana Bisnis. b. penjelasan mengenai deviasi atas realisasi Rencana Bisnis; Uraian penjelasan pada huruf ini meliputi penjelasan mengenai besarnya deviasi dan kendala yang dihadapi. c. tindak lanjut atas pencapaian Rencana Bisnis; Uraian tindak lanjut pada huruf ini meliputi upaya untuk memperbaiki pencapaian realisasi Rencana Bisnis. d. rasio keuangan dan pos-pos tertentu; e. informasi lainnya. Informasi lainnya berisi penjelasan mengenai realisasi hal-hal selain yang dijelaskan pada huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, antara lain meliputi laporan realisasi perubahan jaringan kantor dan laporan realisasi linkage program. SE 12/27/DPNP 2010 Romawi III No. 1 SE 12/32/DPbS 2010 Romawi III No. 1 (4) Laporan Realisasi Rencana Bisnis (Bank Umum) secara umum disajikan dengan mengacu pada: 1. Lampiran 19 (a) : Laporan Realisasi Rencana Bisnis 2. Lampiran 19 (b) : Laporan Realisasi Rasio Keuangan dan Pospos Tertentu; 3. Lampiran 19 (c) : Laporan Realisasi Pengembangan dan/atau Perubahan Jaringan Kantor; 4. Lampiran 19 (d) : Laporan Realisasi Tenaga Kerja Asing; (5) Laporan Realisasi Rencana Bisnis (BUS dan UUS) secara umum disajikan dengan mengacu pada: 1. Lampiran 43 (a) : Laporan Realisasi Rencana Bisnis 2. Lampiran 43 (b) : Laporan Realisasi Rasio Keuangan Pokok dan Pos-pos Tertentu Lainnya; 3. Lampiran 43 (c) : Laporan Realisasi Pengembangan dan/atau Perubahan Jaringan Kantor; 17

Kelembagaan Rencana Bisnis Bank Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 4. Lampiran 43 (d) : Laporan Realisasi Pemanfaatan Tenaga Kerja Asing dan Tenaga Outsourcing; 5. Lampiran 43 (e) : Laporan Realisasi Linkage Program. 21 Pasal 21 12/ 21 /PBI/2010 ( Bank wajib menyampaikan Laporan Pengawasan Rencana Bisnis secara semesteran. Yang dimaksud dengan semesteran adalah posisi akhir bulan Juni dan Desember. Bagi Bank Umum yang memiliki UUS, Laporan Pengawasan Rencana Bisnis memuat pula laporan pengawasan khusus untuk UUS yang merupakan satu kesatuan dengan Laporan Pengawasan Rencana Bisnis Bank Umum tersebut. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat ( wajib disampaikan kepada Bank Indonesia paling lambat 2 (dua) bulan setelah semester dimaksud berakhir. (3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat ( paling kurang meliputi penilaian Dewan Komisaris mengenai: a. pelaksanaan Rencana Bisnis baik secara kuantitatif maupun kualitatif; b. faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Bank; Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Bank antara lain meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi profil risiko, permodalan, rentabilitas, dan tata kelola yang baik. c. upaya memperbaiki kinerja Bank. Upaya memperbaiki kinerja Bank merupakan perbaikan terhadap faktor-faktor sebagaimana dimaksud pada huruf b. SE 12/27/DPNP 2010 Romawi III No 2 SE 12/32/DPbS 2010 Romawi III No 2 22 Pasal 22 12/ 21 /PBI/2010 (4) Penilaian Dewan Komisaris dapat dilengkapi pula dengan penilaian atas faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Dalam kaitan dengan tugas Dewan Komisaris ini, Bank harus memiliki mekanisme internal dalam rangka penyusunan laporan tersebut di atas. Laporan Pengawasan Rencana Bisnis disajikan dengan mengacu pada Lampiran 20. (5) Penilaian Dewan Komisaris pada huruf a sampai huruf c dapat dilengkapi pula dengan penilaian atas faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi operasional BUS dan UUS. Dalam kaitan dengan tugas Dewan Komisaris ini, BUS dan UUS harus memiliki mekanisme internal dalam rangka penyusunan laporan tersebut di atas. Laporan Pengawasan Rencana Bisnis disajikan dengan mengacu pada Lampiran 44. ( Bank dinyatakan terlambat menyampaikan Rencana Bisnis sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 18 ayat ( apabila Bank menyampaikan Rencana Bisnis setelah batas akhir waktu penyampaian sampai dengan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja. 18