pekerjaan (19,8) tidak bebeda dengan persentase lulusan STM negeri (20,1) dan

dokumen-dokumen yang mirip
deskripsi data, pengujian persyaratan analisis dan pengujian hipotesis. Pada

Dengan demikian alat pengumpul data buatan penulis hanya terdiri atas tes Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sains di sekolah dimaksudkan untuk menanamkan. keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengembangkan keterampilan sikap

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar

IMPLIKASI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SELF DESIGN PROJECT LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMK PADA KOMPETENSI PEMESINAN FRAIS KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan manusia. Kita dapat mengembangkan kemampuan pribadi, daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara makro menurut Sumaatmadja (1997:56) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

NERIS PERI ARDIANSYAH,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

PENGARUH JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA XI IPA MENGENAI FAKULTAS TEKNIK DI SMA 36 JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perubahan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB I PENDAHULUAN. penurunan kualitas belajar dan prestasi belajar. keterampilan belajar (learning skill). Menurut Harefa (2008:119), seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. sebuah organisasi. Karena itu, sumber daya manusia perlu dikelolah secara. organisasi dalam memenangkan berbagai macam persaingan.

BAB I PENDAHULUAN. adanya perubahan tingkah laku pada dirinya, menyangkut perubahan yang

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

62 Purwanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Imam Munandar,2013

PENGARUH MODE LEARNING CYCLE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA MAGNET

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Nopandi,2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia sangatlah penting diterapkan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dirancang secara kuantitatif dengan rancangan Kuasi

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. fisik, psikis dan emosinya dalam suatu lingkungan sosial yang senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membina dan mengantarkan anak

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk itu guru harus menata kegiatan. sesuai dengan situasi dilingkungan siswa itu sendiri.

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK PADA STANDAR KOMPETENSI MERAWAT BATERAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungannya (Slameto, 2010). Menurut Gredler dalam Aunurrahman. sebelumnya tidak mengetahui sesuatu menjadi mengetahui.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Skripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K

PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM PENDINGIN MENGGUNAKAN PORTABLE COOLER ENGINE

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional. Untuk mencapai tujuan tersebut,

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRING MINDS WANT TO KNOW (IMWK)

BAB I PENDAHULUAN. Kejuruan (SMK) adalah memberi pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik

I. PENDAHULUAN. Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.

SAMPUL LUAR (HARD COVER)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permendikbud RI nomor 70 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB III METODE PENELITIAN. yang akan digunakan dalam penelitin ini adalah metode experimen dengan

Wawat Suryati STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN KOLABORASI KONSTRUKTIF DAN INKUIRI BERORIENTASI CHEMO-ENTREPRENEURSHIP

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN DESAIN INSTRUKSIONAL DALAM MODUL DISERTAI MULTIMEDIA TERHADAP PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar merupakan pondasi awal dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

OUTLINE PROPOSAL METODE PENELITIAN PENDIDIKAN FISIKA

Paryanto (Dosen Pendidikan Teknik Mesin FT UNY)

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah instansi pendidikan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, beberapa di. ini dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR ANTARA KELAS BINAAN ASTRA DENGAN KELAS REGULER PADA KOMPETENSI MEMELIHARA UNIT FINAL DRIVE POROS PENGGERAK RODA BELAKANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran fisika merupakan salah satu wahana untuk menumbuhkan kemampuan

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mengemban misi untuk menghasilkan tamatan yang terampil guna dapat mengisi lapangan kerja sesuai dengan bidangnya, meskipun di sisi lain tidak tertutup kemungkinan melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Hal ini tercermin dalam pasal 11 ayat (3) Undang-undang nomor 2 tahun 1989 yang berbunyi: Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada SMK Pemerintah dalam hal ini Depdikbud telah melakukan berbagai upaya antara lain menerbitkan buku paket, mengubah kurikulum, menyediakan fasilitas praktik yang lebih lengkap, meningkatkan kemampuan guru melalui penataran dan Iain-lain. Namun demikian keadaan yang ditemukan di lapangan, SMK masih menghadapi masalah yang cukup pelik yakni kurangnya kemampuan kerja dari lulusan sekolah yang bersangkutan. Wardiman (1994:6) dalam makalahnya yang berjudul Kebijakan dan Program Pengembangan Pendidikan Kejuruan di Indonesia menyatakan, bahwa relevansi tamatan SMK terhadap kebutuhan lapangan kerja tidak berbeda dengan tamatan sekolah umum. Berdasarkan satu studi yang dikutipnya dari Pusat Information Senior, sec. Education inindonesia, menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 18 bulan setelah tamat sekolah, persentase tamatan SMA yang memperoleh pekerjaan (19,8) tidak bebeda dengan persentase lulusan STM negeri (20,1) dan lulusan SMEA (20,3). Studi lain yang menunjukkan kurangnya kemampuan kerja lulusan SMK khususnya SMEA program studi Akuntansi adalah studi yang dilakukan oleh Widodo 1

CM. Menurut Widodo(1989:15), ada tiga kemampuan yang belum dimiliki lulusan SMK-SMEA program studi akuntansi. Ke tiga kemampuan tersebut adalah ; kurang menguasai teori dan praktik akuntansi, kurang pengetahuan umum / berfikir logis dan lemah dalam bahasa menulis surat. Dari 8 perusahaan yang menjadi subjek studinya, 6 perusahaan mengungkapkan lulusan SMK-SMEA program studi akuntansi kurang menguasai teori dan praktik akuntansi, 3 perusahaan mengungkapkan kurang pengetahuan umum / berfikir logis dan 2 perusahaan mengungkapkan lemah dalambahasa menulis surat. Darihasil studi di atas, menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan belum menganggap SMK-SMEA berhasil membekali lulusannya dengan kecakapan dan keterampilan yang seharusnya dimiliki seseorang lulusan SMK program studi akuntansi. Adanya anggapan tersebut, sering lulusan SMK program studi akuntansi mengalami kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan karena adanya persyaratan lain yang harus dimiliki yakni Ijazah kursus akuntansi. Hal lain yang juga merupakan akibat anggapan kurangnya kemampuan kerja lulusan SMK-SMEA Program Studi Akuntansi adalah lebih disukainya lulusan SMU dengan alasan lulusan SMU memiliki dasar pendidikan umum yang lebih baik dan dengan demikian memiliki potensi yang besar untukbelajardengan cepat. Kurangnya kemampuan lulusan SMK seperti dikemukakan di atas, kemungkinan besar disebabkan PBM di kelas belum berjalan sebagaimana yang diharapkan. Seperti diketahui, pendekatan mengajar yang guru akuntansi gunakan di kelas sekarang ini khususnya dilingkungan SMK adalah pendekatan yang mengacu kepada pendekatan yang penulis/penerbit gunakan dalam penulisan buku teks. Pendekatan ini sesuai dengan cirinya yakni menekankan pada aspek pengertian/pemahaman, pendekatan ini kurang mengabaikan keterampilan sehingga

penyajian bahan pengajaran bukan berdasarkan pola ahli. melainkan disajikan secara sebagian sebagian. Dalam pengajaran akuntansi aspek pemahaman maupun aspek keterampilan sama penting. Aspek pemahaman penting untuk pemecahan masalah sedangkan aspek keterampilan penting untuk penguasaan mekanisme pencatatan transaksi keuangan (, Douglas,. 1973 : 310). Disamping hal tersebut di atas, tamatan SMK seperti dikemukakan di muka bukanlah dipersiapkan untuk melanjut ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, melainkan dipersiapkan untuk mampu bekerja trampil dalam bidang kejuruannya. Menyadari akan hal tersebut serta akibat yang ditimbulkannya, penulis dalam studi ini berusaha memecahkannya dengan mengadakan studi uji coba tentang keunggulan pendekatan Complete-Cycle terhadap perolehan hasil belajar berupa kemampuan kognitif dan keterampilan psikomotoril Penggunaan pendekatan Complete-Cycle dalam studi uji coba ini didasarkan pada beberapa prinsip sebagai berikuti 1. Siklus akuntansi yang meliputi; transaksi keuangan, jurnal, buku besar, buku pembantu dan laporan keuangan disajikan secara menyeluruh. 2. Bahan pelajaran disusun dalam bentuk masalah siklus akuntansi. 3. Masalah siklus akuntansi beserta format-format yang diperlukan dalam pemecahannya didudukkan dalam lembaran kertas kerja ( single sheet paper). 4. Masalah siklus akuntansi dikonstruksi secara expanding spiral. B. Perumusan Masalah Kurangnya kemampuan lulusan SMK-SMEA seperti diutarakan di muka, umumnya dipengaruhi banyak faktor, diantaranya faktor siswa, guru, keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat dan sistim pendidikan. Klausmeir dalam

Sukmadinata (1983:26) mengungkapkan secara rinci faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar serta hubungan masing-masing faktor seperti tertera dalam gambar 1.1. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut, faktor utama yang menjadi fokus studi ini adalah faktor guru. Hal ini cukup beralasan sebab, guru memegang peranan utama bagi berlangsungnya proses belajar. Tanpa kelas, gedung, peralatan dan sebagainya, proses belajar masih dapat berlangsung walaupun dalam keadaan darurat, tetapi tanpa guru proses belajar hampir tak mungkin berlangsung ( Sukmadinata. 1988:221). Menurut Gage dalam Sukmadinata (1983:26) ada tiga pertanyaan pokok sehubungan dengan tugas pokok guru dalam mengajar. Pertama, bagaimana perilaku guru dalam mengajar?kedua, mengapa guru berperilaku begitu?dan Ke tiga, bagaimana hasil mengajarguru? Dari tiga masalah tersebut, yang menjadi fokus dalam studi ini hanya pada masalah pertama dan ke tiga. Oleh karena masing-masing masalah tersebut cakupannya cukup luas, maka dalam studi ini akan diadakan beberapa pembatasan Perilaku guru mengajar menurut Sukmadinata (1983:28) berkaitan dengan usaha dan aktifitas guru dalam menciptakan situasi belajar siswa, menyampaikan pengetahuan dan mendorong aktivitas belajar siswa. Perilaku mengajar ini menyangkut beberapa hal diantaranya adalah penggunaan pendekatan mengajar. Oleh karena pendekatan mengajar ini cukup bervariasi, maka untuk kepentingan studi ini pendekatan mengajar yang dimaksud hanya terbatas pada pendekatan mengajar dalam menyajikan bahan (konten) yakni pendekatan Complete-Cycle (Complete-Cycle Aproach) dan pendekatan Persamaan Dasar (Equation Approach).

Gambar 1.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pendidikan (Dikutip dari Klausmeier dalam Sukmadinata. 1983:27). Karakteristik Guru : 1. Intelektual meliputi : pengetahuan tentang bidangstudi, perkembangan belajar dan sebagainya.... 2. Kemampuan psikomotor dan em-cm tisik 3. Karakteristik afektif: iniiuit, motif, sikap, nilai, ekspresi emosi onal 4. Kesehatan 5. Konsep aku 6. Persepsi situasi 7. Jenis sekolah 8. Usia Karakteristik Siswa 1. Kemampuan mental dan kemampuan intelektual 2. Kemampuan fisik dan kemampuan psikomotorik 3. Karakteristik afektif ; minat, motif, sikap, nilai ekspresi emosional 4. Kesehatan 5. Konsep aku 6. Persepsi situasi 7. Us ia 8. Jenis kelamin III. Perilaku Siswa dan Guru semua intraksi dalam PBM - Kognitif Verbal - Psikomotor - Afektif rv. KARAKTERISTIK KELOMPOK 1. Jumlah 2. Struktur 3. Sikap 4. Keakraban 5. Kepemimpian Efisiensi dalam pencapaian tujuan-tujuan jangka panjang danjangkapendek t V. KARAKTERISTIK FISIK DARI SITUASI BELAJAR MENGAJAR 1. Ruangan 2. Persediaan 3. Perlengkapan VI KEKUATAN-KEKUATAN LUAR A. KONDISI YANG MEMBERI PENGARUH PERTAMA 1. Keluarga 2. Lingkungan tetangga BKW>lfIofe^ BELAJAR MENGAJAR 1. Petugas sekolah yang lain : guru, psikolog, penyuluh, pengawas. 2. Organisasi administratif, harapan, tunjangan 3. Tuntutan kurikulum 4. Harapan danbantuan masyarakat padasekolah

Seperti halnya masalah perilaku guru mengajar di atas, hasil mengajar guru juga dibatasi, yakni hanya hasil mengajar guru dalam ranah kognitif dan psikomotorik yang diukur dengan tes hasil belajar. Pemilihan ke dua ranah ini didasarkan pada fakta di lapangan bahwa lulusan SMK-SMEA Program Studi Akuntansi kurang dalam penguasaan teori dan praktik akuntansi. Seperti dikemukakan di muka, studi ini adalah uji coba yakni membandingkan keunggulan pendekatan Complete-Cycle dengan pendekatan Per samaan Dasar dalam perolehan kemampuan kognitif dan keterampilan psi komotorik. Oleh karena itu perlu diadakan pengontrolan faktor-faktor di luar faktor guru yang mempengaruhi hasil belajar. Dengan mengacu pada perincian karakteristik Klausmeier di atas, karakteristik yang dikontrol hanya dibatasi pada karakteristik siswa dan kekuatan-kekuatan dari luar. Adapun variabel yang dipilih dari karakteristik siswa adalah kemampuan awal, kemampuan intelektual (inteligensi) dan kemampuan psikomotor (bakat). Selanjutnya yang berasal dari kekuatan-kekuatan dari luar adalah keluarga yakni tingkat status sosial ekonomi. Pemilihan variabel-variabel tersebut, didasarkan pada peranannya dalam mem pengaruhi hasil belajar. Dalam belajar akuntansi, inteligensi dominan dalam penguasaan konsep-konsep, teori maupun prinsip-prinsip yang diperlukan dalam pemecahan masalah. Kemampuan psikomotor (bakat) dominan untuk penguasaan mekanisme pencatatan transaksi keuangan. Selanjutnya tingkat status sosial eko nomi merupakan faktor penunjang dalam pencapaian hasil belajar yang optimal. Dari uraian di atas, ada tiga masalah yang diajukan dalam studi ini yakni: 1. Adakah pengaruh pendekatan Complete-Cycle dan pendekatan Persamaan Dasar terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari aspek kemampuan kognitif dan keterampilan psikomotorik?

2. Apakah inteligensi, bakat, status sosial ekonomi dan kemampuan awal secara bersama-sama dan secara individu berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari aspek kemampuan kognitif dan keterampilan psikomotorik? 3. Dengan mengontrol inteligensi, bakat, status sosial ekonomi dan kemam puan awal, apakah pendekatan Complete-Cycle lebih unggul daripada pendekatan Persamaan Dasar ditinjau dari aspek kemampuan kognitif dan keterampilan psikomotorik? C. Definisi Operasional Untuk memperjelas permasalahan penelitian ini, dibawah ini dikemukakan beberapa definisi operasional sebagai berikut: 1. Pendekatan complete-cycle adalah pendekatan pembelajaran yang memuat tentang metode penyajian siklus akuntansi, pengorganisasian bahan ajaran, pelaksanaan pengajaran dan tes. Metode penyajian siklus akuntansi yaitu siklus akuntansi disajikan dengan menekankan pada aspek pemahaman menyeluruh yakni dalam bentuk masalah siklus akuntansi. Pengorganisasian bahan ajaran adalah topik-topik atau sub topik yang mengandung ide-ide pokok diurutkan dengan cara sekuens spiral. Pelaksanaan pengajaran yaitu disamping menyajikan program pengajaran dengan menggunakan metode ceramah, problem solving dan eksperimen guru melakukan dua kegiatan secara tetap yakni mengadakan review dan mengajarkan kembali konsep-konsep yang dianggap mendasar. Tes yaitu terdiri dari posttest yang diadakan pada setiap akhir unit program pengajaran dan setelah selesai seluruh program pengajaran.

2. Pendekatan Persamaan Dasar adalah pendekatan pembelajaran yang di gunakan guru setempat, yang memuat tentang metode penyajian siklus akuntansi, pengorganisasian bahan ajaran, pelaksanaan pengajaran dan tes. Metode penyajian siklus akuntansi yaitu siklus akuntansi disajikan dengan menekankan pada aspek pemahaman yakni menyajikan siklus akuntansi secara bertahap dan dalam bentuk masalah. Pengorganisasian bahan ajaran adalah bahan ajaran diorganisasi berdasarkan GBPP SMK 1993. Pelaksanaan pengajaran yaitu menyajikan program pengajaran dengan menggunakan metode ceramah, problem solving dan eksperimen. Tes yaitu terdiri dari posttest yang diadakan pada setiap akhir program pengajaran dan setelah selesai seluruh program pengajaran. 3. Inteligensi adalah kapasitas kecerdasan siswa yang dinyatakan dalam jumlah skor yang diperoleh siswa dalam tes Standard Progressive Matrices (SPM) dari Raven, milik BKBP IKIP Medan. 4. Bakat adalah potensi kemampuan bawaan yang masih perlu dikembangkan yang dinyatakan dalam jumlah skor yang diperoleh siswa dalam tes Defferential Aptitude Test (DAT) dari Bennet, milik BKBP IKIP Medan. 5. Status sosial ekonomi adalah kondisi yang menggambarkan kedudukan orangtua siswa dalam aspek pendidikan, pendapatan, keadaan rumah, pemilikan fasilitas khusus dan pemilikan barang ekonomi yang dinyatakan dalam jumlah skor yang diperoleh siswa dalam pengisian angket. 6. Kemampuan awal adalah tingkat penguasaan siswa terhadap pengetahuan baik dalam aspek ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis dan sintesis, yang dinyatakan dalam jumlah skor yang diperoleh siswa dalam pre tes kemampuan kognitif.

7. Kemampuan kognitif adalah tingkat penguasaan siswa terhadap penge tahuan baik dalam aspek ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis dan sintesis, yang dinyatakan dalam jumlah skor yang diperoleh siswa dalam posttest kemampuan kognitif. 8. Keterampilan psikomotorik adalah tingkat penguasaan siswa terhadap keterampilan baik dalam aspek pemahaman siklus akuntansi, kejelasan dan kerapian catatan, kejelasan dan kerapian laporan keuangan, ketepatan dan kecepatan/kuantitas yang dinyatakan dalam jumlah skor yang diperoleh siswa dalam posttest keterampilan psikomotorik D. Hubungan Antar Variabel Berdasarkan uraian di muka, studi ini memiliki 8 variabel, yaitu ; (1) Pendekatan Complete-Cycle, (2) Pendekatan Persamaan Dasar, (3) Kemampuan Kognitif, (4) Keterampilan psikomotorik, (5) Inteligensi, (6) Bakat, (7) Status sosial ekonomi dan (8) Kemampuan awal. Variabel pertama dan ke dua terletak pada guru, variabel ke tiga sampai ke tujuh terletak pada siswa, sedangkan variabel ke delapan terletak pada keluarga. Studi ini seperti dikemukakan dalam bagian terdahulu adalah studi uji coba / eksperimen. Oleh karena itu hubungan antar variabel erat kaitannya dengan desain eksperimen yang digunakan. Dalam eksperimen ini disain yang digunakan adalah The randomized Pretest-Posttest Control Group Design, Using Matched Subjects sebagai berikut: Treatment Group O Mr Xi O Control Group O Mr X2 O (Akers Lane dan Shafer Lauren. 1990 : 241) Berdasarkan disain eksperimen ini, hubungan seluruh variabel penelitian dalam studi ini dapat dilihat pada gambar 1.2

Keterampilan Psikomotorik (Y21) PBM (Pendekatan Complete-Cycle) KemampuanKognitif (Y,.,) 1. Inteligensi 2. Bakat 3. Status Sosial Ekonomi 4. Kemampuan Awal PBM (Pendekatan Persamaan Dasar) Kemampuan Kognitif (Y,.2) KeterampilanPsikomotorik (Y22) Gambar 1.2. Hubungan Seluruh Variabel Penelitian

E. Hipotesis Dengan memperhitungkan pengaruh variabel-variabel seperti dikemukakan di muka, studi ini memiliki hipotesis sebagai berikut: 1. Inteligensi, bakat, status sosial ekonomi dan kemampuan awal secara bersama-sama dan secara individu berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari aspek kemampuan kognitifdan keterampilan psikomotorik 1.1 Inteligensi, bakat, status sosial ekonomi dan kemampuan awal secara bersama-sama berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari aspek kemampuan kognitif 1.2 Inteligensi, bakat, status sosial ekonomi dan kemampuan awal secara bersama-sama berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari aspek keterampilan psikomotorik 1.3 Inteligensi, bakat, status sosial ekonomi dan kemampuan awal secara individu berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari aspek kemampuan kognitif 1.31 Inteligensi berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari aspek kemampuan kognitif 1.32 Bakat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari aspek kemampuan kognitif 1.33 Status sosial ekonomi berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari aspek kemampuan kognitif 1.34 Kemampuan awal berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari aspek kemampuan kognitif 11

1.4 Inteligensi, bakat, status sosial ekonomi dan kemampuan awal secara individu berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari aspek keterampilan psikomotorik 1.41 Inteligensi berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari aspek keterampilan psikomotorik 1.42 Bakat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari aspek keterampilan psikomotorik 1.43 Status sosial ekonomi berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari aspek keterampilan psikomotorik 1.44 Kemampuan awal berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari aspek keterampilan psikomotorik 2. Ada pengaruh pendekatan Complete-Cycle dan pendekatan Persamaan Dasar terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari aspek kemampuan kognitif dan keterampilan psikomotorik 2.1 Ada pengaruh pendekatan Complete-Cycle dan pendekatan Persamaan Dasar terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari aspek kemampuan kognitif 2.2 Ada pengaruh pendekatan Complete-Cycle dan pendekatan Persamaan Dasar terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari aspek keterampilan psikomotorik 3. Dengan mengontrol inteligensi, bakat, status sosial ekonomi dan kemam puan awal, kemampuan kognitif dan keterampilan psikomotorik siswa yang belajar melalui pendekatan Complete-Cycle lebih tinggi daripada kemampuan kognitif dan keterampilan psikomotorik siswa yang belajar melalui pendekatan Persamaan Dasar 12

3.1 Dengan mengontrol inteligensi, bakat, status sosial ekonomi dan kemampuan awal, kemampuan kognitif siswa yang belajar melalui pendekatan Complete-Cycle lebih tinggi daripada kemampuan kognitif siswa yang belajar melalui pendekatan Persamaan Dasar 3.2 Dengan mengontrol inteligensi, bakat, status sosial ekonomi dan kemampuan awal, keterampilan psikomotorik siswa yang belajar melalui pendekatan Complete-Cycle lebih tinggi daripada keterampilan psikomotorik siswa yang belajar melalui pendekatan Persamaan Dasar F. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh fakta tentang pendekatan mengajar yang efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran dasar-dasar akuntansi di SMK Al Washliyah 3 Medan. Dari tujuan yang bersifat umum tersebut, tujuan spesifik penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang menunjukkan tentang : 1. Kemampuan kognitif dan keterampilan psikomotorik siswa dalam sistem pembukuan tunggal (Single entry) dan prinsip-prinsip akuntansi baik yang belajar melalui pendekatan complete-cycle maupun dengan Pendekatan Persamaan Dasar. 2. Inteligensi, bakat, status sosial ekonomi dan kemampuan awal siswa baik yang belajar melalui pendekatan complete-cycle maupun dengan yang belajar melalui pendekatan Persamaan Dasar. 3. Pengaruh inteligensi, bakat, status sosial ekonomi dan kemampuan awal terhadap kemampuan kognitif dan keterampilan psikomotorik siswa 13

4. Pengaruh pendekatan Complete-cycle dan pendekatan Persamaan Dasar terhadap kemampuan kognitif dan keterampilan psikomotorik. 5. Perbedaan kemampuan kognitif dan keterampilan psikomotorik antara siswa yang belajar melalui pendekatan complete-cycle dengan yang belajar melalui pendekatan Persamaan Dasar. G. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pengajaran akuntansi sebagai berikut: 1. Bagi guru akuntansi dan pihak-pihak terkait, temuan tentang keunggulan pendekatan complete-cycle diharapkan dapat dijadikan sebagai alternatif pendekatan mengajar dalam pembelajaran Dasar-dasar akuntansi umumnya dan sistem pembukuan tunggal (Single entry ) dan prinsip-prinsip akuntansi pada khususnya. 2. Bagi IKIP dan FKIP, khususnya jurusan pendidikan dunia usaha / IPS program studi akuntansi, merupakan sumbangan pemikiran dalam membina calon tenaga pengajar di SMK Program Studi Akuntansi. 14